DAFTAR ISI DAFTAR ISI – 1 KATA PENGANTAR – 2 IKHTISAR EKSEKUTIF – 4 BAB I PENDAHULUAN – 5 A. LATAR BELAKANG – 5 B. MAKSUD DAN TUJUAN – 6 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI – 6 D. VISI DAN MISI – 6 E. SUMBER DAYA – 8 F. SISTEMATIKA – 11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA – 12 A. TUJUAN DAN SASARAN – 12 B. RENCANA KINERJA TAHUNAN – 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA – 17 A. PENGUKURAN KINERJA – 17 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA – 20 BAB IV PENUTUP – 38 LAMPIRAN 1. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013 2. FORMULIR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 3. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUN 2015
1
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) POLTEKKES KEMENKES TERNATE TAHUN 2014
1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TERNATE
Kata Pengantar Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Politeknik Kesehatan Ternate Tahun 2014 dapat tersusun.
LAKIP
Poltekkes
Ternate
ini
merupakan
perwujudan
pertanggungjawaban atas pencapaian tujuan dan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2014. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Poltekkes Ternate mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja, dan Rencana Strategis Poltekkkes Ternate Tahun 2010-2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Poltekkes Ternate tahun 2014 ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai alat penilaian kinerja secara kuantitatif, merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Poltekkes Ternate menuju terwujudnya good governance, dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat disatu sisi, dan di sisi lain, merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit kerja di lingkungan Poltekkes Ternate. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Performance Poltekkes Ternate diukur atas dasar penilaian indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan pada Penetapan Kinerja Poltekkes Ternate Tahun 2014.
Berdasarkan analisis dan evaluasi objektif yang dilakukan melalui Laporan Kinerja Poltekkes Ternate Tahun 2014 ini, diharapkan dapat terjadi optimalisasi peran institusi dan peningkatan efisiensi, efektifitas
1
dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pimpinan unit kerja dan pelaksana di lingkungan Poltekkes Ternate pada tahun-tahun selanjutnya, sehingga dapat mendukung kinerja Poltekkes Ternate secara keseluruhan dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Governance.
Kami berharap dengan telah disusunnya LAKIP Poltekkes Ternate Tahun 2014 ini, akan dapat diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja lingkup Poltekkes Ternate kedepan. Berkaitan dengan hal tersebut, masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Poltekkes Ternate.
Ternate, Januari 2014 DIREKTUR
KARTINI M. ALI, S.Pd, M.Kes NIP. 196504031985022001
1
Ikhtisar Eksekutif
L
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2010-2014 dan rencana kinerja Tahunan 2014 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penyusunan LAKIP Poltekkes Ternate Tahun 2014 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya
untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2014. Dalam upaya merealisasikan good governance, Poltekkes Ternate telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2014. Poltekkes Kemenkes Ternate sebagai Unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah Badan Pengembangan dan Pemberdayan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) saat ini melaksanakan pendidikan vokasional program Diploma III dan IV dengan mengemban visi menjadi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate yang berkarakter, professional dan kompetitif, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan daerah Provinsi Maluku Utara pada khususnya dan Indonesia pada Umumnya.
LAKIP ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2014. Rencana Kinerja 2014 dan penetapan kinerja 2014 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2014 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategi Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2010 – 2014 yang telah disimpulkan dalam Indikator Kinerja Utama, Penunjang dan Penetapan Kinerja Tahun 2014. Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja Tahun 2014 menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Ternate memenuhi sasaran yang ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran Poltekkes Kemenkes Ternate yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja yang telah ditetapkan. Poltekkes
Kemenkes
Ternate
berusaha
untuk
tetap
meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
penyelenggaraan proses belajar mengajar agar mahasiswanya dapat menyelesaikan studi tepat waktu, pencapaian nilai IPK yang ≥ 2.75, dan pendeknya masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Poltekkes Ternate tahun 2014 ini merupakan wujud pertanggung jawaban institusi pemerintah ini terhadap publik dan para stakeholder. Rencana Strategi yang digunakan dalam LAKIP ini mengacu pada 6 Indikator Kinerja Utama yang dijabarkan dalam 36 Indikator Kinerja Penunjang yang dilaksanakan mulai tahun 2010 - 2014, kemudian diukur kinerjanya.
1
I. Pendahuluan A.
Latar Belakang Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good
governance) dengan tiga pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana Strategi, Rencana Kinerja Tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan kontrak kinerja, serta Laporan pertanggungjawaban kinerja tiap tahunnya.
Politeknik Kesehatan Ternate merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(BPPSDMK)
yang
dibentuk
berdasarkan
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.1207/Menkes/SK/XI/2001 tanggal 12 November 2001, di tahun 2014 Poltekkes Ternate mengelola lima jurusan Diploma III yaitu jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Analis Kesehatan dan Kesehatan lingkungan, selain itu Poltekkes Ternate juga mengelola program Diploma IV yaitu Diploma IV Kebidanan dan Diploma IV Keperawatan. Poltekkes Ternate menjalankan tugasnya dalam upaya terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam rangka menciptakan Poltekkes sebagai Institusi pendidikan yang profesional, Poltekkes senantiasa berupaya melakukan evaluasi kinerjanya setiap tahun, evaluasi ini dilakukan Poltekkes Ternate untuk menjaga komitmennya dalam penerapan kinerja yang berorientasi pada hasil (output) dan pencapaian kinerja. Evaluasi
1
tersebut disampaikan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Poltekkes Ternate.
B.
Maksud Dan Tujuan Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Poltekkes
Ternate
tahun
2013
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Poltekkes Ternate. Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta dapat digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam rangka meningkatkan kinerja Poltekkes Ternate di tahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi.
C.
Tugas Pokok Dan Fungsi 1.
Tugas Pokok
:
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional dalam program Diploma III dan Diploma IV Bidang Kesehatan. 2.
Fungsi
:
a. Pelaksanaan Pengembangan Pendidikan Diploma III dan IV di Bidang Kesehatan b. Pelaksanaan Penelitian di Bidang Pendidikan dan Kesehatan c. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya d. Pelaksanaan pembinaan Civitas Akademika dalam hubungannya dengan lingkungan e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi pendidikan.
D.
Visi dan Misi 1. Visi secara umum visi berkaitan dengan rumusan mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga pada akhir periode perencanaan, juga memberikan gambaran 1
konsistensi kinerja organisasi dan kelembagaan selama lima tahun mendatang serta gambaran menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Dalam visi juga menggambarkan keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan suatu instansi/organisasi. Sehingga rumusan visi dapat memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, mampu menyatukan berbagai gagasan strategis dalam organisasi, berorientasi ke masa depan, menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. Dalam penentuan visi Poltekkes Ternate mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut : memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organiasai, ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat, dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan mempunyai sifat fleksibel. Oleh sebab itu Visi suatu organisasi perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) agar dapat mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi atau organisasi.
Adapun Visi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehata Ternate yang diharapkan mampu memberi arah kemasa depan yaitu : Menjadi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate yang berkarakter, profesional, dan kompetitif
2. Misi Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, dalam upaya-upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi/organisasi dalam penyelenggaraan organisasi pemerintah. Misi suatu instansi pemerintah harus jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah dari peraturan perundang-undangan atau
1
kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Perumusan misi instansi pemerintah harus memperhatikan masukan-masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Berdasarkan acuan tersebut diatas, misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate yaitu : 1.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM edukatif dan non edukatif melalui rekrutmen, pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
2.
Mengoptimalkan sumber dana yang tersedia untuk kelancaran kualitas penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3.
Menggalang Kerjasama Dengan Institusi/Sektor Terkait Untuk Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
E.
4.
Memberikan pelayanan prima kepada customer internal maupun eksternal.
5.
Meningkatkan Tata Kelola Organisasi yang transparansi dan akuntabel.
6.
Menjamin ketersediaan Sarana dan Prasarana dalam pengembangan Institusi.
Sumber Daya 1.
