Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMBAK KE GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
OLEH: BAKKARENG )*
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot perut yang terdiri dari latihan sit up dan latihan back up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang bergabung pada unit sepakbola dengan jumlah sampel penelitian 30 orang yang dipilih secara random sampling, kemudian dilanjutkan pembagian kelompok dengan menggunakan machid ordinat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot perut untuk sit up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola, terbukti nilai t0 = 7,796 > tt = 2,145 atau (P < α0,05); (2) ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot perut untuk back up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola, terbukti nilai t0 = 5,841 > tt = 2,145 atau (P < α0,05); dan (3) ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot perut antara latihan sit up dan latihan back up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola, terbukti nilai t0 = 3,776 > tt = 2,048 atau (P < α0,05). Dan kelompok yang mendapatkan latihan kekuatan otot perut untuk sit up yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola dibandingkan dengan kelompok latihan back up.
Kata Kunci :
Latihan Kekuatan Otot Perut, Kemampuan Menembak Ke Gawang Sepakbola
ABSTRACT This study aims to determine the effect of abdominal muscle strength exercises consisting of sit ups and exercise training on the ability to shoot back up against the game of football. This study includes the type of research experiments. The study population was all students of the Faculty of Sport Science, State University of Makassar who joined in football with a number of sample units of *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
1
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 study of 30 people chosen at random sampling, then continued division of the group by using machid ordinate. Data analysis technique used is the t-test analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level of 0.05. Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) there is significant effect of exercise abdominal muscle strength to sit up on the ability to shoot on goal in the game of football, proved the value of t0 = 7.796> tt = 2.145 or (P < 0.05), (2) there is significant effect of abdominal muscle strength training to back up the ability to shoot on goal in the game of football, proved the value of t0 = 5.841> tt = 2.145 or (P < 0.05), and (3) there is a difference significant effects of abdominal muscle strength training exercises and sit-up exercise on the ability to shoot back up to the wicket at the football game, proved the value of t0 = 3.776> tt = 2.048 or (P < 0.05). And the group who received training abdominal muscle strength to sit up a more effective and efficient in improving the ability to shoot on goal in the game of football than the exercise group back up.
Keywords :
Exercises Stomach Muscle Strength, Ability to Shoot Football Goalkeeper
PENDAHULUAN Permainan sepakbola merupakan permainan olahraga yang sangat digemari oleh diseluruh dunia termasuk Sulawesi Selatan. Namun perkembangan sepakbola yang merata di Sulawesi Selatan tidak menampakkan hasil yang menggembirakan dibanding dengan pulau Jawa. Pada hal olahraga sepakbola mempunyai penggemar yang banyak dan di minati, baik dari kalangan masyarakat umum maupun sekolah sebagai tempat yang formal dalam pendidikan. Dalam permainan sepakbola, pembinaan fisik merupakan faktor penting dalam pencapaian prestasi. Siapa saja yang menggeluti suatu cabang olahraga untuk mencapai prestasi, maka seseorang harus mempersiapkan kondisi fisik secara baik. Sebab kondisi fisik yang prima dimiliki seorang pemain akan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan fisik. Untuk tidak menghambat, kondisi fisik yang *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dimiliki seorang pemain harus dibarengi dengan penguasaan keterampilan teknik agar dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Salah satu unit sepakbola yang memiliki prestasi yang menggembirakan adalah Fakultas Ilmu Keolahragaan. Namun sekarang terjadi penurunan prestasi dengan melihat dari hasil yang diperoleh dalam berbagai pertandingan atau even-even yang diikuti. Hal ini tentu perlu dievaluasi, dimana letak permasalahan sehingga prestasi tim sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan menurun. Oleh sebab itu salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi sepakbola ialah dengan latihan secara sistematik. Karena yang banyak dijumpai dalam latihan adalah langsung bermain tanpa ada pemanasan sebelumnya atau kegiatan teknik lainnya sesuai program pelatih. Seperti diketahui bahwa pada permainan sepakbola terdapat beberapa teknik dasar, 2
