Peraih Empat Medali Emas di PON XIX Siap Berlaga di Asia Champion UNAIR NEWS – Muhammad Oky Andrianto berhasil menyabet empat emas sekaligus dalam PON XIX 2016 lalu. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini berhasil menduduki peringkat pertama di nomor pertandingan 10 kilometer (km) point to point, 15 km eliminasi, 10 km beregu team time trial, dan 5 km relay beregu. Sebanyak empat medali emas yang ia sumbangkan untuk Jawa Timur ini tak lain berkat usaha dan ketekunan berlatihnya. Oky mengaku, ia telah berlatih selama kurun waktu dua tahun ini. Terkait persiapan, Oky mengikuti serangkaian latihan. Salah satunya, Oky mengikuti kompetisi uji coba di Jepang bulan Juni lalu untuk memantapkan mental, fisik dan teknik permainan. Ditanya soal motivasi, mahasiswa FH UNAIR ini sudah ingin mengikuti PON sejak ia masih kecil. “Saya sudah dari kecil memang pengin banget ikutan PON, dan dapat medali. Pertama kali ikut PON tahun 2008, ada senior saya Regi Yumasuti dapat empat emas. Dari situ, saya sudah pengin banget untuk dapat empat emas. Waktu 2012 lalu, aku dapat satu emas dan satu perak. Alhamdulillah, tahun 2016 ini baru terwujud dapat empat emas,” ujar Oky. “Dari awal memang sudah termotivasi dapat emas, tapi saya tidak terlalu nafsu. Saya tetap usaha dan saya serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alhamdulillah sudah tercapai.” Kini, Oky pun tengah mempersiapkan dirinya untuk mengikuti ajang bergengsi internasional yaitu “The 17 th Asian Roller Skating Championship” di Cina, bulan November mendatang. Saat ini, ia lebih banyak berlatih di Pemusatan Latihan Daerah
(PUSLATDA) Jatim didampingi sang pelatih. Oky berharap, keikutsertaannya dalam kompetisi tersebut bisa menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Ia pun berharap, posisi peringkatnya bisa lebih baik dari sebelumnya yakni peringkat keempat. Ditanya mengenai kendala, Oky sempat mengalami kendala dalam mengikuti perkuliahan. Oky tertinggal beberapa mata kuliah karena persiapan di PON XIX lalu.“Perlombaan Asian Champion besok itu pas waktu ujian tengah semester. Semoga saja ijinnya nanti tidak terlalu sulit dan saya masih bisa tetap bertanding,” harap Okky. Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
Mahasiswa FST Budidaya Hidroponik Bersama Siswa MTs Amanatul Ummah UNAIR NEWS – Mahasiswa S2 Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR M. Hamzah Solim melakukan kegiatan budidaya hidroponik bersama para siswa-siswi MTs Amanatul Ummah Mojokerto, Jumat (7/10). Mereka memanfaatkan lahan produktif di sekitar sekolah. Lahan tersebut berada pada sebuah teras di ruangan lantai 2 yang sudah tidak digunakan lagi. Teknik hidroponik dipilih karena para siswa ingin mempraktekkan sendiri cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, tetapi dengan media air yang diberi pupuk cair hidroponik. Hasilnya, berupa sayuran organik tanpa pestisida.
