SKRIPSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KENGKENG PADA ANAK KELOMPOK B 2 DI TK MEKAR INDAH KENDARI
OLEH
HELMI 2111 4084
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjan Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KENGKENG PADA ANAK KELOMPOK B 2 DI TK MEKAR INDAH KENDARI
HELMI 2111 4084
Kendari,
September 2015
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Sri Astuti, M.Pd
Badaruddin, S.Pd, M.Pd
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Kendari
Hermanto, S.Pd.,M.Pd NIDN. 0919038701 ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KENGKENG PADA ANAK KELOMPOK B 2 DI TK MEKAR INDAH KENDARI Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari Berdasarkan Surat tugas dekan Nomor : 215/TUG/II.0/G.b/2015 Tanggal: 19 Oktober 2015 Dan Dinyatakan Lulus Susunan Tim Penguji
Tanda tangan
1 Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd (Ketua) 2 Hermanto, S.Pd.,M.Pd (Sekretaris) 3 Dr. Rasid, M.Pd (anggota) 4 Dra. Sri Astuti, M.Pd (Anggota) 5 Badaruddin, S.Pd.,M.Pd (Anggota)
Mengetahui: Dekan Fakultas KeGuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari
Awaluddin, S.Pd.,M.Pd Nip. 19780813 200312 1 001
iii
Tanggal
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Helmi
No. STMK
: 2111 4084
Program Studi
: Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri bukan merupakan jiplakan atau hasil plagiat dari tulisan orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil cipalakan atau hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari,
September 2015
Yang membuat pernyataan
Helmi NIM. 2111 4084
iv
” MOTTO DAN PERSEMBAHAN ” Kemarin adalah sebuah kenangan Hari ini adalah sesuatu kenyataan Dan esok……………………………………… Adalah sebuah harapan Terima kasih untukmu wahai sang pemberi ilmu telah kau izinkan aku dengan segenap ilmu yang kumiliki untuk menyelesaikan karyaku ini Dengan segala suka cinta kupersembahkan Untuk kedua orang tuaku, saudara-saudaraku Teman-temanku, Agama dan Almamaterku. Wahai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah SWT) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar. (QS AL-Baqarah, 2 : 152 ) Kemuliaan orang adalah (kehormatannya) adalah akal kedudukannya adalah akhlak. (H. R. Ahmad dan Al-Hakim)
agamanya, harga diri sedangkan ketinggian
Awalilah suatu perbuatan dengan niatlah yang baik berbuatlah sesuatu dengan ikhlas dan sabar dan bersungguhsungguh dalam mengerjakannya karena setiap sesuatu perbuatan adalah tergantung niatnya dan Allah hendak menilai keikhlasan kita.
v
ABSTRAK Helmi (NIM.2111 4084), ”Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Kengkeng Pada anak Kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari”. Hasil Penelitian Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kendari. Pembimbing:(1) Dra. Sri Astuti, M.Pd (2) Badaruddin,S.Pd.,M.Pd. Permasalahan penelitian ini adalah “Apakah melalui permainan kengkeng dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak Kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng di TK Mekar Indah Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 yang dilaksanakan di kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari. Subjek penelitian ini adalah seluruh anak kelas B2 di TK Mekar Indah yang berjumlah 20 anak, terdiri atas 13 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Adapun yang bertindak sebagai guru model adalah peneliti sendiri, berkolaborasi dengan guru yang ada di taman kanak-kanak TK Mekar Indah yang bertindak sebagai observer. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif berupa skor data kemampuan motorik kasar anak dalam bentuk persentase dan data kualitatif berupa aktivitas guru dan anak. Sumber penelitian ini adalah guru dan anak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menghitung kemampuan motorik kasar anak. Kemampuan motorik kasar anak dikatakan meningkat apabila minimal 75% dari seluruh anak telah mencapai kategori BSH. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar di kelompok B2 TK Mekar Indah dapat ditingkatkan melalui permainan kengkeng. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan motorik kasar. Hasil observasi kemampuan motorik kasar anak pada siklus I jumlah anak didik yang tuntas belajar adalah 12 anak atau sebanyak 60% dan kembali meningkat menjadi 18 anak atau 90 % pada siklus II.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sekalipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian skripsi. Penulis
menyadari
sepenuhnya
bahwa penyusunan skripsi ini
banyak
mengalami kesulitan dan hambatan. Namun atas berkat rahmat ALLAH SWT dan berkat banyak bantuan dari banyak pihak baik yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada Ibu Dra. Sri Astuti, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Badaruddin, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan telah memberikan, petunjuk, arahan, dan bimbingan. Demikian pula kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Muhammad Nur, S.P.,M.Si Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari
vii
2. Bapak Awaluddin, S.Pd,.M.Pd
selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari. 3. Bapak Hermanto,S.Pd.,M.Pd selaku ketua Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari 4. Bapak dan Ibu Dosen serta semua staf di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan khususnya staf, dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. 5. Teristimewa tak terhingga kepada Ayahanda Muhammad Nasir dan Ibunda Ine yang telah mencurahkan segenap perhatiannya, kasih sayangnya serta doa yang tiada henti demi kebaikan penulis didunia dan akhirat. 6. Teristimewa kepada saudara-saudaraku Aman dan Dedi, S.E yang telah memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Teristimewah kepada suamiku tercinta Lisdam yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang serta perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini. 8. Anak-anakku tercinta Muhammad Akif, Ade Septiani dan Andara Febriani kalian adalah penyemangat ibu yang selalu menjadi cahaya bagi ibu dalam penyusunan skripsi ini. 9. Terkhusus dan teristimewah kepada anak-anak TK Mekar Indah Kendari yang selalu memberikan semangat serta senyuman manis kepada penulis. 10. Rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2011: Nur Adam, Risna, Linartin, Aenung, Martini, Nanianti, Santi, Rini, Yuli, Puspita Sari dan rekan-rekan lain
viii
yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungannya dan kebersamannya selama ini. 11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, yang namanya tidak sempat penulis cantumkan dalam penulis skripsi ini. Akhiri penulis berdoa semoga semua pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini, mendapatkan petunjuk, lindungan dan keberkahan hidup di dunia dan akhirat kelak, amin.
Penulis
Helmi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii ABSTRAK..............................................................................................................iii MOTTO..................................................................................................................iv KATA PENGANTAR.............................................................................................v DAFTAR ISI ............................................................................................................x BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1 A. B. C. D. E.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................10 A. B. C.
BAB III
Pengertian Motorik Kasar .......................................................... 10 Teori-Teori Permainan .............................................................. 14 Permainan Kengkeng ................................................................. 22
METODE PENELITIAN ....................................................................28 A. B. C. D. E. F.
BAB IV
Latar Belakang ............................................................................. 1 Rumusan Masalah........................................................................ 6 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 Definisi Operasional .................................................................... 8
Setting Penelitian ....................................................................... 28 Faktor yang diselidiki ................................................................ 28 Prosedur Penelitan ..................................................................... 29 Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ........................... 31 Teknik Analisis Data ................................................................. 32 Indikator keberhasilan Kinerja .................................................. 34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................35 A. deskripsi Hasil Penelitian...........................................................35 B. Pembahasan................................................................................46
x
BAB V
PENUTUP............................................................................................51 A. Kesimpulan......................................................................................51 B. Saran.................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................53
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus (Program Semester).................................................................. 64 Lampiran 2 Lembar rencana kegiatan harian (RKH) siklus I pertemuan I............... 66 Lampiran 3 Lembar rencana kegiatan harian (RKH) siklus I pertemuan II............. 68 Lampiran 4 Lembar observasi kegiatan anak didik siklus I pertemuan I..................70 Lampiran 5 Lembar observasi kegiatan anak didik siklus I pertemuan II.................71 Lampiran 6 Lembar observasi guru siklus pertemuan I.......................................... 72 Lampiran 7 Lembar observasi guru siklus pertemuan I.......................................... 74 Lampiran 8 Hasil pengamatan aspek kemampuan motorik anak.............................76 Lampiran 9 Lembar evaluasi perkembangan kemampuan anak siklus I................ 77 Lampiran 10 Lembar rencana kegiatan harian (RKH) siklus II pertemuan I ...........78 Lampiran 11 Lembar rencana kegiatan harian (RKH) siklus II pertemuan II ..........80 Lampiran 12 Lembar observasi kegiatan anak didik siklus II pertemuan I...............82 Lampiran 13 Lembar observasi kegiatan anak didik siklus II pertemuan II........... .83 Lampiran 14 Lembar observasi guru siklus II pertemuan I................................... 84 Lampiran 15 Lembar observasi guru siklus II pertemuan II................................. 86 Lampiran 16 Hasil pengamatan pengembangan motorik anak siklus II.................. 88 Lampiran 17 Hasil evaluasi perkembangan anak siklus II...................................... 90 Lampiran 18 Data perolehan nilai pada obsevasi siklus I........................................91 Lampiran 19 Data perolehan nilai pada obsevasi siklus II.......................................93
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan dasar motorik anak (kasar dan halus), beberapa ahli berpendapat bahwa pada anak usia dini kemampuan dalam melakukan gerakan fisik motorik secara seimbang dan terkoordinasi, melandasi kemampuan kecerdasan anak pada tahap perkembangan selanjutnya. Karena itu anak harus senantiasa diaktifkan dari semua sisi gerak fisik dasar yang dimilikinya, seperti diaktifkan untuk mampu bergerak seimbang kemana ia suka, aktif bermain apa yang ia maui, aktif bernyanyi dengan melakukan variasi gerak fisik/langkah yang ia sukai mengikuti apa yang ia suarakan, aktif bertanya apa yang ia ingin ketahui tentang kemampuan motorik, aktif berlomba bersama teman dalam permainan motorik yang digemarinya, dan aktif dengan permainan-permainan gerak motorik kinestesik lainnya,
yang
kesemuanya
itu,
bagi
anak
merupakan
peletakkan
dasar
kemampuan/keterampilan dan kecerdasan bagi tahap perkembangan berikutnya (Pujiastuti, Adre dan Soemarmo, 2002: 18). Untuk memberikan stimulan yang baik terhadap munculnya berbagai potensi kecerdasan pada anak, khususnya dalam kemampuan dasar motorik anak, maka polapola permainan dan berbagai perlengkapan atau peralatannya seperti permainan kengkeng, memegang peranan yang penting, karena anak usia TK melakukan proses belajarnya melalui kegiatan bermain, Oleh sebab itu, lingkungan pendidikan bagi
xiii
anak termasuk peranan guru anak TK di dalamnya, seharusnya dapat diprogramkan bentuk pelaksanaan pengembangan kemampuan motorik kasar dan melengkapi peralatan permainan berupa permainan kengkeng, dan juga yang terpenting bahwa dengan permainan kengkeng itu dapat memberikan arah stimulan dan bimbingan stimulasi agar berbagai potensi kemampuan motorik anak terus tumbuh dan berkembang ke arah perkembangan optimalnya. Perihal tersebut, menurut Pujiastuti, Adre dan Soemarmo (2002: 19) didasari suatu makna bahwa karena dengan melihat keterampilan motorik atau kecerdasan kinestesik anak, maka akan tampak gambaran kapabilitas kondisi otaknya. Dengan lain perkataan, bahwa semakin aktif, kuat, cepat, fleksibel, dan lincahnya anak berkreasi dalam aktivitas gerak motoriknya, misalnya pada kegiatan bermain kengkeng meniru gerak-gerak dasar dalam olahraga menggunakan alat permainan luar ruangan seperti ayunan, papan jungkitan, bola dunia, tangga pelangi, bak pasir buatan,tangga majemuk, jembatan gantung, gorong-gorong buatan, palang bertingkat, ban-ban bekas yang ditanam, mangkok putar, dan lain sebagainya, maka guru tentu akan mendapatkan gambaran yang bermakna tentang perkembangan motorik kasar atau capaian pengembangan keterampilan kemampuan motorik kasar anak yang diamatinya. Mengenai permainan kengkeng yang dimainkan diluar kelas untuk keperluan pengembangan motorik kasar anak sebagaimana penjelasan diatas dan berdasarkan hasil prapenelitian, nampak pihak lembaga PAUD di TK Mekar Indah Kendari juga
xiv
telah berupaya untuk mempersiapkannya di halaman/di dalam TK bagi anak didiknya. Namun, apabila dikaitkan dengan yang terlaksanakan, guru di TK Mekar Indah dalam hal program pelaksanaan penggunaannya, sejauh ini belum pernah ada kegiatan yang bersifat evaluatif empirik tentang gambaran hasil dan proses pelaksanaan kegiatan penggunaan permainan kengkeng yang dilaksanakan diluar ruangan TK maka dari itu untuk pencapaian perkembangan motorik kasar anak, di TK tersebut telah cukup dimiliki fasilitas kelengkapan Alat Permainan Edukatif (APE) yang layak dimanfaatkan atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas permainan pengembangan motorik kasar anak, dengan cara membiasakan, menstimuli dan melatih gerak fisik-motorik kasar anak agar mencapai taraf perkembangan optimalnya sesuai dengan harapan menggunakan APE tersebut. Mengenai
hal
itu,
bukan
berarti
bahwa
guru
selama
ini
tidak
menyelenggarakan pelaksanaan dan penilaian program kegiatan pengembangan motorik. Guru tentunya melaksanakan hal tersebut secara maksimal, akan tetapi lebih terfokus pada aspek pengembangan kemampuan motorik halus, sementara perkembangan kemampuan motorik kasar anak kurang mendapat perhatian. Menurut informasi yang diberikan guru, hal tersebut dilakukan guru karena untuk memenuhi harapan orang tua anak yang menginginkan anak-anak mereka setelah keluar dari TK tersebut yang telah memperoleh kemampuan-kemampuan dasar dalam hal menulis, membaca dan berhitung yang amat dibutuhkan anak pada jenjang tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) nantinya.
