Borong Medali di Kejuaraan Internasional, UKM Panahan UNAIR Siap Berlaga di PON UNAIR NEWS – Bagi masyarakat Indonesia, olahraga panahan atau memanah memang masih kalah populer dibandingkan olahraga sepakbola di kalangan masyarakat. Tapi siapa sangka olahraga panahan menjadi sebuah ladang prestasi besar untuk Universitas Airlangga (UNAIR). Kali ini, UKM Panahan UNAIR kembali menorehkan prestasi di ajang Surabaya Archery Open Tournament th
5 2016 yang diadakan pada 21 – 29 Mei 2016 di Lapangan Koni Surabaya. Sedikitnya, 10 orang mahasiswa panahan dari UKM Panahan diturunkan di tiga kategori yaitu Compund, Recurve dan Nasional. Beberapa diantara mahasiswa panahan dari UKM UNAIR yaitu Yoke Rizaldi (FIB), Garincha Didi Nugroho (FST), Irvaldi Ananda Putra (FISIP), Tiara Sakti Ramadhani (FISIP), dan Dellie Threesyadinda. Mereka membawa pulang medali paling banyak di kategori Compund, “UKM Panahan UNAIR berhasil membawa pulang 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Sedangkan di regu Recurve¸kami meraih 1 perunggu,” ujar Tiara Sakti Ramadhani, saat di wawancarai di Radio Unair Selain meraih berbagai medali, ajang Surabaya Archery Open Tournament 5 th 2016 ini sekaligus menjadi ajang bagi para mahasiswa UKM Panahan UNAIR untuk simulasi event berikutnya, yaitu PON IXX 2016. Pasalnya, beberapa mahasiswa UKM Panahan dari UNAIR, terpilih untuk mewakili Jawa Timur di ajang yang akan diadakan di Jawa Barat pada 17 – 29 September tersebut. Pemilihan ini berdasarkan track record prestasi dari UKM Panahan UNAIR, yang sudah menyabet banyak medali di berbagai kompetisi, baik tingkat nasional maupun Internasional.
“Kompetisi ini juga sebagai ajang latihan untuk PON (Pekan Olahraga Nasional) 2016 di Jawa Barat saat September mendatang,” jelas Tiara. Untuk berlaga di ajang PON 2016 ini, mereka harus berlatih secara rutin dan menjalani karantina (pelatihan terpusat) di Asrama Atlet KONI sejak Januari lalu. Mereka juga dilatih langsung oleh Lilies Handayani, seorang atlet panahan putri senior, yang pernah menyabet medali pertama di Olimpiade Seoul bersama dua rekannya, Kusuma dan Yana, pada tahun 1988. “Untuk target pribadi di PON 2016, saya menargetkan tiga emas di kategori perorangan, aduan beregu dan mix-team,” harap Tiara Sebelum ajang PON 2016 dimulai, Tiara dan juga rekannya Della Adisty Handayani terlebih dahulu berlaga untuk mewakili Universitas Airlangga di ajang ASEAN University Games ke 18. Ajang yang akan diadakan di Singapura tersebut akan dihelat pada 10-19 Juli mendatang. (*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
UKM UNAIR Mulai Rekening Bisnis
Aktivasi
UNAIR NEWS – Guna meningkatkan akuntabilitas, Direktorat Kemahasiswaan bekerjasama dengan Bank Mandiri mengajak punggawa 37 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk menggunakan rekening bisnis resmi atas nama masing-masing UKM. Rekening resmi itu nantinya digunakan untuk melakukan transaksi perbankan dalam menjalankan roda organisasi, baik kegiatan
perlombaan, seminar, atau kegiatan lainnya. Proses dan penjelasan teknis aktivasi rekening bisnis itu dihadiri oleh Koordinator UKM Kemahasiswaan UNAIR Deni Yasmara, M.Kep, perwakilan dari Bank Mandiri cabang Rumah Sakit Mariana Hernuni Tri W., dan perwakilan 37 UKM di UNAIR, Senin (13/6). Deni mengatakan, aktivasi rekening bisnis UKM akan meningkatkan akuntabilitas mahasiswa. Segala bentuk aktivitas keuangan atas nama UKM tidak dikendalikan dari rekening pribadi, melainkan melalui rekening atas nama UKM. “Softskill bertanding dan arena ekspresi sudah dimiliki anakanak UKM. Sekarang waktunya mereka naik level, yaitu level akuntabilitas. Segala bentuk aktivitas keuangan atas nama UKM dikendalikan melalui rekening atas nama UKM. Sehingga, Kemahasiswaan