Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 PROFIL MANAJEMEN PENGPROV PODSI SULAWESI SELATAN MENUJU PON XVIII-2012 RIAU
OLEH : NURLIANI )*
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil bidang organisasi, bidang pembinaan dan prestasi, bidang sarana prasarana, bidang dana dan usaha, bidang promosi dan media, bidang perlombaan dan wasit, bidang kesehatan dan keselamatan atlet Pengprov PODSI Sulawesi Selatan menuju PON XVIII-2012 Riau. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Populasinya adalah Pengprov PODSI Sulawesi Selatan, meliputi pengurus, pelatih, dan atlet dayung di Sulawesi Selatan dengan sampel berjumlah 34 orang. Hasil persentase menunjukkan bahwa : (1) Bidang organisasi kurang koordinasi antara Pengprov dan Pengcab dalam merekrut atlet menuju PON XVIII-2012 Riau; (2) Bidang pembinaan dan prestasi telah melaksanakan pembinaan dan pengembangan prestasi atlet menuju PON XVIII-2012 Riau; (3) Bidang sarana dan prasarana telah mengidentifikasi dan melengkapi serta memelihara inventarisasi milik PODSI dan KONI menuju PON XVIII-2012 Riau; (4) Bidang dana dan usaha belum merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi menuju PON XVIII-2012 Riau; (5) Bidang promosi dan media telah melaksanakan kegiatan promosi sehingga masyarakat dan perusahaan dapat mengetahui dan berpartisipasi terhadap perkembangan olahraga dayung di Sulawesi Selatan menuju PON XVIII-2012 Riau; (6) Bidang perlombaan dan wasit telah melaksanakan perlombaan dan mengikutsertakan wasit yang ada pada setiap kejuaraan yang dilaksanakan menuju PON XVIII-2012 Riau; dan (7) Bidang kesehatan dan keselamatan atlet kurang bertanggungjawab dalam hal kesehatan dan keselamatan atlet dan pelatih menuju PON XVIII-2012 Riau.
Kata Kunci : Manajemen PengProv PODSI Sulsel
ABSTRACT This study aimed to describe the profile of the field of organizational development and achievements of the field, the field of infrastructure, funding )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
119
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 and business fields, the field of promotion and media, the race field and the referee, the health and safety of athletes Pengprov PODSI South Sulawesi towards PON XVIII-2012 Riau. This study is a descriptive research. Its population is Pengprov PODSI South Sulawesi, including administrators, coaches, and athletes rowing in South Sulawesi with the sample amounted to 34 people. Percentage results show that: (1) lack of coordination between the field organization and Pengcab Pengprov in recruiting athletes headed Riau PON XVIII-2012, (2) field training and achievements have been carrying out training and development achievements of athletes heading Riau PON XVIII2012, (3) infrastructure and facilities have been identified and equip and maintain an inventory of property and KONI PODSI toward Riau PON XVIII2012, (4) field of funds and effort not realize the use of funds in accordance with the principles of effectiveness and efficiency towards PON XVIII-2012 Riau, (5) field promotion and media have conducted promotional activities so that people and companies can find and contribute to the development of rowing in South Sulawesi towards Riau PON XVIII-2012, (6) field of the race and the race referee has conducted and include referees for every championship held towards PON XVIII-2012 Riau, and (7) the health and safety field athletes are less responsible in terms of the health and safety of athletes and coaches headed PON XVIII-2012 Riau.