Mahasiswa Mahasiswa di Poltekkes Ternate terdiri dari 7 jurusan dengan jumlah total yaitu : Tabel. 1.1 Jumlah Mahasiswa di Politeknik Kesehatan Ternate Tahun 2014 NO
JURUSAN
JENIS KELAMIN
TOTAL
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
227
173
400
1
KEPERAWATAN
2
KEBIDANAN
0
401
401
3
GIZI
17
95
112
4
ANALIS KESEHATAN
38
125
163
5
KES. LINGKUNGAN
49
85
134
6
D IV KEPERAWATAN
12
29
41
7
D IV KEBIDANAN
-
40
40
343
948
1291
TOTAL
1
2.
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tabel 1.2 Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan SDM Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2014
N O
JURUSAN S2 6
KEADAAN SDM (PNS) MENURUT KUALIFIKASI PENDIDIKAN PENDIDIK KEPENDIDIKAN S1 D4 D3 JML S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP 7 2 15 -
TOTAL SD -
JML -
15
1
KEPERAWATAN
2
KEBIDANAN
5
-
6
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
11
3
GIZI
3
5
-
1
9
-
-
-
-
1
-
-
1
10
4
ANALIS KESEHATAN
4
1
-
-
5
-
1
-
-
-
-
-
1
6
5
KES. LINGKUNGAN
1
2
-
-
3
-
-
-
-
1
-
-
1
4
6
REKTORAT
7
2
-
1
10
-
6
-
2
3
1
1
13
23
7
D IV KEPERAWATAN
2
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
2
8
D IV KEBIDANAN
2
1
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
3
30
18
6
4
58
-
7
-
2
5
1
1
16
74
TOTAL
Diagram 1. Presentase SDM Poltekkes Kemenkes Ternate Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014
28,4% WANITA
71,6%
3.
PRIA
Sarana dan Prasarana Poltekkes Ternate memiliki sarana dan prasarana antara lain ; ruang kelas, ruang laboratorium terpadu, Laboratorium Bahasa, Perpustakaan, Gedung Rektorat, Ruang Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Analis Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan, Musholla, dll. Telah terdapat bangunan baru untuk menunjang belajar mengajar yaitu Laboratorium Terpadu yang lebih luas khususnya untuk Jurusan Keperawatan, Kebidanan dan Analis Kesehatan.
1
4.
Kemitraan Menyadari akan keterbatasan dalam sumber daya maka Politeknik Kesehatan melakukan kemitraan guna menjaga kualitas dan memberikan kompetensi memadai agar lulusan nantinya siap pakai dan dapat bersaing dalam era globalisasi. Kemitraan dilakukan baik di lingkup Provinsi Maluku Utara maupun diluar Provinsi Maluku Utara, antara lain dilakukan dengan : a. Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara b. Pemerintah Daerah Kota Ternate c.
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
d. Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur e. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Maluku Utara f.
RSUD. Dr. Hi. Chasan Bosoierie Ternate
g. RS. Saiful Anwar Malang h. RS. Soeharto Herdjan Jakarta i.
RS. Hasan Sadikin Bandung
j.
RS. Islam Ternate
k.
RSAD. Tk. IV Kota Ternate
l.
Emergency Medical Service 119 Jakarta
m. PPGDON 118 n. P2KS Kota Cirebon o. Universitas Khairun Ternate p. Universitas Muhammadiyah Ternate q. STAIN Ternate r.
STIKIP Kieraha
s.
Yayasan Perguruan Islam Al Khairat Ternate
t.
BKKBN Provinsi Maluku Utara
u. Poltekkes Kemenkes Malang v.
5.
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Anggaran Dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tupoksi Poltekkes Ternate, menggunakan anggaran DIPA Poltekkes Ternate Tahun 2014.
1
F.
Sistematika Pada Dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja Poltekkes Ternate selama tahun 2014. Capaian Kinerja (Performance Result) dalam tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap recana kinerja ini memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Alur pikir penyajian LAKIP Poltekkes Ternate dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini :
Bagan 1.2 Alur Pikir Penyajian LAKIP
1
II. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja A.
Rencana Strategis Tujuan Dan Sasaran Tujuan adalah sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi.
Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga
untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Politeknik Kesehatan Ternate telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Adapun karakteristik perumusan tujuan adalah waktu pencapaiannya dalam jangka menengah; dilakukan secara jelas; mempertimbangkan faktor internal dan eksternal; terkait dengan misinya; mempertimbangkan nilai yang dianut organisasi; mempertimbangkan critical success factors (CSF) ; dan tidak bertentangan dengan visinya.
Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan Poltekkes Kemenkes Ternate, maka upaya lebih konkrit dijabarkan dalam tujuan dan sasaran yang telah disepakati bersama, antara lain : Tabel. 2.1 Tujuan dan Sasaran Rencana Kinerja Poltekkes Kemenkes Ternate TUJUAN Pertama : Meningkatkan kualitas lulusan Profesional dan Kompetitif
SASARAN
yang
Berkarakter,
1. Meningkatkan kualitas penerimaan mahasiswa baru 2. Meningkatkan kualitas dan Produktivitas lulusan 3. Meningkatkan review kurikulum bersama stakeholder
Kedua : 1. Implementasi penilaian akreditasi BAN PT Meningkatkan Kualitas Pendidikan Kesehatan melalui 2. Melaksanakan rencana program, pelaksanaan proses optimalisasi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan dan evaluasi pembelajaran Tinggi 3. Mengoptimalkan kegiatan Ekstrakulikuler 4. Meningkatkan jumlah Penelitian 5. Meningkatkan Jumlah Pengabdian Masyarakat 6. Meningkatnya jumlah buku dan bahan ajar 7. Meningkatnya kegiatan ilmiah dan publikasi
1
Ketiga : 1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM Meningkatkan kualitas, kuantitas, profesionalisme dan 2. Implementasi Pedoman Internal tentang sikap dan produktivitas sumber Daya Manusia perilaku pegawai Keempat : Meningkatkan system informasi manajemen dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi Kelima : Meningkatkan Kerjasama kemitraan dengan institusi terkait di bidang kesehatan Keenam : Meningkatkan Sistem Pelayanan Customer Internal dan Eksternal
Prima
kepada
Ketujuh : Meningkatkan Sistem Tata Kelola Organisasi
Kedelapan : Mengembangkan Institusi Pendidikan Kesehatan
1. Meningkatkan jumlah asset gedung/ruang pembelajaran 2. Meningkatkan sarana dan prasarana penyelenggaraan Tri Dharma perguruan Tinggi 3. Meningkatnya sumber daya keuangan Meningkatnya jumlah kegiatan kemitraan
1. Meningkatkan Layanan administrasi kepegawaian dan akademik 2. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan melalui system komputerisasi 3. Meningkatkan kepuasan Mahasiswa terhadap proses pembelajaran Meningkatkan akuntabilitas program
Meningkatkan pelayanan terhadap pengembangan institusi
Dalam Penetapan tujuan Politeknik Kesehatan Ternate pada umumnya didasarakan pada isu-isu strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan mengarahkan pada perumusan sasaran program serta kegiatan dalam rangka merealisasikan visi dan misi diatas. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik dan terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan target masing-masing sasaran strategis, indikator dan program Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate dalam penjabaran selanjutnya sasaran strategis diatas di kelompokan kedalam Tri Dharma Perguruan Tinggi antara lain Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Publikasi Karya Ilmiah serta Pengabdian Masyarakat.
B.
