Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 HUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA SMA NEGERI 16 MAKASSAR
OLEH: MUHAMMAD ISHAK )*
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lain(1) Untuk mengetahui hubungan daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, (2) Untuk mengetahui hubungan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, dan (3) Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 16 Makassar dengan jumlah sampel penelitian 40 orang siswa yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Ada hubungan yang signifikan daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai r 0 = 0.839 (P < 0.05), (2) Ada hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai r0 = 0.811 (P < 0.05), dan (3) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai R0 = 0.851 (P < 0.05). Dalam melakukan smash kemampuan otot lengan untuk berkontraksi dengan kuat dan cepat akan dapat membantu dalam penempatan bola disaat melakukan smash. Oleh karena itu, otot lengan perlu didukung dengan kondisi fisik daya ledak. Daya ledak lengan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kontraksi pada tahanan dalam waktu yang singkat. Daya ledak yang dimaksudkan untuk mendukung teknik smash adalah daya ledak otot lengan. Dengan dukungan kekuatan otot lengan akan dapat membantu kerasnya pukulan shuttle cock (bola), sehingga pukulan yang dilakukan atau disaat melakukan smash lebih akurat dan keras serta cepat. Kelentukan pergelangan tangan berperan untuk memperluas gerak persendian dan gerakan elastis dari otot-otot pergelangan tangan, sehingga gerakan pukulan smash pada permainan bulutangkis nampak lebih luwes dan tidak kaku. kelentukan pergelangan tangan juga dimanfaatkan untuk me-nambah kekuatan atau daya pada lengan pada saat akan melakukan gerakan pukulan smash. Dimana kelentukan pergelangan tangan dapat mem-berikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
75
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 Kata Kunci :
Daya Ledak Lengan, Kelentukan Pergelangan Tangan, Pukulan Smash Bulutangkis
ABSTRACT This study aims to determine the relationship between the other (1) To determine the relationship explosive power arm with the ability to play badminton smash hit, (2) To determine the relationship wrist flexibility with the ability to play badminton smash hit, and (3) To determine the relationship between explosive power arm and wrist flexibility with the ability to play badminton smash hit. This study includes a descriptive type of research. This study population is around 16 Makassar State high school students with a sample of the study 40 students chosen at random sampling. Data analysis techniques used were correlation and regression analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level of 0.05. Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) There is a significant relationship with the ability to arm explosive power punches in the sport of badminton smash, proved the value of r 0 = 0839 (P < 0.05), (2) There is a significant relationship ankle flexibility hand with the smash hit ability on the game of badminton, proved the value of r0 = 0811 (P < 0.05), and (3) There is a significant relationship between explosive power arm and wrist flexibility with the ability to play badminton smash hit, proved the value of R 0 = 0851 ( P < 0.05). The ability to smash the arm muscles to contract powerfully and quickly be able to assist in the placement of the ball when doing smash. Therefore, the muscles in your arms should be supported by the physical condition of explosive power. Explosive power arm is the ability to perform a contraction in custody in a short time. Explosive power is intended to support the smash technique is explosive power arm muscles. With the support arm muscle strength will be able to help hard hit shuttle cock (ball), so that blows that do or when to smash more accurate and harder and faster. Flexibility serves to extend the wrist joint motion and elastic motion of the wrist muscles, so that the movement in the game of badminton smash hit appears to be more flexible and not rigid. wrist flexibility is also used to add to the strength or power in the arm at the time of going to smash hit motion. The wrist where the flexibility can give additional movement quickly and strongly.
