BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1.
ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Berdasarkan RPJMD Kota Jambi, tahun 2016 merupakan pertumbuhan
pembangunan
ekonomi
yang
merupakan
rangkaian
proses
berkesinambungan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018. Berdasarkan analisis
terhadap
memperhatikan
indikator
kondisi
makro
ekonomi
ekonomi
nasional
Kota
dan
Jambi,
global,
dengan
maka
arah
pembangunan perekonomian Kota Jambi dapat diprioritaskan kepada beberapa sektor yang dominan memberikan kontribusi terhadap PDRB yaitu
sektor bangunan (sektor yang berhubungan dengan kontruksi bangunan, jalan,
jembatan
pembangunan
dan
daerah
sejenisnya, disisi
hal
ini
percepatan
sejalan
dengan
peningkatan
dan
prioritas perluasan
pembangunan infrastruktur, dimana sektor ini menjadi paling dominan kontribusinya), selanjutnya sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (sektor yang berhubungan dengan kegiatan perbankan, lembaga keuangan non
perbankan,
jasa
penunjang
keuangan,
real
estate,
serta
jasa
perusahaan, dimana sektor ini menjadi dominan salah satu penyebab utamanya dikarenakan Kota Jambi sebagai ibukota propinsi yang merupakan tumpuan pusat peredaran perekonomian), berikutnya sektor perdagangan,
hotel dan restoran (sektor yang berhubungan dengan perdagangan besar dan
eceran,
hotel
serta
restoran
dimana
pengembangan
kawasan
perdagangan dan Jasa ditujukan untuk mendukung percepatan kawasan cepat tumbuh yang akan menopang aktivitas ekonomi perkotaan dan kelancaran arus modal, barang, dan jasa serta membuka lapangan kerja baru) dan sektor listrik, gas dan air bersih (sektor yang berhubungan dengan listrik, gas dan air, sebagaimana dijelaskan sebelumnya maka keterkaitan sektor ini juga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sektor-sektor dominan sebelumnya). Selain itu sektor yang memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang serta tahan terhadap guncangan ekonomi yaitu sektor UMKM, sedangkan sektor-sektor lain menjadi pendukung.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -1
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kota Jambi pada tahun 2013 mencapai 7,76 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada Sektor Bangunan yaitu sebesar 14,78 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 0,96 persen. Jika ditinjau menurut lapangan usaha, laju pertumbuhan PDRB Kota Jambi Tahun 2013 tetap didominasi oleh usaha yang berkaitan dengan aktivitas
perkotaan.
Lapangan
usaha
yang
tumbuh
diatas
rata-rata
pertumbuhan PDRB adalah sektor Bangunan (14,78 %), Perdagangan Hotel dan Restoran (9,15 %), Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan (9,38 %) dan, Listrik, Gas, Air Bersih (7,89 %), sedangkan sektor yang tumbuh dibawah rata-rata pertumbuhan PDRB adalah Industri Pengolahan (7,58 %), Pengangkutan dan Komunikasi (6,85 %),
Jasa-jasa (3,63 %), Pertanian,
Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (2,61 %) dan Pertambangan Penggalian (0,96 %). Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi dari tahun 2009 – 2013 terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
8 7.76
7.5 7
7.05
6.97 6.47
6.66
6.5 6 5.5
LPE
'09
'10
'11
'12
'13
6.47
6.66
6.97
7.05
7.76
Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi Tahun 2009 – 2013 Berdasarkan PDRB (harga konstan) Tahun 2000
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -2
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi menurut lapangan Usaha Tahun 2009-2013, berdasarkan harga konstan tahun 2000 terlihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Jambi (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Tahun 2009-2013**
No
Lap. Usaha
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian Pertambangan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Air Bangunan Perdagangan Pengangkutan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa PDRB
2009
2010
2011
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2,02 0,08 5,62 5,93 7,31 9,09 6,88 10,00 2,86 6,47
2,08 1,28 5,80 6,90 7,23 9,36 6,79 9,40 3,01 6,66
2,99 1,37 5,74 8,24 7,78 9,62 6,45 10,90 3,28 6,97
2,71 0,90 6,65 7,85 10,35 8,74 6,80 9,26 3,39 7,05
2,61 0,96 7,58 7,89 14,78 9,15 6,85 9,38 3,63 7,76
Sumber : BPS Kota Jambi
Jika dilihat secara sektoral dari sembilan sektor pembentuk PDRB Kota Jambi selama 5 (lima) tahun terakhir, sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor Bangunan. Hal ini merupakan dampak yang sangat positif dari perkembangan Kota Jambi sebagai ibukota Provinsi Jambi
