Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 PENGARUH LATIHAN PULL OVER DAN LATIHAN MELEMPAR BOLA MEDICINE TERHADAP KEMAMPUAN THREE POINT SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA SMA NEGERI 1 SINJAI
OLEH: WAHYU JAYADI )*
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pull over dan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki SMA Negeri 1 Sinjai dengan jumlah sampel penelitian 40 orang yang dipilih secara random sampling, kemudian dilanjutkan pembagian kelompok dengan menggunakan machid ordinat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan latihan pull over terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket, terbukti nilai t0 = 8,759 > tt = 2,093 atau (P < α0,05); (2) ada pengaruh yang signifikan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket, terbukti nilai t0 = 11,573 > tt = 2,093 atau (P < α0,05); dan (3) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pull over dan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket, terbukti nilai t0 = 4,777 > tt = 2,021 atau (P < α0,05). Kata Kunci: Latihan Pull Over, Latihan Melempar Bola Medicine, Kemampuan three poin shooting bolabasket
ABSTRACT This study aims to determine the effects of exercise training pull over and throw a medicine ball against the three-point shooting ability in the game of basketball. This study includes the type of research experiments. The study population was all male students Sinjai SMA 1 with a sample of the study 20 people chosen at random sampling, then continued division of the group by using machid ordinate. Data analysis technique used is the t-test analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level of 0.05. Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) no significant effect of exercise pull over to the three-point shooting ability in the game of basketball, proven value or t0 = 8.802 (P < α0,05), (2) there exercise *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
150
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 significant influence on the ability of medicine ball throws three-point shooting in the game of basketball, proven value or t0 = 15.528 (P <α0, 05), and (3) no significant difference in effect between exercise training pull over and throw a medicine ball against three-point shooting ability in the game of basketball, proven value or t0 = 2.353 (P <α0, 05). Keywords: Pull Over Training, Medicine Ball Exercise Throws, Three Point Shooting Ability of Basketball
PENDAHULUAN Permainan bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari, karena hampir seluruh dunia mengenal dan memainkan olahraga bolabasket. Dalam meningkatkan prestasi cabang olahraga bolabasket maka penguasaan bentuk latihan, teknik maupun taktik dalam permainan bolabasket perlu dikuasai oleh setiap pemain, sebab teknik dan taktik adalah dua bagian khusus yang harus diolah para pemain bolabasket. Latihan teknik adalah bagian dari olahraga yang dalam pelaksanaannya memerlukan ketangkasan. Kemahiran atau penguasaan teknik dasar akan menjadikan seorang atlit memiliki keterampilan yang handal dalam suatu cabang olahraga khususnya olahraga permainan bolabasket. Salah satu teknik dasar dalam permainan bolabasket yang harus dan sangat penting untuk dikuasai oleh setiap atlit adalah shooting. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka jelaslah bahwa teknik shooting bola merupakan salah satu sasaran atau tujuan akhir dalam bermain bolabasket. Pengertian teknik dasar yaitu semua kegiatan yang mendasari keterampilan untuk dapat bermain bolabasket. Pelaksanaan taktik dalam permainan bolabasket sangat tergantung kepada *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
kematangan dan penguasaan teknik dasar dari setiap individu dalam satu regu. Penampilan teknik seseorang sangat tergantung kepada kaitan antara kematangan teknik serta daya fikir dalam mengambil suatu keputusan. Perlu diingat bahwa dalam menguasai teknik dasar maupun usaha untuk meingkatkan prestasi olahraga harus mempunyai kemampuan fisik yang dimaksudkan adalah kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, daya tahan, power, dan koordinasi. Dalam permainan bolabasket salah satu bagian teknik dasar shooting yang biasa dilakukan adalah three point. Shooting atau tembakan three point adalah melakukan tembakan dengan mencapai poin tiga angka. Pemain yang melakukan tembakan tiga angka akan dapat berhasil bila ditunjang dengan kemampuan lengan dalam menggerakkan bola untuk dimasukkan ke keranjang. Penguasaan teknik dasar ini hanya dapat diwujudkan bila atlit memiliki kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk mencapai prestasi bahkan dikatakan kondisi fisik merupakan komponen dasar dari usaha peningkatan prestasi karena kondisi fisik merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dengan 151
