DAILY VIEW RABU, 2 DESEMBER 2015 IHSG Statistik IHSG Nilai (Rp Miliar) Volume (jt saham) Net asing (Rp miliar)
Close 4,557.7 5,794.0 4,311.7 -258.6
Prev 4,446.5 10,453.2 8,222.3 -1,459.2
% chg 2.5 -44.6 -47.6 -82.3
Sumber: LOTS
GRAFIK IHSG
MARKET MOVEMENT Mengawali bulan Desember, IHSG berhasil rebound tinggi 2,5% ke 4.557,7 seiring dengan penguatan nilai tukar Rupiah sebesar 0,5% ke Rp13.784. Kecuali sahamsaham sektor tambang, indeks sektoral lainnya menguat cukup tinggi, terutama saham-saham aneka industri, perbankan, dan industri dasar. Sementara itu investor asing tercatat melakukan transaksi jual bersih mencapai Rp258 miliar di seluruh pasar. Nampaknya penetapan Yuan sebagai mata uang internasional menjadi katalis positif bagi Indonesia, terutama karena China adalah mitra dagang terbesar Indonesia khususnya bagi ekspor-impor. Dampak positif pun dirasakan oleh bursa regional Asia yang mayoritas diakhiri positif kemarin. Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan mengekor positifnya mayoritas bursa global kemarin.
GLOBAL UPDATE
Sumber: LOTS
BURSA DUNIA Indeks Dow Jones S&P 500 Nasdaq DJ Euro Stoxx FTSE 100 Nikkei 225 Hang Seng Shanghai KOSPI STI KLSE SET Sensex
BURSA HARI INI
Close 17,888.4 2,102.6 5,156.3 3,479.6 6,395.7 20,012.4 22,381.4 3,456.3 2,023.9 2,870.3 1,682.4 1,357.0 26,169.4
Prev 17,719.9 2,080.4 5,108.7 3,506.5 6,356.1 19,747.5 21,996.4 3,445.4 1,992.0 2,855.9 1,672.2 1,359.7 26,145.7
% chg 1.0 1.1 0.9 -0.8 0.6 1.3 1.7 0.3 1.6 0.5 0.6 -0.2 0.1
Sumber: Bloomberg
Bursa saham Wall Street rally mengawali bulan Desember berkat rebound dari saham-saham healthcare dan konsumer yang naik masing-masing 1,7% dan 1% serta data penjualan mobil di bulan November yang cukup tinggi membawa saham-saham sektor otomotif menguat. Indeks Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq kompak naik, masing-masing ditutup pada level 17.888,4 (+1,0%), 2.102,6 (+1,1%), dan 5.156,3 (+0,9%). Sementara itu bursa saham Eropa melemah akibat data manufaktur AS di bulan November yang secara mengejutkan melemah, menimbulkan kekuatiran bahwa AS belum siap untuk kenaikan suku bunga Fed yang kemungkinan besar ditetapkan bulan ini. Indeks Stocc50 turun 0,8% ke level 3.479,6.
RESULT UPDATE WTON – BUY (TP Rp1,050/ share) -
HARGA KOMODITAS Komoditas (USD) Minyak Mentah Kelapa Sawit Nikel Timah Emas Batubara2 Batubara1 Tepung terigu Karet
Close 41.9 2,145.0 8,943.5 15,212.0 1,069.3 46.4 61.8 165.4 1.3
Prev 41.7 2,145.0 8,864.5 15,101.0 1,064.8 46.7 61.8 165.4 1.3
% chg 0.5 0.0 0.9 0.7 0.4 -0.7 0.0 0.0 0.8
Close* 42.3 0.0 0.0
Eq. Rp 2,912.6 381.1 175.9
% chg -1.0 0.2 0.2
Sumber: Bloomberg
*) Dalam Ringgit Malaysia 1) Hargamingguan, Newcastle index 2) CIF ARA 1yr-forward price
SAHAM DUAL LISTING Emiten TLKM TINS ANTM *) Penutupan terakhir (USD/saham) Sumber: Bloomberg
BI Rate dan Inflasi Inflasi, Nov 2015 BI rate, Nov 2015
Close 13,784.0
Prev 13,847.0
% chg 0.5
MoM 0.21%
YoY 4.89% 7.50%
Sumber: BPS, BI dan Bloomberg
REKSADANA 01-Dec-15 Lautandhana Equity Lautandhana Saham Syariah
ECONOMIC UPDATE Inflasi November 2015 sebesar 0,21%
INDIKATOR EKONOMI Kurs IDR/USD
Pendapatan dan laba bersih 9M15 perseroan anjlok 33% YoY dan 61% YoY; Secara QoQ pendapatan 3Q15 naik 42%; GPM turun signifikan dari 17% di 2Q15 menjadi 11% di 3Q15; Marjin laba usaha dan EBITDA juga turun masing-masing 451 bps dan 421 bps; - Katalis tahun depan: HSR Jakarta-Bandung - New TP Rp1,050, maintain BUY (
