DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
iv
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................
1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ................................................
2
1.3 Hubungan Antar Dokumen ................................................
4
1.4 Sistematika Dokumen RKPD .............................................
4
D
A
BAB I
5
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN
R
BAB II
IN
1.5 Maksud dan Tujuan ............................................................
KO (C TA O S PY A ) MA
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Visi dan Misi Kota Samarinda ............................................
7
2.2 Gambaran Umum Kondisi Kota Samarinda ........................ 10 2.2.1 Aspek Geografi dan Demografi ............................... 11 2.2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ........................... 17 2.3 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Hingga Tahun 2012 dan Realisasi RPJMD Tahun 2011 -2015 ...... 32 2.4 Permasalahan Pembangunan Daerah................................ 36 2.4.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan
A
Prioritas dan Sasaran Pembangunan ..................... 36
BA PP ED
2.4.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan .............................................. 39
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ........................................ 41 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan Perkiraan Tahun 2013 ............................................. 42 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 .............................................................. 45 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ......................................................................... 46 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ............................................................... 3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ........................... 47 i
3.2.2.1 Arah Kebijakan pendapatan Daerah............ 47 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah................... 48 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ................................... 50 4.2 Prioritas dan Pembangunan ............................................... 53 BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS 5.1 Indikasi Program Prioritas Pembangunan Daerah .............. 57 5.2 Indikasi Pendanaan Urusan Pemerintahan Daerah ............ 63
BA PP ED
A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
BAB VI PENUTUP ................................................................................... 69
ii
DAFTAR GAMBAR Tabel
Halaman 12
2.2 Jumlah Produksi Gas Alam Kota Samarinda Tahun 2006-2010 ....................................................................
13
2.3 Jumlah Produksi Batubara Kota Samarinda Tahun 2006-2010 ....................................................................
14
BA PP ED A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
2.1 Peta Kecamatan Kota Samarinda ...........................................
iii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Samarinda Tahun 2008 – 2012 ...................................
15
2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Di Kota Samarinda Tahun 2012 ..............................................
15
2.3 Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin Di Kota Samarinda .................................. 16
D
A
2.4 Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Pendidikan Kota Samarinda 17 Tahun 2008-2012 ....................................................................
R
IN
2.5 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Dengan Migas Tahun 2008 – 2012 ................................................................. 18
KO (C TA O S PY A ) MA
2.6 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Tanpa Migas Tahun 2008 – 2012 .................................................................. 18 2.7 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstant Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2012 ...................................................... 19 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstant Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2012 .....................................
20
2.9 Inflasi Kota Samarinda Tahun 2008 – 2012 ............................
22
2.10 Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda ..................................
23
2.11 Inflasi Kota Samarinda Menurut Kelompok
24
2.12 Index Pembangunan Manusia Kota Samarinda Tahun 2008 - 2012 ..................................................................
27
2.13 Jumlah Penduduk Miskin Kota Samarinda Tahun 2008 - 2012 ..................................................................
30
2.14 Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda Tahun 2008 - 2012 ..................................................................
31
BA PP ED A
Barang&Jasa yoy ...................................................................
2.15 Perbandingan Permasalahan/Kondisi Pembangunan Nasional, Provinsi dan Daerah ................................................................
37
2.16 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional, Provinsi dan Daerah/ Kota....................................................... 3.1 Realisasi dan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Menurut Harga Konstan Tahun 2000 dengan Migas Tahun 2008-2013 ...................................................................
iv
39
43
3.2 Realisasi dan Prediksi PDRB Kota Samarinda Menurut Harga Konstan Konstan tahun 2000 dengan Migas Tahun 2009-2013............ 43 4.1 Prioritas Program Pembangunan Daerah Kota Samarinda Tahun 2014 ............................................................................
53
5.1 Program Prioritas Pembangunan, Indikasi Program Prioritas Satuan Kerja, Bidang Urusan dan Satuan Kerja Penanggung Jawab ..... 56 64
BA PP ED A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
5.2 Program Prioritas Pembangunan ............................................
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 5, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana
A
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mengacu pada
prioritas
pembangunan
Daerah,
rencana
kerja,
dan
IN
Daerah,
D
Rencana Kerja Pemerintah (RKP), memuat rancangan kerangka ekonomi
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
KO (C TA O S PY A ) MA
R
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD Kota Samarinda Tahun 2014 ini disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda Tahun 2011-2015 yang mengusung visi: “ Kota Samarinda Sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa Yang
Maju
Keunggulan
Berwawasan
Lingkungan
Daya
Untuk
Masyarakat “. Sebagai
Saing
Dokumen
dan
Hijau,
Meningkatkan
Perencanaan
Mempunyai
Kesejahteraan
Pembangunan
Daerah,
A
penyusunan RKPD tahun 2014 direncanakan dilaksanakan melalui 4
BA PP ED
tahapan, yaitu penyusunan Pra Rancangan Awal RKPD, Rancangan Awal RKPD, Rancangan RKPD, dan Rancangan Akhir RKPD. Tahapan Pra Rancangan Awal RKPD lebih menitikberatkan pada rencana kerja pembangunan di wilayah. Selanjutnya Rancangan Awal RKPD disusun berdasarkan Pra Rancangan Awal setelah mendapat masukan konsultasi publik dan SKPD, sebagai bahan pembahasan pada forum SKPD. Adapun Rancangan RKPD disusun setelah memperoleh masukan secara paralel dari Musrenbang dan Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD, sebagai bahan pembahasan pada Rapat Koordinasi Bidang (Rakorbid), sekaligus mendapat masukan dari forum tersebut untuk bahan penyusunan Rancangan Akhir RKPD. Penyusunan
RKPD
tahun
2014
ini
dilakukan
dengan
menggunakan pendekatan teknokratis (strategis dan berbasis kinerja), partisipatif, bottom-up dan top-down. Hal tersebut dilakukan dengan tetap 1
memperhatikan dan menekankan pada integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar wilayah, antar ruang, antar waktu, antar urusan pemerintahan maupun antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Pendekatan teknokratis, dan kerangka berfikir ilmiah digunakan untuk menyusun perencanaan pendapatan, perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk melalui proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Samarinda antara lain mekanisme
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
A
melalui
D
(Musrenbang). Proses bottom-up dilakukan secara berjenjang dari tingkat
IN
RT, Kelurahan, Kecamatan, Kota/Kabupaten dan Provinsi. Sedangkan
R
proses top-down antara lain diimplementasikan dalam bentuk Program
KO (C TA O S PY A ) MA
Dedicated. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Dalam penyusunan RKPD Kota Samarinda untuk tahun 2014 berdasarkan pada:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur;
2) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
A
Pengelolaan Keuangan Negara;
BA PP ED
3) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah otonom; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; 9) Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah;
2
10) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 11) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah; 12) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah; 13) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
A
14) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rincian Kerja
D
Pemerintah;
IN
15) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA-KL);
R
16) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
KO (C TA O S PY A ) MA
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD; 17) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Rencana
Pembangunan Daerah;
18) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2004 tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota Tahun 2005; 19) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan,
Keuangan
Daerah dan
BA PP ED
A
Pendapatan Keuangan
Pertanggungjawaban
serta
Belanja
Daerah
dan
Tata
Cara
Daerah,
dan
Penyusunan
Pelaksanaan
Penyusunan
Pengawasan Anggaran
Tata
Perhitungan
Usaha
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
20) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 22) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;
3
24) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 07 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Samarinda Tahun 2011-2015. 1.3 Hubungan Antar Dokumen RKPD tahun 2014 yang merupakan penjabaran dari RPJMD 2011- 2015 adalah dokumen Perencanaan Pembangunan Tahunan yang disusun mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
A
2010–2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Propinsi Tahun 2013. Hal ini
D
dimaksudkan untuk menyelaraskan program dan kegiatan pembangunan
IN
Kota Samarinda dengan program pembangunan Provinsi dan prioritas
R
pembangunan nasional.
KO (C TA O S PY A ) MA
RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang juga terdiri dari Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
1.4 Sistematika Dokumen RKPD
A
Proses penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota
BA PP ED
Samarinda tahun 2014 dilakukan melalui proses pembahasan yang terkoordinasi antara Bappeda dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui penyelenggaraan Musrenbang yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan tentang rancangan RKP dan rancangan RKPD yang menitikberatkan pada pembahasan sinkronisasi rencana kegiatan antar satuan kerja perangkat daerah dan antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam pencapaian tujuan pembangunan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Samarinda Tahun 2014 disusun dengan mengikuti sistematika dan struktur bab, sebagai berikut: BAB
I
Pendahuluan,
menjelaskan
(1)
Latar
belakang
yang
menguraikan mengenai pengertian, proses penyusunan, kedudukan dan keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, (2) Landasan Hukum, (3) 4
Hubungan antar dokumen (4) Sistematika Dokumen RKPD. (5) Maksud dan Tujuan penyusunan. BAB
II
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2013 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan, memuat (1) Visi dan Misi Kota Samarinda. (2) Gambaran Umum Kondisi Daerah, (3). Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan REALISASi
III
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
D
BAB
A
RPJMD (4) Permasalahan Pembangunan Daerah
IN
Keuangan Daerah, memuat (1) Arah kebijakan Ekonomi
IV
Prioritas Pembangunan Daerah, memuat (1) Tujuan dan
KO (C TA O S PY A ) MA
BAB
R
Daerah, (2) Arah kebijakan Keuangan Daerah
Sasaran Pembangunan dan (2) Prioritas Pembangunan BAB
V
Rencana
Program
dan
Kegiatan
Prioritas
Daerah,
mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program
A
dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai
BA PP ED
kegunaan tinggi bagi masyarakat.
BAB
VI
Penutup, memuat tahapan-tahapan sistematika penyajian rancangan awal pada bab diatas sehingga memberikan gambaran tentang Pemerintah Daerah Kota Samarinda.
1.5 Maksud dan Tujuan RKPD tahun 2014 dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam penyusunan
Rancangan
KUA
dan
PPA
Sementara
yang
akan
disampaikan kepada Badan Anggaran DPRD untuk dibahas, disepakati dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan KUA dan PPA antara Walikota dan Pimpinan DPRD. Selanjutnya akan dijabarkan dalam RKA SKPD sebagai lampiran Raperda APBD untuk dibahas dan memperoleh persetujuan DPRD.
5
Adapun tujuan utama penyusunan RKPD ini adalah untuk mewujudkan program pembangunan Kota Samarinda yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai dengan visi, misi dan amanat RPJMD. Selain itu ada beberapa tujuan lainnya yaitu: 1) Menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah dalam penyelenggaran urusan Pemerintahan melalui penjabaran rencana strategis ke dalam rencana operasional dan memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka
A
menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan
D
pembangunan daerah.
IN
2) Memberikan gambaran mengenai proyeksi Rencana Kerangka Ekonomi Daerah tahun 2014 sebagai patokan dalam penyusunan
R
rencana pendapatan yang akan digunakan untuk membiayai belanja
KO (C TA O S PY A ) MA
dan pembiayaan pembangunan daerah.
3) Memberikan arah bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi dalam pembangunan daerah tahun 2014.
4) Menyatukan tujuan kegiatan semua SKPD melalui penetapan target Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam rangka pencapaian visi dan misi Pemerintah Kota Samarinda
sehingga menjadi instrumen bagi
Pemerintah
menyusun
Pertanggung
Daerah
dalam
Jawaban
(LKPJ),
Laporan
Laporan
Keterangan
Penyelenggaraan
BA PP ED
A
Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD).
5) Menetapkan
program
prioritas
untuk
masing-masing
urusan
pemerintahan dalam rangka pencapaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan.
6
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Visi dan Misi Kota Samarinda 2.2.1 Visi Kota Samarinda Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada saat
A
pemilihan kepala daerah (pilkada). Visi Kepala daerah dan wakil kepala
D
daerah terpilih menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa
IN
depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima)
R
tahun sesuai misi yang diemban.
KO (C TA O S PY A ) MA
Visi pembangunan daerah Kota Samarinda untuk periode RPJMD 2011-2015 sesuai dengan visi kepala daerah terpilih adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa yang Maju Berwawasan Lingkungan, Mempunyai Keunggulan Daya Saing Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” Visi diatas bermakna sangat luas. Guna menunjukkan makna visi pembangunan daerah diatas dapat dijabarkan melalui penjelasan visi.
A
Visi tersebut dapat didefinisikan menjadi beberapa poin diantaranya:
BA PP ED
Makna yang paling besar yang terdapat dalam Visi ini adalah Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang
matrealistis, atau dapat pula diartikan
sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk daerah belakangnya. Beberapa aspek kehidupan di kota antara lain aspek sosial sebagai pusat pendidikan,
pusat
kegiatan
ekonomi,
dan
pusat
pemerintahan.
Metropolitan didasarkan pada posisi Kota Samarinda sebagai Sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan menjadi pusat perkembangan industri, jasa dan perdagangan menimbulkan efek berantai (multiplier effect) salah satunya adalah perpindahan penduduk (migrasi) dari berbagai daerah di Kalimantan Timur maupun dari luar daerah Kalimantan Timur bahkan hingga dari berbagai negara. 7
Salah satu indikator kota metropolitan adalah jumlah penduduknya yang besar, Kota Samarinda adalah kota dengan jumlah penduduk yang paling banyak dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Porvinsi Kaltim. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat diperkirakan akan menempati
daerah-daerah
metropolitan
merupakan
perkotaan. salah
Samarinda
satu
upaya
menjadi
kota
mewujudkan
arah
pembangunan Indonesia yaitu “Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan Berkeadilan”, yang diarahakan pada daerah-daerah diluar Jawa.
fisik
itu
kota
diperlukan yang
tidak
untuk
mencegah
terkendali
(urban
terjadinya sprawl
&
D
pertumbuhan
Upaya
A
pulau
IN
conurbation), seperti yang terjadi di wilayah Pulau Jawa, serta untuk mengendalikan arus migrasi masuk langsung dari desa ke kota-kota
R
besar dan metropolitan.