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 seperti menendang, menggiring, menyundul, menahan bola, dan lainlain. Pada teknik dasar seperti menendang bola merupakan serangkaian gerakan yang dilakukan dengan melibatkan unsur fisik seperti kekuatan tungkai dan kekuatan tubuh secara keseluruhan. Otot-otot yang kuat akan dapat membuat kerja fisik lebih prima dan lebih efesien, dengan penguasaan teknik yang sempurna ditunjang oleh kekuatan otot perut sehingga dalam proses menendang bola dapat menggunakan tenaga minimal dan mencapai hasil yang maksimal. Dengan melakukan tendangan bola ke gawang, otot perut mempunyai peranan untuk mencapai hasil tersebut. Untuk itu perlu adanya suatu bentuk latihan yang diberikan agar pemain mempunyai otot perut yang kuat dan mampu menghasilkan tembakan yang maksimal ke gawang. Olehnya itu perlu mencarikan solusi suatu bentuk latihan agar kemampuan fisik tersebut dapat dicapai. Bentuk latihan tersebut adalah latihan sit up dan latihan back up. Latihan sit up dan bakc up adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot perut dan togok, akan tetapi dalam proses pelaksanaannya berbeda. Pada latihan sit up, posisi yang dimiliki adalah posisi telentang dengan kedua lutut dibengkokkan, sedangkan latihan back up, memiliki posisi telungkup dengan kedua kaki lurus. Menendang dalam permainan sepakbola Teknik permainan sepakbola adalah suatu gerakan teknik yang dilakukan untuk memainkan bola disertai gerak tubuh. Remmy Muchtar (1992) mengemukakan bahwa: “teknik sepakbola adalah *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain.” Sedangkan menurut Ilyas Hadadde dan Ismail Tola (1991) mengemukakan bahwa: “Yang dimaksud dengan teknik dalam permainan sepakbola adalah semua gerakan dengan atau tanpa bola yang berguna dalam permainan.” Selanjutnya Ilyas Haddade dan Ismail Tola (1991) mengatakan bahwa: (1) Teknik sepakbola selalu berkembang menuju kesempurnaan tidak tetap untuk selama-lamanya. Teknik yang baik membantu mencapai kecepatan maksimum dengan usaha minimum, (2) Teknik sepakbola berkembang sesuai dengan perkembangan kekuatan (strength), kecepatan (speed), stamina, tugastugas atau fungsi fisik lainnya, dan (3) Teknik sepakbola tergantung dari sifat-sifat istimewa individu. Penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan sepakbola sangat berguna bagi pemain, dimana kemampuan menguasai dan memainkan bola dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Untuk mencapai hasil tendangan yang maksimal selain kondisi fisik, teknik juga harus diperhatikan khususnya teknik tendangan menendang bola jauh atau bola melambung. Penguasaan teknik dasar sepakbola terutama teknik menendang bola sangat berarti bagi seorang pemain agar hasil tendangan bola yang dilakukan lebih keras, terarah dan akurat. Menendang bola merupakan suatu cara untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Menurut A. Sarumpaet, dkk (1992) bahwa: “Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bahagian 3
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 kaki.” Menendang bola jauh dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding dan bola melayang di udara. Teknik menembak bola ke gawang pada permainan sepakbola merupakan suatu dasar untuk melakukan tendangan guna memasukkan bola ke gawang. Sehingga pada awal setiap latihan atau akhir perlu adanya bentuk latihan yang khusus untuk dapat meningkatkan tembakan ke gawang dalam permainan sepakbola. Latihan menendang bola perlu mendapat perhatian khusus dari pelatih dan guru olahraga karena latihan semacam ini biasanya diabaikan dan dianggap tidak penting, seperti yang dikemukakan oleh Eric C. Batty (1982) bahwa: “Latihan menendang mau tidak mau mesti menjadi salah satu bentuk latihan inti dalam program latihan sepakbola dalam suatu klub, tetapi patut disayangkan hal ini seringkali kurang diperhatikan oleh pelatih.” Untuk memperoleh