[email protected]) WIKA (Under review) - Pendapatan turun 6,0% YoY di 9M15, laba bersih turun 0,2% YoY, GPM naik 118 bps YoY; - Secara QoQ pendapatan 3Q15 naik 19,5%, GPM dan NPM naik masingmasing 29,7% dan 0,17%; - Raihan kontrak baru sampai 10M15 sebesar Rp 15,3 triliun; - UNDER REVIEW (
[email protected])
NAB 1,540.0 922.6
30 hari (%) 3.0 0.0
NEWS HIGHLIGHTS
PNSE Suntik Modal ke Hotel Jaya Bali GDST Alokasikan Capex US$50 Juta WINS kantongi kontrak US$ 151,5 juta Butuh dana Rp 15 T, WSKT akan terbitkan obligasi Kinerja SMCB tertekan oleh beban keuangan TELE siapkan pabrik perakitan ponsel baru TELE targetkan pertumbuhan 20% YoY di tahun 2016 SMMA rights issue di 1Q16 SSMS jajaki akuisisi perusahaan perkebunan di Kalteng Oversupply Minyak Dunia oleh produsen OPEC BI turunkan GWM Primer Please see important disclosures at the end of this report
DAILY VIEW
RABU, 2 DESEMBER 2015
Result Update WTON – BUY (TP Rp 1,050) Interim Financial Result 9M14
9M15
YoY
FY15F - new
cover
2Q15
3Q15
QoQ
Assumption New Contract
1,800
2,200
22.2%
3,000
73%
800
850
6.3%
P/L (In Rp billion) Revenue Cost of revenue Gross profit Operating Expense Operating profit EBITDA Net Profit
2,323 1,985 337 54 284 346 223
1,549 1,360 189 60 128 184 88
-33.3% -31.5% -44.0% 12.4% -54.7% -46.8% -60.7%
2,125 1,858 266 83 183 298 132
73% 73% 71% 72% 70% 62% 66%
464 383 81 22 59 71 37
657 583 74 21 54 73 34
41.8% 52.2% -7.8% -5.4% -8.7% 2.8% -6.3%
Profitability Gross margin EBIT margin EBITDA margin Net margin
14.5% 12.2% 14.9% 9.6%
12.2% 8.3% 11.9% 5.7%
17.4% 12.7% 15.3% 7.9%
11.3% 8.2% 11.1% 5.2%
Revenue Breakdown Concrete Poles Concrete Piles Railway Sleepres Bridge Concrete Conrete Retaining Wall Soil Marine Structure Concrete Other Precast Concrete Services Total Revenue
122 1,509 77 292 176 17 99 29 2,323
177 894 38 199 127 25 42 47 1,549
56 293 0 56 21 (3) 32 9 464
86 322 25 78 92 23 2 29 657
12.5% 8.6% 14.0% 6.2%
44.4% -40.7% -50.4% -31.7% -27.8% 40.5% -58.1% 59.3% -33.3%
55.1% 9.9% 97877.0% 38.9% 331.2% n.a. -92.4% 220.6% 41.8%
Source: Company data and Lautandhana Research
- Di 9M15, secara keseluruhan kinerja WTON mengecewakan akibat belum berjalannya proyek infra pemerintah sejalan dengan rendahnya realisasi belanja Negara sepanjang 1H15. Tercatat pendapatan perseroan anjlok 33% YoY dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Laba bersih juga anjlok cukup dalam 61% YoY dari Rp 223 miliar menjadi Rp 88 miliar. Kontrak baru perseroan di periode yang sama meningkat 22% YoY menjadi Rp 2,2 triliun dipicu oleh percepatan serapan anggaran belanja infrastruktur di 3Q15; - Secara kuartalan, pendapatan perseroan di 3Q15 meningkat signifikan 42% QoQ menjadi Rp 657 miliar didorong oleh mulai berjalannya proyek infrastruktur pemerintah terutama di bidang jalan layang non tol, kereta api dan pembangkit listrik. Tingkat utilisasi pabrik WTON meningkat menjadi 80% dari sebelumnya 70% di 2Q15. Laba bersih tercatat turun 6% QoQ menjadi Rp 34 miliar akibat kerugian kurs sejalan dengan pelemahan Rupiah terhadap dollar AS; - Dari sisi profitabilitas, WTON kembali membukukan penurunan marjin laba kotor yang signifikan dari 17% di 2Q15 menjadi 11% di 3Q15 sebagai akibat konsekuensi pesanan beton pra cetak untuk proyek infrastruktur berskala besar yang memberikan harga jual bersaing dan marjin yang lebih kecil. Marjin laba usaha dan EBITDA juga turun signifikan masing-masing sebesar 451 bps dan 421 bps; - Untuk tahun depan, kami melihat pemerintah dapat langsung menggenjot serapan anggaran untuk mempercepat pengerjan proyek infrastruktur potensial mulai di awal tahun pasca disahkannya RAPBN 2016. Proyek potensial HSR Jakarta – Bandung yang diberikan kepada konsorsium WIKA, induk usaha perseroan menjadi key catalyst untuk mendongkrak kinerja perseroan karena kebutuhan precast proyek ini diperkirakan senilai Rp 6 triliun hingga Rp 8 triliun; - Mersepon hasil kinerja tersebut, kami merevisi proyeksi WTON dengan memangkas asumsi kontrak baru 2015F sebesar 25% menjadi Rp 3 triliun sehingga menghasilkan proyeksi pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp 2,1 triliun (vs Rp 4 triliun proyeksi sebelumnya) dan Rp Hal.| 2