“Memang para siswa kita latih untuk mandiri dalam hal bercocok tanam, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang dipelajari saat dikelas”, tutur M. Hamzah Solim. Mahasiswa asal Medan itu mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak agar lebih kreatif dalam memanfaatkan botol-botol bekas dan mampu mengoptimalkan lingkungan di tempat tinggalnya kelak. “Senang rasanya bisa nanam kangkung cuma sebulan, dan bisa panen langsung bareng teman-teman,” tutur Ifa, salah satu siswa kelas 9D. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian para siswa dalam memanfaatkan barang- barang bekas dan tempattempat yang nonproduktif. Selain itu, mereka bisa langsung mempraktekkan ilmu yang sudah didapatnya saat di kelas. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Dua Peselam UNAIR Raih Emas pada PON XIX UNAIR NEWS – Janis Rosalitas Supriyanto atlet selam yang mewakili Jawa Timur pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX berhasil membawa pulang tiga emas di cabang olahraga selam. Janis menyabet emas di nomor pertandingan 100 meter surface putri, 200 meter surface putri, dan 4 x 100 estafet bifin Putri. Perlombaan digelar di kolam renang Catherine Surya, Kota Cirebon, Minggu (18/9). Yang lebih membanggakan, Janis berhasil memecahkan rekor baru di nomor 100 meter surface putri dan 200 meter surface putri dengan catatan waktu
40,35 detik, dan 1 menit 31,24 detik. Mahasiswa yang menempuh Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga ini mengatakan, dirinya sudah gemar dengan olahraga renang sejak usia 7 tahun. Karena kegemarannya itu, ia tergabung di salah satu klub renang di Surabaya. “Baru umur 10 tahun aku pindah dari renang ke selam atau finswimming itu,” ujar Janis bercerita mengenai kegemarannya dengan olahraga renang dan selam sejak masih kecil. Masih dalam cabang olahraga yang sama, Dio Novandra Wibawa mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UNAIR juga berhasil mengalungi satu emas di nomor pertandingan 100 meter surface putra dan satu perak di nomor pertandingan surface putra untuk Jawa Timur. Dio, panggilan akrabnya, mencatat waktu di nomor pertandingan 100 Meter Surface dengan 37,72 detik. Sedangkan di nomor pertandingan 200 meter surface mencatat waktu 1.29 detik. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh UNAIR NEWS, juara umum untuk cabang olahraga selam diraih oleh Jawa Timur dengan perolehan Medali 11 emas, 9 perak, dan 5 perunggu. (*) Penulis : Faridah Hariani Editor
: Binti Q. Masruroh
Kalahkan Lawan Senior Kempo, Atlet UNAIR Sabet Perunggu
pada PON XIX UNAIR NEWS – Meraih prestasi merupakan suatu kebanggaan. Itulah yang kini tengah dirasakan oleh Ilham Nauval, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Ia berhasil menyabet medali perunggu pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat. Ilham berhasil meraih medali perunggu pada cabang olahraga kempo. Ilham tak pernah menyangka dirinya berhasil menyumbangkan jumlah medali perak untuk Provinsi Jawa Timur. “Yang pasti seneng banget. Nggak nyangka. Apalagi dari cabang olahraga (cabor) kempo. Aku satu-satunya yang dapat medali dari Jatim,” tutur Ilham. PON XIX Jabar lalu merupakan kesempatan pertama bagi Ilham untuk turut serta. Pada saat pertandingan berlangsung, Ilham tak menampik bahwa ia menghadapi lawan tanding yang telah memiliki sederet pengalaman bertanding. “Saat bertanding yang pasti aku deg-degan banget, secara ini PON pertama kali. Apalagi musuh di kelas saya itu banyak orang lama. Maksudnya, orang yang sudah beberapa kali iku PON bahkan SEA (South East Asian) Games. Juara PON sebelumnya juga ikutan,” tutur ilham.
Ilham Nauval (dua dari kanan) berhasil memperoleh medali perunggu di ajang PON XIX Jabar. (Foto: Istimewa) Meski demikian, Ilham tetap optimis dan percaya dengan kemampuan dirinya. Rasa optimisme dan percaya diri saat bertanding itulah yang berhasil mengantarkan dirinya menyabet perunggu dan mempersembahkannya untuk Jatim. Ditanya soal persiapan, Ilham mengaku telah melakukan persiapan diri selama dua tahun. Intensitas latihan itu ia tingkatkan ketika mendekati ajang PON dalam kurun waktu setahun terakhir. “Pastinya saya mempersiapkan fisik, teknik, dan mental. Ketiganya harus saling mendukung,” tutur Ilham yang menaklukkan lawannya di Sasana Budaya Ganesha, Jabar. (*) Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh
Mahasiswa FEB Bawa Pulang Emas pada PON Cabang Olahraga Menembak UNAIR NEWS – Salah Satu atlet kebanggan Jawa Timur di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Cabang Olahraga Menembak yaitu Whidda Andria Ristyanto. Whidda berhasil membawa pulang emas pada pertandingan yang berlangsung di lapangan tembak Cisangkan, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Whidda merupakan mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga angkatan 2014. Ia berhasil menaklukan kontingen dari Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan di partai final di nomor pertandingan 10 meter air pistol standart team. Perolehan skor yang ia dapat mencapai 1654.