hasil tendangan yang maksimal sesuai dengan kebutuhannya dalam permainan, selain kekuatan, teknik dan gerakan-gerakan dari tubuh sangat penting seperti; awalan, letak kaki tumpu, gerakan ayun dari kaki tendang, posisi tubuh, gerakan lengan dan gerakan ikutan dari kaki tendang. Menurut Ilyas Hadadde dan Ismail tola (1991) bahwa bagian badan yang memegang peranan penting waktu melakukan tendangan bola adalah: “kaki tumpu, kaki tendang, gerakan badan dan mata.” Untuk mendapatkan tembakan bola yang sempurna dibutuhkan dukungan dari gerakan yang terkoordinasi sehingga me-nampakkan satu kesatuan gerak tendangan bola yang benar. Dalam usaha *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
mencapai koordinasi gerakan tersebut perlu adanya latihan yang teratur, terencana dan intensif sehingga akan melahirkan bentuk gerakan yang terampil dengan teknik-teknik menendang bola yang benar. Koordinasi gerakan yang diharapkan dalam menendang bola ke gawang adalah awalan, letak kaki tumpu, kaki tendang, perkenaan kaki pada bola, gerakan badan, gerakan tangan dan mata. Untuk pergerakan pelaksanaan teknik jauhnya tendangan, Remmy Muchtar (1992:31) mengemukakan sebagai berikut: (1) Awalan, lari ke bola pada sudut yang tipis, (2) Kaki tumpu, diletakkan pada samping bola, agar gerakan akhir dari kaki tendang lebih sempurna dan memungkinkan untuk menggerakkan bola lebih jauh, (3) Kaki tendang, diayun jauh ke belakang lalu disentakkan ke depan dengan kuat, (4) Perkenaan kaki pada bola, sepertiga bagian bawah bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, (5) Gerakan badan, pada saat menendang bola tubuh dimiringkan ke belakang untuk memberi dukungan pada tungkai, (6) Gerakan tangan, rentangkan tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan, (7) Mata (arah penglihatan), fokuskan penglihatan pada bola dan memperhatikan arah bola yang diinginkan, (8) Gerakan ikutan, ada gerakan ikutan dari kaki yang menendang bola sehingga gerakan akhirnya lebih sempurna dengan hasil tendangan lebih terarah. Penjelasan dan penguraian tentang permainan sepakbola khususnya pada teknik menembak bola ke gawang, perlu adanya dukungan kondisi fisik terutama pada otot perut. Sehubungan 4
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 dengan itu otot perut dituntut untuk memiliki kemampuan kondisi fisik kekuatan. Kekuatan Otot Perut Setiap melakukan aktivitas suatu cabang olahraga pada dasarnya adalah membuat unsur fisik terlibat langsung dalam aktivitas tersebut. Dalam cabang olahraga sepakbola yang dikenal sebagai olahraga yang memiliki gerakan yang menarik untuk ditonton. Oleh karena itu, dalam usaha meningkatkan kemampuan fisik maka prioritas utama dalam program latihan adalah pengembangan dan peningkatan daya kerja fisik. Moch. Sajoto (1988) mengemukakan bahwa: “Dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Walaupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau satus yang dibutuhkan tersebut. Dalam peningkatan kemampuan sebuah cabang olahraga, yang harus mendapat perhatian utama adalah kondisi fisik. Karena setiap cabang olahraga mempunyai kondisi fisik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan fisik haruslah direncanakan secara sistematis dan terarah dengan tujuan agar kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh meningkat, sehingga dalam melakukan gerakan olahraga khususnya pada teknik menembak bola ke gawang pada permainan sepakbola dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Pengembangan kemampuan fungsional dan sistem tubuh yang baik, dapat menunjang pelaksanaan teknik gerakan secara efektif dan efesien. Menurut Harsono (1988) mengemukakan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
bahwa: Kalau kondisi fisik baik, maka; 1) akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2) akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita bila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Harsono (1988) bahwa: “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan.” Moch. Sajoto (1988) sebagai berikut: “Kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seorang pemain pada saat mempergunakan otot-otot yang menerima beban dalam waktu tertentu.” Fox (1984) mengemukakan bahwa: “Strength as the force or tension a muscular.” Artinya kekuatan adalah sebagai tegangan suatu otot, yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Berdasarkan teori tersebut, dapat dikemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan sangat penting dalam menunjang aktivitas-aktivitas olahraga seperti sepakbola yang termasuk didalamnya, kemampuan menembak ke gawang. Dalam permainan sepakbola, meskipun diperlukan kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya, akan tetapi komponen kondisi fisik tersebut di atas haruslah ditunjang oleh 5