xv
Memahami makna uraian tersebut, maka dapat dikemukakan suatu pemahaman bahwa permainan kengkeng merupakan permainan yang dapat memenuhi kebutuhan program pengembangan kemampuan motorik kasar anak dan merupakan hal yang urgen yang sangat dibutuhkan oleh anak, karena belajar adalah melalui aktivitas bermain, sehingga aktif bermain dengan permainan edukatif menggunakan/memanfaatkan permainan kengkeng itu. Selanjutnya dapat dikatakan pula bahwa upaya pengembangan keterampilan kemampuan gerak motorik yang optimal pada anak, merupakan upaya penting untuk direalisasikan dalam pendidikan untuk kehidupan tumbuh kembang anak. Berdasarkan observasi prapenelitian penulis, hal semacam itu mungkin merupakan salah satu faktor yang membuat anak-anak mengisi saat-saat waktu istirahatnya lebih banyak waktu mainnya difokuskan pada aktivitas permainanpermainan dengan menggunakan APE dalam kelas yang lebih mengarah pada kemampuan dasar calistung. Sehingga, secara umum gambaran kemampuan motorik kasar anak kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari belum nampak pada tingkat capaian yang sesuai harapan atau rata-rata (sejumlah 60% anak) menampakkan kemampuan motorik kasar dengan nilai capaian yang Belum Berkembang atau diberi simbol BB (), selebihnya atau sekitar 30% mencapai nilai capaian perkembangan motorik kasar yang mulai berkembang atau diberi simbol MB () dan selebihnya mencapai nilai capaian Berkembang sesuai harapan dan Berkembang sangat baik atau diberi simbol BSH () dan BSB (). Selain gambaran tersebut, diperoleh
xvi
pula hasil survei awal di mana alokasi waktu program kegiatan harian pengembangan motorik kasar yang dilakukan oleh guru, terlihat masih kurang sehingga kesempatan anak untuk pengulangan dan latihan gerak motorik kasar menjadi sangat terbatas. Dalam proses pemberian stimulasi keterampilan gerak motorik kasar, nampak guru terlihat masih kurang menyentuh penggunaan permainan tradisional kengkeng. Hal ini memberi dampak pula terhadap keberanian anak untuk menggunakan alat bermain luar kelas dalam aktivitas bermainnya di luar ruangan, yang pada akhirnya mempengaruhi taraf nilai pencapaian perkembangan motorik kasar terhadap tagihan indikator-indikator penilaiannya yang secara umum nilai capaiannya berada pada tahap nilai yang “Belum Berkembang” (BB = ). Bertolak dari uraian sebelumnya, maka penting untuk memikirkan upaya penyelenggaraan secara maksimal program kegiatan perkembangan kemampuan motorik kasar anak didik TK tersebut dengan memaksimalkan penggunaan permainan yang cukup tersedia di halaman TK dan layak untuk dimanfaatkan bagi optimalisasi pencapaian perkembangan motorik kasar anak. Selain itu, yang terpenting pula dalam program pelaksanaannya adalah upaya kegiatan yang bersifat evaluatif yang merupakan gambaran empirik, khususnya di TK Mekar Indah Kendari. Gambaran yang dimaksud itu, berupa potret pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan gerak motorik kasar anak yang diharapkan pada penggunaan permainan kengkeng. Kemudian hal tersebut, dapat dijadikan dasar dalam memunculkan rekomendasi bagi guru TK dalam mengembangkan keterampilan gerak dasar motorik
xvii
kasar
anak,
sebagai
dasar
untuk
memotivasi,
mengembangkan
dan
membina/melayani anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itu pula, penulis bersama guru berkehendak mengupayakan hal tersebut yang sekaligus memenuhi keinginan penulis untuk mengadakan suatu penelitian ilmiah dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Kengkeng pada Anak Kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari”.
B.
Rumusan Masalah Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang menjadi
fokus amatan dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui permainan kengkeng dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut di atas, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng pada anak kelompok B2 di TK Mekar Indah Kendari.
D.
Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini, diharapkan nantinya dapat memberi
kontribusi pemikiran yang bermakna dan bermanfaat: 1. Bagi anak TK Mekar Indah : menstimulasi mereka agar memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan berbagai kegiatan bermain sambil latihan menggunakan fisik motorik kasarnya dengan melakukan gerakan-gerakan dasar
xviii
tangan-kaki-kepala-tubuh yang bervariasi, bertahap, dan terkoordinasi, pada permainan kengkeng (Angklek) untuk mengembangkan atau meningkatkan potensi kemampuan motorik kasar yang ada padanya. 2. Bagi Guru (PAUD/TK), terutama di TK Mekar Indah Kendari: agar dapat menjadi
lebih
profesional
dalam
menyelenggarakan
program
kegiatan
pengembangan motorik untuk capaian kinerja belajar dan kompetensi anak didiknya ke arah yang lebih baik, dan diharapkan untuk meningkatkan interaksi positif dan bermakna dengan anak didiknya. 3. Sekolah dan yayasan atau lembaga pengelola pendidikan anak taman kanakkanak, terutama pengelola TK Mekar Indah Kendari, sebagai kontribusi pemikiran yang konstruktif berupa inovasi pembelajaran bidang pengembangan kemampuan motorik kasar anak yang secara operasional cocok dan relevan dengan nuansa permainan motorik yang dibutuhkan untuk pengembangan aspek tumbuh kembang di TK. Selain itu, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran dalam usaha perbaikan dan upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pelaksanaan program kegiatan bidang pengembangan kemampuan motorik kasar anak didiknya. 4. Bagi penulis atau peneliti sendiri sebagai wahana untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kompetensi dalam menulis/menyusun karya ilmiah, serta dalam memahami upaya mengembangkan berbagai dimensi aspek
xix
perkembangan anak, khususnya kemampuan motorik anak di TK dan pemanfaatan permainan kengkeng untuk kegiatan pengembangannya.
E.
Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap istilah yang digunakan,
terlebih dahulu diperjelas batasannya dalam definisi operasional berikut ini: 1. Meningkatkan fisik-motorik yang dimaksudkan adalah salah satu bidang kegiatan program pembelajaran bagi anak didik di TK, yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerak motorik kasar, meningkatkan kemampuan mengelola gerakan motorik, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan fisik/tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil (Kemendiknas, 2010: 41). Pada penelitian ini, tujuan itu merupakan aspek indikator penilaian lingkup perkembangan kemampuan motorik kasar anak kelompok B2 (4-5 tahun) yakni: (1) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan gerak motorik kasar dengan aktivitas permainan gerak dasar motorik kasar dengan menggunakan permainan kengkeng luar ruangan. 2. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak untuk menggunakan berbagai komponen gerak anggota fisik-motoriknya dengan mengandalkan otototot besar, di mana saat menggunakannya, anak dituntut untuk mampu melakukan gerakan-gerakan fisik motorik secara baik dengan sikap yang benar, seperti dalam hal kemampuan motorik kasar, berlari, melompat, bergantung, berayun, berjalan xx
di titian, berjinjit, memanjat, meluncur, merangkak/merayap, kombinasi gerakan motorik serta variasi gerakan tangan-kaki-kepala-tubuh secara terkoordinasi (Suyadi, 2009: 77). 3. Permainan kengkeng adalah merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke-kotak berikutnya. Permainan kengkeng, bisa dimainkan oleh dua sampai 5 anak perempuan dan dilakukan dihalaman rumah, sekolah atau lapangan terbuka lainya. Permainan kengkeng menggunakan senjata yang terbuat dari batu lebar tipis, potongan tehel, atau dari kulit kerang.
xxi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Motorik Kasar 1. Pengertian Motorik Kasar Pengertian dari konsep motorik itu, berasal dari alih bahasa istilah bahasa Inggris, yakni “motor ability”. Kalau motor diterjemahkan menjadi “gerak” terjadi kerancuan makna, sebab istilah “gerak” juga diterjemahkan dari istilah “movement” dan “motion”. Ketiga istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda. Perkembangan motorik itu sendiri, merupakan suatu tahapan pengembangan kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang anak untuk mampu melakukan berbagai aktivitas gerak yang menuntut intervensi keterampilan motorik kasar ataupun kemampuan untuk mengubah beragam posisi tubuh (Gellahue, 2010; dari http;// centre/23/03/2012.html). Menurut Kephart & Singger (Sukintaka, 2004: 78) „motorik‟ merupakan kemampuan gerak motorik karena adanya dorongan dari dalam (internal) yang diarahkan pada beberapa maksud lahiriah/eksternal dalam bentuk keterampilan yang dapat dikategorikan rendah, sedang, ataupun tinggi; sedang gerak atau “movement” merupakan bagian dari kecerdasan kinestetik yakni keterampilan dalam mengolah gerak motorik yang mempunyai pengertian gerak-gerak anggota fisik yang dapat diamati, lebih mementingkan ketangkasan, kekuatan, koordinasi, kecepatan,
xxii
kehalusan dan keindahan (seni gerak), serta ketepatan. Pengertian “motor” pada istilah perkembangan “motorik” (motor development) merupakan gerak dari dorongan internal fisik-mental. Dengan demikian istilah keterampilan motorik dapat diterjemahkan sebagai daya atau kemampuan gerak yang mengandung pengertian penggerak dari dalam diri. Aktivitas gerak fisik-motorik itu sendiri, menurut Nilawati (2002: 37), merupakan setiap gerakan anggota fisik yang dilakukan oleh otot-otot lurik dan menghasilkan pengeluaran sejumlah energi pada berbagai jenis pekerjaan, kegiatan dalam waktu luang, serta aktivitas rutin lainnya sehari-hari, termasuk aktivitas fisik yang dilakukan anak dalam bermain dengan berbagai permainan-permainan edukatif. Bila aktivitas fisik motorik dilakukan secara teratur, maka dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran serta kematangan konsentrasi dan keterampilan motorik. Sedangkan latihan adalah suatu pola/bentuk pembiasaan terhadap aktivitas gerak fisik motorik, yang terencana, mempunyai struktur, melibatkan gerak tubuh-motorik yang berulang-ulang, serta ditujukan untuk maksud dan tujuan mengembangkan keterampilan motorik serta meningkatkan atau memelihara satu atau lebih komponen kesegaran jasmani. Menurut Hurlock (1999: 109), perkembangan motorik, khususnya pada anakanak, merupakan perkembangan koordinasi gerak-fisik atau kontrol keseimbangan terhadap gerak jasmani (bodily-movement) lewat aktivitas anak dalam bermain yang dikoordinasi oleh susunan pusat syaraf, sel syaraf, dan otot-otot. Dengan demikian,
xxiii
Sukinkata (2004: 78), mengemukakan bahwa yang dapat diamati pada penguasaan kemampuan motorik anak ialah perkembangan kemampuan motoriknya, yang merupakan perkembangan kualitas hasil gerak individu seorang anak dalam melakukan aktivitas gerak tertentu, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan dasar motorik kasar anak. Aktivitas gerak, disebut pula latihan keterampilan motorik yang dilakukannya dengan permainan yang dirancang khusus oleh guru menggunakan alat permainan yang juga dirancang khusus. Kemampuan gerak motorik kasar anak adalah kemampuan anak untuk menggunakan
berbagai
komponen
gerak
anggota
fisik-motoriknya
dengan
mengandalkan otot-otot besar dalam memenuhi kebutuhan/kepentingan hidupnya dan mampu mewujudkan gerak motorik apa yang dipikirkan, didengarnya dan dilihatnya untuk pengembangan gerak fisik-motoriknya. Kemampuan gerak motorik kasar anak, merupakan suatu potensi kemampuan yang dibutuhkan anak dalam mempraktekkan berbagai gerakan-gerakan dasar yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan motorik selanjutnya, seperti koordinasi, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan keakuratan menerima rangsangan, sentuhan, dan tekstur (Musfiro, 2008: 50). Kemampuan motorik diartikan Suyadi (2009: 77) sebagai suatu kemampuan di mana saat menggunakannya, anak dituntut untuk mampu melakukan gerakan-gerakan fisik-motorik secara baik dengan sikap yang benar dan mawas seperti dalam hal kemampuan motorik; berlari, melompat, bergantung, berayun,
xxiv
berjalan di titian, berjinjit, memanjat, meluncur, merangkak/merayap, kombinasi gerakan motorik serta variasi gerakan tangan-kaki-kepala-tubuh secara terkoordinasi. Mencermati uraian sebelumnya, dapat dikemukakan bahwa kecakapan gerak motorik kasar atau kemampuan motorik kasar merupakan keterampilan, kemampuan, atau kecerdasan dalam melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan atau aktivitas gerak motorik. Aktivitas gerak tersebut terjadi karena kerja syaraf yang sistematis. Alat indera menerima stimuli, kemudian stimuli tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan/aktivitas kegiatan psikomotorik. Terkait dengan hal itu, Rahyubi (2012: 228) mengemukakan bahwa perkembangan motorik kasar, khususnya pada anak TK, lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh-kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan dengan APE (luar ruangan (outdoor), dapat menjadi pilah yang baik bagi ketepatan kerja jaringan syaraf motorik anak yang baik bagi ketepatan kerja jaringan syaraf motorik anak yang akan membantu anak menghasilkan suatu bentuk aktivitas gerak motorik kasar yang tepat, dalam arti kesesuaian antara stimuli dan responnya terhadap perkembangan kemampuan gerak motorik kasar, sehingga syaraf motorik itu harus senantiasa dilatihkan atau dibiasakan agar tidak kaku. Dengan demikian upaya pelaksanaan program stimulasi pengembangan kemampuan motorik di TK merupakan hal yang urgen untuk dilaksanakan secara
xxv
maksimal, agar perkembangan fisik-motorik anak berkembang secara optimal dengan tampilan kualitas gerak yang baik pula. Jika menghendaki hal tersebut berkembang atau terbentuk ke arah kualitas gerak-motorik yang lebih terkoordinasi baik, maka harus ditumbuhkembangkan kemudian dilatih sejak dini. Dan karena anak gemar bermain maka permainan dengan APE luar kelas merupakan suatu aktivitas kegiatan gerak-motorik yang tak dapat diabaikan.