Whidda sedang membidikkan pistol ke arah sasaran di partai final di nomor pertandingan 10 meter air pistol standart team pada kejuaraan PON XIX (Foto: Istimewa) Perolehan emas yang ia raih tak lepas dari perjuangan yang ia lakukan sebelum pertandingan diselenggarakan. “Waktu latihan pra pertandingan di Jakarta, sempat senjata saya rusak. Tapi Alhamdulillah bisa segera di perbaiki dan saya gunakan saat pertandingan tanpa kendala lagi,” ujar
Whidda dihubungi UNAIR NEWS Jumat (30/9). Whidda mengaku, persiapan dirinya mengikuti PON XIX sudah ia lakukan setahun yang lalu sejak ia mengikuti Kejuaraan Nasional JABAR Open. Pada kejuaraan itu, ia berhasil meraih medali perak sehingga dapat masuk seleksi di pemusatan pelatihan daerah. Whidda sangat bersyukur dengan perolehan medali emas yang ia dapat pada PON XIX kali ini. Sebab kerja keras yang ia lakukan membuahkan hasil yang membanggakan, bukan hanya untuk dirinya namun juga keluarga, universitas, dan Jawa Timur khususnya. Ia juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, terutama orang tua dan pelatihnya. “Alhamdulillah bersyukur dan bahagia bisa membanggakan orang tua, guru, dosen, kawan-kawan, almamater, dan terutama bisa menyumbangkan emas untuk masyarakat jawa timur,” ungkapnya senang. (*) Penulis : Faridah Hariani Editor
: Binti Q. Masruroh
12 Mahasiswa UNAIR Bertanding dalam PON XIX Jawa Barat UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga memang memiliki segudang prestasi. Buktinya, ada sederet mahasiswa UNAIR yang berkesempatan untuk berlaga pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX. Hal tersebut diungkapkan oleh Deni Yasmara, M.Kep, selaku Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan, Universitas Airlangga.
“Beberapa atlet PON dari beberapa cabang olahraga berasal dari Universitas Airlangga mereka juga tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa di UNAIR” ujar Deny. Ajang PON XIX rencananya akan digelar di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 17 – 29 September. Pada PON XIX, sebanyak 44 cabang olahraga (cabor) dengan total nomor pertandingan, dan peserta memperebutkan 756 medali emas, 756 medali perak, dan 954 medali perunggu. Sebelum berlaga pada ajang PON XIX, para peserta telah mempersiapkan dan menempa diri mereka dengan berbagai latihan. Lama dan lokasi persiapan bergantung cabor dan perwakilan wilayah masing-masing. Samudra Anggra Dwi, salah satu anggota UKM Basket UNAIR yang akan berkompetisi pada PON mendatang, mengatakan bahwa proses seleksi tim basket di Kalimantan Timur sudah dimulai sejak tahun 2014.
Atlet perenang UNAIR Ghazy Asyraf Chrisna yang
akan berlaga di PON XIX. (Sumber: Istimewa) “Untuk persiapan PON sendiri sudah dilakukan Oktober 2015 sampai Februari 2016 bulan lalu. kami persiapannya masih disini (Surabaya), latian di kampus bareng sama yang lain. Kebetulan waktu itu kami juga ada pertandingan LIMA (Liga Mahasiswa) bela UNAIR, jadi sekalian latihan buat PON” ujar Samudra. Sama halnya dengan Samudra, Aditya Aulia Rahman mahasiwa Fakultas Psikologi yang juga anggota dari UKM Softball UNAIR ini juga mempersiapkan dirinya untuk PON XIX dari jauh hari tepatnya sejak Januari 2016 lalu. Aditya mengikuti kompetisi di cabor softball mewakili Jawa Timur. “Harapan untuk PON tahun ini bisa memberikan yang terbaik untuk Jawa Timur dan bisa mendapatkan target yaitu medali emas” ujar Aditya. Selamat berjuang, ya! Berikut nama-nama atlet UNAIR yang berlaga pada PON XIX: Tim Basket Putri Jawa Timur: Annisa Widyarni (FISIP/2013) Tim Basket Putra Jawa Timur: Komang Septian (Fakultas Vokasi/2013) Tim Basket Putra Kalimantan Timur: Samudra Anggra Dwi (Fakultas Vokasi/2013) Vanodya Talatov (Fakultas Vokasi/2015) M. Zulhiyana Akbar (FISIP/2012) Tim Renang Putra Jawa Timur: Ghazy Asyraf Chrisna (FEB/2014) Tim Baseball Jawa Timur: Widiananto Nanda Prasetya (FH/2015)
Tim Softball Putra Jawa Timur Aditya Aulia Rahman (Psikologi/2012) Tim Softball Putri Kalimantan Timur: Desy Anwar Kusumawardhani (Keperawatan/2014) Tim Kempo Putra Jawa Timur: M. Ilham Naufal (FEB/2012) Tim Panahan Jawa Timur: Tiara Sakti R (FISIP/2015) Della Adisty Handayani (FEB/2015) Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S.