Keywords:
Arm Explosive Power, Flexibility Wrists, Badminton Smash Hit
PENDAHULUAN Membina atlet berbakat dan potensial dalam suatu cabang olahraga akan mempercepat dan mempermudah pencapaian prestasi
prima, dan sebaliknya membina atlet yang kurang berbakat dan kurang potensial mustahil akan dihasilakan prestasi. Oleh karena itu penelusuran bakat dan pemilihan
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
76
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 bakat potensial untuk dibina dalam suatu cabang olahraga seperti bulutangkis merupakan langkah pertama dan utama dalam pembinan prestasi apabila ingin mencapai prestasi yang prima. Uraian tersebut dapat ditafsirkan bahwa program pembibitan perlu dilaksanakan sedini mungkin secara intensif dan seksama. Pemilihan seorang pemain untuk dibina harus secara bertahap dan disesuaikan dengan umur dan tingkat permainan yang dicapai. Kelompok remaja secara biologis taraf pengembangan fisiknya memungkinkan dibina secara optimal. Pada usia remaja merupakan potensi yang dapat dibina dan dikembangkan dalam usah pembinaan prestasi olahraga bulutangkis lebih awal. Dalam rangka upaya meningkatkan prestasi diperlukan berbagai usaha. Pendekatan ilmiah adalah salah satu faktor yang senantiasa yang dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut. Berbagai penelitian yang telah dilaksanakan untuk menggali informasi yang faktual sesuai cabang olahraga. Salah satu kebutuhan dalam pembinaan bulutangkis menuju ke arah peningkatan prestasi ialah meningkatkan unsur fisik. Daya tahan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, oordinasi dan komposisi tubuh. Selain unsur fisik tersebut, maka unsur lain yang memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan pembinaan prestasi cabang olahraga bulutangkis adalah penguasaan keterampilan bermain bulutangkis. Keterampilan atau skill adalah tindakan yang memerlukan gerak dan harus dipelajari agar mendapatkan bentuk yang benar, selain itu keterampilan juga merupakan indikator dan kwalitas seseorang. Untuk dapat bermain
bulutangkis dengan baik diperlukan penguasaan keterampilan gerak bulutangkis. Keterampilan gerak bulutangkis adalah penguasaan teknik-teknik dasar pemain bulutangkis seperti pukulan lob, servis, dan smash. Dalam melakukan smash kemampuan daya ledak lengan untuk berkontraksi dengan kuat dan cepat akan dapat membantu dalam penempatan bola disaat melakukan smash. Oleh karena itu, otot lengan perlu didukung dengan kondisi fisik kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kontraksi pada tahanan. Kekuatan yang dimaksudkan untuk mendukung teknik smash adalah daya ledak lengan. Dengan dukungan kekuatan daya ledak lengan akan dapat membantu kerasnya pukulan shuttle cock (bola), sehingga pukulanpukulan yang dilakukan atau disaat melakukan smash lebih akurat dan keras. Kelentukan pergelangan tangan berperan untuk memperluas gerak persendian dan gerakan elastis dari otot-otot pergelangan tangan, sehingga gerakan pukulan smash pada permainan bulutangkis nampak lebih luwes dan tidak kaku. Selain itu kelentukan pergelangan tangann juga dimanfaatkan untuk menambah kekuatan atau daya pada lengan pada saat akan melakukan gerakan pukulan smash. Dimana kelentukan pergelangan tangan dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat. Daya ledak lengan Menurut Moch. Sajoto (1988) mengemukakan bahwa: “Dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Walaupun disana sini dilakukan dengan sistem
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
77
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 prioritas sesuai keadaan atau satus yang dibutuhkan tersebut.” Dalam peningkatan pembinaan prestasi, yang harus mendapat perhatian utama adalah kondisi fisik. Karena setiap cabang olahraga mempunyai kondisi fisik yang berbeda-beda. Untuk mengembangkan kemampuan fisik haruslah direncanakan secara sistematis dan terarah dengan tujuan agar kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh meningkat, sehingga dalam melakukan gerakan olahraga khususnya pada teknik smash dalam permainan bulutangkis dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Pengembangan kemampuan fungsional dan sistem tubuh yang baik, dapat menunjang pelaksanaan teknik gerakan secara efektif dan efesien. Harsono (1988) mengemukakan bahwa: Kalau kondisi fisik baik, maka; 1) akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2) akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita bila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Harsono (1988) bahwa: “Power is product of force and velocity, this is probably more important than absolute strength alone.” Dapat diartikan; daya ledak adalah hasil kekuatan dan kecepatan, kemungkinan lebih penting daripada kekuatan absolut sendiri. Harsono (1988) bahwa: “Power adalah kemampuan otot uuntuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat, power sangat penting untuk cabang-cabang yang eksplosif.”