sangat bisa mengecek kapanpun dan dimanapun,” ujar Deni. Selain itu, dengan dibukanya rekening bisnis, mahasiswa juga siap untuk memajukan visi university holding yang digencarkan pimpinan UNAIR. “Misi Warek IV adaah holding. Kita ingin bisa bersinggungan dalam mendapatkan sponsorship dari mana saja, karena kepercayaan. Kepercayaan bisa didapat bermula dari rekening itu tadi. Ini tujuannya melatih akuntabilitas sejak di bangku perkuliahan,” pungkas Deni. Pada proses aktivasi rekening bisnis ini, perwakilan dari masing-masing UKM menyerahkan surat keputusan (SK) rektor tentang pendirian UKM, dan KTP ketua atau bendahara UKM. Penyerahan tersebut sebagai syarat awal dibukakannya rekening bisnis UKM. Selanjutnya, setelah semua persyaratan tersebut dipenuhi masing-masing UKM, pihak Bank Mandiri akan melakukan aktivasi rekening. Mubarok Abdullah selaku Ketua UKM Kerohanian Islam (KI) UNAIR mengatakan, awak UKMKI menyambut baik dibukanya rekening bank bagi UKM. Hal ini akan menjadikan UKM lebih akuntabel dan
memudahkankan dalam melakukan transaksi keuangan. Pihaknya juga mengatakan, yang akan diberi kewenangan untuk memegang rekening UKMKI hanya dirinya dan bendahara umum. Meskipun ada sedikit kendala, namun pihaknya mendukung penuh dibukanya rekening mandiri UKM. “Ada sedikit kendala utamanya adanya beberapa ketentuan yg harus kami lakukan. Setidaknya diakhir bulan kami harus memastikan saldo rekening kami diatas 10 juta. Kalau tidak, kami akan dikenakan penalti berupa denda. Meskipun demikian kami tetap mendukung penuh rencana ini, dengan tujuan menjadikan UKM di UNAIR menjadi lebih profesional dan sebagai bentuk dukungan bagi pencapaian UNAIR sebagai university holding,” ujar Mubarok. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.
Varfest 2016, Semarak Ramadan Fakultas Vokasi UNAIR NEWS – Suara musik Al Banjari yang rancak menggema di lapangan parkir Magister Manajemen UNAIR Minggu lalu (12/6). Setidaknya, ada 23 grup yang tampil sejak sore hingga malam itu. Mereka tak hanya berasal dari Surabaya. Namun juga, dari Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Jombang. Para seniman musik tradisional-Islami itu hadir untuk menyemarakkan Varfest 2016, Vocation Airlangga Ramadhan Festival. Acara tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Vokasi UNAIR. “Grup Al Banjari kami bebaskan membawakan lagu apapun. Namun, tetap harus membuat jingle Fakultas Vokasi,” kata Ali
Mustofa, ketua BEM fakultas tersebut. Festival Banjari, kata Ali, diharapkan mampu membawakan semangat religiositas bagi para mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus. Terlebih, saat ini adalah bulan puasa. Yang diyakini umat Islam sebagai waktu paling tepat untuk memperbanyak ibadah. Dalam kontes Al Banjari tersebut, terpilih sebagai juara grup Ar Rohmah. Disusul At Taufiq dan Al Maliki. Yang menarik, selain alunan penuh semangat dari musik Al Banjari, Varfest juga menyajikan bazaar kuliner dan fashion. Setidaknya, ada 75 stand yang berdiri di sana. Terdiri dari 43 stand kuliner dan 32 stand fashion. Pesertanya, tidak hanya dari Fakultas Vokasi. Namun juga, dari fakultas lain, PPKk UNAIR, Dompet Dhuafa, serta warga Surabaya. “Penonton festival maupun penikmat bazaar boleh masuk area tanpa dipungut biaya,” kata Ali (*) Penulis: Ahalla Tsauro Editor: Rio F. Rachman
Puluhan Sivitas Kedokteran Hewan Selamatkan Paus yang Terdampar UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) turut berkontribusi dalam proses evakuasi mamalia jenis paus pilot yang terdampar di perairan Probolinggo, Jawa Timur. Dari 32 paus, sampai berita ini diturunkan ada 4 ekor yang sudah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan FKH UNAIR, dinas, dan masyarakat setempat.