Keyword : Management Pengprov PODSI Sulsel
PENDAHULUAN Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan tolak ukur penilaian keberhasilan pembinaan olahraga nasional selama empat tahunan bagi setiap Provinsi dan Pengurus Provinsi (Pengprov) suatu cabang olahraga. Prestasi Pengprov Persatuan Olah raga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sulawesi Selatan pada PON XVII-2008 Kalimantan Timur mengalami peningkatan dibandingkan pada PON XVI-2004 Sumatera Selatan. Pada PON XVII-2008 Kalimantan Timur Pengprov PODSI Sulawesi Selatan menyumbangkan 5 medali perak, dan 3 medali perunggu namun perolehan medali tersebut belum dapat )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
memenuhi target yang ditetapkan oleh KONI Sulawesi Selatan yaitu 2 medali emas, 4 medali perak, dan 5 medali perunggu (Laporan Kontingen Sulawesi Selatan PON XVII-2008 Kalimantan Timur). Ketidakberhasilan mencapai target tersebut tentu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1). manajemen organisasi, (2). sarana prasarana, (3). pembinaan atlet, (4). dana, (5). psikologi, dan (6). faktor non teknis. Sehubungan dengan hal di atas, ada fenomena lain yang harus dipahami oleh setiap Pengprov suatu cabang olahraga, yaitu prestasi yang dicapai cabang olahraga dalam kegiatan multi event juga merupakan 120
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 gambaran pencapaian tujuan fungsifungsi manajemen organisasi suatu cabang olahraga. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan ditemukan bahwa secara umum proses manajemen yang ada selama ini masih belum optimal mengingat banyaknya kendala yang harus diatasi seperti: belum sepenuhnya berbasis pada IPTEK olahraga, terbatasnya tenaga pengurus dan pelatih pada suatu cabang olahraga dan dana yang belum mencukupi. Selain faktor tersebut di atas, ada faktor lain yang diungkap dari hasil analisis SWOT dalam rencana strategis Kementerian Negara Pemuda dan olahraga tahun 2005-2009 bahwa kurang profesionalnya cara, sistem dan manajemen pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadu dan selarasnya penjabaran kebijakan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional. (Menteri Negara Pemuda dan Olahraga) Sejalan dengan hal itu, di Sulawesi Selatan terdapat cabang olahraga yang telah menyumbangkan medali baik ditingkat nasional maupun internasional yaitu dayung. Cabang olahraga dayung bergerak menggunakan perahu dengan atau tanpa jurumudi, oleh tenaga manusia dari seorang pendayung atau lebih dengan menggunakan pengayuh sebagai alatnya. Organisasi cabang olahraga dayung ditingkat Provinsi dinamakan persatuan olahraga dayung seluruh Indonesia yang disingkat Pengprov PODSI. Setiap organisasi olahraga memiliki visi dan misi yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses manajemen. Menurut Hasibuan (2007) manajemen )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Terry (dalam Heidjrachman, 1987) manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Manajemen yang dimaksud adalah berkenaan dengan penerapan secara efektif fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengawasan, dan evaluasi. Penerapan fungsi manajemen pada organisasi memungkinkan terciptanya proses sinerjik pada organisasi tersebut. Fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan dengan serasi dan tepat sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan maksimal. Hal itu dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh sumber atau unsur manajemen jika ditinjau sistem manajemen yang dilakukan pada organisasi suatu cabang olahraga sebagai penunjang tercapainya prestasi seorang atlet khususnya pada cabang olahraga dayung. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas menurut hemat peneliti hal ini banyak dipengaruhi oleh beberapa unsur manajemen organisasi yang selama ini belum berjalan sebagai mana mestinya. Namun yang menjadi sebuah tanda tanya besar saat ini apakah benar segala keburukan manajerial yang terjadi dalam sebuah organisasi olahraga akan cukup mempengaruhi prestasi atlet yang berada dalam naungannya? Pertanyaan kedua adalah apakah fungsifungsi manajemen Pengprov PODSI Sulawesi Selatan sudah memberikan indikasi kesiapannya menuju PON 121
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 XVIII-2012 Riau? Inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti optimalisasi fungsi manajemen Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dengan judul penelitian “Profil manajemen Pengprov PODSI Sulawesi Selatan menuju PON XVIII2012 Riau”
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan secara mendalam fenomenafenomena realistis dilapangan atau memberikan gambaran secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Penelitian ini dilakukan dilingkup Pengprov PODSI Sulawesi Selatan. Populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian. Sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk diteliti. Karena penelitian ini menggunakan sampel populasi jadi dengan demikian yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Pengprov PODSI Sulawesi Selatan, meliputi para pengurus, pelatih, dan atlet serta pemerhati cabang olahraga dayung di Sulawesi Selatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mewujudkan eksistensi suatu organisasi atau institusi agar semakin baik biasanya diasumsikan tergantung atau ditentukan oleh manajemen yang baik. Anggapan seperti ini cukup beralasan, karena dalam menjalankan sebuah roda kegiatan diperlukan struktur organisasi yang solid dan transparansi termasuk dalam mem persiapkan kontingen PODSI Sulawesi Selatan menuju PON XVIII)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