B.
Teori-Teori Permainan
1.
Teori Rekreasi Teori ini dikembangkan oleh Schaller dan Lazarus, keduanya ilmuwan bangsa
Jerman, yang berpendapat bahwa permainan merupakan kesibukan untuk menenangkan pikiran atau beristirahat. Orang melakukan kesibukan bermain bila mereka bekerja ; maksudnya untuk mengganti kesibukan bekerja dengan kegiatan lain yang dapat memulihkan tenaga kembali. Maka disebut juga teori pemulihan tenaga.] Atau disebut juga teori Istirahat. 2.
Teori Penglepasan Teori ini berasal dari Herbert Spencer, ahli pikir bangsa Inggris. Ia
mengatakan bahwa dalam diri anak terdapat kelebihan tenaga. Sewajarnya ia harus mempergunakan tenaga itu melalui kegiatan bermain. Kelebihan tenaga itu harus dipergunakan, paling tidak harus dilepaskan dalam kegiatan bermain-main. Dengan demikian dapat mencapai keseimbangan dalam dirinya. Teori ini disebut juga sebagai teori kelebihan tenaga (Krachtoverschot-theorie).
xxvi
3.
Teori Atavistis Teori ini berasal dari Stanley Hall, ahli psikologi bangasa Amerika, yang
berpendapat bahwa di dalam perkembangannya, anak melalui seluruh taraf kehidupan umat manusia. Sebelumnya Hackel merumuskan pendapat ini berupa hukum biogenetis. Anak-anak selalu mengulangi apa yang pernah dikerjakan atau diperbuat nenek moyangnya sejak dari masa dahulu sampai kepada keadaan yang sekarang. Karena alasan itulah maka teori ini dinamai atavistis. Dalam bahasa latin, atavus artinya nenek moyang. Jadi atavistis artinya kembali kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami oleh nenek moyang Hall yang banyak mendengarkan teorinya kepada Rousseau dan Darwin, memandang permainan berdasarkan teori rekapitulasi, yaitu sebagai ulangan (rekapitulasi) bentuk-bentuk aktivitas yang dalam perkembangan jenis manusia pernah memegang peranan yang dominan. Menurut teori rekapitulasi perkembangan individu (ontogenesa) adalah ulangan perkembangan jenis manusia (filogenesa). Menurut Hall permainan merupakan sisa-sisa periode perkembangan manusia waktu dulu tetapi yang sekarang perlu sebagai stadium transisi dalam perkembangan individu. Teori rekapitulasi berhasil memberi penjelasan lebih rinci mengenai tahapan kegiatan bermain yang mempunyai urutan yang sama seperti evolusi mahluk hidup.
xxvii
4.
Teori Biologis Teori ini berasal dari Karl Gross, seorang bangsa Jerman. Selanjutnya Dr.
Maria Montessori, pendidik kenamaan bangsa Italia (1870-1952), mengembangkan teori biologis ini. Permainan merupakan tugas biologis (hidup atau hayat). Dengan pedoman pendapat itu, permainan di kalangan anak-anak mempunyai persamaan dengan permainan dalam dunia binatang. Permainan merupakan latihan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan kehidupan, juga dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan dimasa yang akan datang Dasar teori Groos adalah prinsip seleksi alamiah yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Binatang dapat mempertahankan hidupnya karena dia mempunyai keterampilan yang diperoleh melalui bermain. Bayi yang baru lahir juga binatang mewarisi sejumlah instink yang tidak sempurna dan instink ini penting guna mempertahankan hidup. Bermain bermanfaat untuk mahluk yang masih muda dalam melatih dan menyempurnakan instinknya. Jadi tujuan bermain adalah sebagai sarana latihan dan mengelaborasi keterampilan yang diperlukan saat dewasa nanti. Montessori menyebut permainan ini sebagai latihan fungsi-fungsi. Fungsifungsi dilatih dengan cara berlari-lari, dengan cara berjingkrakjingkrak, dan sebagainya. Perasaan senang dalam bermain ini dapat membantu dan mendorong untuk menimbulkan kekuatan-kekuatan yang dibutuhkan. 5.
Teori Psikologi Dalam Teori ini berasal dari Sigmund Freud dan Adler, kedua tokoh itu membahas
permainan dari sudut pandang psikologi dalam. Menurut Freud, permainan
xxviii
merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual. Permainan merupakan bentuk dari pemuasan dari nafsu seksual yang terdapat di komplek terdesak. Sedang menurut Adler, pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di bawah sadar itu sumbernya berasal dari dorongan nafsu berkuasa. Permainan merupakan usaha untuk menutup-nutupi perasaan “harga diri kurang”. 6.
Teori Fenomenologis Profesor Kohnstamm, seorang sarjana Belanda yang mengembangkan teori
fenomenologi
dalam
pedagogik
teoritisnya
menyatakan
bahwa,
permainan
merupakan suatu fenomena atau gej ala yang nyata, yang mengandung unsur-unsur permainan (spels feer). Dorongan bermain merupakan dorongan untuk menghayati suasana bermain itu. Yakni tidak khusus bertujuan untuk mencapai prestasi-prestasi tertentu, akan tetapi anak bermain untuk permainan itu sendiri. Jadi, tujuan permainan adalah permainan itu sendiri. Dalam suasana permainan itu terdapat: 1. Kebebasan 2. Harapan 3. Kegembiraan 4. Unsur Ikhtiar dan; 5. Siasat untuk mengatasi hambatan serta perlawanan.
xxix
3.
Jenis- Jenis Permainan H. Zetzer, seorang ahli psikologi bangsa Jerman, meneliti permainan
dikalangan anak-anak. Tokoh ini menyebutkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: 4.
Permainan Fungsi Dalam permainan ini yang diutamakan adalah gerakannya. Bentuk permainan
ini gunanya untuk melatih fungsi-fungsi gerak dan perbuatan. 1.
Permainan Konstruktif Dalam permainan ini yang diutamakan adalah hasilnya, ada pula yang disebut
permainan destruktif. Bentuk permainan ini lebih bersifat merusak. 2.
Permainan Reseptif Sambil mendengarkan cerita atau melihat-lihat buku bergambar, anak
berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif. 3.
Permainan Peranan Anak itu sendiri memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkannya.
4.
Permainan Sukses Dalam permainan ini yang diutamakan adalah prestasi, untuk kegiatan
permainan ini sangat dibutuhkan keberanian, ketangkasan, kekuatan dan bahkan persaingan. Menurut Drs. Agus Sujanto, jenis-jenis permainan adalah: 1. Permainan Gerak atau Fungsi Yang dimaksud adalah permainan yang mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di dalam bergerak.
xxx
2. Permainan Destruktif Yang dimaksud adalah permainan dengan merusakkan alat-alat permainannya itu. Seakan-akan ada rahasia di dalam alat permainannya dan ia mencari rahasia tersebut. 3. Permainan Konstruktif Yang dimaksud anak senang sekali membangun, disusun balokbalok, satu dan sebagainya menjadi sesuatu yang baru dan dengan itu si anak menemukan kegembiraannya. 4. Permainan Peranan, atau ilusi Yang dimaksud adalah permainan peranan yang di dalamnya, si anak menjadi seorang yang penting. 5. Permainan Reseptif Yang dimaksud adalah apabila orang tuanya sedang menceritakan sesuatu, maka di dalam jiwanya si anak mengikuti cerita dengan menempatkan dirinya sebagai tokohnya. 6. Permainan Prestasi Yang dimaksud adalah di dalam permainan itu si anak berlomba-lomba untuk menunjukkan kelebihannya, baik kelebihan dalam kekuatan, dalam keterampilan maupun dalam ketangkasannya.
xxxi
5.
Fungsi Bermain Sesuai dengan pengertian bermain yang merupakan tuntutan dan bagi
perkembangan anak usia TK, menurut Hartley, Frank, dan Goldenson sebagaimana dikutip oleh Moeslichatoen, ada 8 fungsi bermain bagi anak: 1. Memainkan apa yang dilakukan oleh orang dewasa 2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada dalam kehidupan nyata 3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. 4. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat 5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima 6. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan 7. Mencerminkan pertumbuhan 8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah. Sedangkan menurut Hetherington dan Parke bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan sosial anak. Dengan menampilkan bermacammacam peran, anak berusaha memahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan diambilnya setelah ia dewasa kelak. Sejalan dengan Hetherington dan Parke di atas, Dworetzky (1990) juga mengemukakan fungsi bermain dan interaksi dalam permainan mempunyai peranan penting bagi perkembangan kognitif dan sosial anak. Fungsi bermain tidak saja dapat
xxxii
meningkatkan perkembangan kognitif dan sosial, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral , kreatifitas dan perkembangan fisik anak. Beberapa fungsi bermain antara lain: 1. Mempertahankan keseimbangan 2. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari 3. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang 4. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari 5. Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah 6. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain. Elizabeth B. Hurlock menyebutkan bahwa permainan konstruktif adalah bentuk permainan dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan tujuan yang bermanfaat mela-inkan lebih ditujukan untuk kegembiraan yang diperoleh dari membuatnya (Perkembangan Anak, jilid 1, Elizabeth B. Hurlock, Erlangga, 1991). Ini berarti, anak senang sekali bila dapat membuat dan menghasilkan sesuatu ke dalam bentuk konstruksinya. Abu Ahmad dan Munawar Sholeh menamakan permainan kostruktif itu dengan sebutan permainan bentuk. Artinya, anak mencoba membentuk (konstruksi) suatu karya atau juga merusak (destruksi) suatu karya yang ada karena ingin tahu atau ingin mengubahnya (Psikologi Perkembangan, H, Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Rineka Cipta, Jakarta, 1991). Dalam permainan konstruktif, anak tidak saja membentuk bendabenda menjadi suatu karya, tapi juga membuat benda baru dengan mengubah dari
xxxiii
benda yang ada, sesuai dengan keinginannya. Karena itu, kita sering melihat seorang anak yang 'hobi' membongkar mainannya. Permainan ini, menurut dua pakar di atas, ada tingkatannya, yaitu: -
Membuat sesuatu tapi belum dapat memberi nama.