Penetapan Kinerja Tahun 2014 Penetapan kinerja sebagai bentuk kontrak kinerja antara Poltekkes Kemenkes Ternate dengan Badan Pengembangan Pemberdayaan Manusia Kesehatan, dalam penetapan kinerja ini memuat alur 1
keterkaitan antara sasaran dengan indikator kinerja dan besarnya target yang akan dicapai sebagai ukuran keberhasilan untuk tahun 2014. Secara umum tujuan rencana penetapan kinerja Politeknik Kesehatan Ternate Tahun Anggaran 2014, antara lain : 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur di Lingkungan Politeknik Kesehatan Ternate 2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima dan terus meningkatkan kinerja 3. Menciptakan alat pengendali manajemen yang praktis bagi pemberi amanah 4. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di lingkungan Politeknik Kesehatan Ternate 5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment). Acuan yang digunakan dalam pencapaian kinerja secara keseluruhan yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU) atau
Key Performance Indicators (KPI) dijabarkan berdasarkan tugas Utama dari Perguruan tinggi yaitu : Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, maka IKU Poltekkes Kemenkes Ternate adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.2 Indikator Kinerja Utama Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2014 No
1
2
3
Sasaran
Pendidikan dan Pengajaran
Penelitian dan Publikasi Karya Ilmiah
Pengabdian Masyarakat
Indikator Kinerja Utama
Target
1. Presentase Lulusan tepat waktu
90
2. Presentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75
98
3. Presentase penyerapan lulusan di pasar kerja
95
1. Peningkatan Hasil Penelitian Dosen
95
2. Peningkatan Hasil Penelitian yang telah di
15
Publikasi Meningkatnya
jumlah
kegiatan
pengabdian
35
masyarakat
1
Untuk menunjang Indikator Kinerja Utama (IKU), Poltekkes Kemenkes Ternate menetapkan juga Indikator Kinerja Penunjang sebagai berikut : Tabel 2.3 Indikator Kinerja Penunjang Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2014 NO
SASARAN
1
Pendidikan dan Pengajaran
INDIKATOR KINERJA PENUNJANG 1. Presentase lulusan tepat waktu a.
Peningkatan rasio jumlah pendaftar dan yg
TARGET 90% 4:1
diterima b. c.
Jumlah peserta didik per kelas Tingkat Kehadiran mahasiswa dalam proses
50 mhs 100%
pembelajaran 2. Presentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75 a.
Jumlah kegiatan review kurikulum dengan
98% 2 kl
Stakeholder b.
Tersedianya Silabus
100%
c.
Tersedianya SAP
100%
d.
Implementasi Kalender Akademik
95%
e.
Pencapaian materi kuliah sesuai dengan SAP
100%
f.
Produktivitas Penyusunan Bahan Ajar
80%
g.
Jumlah Kegiatan Ekstrakulikuler
h.
Peningkatan jenjang pendidikan tenaga
7 6 org
pendidik i.
Peningkatan jenjang jabatan fungsional
6 org
tenaga pendidik j.
Peningkatan tenaga pendidik yang
1 org
memperoleh sertifikasi k.
Jumlah Dosen sebagai narasumber kegiatan
l.
Jumlah Dosen yang mengikuti pelatihan
m. Peningkatan penilaian DP3 Pegawai n.
Peningkatan jumlah asset gedung/ru.
8 org 24 org 100% 2
Pembelajaran o.
Presentase ketersediaan AVA
15 bh
p.
Peningkatan penyerapan realisasi keuangan
97%
q.
Peningkatan sumber pendanaan
2
r.
Penambahan Jumlah unit usaha
3
1
NO
SASARAN s.
INDIKATOR KINERJA PENUNJANG
TARGET
Peningkatan jumlah pegawai yg naik
90%
pangkat tepat waktu t.
peningkatan jenis layanan dengan system
2
komputerisasi u.
tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
90%
proses pembelajaran v.
Optimalisasi system akuntansi
3. Tingkat penyerapan lulusan di Pasar Kerja a. 2.
Penambahan Media Promosi Lulusan
Kegiatan Penelitian dan
1. Tercapainya jumlah dosen peneliti
Penelitian yang telah di
pertahun minimal 10 orang
Publikasi
a.
Jumlah proposal yang dilaksanakan
95% 95% 3 95% 15
meningkat 2. Bertambahnya jumlah kegiatan ilmiah dan
5
Publikasi a. 3
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Bertambahnya jumlah media jurnal ilmiah
3. Peningkatan Jenis Pengabdian Masyarakat
1 25
a.
Frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat
35
b.
Peningkatan jumlah kegiatan kemitraan
30
Tabel. 2.4 Alokasi Anggran Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate Tahun 2014 No
Uraian
Pagu (Rp)
1
Pagu Definitif (DIPA)
Rp. 15.075.993.000,-
1
III. Akuntabilitas Kinerja A.
Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Badan PPSDM maupun standar mutu dalam upaya peningkatan layanan kinerja institusi guna mencapai visi dan misi organisasi. Untuk mendapatkan gambaran kinerja Poltekkes Kemenkes Ternate dilakukan dengan langkah-langkah pentahapan melalui perhitungan realisasi indikator dan analisis untuk mendapatkan kesimpulan akhir.
Sebagai langkah pertama dilakukan empulsi (perkiraan) kinerja Poltekkes Ternate dengan kaidah yang digunakan yaitu menghitung jumlah rata-rata agregasi realisasi keenam domain indicator dengan angka target sebagai pembanding, sebagai metode pendekatan untuk mendapatkan representative kinerja. Langkah Kedua dilakukan analisa dengan cara membandingkan terhadap capaian pada tahun sebelumnya, untuk mendapatkan kecenderungan kinerja sebagai akibat dari kendala yang timbul dan mencari alternatif pemecahannya.
Dari kedua langkah singkat tersebut diharapkan mendapatkan informasi sebagai feed back (umpan balik) untuk perbaikan perencanaan program dan kegiatan kedepannya, hal inilah sebagai salah satu fungsi utama penyusunan laporan kinerja.
Pada Tahun 2014, Poltekkes menetapkan 3 sasaran, 6 Indikator Utama dan 36 Indikator Penunjang. Berikut penjabarannya : Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Penunjang Tahun 2014 Poltekkes Kemenkes Ternate TINGKAT CAPAIAN
JUMLAH INDIKATOR
PRESENTASE
< 100%
10
29%
≥ 100%
25
71%
Total
35
100%
1
Tabel 3.2 Rincian Capaian Indikator Penunjang Tahun 2014 Poltekkes Kemenkes Ternate No 1
Sasaran Pendidikan dan Pengajaran
Indikator Kinerja Penunjang
Target
Realisasi
Capaian
1. Presentase lulusan tepat waktu a. Peningkatan rasio jumlah pendaftar dan yg diterima b. Jumlah peserta didik per kelas c. Presentase Tingkat Kehadiran mahasiswa dalam proses pembelajaran 2. Presentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75 a. Presentase Tersedianya Silabus b. Presentase Tersedianya SAP/RPP c. Presentase Implementasi Kalender Akademik d. Presentase Pencapaian materi kuliah sesuai dengan SAP/RPP e. Presentase Produktivitas Penyusunan Bahan Ajar f. Jumlah Kegiatan Ekstrakurikuler g. Peningkatan jenjang pendidikan tenaga pendidik h. Peningkatan jenjang jabatan fungsional tenaga pendidik i. Peningkatan tenaga pendidik yang memperoleh sertifikasi j. Jumlah Dosen sebagai narasumber kegiatan k. Jumlah Dosen yang mengikuti pelatihan l. Peningkatan penilaian DP3 Pegawai m. Presentase ketersediaan AVA n. Presentase Peningkatan penyerapan realisasi keuangan o. Peningkatan sumber pendanaan p. Penambahan Jumlah Unit Usaha q. Presentase Peningkatan jumlah pegawai yg naik pangkat tepat waktu r. peningkatan jenis layanan dengan system komputerisasi s. tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran t. Optimalisasi system akuntansi 3. Tingkat penyerapan lulusan di Pasar Kerja a. Penambahan Media Promosi Lulusan
90% 4:1
75% 4:1
83% 100%
50 100%
50 99,4%
100% 99%
98%
98%
100%
100% 100% 95%
100% 100% 95%
100% 100% 100%
100%
100%
100%
80%
80%
100%
7 6 org
18 9 org
257% 150%
6 org
9 org
150%
1 org
1 org
100%
8 org
8 org
100%
24 org
33 org
137%
100% 15 bh 97%
100% 15 bh 88,94%
100% 100% 91%
2 3 90%
2 0 90%
100% 0 100%
2
2
100%
90%
90%
100%
95% 95%
95% 85%
100% 89%
3
3
100%
1
No
Sasaran
Indikator Kinerja Penunjang
Target
Realisasi
Capaian
2.