yang
merupakan
daerah
lintasan
perekonomian
baik
antar
kabupaten/kota dalam provinsi maupun antar Provinsi. Kinerja perekonomian Kota Jambi tahun 2013 tergambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan, mengalami kenaikan menjadi 7,76 % dari tahun 2012 yang sebesar 7,05 %. Pada tahun 2013, LPE seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif. Dalam
pembentukan
struktur
perekonomian
di
Kota
Jambi
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013**, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan kontribusi tertinggi, yaitu sebesar 27,80 persen. Selanjutnya Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu sebesar 18,58 persen dan kemudian dikuti oleh Sektor Industri Pengolahan sebesar 15,78 persen dan jasa-jasa sebesar 10,85 persen.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -3
Sedangkan 3 sektor yang memberikan kontribusi terendah berturutturut adalah sektor Pertambangan sebesar 5,46 persen, Listrik dan Air Bersih sebesar 2,90 dan Pertanian sebesar 1,17 persen.
10.85
1.17
Pertanian
5.46 15.78
Pertambangan Industri
9.72
2.90
Listrik Bangunan
7.73
18.58
Perdagangan Angkutan
27.80
Keuangan Jasa-jasa
Gambar 3.2 Struktur Perekonomian Kota Jambi Tahun 2013** Berdasarkan harga berlaku menurut lapangan usaha Berdasarkan atas harga berlaku, PDRB perkapita Kota Jambi pada tahun 2011 sebesar Rp 19.381.167,- angka ini terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2012 sebesar Rp 22.182.674,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp 25.694.544,PDRB per Kapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah atau daerah. PDRB Per Kapita diperoleh dari hasil pembagian antara PDRB dengan jumlah Penduduk. Untuk penghitungan PDRB per kapita atas dasar harga konstan, pada tahun
2011
tercatat
sebesar
Rp
6.728.996,-
meningkat
menjadi
Rp 7.048.182,- pada tahun 2012 dan menjadi Rp 7.433.720,- pada tahun 2013. Sejak tahun 2008, inflasi Kota Jambi cenderung berada di atas inflasi nasional. Pada tahun 2013, inflasi Kota Jambi sebesar 8,74 persen juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 8,38 persen. Hal ini terlihat pada gambar 3.3 di bawah ini.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -4
= Inflasi Nasional
Sumber : BPS Kota Jambi
= Inflasi Kota Jambi
Gambar 3.3 Inflasi Kota Jambi Tahun 2008 - 2013 Untuk proyeksi pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Kota Jambi ditargetkan akan membaik. Namun yang perlu menjadi catatan adalah perlu adanya keseimbangan pertumbuhan makro dan mikro diberbagai sektor dan subsektor. Pencapaian pertumbuhan ekonomi Kota Jambi pada tahun 2015 adalah lebih baik dari apa yang telah ditargetkan sehingga target-target pada tahun 2015 optimis bisa tercapai. Target pertumbuhan ekonomi Kota Jambi akan ditingkatkan dari 7,76 % menjadi 7,8 % di tahun 2015. Sedangkan sasaran inflasi ditahun 2015 sebesar 6,47 %. Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kota Jambi yang tercermin pada angka harapan hidup, angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil perkapita yang disesuaikan. Yang seluruhnya termasuk dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Jambi Tahun 2013 : 77,52 yang meliputi angka harapan hidup : 70,15, angka melek huruf : 99,08, ratarata lama sekolah : 10,57, dan pengeluaran riil perkapita disesuaikan 653.23.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -5
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 Berbagai tantangan yang akan dihadapi Kota Jambi di tahun 2015 tentunya tidak terlepas dari perekonomian nasional yang masih akan dipengaruhi oleh
faktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal (capital
inflow) dan nilai tukar (exchange rate) dimana harga-harga komoditas terus merangkak naik. Selain itu adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri kecil di Kota Jambi dalam melakukan persaingan dunia. Persaingan ini tidak hanya dalam hal produk tapi juga menyangkut SDM di Kota Jambi. Tingkat pengangguran dan kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan perekonomian Kota Jambi di tahun 2016. Gambaran ekonomi Kota Jambi tahun 2016 tidak akan terlepas dari pengaruh perkembangan perekonomian nasional. Perekonomian nasional dalam hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Pada tahun 2016 perekonomian Kota Jambi diperkirakan akan lebih baik dari perkiraan awal.