-
Membuat sesuatu dan memberi nama
-
Menentukan dan membuat nama dulu, sebelum membuat sesuatu.
-
Membuat sesuatu, sudah lengkap agak mirip dengan kondisi bentuk sebenarnya yang
dikehendaki.
Keempat
tingkatan
permainan
konstruktif
tersebut
menyimpulkan, anak mentransformasikan suatu benda atau suatu obyek menjadi suatu bentuk lain.
C.
Permainan Kengkeng Masa kecil adalah masa-masa yang indah untuk dikenang. Saat-saat terbaik
dalam hidup sebelum adanya berbagai hal yang terkadang buat kita ingin lari dari kenyataan. Apalagi kalau masa kecil berada pada akhir tahun 90 an dan awal 2000 an pasti begitu banyak cerita yang membahagiakan dan ingin kembali ke masa itu. Begitu banyak hal yang sulit untuk di lupakan mulai dari permainan, artis idola, acara TV favorit, lagu-lagu favorit yang sesuai dengan usia kita saat itu. Begitu banyak permainan yang menyatukan seseorang bersama teman seperti permainan dengan begitu akrabnya walaupun tanpa gadget dan hal yang canggih lainnya seperti saat ini. Tidak peduli terik matahari ataupun hujan-hujanan, intinya bermain. Adapun jenis-jenis permainan pada masa anak-anak dahulu yang sekarang
xxxiv
menjadi salah satu permainan tradisional yaitu:
Kengkeng, dibutuhkan palele
(biasanya batu) dan gambar untuk bisa kita loncati satu persatu. Ada berbagai macam jenis kengkeng yaitu kengkeng robot, lemari, rumah, tambah. Tapi, pada umumnya yang biasa dimainkan adalah kengkeng robot. Permainan yang ada pada waktu itu seperti melatih kekreatifan kita, terus menyehatkan juga karena seperti sekaligus olahraga, intinya seperti menyatu dengan alam.
Permainan kengkeng
dalam dialek-dialek suatu daerah berarti berjalan
dengan satu kaki. Kegiatan berjalan satu kaki dalam Permainan kengkeng (Engklek) yakni ada yang dilaksanakan sebagai hukuman karena tidak dapat melakukan permainan dengan baik. Tetapi, ada juga yang sifatnya perlombaan. Dilihat dari sifatnya, Permainan kengkeng ini tergolong dalam bentuk permainan yang bersifat untung-untungan (Game Of Change) dan permainan yang bersifat perlombaan (Competitive).Permainan kengkeng
merupakan permainan tradisional lompat-
lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke-kotak berikutnya. Permainan kengkeng, bisa dimainkan oleh dua sampai 5 anak perempuan dan dilakukan dihalaman rumah, sekolah atau lapangan terbuka lainya. Permainan kengkeng menggunakan senjata yang terbuat dari batu lebar tipis, potongan tehel, atau dari kulit kerang.
xxxv
Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus menggambar kotakkotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar lima segi empat dempet vertical kemudian disebelah kanan dan kiri diberi lagi gambar atau bentuk segi empat. Dalam melakukan Permainan kengkeng, seluruh calon pemain membuat sebuah gambar/kotak dalam jarak tertentu. Sebelum bermain, para calon pemain melakukan suit terlebih dahulu. Yang menang suit, akan bermain lebih awal dan yang kalah tentunya menunggu giliran hingga pemain awal dinyatakan up (kalah) dalam permainannya. Dengan kulit kerang yang dijadikan senjata dalam Permainan kengkeng, masing-masing pemain akan berusaha memasukan senjatanya dalam kotak/gambar yang telah dibuat di tanah. Jika salah seorang pemain ada yang lebih dahulu menyelesaikan permainanya, ia akan melemparkan senjata yang dimiliki oleh lawan sejauh mungkin. Sebagai hukuman, pemain yang senjatanya dilemparkan akan mencari senjata miliknya. Dari tempat dimana senjatanya itu jatuh, pemain yang kalah diwajibkan melakukan kengkeng (jalan duduk) hingga ke gambar kotak-kotak yang dibuat ditanah sebelumnya yang disebut dengan Boroa. Selain dalam bentuk yang demikian itu, Permainan kengkeng, juga dimainkan dengan cara berlari satu kaki dari daerah star menuju finish. Untuk mengambil suatu benda yang tekah disepakati, kemudian kembali lagi ke daerah star. Dalam konteks seperti ini, para pemain hanya mengutamakan kecepatan berlari diatas satu kakinya. Pemain yang paling cepat kembali dinyatakan sebagai pemenangnya. Di sinilah Permainan kengkeng bersifat kompetitif.
xxxvi
a. Alat Permainan kengkeng Dalam permainan kengkeng, terdapat alat yang dapat digunakan dalam permainan ini. Dimana alat dalam Permainan kengkeng ini mudah didapatkan dan tidak memerlukan biaya. Adapun alat dalam permainan kengkeng yaitu: 1) Pelataran semen, aspal atau tanah digunakan sebagai tempat untuk menggambar bentuk kotak sebagai media tempat untuk bermain. 2) Anak-anak perempuan. 3) Batu, potongan tehel, atau kerang digunakan sebagai senjata (palele) dalam bermain. 4) Kapur, arang untuk menggambar. 5) Terdiri dari 3 atau 5 orang dalam bermain. 6) Dapat dimainkan dalam bentuk kelompok/perorangan. b. Langkah-Langkah (Aturan main) dalam Permainan kengkeng Bermain permainan kengkeng ini juga memiliki cara bermain sendiri. Dimulai dengan melakukan hompimpa (suit) untuk mendapatkan siapa yang menjadi pemain pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Lalu, pemain pertama akan meloncati diatas/didalam gambar kotak-kotak yang telah dibuat dengan menggunakan palele (senjata) dari masing-masing pemain. Selanjutnya pemain kedua dan ketiga juga akan melakukan hal yang sama. Pemain pertama melakukan kesalahan dalam permainannya, maka dengan sendirinya pemain pertama kalah dan berhenti memainkan permainannya. Setelah itu
xxxvii
pemain kedua akan melakukan gilirannya dalam permainan kengkeng
tersebut,
hingga selanjutnya pemain ketiga, keempat dan seterusnya. Dalam bermain permainan kengkeng ini, apabila pemain terakhir (pemain dari jumlah paling terakhir dalam banyaknya pemain) belum selesai atau kalah dalam pertengahan bermain maka, pemain pertama harus mengulangi lagi permainanya dari awal lagi, begitu juga pemain kedua, ketiga dan seterusnya. Permainan kengkeng ini sangat baik untuk perkembangan anak, karena dengan permainan kengkeng ini kemampuan fisik motorik anak khususnya fisik motorik kasar dapat berkembang dan meningkat. Sehingga anak menjadi lebih lincah, kreatif, dan berani. Dengan permainan ini juga anak diajarkan bagaimana bersosialisasi dalam bermain. Karena dalam permainan melibatkan banyak orang dalam bermain. Dengan bermain kengkeng anak tahu bagaimana mengalah, bagaimana aturan main dalam berkelompok, anak tahu bagaimana menghargai teman dalam bermain dan anak tahu bagaimana anak bergiliran atau belajar sabar dalam bermain. Dalam permainan kengkeng ini juga anak banyak diajarkan dalam hal kemampuan kognitif anak. Karna dalam permainan kengekng ini memiliki berbagai bentuk – bentuk geometri, jadi anak mengetahui bentuk-bentuk yang ada pada gambar kengkeng.
xxxviii
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian Jenis penelitian ini, termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dimana
dalam penelitian PTK ini terdapat tindakan- tindakan yang nantinya akan dapat memperbaiki serta membantu dalam proses belajar mengajar, sehinggaa diharapkan nantinya pembelajaran tersebut akan mengalami peningkatan yang lebih baik. Adapun waktu dan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, pada bulan Juni hingga pada bulan Agustus 2015 semester II tahun ajaran 2014-2015. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B2 TK Mekar Indah Kendari Tahun ajaran 2014-2015 di TK Mekar Indah Kendari. Dengan jumlah murid: 1) Laki-laki = 13 orang, dan 2) perempuan = 7 orang.
B. Faktor yang Diselidiki Untuk lebih memudahkan dalam pemecahan masalah, ada beberapa faktor yang akan diselidiki antara lain: 1. Faktor
anak
didik,
yaitu;
akan
dilakukan
pemantauan
dengan
memperhatikan perkembangan kemampuan motorik kasar anak dan pemahaman anak didik dalam permainan kengkeng dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.
xxxix
2. Faktor guru, yaitu; akan dilakukan pemantauan dan memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran dalam permainan kengkeng
anak
dalam meningkatkan meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. 3. Faktor sumber pelajaran,
yaitu; dengan melihat sumber atau bahan
pelajaran yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan, relevansi materi yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang pelaksanaannya secara bertahap, dalam hal ini peneliti belum memastikan ada berapa tahapan yang akan digunakan. Sebelum pelaksanaan tindakan terlebih dahulu diberikan tes awal yaitu untuk melihat kemampuan awal anak didik mengenai materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan kegiatan: 1) perencanaan; 2) pelaksaaan tindakan; 3) observasi dan evaluasi, serta 4) refleksi (Hopkins, 1993). Secara rinci setiap tahapan kegiatan dijelaskan berikut ini: 1.
Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a) membuat skenario
pembelajaran, (b) membuat lembar observasi, (c) membuat alat bantu pembelajaran, (d) membuat alat evaluasi, dan (e) menyiapkan jurnal untuk refleksi diri. 2.
Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran, yaitu 2 (dua) kali pertemuan untuk setiap siklus.
xl
3.
Observasi dan evaluasi Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti melakukan pengamatan pada saat
pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan evaluasi, yaitu untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan. 4.
Refleksi Hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi,
didiskusikan dan dilihat kelemahan-kelemahan yang ada pada setiap siklus dan akan diperbaiki pada perencanaan siklus berikutnya. Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada rancangan berikut : Selengkapnya siklus penelitian tindakan dapat di gambarkan sebagai berikut: Permasalahan
Terselesaikan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I) Analisis Data I Evaluasi
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I Observasi I (Monitoring)
Belum Terselesaikan
Permasalahan
Terselesaikan
Siklus I
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II)
Refleksi II
Analisis Data II Evaluasi
Belum Terselesaikan
Siklus Selanjutnya
Pelaksanaan Tindakan II Observasi I (Monitoring)
Siklus Lanjutan (Sri Wuryan Aziz, 2000:57)
xli
Siklus II
D.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data adalah anak didik kelas B2 TK Mekar Indah Kendari yang
berjumlah 20 orang anak didik dan 1 orang guru. Data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diambil dengan menggunakan tes hasil belajar, sedangkan data kualitatif diambil dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal refleksi diri. Teknik pengumpulan data yaitu data tentang pelaksanaan permainan kengkeng dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. sedangkan data tentang hasil prestasi belajar anak didik diperoleh melalui tes hasil belajar anak didik.
E.
Teknik Analisis Data Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini maka digunakan analisis
deskriptif yang disajikan secara naratif dan dilanjutkan dengan menggunakan interpretasi hasil analisis. Analisis berkaitan dengan pemberian makna kepada apa yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. Dalam menganalisis data dan memberi penilaian pada setiap indikator aspek pengamatan dalam penelitian tindakan ini, peneliti menggunakan kriteria bentuk penilaian yang selama ini digunakan TK untuk menilai peroses pembelajaran. Hasil yang diperoleh kemudian dicatat dan diakumulasi dalam tabel nilai kemampuan anak. Kategori kemampuan anak dikelompokkan dalam perolehan skor sebagai berikut : Simbol
Singkatan
Keterangan
Skor Nilai
BSB
Berkembang Sangat Baik
4
BSH
Berkembang Sesuai Harapan
3
xlii
MB
Mulai Berkembang
2
BB
Belum Berkembang
1
Dari data tersebut, selanjutnya dilakukan penjumlahan kategori secara individu atau setiap anak untuk melihat ketuntasan secara individu dipersentasekan dengan cara menghitung jumlah nilai Berkembang Sangat Baik (BSB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai Berkembang (MB), dan Belum Berkembang (BB) pada setiap indikator dibagi dengan banyaknya indikator yang diamati kemudian dikali 100% atau dengan formulasi :
Nilai Perolehan =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑆𝐵𝑥 4 + 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑆𝐻𝑥 3 + 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝐵𝑥 2 +(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵𝑥1) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
( Suratno, 2005 : 43) Kriteria: Nilai BSB
: Jika hasil hitungan akhir antara 3,5 – 4,0
Nilai BSH
: Jika hasil hitungan akhir antara 2,5 – 3,4
Nilai MB
: Jika hasil hitungan akhir antara 1,5 – 2,4
Nilai BB
: Jika hasil hitungan akhir antara ,01 – 1,4
(Depdiknas, 1996:26)
Kemudian
dilakukan
perhitungan
ketuntasan
secara
klasikal
untuk
menentukan ketetapan indikator keberhasilan tindakan yang dilakukan. Untuk menentukan keberhasilan tindakan sebagaimana yang dimaksud, maka dilakukan perhitungan keberhasilan ketuntasan anak secara klasikal menggunakan cara sebagai berikut:
xliii
% ketercapaian anak didik =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑆𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝑆𝐻 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 2,50−4,00 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
x 100%
(Sanjaya, 2008:12) Kriteria: Nilai BSB
: Jika hasil hitungan akhir antara 3,50 – 4,00
Nilai BSH
: Jika hasil hitungan akhir antara 2,50 – 3,49
Nilai MB
: Jika hasil hitungan akhir antara 1,50 – 2,49
Nilai BB
: Jika hasil hitungan akhir antara 0,01 – 1,49
(Usman, M. User 1993:75); dan (Depdiknas, 1996:26) Hasil perhitungan tersebut diatas, disesuaikan dengan indikator kinerja yang ditetapkan selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan apakah penelitian yang dilaksanakan dipandang telah terselesaikan atau dilanjutkan ketahap siklus selanjutnya. F.