Kegiatan Penelitian dan Penelitian yang telah di Publikasi
1. Tercapainya jumlah dosen peneliti pertahun minimal 10 orang a. Jumlah proposal yang dilaksanakan meningkat 2. Bertambahnya jumlah kegiatan ilmiah dan Publikasi a. Bertambahnya media/jurnal ilmiah 1. Peningkatan Jenis Pengabdian Masyarakat a. Frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat b. Peningkatan jumlah kegiatan kemitraan
95%
120%
126%
15
12
80%
5
11
220%
1 25
1 90
100% 360%
35
90
257%
30
30
100%
3
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Capaian Indikator Penunjang Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2014 dengan Tahun 2013 No 1
Sasaran Pendidikan dan Pengajaran
Indikator Kinerja Penunjang 1. Presentase lulusan tepat waktu a. Peningkatan rasio jumlah pendaftar dan yg diterima b. Jumlah peserta didik per kelas c. Presentase Tingkat Kehadiran mahasiswa dalam proses pembelajaran 2. Presentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75 a. Presentase Tersedianya Silabus b. Presentase Tersedianya SAP c. Presentase Implementasi Kalender Akademik d. Presentase Pencapaian materi kuliah sesuai dengan SAP e. Presentase Produktivitas Penyusunan Bahan Ajar f. Jumlah Kegiatan Ekstrakulikuler g. Peningkatan jenjang pendidikan tenaga pendidik h. Peningkatan jenjang jabatan fungsional tenaga pendidik i. Peningkatan tenaga pendidik yang memperoleh sertifikasi j. Jumlah Dosen sebagai narasumber kegiatan
Tahun 2013 100 75
Realisasi Indikator Tahun Kenaikan 2014 (%) 83 -17 100 25
100 86
100 99
0 13
100 100 100 96
100 100 100 100
0 0 0 4
100
100
0
100
100
0
217 150
257 150
40 0
50
150
100
25
125
100
100
100
0
1
No
Sasaran
Indikator Kinerja Penunjang k.
2.
3
B.
Kegiatan Penelitian dan Penelitian yang telah diPublikasi
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Jumlah Dosen yang mengikuti pelatihan l. Peningkatan penilaian DP3 Pegawai m. Presentase ketersediaan AVA n. Presentase Peningkatan penyerapan realisasi keuangan o. Peningkatan sumber pendanaan p. Presentase Peningkatan jumlah pegawai yg naik pangkat tepat waktu q. peningkatan jenis layanan dengan system komputerisasi r. tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran s. Optimalisasi system akuntansi 3. Tingkat penyerapan lulusan di Pasar Kerja a. Penambahan Media Promosi Lulusan 1. Tercapainya jumlah dosen peneliti pertahun minimal 10 orang a. Jumlah proposal yang dilaksanakan meningkat 2. Bertambahnya jumlah kegiatan ilmiah dan Publikasi a. Bertambahnya media/jurnal ilmiah 1. Peningkatan Jenis Pengabdian Masyarakat a. Frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat b. Peningkatan jumlah kegiatan kemitraan Total
Realisasi Indikator Tahun Tahun Kenaikan 2013 2014 (%) 181 137 -44 100 100 94
100 100 91
0 0 -3
100 100
100 100
0 0
100
100
0
100
100
0
111 76
100 89
11 13
100 200
100 126
0 -74
75
80
5
50
220
170
50 80
66,6 360
16,6 280
252
257
5
100
100
0 644
Analisis Akuntabilitas Kinerja Dilihat dari capaian masing-masing indikator, untuk tahun 2013 Poltekkes Kemenkes Ternate dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Capaian Indikator Utama Poltekkes Ternate Tahun 2014 secara umum mencapai target yang telah ditetapkan pada seluruh
1
sasaran dari capaian di tahun sebelumnya dapat terlihat adanya peningkatan. Uraian kinerja masing – masing Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut : Sasaran 1 : Pendidikan dan Pengajaran Indikator Sasaran adalah sebagai berikut : 1)
Presentase Lulusan Tepat Waktu Yang dimaksud dengan jumlah lulusan tepat waktu adalah presentase penyelesaian masa studi sesuai dengan program. Bagi Mahasiswa lulus tepat waktu merupakan tanggung jawab moral selain itu mahasiswa juga dituntut harus betul-betul menguasai bidangnya. Berbagai upaya telah dilakukan Poltekkes Ternate dalam mencapai optimalisasi lulusan yang lulus tepat waktu dengan memperhatikan standarisasi pelaksanaan proses belajar mengajar, adapun kegiatan dalam pencapaian target antara lain pelaksanaan monitoring PBM secara periodic. Dalam pelaksanannya realisasi yang didapatkan yaitu 83%. Pada Tahun 2014 dalam penentuan kelulusan mahasiswa juga dilakukan dengan Uji Kompetensi khususnya untuk Jurusan Keperawatan dan Kebidanan, dimana uji kompetensi ini adalah ujian yang dilaksanakan untuk menilai pencapaian kompetensi sesuai standar kompetensi/standar profesi dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi. Uji kompetensi atau Competence based assessment merupakan bagian dari longitudinal assessment dimana tujuan uji kompetensi bagi tenaga kesehatan adalah menghasilkan lulusan pendidikan kesehatan yang bermutu yang menjamin keselamatan pasien, keselamatan tenaga kesehatan, kesetaraan mutu global dan terpenuhinya standar mutu pelayanan kesehatan nasional, dan dalam pelaksanaannya menganut prinsip Valid, Reliable, Feasibility dan Impact on Learning. Pada Tahun 2014 terdapat perubahan regulasi tentang Uji Kompetensi yang begitu cepat dari Exit Exam dan tanpa exit exam (Uji Kompetensi setelah wisuda). Kendala dalam pencapaian target adalah masih terdapatnya mahasiswa yang belum dapat menuntaskan mata kuliahnya dikarenakan nilai yang belum mencukupi dan masih terdapat mahasiswa yang belum lulus dalam mengikuti Uji Kompetensi dengan menggunakan sistem exit 1
exam. Upaya tenaga pengajar Poltekkes Ternate salah satunya adalah meningkatkan motivasi mahasiswa baik dari Faktor Internal maupun Faktor Eksternal sebagai contoh adalah memaksimalkan kegiatan pembimbingan akademik baik dari dosen maupun bimbingan konseling dari psikolog, mengindetifikasi secara cepat permasalahan mahasiswa dalam mengahadapi kendala proses belajar mengajar baik pembelajaran di Kelas, Laboratorium maupun di Klinik. Mahasiswa yang belum lulus uji kompetensi pihak Jurusan mengadakan Try out sehingga mahasiswa dilatih kemampuannya dalam memecahkan soal-soal uji kompetensi. 2)
Peningkatan Rasio Jumlah Pendaftar Dan Yang Diterima Pada Tahun 2014 Poltekkes Ternate telah melaksanakan Sipenmaru pada Bulan Agustus, target yang ditetapkan pada saat Sipenmaru adalah rasio jumlah pendaftar dengan yang diterima 4:1, dan realisasinya sesuai target. Hal ini dicapai karena banyaknya variasi jurusan dengan peminatnya sehingga terdapat peningkatan jumlah pendaftar. upaya yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah Poltekkes Ternate melakukan beberapa kegiatan antara lain rapat Sipensimaru yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendaftar, promosi ke sekolah-sekolah dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota. Mekanisme ujian yang dilaksanakan dengan bersih dan transparant dilakukan guna mendapatkan input yang berkualitas sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan, dan sosialisasi Sipenmaru bersama Stakeholder. Seleksi Sipenmaru dilakukan antara lain Seleksi Administrasi, Uji Tulis dan Uji Kesehatan.