KO (C TA O S PY A ) MA
Metropolitan Kota Samarinda diharapkan dapat terwujud dengan mantapnya sistem sarana prasarana perkotaan yang terkendali. Hal tersebut dapat ditandai dengan meningkatnya infrastruktur disegala bidang, termasuk dalam penanggulangan banjir dan ketersedian air bersih di kota. Penerapan manajemen tata ruang yang baik dengan optimalisasi lahan sesuai dengan pembagian fungsi kota. Sistem pengelolaan kota dan pemukiman yang sehat dan bersih dari sampah, serta nyaman sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Pembangunan
A
pada
3
Samarinda
fokus
pokok
sebagai
Kota
pembangunan
Metropolitan daerah
yaitu
BA PP ED
dilandaskan
Kota
pembangunan industri, perdagangan dan jasa. Makna berbasis pada industri, perdagangan dan jasa merupakan dukungan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Samarinda, dalam visi pembangunan daerah tersebut dijelaskan dalam uraian beriku ini:
Berbasis pada industri maju dan berwawasan lingkungan
adalah pengembangan sektor industri baik industri kecil, menengah dan besar yang memperhatikan pengelolaan secara efisien dan rasional sumber daya alam, dengan memperhatikan daya dukungnya. Selain itu industri yang memperkuat kemampuan dan pembangunan jaringan interaksi, komunikasi, dan informasi baik untuk kepentingan domestik maupun dalam kaitannya dengan dinamika globalisasi. Pengembangan sektor
industri
harus
mengacu
pada
azas
pembangunan
yang
berkesinambungan dan menjaga kelestarian lingkungan agar tetap
8
menjaga keadaan kota yang bersih, sehat dan nyaman sebagai bentuk perwujudan kota metropolitan. Berbasis
pada
perdagangan
maju
dan
berwawasan
lingkungan adalah perdagangan yang mampu menjawab pasar global dengan memfokuskan pada komoditi andalan lokal Kota Samarinda. Dengan besarnya arus urbanisasi dan pertumbuhan penduduk Kota Samarinda, perdagangan dan pusat perbelanjaan merupakan ekonomi yang sangan besar. Pengelolaan sektor ini harus memperhatikan
A
masalah keramahan terhadap lingkungan, khususnya pengelolaan limbah
D
yang baik dan memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar.
IN
Berbasis pada jasa maju dan berwawasan lingkungan adalah pengelolaan sektor jasa yang mampu memberikan daya dukung terhadap
R
pertumbuhan ekonomi. Sektor jasa di Kota Samarinda diarahkan pada
KO (C TA O S PY A ) MA
prinsip-prinsip profesionalisme dan standar-standar pelayanan yang baik dalam rangka menunjang perwujudan kota metropolitan. Penguatan pengelolaan jasa keuangan menjadi salah satu faktor mewujudkan kondisi
perekonomian
masyarakat,
selain
jasa-jasa
lain
seperti
transportasi, asuransi, telematika dan kesehatan dalam rangkan memperkuat daya saing kota. Pengelolaan sektor jasa yang profesional harus tetap memperhatikan keramahan terhadap lingkungan. Mempunyai Daya Saing untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat adalah merupakan orientasi pembangunan dari sektor
BA PP ED
A
industri, perdagangan dan jasa. Pembangunan dan pengelolaan 3 sektor pembangunan diatas semata-mata diarahkan pada penguatan daya saing Kota Samarinda dalam bidang tersebut. Daya saing tersebut hendaknya didukung dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan segala kompetensinya menjawab tantangan global. Jika sumber daya Kota Samarinda telah mampu bersaing dalam pergulatan perekonomian
global,
secara
otomatif
peningkatan
taraf
hidup
masyarakat dapat dengan mudah tercapai. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat seiring dengan perkembangan Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan. Kesejehteraan dalam hal ini ditunjukkan dalam kondisi masyarakat yang mempunyai indeks pembangunan manusia (IPM) yang tinggi. IPM disusun dari 3 komponen, yaitu: lamanya hidup yang diukur dengan harapan hidup saat lahir, tingkat pendidikan yang diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada usia 15 tahun keatas dan rata-
9
rata lama sekolah, tingkat kehidupan yang layak yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan. Harapan yang ingin dituju dari kondisi ini berarti seluruh aspek kehidupan masyarakat, yang meliputi pendapatan, kesehatan, pendidikan, keadaan sosial budaya, keamanan, ketertiban, kedamaian dan peradaban telah sampai pada pencapaian taraf puncak baik lahir maupun batin. IPM Kota Samarinda diharapkan terus mengalama kenaikan setiap tahunnya. Kesejahteraan juga ditunjukkan dengan pemerataan kesenjangan pendapatan antar
A
wilayah dalam kota, serta pemerataan penghasilan pekerja sektor
IN
D
informal. 2.2.2 Misi Kota Samarinda
R
Sesuai dengan harapan terwujudnya “Kota Samarinda sebagai
KO (C TA O S PY A ) MA
Kota Metropolis Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa Yang Maju Berwawasan Lingkungan. Mempunyai Keunggulan Daya Saing untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” sebagai Visi RPJMD Kota Samarida tahun 2011-2015, ditetapkan 9 (sembilan) misi-misi pembangunan daerah seperti berikut:
1) Menciptakan dan meningkatkan fasilitas umum dan utilitas penunjang sektor industri, perdagangan dan jasa sebagai basis untuk menuju Kota Metropolitan;
A
2) Penanggulangan persoalan banjir secara tuntas dan menyeluruh;
BA PP ED
3) Penanggulangan persoalan kebakaran secara tuntas dan menyeluruh; 4) Menciptakan dan meningkatkan kehidupan kesehatan Masyarakat; 5) Mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia yang profesional dan religius;
6) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan income perkapita Kota Samarinda ke tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam setiap tahun;
7) Peningkatan kehidupan beragama, pemuda dan olah raga serta sosial budaya yang lebih dinamis dan kondusif sehingga tercipta iklim kehidupan masyarakat yang lebih produktif; 8) Pemerataan keuangan daerah dan pembiayaan keuangan daerah; 9) Peningkatan good governance pemerintah Kota yang lebih baik.
10
2.2 Gambaran Umum Kondisi Kota Samarinda 2.2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kota Samarinda terletak di Daerah Khatulistiwa, yaitu 0 º21’ 18” – 1º09’16” Lintang Selatan dan 116º15’16” - 117º24’16” Bujur Timur dengan luas wilayah Kota Samarinda adalah 718 km 2, hal ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1987. Oleh karena itu, selain memiliki modal dasar pembangunan dengan jumlah penduduk dan letak geografis serta peranan regional yang relatif besar, Kota Samarinda juga
A
memiliki keterbatasan ruang sebagai bagian daya dukung lingkungan.
D
Namun demikian sebagai salah satu pusat perekonomian regional
IN
terpenting di Kalimantan Timur, Kota Samarinda memiliki posisi dan kedudukan strategis bagi berbagai kegiatan jasa, industri, perdagangan
R
barang serta pemukiman.
KO (C TA O S PY A ) MA
Kota Samarinda yang berkedudukan sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Utara: berbatasan
dengan Kecamatan Muara Badak
Kabupaten Kutai Kartanegara. - Sebelah Timur: berbatasan
dengan Kecamatan Muara Badak,
Kecamatan Anggana dan Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara. - Sebelah
Selatan:
berbatasan
dengan
Kecamatan
Loa
Janan
BA PP ED
A
Kabupaten Kutai Kartanegara.
- Sebelah Barat: berbatasan dengan Kecamatan Muara Badak, dan Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara.
a. Luas Wilayah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1987,
Tentang Penetapan Batas Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II Samarinda. Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan, Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai dan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasir yang tertuang dalam Lembaran Negara Nomor 3364, Luas Wilayah Kota Samarinda adalah ± 718 Km2. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Sambutan, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Sungai Pinang, dan Kecamatan Loa Janan Ilir, maka wilayah Kota Samarinda saat ini terbagi dalam 10 (sepuluh) Kecamatan dan 53 Kelurahan yang terdiri dari:
11
1) Kecamatan Samarinda Ilir membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 17,18 Km² 2) Kecamatan Samarinda Utara membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 229,50 Km² 3) Kecamatan Samarinda Ulu membawahi koordinasi 8 Kelurahan dengan luas wilayah 22,12 Km² 4) Kecamatan Sungai Kunjang membawahi koordinasi 7 Kelurahan dengan luas wilayah 43,04 Km² Samarinda
Seberang membawahi koordinasi 3
A
5) Kecamatan
D
Kelurahan dengan luas wilayah 12,49 Km²
IN
6) Kecamatan Palaran membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 221,28 Km²
KO (C TA O S PY A ) MA
dengan luas wilayah 11,12 Km²
R
7) Kecamatan Samarinda Kota membawahi koordinasi 5 Kelurahan
8) Kecamatan Loa Janan Ilir membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 26,13 Km²
9) Kecamatan Sungai Pinang membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 34,16 Km²
10) Kec. Sambutan membawahi koordinasi 5 Kelurahan dengan luas wilayah 100,95 Km².
BA PP ED
A
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Kota Samarinda
12
b. Iklim dan Hidrologi Kondisi klimatologi Kota Samarinda menurut Stasiun BMKG Temindung, suhu minimum berkisar antara 22,4ºC dan suhu maksimum berkisar antara 35,2ºC. Kelembaban udara terendah untuk Kota Samarinda rata-rata berkisar sekitar 78% dan kelembaban tertinggi berkisar sekitar 84%. Kota Samarinda yang beriklim tropis, hujan sepanjang tahun dengan curah hujan terendah 95,2 mm/th dan curah hujan tertinggi 388,6 mm/th. Kecepatan angin terendah berkisar
A
sekitar 2,1 knot dan tertinggi berkisar sekitar 8,7 knot. Sungai-sungai
D
yang Melintas di Kota Samarinda memiliki pengaruh yang cukup besar
IN
pada perkembangan Kota Samarinda. Sungai-sungai ini digunakan sebagai sumber air untuk masyarakat, sekaligus berfungsi sebagai
KO (C TA O S PY A ) MA
pembuangan air hujan.
R
drainase primer dalam rangka pengendalian banjir serta tempat
c. Pertambangan dan Energi
Sektor pertambangan dan Sumber Energi Listrik di Kota Samarinda menyimpan potensi, berupa: 1) Gas Alam
Samarinda memiliki potensi gas alam yang melimpah yang hasilnya merupakan salah satu pendapatan dalam APBD Kota Samarinda.Pada tahun 2007 hasil produksi gas alam mencapai angka 388.341 ton. Pada tahun 2008 jumlah tersebut meningkat
BA PP ED
A
81,84% menjadi 706.154 ton. Jumlah tersebut meningkat kembali di tahun 2009 sebesar 7,91% atau 760.467%. Kuartal 1 2010 produksi gas alam mencapai 173.911 dan akan berpotensi melampaui angka produksi pada tahun 2009. Gambar 2.2 Jumlah Produksi Gas Alam Kota Samarinda Tahun 2006-2010
13
2) Batubara Samarinda memiliki potensi batubara yang melimpah yang hasilnya merupakan salah satu pendapatan
dalam APBD Kota
Samarinda. Pada tahun 2007 hasil produksi batubara mencapai angka 4.030.000 ton. Pada tahun 2007 jumlah tersebut meningkat 4.842639,67 ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan di tahun 2008 yakni 4.397.739 ton. Pada awal tahu 2009 produksi batubara mencapai angka 574.812 ton.
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
Gambar 2.3 Jumlah Produksi Batubara Kota Samarinda Tahun 2006-2010
d. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Ciri
penting
dari
penduduk
Kota
Samarinda
adalah
A
kemajemukan atau plural, baik dilihat dari pengelompokan agama,
BA PP ED
maupun adat istiadat, seni budaya dan suku. Dalam demografi dikenal istilah transisi demografis. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi. Ciri
14
demografi Kota Samarinda cenderung menuju transisi tingkat kelahiran dan kematian rendah. Disamping itu, ciri kependudukan Kota Samarinda juga menggambarkan berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), juga mempengaruhi kebijakan kependudukan yang
Tahun
(2)
2008 2009 2010 2011 2012*
602.117 607.675 727.500 740.747 780.465
Luas Wilayah 2 (Km ) (4)
KO (C TA O S PY A ) MA
(1)
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)/Tahun (3)
R
Jumlah Penduduk
1,40 0,92 16,9 2,0 5,08
IN
D
Tabel 2.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Samarinda Tahun 2008 – 2012
A
diterapkan.
718 718 718 718 718
Kepadatan penduduk 2 (Jiwa/Km ) (5) 839 846 1.013 1.031 1.086
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda pada tahun 2012 adalah 1.086 jiwa/km². Kepadatan penduduk pada setiap kecamatan menggambarkan pola persebaran penduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola persebaran dan luas wilayahnya,
A
terlihat belum merata, sehingga terlihat adanya perbedaan kepadatan
BA PP ED
penduduk yang mencolok antar kecamatan.
Kecamatan
(1) Palaran Samarinda Ilir Samarinda Kota Sambutan Samarinda Seberang Loa Janan Ilir Sungai Kunjang
Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Di Kota Samarinda Tahun 2012* Jumlah Penduduk
Luas Wilayah 2 (Km )
Samarinda Ulu
(2) 50.633 66.798 33.165 47.101 59.956 58.780 118.702 124.609
22,12
5.633
Sungai Pinang
98.760
34,16
2.891
Samarinda Utara
97.126
229,52
755.630
718
423 1.052
Jumlah
(3)
Kepadatan Penduduk 2 (Jiwa/Km ) (4)
221,29 17,18 11,12 100,95 12,49 26,13 43,04
229 3.888 2.982 467 4.800 2.250 2.758
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
15
Dari semua kecamatan yang ada terlihat bahwa Kecamatan Samarinda Ulu memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 5.633 jiwa/km2 diikuti oleh Kecamatan Samarinda Ulu dengan kepadatan 4.800 jiwa/km2. Sedangkan untuk Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran yang mempunyai wilayah lebih luas, kepadatan penduduk hanya 423 jiwa/km2 dan 229 jiwa/km2. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2012 Kota Samarinda 392.464 jiwa penduduk laki-laki dan 363.166 jiwa penduduk perempuan.
A
Jumlah pencari kerja terdaftar menurut pendidikan di Kota
D
Samarinda selama kurun waktu tahun 2008-2012 cenderung
IN
menunjukkan kenaikkan, dan sedikit mengalami penurunan di tahun 2009 yang mencapai 5.409 orang. Selama tahun 2008-2012 jumlah
R
pencari kerja terdaftar di Disnaker Kota Samarinda yang terbanyak
KO (C TA O S PY A ) MA
adalah berpendidikan SMU dari total keseluruhan pencari kerja. Rincian secara detail dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.3 Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Di Kota Samarinda Tahun 2012*
A
Tingkat Pendidikan (1) SD SLTP SLTA Sarjana Muda/Diploma Sarjana S2 Jumlah
Laki-laki (2) 312 863 1.310 214 262 9 2.970
Perempuan (3) 121 579 639 201 186 8 1.731
Jumlah (4) 433 1.439 1.949 415 448 17 4.701
BA PP ED
Dari semua kecamatan yang ada terlihat bahwa Kecamatan
Samarinda Seberang memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 3,050 jiwa/km2 diikuti oleh Kecamatan Samarinda Ulu dengan kepadatan 2,316 jiwa/km2. Sedangkan untuk Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran yang mempunyai wilayah lebih luas, kepadatan penduduk hanya 760 jiwa/km2 dan 324 jiwa/km2. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2012 Kota Samarinda 397,768 jiwa penduduk laki-laki dan 382,697 jiwa penduduk perempuan. Jumlah pencari kerja terdaftar menurut pendidikan di Kota Samarinda selama kurun waktu tahun 2008-2012 cenderung menunjukkan kenaikkan, dan sedikit mengalami penurunan di tahun 2009 yang mencapai 5,346 orang. Selama tahun 2008-2012 jumlah pencari kerja terdaftar di Disnaker Kota Samarinda yang terbanyak
16
adalah berpendidikan SMU dari total keseluruhan pencari kerja. Rincian secara detail dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.4 Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Pendidikan Kota samarinda Tahun 2008-2012
1. 2. 3. 4. 5.