Sekitar dua tim yang terdiri dari 18 mahasiswa dan 3 dosen diberangkatkan dalam dua hari secara bergiliran oleh FKH UNAIR pada Rabu sore (15/6)dan Kamis pagi (16/6). Salah satu pengajar FKH UNAIR yang turut mendampingi proses evakuasi paus adalah M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D. Ia mendapatkan laporan dari nelayan setempat, terkait adanya mamalia yang masuk ke perairan Probolinggo sekitar dua minggu lalu. Namun, pada saat itu, pihaknya belum mengetahui jenis mamalia yang dimaksud. Kebetulan, saat itu Yunus sedang mengadakan bimbingan teknis (bimtek) kepada pegawai perikanan dan kelautan wilayah setempat. “Kita sempat prediksi, beberapa hari ke depan akan ada beberapa mamalia yang terdampar. Prediksi itu ternyata betul kejadian. Kami (FKH UNAIR, red) yang bekerjasama dengan dinas kelautan dan perikanan langsung berangkat atas persetujuan pimpinan FKH UNAIR,” tutur Yunus selaku ketua tim evakuasi dari FKH UNAIR . Dalam proses evakuasi itu, tim penyelamatan gabungan terdiri dari akademisi FKH UNAIR, pihak dinas kelautan dan perikanan, kepolisian dan militer, kecamatan, dan warga setempat. Menurut Yunus, langkah pertama yang perlu dilakukan setelah diketahui ada mamalia laut terdampar adalah mensterilisasi wilayah sejauh seratus meter dari manusia. “Mamalia laut itu sangat berbahaya kalau kita lakukan kontak langsung, karena badannya besar dan belum lagi kibasan ekornya. Di samping itu, mamalia laut juga berpotensi membawa patogen-patogen yang tidak kita ketahui, apakah dia sedang sakit sebagai carrier atau reservoir,” imbuh Yunus. Setelah upaya sterilisasi area dilakukan, maka dilakukan penanganan mamalia. Kondisi paus yang terdampar di perairan Probolinggo bermacam-macam. Ada diantara mereka yang meninggal dan masih hidup. Yunus dan tim memprioritaskan untuk menyelamatkan paus yang masih hidup. Salah satu tantangan tim
gabungan dalam evakuasi kali ini adalah lokasi paus terdampar yang nyangkut di muara perairan bakau. “Kebetulan yang di pesisir Gending, lokasi pausnya terpencar, karena dia masuk ke muara-muara sungai yang bercabang. Nah, kesulitannya di situ. Pada bagian luar muara, perairan tergolong dangkal. Pas masuk ke dalam muara, perairannya juga agak dalam. Kondisi mereka ada yang bunting, tapi akhrinya induk dan anak mati. Ada juga yang mati entah karena capek atau stress. Ada yang masih hidup. Sebisa mungkin kepala mereka diarahkan ke laut, dan blow hole jangan tertutup air dan pasir,” tutur Yunus.