2012 Riau, dalam mempersiapkan suatu kontingen membutuhkan kerja keras dari semua pihak, untuk itu pengendalian dan pengelolaan yang baik dan semangat kegotongroyongan antara pelatih, atlet dan pengurus serta KONI Provinsi Sulawesi Selatan. Sistem pengendalian ini harus taat pada azas dan berpegang teguh kepada program kerja yang dirancang secara terpadu. Beriringan dengan asumsi tersebut, bisa dipastikan bahwa agar pembinaan dapat berjalan sesuai perencanaan maka perlu dilihat kinerja pengurus dibidangnya masing-masing. 1. Bidang Organisasi Bidang organisasi adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - mengadakan koordinasi dengan Diknas dalam rangka perekrutan atlet PPLP, - mengadakan rapat kerja minimal sekali setahun, - mengklasifikasi pelatih dan wasit berdasarkan sertifikat yang dimiliki, - memberikan penghargaan dan kesejahteraan kepada atlet dan pelatih yang berprestasi, - melakukan kunjungan ke Pengcab untuk memberikan bimbingan sesuai kebutuhan. Tabel Kriteria Interpretasi Skor No. 1. 2. 3. 4. 5.
Skor 0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
Klasifikasi Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat
Sumber: Riduwan, 2007
Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang organisasi pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: 122
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 -
-
-
Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.1) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan koordinasi dengan Diknas tentang perekrutan atlet PPLP, yaitu: 78 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 20 %, Setuju (ST) sebanyak 60 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 15 %, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 5 %. Berdasarkan data (item no.2) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memberikan penghargaan dan kesejahteraan kepada atlet dan pelatih yang berprestasi, yaitu: 65 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 15 %, Setuju (ST) sebanyak 30 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 30 %, Tidak Setuju (TS) sebanyak 15 %, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 10 %. Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.1) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov mengklasifikasi pelatih berdasarkan sertifikat yang dimiliki, yaitu: 70 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 50 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 50 %. Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.1) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan koordinasi dengan Diknas tentang perekrutan atlet PPLP, yaitu: 70 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka
)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 50 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 50 %. Berdasarkan data (item no.2) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan kunjungan ke Pengcab untuk memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan, yaitu: 46 % tergolong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Ragu-ragu (RG) sebanyak 50 %, Tidak Setuju (TS) sebanyak 30 %, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 20 %. Berdasarkan hasil wawancara, JW menyatakan bahwa: “pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan belum berjalan sebagaimana mestinya, bahkan pengcab yang jauh tidak pernah tersentuh sama sekali dengan kata lain kurangnya koordinasi antara pengprov dan pengcab yang ada di Sulawesi Selatan”. Lain halnya dengan pendapat ZN menyatakan bahwa: “Pengprov pernah melaksanakan pelatihan pelatih yang bekerjasama dengan Diknas, itu suatu wujud perhatian pengprov terhadap pengcab”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dilihat dari bidangbidang pada struktur organisasinya meliputi bidang organisasi mem perlihatkan kinerja yang kurang siap dalam rangka persiapan menuju PON XVIII-2012 Riau diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tentang kegiatan yang selama ini dilakukan bidang organisasi tergolong raguragu. Pernyataan ini tergambar dari kurang koordinasi antara Pengprov dan pengcab dalam merekrut atlet. 123
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 2. Bidang pembinaan dan prestasi Bidang pembinaan dan prestasi adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - melaksanakan kegiatan pembinaan dalam menghadapi kejuaraan, - melakukan pengukuran perkembangan prestasi atlet, - memberikan standarisasi dan kurikulum kepada pelatih, - mengadakan koordinasi dengan pelatih untuk mendapatkan informasi terbaru, Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang pembinaan dan prestasi pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.3) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengadakan pembinaan untuk persiapan kejuaraan, yaitu 89 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 45 %, Setuju (ST) sebanyak 55 %. Berdasarkan data (item no.4) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengadakan koordinasi dengan pelatih untuk mendapatkan informasi terbaru, yaitu: 72 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 60%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 40%. Berdasarkan data (item no.5) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memberikan standarisasi dan kurikulum kepada pelatih, yaitu: 75 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
-