Pendidikan SD SMP SMU DIPLOMA S1/S2 Jumlah
2008
2009
2010
2011
2012*
368 732 4,645 1,730 2,962 10,437
73 136 3,222 888 1,027 5,346
225 551 5,231 1,320 2,643 9,970
285 578 5,833 1,967 2,975 11,638
321 613 6,243 2,345 3,234 12,756
IN
D
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda
A
No
2.2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
ekonomi
menunjukkan
KO (C TA O S PY A ) MA
Pertumbuhan
R
a. Fokus Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi
pertumbuhan
produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Oleh karena itu, Pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan PDRB. Apabila "diibaratkan" kue, PDRB adalah besarnya kue tersebut. Pertumbuhon ekonomi sama dengan membesarnya
A
"kue" produksi tersebut yang pengukurannya merupakan
BA PP ED
persentase pertambahan PDRB pada tahun tertentu terhadap PDRB tahun wilayah sebelumnya. PDRB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan; dan penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan konsep harga konstan (constant prices) dengan tahun dasar tertentu untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga. Saat ini BPS menggunakan tahun dasar 2000. Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor produksi, tenaga kerja, tanah, modal, dan entrepreneurship yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB hanya mempertimbangkan domestik,
yang
tidak
memperhatikan
kepemilikan
faktor
produksi. Dari penjelasan tersebut diatas terlihat bahwa
17
pertumbuhan Ekonomi Daerah Kota Samarinda baik melalui harga yang berlaku maupun harga konstant, baik dengan sektor migas maupun non migas yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 2.5. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Dengan Migas Tahun 2008 – 2012.
A
Pertumbuhan Ekonomi (%) Konstant Berlaku Tahun 2000 7,58 3,24 9,50 4,52 15,74 5,95 3,61 5,26 1,04 4,96 7,49 4,78
D
2008 2009 2010 2011 2012 *
PDRB Dengan Migas (Jt – Rp) Konstant Berlaku Tahun 2000 18.616.882 10.595.535 20.271.686,36 11.068.640,06 24.059.318,52 11.769.120,11 24.962.223,36 12.422.743,65 25.226.337,49 13.071.772,37 Rata-rata Pertumbuhan
IN
Tahun
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
R
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa pertumbuhan
KO (C TA O S PY A ) MA
ekonomi Kota Samarinda, apabila memasukkan unsur migas dengan harga berlaku pada periode waktu 2008 – 2012, ratarata tumbuh sebesar 7,49% sedangkan apabila dilihat dengan harga konstant, rata-rata tumbuh sebesar 4,78% per tahun. Umumnya untuk melihat pertumbuhan Ekonomi Daerah harus di lihat dengan harga konstant.
Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi tanpa migas maka dapat diikuti pada tabel berikut ini:
A
Tabel 2.6. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Tanpa Migas Tahun 2008 – 2012.
2008 2009 2010
PDRB Tanpa Migas (Jt – Rp) Konstant Berlaku Tahun 2000 18.586.782 10.576.635 20.238.702,66 11.039.137,41 24.014.318,91 11.729.245,09
2011
24.841.023,36
12.422.743,65
3,32
5,58
2012 *
25.126.337,49
12.871.772,37
1,13
3,48
7,45
4,57
BA PP ED
Tahun
Rata-rata Pertumbuhan
Pertumbuhan Ekonomi (%) Konstant Tahun Berlaku 2000 7,58 3,23 9,53 4,69 15,72 5,88
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
Apabila di tinjau dari sisi PDRB tanpa migas, maka
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai 2012 terlihat rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda tumbuh sebesar 7,45 % dengan harga berlaku dan 4,57 % dengan harga konstant. Kalau di bandingkan dengan pertumbuhan berdasarkan migas maka pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda tanpa migas jauh lebih kecil, ada perbedaan nilai pertumbuhan jika
18
PDRB di lihat tanpa migas, sesungguhnya pertumbuhan ekonomi tanpa migas inilah yang dapat dijadikan rujukan dan analisis karena Kota Samarinda memang termasuk kota yang bukan penghasil migas atau jasa bukan kota pengolah migas, Samarinda dalam visi dan misinya lebih berorientasi pada kota jasa dan perdagangan, hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan sektoral sebagai berikut:
2008
2009
2010
2011
2012 *
Ratarata
D
Lapangan Usaha Pertanian
2,19
4,59
6,31
3,80
4,07
4,192
2.
Pertambangan & Penggalian
6,47
7,07
7,80
3,25
4,88
5,894
3.
Industri pengolahan
2,19
1,39
6,57
0,62
1,95
2,544
4.
Listrik, gas & air bersih
1,26
1,80
1,95
0,43
2,44
1,576
5.
Bangunan
6.
KO (C TA O S PY A ) MA
R
1.
IN
No
A
Tabel 2.7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstant Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2012
5,53
4,94
4,55
10,48
5,73
6,246
Perdagangan, hotel & Restoran
3,84
4,07
7,67
6,03
5,49
5,42
7.
Pengangkutan & komunikasi
6,28
7,49
4,46
5,86
4,64
4,546
8.
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
9,01
5,16
2,50
4,55
4,10
5,064
9. Jasa-jasa 9,72 6,17 Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
4,21
9,26
9,27
7,726
Dari tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda dalam 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2008 sampai 2012 konstribusi pertumbuhan yang terbesar adalah
A
pada sektor bangunan yaitu rata-rata sebesar 6,24 ini
BA PP ED
menunjukkan bahwa tipikal ekonomi Kota Samarinda adalah sebesar
7,76%,
pengangkutan
dan
komunikasi
4,56%,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 5,04%, jasa-jasa 7,72, pertambangan dan penggalian 5,89, pertanian 4,19%, listrik, gas dan air bersih 1,57% serta industri pengolahan 2,54%.
Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase menunjukkan besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Hal ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi masingmasing sektor ekonomi. Struktur ekonomi yang disajikan dari waktu ke waktu memperlihatkan perubahan dan pergeseran sebagai indikator adanya proses pembangunan.
19
Secara
urnum,
pembentukan
perekonomian
Kota
Samarinda (angka PDRB) secara perlahan dan pasti menuju Kota Pelayanan (Service). Perubahan perekonomian Kota Samarinda tersebut sangat dipengaruhi olah naik turunnya sektor-sektor tersebut. Terlihat dengan adanya pergeseran kontribusi ekonomi Kota Samarinda dari tahun ketahun, tampak seperti peranan sektor Pembuatan (Manufacture) dan Pertanian (Agriculture) terus mengalami penurunan. Dilihat dari tiga sektor
(Agriculture),
Pembuatan
(Manufacture)
dan
D
Pertanian
A
besar, maka tampak adanya pergeseran yang signifikan antara
IN
Pelayanan (Service).
R
Pergeseran terlihat pada peningkatan peranan sektor
KO (C TA O S PY A ) MA
yang menghasilkan jasa meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan Jasa-jasa mencatat kontribusi (peranan). Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstant Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2012
Jenis Sektor
2008
2009
2010
2011
2012 *
Rata-rata
3,21
3,32
3,46
3,52
3,14
35,07
35,70
34,89
35,82
35,25
63,56
64,04
64,78
65,35
64,43
2,19
Pertanian / Agriculture
34,78
Pembuatan / Manucfacture
64,43
A
Pelayanan / Service
BA PP ED
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
sektor
Sektor Pertanian (Agriculture) yang terdiri dari sub pertanian
bahan
(tanaman)
pangan,
tanaman
perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sektor Manufacture yang meliputi sektor : (1) Pertambangan dan penggalian, (2) Industri pengolahan, (3) Listrik, gas dan air minum (4) Sektor Bangunan. Sebaliknya terjadi kenaikan kontribusi dari peranan Sektor Service meliputi sektor Perdagangan, hotel dan restoran, Pengangkutan dlan komunikasi, Keuangan, persewaan dan jasa bangunan serta sektor jasa-jasa.
20
Peranan
sektor
Pertanian
(Agriculture)
dalam
perekonomian Kota Samarinda hanya sekitar 3,14%. Dapat dikatakan bahwa peranan sektor tersebut tidak signifikan. Ini ditunjukkan, selain dari besaran peranan sektor tersebut relatif lebih
kecil
dibandingkan
kecenderungan
bahwa
sektor
peranan
lain,
yang
terdapat
diberikan
pula
semakin
menurun. b. Laju Inflasi
A
Makna inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga
D
sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi
IN
rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya
R
justru turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan
KO (C TA O S PY A ) MA
harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi (apabila turun).
Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPS). Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut deflasi. Inflasi/deflasi tersebut dapat
BA PP ED
A
dihitung menggunakan suatu rumus.
Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh
indikator yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Tujuan tersebut penting dicapai karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro, baik fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan seharihari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Pada tingkat korporasi angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang
lebih
luas
(makro)
angka
inflasi
menggambarkan
kondisi/stabiIitas moneter dan perekonomian.
21
Secara spesifik kegunaan angka inflasi antara lain untuk: a. lndeksasi upah don tunjangan gaji pegawai (wage-indexation), b. Penyesuaian nilai kontrak (project payment), c. Eskalasi nilai provek (project escalation), d. Penentuan target inflasi (inflation targeting), e. lndeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (bucket indexation), Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP deflator),
A
f.
D
g. Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of
IN
living),
h. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
R
Data inflasi di Kota Samarinda dalam 5 tahun terakhir
KO (C TA O S PY A ) MA
menunjukkan trend yang semakin menurun (2008 – 2012) seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.9. Inflasi Kota Samarinda Tahun 2008 – 2012 Tahun
Inflasi (%)
2008
12,69
2009
4,06
2010
7,00
2011
2,45
2012 *
2,08
Rata-rata
5,65
A
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
BA PP ED
Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat inflasi tertinggi
di Kota Samarinda adalah pada tahun 2008 yang berada pada level 12,69 %. Secara khusus berdasarkan kelompok barang inflasi di
Kota Samarinda terlihat sebagai berikut: Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa
triwulan di Kota Samarinda pada triwulan I-2011 mencapai 2,77 % (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang sebesar 0,75%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar 5,45% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya sewa rumah pada bulan januari 2011 yang menyumbangkan andil inflasi 1,18%; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (3,76%) karena peningkatan harga nasi yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2011. 22
R
IN
D
A
Tabel 2.10. Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda
KO (C TA O S PY A ) MA
Laju Inflasi kota samarinda secara tahunan pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 7,73% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,00% (yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan 11,02% (yoy), diikuti kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 10,14% (yoy), diikuti oleh kelompok komoditas
A
perumahan 9,86 % (yoy).
BA PP ED
Laju inflasi pada bahan makanan dipengaruhi oleh
meningkatnya harga beras, bumbu-bumbuan dan sayuran yang disebabkan pergeseran musim panen padi, serta gagal panen pada komoditas sayuran/tanaman holtikutura dan bumbubumbuan yang terjadi pada beberapa sentra penghasil akibat cuaca yang kurang baik pada triwulan I-2011. Sementar itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-masing sebesar 1,82% (yoy) dan 3,19% (yoy).
23
Tabel 2.11. Inflasi Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang &
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
Jasa yoy
Pada tahun 2008, angka inflasi menembus dua digit sebesar 12,69 %. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena peningkatan
laju
inflasi
yang
berkesinambungan
akan
berdampak terhadap pendapatan riil dan daya beli masyarakat. Sehingga
agar
pertumbuhan
ekonomi
tersebut
dapat
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka perlu dilakukan langkah-langkah pengendalian terhadap laju
BA PP ED
A
inflasi.
7,00
Laju inflasi Kota Samarinda pada tahun 2010 sebesar
%,
lebih
sebelumnya yang
tinggi
dibandingkan
dengan
tahun
hanya mencapai 4,06 %. Inflasi yang
cukup tinggi pada tahun 2010 ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan makan yang sangat signifikan, yaitu 11,81%. Kondisi cuaca buruk mempengaruhi distribusi barang sehingga menyebabkan
kelangkaan
komoditi.
Dengan
menurunnya
penyediaan barang, terutama barang kebutuhan pokok seperti makanan yang sebagian besar merupakan barang impor dari luar pulau Kalimantan, maka terjadi kenaikan
harga
yang
cukup tinggi. Selain itu, krisis global secara tidak langsung juga memberikan dampak terhadap kondisi ekonomi nasional, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi ekonomi regional. Melemahnya nilai rupiah akibat krisis tersebut juga merupakan
24
salah satu penyebab kenaikan harga barang komoditi di wilayah Kota Samarinda. Karena barang-barang kebutuhan masyarakat Kota Samarinda sebagian besar berasal dari luar wilayah.
Inflasi memberikan dampak yang cukup luas terhadap kebijakan dan perencanaan pembangunan, terutama terkait penyediaan anggaran dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu angka inflasi sangat diperlukan dalam setiap penyusunan
A
perencanaan dan kebijakan pembangunan agar hasil yang
oleh
kondisi
penawaran
dan
permintaan
IN
dipengaruhi
D
diperoleh dapat lebih realistis dan tajam. Inflasi sangat
memungkinkan terjadinya inflasi adalah: jumlah
persediaan
barang
atau
KO (C TA O S PY A ) MA
1) Faktor
R
barang/jasa dalam suatu wilayah. Beberapa kondisi yang
jasa
tetap,
sedangkan permintaan naik
2) Jumlah persediaan barang atau jasa berkurang tetapi pada saat yang sama jumlah permintaan naik
3) Jumlah barang atau jasa naik karena adanya kebijakan di bidang keuangan.
c. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
A
Pembangunan ekonomi dan sosial harus berjalan
BA PP ED
searah
guna
menciptakan
kesejahteraan
masyarakat.
Pendidikan yang baik membantu peningkatan kesehatan, dan kondisi kesehatan yang baik memberikan kontribusi positif bagi pendidikan yang lebih baik. Lebih lanjut, pendidikan yang baik memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan dapat
meningkatkan
pendapatan
masyarakat.
Dengan
peningkatan kesehatan, juga dapat memberikan manfaat secara ekonomis bagi masyarakat. Kemajuan pembangunan manusia dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tersusun dari dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. IPM merupakan indeks gabungan dari tiga indikator : longevity
sebagai
ukuran
harapan
hidup,
pengetahuan
(knowledge) yang diukur dengan kombinasi melek huruf
25
penduduk dewasa (berbobot tiga perempat) dan gabungan dari rasio pendidikan tinggi primer, sekunder, tersier bruto (berbobot sepertiga), dan standar hidup layak (decent standard of living) sebagaimana diukur oleh PDRB riil per kapita dan dinyatakan dalam PPP$. Data Indonesia dalam laporan "Indonesia: The National Human Development Report, 2000", mengalami beberapa penyesuaian, khususnya indikator pengetahuan yang diukur dengan “kombinasi berbobot sama” antara melek huruf
A
dewasa dan rata-rata lama sekolah, dan standar hidup layak,
D
yang diukur dengan pengeluaran per kapita (UNSFIRS, 2000).