(Paling Kanan), M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D., salah satu dosen yang mendampingi tim FKH UNAIR yang mengevakuasi paus pilot di Probolinggo. (Foto: UNAIR NEWS) Dalam prosesnya, tim gabungan mengevakuasi paus sampai pukul satu malam. “Sampai nyemplung ke laut. Kasihan paus itu. Ada yang nyantol ke akar mangrove. Bayangkan, mamalia sebesar itu nyantol dan ada bagian tubuhnya yang terluka. Tapi kita lakukan evakuasi, karena kalau air laut surut bisa lebih susah
lagi prosesnya,” imbuh Yunus. Namun, karena malam sudah semakin larut dan air kian surut, satu ekor paus terdampar baru bisa diselamatkan pada Kamis pagi. Dari sembilan ekor paus yang sudah mati, para tim ahli langsung melakukan nekropsi. Selain melakukan evakuasi, tim FKH UNAIR juga melakukan penelitian terhadap paus terdampar. “Selain untuk penelitian dan aspek medis, sekaligus sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa. Saat ini, sudah ada empat sampel paus yang sudah dinekropsi karena keterbatasan alat. Kita harus menyesuaikan keadaan setempat dan keadaan hewan,” ujar Yunus. Berikutnya, akan ada pengujian sampel dari sisi patologi, parasit, dan serangkaian uji lainnya. Dari situ dapat terlihat, faktor-faktor yang membawa paus terdampar di perairan Probolinggo. “Ada banyak prediksi. Ada pasang rob yang tidak beraturan di wilayah Samudera Hindia dan membuat dia kebingungan. Kedua, rob ini membawa makanannya paus ke perairan dangkal, sehingga paus ini memburu sumber makanan. Ketiga, dia menghindar dari predator seperti Paus Orca. Keempat, dia bermigrasi dari suhu ekstrim ke suhu hangat,” tutur Yunus. Meskipun sebanyak 9 ekor paus itu ditemukan mati akibat terdampar, Yunus mengatakan jumlah tersebut tergolong sedikit daripada mamalia-mamalia laut lainnya yang pernah terdampar. Hal ini juga berkat kerjasama tim gabungan, sehingga proses evakuasi yang berjalan cepat. Salah satu mahasiswa FKH UNAIR yang turut mengevakuasi paus, Ma’ruf, mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman menarik baginya. “Hal ini merupakan salah satu aktivitas learning by doing karena langsung mengobservasi dan mengevakuasi satwa liar air,” ujar ketua kelompok minat dan profesi veteriner pet and wild animal tersebut.(*) Penulis: Defrina Sukma S.
Editor : Dilan Salsabila
Sebanyak 192 Proposal PKM Ikuti Monev Eksternal di UNAIR UNAIR NEWS – Selama tiga hari sejak Rabu (15/6) hingga Jum’at (17/6) ini Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga mempunyai ”gawe” yang relatif meriah. Selama itulah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Monev ini dilaksanakan di Ruang Sidang A, B dan C, di Gedung Rektorat UNAIR, Kamnpus C Jl. Mulyorejo Surabaya. Menurut Dr. E. Bimo Aksono, drh., M.Kes., Salah satu koordinator Pembina PKM Universitas Airlangga, UNAIR ditunjuk sebagai tuan rumah Monev exsternal ini karena terdapat banyak proposal PKM UNAIR yang meraih pendanaan dari Ditjen Dikti, jumlahnya mencapai 167 proposal. Kemudian selain dari UNAIR juga terdapat 25 proposal dari PKM mahasiswa perguruan tinggi lain yang ikut Monev di UNAIR, yaitu dari STIE Perbanas, Universitas Pembangunan Nasional (UPN), dan Universitas Surabaya (Ubaya). Sehingga totalnya mencapai 192 proposal PKM. Dalam kegiatan ini Dirjen Dikti juga menugaskan tiga orang interviewer yang melakukan monev di UNAIR yaitu Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ngadiwiyana, S.Si., M.Si, dari Universitas
Diponegoro (Semarang), dan Dr. Ir. Budi Hariono, M.Si., dari Politeknik Jember. Proposal PKM yang dilakukan monev meliputi empat bidang, yaitu PKM bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE), PKM bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH), PKM bidang Kewirausahaan (PKM-K), PKM bidang Karsa Cipta (PKM-KC), dan PKM bidang Teknologi (PKM-T). Beberapa dosen pembimbing PKM juga ikut hadir untuk mendampingi mahasiswa bimbingannya.
