8
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA PROVINSI DKI JAKARTA MEDIA INFORMASI SEPUTAR KEGIATAN PON XIX 2016 / JAWA BARAT
Tim Redaksi Buletin PON XIX DKI Jakarta Pelindung
Raja Sapta Ervian
(Ketua Umum Koni DKI)
Penasehat
Hidayat Humaid
(Wakil Ketua Umum 1)
Djamhuron P Wibowo (Wakil Ketua Umum 2)
Penanggung Jawab Taufik Yudi Mulyanto Sri Sundari Budi Pramono
Pengarah
Tjetje Suparman Firmansyah Dlis Arie Sutopo Ali Muchtar Ngabalin
Pimpinan Redaksi Hari Bukhari
Wakil Pimpinan Redaksi Daryadi Gungde Ariwangsa
Staf Redaksi
Markon Piliang Tri Hertanto Kurniawan Unggung Dhewa Husni Yamin Eka Sunarya B Sugianto Jacky Amar
www.konidki.or.id
DARI REDAKSI
Teganya, Teganya …….
R
esiko juara akan selalu menjadi incaran lawan. Semua ingin menaklukkan sang juara. Berbagai cara dilakukan untuk menumbangkan pemegang gelar juara. Ada yang menempuhnya sesuai dengan aturan yang digariskan. Namun ada juga yang melenceng dari aturan. Bahkan bila ambisi untuk menaklukkan itu begitu besar maka bisa memunculkan berbagai cara. Tegasnya, menghalalkan segala cara. Karena itu pemegang gelar juara perlu selalu waspada. Dalam arti terus meningkatkan kemampuan agar tidak mampu dikejar dan ditaklukkan. Kemudian mengamati kekuatan dan taktik yang akan diterapkan lawan. Dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 yang berlangsung di Jawa Barat dari 17 – 29 September 2016 maka Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi incaran semua lawan. Maklum, Jakarta datang ke Jabar dengan predikat sebagai juara umum bertahan. Predikat membanggakan yang diraih empat tahun di daerah netral, Riau. Bidikan lawan untuk Jakarta datang dari berbagai daerah. Terutama Jabar dan Jawa Timur yang merupakan saingan berat Jakarta dalam perebutan gelar juara di setiap pelaksanaan PON. Sedangkan daerah yang tidak memiliki kekuatan untuk merebutan juara umum juga bersemangat untuk menalukkan Jakarta. Ada kebanggaan bila bisa mengalahkan Jakarta. Pada PON kali ini Jakarta mendapat tantangan paling besar dari Jabar. Sebagai tuan rumah, Jabar ingin menumbangkan Jakarta demi merealisasikan target merebut juara umum. Menjadikan Jabar Kahiji. Untuk itu Jabar sudah melakukan persiapan dengan keras. Termasuk memilih nomor-npomor pertandingan yang memberikan keuntungan sebagai tuan rumah. Suatu yang boleh dibilang wajar namun tidak terlalu wajar. Setelah PON berlangsung ada hal-hal yang kurang sedap diterapkan untuk menggulingkan Jakarta dari tahta juara umum. Berbagai aturan dibelokan. Wasit dipengaruhi sehingga tidak lagi bisa memberikan penilaian wajar. Kemudian intimidasi dilakukan terhadap atlet dan suporter Jakarta. Jakarta benar-benar teraniaya. Terakhir terjadi kasus yang begitu kuat untuk menghadang Jakarta di cabang renang indah. Aturan dibolak-balikkan sehingga Jakarta tidak bisa menampilkan atlet andalannya. Teraniayanya Jakarta juga terjadi di judo, karate, dansa, sepatu roda dan beberapa cabang olahraga lainnya. Berbagai permainan itu sampai semalam memang mampu membuat Jakarta tersendat untuk meraih posisi teratas klasemen perolehan medali. Memang dalam olahraga kalah menang itu soal biasa. Yang tidak biasa itu tentu cara untuk meraih kemenangan itu bila penuh dengan rekayasa. Teganya….teganya……. oh……. ***
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
SEKAPUR SIRIH Tetap Fokus Pada Target Awal
Firmansyah Wahid (Kadisorda DKI Jakarta)
P
ekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat sudah berjalan sembilan hari. Hampir setengah dari 756 set medali sudah terbagi ke berbagai kontingen. DKI Jakarta mengemas sekitar 60 medali emas ketika berita ini dibuat. Hasil tersebut memang belum seperti yang diharapkan. Dari segi peringkat, untuk sementara kontingen ibukota berada di peringkat 3 di bawah tuan rumah Jawa Barat dan Jawa Timur. Tapi itu tidak berarti kita kalah. Perburuan medali masih berlangsung di berbagai cabang olahraga, di antaranya ada yang menjadi lumbung emas DKI. Tapi sayang apa yang kita perkirakan tidak selalu menjadi kenyataan. Upaya tuan rumah yang melakukan berbagai kecurangan untuk memuluskan ambisinya menjadi juara umum telah merugikan banyak kontingen. Tak ayal, protes pun muncul dari berbagai daerah peserta. Di cabang beladiri seperti karate, judo, dan wushu boleh dibilang tidak ada yang berjalan mulus. Penilaian juri yang sangat subjektif telah mengundang kemarahan dari berbagai kontingen bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan kericuhan. Tapi kontingen DKI Jakarta tidak boleh lemah dengan kondisi tersebut. Sebagai kontingen besar yang sudah dipersiapkan dengan sempurna dalam pemusatan latihan daerah (Pelatda), DKI harus selalu masuk lapangan dengan kepala tegak. Tak ada