Borong Medali di Kejuaraan Internasional, UKM Panahan UNAIR Siap Berlaga di PON UNAIR NEWS – Bagi masyarakat Indonesia, olahraga panahan atau memanah memang masih kalah populer dibandingkan olahraga sepakbola di kalangan masyarakat. Tapi siapa sangka olahraga panahan menjadi sebuah ladang prestasi besar untuk Universitas Airlangga (UNAIR). Kali ini, UKM Panahan UNAIR kembali menorehkan prestasi di ajang Surabaya Archery Open Tournament 5th 2016 yang diadakan pada 21 – 29 Mei 2016 di Lapangan Koni Surabaya. Sedikitnya, 10 orang mahasiswa panahan dari UKM Panahan diturunkan di tiga kategori yaitu Compund, Recurve dan Nasional. Beberapa diantara mahasiswa panahan dari UKM UNAIR yaitu Yoke
Rizaldi (FIB), Garincha Didi Nugroho (FST), Irvaldi Ananda Putra (FISIP), Tiara Sakti Ramadhani (FISIP), dan Dellie Threesyadinda. Mereka membawa pulang medali paling banyak di kategori Compund, “UKM Panahan UNAIR berhasil membawa pulang 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Sedangkan di regu Recurve¸kami meraih 1 perunggu,” ujar Tiara Sakti Ramadhani, saat di wawancarai di Radio Unair Selain meraih berbagai medali, ajang Surabaya Archery Open Tournament 5 th 2016 ini sekaligus menjadi ajang bagi para mahasiswa UKM Panahan UNAIR untuk simulasi event berikutnya, yaitu PON IXX 2016. Pasalnya, beberapa mahasiswa UKM Panahan dari UNAIR, terpilih untuk mewakili Jawa Timur di ajang yang akan diadakan di Jawa Barat pada 17 – 29 September tersebut. Pemilihan ini berdasarkan track record prestasi dari UKM Panahan UNAIR, yang sudah menyabet banyak medali di berbagai kompetisi, baik tingkat nasional maupun Internasional. “Kompetisi ini juga sebagai ajang latihan untuk PON Olahraga Nasional) 2016 di mendatang,” jelas Tiara.
Jawa
Barat
saat
(Pekan
September
Untuk berlaga di ajang PON 2016 ini, mereka harus berlatih secara rutin dan menjalani karantina (pelatihan terpusat) di Asrama Atlet KONI sejak Januari lalu. Mereka juga dilatih langsung oleh Lilies Handayani, seorang atlet panahan putri senior, yang pernah menyabet medali pertama di Olimpiade Seoul bersama dua rekannya, Kusuma dan Yana, pada tahun 1988. “Untuk target pribadi di PON 2016, saya menargetkan tiga emas di kategori perorangan, aduan beregu dan mix-team,” harap Tiara Sebelum ajang PON 2016 dimulai, Tiara dan juga rekannya Della Adisty Handayani terlebih dahulu berlaga untuk mewakili Universitas Airlangga di ajang ASEAN University Games ke 18.