3)
Jumlah Peserta Didik Per Kelas Pada saat penerimaan Sipenmaru Tahun 2014, jumlah peserta didik perkelas ditargetkan 50 mahasiswa dan pencapaian pada tahun tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini dilakukan berdasarkan petunjuk teknis penyelenggaraan sipenmaru. Poltekkes Ternate menyadari jumlah peserta didik perkelas yang ideal adalah berkisar 30-40 mahasiswa, namun dalam penyelenggaraan belajar mengajar selalu memperhatikan kondisi kelas yang kondusif, suhu ruangan, alat dan bahan, pengaturan letak kursi (U-shape, class shape, lingkaran, dll), penempatan alat media dan sumber belajar. 1
4)
Presentase Tingkat Kehadiran Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Upaya peningkatan partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan sangat penting dilakukan karena terkait erat dengan keberhasilan pendidikannya. Target tingkat kehadiran mahasiswa untuk Poltekkes Ternate adalah 100%, namun realisasi yang didapatkan adalah 99,4% hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran terdapat mahasiswa yang sakit, terlambat ataupun alasan lain. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan kehadiran mahasiswa adalah memotivasi mahasiswa. Motivasi belajar perlu mendapatkan perhatian khusus karena diduga rendahnya motivasi belajar menjadi faktor penyebab utama. Untuk menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa di Poltekkes Ternate maka pembelajaran dirancang secara
kreatif yang
memungkinkan terjadinya interaksi dan negosiasi untuk penciptaan arti dan konstruksi makna dalam diri mahasiswa sehingga dicapai pembelajaran yang bermakna. Optimalisasi fungsi Pembimbing Akademik dan Koordinator Kelas di Poltekkes Ternate sangat membantu menyelesaikan
masalah-masalah
kemahasiswaan
khususnya
masalah
yang
berdampak
langsung pada proses pembelajaran. 5)
Presentase Lulusan Dengan IPK ≥ 2,75 Yang dimaksud dengan presentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75 adalah lulusan yang mendapatkan nilai IPK ≥ 2,75. Indikator dalam upaya mencapai sasaran diatas adalah Presentase mahasiswa dengan IPK ≥ 2,75. Target pada tahun 2014 adalah 99,3% dan realisasi yang didapat melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 99,8%. Hal ini merupakan gambaran komitmen dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran, hasil yang didapat merupakan kerjasama yang sinergis pada keduanya ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang memadai baik teori maupun praktik. Poltekkes Ternate menyadari bahwa kebutuhan pasar menuntut untuk mahasiswa mempunyai IPK ≥ 2,75, dimana IPK ini salah satunya menjadi syarat dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Kegiatan lain yang dilakukan terfokus pada pencapaian kompetensi mahasiswa, IPK yang didapat meliputi berbagai aspek antara lain pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa. Review hasil belajar yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
1
Koordinator I Bidang Akademik dan Koordinator II Bidang Kemahasiswaan dibawah pengawasan Ketua Jurusan. Pelaksanaan proses akademik dengan iklim akademik yang bergairah merupakan upaya yang dilakukan Poltekkes Ternate, hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar mengajar dan terciptanya budaya kompetisi dalam bidang akademik yang tercermin dari tingginya pencapaian Indeks Prestasi semester dan Indeks Prestasi kumulatif. Upaya lain yang dilakukan dalam meningkatkan lulusan dengan IPK ≥ 2,75 adalah senantiasa memberikan dorongan kepada dosen agar dapat menjelaskan materi kuliah dengan baik, memberikan
yang
membangkitkan
esenssial dengan cara yang menarik, percaya diri dan mampu
motivasi
mahasiswanya
untuk
mengembangkan
kreatifitas
dalam
mengeksplorasi materi yang lebih dalam secara mandiri. Poltekkes Ternate menyadari komunikasi dan interaksi baik di dalam kelas maupun di luar kelas sangat menentukan efektifitas dan mutu pendidikan. 6)
Presentase Tersedianya Silabus Silabus adalah komponen pengajaran yang berisi tentang rencana perkuliahan yang akan dilaksanakan selama satu semester yang mengatur tentang identitas mata kuliah, tujuan mata kuliah, uraian materi, pendekatan pembelajaran, media, evaluasi hasil belajar dan referensi yang digunakan. Target yang ditetapkan pada Tahun 2014 adalah 100%, realisasi yang didapatkan adalah 100% silabus. Kegiatan yang dilakukan dalam mencapai target yang ditetapkan adalah sosialisasi standar pembelajaran, monitoring pelaksanaan standar pendidikan, komitmen dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar pembelajaran salah satunya yang ditetapkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan RI. Permasalahan dalam pencapaian target diatas adalah dalam pembuatan silabus pada mata kuliah yang diampu oleh dosen luar harus dilakukan oleh staf dosen di masing-masing jurusan, sehingga sering kali pembuatan silabus tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan.
1
7)
Presentase Tersedianya SAP/RPP Dosen pada setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun SAP/RPP secara lengkap dan sistematis untuk menjamin terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam pembuatan SAP kegiatan yang dilakukan sama halnya dengan dengan pembuatan silabus, target yang ditetapkan pada Tahun 2014
adalah 100% , realisasinya adalah 100%. Dalam pencapaian
target dilakukan sosialiasi pembuatan SAP/RPP baik bagi dosen dalam maupun dosen luar dengan memperhatikan prinsip dalam penyusunan SAP/RPP yaitu berorientasi pada silabus mata pelajaran, memperhatikan perbedaan individual mahasiswa, menerapkan teknologi secara efektif, mendorong partisipasi aktif mahasiswa, penguatan, umpan balik, pengkayaan dan remedial, keterkaitan dan keterpaduan. Upaya selanjutnya adalah meningkatkan Koordinasi dan Komunikasi antara Pengelola di Jurusan dengan Dosen luar tersebut. 8)
Presentase Implementasi Kalender Akademik Kalender
Akademik
merupakan
rencana
kegiatan
pembelajaran
selama
satu
tahun.
Implementasi kalender Akademik ditargetkan 95% dan realisasi 95%. Kegiatan dalam upaya pencapaian target adalah pelaksanaan Proses Belajar Mengajar secara periodik. 9)
Presentase Pencapaian Materi Kuliah Sesuai Dengan SAP/RPP Pencapaian materi kuliah sesuai dengan SAP/RPP merupakan upaya standarisasi kompetensi peserta didik, target yang dibuat adalah 100% pencapaian materi kuliah sedangkan realisasinya adalah 100% (sesuai target). Hal ini menggambarkan komitmen pengajar dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional. Upaya yang dilakukan Jurusan adalah dengan meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencapaian materi kuliah sesuai dengan SAP/RPP. Pengawasan dan pengendalian tidak dilakukan pada akhir dari proses namun dilakukan disetiap tahapannya.
1
10) Presentase Produktivitas Penyusunan Bahan Ajar Dalam Upaya mencapai sasaran diatas Indikator penunjang yang ditetapkan adalah produktivitas penyusunan bahan ajar, target pada tahun 2014 Adalah 80% realisasinya adalah 80%. Hal ini menggambarkan tingkat komitmen dosen dalam menyusun bahan ajar meningkat mengingat dengan adanya bahan ajar memudahkan dosen dalam proses belajar mengajar. Kendala dalam mencapai target yang ditetapkan adalah masih terdapat buku bahan ajar yang belum memenuhi standar sehingga usul pemecahan masalahnya adalah melakukan refreshing terhadap semua dosen dalam penyusunan bahan ajar yang terstandar. 11) Jumlah Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler dapat disebut sebagai bagian dari pendidikan dalam arti luas, dengan demikian kegiatan ini juga merupakan proses yang sistematis dalam membudayakan warga Negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya. Kegiatan Ekstrakurikuler mengandung pengertian kegiatan yang dilakukan mahasiswa universitas di luar jam kurikulum standar. Adapun Indikator penunjang yang dicapai adalah Jumlah Kegiatan Ekstrakurikuler dari target yang ditetapkan berjumlah 7 kali dan realisasinya 14 kali, terjadi kenaikan dari target yang ditetapkan adapun kegiatan yang dilakukan pada jurusan meliputi kegiatan kemahasiswaan di bidang ilmiah seperti melakukan seminar baik lokal maupun nasional, melakukan manajemen penanggulangan
bencana,
pembentukan
kelompok
konsultasi
dan
penyuluhan
gizi,
pembentukan PIK (Pusat Informasi dan Konseling) dan Latihan Dasar Kepemimpinan. Bidang Keagamaan antara lain adanya forum kajian kampus, tauziah, merayakan hari besar keagamaan. Sedangkan pada Bidang Kesenian dan olah raga antara lain tenis meja, bulu tangkis, volley, kegiatan Porseni, senam aerobik, tarik tambang dan berpartisipasi pada event kesenian seperti Legu Gam. Pada Bidang Sosial melakukan Bhakti Sosial, penyuluhan kesehatan, melakukan kegiatan anti narkoba, pawai kampanye tentang HIV/AIDS, donor darah dan adanya kegiatan Pemuda Siaga Bencana.