www.konidki.or.id
cerita takut, atau kalah sebelum bertanding. Bagi cabang olahraga yang baru memulai pertandingan atau yang belum, jangan ragu untuk bertarung habis-habisan. Jangan sampai pembinaan selama empat tahun dalam pelatda akan menjadi siasia hanya karena perlakuan tuan rumah yang tidak menjunjung tinggi sportivitas berolahraga. Lupakan apa yang sudah terjadi di berbagai venue pertandingan beladiri dan beberapa cabang olahraga yang merugikan kontingen DKI, dan tetap fokus pada target awal masing-masing cabang olahraga. Apa pun hasilnya itu soal nanti. Sebelum perburuan medali emas berakhir pada 29 September nanti, kontingen DKI Jakarta harus menjaga konsentrasi dalam setiap pertandingan. Dukungan terhadap cabang olahraga yang bertanding akan selalu diberikan dengan semangat kemenangan. Saya berpesan, apa pun yang dilakukan tuan rumah terhadap kontingen lain termasuk kontingen DKI, jangan menyurutkan semangat bertanding. Tentu saja sebagai kontingen yang selalu menjaga kehormatan, atlet DKI harus tetap menjunjung tinggi sportivitas dan fair play. Selamat bertanding !!!
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
RANGKUMAN
Atletik DKI Jakarta Langsung Menggebrak Dalam persaingan yang makin memanas antara Kontingen Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Jawa Timur di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, cabang olahraga atletik langsung menggebrak dalam hari pertama lomba di Stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor, Jabar, Kamis (22/9). Para atlet Jakarta mampu menyabet tiga dari delapan emas yang diperebutkan. Raihan itu juga dihiasi pemecahan rekor. Nadia Anggraini sukses meraih emas lompat tinggi. Atlet berusia 21 tahun tersebut mencatat lompatan terbaik setinggi 1,78 meter. Dia memecahkan rekor PON yang dipegang oleh Rumini yang sudah bertahan sejak 11 September 1993. Lompatan Nadia lebih tinggi dua sentimeter dibanding Rumini ketika itu. Namun, Nadia gagal memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri setelah tiga kali kesempatan mencoba. Pada 28 April 2016, Nadia mencatat lompatan setinggi 1,79 meter saat turnamen Singapura Terbuka. Meski puas dengan medali emasnya, Nadia sedikit kecewa karena gagal memecahkan rekor. Pasalnya, jika bisa mencatat 1,80 meter, Nadia akan lolos otomatis ke SEA Games 2017. “Sebenarnya saya mau langsung lolos ke SEA Games, tetapi sepertinya hari ini belum rezeki. Jadi, untuk bisa ke SEA Games saya masih harus menunggu penentuan peringkat,” kata Nadia seusai pengalungan medNadia Anggraini sukses meraih emas lompat tinggi DKI menambah emas pada nomor lontar marali. Dalam lomba lainnya, pelari putri DKI Jakarta til putra. Medali emas direbut atelt Ardiansyah Apandi Rini Budiarti berhasil mematahkan dominasi pelari dengan lemparan sejauh 52,28 meter, sedangkan mednasional Triyaningsih pada nomor 5.000 meter. Rini ali perak direbut atlet tuan rumah Jawa Barat, Dudung Budiarti menyentuh garis finis dengan catatan wak- Suhendi dengan lemparan sejauh 51,14 meter, medali tu 17:01.60. Triyaningsih yang juga membela DKI perunggu direbut atlet Bangka Belitung, Tri SuharJakarta meraih medali perak dengan catatan waktu sono dengan lemparan 49,79 meter. Sumbangan tiga emas itu tentunya amat mem17:10.48, medali perunggu direbut pelari Sumatera banggakan sekaligus menjadi stumulan yang berharga Barat Yulianti Utari 17:38.31. Selama ini nomor lari 5.000 meter selalu men- ditengah persaingan ketat kontingen DKI Jaya dan jadi “milik” Triyaningsih bahkan rekor nasional juga Jatim dalam “memperebutkan” posisi kedua dalam atas nama pelari ini dengan catatan waktu 15:54.32, klasemen umum. Perolehan medali. DKI Jaya sempat demikian juga dengan rekor SEA Games juga atas disalip Jatim sejak Rabu sore. Setelah atletik sumbangan lebih dari satu emas nama Triyaningsih 17:54.32.