IN
Ketiga indeks dalam laporan ini berdasarkan data BPS,
R
terutama dari :
KO (C TA O S PY A ) MA
SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
Statistik Indonesia setiap tahun untuk informasi inti Modul Konsumsi setiap tiga tahun untuk informasi konsumsi. Komponen longevity diukur dengan menggunakan indikator harapan hidup. Dalam laporan ini, harapan hidup di Indonesia dan 32 provinsi dihitung dengan menerapkan metode (Metode Brass, varian dari Trussel) berdasarkan variabel ratarata jumlah kelahiran hidup dan jumlah rata-rata anak yang
A
tetap hidup.
BA PP ED
Komponen pengetahuan diukur dengan menggunakan
dua indikator yaitu: tingkat melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Indikator melek huruf dimaksudkan sebagai jumlah penduduk yang telah berusia 15 tahun atau lebih yang mampu membaca dan menulis huruf latin sebagai persentase terhadap total jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih. Indikator rata-rata lama sekolah adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendidikan penduduk berusia 15 tahun atau lebih, yang dihitung dengan memasukkan dua variabel yaitu : gelar telah dicapai dan pencapaian tingkat pendidikan (attainment of education level). Komponen standar hidup layak diperoleh dengan menggunakan indikator tingkat konsumsi riil per kapita yang disesuaikan. UNDP memakai PDRB per kapita dengan
26
perhitungan paritas daya beli (PPP US$) sebagai perbandingan internasional
komponen
ini.
Prosedur
untuk
menghitung
konsumsi riil per kapita yang disesuaikan adalah sebagai berikut: 1) Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari data SUSENAS untuk setiap provinsi dan kabupaten (=A). 2) Mendeflasi nilai A dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) provinsi
dan
kabupaten
(=B),
dengan
beberapa
A
penyesuaian untuk kabupaten di mana data harga tidak
D
terkumpul.
IN
3) Menghitung paritas daya beli per unit (PPP/ unit) dengan menggunakan Jakarta sebagai standar. Penghitungan PPP/
R
unit pada dasarnya memakai metode yang sama seperti
KO (C TA O S PY A ) MA
yang digunakan dalam Proyek Perbandingan Internasional dalam
standardisasi
PDRB
untuk
perbandingan
internasional Penghitungan berdasarkan harga dan jumlah 27 komoditas terpilih seperti yang tersedia dalam modul konsumsi SUSENAS.
4) Membagi nilai B dengan PPP/unit (=C)
5) Menyesuaikan nilai C dengan menerapkan formula Atkinson untuk mengukur nilai utilitas marginal C.
Berdasarkan prosedur di atas IPM dapat dihitung dengan
BA PP ED
A
persamaan berikut ini :
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] Dimana : X(1) : Indeks harapan hidup kelahiran X(2) : Indeks pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3
(indeks rata-rata lama sekolah) X(3) : Indeks standar hidup layak / paritas daya beli Dari
index
pembangunan
manusia
Kota
Samarinda dari tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.12. Index Pembangunan Manusia Kota Samarinda Tahun 2008 - 2012 Tahun 2008 2009 2010
IPM 76,12 76,45 76,64
27
2011 76,92 2012 * 77,08 Rata-rata Samarinda 76,64 Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
Dari data IPM tersebut terlihat rata-rata IPM Kota Samarinda adalah sebesar 76,64, sedangkan prediksi IPM untuk tahun 2012 adalah sebesar 77,08. Rata-rata IPM ini lebih tinggi bila di bandingkan dengan rata-rata IPM Kaltim yang telah mencapai 76,42.
masalah
D
merupakan
kompleks
yang
IN
Kemiskinan
A
d. Kemiskinan dan Pengangguran
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendapatan,
geografis,
gender,
dan
kondisi
KO (C TA O S PY A ) MA
kondisi,
R
kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
Permasalahan
kemiskinan
yang
cukup
lingkungan.
kompleks
dan
membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kemiskinan sebagai masalah multidimensi, tidak dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
BA PP ED
A
sekelompok orang. Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui
berbagai
upaya
untuk
menjamin
kehormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin, perwujudan keadilan dan kesetaraan
gender,
serta
percepatan pembangunan pedesaan, perkotaan. Secara teoritis peningkatan pertumbuhan ekonomi
seharusnya dapat diikuti dengan penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah penduduk yang menganggur. Namun dalam perkembangannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selamanya akan mengurangi jumlah penduduk miskin. Hal ini tergantung pada kebijakan yang
diambil oleh pemerintah
untuk dalam mengejar pertumbuhan ekonomi. Kondisi secara nasional tersebut tidak terlepas berdampak pada pembangunan ekonomi dalam wilayah yang lebih kecil seperti kota Samarinda.
28
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting mendukung strategi penanggulangan
kemiskinan
adalah
tersedianya
data
kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk
A
miskin dengan tujuan memperbaiki kondisi mereka. Pengukuran
bagi
pengambil
kebijakan
dalam
R
perhatian pada kondisi hidup orang miskin.
memfokuskan
IN
tangguh
D
kemiskinan yang terpercaya (reliable) dapat menjadi instrumen
KO (C TA O S PY A ) MA
Pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini tidak hanya digunakan oleh BPS tetapi juga oleh negara-negara lain seperti: Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone, dan Gambia. Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang
sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan
bukan
makanan
yang
diukur
dari
sisi
pengeluaran. Dengan kata lain, kemiskinan dipandang sebagai
A
ketidakmampuan dari sisi ekonopmi untuk memenuhi kebutuhan
BA PP ED
makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar. Menurut pendekatan ini, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK). Secara teknis GK dibangun dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Kemiskinan Non Makanan (GKNM). GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minuman makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari; sedangkan GKNM merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Penduduk
miskin
dapat
juga
dihitung
meIaIui
pendekatan lain, seperti yang dilakukan oleh Bank Dunia yang menghitung jumlah penduduk miskin berdasarkan pengeluaran
29
perkapita setara dengan US$1 dan US$2 PPP (Purchasing Power Parity / paritas daya beli). Perbandingan jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin Kota Samarinda, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Miskin Kota Samarinda Tahun 2008 - 2012 % Penduduk
Miskin
Miskin
25.435
2009
609.380
27.650
2010
726.223
30.864
2011
740.747
29.630
2012 *
780.465
30.132
4,67
D
602.117
4,53 4,25 4,00 3,86
KO (C TA O S PY A ) MA
2008
A
Jumlah Penduduk
IN
Jumlah Penduduk
R
Tahun
4
Rata-rata Samarinda
4,26
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
Dari data tersebut di atas terlihat dalam 5 tahun terakhir dari tahun 2008 – 2012 rata-rata jumlah penduduk miskin Kota Samarinda adalah seebsar 4,26 % lebih rendah dari rata-rata Kaltim sebesar 9,48%, di prediksi dengan semakin membaiknya perekonomian Kaltim serta tingkat pertumbuhan ekonomi yang
A
cukup tinggi maka tingkat kemiskinan di Kota Samarinda dapat
BA PP ED
di tekan menjadi 3,86% pada tahun 2012.
Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, di
samping
keadaan
population)
dan
angkatan struktur
kerja
(economically
ketenagakerjaan,
active
adalah
isu
pengangguran. Dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya
jumlah
penduduk.
Tingginya
angka
pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah di bidang
ekonomi,
melainkan
juga
menimbulkan
berbagai
masalah di bidang sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.
30
Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu
data
pokok
yang
dapat
menggambarkan
kondisi
perekonomian, sosial, bahkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah dan dalam suatu/kurun waktu tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan data tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaksanakan pengumpulan dan penyajian data kependudukan dan ketenagakerjaan melalui berbagai kegiatan sensus dan survey, antara lain: Sensus Penduduk
A
(SP), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei Sosial
(Sakernas).
Sakernas
merupakan
survei
IN
Nasional
D
Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja yang
R
dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan
KO (C TA O S PY A ) MA
dengan pendekatan rumah tangga.
Adapun tingkat pengangguran di Kota Samarida tahun 2008 – 2012 dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.14. Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda Tahun 2008 2012
Prosentase Pengangguran
2008
9,56
2009
10,19
2010
9,40
2011
9,00
2012 *
8,87
Rata-rata Samarinda
9,40
BA PP ED
A
Tahun
Sumber: BPS Kota Samarinda, Bappeda Kota Samarinda
Tabel
tingkat
pengangguran
tersebut
di
atas
menunjukkan trend yang semakin menurun dalam setiap tahunnya
dalam
periode
5
tahun
terakhir
rata-rata
pengangguran terbuka di Kota Samarinda adalah sebesar 9,40 % lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata pengangguran terbuka di Kaltim yang mencapai 10,43%, tingkat pengangguran tertinggi di Kota Samarinda yang tertinggi adalah pada tahun 2009 yaitu mencapai 10,19 % hal ini sebagai akibat adanya krisis moneter yang melanda Indonesia yang mengakibatkan terpuruknya perekonomian Indonesia yang berimbas pada pengangguran.
31
Namun
demikian,
dengan
semakin
membaiknya
perekonomian nasional maka tingkat pengangguran di Kota Samarinda juga dapat di tekan semakin kecil, di prediksi tingkat pengangguran tahun 2012 turun menjadi 8,87 %. 2.3 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Hingga Tahun 2012 dan Realisasi RPJMD Tahun 2011 -2015 Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Kota
Optimalisasi
pemanfaatan
SDA
potensial
dalam
D
Strategi (1):
A
Samarinda melalui strategi berikut:
IN
mendukung perkembangan sektor industri, perdagangan dan jasa;
Secara keseluruhan Program Prioritas yang berkaitan dengan
R
Strategi 1 telah dijalankan secara konsisten dalam tahun pertama (2011)
KO (C TA O S PY A ) MA
walaupun belum optimal dimana hal ini ditunjukkan dengan tercapainya beberapa target yang telah ditetapkan, antara lain:
1. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh melalui kegiatan penataan kawasan Mahakam dan Citra Niaga dikelola secara professional dan pengembangan sentra-sentra indutri potensial.
2. Program pembinaan dan pengawasan energi dan sumber daya mineral melalui kegiatan pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan dan melalui moratorium ijin
BA PP ED
A
penguasa tambang yang bermasalah. 3. Program
efektifitas
pembangunan
daerah
melalui
kegiatan
peningkatan distribusi barang dan jasa
4. Program peningkatan investasi daerah melalui peningkatan dan promosi kerjasama investasi dan peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.
5. Program penataan peraturan perundang-undangan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD. 6. Program pembinaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah melalui kegiatan penyusunan dan pendokumentasian pajak dan retribusi daerah.
Strategi (2): Penguatan sistem pengelolaan kota yang bersih, nyaman dan bebas banjir dan kebakaran guna mewujudkan kota metropolitan;
32
1. Program peningkatan pelayanan irigasi dan pengendalian banjir melalui kegiatan penanggulangan banjir secara menyeluruh dengan penekanan pada revitalisasi drainase kota dan distribusi air bersih 2. Program Peningkatan Perhubungan
melalui kegiatan revitalisasi
transportasi publik dan penataan parkir dengan model sentral parkir (parkir terpusat dengan konsep blok) 3. Program
Peningkatan
Kesiagaan
dan
Pencegahan
Bahaya
kebakaran, melalui kegiatan meminimkan kasus bencana kebakaran
sosialisasi
penanganan
kebakaran
secara
dini
kepada
D
dan
A
melalui peningkatan sarana dan parasaran pemadam, instalasi listrik
IN
masyarakat.
4. Program penelitian, perencanaan dan pengendalian pembangunan pengembangan
wilayah
perbatasan,
pengembangan
R
melalui
KO (C TA O S PY A ) MA
perencanaan pembangunan daerah dan melalui penelitian serta pengembangan.
5. Program penataan ruang daerah hal ini yang menjadi indikator program ini adalah tersedianya ruang terbuka hijau minimal 30 %, tersedianya ruang publik pada 10 kecamatan dalam bentuk taman kota serta penataan dan relokasi PKL secara bertahap (daerah pasar pagi, pasar sungai dama, pasar segiri serta kawasan citra niaga). 6. Program
penanggulangan
bencana
alam
melalui
program
pencegahan dini penanggulangan korban bencana alam.
BA PP ED
A
7. Program pengelolaan keuangan daerah melalui program peningkatan kinerja
dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan
daerah,
pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan daerah.
Strategi (3): Peningkatan kesejahteraan melalui jaminan kesehatan dan pendidikan yang merata guna menunjang pertumbuhan ekonomi lokal;
1. Program Peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan dengan melanjutkannya program jaminan kesehatan masyarakat dan melalui program perbaikan gizi masyarakat. 2. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan melalui program rehabilitasi gedung sekolah dasar dengan bangunan kayu menjadi bangunan permanen, program pendidikan anak usia dini dan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
33
3. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui program bantuan sosial untuk subsidi biaya opresaional sekolah dan pengembangan perpustakaan. 4. Peningkatan
bantuan
masyarakat
miskin
dan
penanganan
kemiskinan dan masalah sosial lainnya melalui program penurunan angka kemiskinan.
Strategi (4): Penguatan pembangunan infrastuktur perhubungan dan
A
energi serta perluasan investasi dalam bidang UMKM dan
D
pertanian yang bewawasan lingkungan guna meningkatkan
peningkatan
kualitas
Pembangunan perumahan
pemukiman
melalui
program
1.000 unit untuk relokasi masyarakat
R
1. Program
IN
daya saing;
perumahan
KO (C TA O S PY A ) MA
Sungai Karang Mumus dan Program pemberdayaan komunitas
2. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan melalui semenisasi seluruh gang dan jalan pendekat di kota samarinda dan penanganan dan pengolahan sampah secara terpadu dan modern
3. Program pengelolaan aset daerah melalui program peningkatan kinerja dan pengembangan pengelolaan aset daerah 4. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana
BA PP ED
A
daerah melaui program pengembangan data dan informasi serta program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
5. Program perluasan kesempatan kerja melalui program penurunan angka pengangguran terbuka
6. Program peningkatan kualitas tenaga kerja Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, program penyiapan tenaga kerja siap pakai
7. Program peningkatan kualitas kelembagaan KUKM melalui bantuan stimultan/permodalan UMKM untuk 1000 unit/orang/tahun.
Strategi (5): Pendayagunaan peran mewujudkan
serta aktif
pembangunan,
masyarakat
stabilitas
politik
dalam dan
kemandirian keuangan daerah;
34
1. Program pemberdayaan masyarakat desa melalui memalui program kampung HBS (hijau, bersih dan sehat) dalam mendukung kaltim green.* dan program peningkatan peran perempuan diperdesaan. 2. Program peningkatan keamanan dan wawasan kebangsaan melalui Program pengembangan wawasan kebangsaan Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan 3. Program pembinaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga melalui Program peningkatan peran serta kepemudaan dan Program
pengembangan
lembaga
ekonomi
desa
melalui
D
4. Program
A
pengembangan sarana dan prasarana olahraga
IN
Pembangunan pasar semi modern di 10 Kecamatan dan Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
Program peningkatan bantuan tempat ibadah
KO (C TA O S PY A ) MA
beragama melalui
R
5. Program fasilitasi keagamaan dan kerukunan hidup antar umat
Program pelayanan bantuan kegiatan keagamaan dan pendidikan keagamaan non formal
6. Program peningkatan pendapatan daerah melalui Penataan dan penertiban
penempatan
pemasangan
iklan
dalam
rangka
peningkatan PAD dan Program Peningkatan kesejahteraan petani
Strategi (6): Penguatan kapasitas SDM melalui pendidikan berbasis pada tehnologi guna pencapaian good governance.