Ajang yang akan diadakan di Singapura tersebut akan dihelat pada 10-19 Juli mendatang. (*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
Hobi Berkuda Sejak Kecil, Mahasiswa Komunikasi UNAIR Wakili Jatim di PON Jabar UNAIR NEWS – Tak banyak yang tahu, olahraga berkuda ternyata memiliki banyak sekali manfaat, selain menyehatkan badan, berkuda juga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk terapi bagi penyandang Autis (gangguan otak penyebab sulit bersosial). Hal tersebut dikemukakan oleh Zahlul Yussar, mahasiswa Ilmu Komunikasi (Ilkom) UNAIR angkatan 2014, yang memiliki hobi berkuda sejak kecil. “Untuk alternatif bagi Autis itu bisa diterapi dengan berkuda, terus sehat di badan. Yang terpenting adalah berkuda merupakan salah satu sunnah rasul,” tuturnya. Namun hobi berkuda bukan merupakan kegemaran yang umum. Tak banyak orang yang mengenal dan melakukan aktifitas berkuda, hal tersebut tak terlepas dari banyaknya pemikiran orang yang menganggap bahwa berkuda merupakan olahraga yang hanya bisa diikuti oleh orang yang mampu, pasalnya berkuda dianggap membutuhkan biaya yang mahal. “Banyak orang yang beranggapan kalau berkuda itu butuh biaya yang mahal, padahal tidak,” tegas mahasiswa yang akran disapa Zahlul.
Demi menghilangkan paradigma masyarakat tersebut, Zahlul mendirikan sebuah kursus berkuda bernama “Ameg Stable Equestrian” di kawasan Balungdowo, Sidoarjo pada tahun 2015. Selain biaya pendaftaran yang terjangkau, pihaknya juga menyiapkan seluruh perlengkapan untuk berkuda bagi member yang sudah terdaftar, mulai dari sepatu khusus, pelindung kepala, dan lima ekor kuda milik Zahlul yang disediakan bagi member yang terdaftar. Kini, kursus kuda miliknya itu sudah memiliki anggota tetap berjumlah enam orang. “Sudah kita siapkan semua fasilitasnya untuk berkuda, biar masyarakat tau kalo berkuda itu ternyata tidak membutuhkan biaya yang mahal,” tandasnya. “Ada enam member, ada yang usia delapan tahun, ada juga yang 27 tahun. Dan kuda ini milik saya pribadi,” imbuhnya. Zahlul bercerita mengenai awal mula ia tertarik dengan hobi berkudanya. Awalnya ia hanya mencoba untuk menaiki ojek kuda atau yang biasa disebut dengan delman saat masih kecil. Karena sudah terlalu sering menaiki delman, akhirnya Zahlul tertarik untuk mengikuti sebuah kursus berkuda yang ada di Trawas, Mojokerto. “Saya sekolah kuda ke Trawas, setelah itu ke Rimel (Nama sekolah kuda,- red) yang ada di Taman Dayu, nah setelah itu saya semakin suka sama berkuda,” kenangnya. Setelah mulai mahir dalam berkuda, Zahlul berpikiran untuk mengikuti sebuah lomba internal yang pada akhirnya ia mendapatkan juara 3. Karena prestasi tersebut, Zahlul mendapatkan hadiah dari orangtuanya sebuah kuda pribadi. Lalu kuda tersebut ia gunakan untuk mengikuti kompetisi, hingga orang tuannya memberikan sebuah kuda lagi untuk hadiah lainnya. “Saya dihadiahi oleh papa saya seekor kuda betina, nah waktu dapat kuda itu kan dilatih terus, sampai bisa jadi kuda kompetisi dan akhirnya ikut kompetisi lagi, juara lagi,
dibelikan kuda lagi, sampai akhirnya papa sama saya berpikiran untuk membangun kursus kuda sendiri,” ujarnya.