Setuju (SS) sebanyak 10 %, Setuju (ST) sebanyak 55 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 35 %. Berdasarkan data (item no.6) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga dayung, yaitu: 88 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 55 %, Setuju (ST) sebanyak 30 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 15 %. Berdasarkan data (item no.7) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pengukuran perkembangan prestasi atlet, yaitu: 79 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 10 %, Setuju (ST) sebanyak 75 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 15 %. Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.2) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov mengadakan pembinaan untuk persiapan kejuaraan, yaitu: 80 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 100 %. Berdasarkan data (item no.3) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov memberikan standarisasi dan kurikulum kepada pelatih, yaitu: 60 % tergolong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 25 %, Raguragu (RG) sebanyak 50 %, Tidak Setuju (TS) sebanyak 25 %. 124
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 -
Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.3) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pembinaan untuk persiapan kejuaraan, yaitu: 90 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 50 %, Setuju (ST) sebanyak 50 %. Berdasarkan data (item no.4) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pengukuran perkembangan prestasi atlet, yaitu 70 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 50 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 50 %. Berdasarkan hasil wawancara, JW menyatakan bahwa: “dalam mempersiapkan kontingen dayung Sulsel untuk mengikuti suatu event, pengprov PODSI Sulsel melaksanakan kegiatan pembinaan di tingkat Provinsi saja tanpa melihat aset-aset yang ada di daerah, hanya kelengkapan kuantitas saja bahwa pengprov mempunyai pengcab sekian banyak”. Menurut ZN menyatakan bahwa: “belum maksimal dalam melaksanakan pembinaan atlet, apa yang selama ini menjadi program atau rencana kerja bidang ini tidak berjalan sebagaimana mestinya”. Sedangkan SDM menyatakan bahwa: “pembinaan dayung di Sulawesi Selatan sudah terlaksana terlihat adanya atlet yang ikut program PAUS, PAL, dan PPLP” Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang pembinaan dan prestasi Pengprov PODSI Sulsel dalam mempersiapkan kontingen )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
cukup siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tergolong setuju. Pernyataan ini tergambar dari adanya kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam rangka pengembangan olah raga dayung sehingga standar, tehnik, mutu, ergonomic alat dayung yang efisien dan ekonomis serta pelaksanaan pembinaan dalam mempersiapkan kontingen dayung Sulsel menuju PON XVIII-2012 Riau. 3. Bidang sarana dan prasarana Bidang sarana dan prasarana adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - Merencanakan, melengkapi atau mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembinaan, - melaksanakan pencatatan dan pemeliharaan inventaris peralatan. Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang sarana dan prasarana pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.8) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov merencanakan atau mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana, yaitu: 82 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 15 %, Setuju (ST) sebanyak 80 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 5 %. Berdasarkan data (item no.9) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melaksanakan pencatatan dan pemeliharaan inventaris peralatan, yaitu: 88 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok 125
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012
-
-
responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 40%, Setuju (ST)sebanyak 60 %. Berdasarkan data (item no.10) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengadakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembinaan, yaitu: 90 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 50%, Setuju (ST) sebanyak 50 %. Berdasarkan data (item no.11) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov menetapkan perencanaan sarana dan prasarana dalam program kerja, yaitu: 95 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 75%, Setuju (ST) sebanyak 25%. Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.4) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov mengadakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembinaan, yaitu: 80% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 100%. Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.5) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pembinaan untuk persiapan kejuaraan, yaitu: 76% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju
)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
(ST) sebanyak 80 %, Ragu-ragu (RG) sebanyak 20 %. Berdasarkan data (item no.6) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov merencanakan atau mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana, yaitu:78% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 10%, Setuju (ST) sebanyak 70%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 20%. Berdasarkan hasil wawancara, menurut JW menyatakan bahwa: “Sulsel memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, tapi disamping itu jumlah atlet malah berkurang, ini dikarenakan oleh perhatian Pengprov yang kurang memikirkan proses pembinaan jangka panjang”. ZN menyatakan bahwa: “Sulsel memiliki sarana yang cukup lumayan untuk persiapan pembinaan atlet kedepan”. Menurut ADP menyatakan bahwa: “sarana prasarana yang kita miliki saat ini sangat men dukung karena semua pesanan perahu yang di pesan dari luar negeri sudah ada, sebenarnya sebelum PON Kaltim diadakan perahu itu sudah di pesan namun datang setelah PON”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang sarana dan prasarana Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dalam mempersiapkan kontingen cukup siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tergolong setuju. Pernyataan ini tergambar dari kegiatan pengadaan sarana dan prasarana dayung terlihat dari adanya usaha Pengprov untuk melengkapi sarana yang digunakan dalam proses pembinaan dan di 126