3.2
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
aspek
keuangan merupakan salah satu faktor sangat strategis, karena keuangan merupakan sarana utama bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan fungsi pemerintahan, pembangunan maupun fungsi pelayanan, maka untuk itu pemerintah daerah dituntut untuk mampu menggali potensi pendapatan dan memanfaatkan secara optimal dana yang tersedia, selain itu juga pemerintah dituntut untuk mengelola administrasi keuangan tersebut dengan sebaik-baiknya, yaitu efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, serta memperhatikan asas-asas kepatutan. 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Realisasi tahun 2013 dan tahun 2014, target tahun 2015 dan prediksi tahun 2016 penerimaan Pendapatan Daerah Kota Jambi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -6
Tabel 3.2 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kota Jambi NO
URAIAN PENERIMAAN
REALISASI 2013
REALISASI 2014
TARGET 2015
PREDIKSI 2016
1
PAJAK DAERAH
91.476.549.341
128.824.086.122
186.882.000.000
0
2
RETRIBUSI DAERAH
37.169.611.073
59.939.980.257
61.572.680.000
0
3
BAGIAN LABA ATAS PENY. MODAL PD PERUSH MILIK DAERAH / BUMD
4.388.593.783
5.017.222.922
10.000.000.000
0
4
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
JUMLAH PAD
16.007.215.620
52.646.410.523
36.081.764.500
0
149.041.969.818
246.427.699.826
294.536.444.500
0
5
BAGI HASIL PAJAK
73.807.649.424
54.427.525.687
64.359.385.000
0
6
BAGI HASIL BUKAN PAJAK / SDA
72.959.900.457
69.175.907.534
57.636.944.190
0
7
DAU
626.331.743.000
678.620.172.000
668.201.807.000
0
8
DAK
48.534.605.000
50.248.330.000
7.296.910.000
0
821.633.897.881
852.471.935.221
797.495.046.190
0
573.637.000
0
0
0
44.644.819.322
65.061.601.675
78.764.407.834
0
138.799.981.000
147.415.806.000
183.144.791.000
0
9.658.244.274
8.750.0000.000
8.000.000.000
0
269.909.198.834
0
1.361.940.689.524
0
JUMLAH DANA PERIMBANGAN 9
HIBAH
10
BAGI HSL PAJAK DARI PROVINSI
11
DANA PENYESUAIAN
12
BANTUAN KEUANGAN
JML LAIN-LAIN PEND. DAERAH
193.676.681.596
JUMLAH PENDAPATAN SELURUHNYA
1.164.352.549.296
221.237.407.675 1.320.137.042.722
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan daerah menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 13 merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait. Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 dikelompokkan atas : a) PAD,
yaitu
pendapatan
yang
diperoleh
daerah
yang
dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. PAD pada umumnya terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah; b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -7
kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus; c) Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, DBH pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan otsus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemda lainnya. Dalam rangka upaya untuk terus meningkatkan penerimaan daerah, maka untuk tahun 2015 kebijakan -kebijakan yang diambil yaitu :
Meningkatkan
Pendapatan
Asli
Daerah
melalui
peningkatan
tarif,
penyederhanaan pemungutan, efisiensi biaya, memperkecil tunggakan dan menegakkan sanksi hukum.
Meningkatkan Penerimaan dari Dana Perimbangan pada komponen bagi hasil pajak melalui intensifikasi Pajak-pajak, terutama Pajak Bumi dan Bangunan.