A
peningkatan
BA PP ED
1. Program
pelayanan
perijinan
melalui
program
peningkatan mutu layanan perijinan Program peningkatan sarana dan prasarana perijinan
2. Program
pelayanan
administrasi
kependudukan
Mewujudkan
pelaksanaan e-KTP dan SIAK
3. Program peningkatan sistem komunikasi, informasi dan media massa melalui Program kerjasama informasi dan media massa Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi 4. Program
peningkatan
aspirasi
masyarakat
melalui
Program
peningkatan pelayanan pengaduan masyarakat 5. Program peningkatan kapasitas aparatur desa melalui Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program peningkatan fungsi legislative melalui Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
35
2.4 Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah Kota Samarinda didentifikasi melalui permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan. 2.4.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah yaitu :
A
1. Pembangunan jangka panjang Kota Samarinda harus mampu
D
mensejahterakan masyarakatnya dengan ditandai dengan pada
IN
tahun 2025 nanti diharapkan pendapatan perkapita mencapai US$
R
6000, dengan tingkat pengangguran tidak lebih dari 5% dari jumlah
KO (C TA O S PY A ) MA
penduduk Kota Samarinda.
2. Disisi lain pembangunan disegala bidang di Kota Samarinda harus bertumpu pada prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan salah satu indikator berkurangnya daerah resiko bencana, dimana Kota Samarinda adalah kota yang rentan akan banjir dan seringnya terjadi kebakaran. Disamping itu ramah lingkungan juga ditekankan pada terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh di Kota Samarinda diidentifikasi berada di Kawasan tepi Mahakam di Loa Janan Ilir, Sungai Keledang, Loa
A
Buah, Karang Asam. Kawasan Bantaran Sungai Karang Mumus di
BA PP ED
Karang Mumus, Selili, Sidomulyo, Sungai Dama, Sidodamai. Kawasan di Sungai Pinang Luar, Sungai Pinang Dalam dan Sidodadi.
3. Dalam kerangka menumbuhkan daya saing dan peran Kota Samarinda dalam pembangunan regional. Pengembangan sektor Industri, Perdagangan dan Jasa diarahkan pada peningkatan kualitas produk unggulan dan adanya alternatif komoditi yang dapat dikembangkan
untuk
ekspor,
serta
meningkatkan
investasi
perusahaan-perusahaan asing di Kota Samarinda. Pada periode tahun 2008-2012 jumlah unit usaha pada jenis industri terus mengalami
peningkatan
dengan
jumlah
investasi
yang
juga
menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah unit usaha di bidang industri mempengaruhi lapangan kerja sehingga membuat peluang bagi kenaikan jumlah tenaga kerja yang bekerja di bidang industri. Peningkatan jumlah industri dalam berbagai jenisnya
36
akan mendorong terjadinya peningkatan jumlah produksi yang akan berimplikasi pada kenaikan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor industri. Ini merupakan potensi pembangunan dan merupakan isu yang penting untuk terus ditingkatkan. 4. Belum optimalnya pengembangan potensi daerah pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Adapun perbandingan permasalahan daerah ditingkat Nasional, Provinsi
2. Masalah pengangguran dan kemiskinan menjadi prioritas utama untuk diatasi permasalahannya.
2. Angka kemiskinan Kota Samarinda mengalami penurunan menjadi 28.050 KK atau 101.262 jiwa pada tahun 2009.
3. Partisipasi masyarakat untuk pembangunan nasional semakin meningkat
3. Perekonomian untuk beberapa tahun ke depan masih bergantung pada pertambangan.
3. Angka Harapan hidup 67,84%, sedangkan angka kematian bayi 36,72%
A
2. Sistim administrasi pemerintahan belum tersusun dengan jelas dan rapih sehingga masih banyak pengaturanpengaturan yang tumpang tindih yang menyebabkan adanya ego sektoral dan ego daerah
4. Tingginya tuntutan masyarakat akan kesejahteraan dan besarnya kompleksitas kesejahteraan rakyat
4. Penduduk perempuan lebih banyak yang buta huruf dibandingkan penduduk laki-laki,yaitu 6,41 % dibandingkan 2,84%.
5. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah
5. Angka pengangguran di Kalimantan Timur (Kaltim) meningkat sebanyak 8.333 orang, yakni dari sejumlah 158.224 penganggur pada Agustus 2009, menjadi 166.557 penganggur pada Agustus 2012.
BA PP ED Pelayanan Umum
Daerah (Samarinda) 1. IPM di Samarinda Mengalami kenaikan
IN
Kondisi Provinsi 1. Penanganan Kesejahteraan menjadi salah satu concern utama.
KO (C TA O S PY A ) MA
Kesejahteraan
Nasional 1. Pemberantasan Korupsi mengalami kemajuan yang cukup progresif.
R
Aspek
D
Tabel 2.15 Perbandingan Permasalahan/Kondisi Pembangunan Nasional, Provinsi dan Daerah
A
dan Daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Pelayanan dibidang kesehatan mengalami peningkatan anggaran yang cukup drastis antara tahun 20052008
6. Angka harapan hidup terus meningkat dari tahun 2004 sampai dengan 2007. 1. Instansi penyelenggara layanan publik memiliki kebijakan untuk mempublikasikan dan menerapkan standart pelayanan publik yang
1. Jumlah Pegawai Pemerintah semakin meningkat yakni mencapai angka 10.295, sehingga pelayanan terhadap
37
Kondisi Provinsi prima.
Daerah (Samarinda) masyarakat menjadi lebih baik.
3. Tidak semua sadar secara penuh untuk melaksakannya sampai ke tingkat bawah
3. Kaltim Dipercaya Jadi Pusat Pemulihan interpretation Center Nasional. Program Pusat Pemulihan Data atau Disaster Recovery Center (DRC) ini merupakan bagian kerjasama antara Bappenas, Depkominfo dan World Bank.
KO (C TA O S PY A ) MA
BA PP ED
A
4. Komitmen tinggi pemerintah dengan member penekanan pada “reformasi birokrasi” untuk kementrian PAN
5. Permasalahan lead time yang tinggi di beberapa pelabuhan di Indonesia, perizinan yang berbelit
Daya Saing
1. Peringkat daya saing Indonesia berdasarkan IMD World Competitiveness Yearbook 2009
2. Pelayanan publik tidak hanya di arahkan pada masyarakat luas tetapi juga sesama rekan kerja, sesama instansi yang membutuhkan bantuan.
A
2. Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) antara Polda Kaltim dengan PT. Jasa Raharja Cabang Kaltim, Dinas Kesehatan Propinsi Kaltim dan Rumah Sakit tentang penanganan kecelakaan lalu lintas secara terpadu, dan antara Polda Kaltim dengan Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Kaltim tentang integrasi kurikulum pendidikan lalu lintas di lingkungan sekolah.
R
2. pelayanan masih tebang pilih dengan lebih mengutamakan orang yang memiliki modal lebih besar
D
Nasional
IN
Aspek
1. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan di masa depan.
3. Pelayanan kesahatan tahun 2010 menjadi 10 layanan kesehatan gratis kepada masyarakat, hal ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya enam.
4. Sepuluh inovasi pelayanan diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu ISO 9001:2008 untuk Pelayanan Samsat dan Pembayaran Biaya Pajak Kendaraan Bermotor (BPKB), Samsat Corner, Samsat Drive Thru, Samsat Keliling, Samsat Penuh, Samsat Pembantu, Samsat Payment Point. 5. Meningkatnya profesionalisme Aparatur Pemerintah Kota Samarinda untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab serta profesional, yang mampu mendukung pembangunan daerah. 1. mengembangkan daya saingnya melalui pemanfaatan sumber kekayaan daerah yang tersedia untuk
38
Nasional meningkat ke level 42 dibanding sebelumnya
Kondisi Provinsi
Daerah (Samarinda) pengembangan SDM, penciptaan aset wilayah dan kemampuan proses dalam mewujudkan daya saingnya yang berkelanjutan
2. Produk-produk yang masih belum bisa bersaing secara kualitas dan harga
2. Impor-ekspor nonmigas Kalimantan Timur yang memberikan surplus yang cukup besar sebagai devisa.
2. Sektor Jasa, Industri, perdagangan dan bangunan (pemukiman) yang berwawasan lingkungan menjadi basis aktivitas ekonomi yang di kelola secara efisien.
3. Peningkatan kualitas produksi dalam negeri yang terpacu karena perdagangan bebas.
3. Peluang investasi dari sektormigas diharapkan dari PMA khsususnya Blok Mahakam yang memproduksi gas sebanyak 2,6 miliar juta kaki kubik per hari (MMSCFD)PT Total E & P Indonesie barubaru ini juga menemukan dua cadangan gas di lapangan Stupa.
3. Tersusunnya jaringan infrastuktur perhubungan yang handal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi pedesaan dapat terpenuhi.
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
Aspek
4. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi daerah
A
4. Perdagangan bebas Asean China atau dikenal free trade agreement/FTA Asean-China (CAFTA) yang sudah dimulai pada Januari 2010.
BA PP ED
5. Adanya beberapa produk yang diperdagangkan di Indonesia secara illegal,
2.4.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Permasalahan pembangunan di Kota Samarinda yang berkaitan
dengan kebijakan Nasional, Provinsi dan Daerah /Kota yang memerlukan penanganan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 16 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional, Propinsi dan Daerah/Kota
No (1) 1
Tingkat Nasional (2) Reformasi birokrasi dan tata kelola
Isu Penting dan Masalah Mendesak Tingkat Propinsi Tingkat Daerah /Kota (3) (4) Reformasi birokrasi dan tata Tuntutan Pemerintahan yang kelola bersih dan bebas KKN
39
Kesehatan
4
Penanggulangan Kemiskinan
5
Ketahanan Pangan
6
Infrastruktur
7
Iklim Investasi dan Usaha
Pada tingkat propinsi terjadi penurunan angka kemiskinan secara gradual namun pada beberapa kabupaten/kota masih terjadi angka kemiskinan tinggi Ketersediaan pangan yang cukup, baik dalam kondisi normal maupun kritis Pengembangan infrastruktur wilayah perbatasan dan terpencil Promosi potensi daerah dan perijinan satu pintu
8
Energi
Pengembangan energi alternatif dan ramah lingkungan
9
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10
Penaganan Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik Kebudayaan, kreatifitas, dan inovasi teknologi
Mewujudkan Kaltim Green dan penanganan bencana yang memadai Penaganan wilayah perbatasan sebagai beranda depan Pelestarian budaya sebagai aset bangsa untuk mendukung pengembangan pariwisata, dan pengembangan teknologi yang handal, murah dan ramah lingkungan.
Infrastruktur pengembangan ekonomi wilayah terpencil Fasilitas pemerintah untuk pengembangan usaha, permodalan dan pemasaran Ketersediaan energi dalam mendukung pengembangan industri, jasa dan perdagangan Dampak eksplorasi SDA berupa banjir, tanah longsor dan kebakaran Tuntutan kesetaraan dengan wilayah lain di kaltim Transfer teknologi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan persaingan dalam eksport
BA PP ED
A
11
Harga pangan yang murah
A
Kesehatan
D
3
Pendidikan yang murah dan berkualitas Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau Target penurunan tingkat kemiskinan
IN
Pendidikan dasar 12 tahun
R
Pendidikan
KO (C TA O S PY A ) MA
2
40
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Arah kebijakan ekonomi daerah Kota Samarinda tahun 2014 merupakan kelanjutan dari arah kebijakan ekonomi daerah tahun 2013
A
yang tidak dapat dilepaskan dari prioritas pembangunan Nasional dan
D
Provinsi.
Daerah
(RKPD)
tahun
2014
memfokuskan
Usaha
Mikro
Kecil
kebijakan
Menengah
KO (C TA O S PY A ) MA
peran
arah
R
perekonomiannya pada: 1. Meningkatkan
IN
Pemerintah Kota Samarinda pada Rencana Kerja Pemerintah
dalam
pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan untuk mendorong daya saing 2. Meningkatkan
pengembangan
struktur
potensi
perekonomian
dan
daerah
produk unggulan
melalui
daerah
yang
berorientasi ekspor dan memiliki daya saing
3. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan yang berorientasi pada sIstem agribisnis dan agroindustri guna mempertahankan swasembada pangan dan ketahanan
A
pangan daerah, dan
BA PP ED
4. Meningkatkan kualitas produk sektor perindustrian, perdagangan dan
jasa
serta
pariwisata
melalui
pemanfaatan
teknologi,
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung. Untuk mencapai arah
tersebut
diatas maka
diperlukan
dukungan, yang meliputi: a. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana transportasi melalui pembangunan jalan dan jembatan, pemeliharaan kondisi jalan dan jembatan untuk meningkatkan aksessibilitas wilayah b. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana sumberdaya air dan irigasi, guna mendukung aktivitas produksi, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan dan perdesaan, dan c.
Meningkatkan investasi dan akses pasar untuk mendorong pertumbuhan sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan.
41
d.
Meningkatkan daya saing dan kemandirian wilayah agar tercapai upaya peningkatan kualitas potensi wilayah dan pemberdayaan masyarakat, yang secara operasional meliputi : d.1. Meningkatkan pembangunan kesejahteraan masyarakat, yang meliputi penanganan pengangguran, kemiskinan, pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan d.2. Memperkuat pembangunan ekonomi melalui peningkatan daya saing ekonomi daerah meliputi revitalisasi pertanian perikanan
A
dan kehutanan pariwisata dan Usaha Mikro Kecil Menengah,
D
dengan dukungan infrastruktur yang memadai
IN
d.3. Memperkuat kemandirian wilayah melalui pengembangan klaster dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga
R
Forum Economic Development Employment dalam rangka
KO (C TA O S PY A ) MA
memberdayakan dan mengoptimalkan potensi lokal d.4. Meningkatkan peningkatan
kapasitas
partisipasi
pemerintah
dan
daerah,
kelembagaan
meliputi
masyarakat,
sumberdaya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan aparatur
d.5. Melestarikan sumber daya alam, lingkungan dan sumberdaya kelautan lanjutan meliputi pengendalian dan rehabilitasi kerusakan, mengedepankan pengurangan resiko bencana dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan
BA PP ED
A
pencemaran, pemulihan dan pendayagunaan ekosistem, dan d.6. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah khususnya dalam bidang infrastruktur dan sarana prasarana daerah.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan Perkiraan Tahun 2013
Kerangka ekonomi makro dan pendanaan pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014 memberikan gambaran ekonomi makro Tahun 2012 dan proyeksi Tahun 2013, dimana pendanaan pembangunannya dilaksanakan melalui langkah-langkah kebijakan untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka pencapaian
pembangunan
sesuai
dengan
rencana
yang
telah
ditetapkan.