1
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri terprogram dengan bidang pengembangan diri yang mencakup pengembangan kreativitas, pengembangan keagamaan, sosial dan pengembangan rekreatif. 12) Peningkatan Jenjang Pendidikan Tenaga Pendidik Meskipun telah diamanatkan oleh UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PERMENDIKBUD No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan, peraturan perundangan tersebut telah mengamanatkan bahwa syarat minimal kualifikasi dosen/tenaga pendidikan di Perguruan Tinggi adalah berijazah Magister (S2) dan harus bersertifikasi, Poltekkes Ternate pada Tahun 2014 mengalami peningkatan yang signifikan dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan tenaga pendidik dari yang ditargetkan 6 orang dan realisasinya adalah 9 orang, hal ini dilakukan guna standarisasi pendidikan dan pengelolaan tenaga kependidikan merupakan langkah penting dalam mewujudkan system pendidikan nasional yang efektif dan efisien. 13) Peningkatan Jenjang Jabatan Fungsional Tenaga Pendidik Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai negeri sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok organisasi pemerintah. Identifikasi tenaga dosen yang belum mempunyai Jabatan Fungsional dan yang telah memenuhi persyaratan untuk diusulkan sebagai dosen yang mempunyai Jabatan Fungsional pada Tahun 2014 adalah 6 orang dengan realisasi 9 orang (150%). 14) Peningkatan Tenaga Pendidik Yang Memperoleh Sertifikasi Sertifikasi dosen adalah suatu prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengevaluasi dan menilai profesionalisme dosen dalam menjalankan tugas pengajaran dan pembelajaran di
1
perguruan tinggi. Pada Pelaksanaannya, setifikasi dosen mengacu pada regulasi, prosedur dan format nasional sertifikasi dosen Kementerian Pendidikan Nasional, baik dari segi instrument, mekanisme, pemetaan prioritas dosen yang disertifikasi. Dalam meningkatkan kompetensi dosen, pada Tahun 2014 terdapat 1 orang dosen yang memenuhi syarat dan diusulkan untuk memperoleh sertifikasi, dosen tersebut atas nama Arini Krisnawati, S.Kep,M.Pd.I dari Jurusan Keperawatan. Setiap tahunnya Indentifikasi dosen yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan sertifikasi dilakukan mengigat sangat penting penyelenggaraan sertifikasi dosen hal ini terkait dengan pemikiran bahwa pendidikan yang bermutu memiliki
kaitan ke depan ( Forward
Linkage) dan kaitan ke belakang (Backward Lingkage). Forward Linkage yang dimaksud adalah berupa pendidikan yang bermutu yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera, Sementara Backward linkagenya adalah bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan dosen yang bermutu pula yakni dosen yang professional, sejahterah dan bermartabat. Mengingat keberadaan dosen yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya system dan praktik pendidikan yang berkualitas. 15) Jumlah Dosen Sebagai Narasumber Kegiatan Jumlah Dosen sebagai narasumber ditargetkan berjumlah 8 orang dan realisasi memenuhi target yang ditetapkan yaitu 8 orang. Kegiatan yang dilakukan sebagai narasumber antara lain narasumber pada kegiatan Talkshow Hari Kesehatan Sedunia di Kota Ternate dan Pelayanan Prima di RSUD dr.Chasan Boesoirie Ternate yang dilakukan oleh dosen jurusan Keperawatan, Narasumber pada Pelatihan Asuhan pada Ibu Hamil yang dilakukan oleh dosen jurusan Kebidanan, Narasumber pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bagi guru TK/PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Penggunaan Standar Pertumbuhan Balita bagi petugas gizi puskesmas yang dilakukan oleh dosen jurusan Gizi, Konsultan Analisis Dampak Lingkungan di Provinsi Maluku Utara yang dilakukan oleh dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan, narasumber dalam pemeriksaan Mikroskopis Malaria di Provinsi Maluku Utara yang dilakukan oleh dosen Jurusan Analis Kesehatan.
1
16) Jumlah Dosen Yang Mengikuti Pelatihan Agar Otonomi pendidikan dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan dosen yang professional, untuk menciptakan dosen yang professional yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan maka dapat diterapkan salah satunya melalui pelatihan. Pelatihan pada dasarnya merupakan suatu usaha dosen untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dosen dalam memberi pelayanan yang sangat baik atau terbaik seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan adanya dosen yang professional dalam suatu organisasi. Tahun 2014 Poltekkes Ternate menargetkan 24 orang mengikuti kegiatan pelatihan sedangkan realisasinya melampaui target yaitu 33 orang. Poltekkes Ternate memahami bahwa Pelatihan merupakan upaya penting sebagai tenaga pendidik dalam meningkatkan kompetensinya. Didukung dengan pembiayaan yang memadai maka target tersebut dapat dilampaui adapun jenis pelatihan yang diikuti meliputi Pelatihan; Pelatihan TOT, Teknik Penyusunan dan Analisis Soal, workshop pengisian pangkalan data (PDPT) lanjutan dan Upload Data PDPT, Pengisian Pangkalan Data PDPT di Forlap, workshop pengisian borang akreditas BAN-PT/LAM-PTKes, Pelatihan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatus bagi tenaga pendidik, workshop Kajian Pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan dan Munas I AIPSTEKI, Pelatihan Teknik Penyusunan dan Analisi Soal bagi Tenaga Pendidik di Institusi Diknakes Angkatan I,
workshop Cakupan
Indikator Pembinaan Gizi, workshop Nasional Penelaahan Soal Uji Kompetensi Diploma III Gizi Indonesia, workshop Peningkatan Mutu Dietisien Rumah Sakit di dalam Menyusun dan Mengimplementasikan Dokumentasi Pelayanan Gizi, workshop revisi Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK sesuai PMK No.32 Tahun 2013 dan Finansial Rekognisi Pendidikan Lanjutan (RPL) Pendidikan Kesehatan Lingkungan 2014, pelatihan SIMKA Angkatan I di Lingkungan Kemenkes RI. 17) Peningkatan Penilaian DP3 Pegawai Keberadaan PNS sangat dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat, untuk itu terhadap PNS perlu dilakukan pembinaan yang sistematis melalui
1
berbagai kebijaksanaan dan instrument pembinaannya. Salah satu instrument untuk dapat mengarahkan PNS pada tingkat kompetensi yang diinginkan adalah penerapan system penilaian kinerja (prestasi kerja). Pada Tahun 2014 ditargetkan 100% dan realisasi sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini bisa dicapai karena adanya komitmen dalam bekerja dan adanya implementasi dari pedoman internal yang digunakan. Dalam melakukan penilaian Pejabat Penilai di Poltekkes Ternate senantiasa memperhatikan faktor eksternal dan Internal yang mempengaruhi penilaian. 18) Presentase Ketersediaan AVA Penambahan Audio Visual Aid ini sebagai upaya peningkatan sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar mahasiswa. Tahun 2014 ditargetkan 15 buah realisasinya sesuai dengan target yaitu 100%. Ketersediaan AVA menjadi prioritas pengadaan dari tahun ke tahun demi kelancaran proses belajar mengajar khususnya dan kelancaran kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi umumnya pada Lingkup Poltekkes Ternate, kedepan akan direncanakan AVA yang tersedia dalam bentuk permanen pada ruang kelas. 19) Presentase Peningkatan Penyerapan Realisasi Keuangan Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang dianut oleh Poltekkes Ternate sampai saat ini sudah mengacu pada Kementerian Keuangan, yakni menggunakan pendekatan perencanaan berbasis kinerja, yang disusun berdasarkan perpaduan harmonis antara Top Down – Bottom
Up. Sebagai ukuran keberhasilan suatu program adalah adanya keterlibatan seluruh unsur yang ada di Poltekkes Ternate yang lebih luas dalam proses penyusunannya dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia secara optimal serta pembiayaan yang lebih efektif. Siklus perencanaannya pun telah diatur sedemikian rupa dalam kurun waktu “Tahunan”. Pada Tahun 201 ditargetkan penyerapan realisasi keuangan yang ditargetkan 97% namun realisasinya 88,94% hal ini dikarenakan masih terdapat kegiatan yang belum terlaksana, dan adanya efisiensi. Pada realisasi anggaran Poltekkes Ternate dalam rangka mewujudkan realisasi anggaran yang tranparan dan akuntabel khsusunya pada belanja modal, belanja barang, dll 1