Menggali dan mendapatkan sumber-sumber pendanaan lain. Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan
sebagai penerimaan Kota Jambi sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah : Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Dalam upaya mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan pencapaian target yang telah direncanakan, pada Tahun Anggaran
2014
melaksanakan
kegiatan
baik
intensifikasi
maupun
ekstensifikasi antara lain :
Melakukan evaluasi dan pengkajian perkembangan pajak daerah dan retribusi daerah guna mendapatkan data potensi pajak dan retribusi daerah dari masing-masing objek pajak dan retribusi daerah.
Menyelenggarakan
tertib
administrasi
perpajakan
daerah
guna
mendapatkan data pajak daerah yang akurat.
Mengoptimalkan
pelaksanaan
pendataan
melalui
survey
lapangan
terhadap perkembangan dan atau perubahan data objek pajak dan retribusi daerah, serta melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -8
laporan wajib pajak seperti tutup usaha, perubahan tempat , ukuran dan lain sebagainya.
Penyampaian Surat Ketetapan Pajak/ Retribusi Daerah.
Penyelesaian serta pengecekan atas Keberatan Wajib Pajak/Wajib Retribusi Daerah.
Penagihan atas tunggakan Pajak Retribusi kepada Wajib Pajak/Retribusi Daerah.
Terlaksananya Tertib Administrasi Ketetapan dan Administrasi Tunggakan Pajak/Retribusi Daerah.
Melakukan pengkajian Peraturan-peraturan Daerah tentang Pajak Daerah sesuai Undang-Undang yang berlaku.
Target dan Realisasi Pendapatan Target Pendapatan Kota Jambi sampai dengan APBD Perubahan Tahun 2014 adalah sebesar Rp 1.288.035.296.624,00 yang bersumber dari :
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Sedangkan Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari :
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Target dan Realisasi Penerimaan PAD Realisasi penerimaan PAD Kota Jambi Tahun 2014 mencapai Rp 246.391.942.557,00 atau 125,30 % dari target penerimaan sebesar Rp 196.639.197.900,00. Jika dibandingkan dengan jumlah Penerimaan PAD Tahun 2013 yakni sebesar Rp 149.041.969.805,00 maka PAD Tahun 2014 bertambah 65,35 % atau Rp 97.376.972.752,00. Tabel berikut menunjukkan Perbandingan Target dan Realisasi PAD Tahun 2013 dengan Tahun 2014.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -9
Tabel 3.3 Perbandingan Target dan Realisasi PAD TA 2013 dengan TA 2014 2013 No
Uraian
Target (000)
Realisasi (000)
2014 % Realisasi
Target (000)
Realisasi (000)
% Realisasi
1
Pajak Daerah
81,317,140
91,476,549
112.49
112.472.000
128.824.086
114,54
2
Ret. Daerah
34,458,856
37,169,611
107.87
46.585.433
59.939.980
128.67
3
Bagi laba atas penyertaan modal pada perush milik negara/BUMD
6,000,000
4,388,593
73.14
5.000.000
5.017.222
100,34
4
Lain-lain PAD yg sah
11,134,983
16,007,215
143.76
32.581.764
52.646.410
161,58
132,910,979
149,041,969
112.14
196.639.197
246.427.699
125,32
TOTAL
Sumber : Diolah dari laporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
Target dan Realisasi Dana Perimbangan Dana perimbangan yang diterima Kota Jambi terdiri dari pos bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Perbandingan tahun 2013 dan 2014 dapat terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Perbandingan Target dan Realisasi Dana Perimbangan TA 2013 dengan TA 2014 2013 No
Uraian
Target (000)
Realisasi (000)
2014 % Realisasi
Target (000)
Realisasi (000)
% Realisasi
1
Bagi Hasil Pajak
93,413,942
73,807,649
79.01
51.619.158
54.427.525
105,44
2
Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA
77,728,482
72,959,900
93.87
81.986.811
69.175.907
84,37
3
Dana Alokasi Umum
626,331,743
626,331,743
100
678.620.172
678.620.172
100,00
4
Dana Alokasi KHusus
56,330,990
48,534,605
86.16
50.248.330
50.248.330
100,00
853,805,157
821,633,897
96.23
862.474.472
852.471.935
98.84
TOTAL
Sumber : Diolah dari laporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -10