Tim Garuda Sakti UNAIR aktif membantu pelaksanaan Monev eksternal, tampak suasana diluar ruang monitoring. (Foto: Bambang Bes) “Karena banyaknya tim PKM yang harus di-monev, sedang waktunya hanya tiga hari oleh tiga orang reviewer, jadi pelaksanaan monev di UNAIR ini sampai pukul 20.00 WIB,” kata Bimo, yang juga Sekretaris Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR ini. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan petugas juga dibantu oleh Airlangga Sakti, yaitu lembaga mahasiswa di UNAIR yang membantu menangani masalah PKM dan kegiatan lain di tingkat mahasiswa.
“Alhamdulillah pelaksanaan monev eksternal ini lancar-lancar saja, sebab kepada peserta monev juga sudah dijadwal, sehingga sudah bisa mengantisipasi sebelumnya,” kata Moch. Yazid Abdul Z.A., mahasiswa Fakultas Vokasi, yang juga pengurus Airlangga Sakti. (*) Penulis : Bambang Bes
Rangkuman Berita UNAIR Media Hari Ini (16/6)
di
Cegah Joki, UNAIR Gelar Sayembara Pendaftaran jalur Mandiri UNAIR akan dibuka mulai tanggal 13 Juni-14 Juli 2016 mendatang. Seleksi ini tentu akan dimanfaatkan oleh lulusan SMA yang berkeinginan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Jalur mandiri merupakan jalur terakhir untuk bisa diterima di UNAIR, setelah jalur SBMPTN dan SNMPTN. Tidak mengherankan jika banyak pihak yang melakukan berbagai cara untuk bisa masuk ke UNAIR. Salah satunya dengan cara curang sekalipun. Merebaknya isu calo penerimaan mahasiswa baru, direspon Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh Nasih. Dalam hal ini rektor membuka sayembara berhadiah untuk mencegah praktik perjokian. UNAIR akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang menginformasikan atau menemukan calo dalam penerimaan mahasiswa baru UNAIR. Nominalnya akan menyesuaikan hasil tangkapan, sesuai dengan imbalan yang diberikan pada praktik percaloan. Jika ada calo yang dilaporkan ke pihak UNAIR, maka akan langsung diproses secara hukum. Sindo, 16 Juni 2016 halaman 13, Surya, 16 Juni 2016 halaman 18, Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 28, Radar, 16 Juni 2016
halaman 1 Inovasi Benang Jahit Bedah dari Kulit Jeruk karya Mahasiswa Unair Empat mahasiswa UNAIR, Karina Dwi Saraswati, Inas Fatimah, Rahma Ajeng, dan Evelyn Anggraini berhasil melahirkan inovasi baru, yaitu mengolah kulit jeruk menjadi benang jahit bedah. Dalam pembuatan benang jahit, ada penambahan zat pereaksi kulit jeruk (Citrus paradisi) dengan tujuan mencegah pertumbuhan bakteri Staphilococcus aureus yang muncul pada luka. Pada percobaan tersebut, empat mahasiswa UNAIR memanfaatkan kulit jeruk pacitan atau baby orange. Fadila dan tiga rekannya memberi judul inovasinya Paduan PLGA-Kolagen dengan Aksi Anti Bakteri Citrus Paradisi sebagai Benang Jahit Bedah Absorbable. Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 28 Menorraghia tak Lagi Wajar Menorraghia
adalah
keluarnya
darah
menstruasi
secara
berlebihan atau dalam jumlah yang terlalu banyak. Sewajarnya, darah haid adalah 25-80 ml per hari. Jangka waktunya adalah dua hingga delapan hari dari siklus menstruasi 21-35 hari. Menurut dokter spesialis kandungan RSUD dr Soeomo dr Hari Nugroho SpOG yang juga alumn FK UNAIR, menstruasi harus pas. Jika kurang atau lebih, maka harus dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut bisa dimulai dengan mengamati kondisi vagina dan leher rahim. Selanjutnya bisa dibantu USG untuk mengobservasi organ bagian dalam. Ada beberapa kondisi yang bisa memunculkan menorraghia antara lain kelainan hormon endokrin, anouvuasi, sindrom polikistik ovarium, maupun efek samping pemakaian IUD. Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 36 Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Nuri Hermawan