dilakukan dengan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Perpres 70 tahun 2012 tentang perubahan atas Perpres 54 tahun 2010, proses pengadaan dilakukan baik dengan lelang umum melalui portal LPSE, penunjukan langsung maupun pengadaan langsung. Adapun faktor penentu keberhasilan dalam realisasi anggaran yang diyakini juga sebagai hal yang mempengaruhi perkembangan Poltekkes Ternate antara lain system perencanaan berbasis kinerja dengan tata kelola keuangan yang tepat, perencanaan yang tajam dan akurat membantu Poltekkes Ternate untuk suskses mengelola sumberdaya guna mencapai tujuan, menjalankan misi dan mewujudkan visinya. 20) Peningkatan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan pada Tahun 2014 ditargetkan 2 hal ini sesuai dengan realiasi yang ada, sumber pendanaan yang dimaksudkan berasal dari Rupiah Murni dan Pendapatan Negara Bukan Pajak. Peningkatan sumber pendanaan senantiasa dilakukan Poltekkes Ternate pada tahun berikutnya. 21) Presentase Peningkatan Jumlah Pegawai Yang Naik Pangkat Tepat Waktu Target yang ditetapkan Tahun 2014 adalah 90% pegawai naik pangkat tepat waktu dan realisasinya sesuai dengan target . namun masih terdapat pegawai yang belum dapat naik pangkat khususnya kenaikan pangkat fungsional dosen, Hal ini disebabkan belum siapnya dosen dalam penyusunan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) dan mengakibatkan keterlambatan. Solusi yang dilakukan adalah dengan menyurat kepada masing-masing unit untuk diberitahukan kepada pegawai yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan kenaikan pangkat fungsionalnya dengan tepat waktu. 22) Peningkatan Jenis Layanan Dengan System Komputerisasi Untuk mencapai Strategi diatas maka Indikator penunjangnya adalah peningkatan Jenis Layanan dengan system komputerisasi. Target yang ditetapkan sebanyak 2 adapun realisasinya
1
sama dengan target yg ditetapkan. Layanan yang diberikan adalah menggunakan SIMAK dan Pangkalan Data Perguruan Tinggi. 23) Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran Menurut Kolter (1997) kepuasan adalah perasaan seseorang menyangkut kenyamanan atau kekecewaan sebagai akibat dari pembandingan antara kinerja (atau outcome) produk yang dipersepsikan dalam kaitannya dengan harapan. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran Target yang ditetapkan tahun 2014 adalah 90% mahasiswa dan tingkat kepuasan yang didapatkan realisasinya adalah sesuai dengan target yang ditetapkan. Realisasi ini meliputi kepuasan mahasiswa terhadap layanan pembelajaran. Poltekkes Ternate menyadari bahwa mahasiswa sebagai stakeholder utama sudah semestinya dapat memperoleh apa yang diinginkan. Analisis Kepuasan Mahasiswa dalam PBM antara lain Cara penyampaian materi. Kemampuan penyampaian materi yang profesional dari dosen akan mempengaruhi kualitas kuliah atau pelajaran yang disampaikan kepada mahasiswa, karena berhubungan dengan pemahaman teori dan keterampilan serta kemampuan dosen untuk manajemen waktu. Dosen yang memiliki kemampuan profesional yang tinggi dapat mengajarkan lebih banyak pengetahuan dan keterampilan baru kepada mahasiswa, serta membuat mahasiswa lebih paham. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa maka kepuasan mahasiswa terhadap penyampaian materi juga meningkat.Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada dosen yang mengajar dengan metode ceramah saja. Mahasiswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Untuk itu dituntut kepada semua dosen untuk berani mencoba metodemetode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kepuasaan mahasiswa dalam memahami materi. Dalam penyampaian materi perlu juga kombinasi media dan alat bantu dalam PBM akan mempermudah pemahaman mahasiswa yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasaan mahasiswa. Jawaban yang jelas dan tuntas dalam penyampaian materi juga memberikan kepuasaan tersendiri bagi mahasiswa. Hal ini sangat membantu mahasiswa
1
dalam memahami suatu permasalahan dan akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Dorongan/ motivasi. Selain mengajar, dosen juga selalu memotivasi mahasiswa dalam hal belajar. Hal ini memberikan kepuasaan bagi mahasiswa. Tidak diragukan lagi bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat pada mahasiswa untuk belajar. Karena seorang mahasiswa, meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti tetap akan ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keenganan dan kelalaian. Maka tunas semangat ini mesti dipelihara secara terus-menerus oleh dosen. Dorongan atau motivasi perlu juga direalisasikan dengan memberikan pujian kepada mahasiwa karena walaupun hanya sepatah pujian atau ungkapan dorongan, akan mendongkrak seorang mahasiswa menampak tangga kesungguhan dan keseriusan yang lebih tinggi. Setiap jiwa, siapapun pemiliknya cenderung merasa senang kepada keberhasilan. Dan pujian yang benar akan lebih banyak mendorongnya untuk melangkah mencapai puncak keberhasilan. Sikap dan penampilan. Sikap dan penampilan mengajar adalah perilaku dosen yang berkaitan dengan gaya atau kebiasaan dosen dalam memberikan perkuliahan. Sikap dan penampilan yang baik akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa, sehingga semakin baik kemampuan mahasiswa maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar. Kepuasaan mahasiswa dalam PBM karena didukung oleh adanya sikap dosen yang penuh kehangantan dan keakraban. Hal ini memberikan kenyamanan terhadap mahasiswa sehingga memudahkan mereka untuk memahami materi yang disampaikan pada saat PBM dan tentu saja akan berpengaruh terhadap kepuasaan mahasiswa. Ketidakcenderungan dan ketidakkeberpihakan terhadap mahasiswa tertentu juga berpengaruh terhadap peningkatan kepuasaan mahasiswa. Penampilan dosen dalam batas proporsional juga berpengaruh terhadap kepuasaan mahasiswa. Karena berpenampilan menarik dan berpakaian rapi membuat dosen menarik di depan
1
mahasiswa. Tentu penampilan dosen juga harus memenuhi adab dan etika karena ini juga akan berpengaruh terhadap penampilan mahasiswa. Ketetapan waktu. Sikap dosen yang datang tepat waktu menggambarkan baiknya perilaku mengajar yang dimiliki. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif pada tingkat kepuasan mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung melalui timbulnya memori pengalaman yang menyenangkan atau menambah semangat mengikuti proses belajar mengajar. Memenuhi janji adalah salah satu bukti keseriusan dan adanya perhatian dosen kepada mahasiswa. Kepribadan dosen yang seperti ini akan tercetak di benak mahasiswa-mahasiswa dan merekapun dengan mudah mengukur tingginya harga mereka di depan dosennya yang tentu ini akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan mahasiswa. Sarana dan prasarana. Pemenuhan sarana dan prasaran belajar dan lingkungan belajar yang juga memiliki hubungan yang bermakna dengan kepuasaan mahasiswa terhada PBM. Menurut Strange C (1991), faktor lingkungan fisik seperti desain arsitektur, luas ruangan, pencahayaan, kebisingan, suhu dan kualitas udara, letak kampus dan kemudahan akses berpengaruh terhadap kepuasaan mahasiswa. Lingkungan belajar yang baik secara tidak langsung akan meningkatkan kepuasan mahasiswa terhadap PBM. Poltekkes berupaya dalam meningkatkan sarana prasarana yang memadai dalam proses belajar mengajar. 24) Optimalisasi System Akuntansi Dalam pencapaian sasaran strategi diatas maka diperlukan indikator penunjang yaitu optimalisasi system akuntansi yang ditargetkan 95% realisasinya adalah 95%, hal ini dapat dicapai mengingat segala kegiatan berpedoman pada system akuntansi layanan yang diberikan yaitu menggunakan SAI dan SABMN. 25) Tingkat Penyerapan Lulusan Di Pasar Kerja Tingkat penyerapan lulusan di pasar kerja adalah persentase lulusan yang memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang dari 6 bulan. Pada tahun 2014 tingkat penyerapan
1
lulusan dipasar kerja ditargetkan 95% sedangkan realisasi yang didapatkan adalah 85%. Hal ini dikarenakan terdapat moratorium pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, Poltekkes Ternate telah melakukan Berbagai kegiatan dilakukan seperti survey sederhana tentang penyerapan alumni, memberikan informasi bursa lowongan kerja kepada lulusan dalam upaya mempercepat penyerapan lulusan, lulusan umumnya diserap oleh pemerintah daerah baik kota maupun kabupaten yang ada di Provinsi Maluku Utara. 26) Penambahan Media Promosi Lulusan Jumlah Media Promosi lulusan yang ditargetkan pada Tahun 2014 adalah 3 buah dan realisasinya sesuai dengan target yang ditetapkan. Melalui website/blog, radio dan media cetak.