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 kekuatan. Harsono (1988) bahwa: “Kekuatan tetap merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.” Jadi dengan memiliki kekuatan, maka komponen kondisi fisik lainnya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Kebanyakan penampilan dalam berolahraga melibatkan gerakangerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Kontrakis otot di gunakan untuk menghasilkan tenagan internal yang mengatur gerakan bahagian-bahagian badan. Dalam olahraga sepakbola, kekuatan otot yang digunakan dalam melakukan gerakan menendang bola adalah kekuatan otot dinamis, dimana sektor otot berperan untuk memindahkan posisi suatu benda dari satu tempat ke tempat yang lain. Kontraksi otot ini digunakan untuk menghasilkan tenaga eksternal untuk menggerakkan anggota tubuh. Uraian tersebut, jelas bahwa untuk mengembangkan kekuatan selain penerapan prinsip-prinsip latihan yang perlu diperhatikan juga perlu memperhatikan faktor-faktor yang lain yang dapat menunjang atau mempengaruhi pengembangan kekuatan itu sendiri. Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, tergantung besarnya kekuatan dan sifat fisik dari benda yang digerakkan. Untuk seorang pemain sepakbola perlu mengembangkan kekuatan, sebagai unsur yang sangat menentukan dalam melakukan gerak keterampilan sehingga mampu menunjukkan performance. Otototot yang kuat terutama otot perut *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
bagi pemain sepakbola akan dapat menentukan kemampuan untuk berlari, menendang bola, gerakan berkelok-kelok dalam menggiring bola, dan dengan kekuatan seseorang akan mampu mengembangkan daya tahan. Khusus pada kemampuan menembak bola ke gawang, jenis kekuatan yang diperlukan adalah integrasi antara kekuatan dan kelentukan otot perut untuk menendang bola. Otot perut merupakan sebagai pusat tenaga, Greg Brittenham (1996) bahwa : Bagian tubuh yang sering terlupakan dan kurang dilatih adalah poros tubuh dan perut. Disebut sebagai pusat tenaga, bagian tubuh ini merupakan asal dari semua gerakan atau penghubung yang menstabilkan semua gerakan yang melaluinya. Berikut adalah alasan mengapa harus memperkuat perut, sebagaimana yang dikemukakan oleh Greg Brittenham (1996) bahwa: (1) Otot-otot yang mengatur poros tubuh dan perut adalah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh, ketangkasan dan koordinasi ketika melakukan gerakan, (2) 50% dari total massa tubuh terletak pada daerah tersebut, dan (3) Penguatan poros tubuh dan perut secara efektif mengurangi kecelakaan dan/atau cedera berat berat pada punggung belakang. Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik sebuah penguraian bahwa kekuatan otot perut sangat berpengaruh pada setiap cabang olahraga, seperti halnya pada permainan sepakbola khususnya dalam melakukan teknik menembak bola ke gawang. Latihan Latihan adalah aktivitas fisik yang diperlukan untuk usaha 6
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 meningkatkan penampilan pada keterampilan yang kompleks. Soedarminto (1992) mengatakan bahwa: “Latihan adalah proses kegiatan siswa yang dalam pengajarannya dalam rangka menerapkan konsep”. Prinsip dan prosedur yang sedang dipelajarinya, ke dalam praktek yang relevan dengan pekerjaan. Melalui latihan berarti siswa atau atlet belajar secara efektif untuk mengembangkan dirinya. Dengan aktifnya siswa atau atlet akan mempercepat penguasaan materi yang sedang dipelajarinya. Latihan adalah suatu aktifitas yang sistematis didalam menigkatkan kapasitas fungsional. Di dalam olahraga, latihan bertujuan untuk mempertinggi penampilan olahraga. Latihan merupakan suatu proses penyempurnaan. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan sistimatik yang didasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas penampilan. Harsono (1988) bahwa: “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulangulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”. Yang dimaksud dengan sistematis adalah berencana menurut jadual, menurut pola dan sistem tertentu, metodis dari mudah dan sukar, latihan yang tertaur, dari yang sederhana ke yang kompleks. Berulang-ulang maksudnya adalah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis, dan reflektif pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Jadi latihan adalah cara kerja yang sistematis dan berfungsi sebagai alat dengan prosedur tertentu dalam proses belajar atau berlatih guna me*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