Moch. Sajoto (1988) mengemukakan: Power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini dikatakan bahwa daya ledak otot atau power = kekuatan atau force x kecepatan atau velocity. Dua unsur yang penting dalam daya ledak yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan batasan daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Daya ledak sebagai penggerak utama didalam melakukan gerakan smash harus ditunjang dua komponen unsur fisik yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan otot lengan. Agar di dalam melakukan gerakan pukulan smash dalam permainan bulutangkis dapat memberikan suatu hasil yang maksimal. Kelentukan pergelangan tangan Harsono, (1988) memberikan definisi sebagai berikut: “Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot, tendo dan ligamen”. Kelentukan merupakan tingkat kemampuan maksimal dalam ruang gerak sendinya. Kemampuan fisik ini dipengaruhi oleh elastisitas jaringan otot, tendo, ligamen, dan struktur kerangka tulang. Selain itu, kelentukan juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, volume penampang otot dan aspek psikologis dalam bekerja (berolahraga). Paul Uram (1986) bahwa: “Latihan dalam program atlet tanpa pertimbangan yang memadai bagi pengembangan
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
78
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 kelentukan cenderung untuk mengurangi jangkauan normal dari gerakan dan membatasi responden otot”. Sadoso Sumosardjono (1986) mengemukakan bahwa: “Latihan Peregangan dapat memperbaiki dan akan membuat badan terasa enak”. Kegunaan latihan kelentukan adalah untuk mempertahankan kekuatan bahkan dapat meningkatkan kekuatan. Metode latihan senantiasa bertolak dari jenis kelentukan. Untuk itu pergerakan yang dilakukan dalam disetiap aktifitas olahraga membutuhkan kelentukan dalam menampilkan pola gerakan yang lebih luas. Kelentukan dititik beratkan pada luas gerak persendian dan elastisitas dari otot-otot maupun tendo dan ligamen. Artinya kelentukan merupakan kemampuan seseorang melakukan gerakan dengan pengukuran yang seluas-luasnya sehingga gaya yang diarahkan akan lebih besar. Dengan pergerakan gaya yang lebih besar memungkinkan kekuatan yang dihasilkan jauh lebih besar daripada tenaga yang dipakai dalam melakukan gerakan sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan lebih lama dibandingkan bagi mereka yang tidak lentur. Pemain bulutangkis yang memiliki kelentukan pergelangan tangan yang baik, akan dapat mengarahkan tenaga yang lebih besar pada saat melakukan pukulan smash. Ini disebabkan dengan kelentukan pergelangan tangan yang baik maka pemain bulutangkis akan dapat melakukan gerakan secara elastis dan luwes pada saat melakukan pukulan smash. Dengan demikian untuk mendapatkan pukulan smash yang keras, tajam dan curam, maka sudut kelentukan pergelangan harus tinggi.