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 pertegas dari pernyataan bahwa perahu yang dipesan dari luar negeri sebelum PON XVII-2008 kemarin sudah ada dan siap di gunakan untuk persiapan PON XVIII-2012 Riau mendatang. 4. Bidang dana dan usaha Bidang dana dan usaha adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - mengidentifikasi perencanaan sumber dana, - Merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi - Mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang dana dan usaha pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.12) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengidentifikasi perencanaan sumber dana, yaitu: 71% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 55%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 45%. Berdasarkan data (item no.13) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov berupaya menggali sumber dana baik internal maupun eksternal, yaitu: 77% tergolong kuat. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 85%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 15%. Berdasarkan data (item no.14) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
-
merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan rencana anggaran yang ditetapkan, yaitu: 63% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 45%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 40%, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 15%. Berdasarkan data (item no.15) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi, yaitu: 66 % tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 45 %, Raguragu (RG) sebanyak 40 %, Tidak Setuju (TS) sebanyak 15 %. Berdasarkan data (item no.16) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana sesuai rencana yang ditetapkan, yaitu: 69% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 55%, Raguragu (RG) sebanyak 35%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 10% Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.5) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi, yaitu: 45% tergolong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Raguragu (RG) sebanyak 25%, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 75%. Berdasarkan data (item no.6) yang diperoleh dari 4 responden, maka 127
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012
-
kegiatan Pengprov mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana sesuai dengan rencana yang ditetapkan, yaitu: 60% tergolong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Tidak Setuju (TS) sebanyak 100%. Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.7) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi, yaitu: 28% tergolong lemah. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Ragu-ragu (RG) sebanyak 10%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 20 %, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 70 %. Berdasarkan hasil wawancara,ZN menyatakan bahwa: “untuk meningkatkan prestasi bukan hanya bagaimana cara pelatih membina atletnya tapi banyak faktor pendukung diantaranya pengurus yang berkompoten di bidangnya, karena pada Pengprov PODSI Sulsel ada sebagian pengurus yang bukan bidangnya ikut juga mengurus masalah dana, itulah sebabnya sering terjadi penyimpangan”. Menurut JW bahwa: “kurang ter bukanya para pengurus masalah penggunaan dana yang ada”. AdP menyatakan bahwa: “seperti bidang lainnya bidang dana pun ada pengurus yang ditugaskan khusus untuk bertanggung jawab terhadap kegiatan yang menyangkut urusan dana”. Lain halnya SmN menyatakan bahwa: “penggunaan dana di laksanakan sesuai dengan mekanisme yang ada karena tetap
)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
mengacu pada peraturan perundang-undangan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang dana dan usaha Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dalam mempersiapkan kontingen kurang siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tergolong ragu-ragu. Pernyataan ini tergambar dari kegiatan pengprov yang tidak mengontrol pemasukan dan pengeluaran sesuai rencana yang ditetapkan, dan realisasi penggunaan dana belum sesuai dengan prinsip efektifitas dan efisiensi serta kurang terbukanya pengurus yang berkecimpun di bidang ini atas penggunaan dana yang ada. Pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan juga ada sebagian pengurus yang bukan bidangnya ikut juga mengurus masalah dana, itulah sebabnya sering terjadi penyimpangan. Sebagai mana yang kita ketahui bahwa dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuannya terdapat pembagian tugas. Pembagian tugas merupakan perincian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh setiap individu agar mereka ber tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan( Wilson bangun, 2008). Jadi dengan adanya pembagian tugas yang jelas hasil yang dicapai suatu organisasi semakin optimal dan penyimpangan tidak akan terjadi. 5. Bidang promosi dan media Bidang promosi dan media adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - Melaksanakan kegiatan memasarkan cabang olahraga dayung kepada masyarakat dan perusahaan, - Melakukan kerja sama dengan media massa. Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang 128