ningkatkan prestasi belajar atau berlatih. Latihan Sit Up Latihan sit up adalah salah satu gerakan yang banyak dilakukan atau dipergunakan dalam latihan berbagai cabang olahraga, gerakan ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan otot perut dan punggung. Sit up adalah salah satu gerakan dalam latihan olahraga, bila dianalisis pelaksanaan gerakannya, maka dijumpai dua fase gerakan yaitu : - Fase Permulaan : Posisi tidur terlentang di atas permukaan lantai, dengan kedua tangan berkaitan di belakang kepala. Posisi kaki bengkok membentuk sudut 90 derajat di lutut. Seorang kawan membantu memegang kedua tungkai pada pergelangan kaki. - Fase pelaksanaan : Badan diangkat atau melakukan gerakan bangun tidur sehingga siku kiri ke arah lutut kanan dan sebaliknya sikukanan ke arah lutut kiri, posisi kaki tetap dalam keadaan semula. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang secara terus menerus tanpa istirahat, yang disesuai program latihan. Latihan Back Up Latihan back up adalah salah satu gerakan yang banyak dilakukan atau dipergunakan dalam latihan berbagai cabang olahraga, gerakan ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan otot perut dan punggung. Back up adalah salah satu gerakan dalam latihan olahraga, bila dianalisis pelaksanaan gerakannya, maka dijumpai dua fase gerakan yaitu : 7
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 -
-
Fase Permulaan : Posisi tidur telungkup di atas permukaan lantai, dengan kedua tangan berkaitan di belakang kepala. Posisi kaki lurus. Seorang kawan membantu memegang kedua tungkai pada pergelangan kaki. Fase pelaksanaan : Badan diangkat dengan gerakan kebalikan dari sit up. Gerakan ini dilakukan berulangulang secara terus menerus tanpa istirahat, yang disesuai program latihan.
Efek Latihan Dalam melakukan suatu latihan berbeban guna membentuk kondisi fisik yang dibutuhkan, maka disamping itu akan terjadi perubahan-perubahan akibat latihan tersebut. Perubahan itu antara lain adalah perubahan anatomis-histologis, perubahan biokimia otot rangka, perubahan sistem persarafan. Latihan sit up dan latihan back up yang mempengaruhi otot-otot perut dan togok. Dalam buku fisiologi olahraga (Depdikbud, 1983:5) dikemukakan bahwa: “Peningkatan kekuatan sebagai hasil dari latihan otot dikarenakan; (1) Penambahan luas penampang otot, (2) Kenaikan curah syaraf kepada otot.” a. Perubahan anatomi histologi Perubahan anatomis histologis nampak dalam pembesaran otot (hipertropy otot). Ini terjadi diakibatkan meningkatnya diameter melintang serabut otot, perubahan pada otot dapat terjadi disebabkan perubahan berbagai hal yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli fisiologi seperti Fox (1983) yang diterjemahkan oleh Benny Huwae (1989) sebagai *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
berikut: Perubahan ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah dan ukuran miofibril, peningkatan jumlah total protein kontraktil khususnya kontraktil miosin, selain itu terjadi pula peningkatan pada pembuluh kapiler, peningkatan jumlah jaringan penghubung juga persendian dan kartilago. b. Perubahan Biokimia otot rangka Ada beberapa perubahan biokimia yangterjadi akibat dari suatu latihan. Fox (1983) bahwa: Biochemical Alteration Induced by training areas: (1) Increased mioglobin content, (2) Increased oxidation carbohidrat (glikogen), (3) Increased oxidation of Fat, (4) Increased muscular stores ATP and PC, dan (5) Increased glicolytic (Lactid Acid System Capasity). Secara bebas diterjemahkan bahwa perubahan biokimia terjadi akibat latihan: (1) Peningkatan isi mioglobin, (2) Peningkatan oksidasi karbohidrat, (3) Peningkatan oksidasi lemak, (4) Peningkatan ATP dan PC otot, dan (5) Peningkatan glikogen (sistem asam laktat). Peningkatan mioglobin, oksidasi karbohidrat dan oksidasi lemak mempunyai peranan dalam peningkatan kapasitas aerobik, sedangkan peningkatan ATP dan PC serta asam laktat mempunyai peranan dalam peningkatan kapsitas anaerobik. c. Perubahan sistem pernafasan Karena masih kurangnya informasi tentang pengaruh latihan terhadap sistem persarafan, maka sampai sekarang masih sukar untuk diidentifikasi secara cermat. Benny Huwae (1989) mengemukakan bahwa: “Beberapa peneliti mengemukakan kemungkinan adanya adaptasi dari 8