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
dihadirkan oleh berkuda dan senam. Berkuda Ketangkasan DKI Jakarta tampil mengesankan untuk memborong dua medali emas dari nomor eventing perorangan dan beregu kompetisi equestrian di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong, Lembang, sejak Selasa lalu dan berakhir Kamis (22/9) sore. Peraihan dua medali emas dari nomor trilomba disiplin berkuda ketangkasan (equestrian) cabor berkuda ini cukup mengejutkan mengingat eventing tidak ditargetkan oleh tim berkuda DKI. Target dua medali emas dari disiplin equestrian dibebankan dari nomor dressage pembinaan (U21) dan dressage open (utama), yang dilombakan sejak Selasa dan Kamis ini. Atlet senam asal DKI Jakarta, Rifda Irfanaluthfi sukses merebut dua medali emas kategori artistik. Rifda berhasil menyisihkan atlet Jatim dan Jabar. Emas pertama Rifda diraih dari kategori meja lompat. Dia mencatatkan nilai total 13.339 mengalahkan atlet Jatim, Dewi Prahara, yang mengoleksi 13.316 poin sehingga hanya berhak atas medali perak. Medali perunggu diraih atlet tuan rumah, Beby Pelany Pravity, dengan nilai 12.733. Emas kedua diraih Rifda pada kategori lantai dengan nilai total 13.866. Medali perak diraih pesenam Jatim, Amalia Fauziah, dengan nilai 13.333. Sedangkan medali perunggu diraih rekan satu tim Rifda, Tazsa Miranda D, dengan nilai 13.066. Kontingen DKI Jakarta meraih medali emas pertama cabang olahraga panahan Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 setelah tim beregu putri nomor compound mengalahkan wakil Jawa Barat pada pertandingan final. Tim DKI yang diperkuat Triya Resky Adriani, Aprillia Dwi Novasari, dan atlet nasional Rona Siska Sari menaklukkan tiga pemanah Jabar, R Gina Rahayu, Sri Ranti, dan Ratih Zilizati Fadhly dengan skor 219-215 dalam empat seri. Kontingen DKI Jaya akhirnya meraih medali emas perdana dari cabang olahraga loncat indah lewat Adityo Restu Putra dan Andryan dari nomor menara shincro 10 meter putra di Kolam Renang FPOK UPI, Bandung. Luapan emosi bahkan tak bisa lagi ditutupi Adityo usai mencatatkan namanya dalam perolehan medali. Medali emas diraih Adityo bersama Andryan setelah sukses berhasil meraih poin tertinggi dengan total 363.51 poin dari enam loncatan. Mereka unggul atas wakil Jawa Timur yang meraih medali perak dengan total 349.32 poin, disusul Sumatera Selatan dengan total 280.56 poin. Sementara itu Tim renang indah DKI Jakarta akhirnya memutuskan walk out dari pertandingan
www.konidki.or.id
Triyaningsih hanya meraih medali perak
di ajang Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar. Keputusan tersebut diambil menyusul munculnya pembatasan usia yang tidak sesuai dengan aturan. Kontingen DKI pun mundur dari pertandingan pertama nomor solo technical routine putri yang berlangsung di kolam renang UPI, Bandung, kamis pagi (22/9/16). Tim DKI tidak bisa mengikuti pertandingan karena adanya batasan usia dalam technical hand book (THB), yakni 26 tahun. Manajer tim renang indah DKI M. Rudy Salahuddin Ramto menegaskan, aturan THB tersebut tidak sesuai aturan. Pasalanya, THB sebelumnya telah diklarifikasi oleh kontingen DKI jauh-jauh hari. Bahkan, sudah mendapatkan surat dari PB PRSI, KONI Pusat, hingga komisi keabsahan. Sehingga, atlet yang bersangkutan punbisa mengikuti PON. Surat tersebut dikeluarkan komisi keabsahan pada 15 September. Namun, ketika technical meeting Selasa (20/9), THB yang dibagikan adalah THB yang lama dengan adanya batasan usia. “Jadi ini memang ada permainan kalau saya lihat, THB itu memang sengaja, dengan alasan sudah dicetak, kami sudah bilang bahwa itu tidak sesuai,” tegasnya. Bahkan, menurut Rudy, techinal delegated pun mengatakan bahwa sudah menerima surat tersebut, dan itu tidak menjaddi masalah. Namun, hanya kerena 6 daerah lain mempermasalahkan, akhirnya dilakukanlah voting. “Jadi tidak menegakkan aturan yang sudah dibikin oleh organisasi yang memiliki legalitas. Makanya sudah begitu mau dilakukan voting, sudah pasti kalah lah. Satu banding enam,” terangnya. ***