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 demikian bentuk latihan yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kondisi fisik atlit dalam cabang olahraga permainan bolabasket adalah dengan memberikan bentuk latihan beban. Bentuk latihan beban yang penulis maksudkan adalah latihan pull over dan melempar bola medicine. Kedua bentuk latihan ini mempunyai tujuan yang sama yaitu penguatan otot-otot lengan, bahu dan dada yang menggunakan beban luar. Kedua bentuk latihan ini dapat menunjang peningkatan kemampuan three point shooting. Latihan pull over merupakan bentuk latihan yang menggunakan barbell yang dilakukan dengan menggunakan dua tangan untuk mengangkat dari posisi tangan di belakang dengan bebannya, kemudian melakukan gerakan mengangkat kedua lengan untuk diluruskan ke atas. Proses pelaksanaan latihan pull over lebih condong untuk mengarahkan dalam pembentuk otot-otot untuk lebih kuat. Latihan melempar bola medicine merupakan pengembangan kinerja otot untuk berkontraksi dalam mengotomatisasikan pergerakkan pada lengan. Hal ini disebabkan proses pelaksanaan yang dilakukan menggunakan benda berupa bola untuk di lepaskan dari tangan. Proses pelaksanaan latihan melempar bola medicine lebih condong untuk mampu mengkontraksikan pergerakkan pada otot-otot lengan.
Shooting Bolabasket Bolabasket adalah cabang olahraga permainan bola besar yang sangat menarik minat untuk ditonton dengan karakteristik tertentu. Usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan adalah orientasi dari setiap tindakan di dalam permainan bolabasket. Tembakan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
atau shooting dalam permainan bolabasket merupakan salah satu teknik dasar yang selalu mendapat perhatian. Kemenangan dalam suatu pertandingan bolabasket ditentukan oleh banyaknya bola yang dapat dimasukkan ke keranjang lawan. Berdasarkan akumulasi memasukkan bola ke keranjang lawan menentukan kemenangan dan kekalahan suatu regu. Mengenai pentingnya shooting dalam permainan bolabasket di kemukakan oleh Vic Ambler (1982), dikatakan: “Shooting merupakan salah satu keterampilan yang paling penting dan untuk memiliki keterampilan ini dibutuhkan latihan yang banyak sekali atau berulang-ulang.” Shooting dalam permainan bolabasket terdiri dari beberapa bentuk, dimana tembakan adalah salah satu bentuk teknik menembak yang sangat efektif diterapkan dalam permainan. Shoot adalah suatu bentuk tembakan dalam permainan bolabasket dimana pola gerakannya terdiri dari lompat, loncat, dan menembak. Usaha meraih jarak sedekat mungkin dengan ring basket lawan merupakan karakteristik daripada bentuk tembakan, alasannya dalam keadaan dekat dengan keranjang lawan akan memudahkan bola masuk. Shooting adalah kemampuan seseorang untuk melakukan lemparan atau tembakan ke keranjang dengan mamasukkan bola secara efektif dan efesien berdasarkan aturan permainan yang berlaku, kemampuan shooting yang baik harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang baik pula. Shooting merupakan sasaran akhir setiap bermain, keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu di tentukan oleh keberhasilan dalam memasukkan bola ke keranjang (shooting). Menembak atau shooting dalam permainan bolabasket merupakan 152
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 hal yang sangat penting dan banyak mendapat perhatian dari pelatih atau pembina cabang olahraga tersebut. Karena suatu regu yang memiliki pemain dengan kemampuan shooting atau menembak yang baik pada setiap daerah, merupakan ancaman berat pada setiap pertandingan. Seperti pada cabang olahraga pada umumnya, tembakan dari regu yang mempunyai nilai banyak merupakan penentu kemenangan dalam setiap pertandingan.