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 sistem persyarafan yang menyangkut proses recruitment pattern serta synchronization dari unit gerak.” Olehnya itu telah dijelaskan dari ketiga hal, tentang perubahanperubahan yang terjadi dalam melakukan suatu aktivitas latihan. Memperhatikan gerakan sit up dan back up nampak bahwa gerakan yang terjadi adalah gerakan flexie dari articulatio coxae sebagaimana yang dikatakan oleh D. Van Husa, yang dikutp oleh Anto Sukamto (1986) bahwa : “Gerakan sit up menunjukkan gerakan flexion sedangkan untuk latihan back up menunjukkan gerakan ekstension”. Selain dari itu gerakan sit up dam back up bertujuan untuk membentuk kekuatan otot-otot perut dan punggung.
METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian pada dasarnya adalah ingin memperoleh informasi atau data pemecahan masalah yang diteliti. Informasi yang diharapkan hendaklah melalui prosedur yang sistematis, terarah dan bersifat ilmiah. Penelitian adalah suatu pendekatan secara ilmiah dimana untuk mengungkapkan fenomena-fenomena dipergunakan langkah-langkah yang telah di sepakati sebagai bentuk karya ilmiah. Tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah, oleh karena itu perlu ditempuh langkahlangkah yang relevan dengan masalah yang dirumuskan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan, dimana harus melakukan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Setiap bentuk pendekatan ilmiah melahirkan berbagai ubahan*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
ubahan yang perlu dikaji lebih lanjut, hal ini memerlukan keterlibatan konsep ilmiah untuk menentukan hasil akhir yang dikehendaki. Hal ini lazim dikatakan sebagai variabel dan desain penelitian. Variabel dan desain penelitian merupakan acuan dalam menentukan hal-hal yang dibutuhkan atau diperlukan dalam penelitian agar supaya tidak terjadinya penjabaran yang terlalu meluas. Untuk itu akan diuraikan selanjutnya tentang kedua hal tersebut, sebagai berikut: variabel bebas (perlakuan) terdiri atas latihan sit up dan latihan back up, sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Untuk desain penelitian merupakan gambaran atau rancangan suatu penelitian dalam mencapai tujuan. Karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen lapangan, maka rancangan penelitian yang dipergunakan adalah “Randomized Pretest – Posttest Design”. Untuk menyatukan persepsi tentang keberadaan variabel maka perlu diberikan batasan atau defenisi agar tidak terjadi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun batasan kajian variabel yang terlibat, secara operasional dikemukakan sebagai berikut : 1. Latihan sit up merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk membentuk kekuatan otot perut. Proses pelaksanan latihan sit up adalah dengan posisi telentang dengan kedua lutut dibengkokkan selanjutnya melakukan gerakan mengangkat badan untuk mempertemukan antara siku kiri dengan lutut kanan dan kembali keposisi awal dan dilakukan secara berulang-ulang. 9
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 2. Latihan back up merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk membentuk kekuatan otot perut. Proses pelaksanan latihan back up adalah dengan posisi telungkup dengan kedua kaki lurus selanjutnya melakukan gerakan mengangkat badan semaksimal mungkin ke atas dan kembali keposisi awal dan dilakukan secara berulang-ulang. 3. Kemampuan menembak bola ke gawang adalah kecakapan untuk menembak bola kedaerah gawang yang telah diberikan angka-angka pada setiap kolom pada gawang. Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat diamati oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi orang lain yang memiliki perhatian dengannya. Populasi menurut Sugiyono (2000) mengemukakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dengan uraian tersebut, maka populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang ingin diteliti. Olehnya itu yang menjadi populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang telah memperogramkan mata kuliah sepakbola. Dengan sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang mahasiswa yang bergabung dalam unit sepakbola dan dibagi atas 15 orang untuk kelompok latihan sit up dan 15 orang untuk kelompok *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