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Atletik
Nadia Anggraini Rebut Emas Lompat Tinggi BOGOR, Buletin DKI - Atlet lompat tinggi asal DKI Jakarta, Nadia Anggraini sukses meraih emas di ajang Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar yang dimainkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Kamis (22/9). Atlet berusia 21 tahun tersebut mencatat lompatan terbaik setinggi 1,78 meter. Dia memecahkan rekor PON yang dipegang oleh Rumini yang sudah bertahan sejak 11 September 1993. Lompatan Nadia lebih tinggi dua sentimeter dibanding Rumini ketika itu. Namun, Nadia gagal memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri setelah tiga kali kesempatan mencoba. Pada 28 April 2016, Nadia mencatat lompatan setinggi 1,79 meter saat turnamen Singapura Terbuka. Meski puas dengan medali emasnya, Nadia sedikit kecewa karena gagal memecahkan rekor. Pasalnya, jika bisa mencatat 1,80 meter, Nadia akan lolos otomatis ke SEA Games 2017. “Sebenarnya saya mau langsung lolos ke SEA Games, tetapi sepertinya hari ini belum rezeki. Jadi, untuk bisa ke SEA Games saya masih harus menunggu penentuan Nadia Anggraini berfoto bersama pengurus KONI DKI Ditian Corisa usai peringkat,” kata Nadia seusai pengameraih medali emas lompat tinggi lungan medali. Cabor atletik baru memulai Jawa Timur, dan Bangka Belitung. Lima emas terpertandingannya Kamis ini dengan memperebutkan sisa diraih Jabar pada nomor jalan cepat 1000 medelapan medali emas. Kontingen DKI Jakarta men- ter (Hendro), Papua nomor lempar lembing putra jadi peraih emas terbanyak di hari pertama dengan (Agustinus Mahuze), dan Bangka Belitung merebut merebut tiga medali emas. Selain dari Nadia, dua emas dari nomor lompat jauh putra melalui Suwanemas lainnya datang dari nomor lontar martil putra di. Jawa Timur kebagian emas dari nomor lari 100 atas nama Ardiansyah Apandi dan nomor lari 5.000 meter putri (Tri Setyo Utami), dan Sumatera Barat meter putri atas nama Rini Budiarti. menguasai nomor lari 100 meter putra melalui Yaspi Lima medali lainnya dibagi rata lima Bob. (***) provinsi yakni Jawa Barat, Papua, Sumatera Barat,
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Tenis
Tekuk Jabar, Putri DKI ke Final BANDUNG, Buletin DKI - Tim tenis putri DKI Jakarta membuka peluang meraih medali emas di ajang Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar setelah memastikan tempat ke babak final. Di babak semifinal beregu putri yang digelar di Lapangan Siliwangi, Bandung, Deria Nur Haliza dkk sukses mengalahkan tim putri tuan rumah Jabar 2-0, Kamis (22/9). Deria yang tampil konsisten membuka kemenangan pertama DKI. Petenis yang juga skuad tim FED Indonesia ini sukses mengalahkan Rifanty dengan skor meyakinkan 6-4, 6-2.
Tunggal kedua Fitriani Sabatini menentukan kemenangan DKI. Dia susah payah mengalahkan andalan Jabar, Joleta dengan skor 1-6, 6-2, 6-3. “Fitriani bermain penuh semangat dan percaya diri. Itulah kunci kemenangan dia hari ini. Sebelumnya kami sempat waswas karena pertandingan sempat dihentikan dua kali karena lapangan diguyur hujan. Untungnya, tidak mempengarahui permainan Fitriani yang saat itu sudah unggul,” ujar Nesa Arta, pelatih putri DKI saat ditemui usai laga. Di babak final Jumat be-
sok (23/9), DKI akan menghadapi Jawa Timur yang di semifinal mengalahkan Papua dengan skor 2-0. Aldila Sutiadji membuka kemenangan Jatim dengan mengalahkan Septiana 6-4, 6-2, sementara tunggal kedua Jatim yang menurunkan Vita Taher menang atas Vicky Irma dengan 6-1-6-1. “Kami tidak takut menghadapi Jatim yang memiliki pemain kuat seperti, Voni Darlina, Aldila Sutiadji dan Vita Taher. Kalau sudah di babak final peluangnya pasti sama,” tandas Nesa Arta. (***)
Deria Nur Haliza, petenis DKI Jakarta sukses melaju ke final.