42
Kondisi makro perekonomian Kota Samarinda Tahun 2013 cenderung
semakin
membaik
bila
dibandingkan
tahun-tahun
sebelumnya, hal ini berdasarkan hasil perhitungan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000, di mana pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2012 mencapai 5.09 % sedangkan untuk tahun 2013 diprediksi meningkat menjadi 5,22 %, keadaan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
PROYEKSI DAN REALISASI Jumlah PDRB Pertumbuhan (%) 2009 11.103.164,19 4,79 2010 11.763.289,42 5,95 2011 12.422.743,65 5,61 2012 13.071.772,37 5,09 2013 13.737.725,31 5,22 Sumber : BPS Kota Samarinda
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
TAHUN
A
Tabel 3.1 Realisasi dan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Menurut Harga Konstan Tahun 2000 dengan Migas Tahun 2008-2013
Untuk melihat struktur perekonomian di Kota Samarinda Tahun 2013, salah satunya dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga setiap Tahun. Produk Domestik Regional Bruto digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Struktur ekonomi suatu daerah terlihat dari distribusi sektoral masing-masing lapangan usaha.
A
Jika melihat konfigurasi distribusi sektoral di Kota Samarinda dari
BA PP ED
Tahun 2009 hingga 2013, tidak terlihat adanya pergeseran struktur ekonomi, di mana sektor riil masih menjadi tumpuan pendapatan daerah. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada perubahan struktural tidak terjadi. Meskipun demikian, meningkatnya persentase distribusi pada sektor industri membuktikan bahwa telah terjadi dasar peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modern. Diharapkan dari perubahan sikap sosial dan motivasi yang ada dapat membawa perbaikan dalam kesempatan kerja, produktivitas, pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan teknologi. Tabel 3.2 Realisasi dan Prediksi PDRB Kota Samarinda Menurut Harga Konstan tahun 2000 dengan Migas Tahun 2009-2013 SEKTOR Pertanian Pertambangan & Penggalian
2009
2010
2011
2012
2013
244.797,67
261.305,74
271.627,20
283.168,22
294.709,24
654.480,84
709.898,15
733.751,16
771.428,87
809.106,58
43
Industri Pengolahan Listrik & Air Bersih Bangunan
2.348.344,90
2.513.360,00
2.528.987,23
2.579.215,56
2.629.443,88
135.017,92
118.709,44
138.306,08
141.774,96
145.243,84
646.287,98
677.085,98
756.423,81
802.447,11
848.470,40
3.031.640,30
3.283.607,42
3.494.421,62
3.697.620,75
3.900.819,88
1.288.368,72
1.348.556,86
1.432.596,51
1.502.327,45
1.572.058,38
1.347.497,93
1.382.118,67
1.448.085,76
1.509.999,78
1.571.913,80
1.406.727,93
1.468.647,16
1.618.544,27
1.783.789,67
11.103.164,19
11.763.289,42
12.422.743,64
13.071.772,37
Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi
Persewaan &
A
Keu.,
JUMLAH
1.965.959,31
13.737.725,31
IN
Jasa – Jasa
D
Jasa Perush.
R
Sumber : BPS Kota Samarinda
KO (C TA O S PY A ) MA
Ada beberapa sektor di Kota Samarinda yang secara konsisten memiliki nilai persentase distribusi yang lebih tinggi. Sektor-sektor tersebut yaitu Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa. Sedangkan Sektor Pertanian, Listrik gas dan air bersih, Pertambangan dan Penggalian, Bangunan menjadi sektor dengan nilai persentase yang lebih rendah kontribusinya pada PDRB Kota Samarinda.
Dari sektor-sektor tersebut, sektor yang memberi kontribusi yang
A
besar yaitu pada sektor Perdagangan, hotel dan restoran, hal ini cukup
BA PP ED
bisa dipahami, karena perkembangan Kota Samarinda sangat pesat sehingga potensi-potensi pada sektor ini dimanfaatkan oleh para pemilik modal untuk berusaha pada sektor-sektor tersebut. Selain itu Kota Samarinda memiliki posisi yang strategis karena pada pada wilayah yang dikelilingi oleh daerah-daerah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur, dimana kebutuhan-kebutuhan mereka banyak dipenuhi oleh suplayer-suplayer dari Kota Samarinda. Sektor lain yang cukup memberi kontribusi yang besar adalah industri pengolahan. Sektor ini terus mengalami peningkatan yang cukup
membanggakan.
Peningkatan
ini
disebabkan
banyaknya
penanam modal pada sektor ini yang melihat potensi besar yang bisa dikembangkan di Kota ini. Selain jumlah penduduk yang cukup besar yang merupakan potensi konsumen mereka dibanding daerah lain di Kalimantan Timur juga masih luasnya wilayah Kota Samarinda serta
44
ketersediaan sarana dan prasarana dan kondusifitas yang sangat mendukung untuk berinvestasi. 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 Perekonomian Tahun 2014 diprediksi tidak jauh berbeda dibanding Tahun sebelumnya, disebabkan oleh faktor internal (dalam negeri) dan eksternal (global) yang diperkirakan belum sepenuhnya mendukung optimalnya kinerja perekonomian Kota Samarinda.
baru
antara
dalam
lain
terbatasnya
sumber-sumber
rangka
pembiayaan
pembangunan,
D
pendapatan
internal
A
Faktor
upah
ketenagakerjaan,
dan
penurunan
IN
penanggulangan bencana, penanggulangan berbagai penyakit, tuntutan daya
beli
masyarakat.
R
Sedangkan faktor eksternal antara lain dampak terjadinya perubahan
KO (C TA O S PY A ) MA
ekonomi global, dan melambatnya perekonomian negara-negara maju dan perubahan harga minyak dunia yang meningkat tajam, tantangan kedepan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatkan pendapatan per kapita, sehingga
dapat
Samarinda.
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Kota
Di sisi lain, makin intensifnya pasar bebas atau globalisasi menuntut kita untuk meningkatkan kualitas produk barang dan jasa
A
yang kita hasilkan secara lebih kompetitif. Untuk itu dalam rangka
BA PP ED
mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing produk–produk lokal di
pasar
regional
ataupun
global,
tantangan
kedepan
adalah
meningkatkan kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun Standar Mutu Internasional serta kejelasan akan Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Pertumbuhan diarahkan pada perekonomian berbasis Usaha
Mikro Kecil Menengah dan Koperasi yang tangguh dan sinergis, serta semakin kondusifnya iklim berinvestasi sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kota Samarinda. Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan diprediksikan dapat mencapai kurang lebih Rp. 13,071 trilyun di tahun 2012 atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,09%, sedangkan di tahun 2013 diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 5,22% atau sebesar Rp. 13,737 trilyun.
45
Untuk mendorong tercapainya pemenuhan kebutuhan investasi swasta dan berkembangnya sektor riil, diperlukan berbagai kebijakan pemerintah, meliputi: penciptaan iklim kondusif bagi dunia usaha, promosi terpadu, dorongan program intermediasi perbankan, kepastian hukum untuk dunia usaha, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta penyediaan infrastruktur yang memadai. 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Gambaran tentang pengelolaan keuangan daerah menjelaskan
A
tentang aspek kebijakan keuangan daerah yang berkaitan dengan
D
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja
IN
guna mewujudkan visi dan misi.
pendanaan
untuk
pembangunan
daerah
berasal
KO (C TA O S PY A ) MA
Sumber
R
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari ketiga sumber pendanaan tersebut porsi pendanaan dari Dana Perimbangan masih sangat berperan penting atau memiliki porsi yang cukup besar dibanding dengan sumber-sumber pendanaan lainnya.
Untuk tahun 2014 total pendapatan Kota Samarinda ditargetkan sebesar Rp 2,167 Trilyun. Dari total pendapatan tersebut berasal dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumbernya berasal dari Hasil
A
Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
BA PP ED
Daerah yang Dipisahkan. Untuk tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp. 246.321.456.000,00, untuk target tahun 2014 adalah sebesar Rp 262.679.703.050,00.
2. Dana Perimbangan bersumber dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan daerah Kota Samarinda. Untuk tahun 2013, Dana Perimbangan ditargetkan sebesar Rp. 1.348.231.188.000,00. Untuk target tahun 2014 adalah sebesar Rp 1.247.474.524.000,00. 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah untuk tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp. 641.693.808.000,00. Untuk target tahun 2014 adalah sebesar Rp 657.255.176.688,00. Gambaran keuangan daerah di tahun 2013 dan target pada tahun 2014 tersebut diatas secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
46
NOMOR
URAIAN
APBD 2013
Plafond 2014
1
2
3
4
PENDAPATAN DAERAH
1.1
Pendapatan Asli Daerah
246.321.456.000
262.679.703.050
1.1.1 1.1.2 1.1.3
Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
160.351.629.000 57.930.395.826 5.975.000.000
166.579.802.000 55.165.469.876 18.825.000.000
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
22.064.431.174
22.109.431.174
1.2
Dana Perimbangan
1.348.231.188.000
1.247.474.524.000
1.2.1 1.2.2 1.2.3
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
752.000.000.000 579.634.968.000 16.596.220.000
1.3 1..3.1 1.3.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
641.693.808.000 261.483.608.000
D
IN
R
KO (C TA O S PY A ) MA
1.3.4 1.3.5
A
1.
Jumlah Pendapatan
712.000.000.000 518.878.304.000 16.596.220.000 657.255.176.688 277.044.976.688
380.210.200.000
380.210.200.000
2.236.246.452.000
2.167.409.403.738
Dari sumber pendapatan di atas nampak bahwa pembangunan Kota Samarinda masih banyak tergantung pada dana perimbangan yang memberikan kontribusi sekitar ±60% dari struktur pendapatan daerah Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan bahwa rasio kemandirian
A
keuangan daerah masih rendah atau rata-rata baru mencapai ±7,2%,
BA PP ED
dimana untuk mencapai kemandirian struktur pendapatan Kota Samarinda harus didukung oleh minimal 20% dari PAD. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih sangat rendah
kontribusinya
untuk
mendukung
penyelenggaraan
pemerintahan
maupun pemberian pelayanan kepada publik. Oleh sebab itu arah pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Samarinda tahun 2013-2014 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD lebih difokuskan pada upaya untuk peningkatan retribusi dan pajak daerah yang proporsional dengan memperhatikan pada aspek keadilan.
3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Dilihat dari komposisi pendapatan daerah, jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan mengalami trend naik, namun sebaliknya Dana Perimbangan diperkirakan akan terus 47
mengalami
penurunan
meskipun
dalam
kaitan
tersebut
diperkirakan dominasi peranan Dana Perimbangan dalam membentuk total perolehan Pendapatan Daerah akan tetap di atas PAD. Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan pendapatan daerah kedepan yang antara lain adalah : Bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan Retribusi dalam memberikan sumbangan ke PAD akan semakin penting. Untuk
A
itu, upaya untuk terus melakukan ekstensifikasi melalui perluasan
D
basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat
IN
maupun intensifikasi melalui upaya yang terus menerus dalam melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan wajib
pajak
dan
retribusi
dalam
R
kesadaran
memenuhi
KO (C TA O S PY A ) MA
kewajibannya adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara
konsisten
termasuk
dalam
upaya
untuk
terus
meningkatkan efisiensi, di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah kota Samarinda.
Prioritas pembangunan Kota Samarinda tahun 20112015 fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi kota dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam hal ini tentunya harus dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi
BA PP ED
A
dalam menekan ketimpangan pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskinan, serta tetap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang ada di kota Samarinda.
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah tetap melakukan efisiensi dan
efektifitas pengeluaran untuk belanja aparatur, sehingga trend kedepan
komposisinya
untuk
pelayanan
publik
semakin
bertambah besar. Selain itu untuk belanja pelayanan publik yang bernilai ekonomis akan lebih didorong kepada pengeluaran yang bersifat cost recovery dan menjadi faktor pendorong keterlibatan sektor swasta dan masyarakat untuk melakukan investasi, sehingga nantinya belanja pelayanan publik yang bernilai
48
ekonomis tidak lagi membebani belanja daerah, tetapi sebaliknya akan menjadikan sebagai pendapatan daerah. Guna mewujudkan Kota Samarinda yang mandiri, sebagai
antisipasi
kemungkinan
terus
menurunnya
dana
perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat, maka diusahakan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tetap mengusahakan semaksimal mungkin berbagai kebijakan
BA PP ED
A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
yang akan dilakukan dengan tidak membebani masyarakat.
49
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas dan sasaran pembangunan Kota Samarinda dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2014 merupakan penjabaran dari analisis terhadap: 1. Hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
A
2. Capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD
dan Nasional (MDGs,
IN
4. Masalah mendesak ditingkat Daerah, Provinsi
D
3. Identifikasi isu strategis Daerah, Provinsi dan Nasional
Standar Pelayanan Minimal (SPM), pengentasan kemiskinan, penciptaan
R
lapangan kerja).
KO (C TA O S PY A ) MA
5. Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.
A
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
BA PP ED
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sesuai dengan visi RPJMD Kota Samarinda tahun 2011-2015 “Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa yang Maju Berwawasan Lingkungan dan Hijau, Mempunyai Keunggulan Daya Saing Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” maka dengan demikian tujuan dan sasaran Pembangunan
Kota Samarinda tahun 2014 ditetapkan sebagai
kelanjutan program pembangunan tahun 2013 sebagai berikut:
50
Tujuan: 1. Meningkatkan penataan kawasan tepian Mahakam dan kawasan Citra Niaga secara menyeluruh 2. Menciptakan fasilitas pengelolaan perkotaan yang bersih, indah dan sehat 3. Meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi perkotaan dan penghubung sektor industri, perdagangan dan jasa 4. Memperbaiki perencanaan penanggulangan yang berbasis sistemik
A
dan bersifat preventif.
D
5. Memperbaiki infrastruktur pencegahan dan penanggulangan banjir
standar
operasional
prosedur
pemadaman kebakaran
dan
KO (C TA O S PY A ) MA
8. Terciptanya aksesbilitas pelayanan kesehatan
pencegahan
R
7. Menciptakan
IN
6. Terwujudnya sarana pemadam kebakaran yang memadai
9. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
10. Sinergisitas atara pendidikan dan lapangan kerja
11. Terciptanya aksestabilitas dan kualitas pendidikan yang optimal 12. Memberikan jaminan terhadap pertumbuhan UMKMK, dan pertanian, dalam sebuah konsep industri dan perdagangan yang dikelola secara komprehensif
13. Terwujudnya pemetaan potensi Kota Samarinda yang masif dan
BA PP ED
perkapita
A
integratif untuk menghadapi daya saing dan meningkatkan income
14. Melestarikan nilai-nilai budaya lokal dan kerukunan antar masyarakat dalam hidup berdampingan dengan rasa kebersamaan
15. Terciptanya kemandirian keuangan daerah 16. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah
17. Terwujudnya sistem birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam mendukung terciptanya good governance 18. Meningkatkan pelayanan dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan masyarakat serta berkomitmen terhadap kesetaraan gender.