Pukulan smash bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu keterampilan dalam memukul bola dan menerima bola, dengan mempergunakan peralatan berupa raket pemukul, bola dan net lapangan sebagai peralatan bermain. Permainan ini tidaklah sulit dilakukan, apalagi memukul bola (cocks) dan atau menerima bola akan tetapi untuk mahir menguasai macammacam pukulan dalam permainan bulutangkis diperlukan keterampilan menggunakan raket untuk memukul bola dengan baik. Naim Sulaiman (1995) bahwa: “Menjadi seorang pemain bulutangkis yang baik terlebih dahulu harus belajar menguasai cara memegang raket dan memukul bola dengan betul serta memperhatikan efesiensi langkah kaki.” Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan sebagai usaha untuk mencapai kemenangan. Tohar (1992) mendefenisikan pukulan smash sebagai berikut: “Pukulan smash adalah suatu pukulan yang keras dan curam ke bawah mengarah ke bidang lapangan pihak lawan.” Gerakan awal pada pukulan smash hampir sama dengan pukulan lob. Perbedaan yang utama adalah pada saat akan impact yaitu pukulan lob shuttle cocks diarahkan ke atas sedang pada pukulan smash shuttle cocks diarahkan tajam, curam ke bawah, dengan kecepatan yang tinggi karena menggunakan tenaga sepenuhnya dan cambukan pergelangan tangan yang kuat. Pukulan smash dapat dilakukan dengan lima cara sesuai yang dikemukakan Tohar (1992) yaitu: 1) Smash Penuh; Yang dimaksud dengan pukulan smash penuh adalah melakukan pukulan
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
79
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 smash dengan mengayunkan raket, perkenaannyan tegak lurus antara daun raket dengan datangnya shuttle cock, sehingga pukulan ini dilakukan secara penuh. Pada umumnya pukulan ini mempunyai penerbangan yang sangat cepat dan keras karena pukulan ini menggunakan tenaga yang besar, maka akan menguras tenaga yang melakukan pukulan ini sehingga juga akan mengoyahkan posisi berdiri pemain. Oleh karena melakukan smash penuh ini harus dapat mematikan pihak lawan. 2) Smash potong; Yang dimaksud dengan smash potong adalah melakukan smash pada saat impact atyau perkenaan antara ayunan raket dan penerbangan shuttle cocks dilakukan secara dipotong atau diiris, sehingga kecepatan jalannya shuttle cock agak kurang cepat. Pada umumnya smash potong dilakukan secara menyilang baik ke arah sasaran bidang lawan sebelah kanan maupun sebelah kiri. 3) Smash melingkar; Yang dimaksud dengan smash melingkar adalah melakukan gerakan dengan mengayunkan tangan yang memegang raket, kemudian dilingkarkan melewati atas kepala, dilanjutkan menggerakkan pergelangan tangan dengan cara mencambukkan raket, sehingga melentingkan shuttlecock mengarah keseberang lapangan pihak lawan. 4) Smash cambukan; Yang di maksud dengan cambukan adalah melakukan pukulan smash dengan cara mengaktifkan pergelangan tangan untuk melakukan cambukan secara ditekan ke bawah. Gerakan melakukan smash ini diawali dengan meluruskan
lengan ke atas, pada saat memukul, peranan yang utama bukan dari ayunan lengan akan tetapi gerakan pergelangan tangan untuk dicambukkan secara dalam sehingga pergelangan tangan yang betul-betul diaktifkan untuk menghujamkan shuttle cock ke bawah. 5) Backhand smash; Yang dimaksud dengan backhand smash yaitu melakukan pukulan smash yang dilakukan dengan menggunakan daun raket bagian belakang sebagai alat pemukul. Sedangkan biasanya dilakukan dengan menggunakan daun raket bagian depan yang disebut pukulan forehand. Pada saat memukul smash dengan cara backhand ini posisi badan membelakangi net. Pukulan smash dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu pukulan yang sering menghasilkan nilai secara langsung. Sebab pukulan ini merupakan suatu gerak ayunan tangan yang cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan shuttle cock secara curam. Tenaga yang digunakan pukulan smash ini cukup besar sehingga perlu perhitungan yang matang untuk menggunakan pukulan tersebut.