Target
dana
perimbangan
pada
tahun
2014
adalah
sebesar
Rp 862.474.472.208,00 dan realisasinya mencapai Rp 852.471.935.221,00 atau terealisasi 98,84 %. Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah diperoleh dari Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terakhir Bantuan Keuangan dari Provinsi Jambi. Selama tahun 2014, target pendapatan hibah dan dana darurat nihil. Untuk Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya yg ditargetkan sebesar Rp 73.457.518.516,00 yang dapat terealisasi sebesar Rp 65.061.601.675,00 (88,57%), Dana penyesuaian dan otonomi khusus berupa tambahan penghasilan bagi guru PNSD, tunjangan profesi Rp
guru
PNSD
dan
146.711.108.000,00
Dana
Insentif
mampu
Daerah
direalisasikan
ditargetkan sebesar
Rp 147.458.950.791,00 atau (100,51%). Bantuan keuangan dari propinsi
ditargetkan RP 8.750.000.000,00 terealisasi Rp 8.750.000.000,00 (100%). Dengan demikian total target pendapatan dari pos lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebesar Rp 228.921.626.516,00 sedangkan total realisasinya sebesar Rp 221.270.552.466,80 atau 96,66%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut menunjukkan Perbandingan Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah tahun 2013 dengan tahun 2014 di bawah ini :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -11
Tabel 3.5 Perbandingan Target dan Realisasi LLPDyS TA 2013 dengan TA 2014 2013 No
Uraian
Target (000)
2014
Realisasi (000)
% Realisasi
1
Pendapatan Hibah
0
573.637
2
Dana Darurat
0
0
3
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda lainnya
38.739.106
44.644.819
4
Dana Penyesuaian Otsus
137.977.482
5
Bantuan Keuangan dari propinsi
TOTAL
Target (000)
Realisasi (000)
% Realisasi
100,00
0
0
0
0
0
0
0
115,24
73.457.518
65.061.601
88,57
138.799.981
100,60
146.711.108
147.415.806
100,48
9.658.244
9.658.244
100,00
8.750.000
8.750.000
100,00
186.374.832
193.676.681
103,92
228.921.626
221.237.407
96,64
Sumber : Diolah dari laporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
Beberapa
permasalahan yang ditemui dalam rangka peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi antara lain :
Masih adanya wajib pajak tidak menyampaikan informasi tentang pindah alamat maupun tutup usaha, yang berdampak pada ketidak akuratan data pajak, sehingga menyulitkan operasional pendataan dilapangan.
Masih ditemuinya wajib pajak menyampaikan data-data tempat usaha tidak secara lengkap.
Masih ada pemasangan reklame dilapangan tanpa terlebih dahulu melalui mekanisme/ prosedur perizinan sehingga berdampak pada penerimaan pajak.
Terbatasnya tenaga tehnis (staf) dalam pendataan, penyampaian dan penagihan tunggakan kepada Wajib Pajak dan Retribusi Daerah.
Masih banyaknya piutang/Retribusi Daerah yang sulit ditagih karena sudah tutup usaha atau pindah alamat tanpa memberikan informasi.
Belum adanya sistem komputerisasi yang online pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Jambi menyebabkan pelayanan kepada wajib pajak belum optimal.
Kewajiban Wajib Pajak/Wajib Retribusi masih kurang.
Sanksi/punishment bagi Wajib Pajak/Wajib Retribusi yang melalaikan kewajiban membayar Pajak/Retribusi belum optimal.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -12
Untuk lebih mengoptimalkan peningkatan pendapatan perlu dilakukan upaya-upaya antara lain :
Terus mengoptimalkan peran dan fungsi staf untuk melaksanakan operasional pendataan pajak di lapangan.
Terus melakukan pengawasan.
Untuk menertibkan administrasi diperlukan penghapusan tunggakan pajak/retribusi daerah serta penghapusan NPWPD bagi wajib pajak yang tidak aktif.
Penambahan tenaga tehnis untuk memantau dan mendata wajib pajak/retribusi yang tersebar di berbagai kecamatan dalam Kota Jambi.
Untuk memperlancar penyampaian Surat Ketetapan Pajak dan Penagihan terhadap wajib pajak/ retribusi daerah sangat diperlukan sarana kendaraan roda dua.