latihan back up. Sedangkan untuk pembagian dua kelompok latihan menggunakan teknik machid ordinat. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empiris bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi tes kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Data penelitian baik tes awal maupun tes akhir dianalisis dengan perhitungan statistik, barupa: 1. Statistik deskriptif, yaitu memberikan gambaran umum tentang hasil rata-rata standar deviasi dari variabel penelitian untuk kedua kelompok 2. Statistik inferensial, yaitu pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data deskriptif yang perhitungannya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk data tes awal latihan sit up, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1500. Nilai rata-rata yang diperoleh 100 dengan hasil standar deviasi 13,74530. Untuk nilai minimal 77 dan nilai maksimal 128. b. Untuk data tes akhir latihan sit up, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1665. Nilai rata-rata yang diperoleh 111 dengan hasil standar deviasi 13,90272. Untuk nilai minimal 89 dan nilai maksimal 132. c. Untuk data tes awal latihan back up, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1500. Nilai rata-rata yang 10
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 diperoleh 100 dengan hasil standar deviasi 12,93847. Untuk nilai minimal 74 dan nilai maksimal 123. d. Untuk data tes akhir latihan back up, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 1590. Nilai rata-rata yang diperoleh 106 dengan hasil standar deviasi 13,22876 Untuk nilai minimal 80 dan nilai maksimal 129. Hipotesis Pertama : Ada pengaruh latihan kekuatan otot perut (latihan sit up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 7,796 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,145. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot perut (latihan sit up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan Latihan sit up secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola bagi pemain sepakbola. Latihan yang dilakukan secara sistematis akan memberikan sebuah perubahan secara otomatis, seperti halnya dalam latihan sit up untuk pembentukan kemampuan fisik otot perut. Pada dasarnya dalam melakukan teknik menembak bola ke gawang pada *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
permainan sepakbola tungkai memiliki peranan utama, akan tetapi otot perut merupakan pembantu dalam pergerakan yang dilakukan. Oleh karena itu keras dan arah tembakan ke gawang juga dipengaruhi oleh kemampuan fisik pada otot perut. Hipotesis kedua : Ada pengaruh latihan kekuatan otot perut (latihan back up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepak bola. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 5,841 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,145. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan otot perut (latihan back up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepak bola. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan back up secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan me-nembak ke gawang pada per-mainan sepakbola bagi pemain sepakbola. Latihan back up juga bertujuan untuk membentuk kekuatan otot perut, namun proses pelaksanaan yang berbeda. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa gerak dalam melakukan tembakan bola ke gawang atau teknik dasar dalam permainan sepakbola didominasi oleh kemampuan tungkai. Akan tetapi secara tidak langsung 11