Sasaran 2 : Kegiatan Penelitian dan Penelitian yang telah dipublikasi Indikator kinerja pada Sasaran diatas adalah Sebagai berikut : 1)
Tercapainya Jumlah Dosen Peneliti Pertahun Minimal 10 Orang Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan karya penelitian yang bermutu, berdaya saing dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Harus diakui bahwa semangat berkompetisi untuk meraih peluang dibidang penelitian dirasakan masih belum optimal, hal ini dikarenakan antara lain ; kualitas dan budaya dosen dalam penelitian masih rendah, system kompetisi dalam proses seleksi penelitian masih sangat minim, kerjasama kemitraan dengan pemerintah daerah belum dilakukan secara intensif. Hal lain yang masih perlu mendapatkan perhatian dalam bidang penelitian adalah belum banyak dilibatkannya mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian. Untuk itu program peningkatan kualitas penelitian yaitu memacu dosen dalam menghasilkan karya penelitian yang berkualitas dan juga mendidik, menyiapkan mahasiswa agar menjadi perisetperiset yang handal yang mampu berkompetisi baik ditingkat lokal maupun nasional.
2)
Jumlah Proposal Yang Dilaksanakan Meningkat Target tahun 2014 berjumlah 15 Proposal dan realisasinya dalah 12 Proposal. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencapaian target tersebut adalah pembinaan terhadap dosen yang 1
belum melakukan penelitian dan melibatkan mahasiswa disetiap penelitian. Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat juga melakukan perminatan proposal kepada dosen melalui surat untuk meningkatkan partisipasi dosen dalam membuat proposal penelitian. 3)
Bertambahnya Jumlah Kegiatan Ilmiah Dan Publikasi Publikasi karya ilmiah adalah presentasi karya ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal terakreditasi pertahun. Target yang ditetapkan adalah berjumlah 5 (lima). Publikasi hasil penelitian Tahun 2014 yang realisasinya hanya 11 dari target yang ditetapkan. Publikasi hasil penelitian dilakukan secara periodik melalui Jurnal Poltekkes Kemenkes Ternate.
4)
Bertambahnya Jumlah Media Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah yang ada di Poltekkes Ternate berjumlah 1 (satu) dan tidak ada penambahan lagi media publikasi Jurnal Ilmiah pada Tahun 2014. Jurnal ini merupakan media dosen dalam melakukan publikasi hasil penelitiaannya.
Sasaran 3 : Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indikator Kinerja pada sasaran diatas adalah : 1)
Peningkatan Jenis Pengabdian Masyarakat Jenis Pengabdian Masyarakat yang dimaksud adalah Jenis Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan per tahun. Target tahun 2014 pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah 25, realisasinya adalah 90 kegiatan yang dilakukan. Kegiatan Pengabdian masyarakat yang dilakukan antara lain penyuluhan kesehatan, bhakti Sosial, kegiatan menimbang berat badan, mengukur tekanan darah dan pemeriksaan kehamilan gratis, kegiatan ini dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Dengan adanya penambahan jenis kegiatan pengabdian masyarakat nemambah referensi tenaga pendidik dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
1
2)
Frekuensi Kegiatan Pengabdian Masyarakat Target yang ditetapkan adalah 35 kegiatan namun realisasinya adalah 90 kegiatan. Kegiatan dalam upaya pencapaian frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat adalah dengan sosialisasi alur kegiatan pengabdian masyarakat, memotivasi dan memfasilitasi dosen dalam membuat kegiatan pengabdian masyarakat, implementasi kegiatan dan peningkatan kegiatan pengabdian masyarakat pada desa binaan.
3)
Peningkatan Jumlah Kegiatan Kemitraan Indikator Penunjang dari sasaran diatas adalah Peningkatan Jumlah kegiatan kemitraan ditargetkan 30 dan realisasinya sesuai target. Kegiatan kemitraan yang dilakukan baik di Provinsi Maluku Utara maupun di Luar Provinsi Maluku Utara sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa.
1
IV. PENUTUP
D
okumen Laporan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Poltekkes Kemenkes Ternate Tahun 2014 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan, program dan kegiatan Poltekkes Kemenkes Ternate kepada
pimpinan Badan PPSDM Kesehatan dan seluruh stakeholder yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di bidang pendidikan tenaga kesehatan. Hasil evaluasi ini diharapkan sebagai alat penilai kinerja kuantitatif yang secara transparant menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penyusunan LAKIP telah sejalan dengan program Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) dan Indikator Kinerja baik Utama dan Penunjang di Poltekkes Kemenkes Ternate. Secara umum dapat disimpulkan bahwa Jurusan, Subbag dan Unit di Poltekkes Kemenkes Ternate telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2014 untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Poltekkes Kemenkes Ternate 2010-2014 . Hal ini didukung dengan fakta bahwa kinerja Poltekkes Kemenkes Ternate pada tahun 2014 telah berhasil merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran dari program dan sasaran Renstra Poltekkes Kemenkes Ternate, sehubungan dengan sasaran tersebut diatas, Poltekkes Kemenkes Ternate menitikberatkan pada upaya peningkatan kualitas pembelajaran sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada Tahun 2014 terdapat 6 Indikator Kinerja Utama, dan dalam mewujudkan indikator kinerja utama tersebut terdapat 36 Indikator Kinerja Penunjang, dari Total Indikator tersebut Poltekkes Kemenkes Ternate tingkat capaian yang ≥ 100 % berjumlah 69%. Berbagai upaya dilakukan Poltekkes Kemenkes Ternate dalam mewujudakan target yang telah ditetapkan dengan keterbatasan yang ada. Pencapaian kinerja yang sesuai atau melebihi dari target yang telah ditetapkan tidak lepas dari hasil perencanaan, pemenuhan tanggung jawab dan penciptaan inovasi dalam pelaksanaan tugas. Meskipun demikian terdapat beberapa faktor di luar kendali Poltekkes Kemenkes Ternate dan hal ini juga mempengaruhi atas keberhasilan kinerja di Tahun 2014. Untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mencapai target yang telah
1
ditetapkan harus dijadikan bahan kajian dan sebagai pelajaran, pemicu kinerja Poltekkes Kemenkes Ternate untuk tahun yang akan datang.
1
1
4.
1