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Panahan
Tim Putri DKI Raih Emas Compound tertancap pada lingkar ketiga sehingga hanya membuahkan poin 5, dan empat panah meraih poin 9, dan satu anak panah dengan poin 8. Pada seri kedua, tim DKI tampil semakin konsisten, sementara sebaliknya tim tuan rumah justru banyak kehilangan poin melalui pemanah terakhirnya Ratih yang belum kembali performanya setelah pada seri pertama panahnya menyasar ke titik biru. Dua kesempatan yang dimiliki Ratih pada seri kedua ini hanya berbuah poin 7. Skor dalam dua seri itu masih dimenangi DKI dengan total mengumpulkan 110 poin, sedangkan Jabar tertinggal sembilan poin. Memasuki seri ketiga, Jabar berupaya memperkecil ketinggalan dengan mePengalungan medali emas atlet panahan oleh Hidayat Humaid mompa semangat pemanah ketiganya, Ratih. Hasilnya cukup memuaskan, hingga BANDUNG, Buletin DKI - Kontingen DKI Jakarta meraih medali emas pertama cabang olahraga pana- seri terakhir yakni seri ke-4, Ratih meraih poin 9 unhan Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 setelah tim tuk tiga kali kesempatan, dan satu tembakan bernilai beregu putri nomor compound mengalahkan wakil 10. Akan tetapi, upaya itu terlambat karena poin yang Jawa Barat pada pertandingan final di Lapangan Pa- dikumpulkan DKI sudah melesat jauh meninggalkan Jabar. Pada panah ke-24, DKI memastikan meraih nahan Si Jalak Harupat, Kamis (22/9). Tim DKI yang diperkuat Triya Resky Adri- emas dengan total poin 219, sedangkan Jabar finis ani, Aprillia Dwi Novasari, dan atlet nasional Rona pada angka 215. Berdasarkan hasil ini, DKI keluar sebagai Siska Sari menaklukkan tiga pemanah Jabar, R Gina Rahayu, Sri Ranti, dan Ratih pemenang sementara Jabar harus puas pada tempat Zilizati Fadhly dengan skor kedua. Sedangkan medali perunggu menjadi milik 219-215 dalam empat Jawa Timur yang mengalahkan Jateng dengan skor 215-199. seri. Resky Adriani, atlet DKI mengatakan sangat Tiga pema- n a h DKI langsung bersukacita atas hasil ini karena dirinya untuk kali membungkam pertama mengikuti PON. “Saya dan Aprillia baru kali ini ikut PON, tenJabar pada seri awal tunya sangat senang sekali sudah dapat emas, apalagi dengan melepaskan dua anak panah ke titik kuning tidak ditargetkan,” kata Resky yang sudah memulai bernilai 10, tiga anak panah olahraga panahan sejak 2010. DKI Jakarta sementara ini mengemas satu bernilai 9, dan satu anak panah emas dari nomor compound dan satu perak nomor bernilai 8 sehingga mengemas total poin 55 recurve. (***) dari enam anak panah yang dilepaskan. Sementara tim Jabar pada seri pertama kalah enam poin setelah anak panah yang dilepaskan Ratih
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Berkuda
Tim Berkuda DKI Raih Dua Emas
Atlet berkuda DKI Jakarta ketika sedang tampil dalam ajang PON XIX Jawa Barat
BANDUNG, Buletin DKI - Tim Berkuda Ketangkasan DKI Jakarta tampil mengesankan untuk memborong dua medali emas dari nomor eventing perorangan dan beregu kompetisi equestrian PON XIX 2016 yang dipentaskan di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong, Lembang, sejak Selasa lalu dan berakhir Kamis (22/9) sore. Peraihan dua medali emas dari nomor trilomba disiplin berkuda ketangkasan (equestrian) cabor berkuda ini cukup mengejutkan mengingat eventing tidak ditargetkan oleh tim berkuda DKI. Target dua medali emas dari disiplin equestrian dibebankan dari nomor dressage pembinaan (U21) dan dressage open (utama), yang dilombakan sejak Selasa dan Kamis ini.
www.konidki.or.id
Torehan dua medali emas dari cabor berkuda disiplin equestrian ini tentunya juga amat membanggakan Pengprov Pordasi DKI Jaya karena sekaligus menjadi stumulan yang berharga ditengah persaingan ketat kontingen DKI Jaya dan Jatim dalam “memperebutkan” posisi kedua dalam klasemen umum perolehan medali. DKI Jaya sempat disalip Jatim sejak Rabu sore, dan pergulatan perolehan medali hari Kamis ini bisa menentukan posisi kedua kontingen untuk hari-hari berikutnya. “Alhamdulillah...tim berkuda equestrian DKI Jaya dapat dua medali emas dari nomor eventing,” ungkap Ketua Pengprov DKI Jaya, Alex Asmasoebrata, Kamis sore. “Setelah menunggu dua hari akhirnya kami dapat medali
emas, dua sekaligus...Alhamdulillah,” ujar Bibit Sucipto, salah satu pelatih tim equestrian DKI Jaya. Medali emas untuk nomor perorangan eventing atau trilomba ini digapai oleh Antok Budiarto, yang membesut kuda Autumn Spirit dan dalam klasemen umum hingga hari kedua, Rabu kemarin, masih berada di posisi ke-4. Medali emas untuk nomor beregu diraih dari penampilan konstan kuartet Albert Pelelalu (Tyra H), Antok Budiarto (Autumn Spirit), Mario Christianto (Chaniek), dan Wempy Kaunang (Blue Marlin).(***)
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Se p at u Ro d a