51
Sasaran: 1. Pengembangan dan penataan kawasan tepian Mahakam dan Citra Niaga 2. Kerjasama pihak swasta untuk investasi industri dan perdagangan kawasan tepian Mahakan dan Citra Niaga 3. Memperbaiki sistem pengelolaan taman kota dan persampahan 4. Penataan dan penciptaan sarana prasarana pasar dan PLK 5. Perbaikan saran penerangan dan air bersih
A
6. Memperbaiki jalan perkotaan dan sitem perparkiran
D
7. Pemerataan pembangunan jalan daerah penghubung kawasan
IN
industri, perdagangan dan jasa
dalam setiap rencana pembangunan
R
8. Menyusun blue print profil penyebab dan penanggulangan banjir
KO (C TA O S PY A ) MA
9. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan banjir 10. Membangun kawasan resapan air dan RTH
11. Meningkatkan anggaran untuk infrastruktur penanganan banjir melalui DAK
12. Merelokasi/rehabilitasi sungai penyebab banjir dan membangun waduk penampung air
13. Perbaikan drainase dan pembangunan folder penyangga air 14. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pemadam kebakaran 15. Meningkatkan profesionalisme dan kuantitas aparatur pemadam
BA PP ED
A
kebakaran
16. Menyusun aturan hukum yang dapat diterapkan oleh semua instansi dan masyarakat
17. Meningkatkan sarana dan tenaga pelayanan kesehatan 18. Mengoptimalkan jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin 19. Menggugah kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat 20. Melindungi masyarakat terhadap penyalahgunaan Narkoba 21. Menjaga dan meningkatkan Rasio Jumlah Kelulusan SMA, SMK, PT terhadap Lapangan Pekerjaan 22. Menigkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan bagi anak usia sekolah dan masyarakat 23. Konsisten terhadap alokasi 20% anggaran pendidikan pada APBD 24. Meningkatkan profesionalisme aparatur dengan pendidikan lanjut dan pelatihan
52
25. Meningkatkan Kontribusi Industri, UMKMK, dan pertanian dalam PDRB 26. Meningkatkan Pertumbuhan kuantitas dan kualitas kelembagaan industri, pergadangan dan Jasa 27. Blue print potensi industri, perdagangan dan jasa secara kewilayahan 28. Meningkatkan prosentase pertumbuhan nilai ekspor 29. Meningkatkan nilai investasi baik lokal maupun asing 30. Meningkatnya Prosentase Organisasi Pemuda, Masyarakat, dan
modal
sosial,
kegiatan
keagamaan
yang
D
31. Mempertahankan
A
Parpol yang dibina
IN
berkembang dalam masyarakat 32. Optimalisasi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
KO (C TA O S PY A ) MA
pembangunan
R
33. Meningkatkan swadaya pembiayaan mandiri masyarakat dalam
34. Menurunnya indeks tingkat korupsi dan kasus korupsi lainnya 35. Capacity Building aparatur pemerintah daerah dalam peningkatan pelayanan prima
36. Pemerataan pelayanan kebutuhan dasar berlandaskan kebutuhan kewilayahan
37. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur pelayanan publik dengan memperhatikan pengarusutamaan gender
A
4.2 Prioritas dan Pembangunan
BA PP ED
Prioritas Pembangunan Daerah tahun 2014 disusun sebagai
penjabaran RPJMD 2011-2015. Untuk melihat lebih jelas prioritas program pembangunan daerah serta tolok ukur indikator kinerjanya dapat dilihat seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Prioritas Program Pembangunan Daerah Kota Samarinda Tahun 2014
Strategi
Strategi I
Program Pembangunan Daerah/Program Prioritas
Kinerja SKPD Indikator Kinerja
Target
1 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal
50 %
2 Program pembinaan dan pengawasan energi dan sumber daya mineral 3 Program efektifitas pembangunan daerah
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD
35 %
100 %
Dinas PU Binamarga, Bappeda Dinas Perindustrian dan Perdagangan BPPT, Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas
53
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat
100 %
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Jaringan kabel dan fasilitas kebakaran tersedia dengan rapi
50 %
DPPKA, BPPT, Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran, Dinas Bina Marga dan Pengairan Dinas Perhubungan
50 %
50 %
KO (C TA O S PY A ) MA
9 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya kebakaran 10 Program penelitian, perencanaan dan pengendalian pembangunan 11 Program penataan ruang daerah
Sekretariat DPRD
A
8 Program Peningkatan Perhubungan
100 %
D
Strategi II
40 %
IN
5 Program penataan peraturan perundangundangan 6 Program pembinaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah 7 Program peningkatan pelayanan irigasi dan pengendalian banjir
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah penerbitan peraturan perundangan
R
4 Program peningkatan investasi daerah
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Badan Penanaman Modal Daerah, BPPT
12 Program penanggulangan bencana alam
BA PP ED
A
13 Program pengelolaan keuangan daerah 14 Program Peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan 15 Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan 16 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 17 Peningkatan bantuan masyarakat miskin dan penanganan kemiskinan dan masalah sosial lainnya 18 Program peningkatan kualitas pemukiman
Strategi III
19 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Tersedianya dokumen perencanaan; RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda/Perkada Rasio ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB Tersedianya dokumen perencanaan; RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda/Perkada Produktivitas total daerah Meningkatnya pelayanan jamkesmas
100 %
Prosentase sekolah yang permanen
50 %
Prosentase pelatihan dan tingkat pendidikan
50 %
Penurunan angka kemiskinan
2%
Dinas Kesejahteraan Sosial
250 unit
Dinas Cipta Karya dan Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup Dinas Cipta Karya dan Tata Kota, Dinas Kebersihan dan Pertamanan DPPKA
Terbangunnya perumahan bagi masyarakat miskin Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar
30 %
50 %
100 % 100 %
50 %
Strategi IV 20 Program pengelolaan aset daerah 21 Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah
Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran Bappeda
Produktivitas total daerah Publikasi potensi daerah
100 % 100 %
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Badan Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran DPPKA Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Pendidikan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Kota Dinas Pendidikan
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo, Dinas Cipta Karya dan
54
Tata Kota Pencari kerja yang ditempatkan
30 %
23 Program peningkatan kualitas tenaga kerja 24 Program peningkatan kualitas kelembagaan KUKM 25 Program pemberdayaan masyarakat desa
Tingkat partisipasi angkatan kerja Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
100 %
Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja,
1000 unit/org
Dinas Koperasi dan UKM
20 %
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Badan Kesbangpol, Satpol PP
Pasar modern di 10 kecamatan terbagun
5
29 Program fasilitasi keagamaan dan kerukunan hidup antar umat beragaman
Kegiatan pembinaan terhadap LSM ormas dan OKP
100 %
30 Program peningkatan pendapatan daerah 31 Program peningkatan pelayanan perijinan
Nilai tukar petani meningkat Sistem informasi pelayanan perijinan dan adminitrasi pemerintah Kepemilikan KTP
100 %
BA PP ED Strategi VI
A
Dinas Pemuda dan Olah Raga
Dinas PU Cipta Karya, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pasar Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo, Dinas Pemuda dan Olah Raga, Badan Kesbangpol BPPT, DPPKA
100 %
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Daerah
100 %
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Jumlah jaringan komunikasi
100 %
Dinas Informasi dan Komunikasi Daerah
Jumlah pengaduan masyarakat Indeks kepuasan layanan masyarat Kinerja anggota DPRD meningkat
35 %
Sekretariat DPRD, Inspektorat Daerah Bag. Organisasi, Badan Kepegawaian Daerah Sekretariat DPRD
A
32 Program pelayanan administrasi kependudukan 33 Program peningkatan sistem komunikasi, informasi dan media massa 34 Program peningkatan aspirasi masyarakat 35 Program peningkatan kapasitas aparatur desa 36 Program peningkatan fungsi legislatif
D
100 %
IN
Jumlah kegiatan olah raga
100 %
R
26 Program peningkatan keamanan dan wawasan kebangsaan 27 Program pembinaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga 28 Program pengembangan lembaga ekonomi desa
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Kegiatan pembinaan politik daerah
KO (C TA O S PY A ) MA
Strategi V
22 Program perluasan kesempatan kerja
100 % 100 %
55
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
A
Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu
tujuan
serta memperoleh
alokasi anggaran,
dan/atau
kegiatan
IN
dan
D
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran
masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD.
R
Program ditetapkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
KO (C TA O S PY A ) MA
1. Program Teknis, merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Program Teknis disusun berdasarkan: a)
Kelompok karakteristik SKPD
b)
Program Teknis yang disusun harus dapat mencerminkan tugas dan fungsi unit organisasi.
c)
Nomenklatur Program Teknis bersifat unik/khusus (tidak duplikatif) untuk masing-masing organisasi pelaksananya.
d)
Program Teknis harus dapat dievaluasi pencapaian kinerjanya
BA PP ED
A
berdasarkan periode waktu tertentu; dan e)
Program
Teknis
dilaksanakan
dalam
periode
waktu
jangka
menengah, dengan perubahan hanya dapat dilakukan setelah melalui tahapan evaluasi.
2.
Program Generik/Perangkat Kerja Aparatur, merupakan programprogram yang digunakan oleh beberapa organisasi yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program Generik disusun berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a)
Program Generik dilaksanakan oleh 1 (satu) unit organisasi SKPD yang bersifat memberikan pelayanan internal;
b)
Nomenklatur Program Generik dibuat unik untuk setiap SKPD dengan ditambahkan nama SKPD dan/atau dengan membedakan kode program; dan
56
c)
Program Generik ditujukan untuk menunjang pelaksanaan Program Teknis.
5.1 Indikasi Program Prioritas Pembangunan Daerah Indikasi rencana program prioritas pembangunan daerah Kota Samarinda adalah penjabaran yang lebih bersifat tegas dan nyata tentang indikasi program yang dapat diadopsi oleh SKPD dalam menentukan prioritas program/ kegiatan yang akan dijalankan selama lima tahun mendatang, keterangan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
BA PP ED
A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
Tabel 5.1 Program Prioritas Pembangunan, Indikasi Program Prioritas Satuan Kerja, Bidang Urusan dan Satuan Kerja Penanggung Jawab Program Indikasi Program Satuan Kerja No Pembangunan Daerah Prioritas Satuan Bidang Urusan Penanggung Prioritas Kerja Jawab 1 Program Pengembangan a. Penataan Perdagangan, Dinas PU Bina Wilayah Strategis dan kawasan citra Pariwisata, Marga, Cepat Tumbuh niaga dan Industri Bappeda, pinggiran sungai Dinas mahakam secara Perindustrian bertahap.* dan b. Program Perdagangan pengembangan sentra-sentra industri potensial 2 Program pembinaan dan a. Moratorium ijin Energi dan BPPT, Dinas pengawasan energi dan penguasa Sumber Daya Pertambangan sumber daya mineral tambang yang Miniral, Kelautan dan Energi bermasalah.* dan Perikanan b. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan 3 Program efektifitas pembangunan daerah
a. Program peningkatan distribusi barang dan jasa
Perencanaan Pembangunan
4 Program peningkatan investasi daerah
a. Program peningkatan dan promosi kerjasama investasi b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
Penanaman Modal
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Badan Penanaman Modal Daerah, BPPT
57
BA PP ED
A
8 Program Peningkatan Perhubungan
9 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya kebakaran
10 Program penelitian, perencanaan dan pengendalian pembangunan
a. Penanggulangan banjir secara menyeluruh dan tuntas dalam 5 tahun, dengan penekanan pada tahun pertama revitalisasi drainase kota.* b. Terpenuhinya distribusi air bersih secara bertahap sampai dengan tahun 2015.* a. Revitalisasi tranportasi publik.* b. Penataan parkir dengan model central parking (parkir terpusat dengan konsep blok) .* a. Meminimkan kasus bencana kebakaran melalui peningkatan sarana dan prasana pemadam, instalasi listrik dan sosialisasi penanganan kebakaran secara dini kepada masyarakat.* a. Program pengembangan wilayah perbatasan b. Program
KO (C TA O S PY A ) MA
7 Program peningkatan pelayanan irigasi dan pengendalian banjir
DPPKA, BPPT, Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo
A
a. Program penyusunan dan pendokumentasia n pajak dan retribusi daerah b. Pemanfaatan teknologi informasi keuangan daerah
Sekretariat DPRD
D
6 Program pembinaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Pekerjaan Umum
IN
a. Program peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD b. Penyediaan tenaga ahli dan advokasi anggota DPRD
R
5 Program penataan peraturan perundangundangan
Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran, Dinas Bina Marga dan Pengairan
Perhubungan
Dinas Perhubungan
Pekerjaan Umum
Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran
Perencanaan Pembangunan
Bappeda
58
12 Program penanggulangan bencana alam
a.
a.
BA PP ED
A
13 Program pengelolaan keuangan daerah
14 Program Peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan
A
KO (C TA O S PY A ) MA
c.
b.
a.
b.
15 Program pemerataan dan a. peningkatan kualitas pendidikan
b.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Badan Lingkungan Hidup,
D
b.