Latihan Pull Over Latihan pull over adalah suatu bentuk latihan kekuatan yang ditandai dengan kontraksi otot, serabu totot memendek selagi terjadi tegangan dalam otot tersebut, seperti dengan membawa beban dipundak. Dalam tipe kontraksi latihan pull over akan nampak bahwa ada terjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-otot, sehingga terjadi atau terdapat perubahan dalam panjang otot. Latihan pull over merupakan bentuk latihan yang menggunakan beban luar. Oleh karena latihan pull over merupakan progressive isotonik training yang makin lama makin membutuhkan bobot yang berat. Dari penguraian pada latihan pull over, Harsono (1988) mengemukakan kembali bahwa: Weigth training adalah latihan-latihan yang sistimatis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu misalnya memperbaiki fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam cabang olahraga dan sebagainya. Pada dasarnya latihan pull over di desain untuk mengembangkan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
unsur fisik terutama pada kekuatan lengan yang merupakan unsur penggerak utama dalam melakukan teknik shooting dalam permainan bolabasket. Pada pelaksanaan gerakan pull over, dapat dianalisis secara terperinci sebagai berikut: (1) Posisi badan berdiri bebas dengan posisi kaki dibuka selebar bahu, (2) Pegang batang barbel dengan grip pronasi, (3) Kedua tangan berjarak lebih lebar dari bahu dan barbel di belakang kepala dengan lengan membuat sudut siku-siku kemudian melakukan tarikan atau mengangkat barbell tersebut ke atas kepala, dan (4) Turunkan barbel ke arah belakang kepala pelan-pelan dan lakukan secara berulang-ulang serta bertahap sesuai dengan program latihan. Pada latihan pull over otototot yang berperan adalah otot : Pectoralis mayor, anterior deltoid, teres mayor, dan latissimus dorsi. Sasaran utama dari pemberian latihan pull over adalah untuk mengembangkan unsur kekuatan lengan sehingga diharapkan setelah pemberian latihan pull over, maka kekuatan dapat dikembangkan.
Latihan Melempar Bola Medicine Latihan medicine ball termasuk latihan plyometrik. Radcliffe (1985) mengemukakan bahwa: “this drill requires virlually a full body power movement and is varticulary applicable to weight lifting, football, volleyball and wrestling”. Artinya bahwa latihan ini memberikan arti bagi gerak power tubuh secara lengkap dan dapat diaplikasikan dalam angkat besi, sepakbola, bolavoli dan gulat. Radcliffe (1985) juga memberikan pengertian tentang latihan plyometrik sebagai berikut : The originon of the term 153
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 plyometrics is thought to be derived from the greek work “pleythyeln” meaning to augment or to increase, or from the greekroot words “plio” and “metric” meaning more and measure respectively. Diartikan secara bebas bahwa yang pertama kali diistilahkan kata pliometrik adalah berasal dari kata plio dan metrik yang artinya lebih dan mengukur secara berturut-turut semakin meningkat. Sedangkan Abraham Razak (1993) sebagai berikut: Latihan pliometrik adalah bentuk latihan daya ledak dengan karakteristik kontraksi otot yang sangat kuat dan cepat serta merupakan kombinasi latihan isometrik eksentrik, isotonik dan isokenetik yang pembebananya adalah dinamik atau refleks (regangan) yang cepat dari otot yang terlibat. Pliometrik merupakan latihan yang memanfaatkan refleks regangan sehingga terjadi kontraksi yang kuat. Refleks regangan yang dimaksud adalah refleks yang tercepat dibandingkan dengan refleks lainnya dalam tubuh. Didalam otot terdapat banyak kumparan otot. Kumparan otot ini terdiri atas unsur-unsur motorik dan sensorik. Dalam kumparan otot terdapat serabut otot yang disebut : serabut intrafusal, selanjutnya di tengah terdapat inti yang berbentuk kantong yang disebut; nuclear bag fiber atau sering juga disebut nuclear chain fiber. Dari kedua serabut ini terdapat dua macam syaraf pengantar rangsangan ke pusat syaraf. Medicine ball ialah suatu alat semacam bola yang mengandung pengertian sebagai berikut : suatu alat semacam bola yang dipergunakan dalam latihan. Khusus dalam latihan pada cabang olahraga bolabasket dijelaskan oleh Agus *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Budiarto (1989) bahwa: “Medicine ball sebagai suatu alat semacam bola yang dapat membantu meningkatkan kekuatan lengan, throw adalah gerakan melempar yang dimulai dari belakang kepala ke atas depan”. Pengertian latihan medicine ball dalam permainan bolabasket khususnya trhee point shooting merupakan suatu bentuk latihan yang terdiri dari rangkaian gerakan melempar bola medicine yang dimulai dari belakang kepala ke atas. Medicine ball dalam penelitian ini dilakukan dengan posisi berdiri. Dari pendapat tentang pliometrik dengan pengertian medicine ball, dapat disimpulkan bahwa latihan pliometrik khususnya medicine ball adalah mengembangkan otot-otot lengan untuk mendapat rangsangan yang sama berupa berat bola medicine 5 kg. Bentuk latihan ini merangsang berbagai perubahan pada otot dan meningkatkan kemampuan kelompok otot agar dapat merespon dengan cepat dan kuat.