Gunakan Timer Manual, Sepatu Roda Kacau BANDUNG, Buletin DKI - Aroma kecurangan di ajang PON 2016 terus terjadi. Setelah kasus judo dan gantole, kini giliran terjadi di venue sepatu roda, kompleks GOR Saparua, Bandung, Kamis (22/9). Indikasi kecurangan muncul setelah lintasan ternyata belum dilengkapi timer digital. Akibatnya, perlombaan sepatu roda hanya memakai timer manual, stopwatch, “ Ini kelas PON kok pakai manual, sangat riskan kalau selisih waktunya tipis apalagi di nomor ITT, “ ujar Manajer Sepatu Roda Jatim, Bambang Eko. Selain itu, lanjut Bambang, hasil penghitungan waktu tidak diumumkan satu persatu setelah atlet tampil. Namun baru diumumkan setelah seluruh atlet menyelesaikan perlombaan, “Di Kejuaraan apapun, kalaupun pakai manual, langsung diumumkan satu persatu catatan waktunya. Tidak menunggu seluruh selesai, “ ujarnya. Kekahwatiran Jatim akan terjadi kecurangan di nomor ITT akhirnya terbukti. Di kelas ITT 300 meter putra, hasil penghitungan panitia, tidak sama dengan catatan waktu beberapa kontingen. Hasil panitia menyatakan atlet Jawa Barat mendulang medali emas atas nama Azmi Al Ghifari Djayadi dengan catatan waktu, 00.26.256 detik. Disusul Mirko Andrasari dari DKI Jakarta 26.258 detik di posisi kedua. Sedangkan medali perunggu diraih Jatim, Reza Oktoriyanto (00.26.463 de-
www.konidki.or.id
tik). bahwa alat sensor tersebut baru Sementara catatan waktu datang 3 hari sebelum penyelengdari tim DKI Jakarta dan Jatim garaan. Ia mengatakan bahwa medali emas harusnya jatuh at- timer otomatis membutuhkan let DKI. Sementara official DKI waktu untuk memasang dan mensempat mempertanyakan hasil goperasikan. pertandingan ke panitia pertand- “Sebenarnya alatnya suingan, “Kalau dari catatan waktu dah ada. Tapi waktunya mepet kami, harusnya DKI yang me- untuk memasang alat. Selain itu nang, “ ujar Bambang Eko. butuh waktu untuk mempelajari Akibat tidak adanya digi- dan menggunakan alat timer itu,” tal timer ini, Jatim sendiri me- ujar Heri saat ditemui di GOR Salepas nomor ITT putri 300 meter. parua. Andalan Jatim, Della memilih Disinggung mengenai ketidak tampil di ITT dan fokus ke curangan dalam pertandingan ini, nomor master, meski punya pelu- pihaknya menepis tanggapan itu. ang medali emas di ITT, Heri mengatakan bahwa pihak “Daripada nanti tetap panitia telah mengantisipasi dendikalahkan, mending saya fokus gan menggunakan 3 stopwatch. nomor lain saja. Saya dengan Masing-masing stopwatch mengShella dari Jabar masih bersaing, gunakan kelipatan seribu. di kejuaran lain, kadang saya me- “Tidak mungkin bisa ternang kadang dia yang menang,” jadi kecurangan. Setiap kontingen ujar Della. punya catatan waktu sendiri. Bisa Di nomor ITT putri 300 dicocokkan dengan catatan wameter, medali emas akhirnya sit,” kilahnya. (***) jatuh ke Jabar atas nama Shella Matrifa Dewi dengan catatan waktu 00.28.256 detik. Disusul medali perak Ardhana asal DIY (00.28.483) dan posisi ketiga direbut Jawa Tengah, Resky Prasasti (00.28.833) Sementara ketua penyelenggara cabor sepatu roda, Heri Sudra- Mirko, atlet sepatu roda PON DKI Jakarta sedang beraksi jat, mengatakan PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Ren an g I nd a h
Tim DKI WO dan Lapor ke FINA
M. Rudy Salahuddin Ramto menjelaskan alasan wo renang indah pada acara press conference
BANDUNG, Buletin DKI - Tim renang indah DKI Jakarta akhirnya memutuskan walk out dari pertandingan di ajang Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar. Keputusan tersebut diambil menyusul munculnya pembatasan usia yang tidak sesuai dengan aturan. Kontingen DKI pun mundur dari pertandingan pertama nomor solo technical routine putri yang berlangsung di kolam renang UPI, Bandung, kamis pagi (22/9/16). Tim DKI tidak bisa mengikuti pertandingan karena adanya batasan usia dalam technical hand book (THB), yakni 26 tahun. Manajer tim renang indah DKI M. Rudy Salahuddin Ramto menegaskan, aturan THB tersebut tidak sesuai aturan. Pasalanya, THB sebelumnya telah diklarifikasi oleh kontingen DKI jauh-jauh hari. Bahkan, sudah mendapatkan surat dari PB PRSI, KONI Pusat, hingga komisi keabsahan. Seh-
www.konidki.or.id
ingga, atlet yang bersangkutan pun bisa mengikuti PON. Surat tersebut dikeluarkan komisi keabsahan pada 15 September. Namun, ketika technical meeting Selasa (20/9), THB yang dibagikan adalah THB yang lama dengan adanya batasan usia. “Jadi ini memang ada permainan kalau saya lihat, THB itu memang sengaja, dengan alasan sudah dicetak, kami sudah bilang bahwa itu tidak sesuai,” tegasnya. Bahkan, menurut Rudy, techinal delegated pun mengatakan bahwa sudah menerima surat tersebut, dan itu tidak menjadi masalah. Namun, hanya kerena 6 daerah lain mempermasalahkan, akhirnya dilakukanlah voting. “Jadi tidak menegakkan aturan yang sudah dibikin oleh organisasi yang memiliki legalitas. Makanya sudah begitu mau dilakukan voting, sudah pasti kalah lah. Satu banding enam,” terangnya.