DAILY VIEW
RABU, 2 DESEMBER 2015
132 miliar (vs Rp 418 miliar proyeksi sebelumnya). Alhasil, target harga WTON kami turunkan menjadi Rp 1,050 per saham dari proyeksi sebelumnya yang masih memberikan potensi kenaikan 15%. Sebagai catatan, kami belum memfaktorkan kontrak baru dari proyek HSR ke valuasi WTON karena masih terkendalanya proses PMN di DPR. Maintain BUY.
[email protected]
WIKA – UNDER REVIEW Interim Financial Result 9M14
9M15
%growth
FY15F
%cover
2Q15
3Q15
%growth
11.060
14.100
27,5%
48.363
29%
6.177
7.923
28,3%
P/L (In Rp billion) Revenue Cost of revenue Gross profit Operating Expense Operating profit EBITDA Net Profit
8.605 7.666 939 281 825 950 401
8.092 7.112 979 288 114 950 401
-6,0% -7,2% 4,2% 2,5% -86,2% 0,0% 0,0%
12.840 11.556 1.283 383 1.206 1.318 571
63% 62% 76% 75% 9% 72% 70%
2.773 2.462 311 102 262 344 139
3.313 2.830 483 104 455 561 190
19,5% 15,0% 55,0% 1,9% 73,7% 63,2% 36,7%
Revenue Breakdown Industry Infra & Building Energy & Industrial Plant Property & Realty Total Revenue
3.010 2.157 2.688 751 8.605
3.411 2.514 1.726 440 8.092
13,3% 16,5% -35,8% -41,3% -6,0%
1.365 771 496 141 2.773
1.318 1.106 716 172 3.313
-3,4% 43,6% 44,3% 22,0% 19,5%
Assumption New Contract
Source: Company data and Lautandhana Research
-
-
-
-
-
Pada 9M15, WIKA membukukan penurunan total pendapatan sebesar 6,0% YoY di 9M15 menjadi Rp 8,0 triliun (vs Rp 8,6 triliun) namun marjin laba kotor mengalami kenaikan sebesar 118 bps YoY disebabkan oleh proyek perusahaan yang di dominasi oleh proyek infra Pemerintah yang memberikan keuntungan lebih tinggi. Begitu juga dengan EBITDA Perusahaan naik signifikan menjadi Rp 1 triliun atau naik 7,9% YoY dibanding periode yang sama pada 9M14 sebesar Rp 949,7 miliar. Naiknya beban bunga perusahaan sebesar Rp Rp 263,2 triliun atau 186% YoY menekan laba bersih hingga menjadi Rp 390,5 triliun atau turun 0,17% YoY. Dari segi kuartalan, total pendapatan naik 19,5% QoQ menjadi Rp 3,3 triliun, kontras terlihat proyek pemerintah yang mulai cair pada kuartal ketiga tahun 2015 sehingga mendongkrak marjin laba kotor perusahaan menjadi 14,6% atau naik 29,7% QoQ. Marjin laba bersih perusahaan pada kuartal 3Q15 terimbas naik tipis sebesar 17 bps dikarenakan lonjakan beban bunga perusahaan atas pinjaman proyek yang berjalan. Raihan kontrak baru sampai 10M15 sebesar Rp 15,3 triliun atau setara dengan 54% dari total target kontrak baru perusahaan yakni sebesar Rp 28 triliun, pencapaian kontrak baru per 10M15 naik 13,3% YoY bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 mencapai Rp 13,5 triliun. Pencapaian ini mengindikasikan bahwa akan mulai jalannya proyek infrastruktur pemerintah kedepannya; Kontrak terbaru yang dalam tahap awal pengerjaan adalah proyek High Speed Train dimana saat ini telah memasuki tahap perijinan trase jalur kereta Jakarta – Bandung oleh Kementerian Perhubungan serta proyek baru yang akan menghasilkan kontrak besar akan datang dari luar negeri yakni Saudi Arabia, pihak manajemen memproyeksikan total pendapatan akan mencapai US$200 miliar pada tahun 2016. Under Review.