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 gerak tersebut akan ditunjang oleh kemampuan bagian-bagian tubuh lainnya, seperti halnya kemampuan otot perut. Kemampuan otot perut memiliki peranan saat posisi tungkai untuk melakukan sebuah tendangan, sebab adanya tarikan badan ke samping. Hipotesis ketiga : Ada perbedaan pengaruh antara latihan kekuatan otot perut (latihan sit up dan latihan back up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 3,776 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,048. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pengaruh kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola antara latihan kekuatan otot perut (latihan sit up dan latihan back up). Dan kelompok yang mendapatkan latihan kekuatan otot perut untuk sit up yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola dibandingkan dengan kelompok latihan back up. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan kekuatan otot perut (latihan sit up dan latihan back up) terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa kedua bentuk latihan ini memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif ter*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
hadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada ratarata tes akhir serta pengujian statistik uji-t tidak berpasangan, maka latihan sit up lebih efektif dan efesien. Kedua bentuk latihan yang dijadikan bahan penelitian yaitu latihan sit up dan latihan back up memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk kekuatan otot perut. Namun dalam proses pelaksanaan latihan yang berbeda. Latihan sit up yang dilakukan secara telentang memberikan ruang gerak otot perut untuk terbentuk secara kuat dan lentuk sebab pergerakan latihan sit up terjadi proses silang antara siku kiri dengan lutut kanan demikian juga sebaliknya. Dengan demikian gerak yang ditimbulkan adalah gerakan secara luwes antara otot perut dan togok, dari pembentukan tersebut diaplikasikan dalam gerak melakukan tendangan bola dalam permainan sepak bola akan membantu memberikan ruang gerak yang lebih luas pada tungkai untuk melakukan tembakan ke gawang. Sedangkan pada latihan back up hanya berfokus pada pembentukan kekuatan otot perut. Telah diuraikan sebelumnya pada kerangka pustaka bahwa 50% pusat tenaga terletak pada kemampuan otot-otot perut.
PENUTUP Setelah melakukan penelitian, maka di tarik kesimpulan sebagai berikut: 12
Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011 1. Ada pengaruh yang signifikan latihan sit up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. 2. Ada pengaruh yang signifikan latihan back up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. 3. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan sit up dan latihan back up terhadap kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepak bola. Dari hasil kesimpulan tersebut, maka akan dikemukakan saransaran sebagai berikut : 1. Diharapkan agar Pembina dan pelatih olahraga memberikan peluang bagi pemain yang memiliki kekuatan otot perut yang baik untuk dapat di kembangkan prestasinya pada cabang olahraga sepakbola dengan cara melatih dan membina secara intensif. 2. Hendaknya latihan sit up dan latihan back up disarankan untuk dijadikan program latihan bagi pemula untuk meningkatkan kemampuan menembak ke gawang pada permainan sepakbola. 3. Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang kedua bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 1996. ProseduR Penelitian Suatu pendekatan pratek. Jakarata : PT. Rineka Citra. Barry L. Johnson dan J.K Nelson. 1986. Practical Meassurements for Evaluation in Physical Education. New York : Fourth *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
edition Mac Millan Publishing Company. Erich, Dieter Kruber dan Gunter Jansen. 1984. Sepakbola, pembinaan teknik dan kondisi. Jakarta: PT Gramedia (Agus Setiadi). Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991. Penuntun mengajar dan melatih sepakbola. Ujung Pandang : FPOK IKIP. Harsono, 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti. H. Clarke, 1979. Application of measurement to healt and physical education. New Jersey : Prectice Hall Inc. Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga pilihan sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPTK. Nossek. 1982. General theory of training. Logus : Pan African Press Ltd. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang : FPOK IKIP. Sarumpaet A. 1992. Teknik dasar permainan besar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugiyono. 2000. Statistika untuk penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta. Surahman, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar; Metode dan Teknik. Bandung : PT. Tarsito. Tola Ismail, 1988. Penuntun Mengajar dan Melatih Sepakbola. FPOK IKIP Ujung Pandang 13