Lingkunagn Hudup, Penataan Ruang
IN
11 Program penataan ruang a. daerah
R
c.
pengembangan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program penelitian dan pengembangan Tersedianya ruang terbuka hijau minimal 30%.* Tersedianya ruang publik pada 10 kecamatan dalam bentuk taman kota.* Penataan dan relokasi pkl secara bertahap (daerah pasar pagi, pasar sungai dama dan pasar segiri serta kawasan citra niaga).* Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Program peningkatan kinerja dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan daerah Melanjutnya program jaminan kesehatan masyarakat.* Program perbaikan gizi masyarakat Rehabilitasi gedung sekolah dasar dengan bangunan kayu menjadi bangunan permanen selesai dalam 5 tahun.* Program pendidikan anak usia dini
Perencanaan Pembangunan
Badan Penanggulangan Bencana & Pemadam Kebakaran
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
DPPKA
Kesehatan
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah
Pendidikan
Dinas Pendidikan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Kota
59
c. Program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun a. Bantuan sosial untuk subsidi biaya operasional sekolah b. Program pengembangan perpustakaan a. Penurunan angka kemiskinan maksimum 5 % tahun 2015.*
Sosial
Dinas Kesejahteraan Sosial
a. Pembangunan perumahan 1.000 unit untuk relokasi masyarakat Sungai Karang Mumus.* b. Program pemberdayaan komunitas perumahan a. Semenisasi seluruh gang dan jalan pendekat di kota samarinda selasai dalam 3 tahun.* b. Penanganan dan pengolahan sampah secara terpadu dan modern.* a. Program peningkatan kinerja dan pengembanga pengelolaan aset daerah
Perumahan
D
A
Dinas Pendidikan
BA PP ED
A
19 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
20 Program pengelolaan aset daerah
21 Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah
a. Program pengembangan data dan informasi b. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
Dinas Cipta Karya dan Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup
IN
KO (C TA O S PY A ) MA
17 Peningkatan bantuan masyarakat miskin dan penanganan kemiskinan dan masalah sosial lainnya 18 Program peningkatan kualitas pemukiman
Pendidikan
R
16 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Pekerjaan Umum
Dinas Cipta Karya dan Tata Kota, Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Komunikasi dan Informatika
DPPKA
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota
60
22 Program perluasan kesempatan kerja
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesejahteraan Sosial
23
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja,
A
D IN
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri
Badan Kesbangpol, Satpol PP
Kepemudaan Dan Olahraga
Dinas Pemuda dan Olah Raga
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah
Dinas PU Cipta Karya, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pasar
Kebudayaan, Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo,
BA PP ED
A
26
Dinas Koperasi dan UKM
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
R
25
Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah
KO (C TA O S PY A ) MA
24
a. Penurunan angka pengangguran terbuka maksimal 5 % pada tahun 2015.* Program peningkatan a. Program kualitas tenaga kerja peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja b. Penyiapan tenaga kerja siap pakai Program peningkatan a. Bantuan kualitas kelembagaan stimulan/permoda KUKM lan UMKM untuk 1.000 unit/orang pertahun sampai tahun 2015.* Program pemberdayaan a. Terwujudnya masyarakat desa program kampung HBS (hijau, bersih dan sehat) dalam mendukung kaltim green.* b. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan Program peningkatan a. Program keamanan dan wawasan pengembangan kebangsaan wawasan kebangsaan b. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program pembinaan a. Program pemuda dan peningkatan peningkatan prestasi olah raga peran serta kepemudaan b. Program pengembangan sarana dan prasarana olahraga Program pengembangan a. Pembangunan lembaga ekonomi desa pasar semi modern di 10 Kecamatan.* b. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Program fasilitasi a. Program keagamaan dan peningkatan kerukunan hidup antar bantuan tempat umat beragaman ibadah
27
28
29
61
32 Program pelayanan administrasi kependudukan
BA PP ED
A
33 Program peningkatan sistem komunikasi, informasi dan media massa
34 Program peningkatan aspirasi masyarakat
35 Program peningkatan kapasitas aparatur desa
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, Pertanian Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Kependudukan Dan Catatan Sipil
BPPT, DPPKA
a. Mewujudkan pelaksanaan eKTP dan SIAK.*
a. Program kerjasama informasi dan media massa b. Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi a. Program peningkatan pelayanan pengaduan masyarakat
a. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
IN
D
A
Dinas Pemuda dan Olah Raga, Badan Kesbangpol
KO (C TA O S PY A ) MA
31 Program peningkatan pelayanan perijinan
Negeri
R
30 Program peningkatan pendapatan daerah
b. Program pelayanan bantuan kegiatan keagamaan dan pendidikan keagamaan non formal a. Penataan dan penertiban penempatan pemasangan iklan dalam rangka peningkatan PAD.* b. Program Peningkatan kesejahteraan petani a. Program peningkatan mutu layanan perijinan b. Program peningkatan sarana dan prasarana perijinan
Komunikasi Dan Informatika
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Daerah
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Informasi dan Komunikasi Daerah
Sekretariat DPRD, Inspektorat Daerah
Bag. Organisasi, Badan Kepegawaian Daerah
62
dan persandian 36 Program peningkatan fungsi legislatif
a. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Otonomi, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
Sekretariat DPRD
A
5.2 Indikasi Pendanaan Urusan Pemerintahan Daerah
D
Dalam kaitan ini, terdapat 19 urusan yang termasuk dalam
IN
urusan wajib, antara lain adalah:
R
1. Pendidikan
KO (C TA O S PY A ) MA
2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum
4. Perencanaan Pembangunan dan Statistik; 5. Perhubungan
6. Lingkungan hidup
7. Kependudukan dan Catatan Sipil
8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 9. Sosial
10. Ketenagakerjaan
A
11. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
BA PP ED
12. Penanaman Modal 13. Kebudayaan
14. Kepemudaan dan Olah Raga 15. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 16. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
17. Ketahanan Pangan 18. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 19. Perpustakaan
Sedangkan untuk urusan pilihan, terdapat 5 macam urusan, yaitu: 1. Pertanian 2. Energi dan sumberdaya mineral 3. Kelautan dan Perikanan 4. Perdagangan
63
5. Perindustrian Selanjutnya urusan wajib dan pilihan dijabarkan dalam bentuk program, kegiatan, sasaran program, instansi penanggung jawab serta pagu indikatif seperti rencana Kerja dan Pendanaan menurut Urusan Pemerintah Kota Samarinda Tahun 2014. Pada tahun anggaran 2014 melalui dana APBD Kota Samarinda total pagu indikatif belanja sebesar Rp. 2.701.758.935.999,00. Berdasarkan alokasi tersebut diatas Program pada masing-
A
masing Satuan Kerja Perangkat Daerah diuraikan sebagai berikut:
D
Tabel 5.2 Program Prioritas Pembangunan
BA PP ED
A
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
No Program Prioritas Urusan Wajib 1 Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dua Belas Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal (PNF) Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan 2 Kesehatan Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas,Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengadaan, Peningkatan sarana & Prasarana RS / Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Mata 3 Pekerjaan Umum Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Lainnya Program Pengendalian Banjir Program Peningkatan sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum & Air Limbah Program Peningkatan Sarana Prasarana Perkotaan Program Peningkatan Sarana Prasarana Kawasan Khusus Program Pembangunan Perumahan Program Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan
64
7 8
BA PP ED
A
9
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
6
A
5
D
4
Program Peningkatan Sarana Prasarana Olah Raga Program Peningkatan Sarana Prasarana Kesehatan Perencanaan Pembangunan Dan Statistik Program Pengembangan Data / Informasi Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Program Perencanaan Sosial Budaya Perhubungan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu-lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Lingkungan Hidup Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pelindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Program Pengelolaan Areal Pemakaman Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana Sosial Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan PMKS lainnya Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Ketenagakerjaan Program Penyusunan dan Penyebarluasan Informasi Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Pembinaan Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Program Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan UPT Dinas Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Program Penciptaan Iklim Usaha-usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Kewiraushaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Penanaman Modal Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
10
11
12
65
13
14
BA PP ED
A
16
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
A
15
Program Peningkatan Pelayanan Perijinan Kebudayaan Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Kerjasama Informasi Dengan Mass Media Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Produk Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Pembinaan Dan Pemasyarakatan Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pemeliharaan Kantibmas dan Pencegahaan Tindak Kriminal Program Kemitraan Pengembangaan Wawasan Kebangsaan Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Pendidikan Politik Masyarakat Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal & Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Program Penyelesian Konflik - Konflik Pertanahan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Menintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur ( Kepegawaiaan ) Program Perbaikan Administerasi Kearsipan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Penataan dan Penguatan Organisasi Program Penataan Tata Laksana Program Penguatan Pengawasan Program Peningkatan Kerjasama Antar Lembaga Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Program Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah Program Peningkataan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan Kegiatan Administrasi Keuangan Sekretariat DPRD
66
BA PP ED
A
18
KO (C TA O S PY A ) MA
17
R
IN
D
A
Program Peningkatan Kegiatan Administrasi Umum Sekretariat DPRD Program Peningkatan Kegiatan Administrasi Kehumasan Sekretariat DPRD Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesional Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Pembinaan & Pengembangan Aparatur Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Optimalisasi Pemanfaatan Tehnologi Informasi Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Pendapatan Daerah Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Pendapatan Daerah Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / WKDH Ketahanan Pangan Program Penunjang Ketahanan Pangan Program Ketersediaan dan Penguatan Cadangan Pangan Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi & Keamanan Pangan Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Program Peningkatan Kesejahteraan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Disiplin Aparatur dan Sarana Kerja Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna Program Pengembangan Kelembagaan Pemerintahan DesaProgram Pengembangan Kelembagaan Pemerintahan Desa Perpustakaan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pengembangan Perpustakaan Urusan Pilihan Pertanian Program Peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program Pengembangan Agribisnis Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam Hutan Energi dan Sumber Daya Mineral Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Ketenagalistrikan dan Pengembangan Energi Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Minyak dan Gas
19
1
2
67
4
Estimasi
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
D
5
A
3
Program Penelitian dan Pengembangan Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kesmavet Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Perdagangan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam Negeri Program Pembinaan Pedagang kaki Lima Dan Asongan Perindustrian Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Penataan Struktur Industri Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
pendanaan
pembangunan
APBD
tahun
2014
didasarkan pada perkembangan pendanaan APBD selama tahun 2013 yang bersumber dari Pendapatan Asli daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. Perkembangan anggaran menunjukkan
terjadinya
fluktuasi
meskupun
tidak
terlalu
besar.
Kecendrungan peningkatan terjadi pada Pos pendapatan Asli Daerah meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Bagian Laba BUMD.
A
Sementara itu pada Pos Dana Perimbangan Pemerintah Kota
BA PP ED
Samarinda pada Tahun 2014 menetapkan target tanpa memperhitungkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) sehingga pendapatan Kota Samarinda tahun 2014 sebesar Rp 2,167 Trilyun. Dasar pertimbangan yang digunakan adalah berdasarkan potensi penerimaan yang relatif lebih baik yang dapat dioptimalkan. Dalam
jangka
panjang,
pembangunan
Kota
Samarinda
berupaya mengoptimalkan pendapatan dari dana perimbangan, terutama yang bersumber dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang diperoleh dari bagi hasil minyak dan gas alam, sedangkan Pendapatan Asli Daerah mengandalkan
pada
Pajak
daerah,
terutama
melalui
kebijakkan
pengembangan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluasluasnya pada sektor potensial. Seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk, pemerintah juga melakukan penataan pelayanan dan perluasan objek pajak sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku dengan tetap mempertimbangkan suasana 68
kondusif
untuk
mendukung
berkembangannya
investasi
di
Kota
Samarinda.
BAB VI PENUTUP
A
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Samarinda
D
merupakan penjabaran Tahun Pertama Rencana Pembangunan Jangka
IN
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011–2015 yang merupakan tahun
R
ketiga pelaksanaan RPJMD sehingga tingkat keberhasilan dari rencana ini
KO (C TA O S PY A ) MA
akan menentukan pula keberhasilan dari pemerintahan Kepala Daerah Kota Samarinda selama 5 (lima) tahun kedepan.
Untuk itu dalam pelaksanaan RKPD tahun 2014 diperlukan langkahlangkah praktis dan strategis. Beberapa kaidah pelaksanaan yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :
1. RKPD tahun 2014 sebagai pedoman penyusunan RAPBD, perlu di jabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA APBD) Kota Samarinda Tahun 2014 dan Penyusunan Prioritas Plafon Anggaran (PPA) Tahun 2014. Adapun KUA-APBD dan
A
PPA berisi pengelompokkan urusan yang bersifat wajib dan/atau pilihan
BA PP ED
dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Revisi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
2. Untuk menyusun rencana tindak bagi pencapaian prioritas dan dalam rangka menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut serta untuk terwujudkannya sinergitas semua pihak terkait maka setiap prioritas akan di koordinasikan oleh masing-masing SKPD terkait. 3. Masyarakat dan dunia usaha wajib berperan serta dalam pembangunan baik sebagai pelaksana maupun sebagai pengawas pelaksanaan kebijakkan dan program/kegiatan. 4. Untuk menjaga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program, setiap kepala SKPD
wajib melakukkan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan/kegiatan melalui upaya koreksi dan melaporkannya secara
69
berkala 3 (tiga) bulanan kepada Walikota Samarinda melalui Kepala Bappeda Kota Samarinda. 5. Kepala Bappeda Kota Samarinda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan
rencana
pembangunan/kegiatan
yang
dilakukan oleh masing-masing Kepala SKPD. 6. Pada akhir tahun anggaran 2014 setiap Kepala SKPD wajib melakukan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Rencana Pembangunan/Kegiatan Tahun
A
2014.
D
7. Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan
IN
hasil evaluasi Kepala SKPD. Hasil evaluasi ini menjadi bahan bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk periode
R
2015.
KO (C TA O S PY A ) MA
8. Staf ahli Walikota ditugaskan untuk turut serta mengawal, mengamati, dan memantau pelaksanaan RKPD dan selanjutnya memberikan saran dan pendapat yang kontruktif secara lengkap kepada Walikota/Wakil Walikota. 9. RKPD Kota Samarinda Tahun 2014 berlaku sejak tanggal ditetapkannya
BA PP ED
A
sampai dengan 31 Desember 2014.
70
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
D
A
PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 17 TAHUN 2013
IN
TENTANG
KO (C TA O S PY A ) MA
R
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA SAMARINDA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang
: a. bahwa dalam rangka konsistensi antara Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2014 sebagai rencana tahunan dengan penganggaran untuk dituangkan dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Samarinda Tahun 2014 ini dijadikan acuan dan pedoman dengan tetap memperhatikan aspirasi dan kebutuhan berbagai pihak;
BA PP ED A
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu ditetapkan dalam Peraturan Walikota.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Dati II di Kalimantan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1965 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
IN
D
A
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
KO (C TA O S PY A ) MA
R
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 54; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
BA PP ED A
8. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4021); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keungan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 204, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4024); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah diubah terakhir
3
dengan Peratruan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 17); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rincian Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 74,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
IN
D
A
14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Anggaran Kementrian/Lembaga (RKA/KL) (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
KO (C TA O S PY A ) MA
R
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 90,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2004 tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 21,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
BA PP ED A
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; 20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 17 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
4
Samarinda Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2011 Nomor 17).
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAHAN (RKPD) KOTA SAMARINDA TAHUN 2014.
D
A
Pasal 1
KO (C TA O S PY A ) MA
R
IN
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2013 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2014 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2014 dan berakhir tanggal 31 Desember 2014. Pasal 2 Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2014 sebagai pedoman dan panduan dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Samarinda Tahun Anggaran 2014. Pasal 3
BA PP ED A
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2014 merupakan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2013 Kota Samarinda untuk kegiatan tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Walikota ini. Pasal 4
Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Samarinda Tahun Anggaran 2013 melalui Belanja Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Samarinda.
(1)
(2)
Pasal 5
Badan/Dinas/Kantor/Instansi/Lembaga di lingkungan Pemerintahan Kota Samarinda membuat laporan kinerja triwulan dan tahunan atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang berisi uraian tentang keluaran kegiatan dan indikator kinerja masing-masing program. Laporan sebagaimanan dimaksud pada ayat 1 (satu) disampaikan kepada Walikota Samarinda melalui Sekretaris Daerah Kota Samarinda paling lambat 14 (empat belas) hari saat berakhirnya triwulan yang bersangkutan.
5
(3)
Laporan Kinerja menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagia analisis dan evaluasi usulan anggaran tahun berikutnya yang diajukan Badan/Dinas/Kantor/Instansi/Lembaga di lingkungan Pemerintahan Kota Samarinda. Pasal 6
D
A
Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda.
R
IN
Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 24 April 2013
KO (C TA O S PY A ) MA
WALIKOTA SAMARINDA, ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda pada tanggal 24 April 2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA, ttd
H. ZULFAKAR NOOR
BA PP ED A
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2013 NOMOR 17. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Daerah Kota Samarinda Kepala Bagian Hukum ttd
SUPARMI, SH, MH. Nip. 196905121989032009