Karena itu, tim manajer DKI pun walk out dari tm tersebut. Sebab, menurut Rudy, jika tidak keluar, itu berarti mereka menjalankan aturan yang salah. “Makanya saya keluar. Karena saya tidak mau menjalankan aturan yang salah. Ini aturan jelas dari PB, komisi keabsahan. Itu yang jadi masalah. Kami punya harga diri. Mereka itu pasti takut melihat atlet kami. Sampai besok maupun lusa pun kami tidak akan ada yang turun,” jelasnya. Dengan meruncingnya masalah tersebut, kontingen DKI akan melaporkan permasalahan itu hingga ke federasi dunianya olahraga akuatik, FINA. Sebab, di FINA pun, pada pertandingan bertaraf internasional pun tidak ada aturan pembatasan umur. Pada babak kualifikasi PON 2015 juga tidak ada batasan usia. Namun, justru peraturan berubah detik-detik menjelang PON. Padahal, pembinaan sudah dilakukan cukup lama. Bertahun-tahun, hanya untuk mempersiapkan PON. “Kami mundur di semua pertandingan. Kan ada 3 nomor. Kami menyayangkan, pengorbanan anakanak itu kan sudah bertahun-tahun. Mengorbankan sekolah. Biaya. Tenaga. Kalau hanya untuk pemaksaan kehendak egoism daerah, bukan di PON lah mestinya,” terang Rudy. DKI tidak tinggal diam. Permasalahan ini akan dilaporkan ke PB PON, KONI Pusat, dan FINA. Karena, panpel dinilai melanggar dari aturan yang sudah berlaku. “Kami akan lapor ke FINA. Semua akan kami tempuh dari PB PON, KONI. Bahwa aturan dari Ketum KONI dan PB PON tidak digubris,” tutupnya. (***)
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Bulu Tangkis
Putri DKI Hadapi Jabar di Final
Atlet Bulutangkis DKI Jakarta Fitriani saat beraksi dipertandingan CIREBON, Buletin DKI - Tim bulutangkis putri DKI Jakarta sukses melangkah ke final Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar setelah mengalahkan tim Jateng dengan skor telak 3-0 di GOR Surnayagi, Cirebon, Kamis (22/9). Kemenangan tim DKI diawali oleh Fitriani. Atlet Pelatnas asal Exist Jakarta ini berhasil menang dua game langsung 21-14 dan 21-16 atas Dinar Dyah Ayustine, rekannya di Pelatnas. Kemenangan kedua berhasil disumbangkan oleh Anggia Shitta Awanda/ Della Destiara Harris. Mereka hanya memerlukan waktu 25 menit untuk mengatasi Gloria Emanuelle Widjaja/Mychelle Chrystine Bandaso dengan 21-12 dan 21-16. Di partai penentu atlet asal Jaya Raya, Ruselli Hartawan yang baru kembali bergabung bersama Pelatnas sempat kehilangan satu game atas Intan Dwi Jayanti. Ia baru bisa menang setelah berlaga se-
www.konidki.or.id
lama 50 menit dan menang 21-13, 17-21 dan 21-15. “Kami tentu bersyukur dengan hasil pertandingan hari ini, anak-anak sudah berhasil menampilkan permainan terbaik mereka,” ujar manajer tim DKI Jakarta, Rachmat Setiyawan. Di final, tim DKI akan berhadapan dengan tim tuan rumah Jawa Barat yang juga menang 3-0 atas rivalnya, Jawa Timur. “Untuk strategi di final menghadapi Jabar, kami akan diskusikan dengan pelatih, bagaimana kondisi anak-anak setelah semifinal ini. Karena kekuatan di final tentu sudah merata. Semoga atletatlet kami bisa menampilkan yang terbaik dan kami bisa mendapat hasil maksimal di final nanti,” tukas Rachmat. (***)
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
PON Jabar Terburuk Sepanjang Sejarah BANDUNG – Buletin DKI – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat yang kini sedang berlangsung hingga 29 September mendatang dinilai PON terburuk sepanjang sejarah. Banyak kericuhan di lapangan, intimidasi terhadap atlet, dan kepemimpinan wasit yang sangat buruk hampir di setiap pertandingan. “Permasalahan di cabang karate sangat buruk dari segi kepemimpinan wasit, sehingga atlet yang dirugikan. Menurut saya ini PON terburuk sepanjang sejarah PON. Tidak hanya di karate, tetapi permasalahan muncul hampir di semua cabang olahraga,” kata manajer tim karate DKI Jakarta pada pertemuan dengan wartawan di Bandung, Kamis (22/9) malam. Dalam pertemuan dengan sejumlah manajer cabang olahraga yang dipimpin Ketua Umum KONI Provinsi DKI Jakarta dan Ketua Kontingen DKI Djamhuron P Wibowo tersebut, hampir setiap manajer yang diberi kesempatan bicara menyampaikan keluhan ketidakadilan panitia dalam menyelenggarakan PON XIX Jawa Barat ini. Renang indah misalnya, terpaksa walkout karena salah seorang atletnya, Adella Amanda tidak boleh tampil dengan alasan usianya melewati batas yang ditentukan berdasarkan buku technical hand booh (THB). Padahal Ketua Umum KONI Pusat dan PB PON dalam hal ini bidang keabsahan sudah menyatakan Adella bisa main. “THB yang dijadikan acuan panitia itu ilegal, karena dibuat dua bulan sebelum PON dimulai. Padahal sebelumnya baik KONI Pusat maupun PB PON sudah menya-