METODOLOGI PENELITIAN Adapun variabel dari penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dari permasalahan ini dapat diketahui variabel-variabel yang terlibat seperti : variabel bebas terdiri dari : Latihan pull over, dan Latihan melempar bola medicine; serta variabel terikat adalah kemampuan trhee point shooting dalam permainan bolabasket. Desain penelitian yang digunakan adalah “Randomized sampel pre-test, post test, group design. Populasi dalam penelitian merupakan keseluruhan individu yang dijadikan objek 154
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 penelitian atau seluruh penduduk yang mencakup ruang lingkup penyelidikan. Namun populasi tersebut mempunyai sifat hal tersebut di kemukakan oleh Sugiyono (2005) yang memberikan pengertian sebagai berikut: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.“ Sesuai pengertian populasi yang dikemukakan diatas maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan sasaran penyelidikan dan mempunyai karakteristik atau kesamaan sifat. Maka dapat ditentukan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sinjai yang menjadi sasaran penyelidikan yakni meliputi siswa putra maka populasi tersebut diatas hanya pada siswa putra SMA Negeri 1 Sinjai. Dengan demikian kesamaan sifat dari populasi dalam penelitian ini yakni mempunyai jenis kelamin yang sama. Ating Sumantri (2006:63) mengatakan bahwa; “Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.” Tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah tehnik proposive random sampling. Adapun sampel yang digunakan berjumlah 40 orang dari siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Sinjai dengan memiliki karakteristik hampir sama yaitu pemain bola basket. Kelompok penelitian dibentuk atas dasar hasil pretest yang disusun menurut rangking, kemudian dilanjutkan dengan tehnik machid ordinal untuk membagi dua kelompok, seperti dengan perincian *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
sebagai berikut: Kelompok A terdiri dari 20 orang siswa, dan Kelompok B terdiri dari 20 orang siswa. Teknik atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah alat yang sudah baku, agar hasil pengukuran yang diperoleh mendekati normal. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam instrumen penelitian yaitu mengukur kemampuan siswa dalam melakukan three point shooting dalam permainan bolabasket. Data penelitian kemampuan shooting dalam permainan bolabasket, baik tes awal maupun tes akhir dianalisis dengan perhitungan statistik, berupa: statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis deskriptif data, maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk data tes awal latihan pull over, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 150. Nilai rata-rata yang diperoleh 7,50 dengan hasil standar deviasi 3,83200. Untuk nilai minimal 0,00 dan nilai maksimal 15,00. b. Untuk data tes akhir latihan pull over, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 219. Nilai rata-rata yang diperoleh 10,95 dengan hasil standar deviasi 4,48946. Untuk nilai minimal 3,00 dan nilai maksimal 18,00. c. Untuk data tes awal latihan melempar bola medicine, dari 20 jumlah sampel diperoleh total 155
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 nilai sebanyak 147. Nilai ratarata yang diperoleh 7,35 dengan hasil standar deviasi 3,43779. Untuk nilai minimal 0,00 dan nilai maksimal 12,00. d. Untuk data tes akhir latihan melempar bola medicine, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 249. Nilai ratarata yang diperoleh 12,45 dengan hasil standar deviasi 4,16091. Untuk nilai minimal 6,00 dan nilai maksimal 21,00. 1. Hipotesis Pertama : Ada pengaruh latihan pull over terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hasil analisis data diperoleh nilai t observasi = 8,759 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,093. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan pull over terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan pull over secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan latihan pull over ini, memiliki keefektifan disaat pelaksanakannya. latihan ini terarah pada kemampuan kinerja pada kontraksi otot lengan. Artinya kinerja pada otot lengan yang berkontraksi *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