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 promosi dan media pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.17) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memasarkan cabang olahraga dayung kepada masyarakat, yaitu: 81% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 25%, Setuju (ST) sebanyak 55%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 20%. Berdasarkan data (item no.18) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melaksanakan kerjasama dengan media, yaitu: 90% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 50%, Setuju (ST) sebanyak 50%. Berdasarkan data (item no.19) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memasarkan cabang olahraga dayung kepada perusahaan, yaitu: 89% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 45%, Setuju (ST) sebanyak 55%. Berdasarkan data (item no.20) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memasarkan cabang olahraga dayung ke daerah-daerah, yaitu: 73% ter golong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 25%, Setuju (ST) sebanyak 30%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 30%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 15%. )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
-
-
Berdasarkan data (item no.21) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan koordinasi dengan pengcab, yaitu: 75% tergolong kuat. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 25%, Setuju (ST) sebanyak 35%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 30%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 10%. Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.7) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan kerjasama dengan media, yaitu: 100% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 100 %. Berdasarkan data (item no.8) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov memasarkan cabang olahraga dayung kepada perusahaan, yaitu: 100 % tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 100 %. Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.8) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan kerjasama dengan media, yaitu: 88% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 50%, Setuju (ST) sebanyak 40%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 10%. Berdasarkan data (item no.9) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov memasarkan cabang olahraga dayung kepada 129
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 perusahaan, yaitu: 96% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 80%, Setuju (ST) sebanyak 20%. Berdasarkan hasil wawancara, menurut ZN menyatakan bahwa: “untuk masalah pemassalan olah raga dayung sudah terlaksana terbukti dari adanya pemanggilan beberapa pelatih dan atlet dari pengcab-pengcab dan masalah sponsorship sifatnya temporer, nanti menghadapi kejuaraan baru melaksanakan sosialisasi ke sponsorship”. Lain halnya yang dikatakan JW bahwa: “Pengprov tidak melaksanakan kegiatan memasarkan olahraga dayung kepada masyarakat terbukti ada kegiatan seleksi PAUS pengcab tidak diberitahu, malah pengcab sering dapat informasi melalui media massa bukan dari pengprov itu sendiri, inilah bukti bahwa dalam rangka sponsorship dan kerjasama dengan media sudah terlaksana”. Menurut ADP bahwa: “salah satu sponsorship yaitu PT.Inco yang merupakan bapak angkat cabang olahraga dayung Sulsel”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang promosi dan media Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dalam mempersiapkan kontingen sangat siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tergolong sangat setuju. Pernyataan ini tergambar dari kegiatan Pengprov memasarkan olahraga dayung kepada perusahaan dalam rangka sponsorship dan terbukti PT. INCO menjadi bapak angkat cabang olahraga dayung Sulawesi Selatan. )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
7. Bidang perlombaan dan wasit Bidang perlombaan dan wasit adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - Melaksanakan kegiatan perwasitan, - Melakukan pembinaan dan pengadaan wasit, - Mengikutsertakan wasit yang di miliki pada setiap kejuaraan Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang perlombaan dan wasit pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.22) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melaksanakan kegiatan perwasitan, yaitu: 73% tergolong kuat. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 5%, Setuju (ST) sebanyak 55%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 40%. Berdasarkan data (item no.23) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pembinaan dan pengadaan wasit, yaitu: 73% tergolong kuat. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 15%, Setuju (ST) sebanyak 35%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 50%. - Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.9) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov melakukan pembinaan dan pengadaan wasit, yaitu: 80% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 100%. Berdasarkan data (item no.10) yang diperoleh dari 4 responden, 130