Indikator Keberhasilan Kinerja
Adapun indikator keberhasilan tindakan yang ditetapkan pada penelitian ini ditentukan bahwa jika sejumlah 75% anak dalam kelas telah dinyatakan tuntas dalam memenuhi tagihan sejumlah indikator penilaiannya.
xliv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah berupa aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam pembelajaran, dan hasil evaluasi kemampuan motorik kasar anak. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang aktivitas pembelajaran dan distribusi kemampuan motorik kasar anak dengan permainan kengkeng berupa rata-rata dan persentase kemampuan motorik kasar anak. Sebelum melakukan tindakan penelitian, peniliti melakukan observasi dan wawancara dengan observer/teman sejawat untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak dan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Hasil observer dan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari masih rendah. Rendahnya kemampuan motorik kasar anak diduga disebabkan oleh teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang tidak sesuai dengan karateristik anak sehingga kefektifan anak dalam proses pembelajaran sangat rendah. Untuk membuktikan hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti mengamati secara langsung kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh hasil xlv
bahwa dari 20 anak yang diamati hanya 12 orang anak yang memiliki kemampuan motorik kasar baik dan 8 orang anak memiliki kemampuan motorik kasar kurang baik. Kemampuan motorik kasar tersebut kemudian dianalisis untuk menetukan kemampuan motorik kasar anak secara keseluruhan. Dari analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari masih rendah, persentase rata-rata kemampuan motorik kasar anak adalah ≤75% atau skor kemampuan motorik kasar anak yang terendah yaitu 45,5%. Rata-rata kemampuan motorik kasar anak tersebut lebih rendah dibanding KKM yang ditetapkan sekolah yakni 75%. Hasil pengamatan langsung tersebut menguatkan dugaan peneliti bahwa kemampuan motorik kasar anak masih rendah, sehingga membutuhkan perbaikan dalam proses pembelajaran. Setelah didiskusikan dengan guru kolaborator, diputuskan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan tehnik permainan kengkeng. 1. Tindakan Siklus I a. Perencanaan Setelah ditetapkan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan tehnik permainan kengkeng, maka kegiatan selanjutnya, adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah berkonsultasi dengan guru sejawat sebagai observer, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
xlvi
1) Membuat rencana kegiatan harian untuk tindakan siklus I. 2) Membuat lembar observasi terhadap guru dan anak selama pelaksanaan proses pembelajaran dikelas. 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Membuat alat evaluasi siklus I b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama adalah lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah dan pertemuan kedua adalah tema lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan motorik kasar anak. Kompetensi dasar yang akan dimiliki anak pada pembelajaran siklus I adalah bermain kengkeng yang memiliki 5 kotak. Hasil belajar yang ingin dicapai pada pembelajaran siklus I pertemuan I adalah : (1) Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman, (2) Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng, (3) Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng, (4) Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng., (5) Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki
dalam bermain
kengkeng. Indikator hasil belajar yang dicapai pada pertemuan kedua adalah : (1) Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng, (2) Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng (3) Anak dapat melompat dalam bermain kengkeng, (4) Anak dapat menjaga keseimbangan
xlvii
tubuh dalam bermain kengkeng, (5) Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng. Guru
mengawali
pembelajaran
dengan
membimbing
anak
mengucapkan salam, bernyanyi dan berdoa sebelum belajar. Guru bercerita tentang tema pelajaran dan menghubungkan materi dengan kegiatan penelitian yaitu menjelaskan tehnik bermain kengkeng yang benar. Guru memotivasi dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan penjelasan guru Tentang sikap anak dalam bermain kengkeng yang baik dan benar. Anak memperhatikan sikap dalam bermain kengkeng yang diucapkan guru. Anak memegang alat (palele) kengkeng satu persatu kemudian bermain dan mencari pasangan sesuai dengan pasangannya dengan sikap yang baik. Pada kegiatan akhir, guru membimbing anak untuk menyimpulkan hasil kegiatan anak. Guru bersama anak berdoa, bernyanyi, dan salam diakhir pembelajaran. c. Observasi 1) Observasi Aktivitas guru Pada awal proses pembelajaran guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada inti pembelajaran guru membimbing anak cara bermain kengkeng. Guru membimbing anak
bermain kengkeng secara baik dan benar. Guru
xlviii
membimbing
anak
bermain
kengkeng
berdasarkan
warna,
guru
membimbing anak bermain kengkeng berdasarkan bentuk gambarnya, guru membimbing anak bermain kengkeng berdasarkan pasangngnya. Catatan penting yang perlu perhatian guru pada siklus I ini untuk ditingkatkan adalah: a) Kurangnya kemampuan guru mengelola alokasi waktu setiap tahap pembelajaran. b) Penyampaian proses pembelajaran kurang runtut dan sistematis c) Guru belum memotivasi anak sehingga tidak menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar. d) Guru tidak memberikan penghargaan pada anak yang memperoleh skor tertinggi. 2) Observasi aktivitas anak Dalam proses pembelajaran siklus I, aktivitas belajar anak diamati observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. Anak diberi penguatan yang memiliki beberapa arahan dalam bermain. Dari permainan yang diberikan oleh guru dari sini dapat dilihat sikap-sikap motorik kasar anak sesama temannya dalam bermain kengkeng. Bagaimana anak bermain dengan temannya, bekerja sama dengan temannya, mau berbagi, saling membantu, mau memijamkan miliknya,
xlix
bagaimana juga anak sabar, mentaati peraturan dalam bermain juga dapat menolong sesama teman dalam bermain kengkeng. 3) Observasi sumber pelajaran Sumber pelajaran yang digunakan atau bahan pelajaran yang digunakan belum sesuai dengan tujuan dan belum relevan dengan apa yang menjadi tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng. Hal ini disebapkan karna guru belum memanfaatkan media pengajaran yang ada, guru hanya monoton pada kegiatan calistung yang diberikan kepada anak. Hal ini juga menjadi salah satu kelemahan dalam meningkatkan kemampuan anak didik. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkunganya (Usman, 1995:5). Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1986:
36)
menyatakan
mental/psikis,yang lingkungannya,
bahwa
berlangsung
yang
belajar dalam
menghasilkan
adalah
suatu
aktivitas
interaksi
aktif
dengan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan skor sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif, konstan dan berbekas. Aktivitas anak pada pelaksanaan kemampuan motorik kasar melalui pembelajaran permainan kengkeng, pada siklus I menunjukkan bahwa
l
keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun, masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara runtut. d. Evaluasi Siklus I Evaluasi
dilakukan
untuk
mendapat
informasi
sejauh
mana
perkembangan kemampuan motorik kasar anak setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I. Hasil evaluasi perkembangan kemampaun motorik kasar anak pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Pada lampiran tersebut menunjukkan bahwa persentase kemampuan motorik kasar anak terendah adalah 45,0 dan yang tertinggi adalah 77,5 sedangkan hasil penelitian yang ingin dicapai pada kemampuan motorik kasar anak adalah 75%. Dari hasil evaluasi siklus I kemudian dianalisis untuk menentukan perkembangan kemampuan motorik kasar anak. Hasil analisis perkembangan kemampuan motorik kasar anak siklus I menunjukkan bahwa anak yang memperoleh perkembangan kemampuan motorik kasar ≥75% berjumlah 12 orang (60%) dan anak yang memperoleh perkembangan kemampuan motorik kasar ≤75% berjumlah 8 orang (40%). Persentase perkembangan kemampuan motorik kasar anak ≥75% adalah pada siklus I mencapai 60% (12 anak) sedangkan anak yang belum mencapai kemampuan motorik kasar anak ≤75% adalah 40% (8 anak). Hasil ini sudah baik, namun
li
belum mencapai indikator keberhasilan dimana sebesar 75% anak harus mencapai perkembangan kemampuan motorik kasar. e. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan siklus 1 dalam dua kali pertemuan, diadakan evaluasi dengan tes. Dari hasil tes siklus 1 kemudian dianalisis untuk menentukkan perkembangan motorik kasar anak. Hasil analisis perkembangan motorik kasar anak siklus 1 menunjukkan bahwa anak yang memperoleh persentase perkembangan ≥75% berjumlah 12 orang (60%), anak yang memperoleh persentase perkembangan ≤75% berjumlah 8 orang (40%). Perkembangan motorik kasar anak pada siklus 1 mencapai 60% sedangkan anak yang belum mencapai perkembangan motorik kasar adalah 40%. Hasil ini sudah baik, namun belum mencapai indikator keberhasilan dimana sebesar 75% anak mencapai perkembangan motorik kasar, maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. 2. Tindakan Siklus II Analisis terhadap observasi dijadikan bahan untuk menentukan tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Setelah diadakan refleksi antara observer dan peneliti maka kelemahan dalam proses pemebelajaran adalah rendahnya perkembangan motorik kasar anak. Perkembangan motorik kasar anak ≥75% pada siklus I mencapai 60% sedangkan anak yang belum mencapai perkembangan motorik kasar ≤75% adalah 40%. Untuk meningkatkan perkembangan motorik
lii
kasar anak pada pembelajaran siklus II, maka hal-hal yang harus dilakukan guru sebagai langkah perbaikan permasalahan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: 1) Mengalokasikan waktu pembelajaran dengan baik. 2) Melaksanakan proses pembelajaran dengan runtut dan sistematis. 3) Memotivasi anak untuk menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar. 4) Memberikan penghargaan pada anak yang memperoleh perkembangan motorik kasar tinggi. a. Perencanaan Dalam
perencanaan
dsini
bagaimana
strategi
setelah
indikator
keberhasilan pada pembelajaran siklus I belum tercapai, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlikan pada saat pelaksanaan tindakan siklus II. Setelah berdiskusi dengan guru kolaborator, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Membuat rencana kegiatan harian untuk tindakan siklus II dengan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi pada siklus I. 2) Membuat instrumen observasi aktivitas guru dan anak selama proses pembelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran 4) Membuat alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II
liii
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran silkus II Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I adalah tema lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan motorik kasar anak. Kompetensi dasar yang akan dimiliki siswa pada pembelajaran siklus II adalah perkembangan motorik kasar. Hasil belajar yang ingin dicapai dari pembelajaran siklus II adalah: (1) Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng, (2) Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng (3) Anak dapat melompat dalam bermain kengkeng, (4) Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng, (5) Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng. Guru mengawali pembelajaran dengan membimbing anak mengucapkan salam, bernyanyi dan berdoa sebelum belajar. Guru bercerita tentang lingkungan dan menghubungkan materi dengan kegiatan penelitian yaitu menjelaskan tehnik bermain
kengkeng.