Direktur Perum PERURI Bagi Ilmu Lewat Tiga Buku UNAIR NEWS – Tiga buku karya Dr. Prasetio di bedah oleh tiga panelis dari bidang yang berbeda. Dipandu oleh moderator, Dr. Ahmad Kholis Hamzah, panelis pertama, Agus Widyantoro, S.H., MH dari Fakultas Hukum UNAIR, dalam membedah buku “Dilema BUMN” menuturkan bahwa, penyebab terjadinya sebuah dilema karena adanya sikap ambigu negara dalam mengambil kebijakan, selian itu Penegakan hukum melalui pengadilan banginya lebih fokus kepada kerugian yang diderita BUMN dari pada terhadap proses pengambilan keputusan bisnis. “Pemikiran saya pada hakikatnya linier dengan pemikiran Dr. Prasetio yang tertuang dalam bukunya tersebut, bahwa perjuangan kedepan adalah bagaimana mendudukkan BUMN pada kittahnya sebagai unit bisnis, bukan lembaga birokratis,” tegasnya. Panelis kedua, yakni Dr. Gancar C. Premananto, M.Si. Ketua Program Studi Magister Manajemen UNAIR tersebut membuka bedah buku yang berjudul “It Goes Without Saying” dengan kata Minggat. Baginya buku tersebut menunjukkan dunia Manajemen Risiko (RM) yang merupakan SAHABAT penting bagi perusahaan dan bukan MUSUH. Selain menuturkan beragam hikmah dalam buku tersebut, Gancar juga menganjurkan bagi para akademisi yang ke depan ingin menjadi pemimpin sebuah institusi. “Buku ini layak baca untuk para pemimpin di berbagai institusi dan calon pemimpin masa depan tentang bagaimana pengelolaan institusi yang menyeimbangkan pertumbuhan dan kehati-hatian secara berkelanjutan,” tandasnya. Panelis terakhir yang membedah buku “Out of Comfort Zone”,
yakni Dr. Falih Suaedi, M.Si., selaku Dekan FISIP UNAIR. Dalam hal ini Falih lebih menyoroti banyaknya perusahan yang dikekang oleh pemerintah, baginya hal ini yang membuat sebuah perusahaan tersebut sulit berkembang. Di akhir acara, Dr. Prasetio memberikan kata penutup bahwa dengan disiplin dan memiliki sikap yang patuh, segala cita-cita yang dinginkan akan bisa diraih. “Kita sebenarnya bisa disiplin kok, apalagi ini bulan latihan untuk hal itu, kalian ini adalah generasi yang ditunggu bangsa untuk memberi manfaat dan inspirasi,” pungkasnya mengakhiri. (*) Penulis
: Nuri Hermawan
Penyelenggara Tes Potensi Akademik, Psikologi UNAIR Tolak Adakan Pelatihan UNAIR NEWS – Dalam proses penerimaan calon siswa-siswi SMP dan SMA, Dinas Pendidikan Surabaya melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu menggunakan Tes Potensi Akademik (TPA) dalam proses seleksinya. Dikutip dari situs www.ppdbsurabaya.net, beragam soal diajukan kepada calon siswa dalam TPA ini, diantaranya meliputi tes kemampuan berfikir, kemampuan pemahaman, dan kemampuan penalaran yang dianggap penting untuk kesuksesan siswa dalam pendidikan formal di sekolah. Selama 3 tahun terakhir, Fakultas Psikologi (FPsi) UNAIR berkomitmen untuk menjalankan tugas sebagai penyusun dan penyelenggara Tes Potensi Akademik (TPA). Begitu juga pada
tahun 2016 ini, FPsi masih dipercaya sebagai pelaksana tugas tersebut. Namun dengan ditetapkannya FPsi UNAIR sebagai penyelenggara, banyak isu yang berkembang di masyarakat terkait pengadaan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan TPA tersebut. Selaku Humas TPA 2016, Margaretha, S.Psi., P.G.Dip.Psych., M.Sc, mengatakan bahwa pihak FPsi tidak memiliki kerjasama dengan pihak lain dalam pembuatan soal-soal Try Out tersebut. “Fakultas Psikologi Universitas Airlangga berkomitmen untuk menjalankan tugas yang telah dipercayakan ini, dan tidak pernah melakukan atau menyediakan latihan TPA dalam bentuk apapun,” terang Margaretha. “Kami juga tidak pernah bekerjasama dengan pihak lain untuk membuat try-out TPA,” imbuhnya. Untuk mengatasi isu yang berkembang di masyarakat, Margaretha menegaskan, jika ada pihak yang