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 maka kegiatan Pengprov mengikut sertakan wasit yang dimiliki pada setiap kejuaraan, yaitu: 90% tergolong sangat kuat. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 50%, Setuju (ST) sebanyak 50%. - Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.10) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov me lakukan pembinaan dan pengadaan wasit, yaitu: 86% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 30%, Setuju (ST) sebanyak 70%. Berdasarkan data (item no.11) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov melaksanakan kegiatan perwasitan, yaitu: 82% tergolong sangat kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 20%, Setuju (ST) sebanyak 70%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 10%. Berdasarkan hasil wawancara, ADP menyatakan bahwa: “Sulsel memiliki wasit nasional dan saat ini dipersiapkan beberapa wasit sebagai regenerasi”. Menurut ZN dan JW bahwa: “Sulsel memiliki aset(wasit, pelatih, atlet) yang tidak kalah dengan daerah yang lain, SDM yang bagus tidak ketinggalan dengan daerah lain”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang perlombaan dan wasit Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dalam rangka mempersiapkan kontingen cukup siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
responden tergolong setuju. Pernyataan ini tergambar dari kegiatan perwasitan yang dilakukan pengprov dan seringnya mengikutsertakan wasit yang dimiliki pada setiap kejuaraan serta SDM yang dimiliki tidak kalah dengan daerah lain terbukti dari ke ikutsertaan wasit yang dimiliki Pengprov dalam memimpin event Internasional yaitu Sea Games. Peng Prov juga sering mengikutsertakan beberapa wasit muda untuk magang dan pelatihan sebagai regenerasi. 8. Bidang kesehatan dan keselamatan atlet Bidang kesehatan dan keselamatan atlet adalah suatu bagian dari struktur organisasi yang mempunyai tugas, antara lain: - Mengarahkan pelatih dalam menerapkan ilmu psikologis untuk mendukung metode latihan yang baik dan benar, - Bertanggung jawab dalam hal kesehatan atlet selama pelatda dan pertandingan, - Memberikan jaminan kesehatan berupa askes kepada para atlet Berikut distribusi hasil jawaban responden tentang Profil bidang kesehatan dan keselamatan atlet pada Pengprov PODSI Sulawesi Selatan: - Pengurus (20 responden) Berdasarkan data (item no.24) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov bertanggung jawab dalam hal kesehatan atlet selama pelatda dan pertandingan, yaitu: 66% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 40%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 50%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 10%. 131
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012
-
-
Berdasarkan data (item no.25) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov mengarahkan pelatih dalam menerapkan ilmu psikologis untuk mendukung metode latihan yang baik dan benar, yaitu: 58% ter golong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Sangat Setuju (SS) sebanyak 5%, Setuju (ST) sebanyak 30%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 40%, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 25%. Berdasarkan data (item no.26) yang diperoleh dari 20 responden, maka kegiatan Pengprov memberikan jaminan kesehatan berupa askes kepada para atlet, yaitu: 54 % tergolong cukup. Apa bila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 20%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 55%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 25%. Pelatih ( 4 responden) Berdasarkan data (item no.11) yang diperoleh dari 4 responden, maka kegiatan Pengprov ber tanggung jawab dalam hal kesehatan pelatih selama pelatda dan pertandingan, yaitu: 75% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 75%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 25 . Atlet (10 responden) Berdasarkan data (item no.12) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov membantu pelaksanaan pelatda dan per tandingan dalam hal kesehatan atlet, yaitu: 78% tergolong kuat. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui
)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
bahwa yang menyatakan Setuju (ST) sebanyak 90%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 10%. Berdasarkan data (item no.13) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov ber tanggung jawab dalam hal kesehatan atlet selama pelatda dan pertandingan, yaitu: 50 % tergolong cukup. Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang men yatakan Setuju (ST) sebanyak 20%, Ragu-ragu (RG) sebanyak 10%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 70%. Berdasarkan data (item no.14) yang diperoleh dari 10 responden, maka kegiatan Pengprov memberikan jaminan kesehatan berupa askes kepada para atlet, yaitu: 38% tergolong lemah. Apabila di dasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan Ragu-ragu (RG) sebanyak 30%, Tidak Setuju (TS) sebanyak 30%, Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 40%. Berdasarkan hasil wawancara, menurut ZN bahwa: “Pengprov cukup perhatian dalam hal kesehatan atletnya dalam rangka kelancaran proses latihan terbukti pada pelatda kemarin Pengprov menyiapkan obat-obatan”. ADP menyatakan bahwa: “Pengprov memiliki tenaga medis yang selalu standby disamping itu kita juga menjalin kerjasama dengan KONI supaya mereka dapat memantau langsung kesehatan atlet”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang kesehatan dan ke selamatan Pengprov PODSI Sulawesi Selatan dalam rangka mempersiapkan kontingen cukup siap diperjelas dengan distribusi persentase yang menyatakan penilaian responden tergolong setuju. Pernyataan ini 132
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 tergambar dari pengprov memiliki tenaga medis yang selalu standby disamping itu juga dijalin kerjasama dengan KONI supaya dapat memantau langsung kesehatan atlet. Pengprov cukup perhatian dalam hal kesehatan atletnya dalam rangka kelancaran proses latihan terbukti pada pelatda kemarin Pengprov banyak menyiapkan obat-obatan. Disisi lain Pengprov tidak memberikan jaminan berupa askes kepada atlet.