Guru
memotivasi
dan
mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan penjelasan guru tentang tehnik bermain kengkeng. Anak memperhatikan permainan kengkeng yang diperlihatkan guru. Anak memegang alat yang dijadikan media kemudian bermain satu persatu secar baik dan benar berdasarkan bentuk, warna maupun gambarnya.
liv
Pada kegiatan akhir, guru membimbing anak untuk menyimpulkan hasil kegiatan permainan kengkeng. Guru bersama anak berdoa, bernyanyi dan bersalam diakhir pembelajaran. c. Observasi 1) Observasi Aktivitas Guru Pada proses pembelajaran, guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing anak bermain kengkeng. Guru membimbing anak dengan baik untuk bermain kengkeng dengan baik dan benar. Proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah disiapkan. Catatan penting yang perlu perhatian guru pada siklus II ini untuk lebih ditingkatkan adalah: a) Kemampuan
guru
mengelola
alokasi
waktu
setiap
tahap
pembelajaran. b) Penyampaian proses pembelajaran kurang runtut dan sistematis c) Guru lebih memotivasi anak sehingga tidak menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar. d) Guru selalu memberikan penghargaan pada anak yang memperoleh skor tertinggi.
lv
2) Observasi Aktivitas Anak Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar anak diamati observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. Anak bermain kengkeng dengan baik dan benar. Anak bermain bersama teman dengan baik dan melihat susunan bentuk kengkeng sesuai dengan bentuknya. 3) Observasi sumber pelajaran Sumber pembelajaran yang digunakan yakni media alat permainan kengkeng sudah sesuai dengan tujuan dan relevan dengan materi yang digunakan
di
dalam
proses
pembelajaran
dalam
meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak di kelompok B2 TK Mekar Indah Kendari. Kemudian sumber pelajaran yang digunakan atau bahan pelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan dan telah relevan dengan apa yang menjadi tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng. Hal ini disebapkan karna guru telah memanfaatkan media pengajaran yang ada, guru telah berkerasi pada kegiatan yang diberikan kepada anak. Hal ini juga menjadi salah satu peningkatan dalam meningkatkan kemampuan anak didik. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkunganya (Usman, 1995:5). Belajar sebagai suatu
lvi
proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1986:
36)
menyatakan
mental/psikis,yang lingkungannya,
bahwa
berlangsung
yang
belajar dalam
menghasilkan
adalah
suatu
aktivitas
interaksi
aktif
dengan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan skor sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif, konstan dan berbekas. Aktivitas anak pada pelaksanaan kemampuan motorik kasar melalui pembelajaran permainan kengkeng, pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun, masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara runtut. d. Evaluasi Siklus II Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, guru mengadakan evaluasi. Dari hasil evaluasi siklus II kemudian dianalisis untuk menetukan kemampuan motorik kasar anak. Hasil evaluasi kemampuan motorik kasar anak pada siklus II, dapat dilihat pada lampiran. Dimana
lampiran
tersebut
menunjukkan
bahwa
persentase
kemampuan motorik kasar anak terendah adalah 70,0 dan yang tertinggi adalah 85,0. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus II, anak yang memperoleh kemampuan motorik kasar anak ≤75% berjumlah 2 orang (10%), anak yang memperoleh kemampuan motorik kasar
lvii
≥75% berjumlah 18 orang (90%). Kemampuan motorik kasar anak 75% pada siklus II mencapai 90% sedangkan anak yang belum mencapai persentase kemampuan motorik kasar ≤75% adalah 10%. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan kemampuan motorik kasar anak pada evaluasi siklus I, ini berarti bahwa indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai. e. Refleksi Hasil observasi pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Aktivitas mengajar guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran. Aktivitas anak dalam pembelajaran sudah baik juga, dimana anak sudah aktif dalam permainan kengkeng . Proses pembelajaran yang baik pada
siklus II berpengaruh pada
peningkatan hasil belajar anak. Kemampuan motorik kasar anak pada siklus II mencapai 90% sedangkan anak yang belum mencapai kemampuan motorik kasar ≤75% adalah 10%. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan kemampuan motorik kasar anak pada evaluasi siklus I. Perkembangan kemampuan motorik kasar anak pada pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian.
lviii
B. Pembahasan Hasil Penelitian Jadi dalam permainan kengkeng ini sangat baik untuk perkembangan anak, karena dengan permainan kengkeng ini kemampuan fisik motorik anak khususnya fisik motorik kasar dapat berkembang dan meningkat. Sehingga anak menjadi lebih lincah, kreatif, dan berani. Dengan permainan ini juga anak diajarkan bagaimana bersosialisasi dalam bermain. Karena dalam permainan melibatkan banyak orang dalam bermain. Dengan bermain kengkeng anak tahu bagaimana mengalah, bagaimana aturan main dalam berkelompok, anak tahu bagaimana menghargai teman dalam bermain dan anak tahu bagaimana anak bergiliran atau belajar sabar dalam bermain. Dalam permainan kengkeng ini juga anak banyak diajarkan dalam hal kemampuan kognitif anak. Karna dalam permainan kengekng ini memiliki berbagai bentuk – bentuk geometri, jadi anak mengetahui bentuk-bentuk yang ada pada gambar kengkeng. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua (2) siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru pada siklus I menunjukkan bahwa permainan kengkeng belum sempurna, masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan observer terhadap guru (peneliti) yang menunjukan adanya hal-hal yang belum sepenuhnya terlaksana dengan sistematis, seperti
lix
penyampain materi pembelajaran kurang runtut dan sistematis, kurangnya motivasi anak untuk mengikuti pelajaran sehingga kurang menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar. Selain itu guru/peneliti kurang mengorganisasikan waktu sehingga langkah pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkunganya (Usman, 1995:5). Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1986: 36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis,yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan skor sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif, konstan dan berbekas. Aktivitas anak pada pelaksanaan kemampuan motorik kasar melalui pembelajaran permainan kengkeng, pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun, masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara runtut. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah berupa aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam pembelajaran, dan hasil evaluasi kemampuan motorik kasar anak. Data-data tersebut dianalisis dengan
lx
menggunakan statistik deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang aktivitas pembelajaran dan distribusi kemampuan motorik kasar anak dengan permainan kengkeng berupa rata-rata dan persentase kemampuan motorik kasar anak. Sebelum melakukan tindakan penelitian, peniliti melakukan observasi dan wawancara dengan observer/teman sejawat untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak dan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Hasil observer dan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari masih rendah. Rendahnya kemampuan motorik kasar anak diduga disebabkan oleh teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang tidak sesuai dengan karateristik anak sehingga kefektifan anak dalam proses pembelajaran sangat rendah. Untuk membuktikan hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti mengamati secara langsung kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh hasil bahwa dari 20 anak yang diamati hanya 12 orang anak yang memiliki kemampuan motorik kasar baik dan 8 orang anak memiliki kemampuan motorik kasar kurang baik. Kemampuan motorik kasar tersebut kemudian dianalisis untuk menetukan kemampuan motorik kasar anak secara keseluruhan. Dari analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B2 TK Mekar Indah Kota Kendari masih rendah, persentase rata-rata kemampuan
lxi
motorik kasar anak adalah ≤75% atau skor kemampuan motorik kasar anak yang terendah yaitu 45,5%. Rata-rata kemampuan motorik kasar anak tersebut lebih rendah dibanding KKM yang ditetapkan sekolah yakni 75%. Hasil pengamatan langsung tersebut menguatkan dugaan peneliti bahwa kemampuan motorik kasar anak masih rendah, sehingga membutuhkan perbaikan dalam proses pembelajaran. Setelah didiskusikan dengan guru kolaborator, diputuskan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan tehnik permainan kengkeng. Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, maka hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar peneliti untuk melakukan perbaikan pada silkus II. Dengan perbaikan tersebut, aktivitas anak pada siklus II sudah mengalami peningkatan terutama keberanian menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan anak sudah dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan tehnik permainan kengkeng. Hasil observasi pada siklus II, guru dan anak telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai yang diharapkan, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah diperbaiki. Guru/peneliti sudah mampu mengorganisasikan waktu pembelajaran dengan baik sehingga penggunaan waktu sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pernyataan ini sejalan dengan Sanjaya (2008: 27), untuk merencanakan pembelajaran, alokasi waktu yang diperlukan untuk mempelajari satu materi pelajaran perlu ditentukan.
lxii
Penentuan alokasi waktu sangat bergantung pada keleluasaan materi serta tingkat kepentingan dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Selain itu, guru sudah mampu menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar, dan anak sudah terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng sudah lebih baik dibandingkan
dengan
siklus
I.
Hasil
refleksi,
dalam
hal
ini
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II. Langkah perbaikan yang menjadi perhatian guru pada siklus II, yakni: peningkatan kemampuan guru dalam mengelola waktu pada setiap langkah pembelajaran, meningkatkan cara penyampaian proses pembelajaran sehingga proses pelajaran dapat disajikan dengan runtut dan sistematis, peningkatan pemberian motivasi kepada anak agar anak dalam mengikuti pembelajaran dengan kondisi yang ceria dan antusias, serta peningkatan pemberian kesempatan pada anak untuk bertanya agar dalam proses pembelajaran ada umpan balik dari anak maupun guru. Berdasarakan evaluasi yang dilakukan pada setiap siklus, diperoleh hasil bahwa kemampuan motorik kasar anak meningkat secara signifikan. Perkembangan kemampuan motorik kasar anak pada siklus I menunjukkan bahwa anak yang memperoleh perkembangan kemampuan motorik kasar ≥ 75% sebanyak 12 orang, sedangkan anak yang memperoleh perkembangan
lxiii
kemampuan motorik kasar ≤75% sebanyak 8 orang. Kemampuan motorik kasar anak pada siklus I sudah meningkat yang mencapai 75% akan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Ketidaktuntasan dari beberapa anak tersebut diakibatkan kurangnya perhatian anak pada saat mengikuti pelajaran. Evaluasi yang dilakukan pada siklus II diperoleh hasil bahwa anak yang memperoleh perkembangan kemampuan motorik kasar anak ≥75% sebanyak 18 orang (90%). Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kemampuan motorik kasar siklus I dan siklus II yaitu sebesar 18 orang anak yaitu mencapai ≥75% indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai. Adanya peningkatan aktivitas anak yang signifikan dari siklus I sampai siklus II karena anak sudah mampu bersosialisasi dengan baik bahkan sebagian besar anak sudah dapat menyelesaikan permainan kengkeng dengan baik. Pada pembelajaran permainan kengkeng menjadi lebih menarik karena guru tidak secara monoton tampil dalam posisi sebagai sumber informasi dan penentu kebijakan dalam pembelajaran, tetapi keterlibatan secara sepenuh anak dalam berpikir dan proses pencairan pengetahuan akan merangsang daya ingat yang lebih lama dan permanen sebagai anak. Melalui permainan kengkeng seperti ini, setiap anak bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi
lxiv
sehingga anak memperoleh pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama di ingat. Melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan mereka sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan, dan kemudian mereka menemukan jawaban, kadangkala ada anak merasa emosional, sementara pada saat yang lain secara diam-diam saja. Kemudian aktivitas guru pada proses pembelajaran dimana
guru
menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing anak bermain kengkeng. Guru membimbing anak dengan baik untuk bermain kengkeng dengan baik dan benar. Proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah disiapkan. Kemudian dalam aktivitas Anak dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar anak diamati observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. Anak bermain kengkeng dengan baik dan benar. Anak bermain bersama teman dengan baik dan melihat susunan bentuk kengkeng sesuai dengan bentuknya. Observasi sumber pelajaran atau sumber pembelajaran yang digunakan yakni media alat permainan kengkeng sudah sesuai dengan tujuan
dan
relevan dengan materi yang digunakan di dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di kelompok B2 TK Mekar Indah Kendari. Kemudian sumber pelajaran yang digunakan atau bahan
lxv
pelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan dan telah relevan dengan apa yang menjadi tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan kengkeng. Hal ini disebapkan karna guru telah memanfaatkan media pengajaran yang ada, guru telah berkerasi pada kegiatan yang diberikan kepada anak. Hal ini juga menjadi salah satu peningkatan dalam meningkatkan kemampuan anak didik. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkunganya (Usman, 1995:5). Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1986: 36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis,yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan skor sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif, konstan dan berbekas. Aktivitas anak pada pelaksanaan kemampuan motorik kasar melalui pembelajaran permainan kengkeng, pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun, masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara runtut.
lxvi
Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama adalah lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah dan pertemuan kedua adalah tema lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan motorik kasar anak. Kompetensi dasar yang akan dimiliki anak pada pembelajaran siklus I adalah bermain kengkeng yang memiliki 5 kotak. Hasil belajar yang ingin dicapai pada pembelajaran siklus I pertemuan I adalah : 1) Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman, 2) Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng, 3) Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng, 4) Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng, 5) Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki
dalam
bermain kengkeng. Indikator hasil belajar yang dicapai pada pertemuan kedua adalah : 1) Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng, 2) Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng 3) Anak dapat melompat dalam bermain kengkeng, 4) Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng, 5) Anak
dapat
melompat
dengan
dalam bermain kengkeng.