menyediakan sebuah latihan TPA, maka hal tersebut bukanlah atas nama UNAIR. “Perlu dipahami, jika anda berhadapan dengan orang yang menyediakan layanan latihan TPA, maka sudah pasti bukan bagian penyelenggaraan kerja dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga,” himbaunya. “Jika memang pihak luar mengadakan pelatihan, maka telah kita sepakati untuk diadakan diluar kawasan UNAIR” imbuhnya. Senada dengan Margaretha, Rektor UNAIR, Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, berharap agar pihak penyelenggara pelatihan tersebut dapat menyampaikan informasi tersebut kepada para peserta latihan TPA. “Kami meminta lembaga bimbingan yang terkait, untuk menginformasikan kepada para peserta dan khususnya kepada para orangtua peserta, bahwa kegiatan try out tersebut tidak ada hubungannya dengan UNAIR,” serunya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan
UNAIR Kampus Pertama Jujukan Perum PERURI Goes to Campus UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menjadi kampus pertama yang menjadi jujukan kegiatan Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) Goes to Campus. Acara yang merupakan bagian dari program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) dan peduli pendidikan tersebut diselenggarakan di Aula Garuda Mukti, Rabu (15/6). Dalam sambutannya, Direktur Utama Perum PERURI Dr. Prasetio menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari langkah PERURI untuk ikut serta mencerdaskan bangsa. Selain itu, alumnus Akuntansi UNAIR tersebut menegaskan, kegiatan Perum PERURI Goes to Campus diadakan untuk mengambil nilai serta pelajaran dari tiga buku karyanya yang dibedah pada hari itu. “Selain temu kangen dengan almamater saya, UNAIR memang kampus pertama yang kami tuju. Besar harapan saya, kegiatan ini bisa bisa memberikan manfaat lebih kepada semua akademisi yang hadir,” jelasnya. Pria kelahiran Surabaya, 23 November 1960 tersebut juga menjelaskan, ketiga buku yang ia tulis merupakan catatan selama menjadi eksekutif dalam perusahaan yang dipegang. Buku pertamanya yang berjudul “Dilema BUMN”, berisi kumpulan catatan dalam mengambil keputusan. Pada buku yang kedua berjudul “It Goes Without Saying” berisi tentang kedisiplinan terhadap proses, sedangkan buku yang ketiga berjudul “Out of Comfort Zone” lebih mengarah pada pengembangan strategi. “Saya mulai berfikir bahwa sejak masuk ke dunia Badan Usaha Milik Negara (BUMN), saya mulai catat segala kebijakan yang saya ambil. Ini antisipasi jika ada panggilan sewaktu-waktu
jadi catatan ini bisa membantu saya,” tutur Prasetio. Acara yang dihadiri oleh jajaran pimpinan UNAIR, perwakilan Ikatan Alumni (IKA), dan mahasiswa jenjang S-1 dan S-2 tersebut juga dihadiri oleh Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Dalam sambutannya, rektor menuturkan kunjungan Perum PERURI ke UNAIR untuk talkshow dan bedah buku merupakan kegiatan yang sudah menjadi iklim akademik di UNAIR. Prof. Nasih juga menyinggung bahwa pelaksanaan kegiatan yang bertepatan di Bulan Suci Ramadhan ini merupakan bagian yang istimewa, mengingat di dalam buku yang dibedah juga terdapat catatan mengenai momentum Ramadhan dan Idul Fitri. “Dalam buku tersebut juga sedikit diulas mengenai Ramadhan sebagai bulan introspeksi, dan Idul Fitri sebagai semangat melayani dan perubahan,” jelasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut juga menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut harapannya bisa menjadi inspirasi bagi civitas akademika UNAIR, baik dosen ataupun mahasiswa. Baginya, jika direktur yang sibuk dengan segudang urusan bisa menerbitkan buku, dosen pun diharapkan bisa melakukan hal lebih. “Jika yang bukan dosen bisa menerbitkan buku, apalagi kita. Harusnya bisa terus berkarya, karena sebaik-baik warisan bagi akademisi adalah buku,” tegas Nasih. Penulis : Nuri Hermawan Editor : Binti Q. Masruroh