secara bersamaan, sehingga mampu membentuk kekuatan otot yang dibutuhkan dalam melakukan kemampuan three point shooting pada permainan bolabasket. Kekuatan lengan yang dibentuk akan membantu untuk melakukan three point shooting. 2. Hipotesis kedua : Ada pengaruh latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hasil analisis data diperoleh nilai t observasi = 11,573 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,093. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan melempar bola medicine secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan latihan melempar bola medicine tentunya lebih terarah pada kerja otot-otot lengan, untuk menghasilkan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket tentunya dalam proses pelaksanaannya tuntutan kerja otototot lengan sangat dibutuhkan. Latihan melempar bola medicine merupakan pengembangan bentuk latihan yang mengarahkan kinerja otot lengan untuk bergerak dengan 156
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 kuat dalam waktu yang cepat, atau biasa disebut pada daya ledak. Arah pengembangan latihan melempar bola medicine adalah sistem kerja pada kontraksi otot lengan untuk melempar bola, sehingga arah pada saat melakukan kemampuan three point shooting akan maksimal. 3. Hipotesis ketiga : Ada perbedaan pengaruh antara latihan pull over dan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 4,777 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,021. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pengaruh kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai antara latihan pull over dan latihan melempar bola medicine. Dan kelompok yang mendapatkan latihan melempar bola medicine yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket dibandingkan dengan kelompok latihan pull over. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pull over dan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa kedua bentuk latihan ini memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap kemampuan three point shooting *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada rata-rata tes akhir serta pengujian statistik ujit tidak berpasangan, maka latihan melempar bola medicine lebih efektif dan efesien. Sebab didalam melakukan latihan ini lebih mengarahkan pada kemampuan kinerja otot lengan dalam berkontraksi untuk mengotomatisasikan gerakan dalam melakukan lemparan, kemampuan three point shooting pada permainan bolabasket dalam prosesnya tentu membutuhkan pergerakan yang maksimal untuk mencapai keranjang. Kinerja otototot lengan yang berperan sebagai penggerak dalam proses dalam melakukan tembakan 3 angka akan lebih meringankan gerakan-gerakan pada lengan. Sedangkan latihan pull over lebih difokuskan kinerja otot lengan untuk berkontraksi dan fungsi otot membentuk kekuatan. Namun demikian pada prinsipnya bahwa, kedua latihan tersebut yaitu latihan pull over dan latihan melempar bola medicine merupakan bentuk-bentuk latihan yang mampu memberikan suatu sumbangsi positif untuk dapat mengarahka pemain untuk memacu diri baik dari segi peningkatan teknik-teknik dasar maupun dalam mencapai prestasi.
PENUTUP 1. Ada pengaruh signifikan latihan pull over terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. 2. Ada pengaruh signifikan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. 157
Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 3.
Ada perbedaan pengaruh signifikan antara latihan pull over dan latihan melempar bola medicine terhadap kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket pada siswa SMA Negeri 1 Sinjai. Hasil simpulan tersebut, maka dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan agar pembina dan pelatih olahraga memberikan peluang bagi pemain bola basket yang memiliki kondisi fisik yang baik untuk mengembangkan prestasinya dengan cara melatih dan membina secara intensif. 2. Hendaknya latihan pull over dan latihan melempar bola medicine disarankan untuk di jadikan program latihan bagi pemula untuk meningkatkan kemampuan kemampuan three point shooting dalam permainan bolabasket. 3. Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang kedua bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan.
Imam,
Hidayat. 1991. Olahraga Pilihan Basket. Depdikbud Dirjen PT. PPLTK. Jakarta PERBASI. 1988. Kumpulan Teknik dan Taktik Permainan Bolabasket. Jakarta: Penerbit Perbasi. Pribadi, Bagus. Bolabasket Latihan Khusus Pemantapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP. Sudjana, Nana. 2005. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis dan Desertasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumantri, Ating. 2006. Aplikasi Matematika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Surahman, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar; Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito.
DAFTAR PUSTAKA Ambler Vic. 1982. Petunjuk untuk Pelatih dan Pemain Bolabasket. Bandung: Pionir Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Greg Brittenham. 1989. Bolabasket: Latihan Khusus Pemantapan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Harsono, 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coach. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
158