lxvii
menggunakan
satu
kaki
c
Guru
mengawali
pembelajaran
dengan
membimbing
anak
mengucapkan salam, bernyanyi dan berdoa sebelum belajar. Guru bercerita tentang tema pelajaran dan menghubungkan materi dengan kegiatan penelitian yaitu menjelaskan tehnik bermain kengkeng yang benar. Guru memotivasi dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan penjelasan guru Tentang sikap anak dalam bermain kengkeng yang baik dan benar. Anak memperhatikan sikap dalam bermain kengkeng yang diucapkan guru. Anak memegang alat (palele) kengkeng satu persatu kemudian bermain dan mencari pasangan sesuai dengan pasangannya dengan sikap yang baik. Pada kegiatan akhir, guru membimbing anak untuk menyimpulkan hasil kegiatan anak. Guru bersama anak berdoa, bernyanyi, dan salam diakhir pembelajaran. Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I adalah tema lingkungan dengan sub tema lingkungan sekolah. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan motorik kasar anak. Kompetensi dasar yang akan dimiliki siswa pada pembelajaran siklus II adalah perkembangan motorik kasar. Hasil belajar yang ingin dicapai dari pembelajaran siklus II adalah: (1) Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng, (2) Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng (3) Anak dapat melompat dalam bermain kengkeng, (4) Anak dapat menjaga
lxviii
keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng, (5) Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng. Guru
mengawali
pembelajaran
dengan
membimbing
anak
mengucapkan salam, bernyanyi dan berdoa sebelum belajar. Guru bercerita tentang lingkungan dan menghubungkan materi dengan kegiatan penelitian yaitu menjelaskan tehnik bermain kengkeng. Guru memotivasi dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan penjelasan guru tentang tehnik bermain kengkeng. Anak memperhatikan permainan kengkeng yang diperlihatkan guru. Anak memegang alat yang dijadikan media kemudian bermain satu persatu secar baik dan benar berdasarkan bentuk, warna maupun gambarnya. Pada kegiatan akhir, guru membimbing anak untuk menyimpulkan hasil kegiatan permainan kengkeng. Guru bersama anak berdoa, bernyanyi dan bersalam diakhir pembelajaran. Catatan penting yang perlu perhatian guru pada siklus I ini untuk ditingkatkan adalah: a) Kemampuan
guru
mengelola
alokasi
waktu
setiap
pembelajaran. b) Penyampaian proses pembelajaran lebih runtut dan sistematis
lxix
tahap
c) Guru selalu memotivasi anak sehingga tidak menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar. d) Guru dapat memberikan penghargaan pada anak yang memperoleh skor tertinggi.
lxx
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi awal pada anak TK Mekar Indah kendari bahwa kemampuan motorik kasar anak, hanya mencapai 25%, hal ini disebapkan karena proses pembelajaran yang digunakan masih bersifat konseptual dan berpusat pada guru. Setelah diadakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan motorik kasar anak maka hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan motorik kasar anak kelompok B 2 di TK Mekar Indah kendari dapat ditingkatkan melalui teknik permainan kengkeng. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan motorik kasar anak pada obesvasi awalnya meningkat menjadi 75%. Pada siklus I terdapat 8 orang anak atau ≤75% yang belum mencapai indikator keberhasilan dan 12 orang anak atau ≥75% yang mencapai indikator keberhasilan. Adanya tindakan siklus II karena pada silkus I terdapat beberapa anak yang belum memahami sikap dalam bermain dan guru kurang memotivasi atau membimbing anak dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I sehingga peneliti melanjutkan tindakan pada siklus II. Dan pada siklus II terdapat 18 orang anak atau ≥75% yang mencapai indikator keberhasilan dan 2 orang anak atau ≤75% yang belum mencapai indikator keberhasilan. Dalam penelitian ini peniliti telah mencapai keberhasilan yaitu 75%.
lxxi
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Kepada rekan guru untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan teknik permainan kengkeng. 2. Kepada para peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan penelitian serupa atau lebih meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. 3. Guru disarankan untuk selalu mencoba pembelajaran inovatif dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.
lxxii
DAFTAR PUSTAKA Aziz, Wuryan Sri. 2000. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Jakarta. Erlangga. Breda Clayne 2012.Menstimulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak.diakses dari http;//produsen alat peraga pendidikan.blodetik.com/index.2012 Djamarah, dkk. 1995. Arti Manfaat Kubus bagi Dunia anak. Jakarta. Rineka Cipta. Desmita. 2009. Bahasa anak Usia Dini dan Permainan bagi anak Taman Kanakkanak. Jakarta. Rineka Cipta. Deporter. 1999. Bahasa Linguistik. Jakarta. PT. Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013. Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (GBPKBTK). Jakarta. Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences : The Theory in Pratice A Reader. New York; basic books. Gunawan. 2003. Otak dan Bahasa anak. Jogjakarta. Rineka Cipta. Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences : The Theory in Pratice A Reader. New York; basic books. http://P4tk Drama.Org/2011/11/11/Mengasah-kecerdasan-Konstrukti-DramaLogis.Com. http:/www.tipskeluarga.com/2011/11/01/tips-meningkatkan motorik kasar anak. http;//pembelajaran-anak-Kengkeng bagi anak usia dini.blogspot.com. Hurlock. 1997. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Jakarta. Penerbit Erlangga Muchlisin, Baidatul.2009. Fun Games Ford Kids; 101 Jenis Permainan Rekreatif Dan Edukatif Untuk Anak. Jogjakarta. Penerbit Power Books. Musfiro, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan Motorik Anak(Stimulasi Multiple Intelligences Anak Usia Taman KanaKanak). Jakarta. Departemen Pendididkan Nasional.
lxxiii
Paimir, Joala Ekaningsih. 1998. Agar Anak pintar ( perkembangan motorik ). Jakarta.Puspa swara. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Sujiono, Yuliani Nurani, dkk,2005. Materi Pokok Metode Pengembangan Bermain Peran; 1 – 12 PGTK. Cetakan 11 ; Jakarta : Lembaga Penerbitan Universitas Terbuka. Surisumantri, Jujuns. 1982. Permainan Tradisional Engklek (Kengkeng) Ditamank Kanak-Kanak. Pustaka Sinar Harapan. Suyadi.,2009. Permainan peran yang Mencerdaskan. The Power of Smart Games for Children. Asah Potensi dan Kecerdasan Anak dengan Pola-Pola Permainan Menyenangkan melaui Pendekatan BCCT dalam PAUD. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).
lxxiv
Lampiran 3. Hasil Pengamatan Aspek Kemampuan Motorik Kasar Anak Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I Bidang Pengembangan Tema / Sub Tema Waktu Penilaian No 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.
: Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Kengkeng : Lingkungan/Lingkungan sekolah : Saat Kegiatan Pembelajaran Berlangsung
Indikator Penilaian / Pengamatan Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dalam bermain kengkeng Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Deskriptor Anak belum dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak belum dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak belum dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Anak belum dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat dalam bermain kengkeng Anak belum dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Kendari, Agustus 2015 Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd Lampiran 4.
lxxv
Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Proses Pembelajaran Di Tk Mekar Indah Kendari Siklus I Pertemuan I NO.
URAIAN
A
KEGIATAN GURU
1. 2. 3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
YA/ TIDAK
Ya Tidak Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
lxxvi
URAIAN
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membiarkan anak dalam bermain kengkeng tanpa ada bimbingan Guru hanya melihat anak menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru tidak membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru tidak mengajarkan anak cara menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Guru member contoh pada anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Kendari, Agustus 2015 Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd
lxxvii
Lampiran 5.
Lembar Observasi Kegiatan Anak Pada Proses Pembelajaran TK Mekar Indah Kendari Siklus I Pertemuan I A.
KEGIATAN ANAK
YA TIDAK
1.
Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman
Tidak
2.
Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng
Ya
3.
Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng
4.
5.
Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng.
Tidak
Ya
Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat
Ya
7.
Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng
Ya
8.
Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
Tidak
6.
9.
10.
Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
lxxviii
URAIAN Anak masih bermain sendiri dalam permainan kengkeng Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak hanya asal melempar dengan tangannya dalam bermain kengkeng (tanpa arah) Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak belum dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat secara baik dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak belum bisa menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Lampiran 7. Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Proses Pembelajaran Di Tk Mekar Indah Kendari Siklus I Pertemuan II NO.
URAIAN
A
KEGIATAN GURU
1. 2. 3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
YA/ TIDAK
Ya Ya Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
lxxix
URAIAN
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing anak dalam bermain kengkeng tanpa ada bimbingan Guru hanya melihat anak menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru tidak membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru tidak mengajarkan anak cara menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
12.
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
Guru member contoh pada anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Kendari, Agustus 2015 Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd
lxxx
Lampiran 8. Lembar Observasi Kegiatan Anak Pada Proses Pembelajaran Tk Mekar Indah Kendari Siklus I Pertemuan II A.
KEGIATAN ANAK
YA TIDAK
1.
Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman
Tidak
2.
Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng
Ya
3.
Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng
4.
Tidak
Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng.
Ya
Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng
Ya
Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat
Ya
7.
Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng
Ya
8.
Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
Tidak
5.
6.
9.
10.
Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Tidak
lxxxi
URAIAN Anak masih bermain sendiri dalam permainan kengkeng Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak hanya asal melempar dengan tangannya dalam bermain kengkeng (tanpa arah) Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat secara baik dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak belum bisa menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak belum dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Lampiran 9. Hasil Evaluasi Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B2 Tk Mekar Indah Siklus I Jumlah perolehan nilai
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Inisial Anak
Syawal Cali Ardan Jihan Anisa Tasya Aisya Amel Once Aglin Eca Nabila Ana Alif Nada Fita Farhan Rasya Anika Qayum
BSB
4x4 2x4 4x4 2x4 2x4 2x4 4x4 4x4 6x4 6x4 7x 4 2x 4 4x4 2x4 4x4 4x4 6x4 2x4 6x4 2x4
BSH
3x3 3x3 3x3 1x3 3x3 1x3 3x3 4x3 4x3 4x3 3x3 3x3 4x3 1x3 4x3 5x3 4x3 2x3 4x3 2x3
MB
2x2 2x2 2x2 3x2 2x2 3x2 2x2 2x2 0x2 0x2 0x2 2x2 2x2 3x2 2x2 1x2 0x2 2x2 0x2 2x2
Jumlah Penambahan Dari Perkalian Tiap Bobot
BB
1x1 3x1 1x1 4x1 3x1 4x1 1x1 0x1 0x1 0x1 0x1 3x1 0x1 4x1 0x1 0x1 0x1 4x1 0x1 4x1
BSB
BSH
MB
BB
16 8 16 8 8 8 16 16 24 24 28 8 16 8 16 16 24 8 24 8
9 9 9 3 9 3 9 12 12 12 9 9 12 3 12 15 12 6 12 6
4 4 4 6 4 6 4 4 0 0 0 4 4 6 4 2 0 4 0 4
1 3 1 4 3 4 1 0 0 0 0 3 0 4 0 0 0 4 0 4
Jumlah nilai BSBx4+BSHx 3+MBx2+BB x1 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36 37 24 32 21 32 33 36 22 36 22
Perolehan Nilai
Jumlah Siswa Tuntas ( Kemampuan Motorik Kasar ≥75% ) : 12 anak Jumlah Siswa Belum Tuntas ( Kemampuan Motorik Kasar ≤75%) : 8 anak Persentase Anak Tuntas :12/20 X 100% = 60% Persentase Anak Belum Tuntas : 8/20 X 100 = 40%
lxxxii
3,0 2,4 3,0 2,1 2,4 2,1 3,0 3,2 3,6 3,6 3,7 2,4 3,2 2,1 3,2 3,3 3,6 2,2 3,6 2,2
Lampiran 10. Hasil Evaluasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Siklus I
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah Penambahan Dari Perkalian Tiap Bobot
Inisial Anak
Syawal Cali Ardan Jihan Anisa Tasya Aisya Amel Once Aglin Eca Nabila Ana Alif Nada Fita Farhan Rasya Anika Qayum
BSB
BSH
MB
BB
16 8 16 8 8 8 16 16 24 24 28 8 16 8 16 16 24 8 24 8
9 9 9 3 9 3 9 12 12 12 9 9 12 3 12 15 12 6 12 6
4 4 4 6 4 6 4 4 0 0 0 4 4 6 4 2 0 4 0 4
1 3 1 4 3 4 1 0 0 0 0 3 0 4 0 0 0 4 0 4
Jumlah nilai BSBx4+BSHx 3+MBx2+BB x1 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36 37 24 32 21 32 33 36 22 36 22
Jumlah anak yang tuntas (Kemampuan Motorik =BSB/BSH) Jumlah anak belum tuntas (Kemampuan Motorik =BB/MB) Persentase keberhasilan anak Persentase anak yang belum berhasil
lxxxiii
Perolehan Nilai
Keterangan
3,0 2,4 3,0 2,1 2,4 2,1 3,0 3,2 3,6 3,6 3,7 2,4 3,2 2,1 3,2 3,3 3,6 2,2 3,6 2,2
BSH MB BSH MB MB MB BSH BSH BSB BSB BSB MB BSH MB BSH BSH BSB MB BSB MB
: 12 Anak : 8 Anak : 12/20 x100% = 60 % : 11/20 x100% = 40 %
Lampiran 11. Data Perolehan Nilai Pada Observasi Siklus I No
Inisial Anak
1
Syawal
2
Cali
3
Ardan
4
Jihan
5
Anisa
6
Tasya
7
Aisya
8
Amel
9
Once
Kriteria Penilaian BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH
A √ √ √ √ √ √ √ √ √
B √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
C √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
lxxxiv
D √ √ √ √ √ √ √ √ √
Indikator E F √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
G √ √ √ √ √ √ √ √ √
H √ √ √ √ √ √ √ √ √
I √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
J √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
10
Aglin
11
Eca
12
Nabila
13
Ana
14
Alif
15
Nada
16
Fita
17
Farhan
18
Rasya
20
Anika
MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
lxxxv
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
1
Anak 1
BSH MB BB BSB BSH MB BB
√ √ -
√ -
√ √ -
lxxxvi
√ √ -
√ √ -
√ √ -
√ √ -
√ -
√ √ -
√ √ -
Lampiran 12. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) TK MEKAR INDAH KENDARI SIKLUS I PERTEMUAN II Semester/Minggu Ke : I (satu)/ 4 Hari/Tanggal : Selasa / Maret 2015 Tema/Sub Tema : Lingkunganku/Keluargaku Wakt u 07.0007.15 07.1507.30 07.3008.00
Muatan/Mater i Pembelajaran
Alat dan Bahan
Evaluasi
Penjemputan Anak Apel Pagi I. Doa harian Disiplin/ aturan tata tertib Kegunaan identitas diri untuk keperluan Kreatif Sabar Kerja sama dengan teman Konsep kegunaan identitas diri
08.0009.00
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Mengucap Salam Kuis Doa Belajar Bernyanyi Bersama Absen Kehadiran Peserta Didik Berlomba melompat dalam gambar kengkeng
Doa belajar
Gambar kengkeng
Cara mengucapka n doa Cara melihat gambar
II. Kegiatan Inti Mengamati gambar ayah
Kartu huruf
Memantulkan bola ke lantai sebanyak 5x
Bola
Menghubungkan gambar dengan lambang bilangan Mewarnai gambar ayah
lxxxvii
Pensil, lembar tugas Crayon, lembar tugas
Cara mengamati gambar Cara memantulka n bola Cara menhubungk an gambar
Cara mewarnai gambar
09.0009.15
III. Recalling
09.1509.45
09.4510.15
Merapikan mainan/Beres-Beres Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya Penguatan pengetahuan yang didapat anak Bila ada prilaku yang kurang harus didiskusikan bersama
IV. Istirahat/Makan Bersama Cuci tangan, berdoa, makan bersama Bermain di dalam dan di luar kelas V. Kegiatan Akhir Bermain tepuk 3 pola Bernyanyi secara klasikal Menginformasikan kegiatan esok hari Doa pulang Mengucap salam
lxxxviii
Air,serbet, bekal Alat bermain
Lampiran 13. Hasil Pengamatan Pengembangan Motorik Kasar Anak Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus II Bidang Pengembangan
: Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Kengkeng
Tema / Sub Tema
: Lingkungan/Lingkungan Sekolah
Waktu Penilaian
: Saat Kegiatan Pembelajaran Berlangsung
No 1.