Adanya sistem komputerisasi yang online agar administrasi penerimaan pajak/ retribusi dapat dilaksanakan secara efektif, efesien dan akurat.
Peran aktif dari Legislatif dalam mempercepat proses penerbitan Perda tentang Pajak Daerah/Retribusi Daerah.
Revisi Perda tentang Pajak Daerah/Retribusi Daerah yang sesuai dengan kondisi sekarang dan berpedoman pada Undang-Undang.
Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan instansi pemungut.
Penerapan sanksi agar lebih tegas.
3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam belanja program/kegiatan. Kebijakan bidang belanja daerah pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan berbagai kegiatan pembangunan yang dalam pelaksanaanya diselaraskan dengan prinsip keadilan dan kehati-hatian dalam mengalokasikan dan pengelolaan anggaran pembangunan secara efektif dan efisien.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -13
Belanja Daerah dilaksanakan secara efektif, efisien, dan diarahkan sesuai target kinerja yang akan dicapai dari program/kegiatan dengan mengutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah. Memperhatikan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, pasal 36 bahwa belanja menurut kelompok belanja terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung, dibagi menurut jenis belanja yang terdiri atas: (1) belanja pegawai; (2) bunga; (3) subsidi; (4) hibah; (5) bantuan sosial; (6) belanja bagi hasil; (7) bantuan keuangan; dan (8) belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri atas: (1) belanja pegawai; (2) belanja barang non jasa: dan (3) belanja modal. Merasionalkan belanja sangat penting agar belanja yang dikeluarkan dapat efektif dan efisien. Oleh karena itu formulasi kebijakan umum anggaran belanja daerah diarahkan pada program prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonorni masyarakat yang didukung dengan pembangunan infrastruktur wilayah untuk mendorong pertumbuhan sektorsektor lainnya di Kota Jambi. Kebijakan
umum
belanja
daerah
yang
akan
diterapkan
oleh
Pemerintah Kota Jambi adalah sebagai berikut :
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dan melakukan penghematan di bidang belanja daerah sesuai dengan skala prioritas.
Memprioritaskan anggaran belanja bagi kegiatan yang bersifat pelayanan langsung kepada masyarakat.
Meningkatkan kualitas kelembagaan pengelola keuangan daerah dan penciptaan
pedoman-pedoman
serta
peraturan-peraturan
tentang
pengelolaan keuangan daerah. Pada tahun 2014 Anggaran Belanja Pemerintah Daerah Perubahan Kota Jambi adalah sebesar Rp 1.414.963.805.838,00. yang terdiri dari Belanja Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -14
Langsung
Rp
690.515.174.804,00
dan
Belanja
Tidak
Langsung
Rp 724.448.631.034,00. Jika dibanding dengan jumlah Anggaran Belanja tahun 2013 sebesar Rp 1.173.090.970.661,00 maka tahun 2014 ini belanja Pemerintah Daerah Kota Jambi mengalami peningkatan sebesar 20,6%. Realisasi tahun 2013 dan tahun 2014, target tahun 2015 dan prediksi tahun 2016 Belanja Daerah Kota Jambi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Kota Jambi Jumlah NO
Uraian
(1)
(2)
2.1
Belanja Tidak Langsung
2.1.1
Belanja pegawai
2.1.2
Belanja bunga
2.1.3
Belanja subsidi
2.1.4
Belanja hibah
2.1.5
Belanja bantuan sosial
2.1.6
Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa*
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa*
2.1.8
Belanja tidak terduga
B
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja pegawai
2.2.2
Belanja barang dan jasa
2.2.3
Belanja modal
C
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
D
TOTAL JUMLAH BELANJA
Realisasi 2013
Realisasi 2014
2015
Proyeksi 2016
Proyeksi 2017
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
681.686.139.276
710.221.055.905
796.291.249.936
470.199.826.972
567.214.342.494
649.182.573.817
1.151.885.966.248
1.277.435.398.399
1.445.473823.753
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah meliputi penerimaan
daerah dan pengeluaran
daerah. Kebijakan pembiayaan yang timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar daripada penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan daerah berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -15