[email protected]
Hal.| 3
DAILY VIEW
RABU, 2 DESEMBER 2015
Economic Update November terjadi inflasi 0,21% -
BPS merilis data inflasi bulan November 2015 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,21% dengan IHK sebesar 121,82, dimana 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Merauke sebesar 2,35% dan terendah terjadi di Ternate sebesar 0,02%, sementara deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang 1,02% dan terenda di Manado 0,01%;
-
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok penguaran, antaralain kelompok bahan makanan (+0,33%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (+0,47%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (+0,15%), kelompok kesehatan (+0,44%), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (+0,05%) dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan (+0,06%). Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yakni kelompok sandang (-0,23%).
-
Tingkat inflasi tahun kalender (Jan-Nov 2015/ year-to-date) sebesar 2,37% dan tingkat inflasi tahun ke tahun/ year-on-year (Nov 2014-Nov 2015) sebesar 4,89%.
-
Komponen inti pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,16%, tingkat inflasi komponen inti year-to-date sebesar 3,72%, sementara tingkat inglasi komponen inti yearon-year tercatat sebesar 4,77%.
Inflasi MoM, YoY, dan Tahun Kalender
Sumber : BPS
[email protected]
Hal.| 4
DAILY VIEW
RABU, 2 DESEMBER 2015
News Highlights CORPORATE PNSE Suntik Modal ke Hotel Jaya Bali PNSE melalui anak usahanya PT Hotel Juwara Warga melakukan penyertaan modal sebanyak 90% pada PT Hotel Jaya Bali. GDST Alokasikan Capex US$50 Juta GDST mengalokasikan capex senilai US$50 juta untuk dua tahun ke depan untuk penambahan mesin pelat baja di pabrik barunya Plate Mill 2. WINS kantongi kontrak US$ 151,5 juta WINS mengumumkan perolehan kontrak yang diperolehnya pada akhir November kemarin senilai US$ 151,5 juta. Nilai ini dinyakini akan terus meningkat seiring dengan mulai dibukanya beberapa tender pengangkutan. Butuh dana Rp 15 T, WSKT akan terbitkan obligasi WSKT membutuhkan dana segar sebesar Rp 15 triliun pada tahun 2016. Rencananya, perusahaan berplat merah ini akan mencari pendanaan tersebut di pasar modal melalui penerbitan obligasi atau mencari pinjaman dari perbankan. Kinerja SMCB tertekan oleh beban keuangan Hingga 9M15, penjualan SMCb menurun 2,99% YoY menjadi Rp 6,5 triliun. Beban penjualan melonjak 6,2% YoY menjadi Rp 5 triliun sehingga mengakibatkan laba kotor menjadi Rp 1,4 triliun. Beban keuangan melonjak tinggi hampir 500% YoY menjadi Rp 664,7 miliar sehingga menyebabkan rugi bersih Rp 372,3 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 SMCB menghasilkan laba bersih Rp 598 miliar. TELE siapkan pabrik perakitan ponsel baru TELE berencana membangun pabrik perakitan ponsel pada tahun 2016 bersama dengan perusahaan elektronik Taiwan dengan porsi kepemilikan 55% di pihak TELE. TELE akan mengeluarkan capex sebesar US$50 juta. Lokasi pabrik akan berada di Cikarang, Jawa Barat. TELE targetkan pertumbuhan 20% YoY di tahun 2016 TELE menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% YoY di tahun 2016 atau Rp 24 triliun. Pendapatan terbesar akan didapat dari penjualan voucher dan kartu perdana telepon. Hingga9M15, TELE mencetak pendapatan sebesar Rp 14,7 triliun atau 73,5% dari target perusahaan. Laba bersih tumbuh 20,4% YoY menjadi Rp 289,8 miliar. SMMA rights issue di 1Q16 SMMA akan melakukan rights issue non HMETD sebanyak 623,8 juta saham baru (10%) dan harga pelaksanaan Rp 5.006 per saham pada 1Q16. Total dana yang diperoleh adalah Rp 3,1 triliun yang akan dialokasikan ke anak perusahaan terutama yang bergerak di sektor perbankan. SSMS jajaki akuisisi perusahaan perkebunan di Kalteng SSMS tengah menjajaki akuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Tengah pada tahun depan dimana sumber pendanaannya diambil dari pinjaman perbankan. Perseroan pada tahun depan cenderung memperkuat pertumbuhan non organic dengan mengakuisisi perusahaan perkebunan dibandingkan dengan penanaman baru.