Zahlul Yussar sedang berlatih dengan kuda pribadinya. (Foto: Istimewa) Wakil Jatim di PON 2016 Berbagai kompetisi pun telah diikuti oleh Zahlul, berbagai prestasi pun telah ia raih. Salah satunya yang paling bergensi adalah ketika ia menjuarai kompetisi Basarnas (Badan Search and Rescue Nasional) pada tahun 2014. “Karena sudah mulai ikut kompetisi sejak SMA, saya ikut kejuaraan lebih dari sepuluh kali. Kalau yang paling bergengsi ya di Basarnas emporium lomba nasional , pada tahun 2014 desember,” kenangnya. Pada tahun 2016, ia kembali mengikuti kejuaraan berkuda. Kali ini, ia mewakili Jawa Timur dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 yang akan dilaksanakan di Jawa Barat pada September mendatang. “Saya mewakili Jawa Timur ikut event berkuda kategori jumping
di PON yang diadakan di Bandung September nanti,” ujarnya. Banyak kendala dalam mempersiapkan kejuaraan yang diadakan sekali dalam empat tahun tersebut, salah satunya adalah sulitnya membagi waktu antara berlatih dan mengikuti jadwal kuliah. Pasalnya Zahlul masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi UNAIR semester 4. “Memang susah membagi waktu, karena masih kuliah. Kan latihan berkuda gak cuma sekali dua kali, kan harus rutin,” tegasnya. Sebagai mahasiswa sekaligus atlit junior yang menjadi perwakilan bagi Jatim, Zahlul juga mengaharapkan adanya dukungan dari pihak kampus. “Kampus seharusnya dapat memanfaatkan potensi-potensi mahasiswa yang juga sebagai atlit junior yang bisa sampai ke level internasional. Karena saya juga mengharapkan dukungan dari kampus,” pungkasnya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor: Nuri Hermawan
Seminar Ekoturisme “Conservation through Responsible Tourism”
Belajar dan Berprestasi, Kunci Lolos Seleksi Mahasiswa UNAIR UNAIR
NEWS
–
“Kuliah
di
UNAIR
cukup
menyenangkan
dan
menegangkan. Pesan saya, adik-adik sebaiknya memilih jurusan yang sesuai dengan hati nurani. Kalau sampai salah jurusan, kalian sendiri yang akan rugi,” tutur Abdullah, mahasiswa S-1 Sistem Informasi sekaligus alumnus Madrasah Aliyah Kanjeng Sepuh Gresik. Ungkapan tersebut disampaikan Abdullah bersama kawan-kawannya lulusan MA Kanjeng Sepuh yang berkuliah di UNAIR, di hadapan seratus MA Kanjeng Sepuh yang bertamu ke Universitas Airlangga, Rabu (27/9), di Aula Student Center Kampus C UNAIR. Kunjungan siswa jenjang sekolah menengah atas sederajat tersebut merupakan acara rutin yang digelar oleh Pusat Informasi dan Humas UNAIR. Dalam acara kunjungan, ratusan siswa dan perwakilan guru serta kepala sekolah mendapatkan pemaparan secara langsung dari staf PIH UNAIR Hedy Dyah Syahputri, S.Ikom., dan staf Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru Taufiq, M.Si. Pemaparan materi berlangsung menarik. Materi yang diberikan terkait informasi profil UNAIR dan proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNAIR. Para pelajar MA Kanjeng Sepuh juga cukup aktif dalam merespon dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan apik. Mereka ingin lebih banyak mengetahui tentang fasilitas hingga seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNAIR. “Bagaimana tentang fasilitas yang diberikan UNAIR terhadap anak penyandang cacat? Apakah jalur masuknya berbeda atau sama?” tanya salah satu siswa.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Hedy menerangkan bahwa kampus UNAIR sudah dilengkapi fasilitas yang responsif terhadap sivitas akademika yang mengalami disabilitas. “Contohnya, di Fakultas Kesehatan Masyarakat ada jalan yang dapat dilalui kursi roda,” tutur Hedy. Taufiq yang juga pengajar Fakultas Sains dan Teknologi menuturkan, proses pembelajaran di UNAIR tak menerapkan diskriminasi kepada siapapun. Hanya saja, untuk diterima di UNAIR, calon mahasiswa wajib memperhatikan persyaratan program studi-program tertentu. “Misalnya, di Fakultas Kedokteran. Untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa di sana tidak boleh memiliki buta warna. Di prodi S-1 Kebidanan, mereka tidak menerima mahasiswa lakilaki,” terang Taufiq. Pertanyaan lainnya yang muncul dari siswa MA Kanjeng Sepuh antara lain adalah batasan nilai minimum atau passing grade. “Apakah passing grade bisa dijadikan sebagai patokan untuk masuk UNAIR?,” tanya siswa. Menanggapi
itu,
Taufiq
berpesan
agar
siswa-siswa
tak
menjadikan batas nilai minimum sebagai acuan dalam memilih prodi di perguruan tinggi. Menurut Taufiq, siswa sebaiknya meningkatkan kualitas diri dengan belajar dan meraih prestasi jika ingin diterima di UNAIR. “Yang penting adik-adik belajar menerus,” pungkas Taufiq. Penulis: Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan
dan
berprestasi
terus