PENUTUP Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bidang Organisasi Pengprov PODSI Sulawesi Selatan kurang koordinasi antar Pengprov dan Pengcab dalam merekrut atlet menuju PON XVIII-2012 Riau; 2. Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov PODSI Sulawesi Selatan telah melaksanakan pembinaan dan pengembangan prestasi atlet menuju PON XVIII-2012 Riau; 3. Bidang Sarana dan Prasarana Pengprov PODSI Sulawesi Selatan telah mengidentifikasi dan melengkapi serta memelihara inventarisasi milik PODSI dan KONI Sulawesi Selatan menuju PON XVIII-2012 Riau; 4. Bidang Dana dan Usaha Pengprov PODSI Sulawesi Selatan belum merealisasikan penggunaan dana sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam rangka menuju PON XVIII-2012 Riau; 5. Bidang Promosi dan Media Pengprov PODSI Sulawesi Selatan telah melaksanakan kegiatan promosi sehingga masyarakat dan perusahaan dapat mengetahui dan berpartisipasi terhadap )* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
perkembangan olahraga dayung di Sulawesi Selatan menuju PON XVIII-2012 Riau; 6. Bidang Perlombaan dan Wasit Pengprov PODSI Sulawesi Selatan telah melaksanakan perlombaan dan perwasitan serta mengikutsertakan wasit yang ada pada setiap kejuaraan yang dilaksanakan menuju PON XVIII2012 Riau; 7. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Atlet Pengprov PODSI Sulawesi Selatan kurang bertanggung jawab dalam hal kesehatan atlet dan pelatih untuk menuju PON XVIII-2012 Riau.
DAFTAR PUSTAKA Ad’dien, dkk. 2006. Kajian Manajemen Pembinaan Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar Di Sulawesi Selatan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bangun, Wilson. 2008. Intisari Manajemen. Bandung: Refika Aditama Hasibuan, Malayu, S.P. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Lutan, Rusli. 2000. Manajemen Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Nashir, Ja’far. 2008. Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan. Nuraeda, Sitti. Analisis Kinerja Organisasi Kesenian Batara Gowa Makassar. Makassar : Pasca Sarjana UNM. Pasau, M. Anwar. 2002. Sistem Pembinaan Olahraga Prestasi. Makalah pada Seminar Olahraga. Makassar. Pasau, M. Anwar. 2006. Manajemen Olahraga. Makassar: Materi 133
Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012 Perkuliahan Program Pasca Sarjana UNM. Ranupandojo, Heidjrachman. 1987. Teori dan Konsep Manajemen. Radja, Jusuf. Pengantar Manajemen. Makassar : Materi Perkuliahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar. Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alpabeta. Tampubolon, Manahan. 2004. Perilaku Keorganisasian. Toha, Miftah. 1983. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. -----------. 2008. Laporan Kontingen PON XVII-2008 Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: KONI Sulawesi Selatan.
)* Dosen PGSD Dikjas S1 FIK UNM
134