dana cadangan (DCD), penyertaan modal, pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan. Untuk tahun 2014, struktur pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan tidak hanya berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu saja, namun diupayakan untuk mendapatkan sumber-sumber lain seperti telah disebutkan di atas. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan direncanakan antara lain terdiri dari pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo dan penyertaan modal. Guna perluasan potensi pembiayaan daerah yang diarahkan dalam pendanaan pembangunan yang berorientasi profit, terus dilakukan langkah langkah
penguatan
kapasitas
organisasi
pemerintah
daerah
dalam
mengantisipasi kebijakan obligasi daerah. Pertimbangan untuk melakukan penyiapan organisasi pemerintah daerah dalam menghadapi kebijakan obligasi, yakni adanya keuntungan sebagai berikut : a. Pemerintah Daerah dapat melakukan percepatan pembangunan (khususnya melalui peningkatan pelayanan publik); b. Adanya unsur keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah akan menjadi daya dukung tersendiri bagi Pemerintah Daerah; c. Pemerintah Daerah memiliki independensi dalam menentukan nilai obligasi yang akan diterbitkan, tingkat bunga/kupon, jangka waktu, peruntukan, dll; d. Peningkatan ekonomi daerah melalui penyediaan layanan umum yang menunjang aktivitas perekonomian; e. Promosi kepada pihak luar melalui publikasi di pasar modal akan menarik investor menanamkan modalnya yang dapat melebihi nilai penerbitan Obligasi Daerah. Diharapkan obligasi daerah akan dapat terwujud pada tahun 2016 mendatang, melalui penyiapan hal hal berikut : a.
b. c.
Penyiapan neraca daerah yang makin tertib, sehingga dapat mencapai kualifikasi opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ’wajar tanpa pengecualian’. Penyiapan kelembagaan usaha daerah yang makin sehat; Penyiapan analisis kerangka acuan kegiatan, studi kelayakan, proyeksi kapasitas keuangan daerah serta analisis perhitungan kemampuan pembayaran kembali jika menerbitkan oblikasi (sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 147/PMK.07/2006 tentang Tatacara Penerbitan, Pertanggungjawaban dan Publikasi Informasi obligasi daerah).
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -16
Selama 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2013 dan 2014 pembiayaan di Kota Jambi untuk rincian penerimaan pembiayaan masing-masing sebesar Rp 148.238.459.062,82 dan Rp 139.211.227.760,64. Penerimaan pembiayaan dimaksud untuk menutupi defisit anggaran, dimana anggaran pendapatan lebih kecil bila dibanding dengan anggaran belanja. Untuk
pengeluaran
pembiayaan
pada
tahun
2013
sebesar
Rp 21.493.814.350,00 dan tahun 2014 sebesar Rp 12.282.718.546,64. Pengeluaran pembiayaan merupakan upaya pemanfaatan surplus realisasi anggaran
tahun
sebelumnya.
Anggaran
dan
realisasi
pengeluaran
pembiayaan untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 serta proyeksi tahun 2016 dan tahun 2017 adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kota Jambi NO
(1)
Jumlah
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi 2013
Realisasi 2014
2015
Proyeksi 2016
Proyeksi 2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA)
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
3.1.3
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
3.1.4
Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
3.1.6
Penerimaan piutang daerah JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3.2
Pengeluaran pembiayaan
3.2.1
Pembentukan dana cadangan
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi) daerah
3.2.3
Pembayaran pokok utang
3.2.4
Pemberian pinjaman daerah JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
148.238.459.062
139.211.227.760
83.533.134.229
148.238.459.062
139.211.227.760
83.533.134.229
20.000.000.000
10.000.000.000
1.493.814.350
2.282.718.546
21.493.814.350
12.282.718.546
126.744.644.712
126.928.509.214
83.533.134.229
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2014
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -17
Selisih
penerimaan
pembiayaan
dan
pengeluaran
pembiayaan
merupakan pembiayaan netto. Dalam APBD Perubahan tahun anggaran 2014, pembiayaan netto direncanakan sebesar Rp 126.928.509.214,00, sedangkan pembiayaan netto tahun anggaran 2013 sebear Rp 126.744.644.712,00.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Jambi Tahun 2016
III -18