METODE PENELITIAN Metode yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian terdiri atas: Variabel bebas yaitu: daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan, dan variabel terikat yaitu kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Desain penelitian atau rancangan
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
80
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Agar lebih terarah pelaksanaan pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan atau defenisi operasional tiap variabel yang terlibat yaitu (1) Daya ledak lengan yang dimaksud adalah kemampuan dari otot lengan untuk mengarahkan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam waktu yang sangat singkat atau memanfaatkan unsur kekuatan dan kecepatan. Untuk mengukur daya ledak lengan digunakan tes medicine ball, (2) Kelentukan pergelangan tangan yang dimaksud adalah kemampuan tangan untuk melakukan gerakan dengan amplitudo yang seluas-luasnya atau dalam ruang gerak sendi yang seluasluasnya, yang ditentukan dengan kemampuan tangan melakukan gerakan fleksio dan ekstensio pada mistar busur, dan (3) Kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis yang dimaksud adalah tingkat kemampuan melakukan smash pada permainan bulutangkis yang dinilai dari masuknya dan ketepatan mengarahkan bola setelah dipukul. Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang ingin diteliti. Olehnya itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 16 Makassar. Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam satu penelitian. Suharsimi Arikunto (1996) bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu, tenaga dan banyaknya populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang
dari siswa SMA Negeri 16 Makassar. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah disiapkan adalah alat yang sudah baku. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: daya ledak lengan, kelentukan pergelangan tangan, dan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif, maupun infrensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian. Adapun gambaran yang digunakan dalam peneliitian ini, sebagai berikut: (1) Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang data yang meliputi total nilai, range, rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, dan (2) Analisis secara infrensial digunakan untuk menguji hipotesishipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi dan regresi. Jadi keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya menggunakan analisis komputer pada program SPSS versi 15.00 dengan taraf signifikan 95% atau = 0,05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil tes daya ledak lengan, kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis yang diperoleh dalam penelitian, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk data daya ledak lengan, dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 127.84 dan rata-rata yang diperoleh 3.1960
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
81
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 dengan hasil standar deviasi 0.65545 dari range data 2.50 antara nilai minimum 2.00 dan 4.50 untuk nilai maksimal. b. Untuk data kelentukan pergelangan tangan, dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 3024.00 dan rata-rata yang diperoleh 75.6000 dengan hasil standar deviasi 5.49032 dari range data 21.00 antara nilai minimum 64.00 dan 85.00 untuk nilai maksimal. c. Untuk data kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 349.00 dan rata-rata yang diperoleh 8.7250 dengan hasil standar deviasi 1.75393 dari range data 7.00 antara nilai minimum 6.00 dan 13.00 untuk nilai maksimal. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis koefesien korelasi (r) dan regresi (R) pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Adapun hipotesis yang diuji kebenarannya pada penelitian ini adalah, sebagai berikut : a. Hipotesis pertama Ada hubungan daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis pada siswa SMA Negeri 16 Makassar. Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Diperoleh nilai
korelasi ( r0 ) 0.839 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji koefesien nilai t diperoleh 9.521 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau daya ledak lengan benarbenar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulankan bahwa ada hubungan yang signifikan daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Daya ledak lengan sangat penting dalam menentukan baiknya pukulan smash. Dimana dengan kekuatan dan kecepatan yang dimiliki daya ledak lengan apabila dikombinasikan secara bersama-sama dalam melakukan pukulan smash sehingga terjadi pukulan yang meledak yang menyebabkan terciptanya hasil pukulan smash yang optimal. Peranan daya ledak lengan sanga menunjang kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Karena untuk menghasilkan pukulan smash yang keras dan cepat, maka daya ledak lengan memgang peranan penting sebagai kemampuan yang dapat menentukan baiknya pukulan smash sehingga terjadi pukulan yang meledak. b. Hipotesis kedua Ada hubungan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis pada siswa SMA Negeri 16 Makassar. Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