Empat Kampus Spanyol Jajaki Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kian mewujudkan internasionalisasi. Kali ini, Sekretaris International Office and Partnership (IOP) Margaretha, M.Sc, dan pimpinan fakultas menerima enam delegasi ‘Alliances 4 Universities’ (A4U) perguruan tinggi di Spanyol. Bertempat di Ruang Sidang Pleno Kahuripan, kedua belah pihak membicarakan kemungkinan kerjasama yang bisa dijalin di bidang riset dan mobilitas akademik, pada Kamis (16/6). Keenam delegasi asal Spanyol itu adalah Marius Martinez (wakil rektor yang membidangi kerjasama internasional di Universitas Otonom Barcelona), Marta Vilalta (Direktur Urusan Internasional Universitas Otonom Barcelona), Irene Martin (Direktur Urusan Internasional Universitas Otonomi Madrid), Matilde Sanchez (wakil rektor yang membidangi kerjasama internasional di Universitas Carlos III Madrid), Josep Ferre (wakil rektor yang membidangi kerjasama internasional di Universitas Pompeu Fabra Barcelona), dan Marc Payola (koordinator rombongan). Pertemuan diawali dengan pengenalan masing-masing delegasi dan fakultas. Setiap delegasi bercerita tentang keberadaan departemen dan prodi, riset unggulan, aktivitas pertukaran mahasiswa dan staf, serta kolaborasi kerjasama yang dijalin dengan pihak lain. Dari perbincangan tersebut, pihak UNAIR antusias dengan mobilitas akademik, yakni pertukaran mahasiswa dari UNAIR ke pihak A4U, dan sebaliknya. Perwakilan dari Fakultas Hukum UNAIR Adhi Riady, LL.M, mengatakan pihaknya tertarik menjalin kerjasama bidang mobilitas akademik dalam skema program Erasmus Mundus. Begitu pula dengan perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, Nisful Laila, S.E., M.Comm.
Menanggapi permintaan tersebut, Ferrer mengatakan pihaknya terbuka dengan kegiatan mobilitas akademik. “Kami senang dengan tawaran mobilitas akademik, karena kami juga memiliki mata kuliah yang diajarkan dalam Bahasa Inggris, ada mobilitas akademik, dan program gelar ganda. Ini merupakan kesempatan yang bagus,” tutur wakil rektor urusan kerjasama internasional Universitas Pompeu Fabra.
Delegasi Alliances 4 Universities berfoto bersama delegasi Universitas Airlangga. (Foto: UNAIR NEWS) Delegasi asal Universitas Otonomi Madrid, Irene, mengatakan kunjungan pihak A4U ke Indonesia merupakan pertama kali. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka ekspansi kerjasama internasional. “Kami pikir, ada banyak mahasiswa yang ingin datang ke Spanyol, tapi tidak memiliki banyak informasi karena kita (Indonesia dan Spanyol, -red) tidak begitu memiliki hubungan sejarah. Dan, Indonesia merupakan salah satu negara yang menarik untuk dikunjungi,” tutur Irene. “UNAIR adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, itulah mengapa kami datang kemari (UNAIR),” imbuh Irene.
Menurut Irene, dalam diskusi yang berlangsung sekitar satu jam itu, kedua belah pihak menemukan banyak potensi kemungkinan kerjasama, seperti pertukaran mahasiswa dan pengajar fakultas, program joint degree, gelar ganda, dan riset. Namun, pihaknya ingin agar program itu dilaksanakan setelah kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman antara universitas dan universitas. Di bidang kolaborasi riset, Irene mengaku tertarik dengan penelitian bidang penyakit tropik. “Seperti yang disebutkan dalam forum tadi, salah satu prioritas UNAIR adalah penelitian penyakit tropik. Tapi kita juga tertarik dengan bidang-bidang lainnya, karena pihak A4U juga memiliki banyak departemen bagus di sana,” tutur Irene. (*) Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Nuri Hermawan