SECTORAL Oversupply Minyak Dunia oleh produsen OPEC Produksi OPEC bulan November 2015 mencapai 32,12 juta barel per hari dan melebihi target produksi harian yakni 30 juta barel per hari. Hasil ini mengakibatkan Harga minyak dunia kembali turun dalam pekan ini sebesar 2,23%. Pasar kini tengah menunggu hasil pertemuan OPEC di WINA atas kelebihan produksi ini.
Hal.| 5
DAILY VIEW
RABU, 2 DESEMBER 2015
BI turunkan GWM Primer Sejalan dengan membaiknya stabiitas ekonomi makro di 3Q15, Bank Indonesia (BI) menerapkan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam rupiah dari 8% menjadi 7,5% yang berlaku efektif per 1 Desember 2015. Penurunan ini dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan dimana likuiditas perbankan akan meningkat menjadi Rp 18 triliun hingga Rp 23 triliun. Sumber: Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kontan, Detik Finance, IQ+
Hal.| 6
PT Lautandhana Securindo Wisma KEIAI Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel : (021) 5785 1818 Fax : (021) 5785 1637
RESEARCH TEAM Theodorus ArielKristian Febby Stephanie Rendy Candra Wijaya Naibaho
Analyst Analyst Analyst Support
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
(62-21) 5785 1818 ext.2050 (62-21) 5785 1818 ext.2068 (62-21) 5785 1818 ext.2069 (62-21) 5785 1818 ext.2052
BRANCH OFFICE Pluit Kawasan CBD Pluit Blok A No.20 Jl. Pluit Selatan Raya No.1 Jakarta 14440 Tel : +6221 6667 5345 Fax : +6221 6667 5234
Medan Kampus STMIK-STIE MIKROSKILL Jl. Thamrin No. 140 Medan
Mangga Dua Mangga Dua Square Blok F No.23 Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Jakarta 14420 Tel : +6221 6231 3288 Fax : +6221 6231 1365
Kelapa Gading Sentra Bisnis Artha Gading Jl. Boulevard Artha Gading Blok A6B No. 7 Jakarta Utara 14240 Tel : +6221 4585 6402 Fax : +6221 4587 3961
Karawaci Karawaci Office Park Blok L No. 29-30 Lippo Karawaci Tangerang Banten 15115 Tel : +6221 5577 0718 Fax : +6221 5577 0719
Puri Rukan Grand Taman Aries Niaga Jl. Taman Aries – Kembangan Blok G 1 No. 1 I Jakarta Barat 11620 Tel : +6221 2931 9515 Fax : +6221 2931 9516
Bandung Komplek Paskal Hyper Square Blok C No. 15 Jl. Pasir Kaliki No. 25 - 27 Bandung 40181 Tel : +6222 8606 1027 Fax : +6222 8606 0684
Gading Serpong Ruko Paramount Centre Blok A No. 2 Jl. Raya Kelapa Dua, Tangerang Banten 15810 Tel : +6221 2901 4800 / 2901 4731 Fax : +6221 2901 4656
Medan Jalan Cut Mutia No.15B Medan 20152 Tel : +6261 451 8855 Fax : +6261 451 1833
Surabaya Jl. Diponegoro 48D-E Surabaya 60264 Tel : +6231 562 2555 Fax : +6231 567 1398
DISCLAIMER This report has been prepared by PT. Lautandhana Securindo on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lautandhana Securindo. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT. Lautandhana Securindo makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT. Lautandhana Securindo who are expected to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither PT Lautandhana Securindo nor any officer or employee of PT Lautandhana Securindo accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT Lautandhana Securindo and/or persons connected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, before publication.