82
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 data kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Diperoleh nilai korelasi ( r0 ) = 0.811 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji koefesien nilai t diperoleh 8.547 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau kelentukan pergelangan tangan benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Kelentukan pergelangan tangan berperan untuk memperluas gerak persendian dan gerakan elastis dari otot-otot pergelangan tangan, sehingga gerakan pukulan smash pada permainan bulu tangkis nampak lebih luwes dan tidak kaku. Selain itu, kelentukan pergelangan tangan juga dimanfaatkan untuk menambah kekuatan atau daya pada lengan saat akan melakukan gerakan pukulan smash. Kelentukan pergelangan tangan dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat. Gerakan pukulan smash yang didukung gerakan persendian pada pergelangan tangan akan menghasilkan pukulan yang elastis. c. Hipotesis ketiga Ada hubungan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
bulutangkis pada siswa SMA Negeri 16 Makassar. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Diperoleh nilai regresi ( R0 ) 0.851 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) = 0.724. Hal ini berarti 72.4% kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis dijelaskan oleh daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan. Sedangkan sisanya (100% 72.4% = 27.6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 48.430 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 3.073 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Ini mem83
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 buktikan bahwa dalam melakukan smash kemampuan otot lengan untuk berkontraksi dengan kuat dan cepat akan dapat membantu dalam penempatan bola disaat melakukan smash. Oleh karena itu, otot lengan perlu didukung dengan kondisi fisik daya ledak. Daya ledak lengan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kontraksi pada tahanan dalam waktu yang singkat. Daya ledak yang dimaksudkan untuk mendukung teknik smash adalah daya ledak otot lengan. Dengan dukungan kekuatan otot lengan akan dapat membantu kerasnya pukulan shuttle cock (bola), sehingga pukulan-pukulan yang dilakukan atau disaat melakukan smash lebih akurat dan keras serta cepat. Kelentukan pergelangan tangan berperan untuk memperluas gerak persendian dan gerakan elastis dari otot-otot pergelangan tangan, sehingga gerakan pukulan smash pada permainan bulutangkis nampak lebih luwes dan tidak kaku. kelentukan pergelangan tangan juga dimanfaatkan untuk menambah kekuatan atau daya pada lengan pada saat akan melakukan gerakan pukulan smash. Dimana kelentukan pergelangan tangan dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat. PENUTUP 1. Ada hubungan yang signifikan daya ledak lengan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai r0 = 0.839 (P < 0.05).
2. Ada hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai r0 = 0.811 (P < 0.05). 3. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis, terbukti nilai R0 = 0.851 (P < 0.05).
DAFTAR PUSTAKA Anthony Annarino. 1976. Development Condotioning for Women and Man. St. Louis : Second edition The CV Mosby. Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarata: Rineka Citra. Harsono, 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti. Pujianto, 1979. Dasar-dasar Permainan Bulutangkis. Jakarta: diterbitkan PB. PBSI Razak Abraham, 1993. Perbandingan Pengaruh Latihan plyometrik dengan Latihan Kekuatan dan Kecepatan Terhadap Daya Ledak. Surabaya : Tesis UNAIR. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang : FPOK IKIP. Sarwono, 1990. Badminton. Surakarta : FKIP UNS. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung :Penerbit CV Alfabetha. Sulaiman Naim, 1995. Analisis Kemampuan Dasar dan Keterampilan Bermain Bulu
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
84
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 tangkis. Ujung Pandang : Lembaga Penelitian IKIP Ujung Pandang. Surahmat Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Dasar Metode Teknik. Tarsito : Bandung. Surahmat Winarno. 1986. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah. Tarsito : Bandung. Tohar, 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTK. Yahya M. Kasmat dan Hariadi S, 1995. Mengajar dan Melatih Bulutangkis. Diktat Perkuliahan FPOK IKIP Ujung Pandang Yahya, M. Kasmad. 1988. Materi dan Sajian Latihan Bermain Bulutangkis. Ujung Pandang : FPOK IKIP.
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
85