2.
3.
4.
Indikator Penilaian / Pengamatan Anak dapat bermain Kengkeng
Anak dapat bermain Kengkeng dengan
dengan teman
teman
Anak dapat menggerakan kaki
Anak dapat menggerakan kaki dalam
dalam bermain kengkeng
bermain kengkeng
Anak dapat menggerakan tangan
Anak dapat menggerakan tangan dalam
dalam bermain kengkeng
bermain kengkeng
Anak dapat menggerakan
Anak dapat menggerakan badan/tubuh
badan/tubuh dalam bermain
dalam bermain kengkeng.
Deskriptor
kengkeng. 5.
6.
7.
8.
9.
Anak dapat melakukan koordinasi
Anak dapat melakukan koordinasi
gerakan tangan-kaki dalam
gerakan tangan-kaki dalam bermain
bermain kengkeng
kengkeng
Anak dapat menggerakan kakinya
Anak dapat menggerakan kakinya dalam
dalam bermain kengkeng
bermain kengkeng
Anak dapat mengekspresikan
Anak dapat mengekspresikan gerakan
gerakan dalam bermain kengkeng
dalam bermain kengkeng
Anak dapat melompat dalam
Anak dapat melompat dalam bermain
bermain kengkeng
kengkeng
Anak dapat menjaga
Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh
keseimbangan tubuh dalam
dalam bermain kengkeng
lxxxix
bermain kengkeng 10.
Anak dapat melompat dengan
Anak dapat melompat dengan
menggunakan satu kaki dalam
menggunakan satu kaki dalam bermain
bermain kengkeng
kengkeng
Kendari,
Agustus 2015
Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd
xc
Lampiran 14. Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Proses Pembelajaran Di Tk Mekar Indah Kendari Siklus II Pertemuan I NO.
URAIAN
A
KEGIATAN GURU
1. 2. 3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
YA/ TIDAK
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng.
Ya Ya Ya
Ya
Ya
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng
Ya
Ya
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
Ya
xci
URAIAN
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
12.
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Kendari, Agustus 2015 Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd
xcii
Lampiran 15.
Lembar Observasi Kegiatan Anak Pada Proses Pembelajaran Tk Mekar Indah Kendari Siklus II Pertemuan I A. 1. 2. 3. 4.
5.
6.
7. 8. 9. 10.
KEGIATAN ANAK Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
YA TIDAK Tidak Ya Ya Ya
Ya
Ya Ya Ya Ya Ya
xciii
URAIAN Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Gambar kegiatan peneliti memberikan arahan pada anak cara bermain kengkeng
xciv
Peneliti memberikan contoh cara bermain kengkeng
xcv
Gambar kegiatan anak bermain kengkeng Dalam meningkatkan fisik motorik anak
xcvi
Peneliti mengarahkan anak dalam bermain kengkeng
xcvii
Gambar kegiatan anak bermain kengkeng secara bergantian
xcviii
Kegiatan anak memperhatikan teman dalam bermain kengkeng Gambar kegiatan anak perempuan dalam bermain kengkeng
xcix
c
Antusias dan semangat anak dalam bermain kengkeng
ci
Lampiran 17. Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Proses Pembelajaran Di Tk Mekar Indah Kendari Siklus II Pertemuan II NO.
URAIAN
A
KEGIATAN GURU
1. 2. 3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
YA/ TIDAK
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng.
Ya Ya Ya
Ya
Ya
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng
Ya
Ya
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
Ya
cii
URAIAN
Guru menyiapkan kegiatan Pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru dapat membimbing Anak dalam bermain Kengkeng dengan teman Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Guru dapat membimbing Anak dalam melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dalam bermain kengkeng Guru dapat membimbing Anak dalam menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng
12.
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Ya
Guru dapat membimbing Anak dalam melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Kendari, Agustus 2015 Guru Kelompok B2
Sri Hartati Mansyur, S.Pd,.M.Pd
ciii
Lampiran 18.
Lembar Observasi Kegiatan Anak Pada Proses Pembelajaran Tk Mekar Indah Kendari Siklus II Pertemuan II A. 1. 2. 3. 4.
5.
6.
7. 8. 9. 10.
KEGIATAN ANAK Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
YA TIDAK Tidak Ya Ya Ya
Ya
Ya Ya Ya Ya Ya
civ
URAIAN Anak dapat bermain Kengkeng dengan teman Anak dapat menggerakan kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan tangan dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan badan/tubuh dalam bermain kengkeng. Anak dapat melakukan koordinasi gerakan tangan-kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menggerakan kakinya dalam bermain kengkeng dengan cara melompat Anak dapat mengekspresikan gerakan dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan dua kaki dalam bermain kengkeng Anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam bermain kengkeng Anak dapat melompat dengan menggunakan satu kaki dalam bermain kengkeng
Lampiran 19. Hasil Evaluasi Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B2 Tk Mekar Indah Siklus II Jumlah perolehan nilai
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Inisial Anak
Syawal Cali Ardan Jihan Anisa Tasya Aisya Amel Once Aglin Eca Nabila Ana Alif Nada Fita Farhan Rasya Anika Qayum
BSB
4x4 2x4 4x4 2x4 2x4 2x4 4x4 4x4 6x4 6x4 4x4 2x4 4x4 2x4 2x4 2x4 4x4 4x4 6x4 6x4
BSH
3x3 3x3 3x3 1x3 3x3 1x3 3x3 4x3 4x3 4x3 3x3 3x3 3x3 1x3 3x3 1x3 3x3 4x3 4x3 4x3
MB
2x2 2x2 2x2 3x2 2x2 3x2 2x2 2x2 0x2 0x2 2x2 2x2 2x2 3x2 2x2 3x2 2x2 2x2 0x2 0x2
Jumlah Penambahan Dari Perkalian Tiap Bobot
BB
1x1 3x1 1x1 4x1 3x1 4x1 1x1 0x1 0x1 0x1 1x1 3x1 1x1 4x1 3x1 4x1 1x1 0x1 0x1 0x1
BSB
BSH
MB
BB
16 8 16 8 8 8 16 16 24 24 16 8 16 8 8 8 16 16 24 24
9 9 9 3 9 3 9 12 12 12 9 9 9 3 9 3 9 12 12 12
4 4 4 6 4 6 4 4 0 0 4 4 4 6 4 6 4 4 0 0
1 3 1 4 3 4 1 0 0 0 1 3 1 4 3 4 1 0 0 0
Jumlah Siswa Tuntas ( Motorik Kasar ≥75% ) Jumlah Siswa Belum Tuntas (Motorik Kasar ≤75%) Persentase Anak Tuntas Persentase Anak Belum Tuntas
cv
Jumlah nilai BSBx4+BSH x3+MBx2+B Bx1 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36
: 18 anak : 2 anak :18/20 X 100% = 90% : 2/20 X 100 = 10%
Perolehan Nilai
3,3 3,0 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,0 3,0 3,3 3,0 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,0 3,0
Lampiran 20. Hasil Evaluasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Siklus II
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah Penambahan Dari Perkalian Tiap Bobot
Inisial Anak
Syawal Cali Ardan Jihan Anisa Tasya Aisya Amel Once Aglin Eca Nabila Ana Alif Nada Fita Farhan Rasya Anika Qayum
BSB
BSH
MB
BB
16 8 16 8 8 8 16 16 24 24 16 8 16 8 8 8 16 16 24 24
9 9 9 3 9 3 9 12 12 12 9 9 9 3 9 3 9 12 12 12
4 4 4 6 4 6 4 4 0 0 4 4 4 6 4 6 4 4 0 0
1 3 1 4 3 4 1 0 0 0 1 3 1 4 3 4 1 0 0 0
Jumlah nilai BSBx4+BSHx 3+MBx2+BB x1 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36 30 24 30 21 24 21 30 32 36 36
Jumlah anak yang tuntas (Kemampuan Sosial=BSB/BSH) Jumlah anak belum tuntas (Kemampuan Sosial=BB/MB) Persentase keberhasilan anak Persentase anak yang belum berhasil
cvi
Perolehan Nilai
Keterangan
3,3 3,0 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,0 3,0 3,3 3,0 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,0 3,0
: 18 Anak : 2 Anak : 18/20 x100% = 90 % : 2/20 x100% = 10 %
BSB BSH BSH MB BSH BSH BSB BSH BSB BSH BSH BSH BSH MB BSH BSH BSH BSH BSB BSB
Lampiran 21. Data Perolehan Nilai Pada Observasi Siklus II No
Inisial Anak
1 Syawal
2 Cali
3 Ardan
4 Jihan
5 Anisa
6 Tasya
7 Aisya
8 Amel
9
Once
Kriteria Penilaian BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH
A √ √ √ √ √ √ √ √ √
B √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
C √ √ √ √ √ √ √ √ -
cvii
D √ √ √ √ √ √ √ √
Indikator E F √ √ -√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
G √ √ √ √ √ √ √ √ √
H √ √ √ √ √ √ √ √ -
I √ √ √ √ √ √ √ √ -
J √ √ √ √ √ √ √ √ -
10 Aglin
11 Eca
12 Nabila
13 Ana
14 Alif
15 Nada
16 Fita
17 Farhan
18 Rasya
19
Anika
MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
cviii
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 Qayum
BSH MB BB BSB BSH MB BSB
√ √ -
√ √
√ √ √
cix
√ -
√ √
√ √ √
√ √ -
√ √
√ √
√