www.konidki.or.id
takan tidak ada masalah d e nga n Adilla yang berusia 28 tahun,” kata M Rudy Salahudin. Pada THD keluaran terbaru PB PON tersebut, usia atlet renang indah diPress conference tim manager di posko kontingen DKI. batasi 26 tahun. Padahal gapi secara serius, karena itu susebelumnya tidak ada aturan terse- dah menyalahi nilai-nilai olahraga. but, termasuk pada saat pra PON TNI sebagai awak lembaga negara tahun lalu. Sekarang tiba-tiba atlet harusnya menjadi pengayom bagi tidak boleh bertanding. rakyat Indonesia secara keseluru“Bagaimana rasanya kita yang telah han, bukan justru memihak salah mempersiapkan diri selama empat satu peserta di PON. tahun tiba-tiba pada saat pelaksan- Menjawab pertanyaan waraannya tidak boleh tampil. Dimana tawan langkah-langkah apa yang letak keadilan dari tuan rumah?” akan dilakukan kontingen DKI lanjut Rudy. terhadap semua persoalan yang Menyimak laporan dari muncul di lapangan, Ketua Umum berbagai cabang olahraga tersebut, KONI DKI Raja Sapta Ervian mejelas muaranya bahwa tuan rumah nyatakan akan memproses semua berusaha mengalahkan DKI Jakar- kasus yang muncul hingga tuntas. ta dengan segala cara. Termasuk “Bagi kami kalah dan mengintimidasi atlet lewat sup- menang tak masalah yang pentporter yang nota bene melibatkan ing sportif. Kita harus menjaga oknum aparat. kekompakan kontingen. KONI Di cabang bola voli indoor, akan mengkaji setiap kasus yang Bridge, sepatu roda, wushu, golf, terjadi di lapangan, dan memprosbaseball, dan lainnya tidak ada esnya lebih lanjut untuk mencari yang tidak bermasalah. Belum lagi penyelesaian. Tim hukum KONI cabang-cabang olahraga yang su- DKI sudah bekerja menindaklandah menyelesaikan pertandingan juti setiap persoalan yang muncul seperti judo, karate, dan wushu di lapangan termasuk pelaporan ke yang sempat terjadi kericuhan di polisi terhadap kasus pemukulan lapangan. atlet DKI di venue polo air,” kata Pemukulan atlet DKI Ja- Eyi, sapaan lengkap Raja Sapta Erkarta oleh oknum TNI yang menja- vian. *** di supporter di cabang polo air juga menjadi kasus yang harus ditang-
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Senam
Rifda Raih Dua Emas Untuk DKI
Atlet senam artistik DKI Jakarta Rifda Irfanaluthfi sukses merebut dua medali emas. BANDUNG, Buletin DKI - Atlet senam asal DKI Jakarta, Rifda Irfanaluthfi sukses merebut dua medali emas kategori artistik ajang Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 Jabar di GOR Arcamanik, Bandung, Kamis (22/9). Rifda berhasil menyisihkan atlet Jatim dan Jabar. Emas pertama Rifda diraih dari kategori meja lompat. Dia mencatatkan nilai total 13.339 mengalahkan atlet Jatim, Dewi Prahara, yang mengoleksi 13.316 poin sehingga hanya berhak atas medali perak. Medali perunggu diraih atlet tuan rumah, Beby Pelany Pravity, dengan nilai 12.733. Emas kedua diraih Rifda pada kategori lantai dengan nilai total 13.866. Medali perak diraih pesenam Jatim, Amalia Fauziah, dengan nilai 13.333.
www.konidki.or.id
Sedangkan medali perunggu diraih rekan satu tim Rifda, Tazsa Miranda D, dengan nilai 13.066. Pada kategori palang berjajar, atlet J a t i m memborong semua medali. Medali emas diraih Nefi Nurbaeti dengan nilai 12.233, medali perak diraih Dewi Prahara, dan perunggu diraih Novia Nabila Putri dengan nilai 10.700. Medali emas kategori balok keseimbangan dibawa pulang pesenam Jatim, Tazsa Miranda D dengan nilai 12.600. Medali perak diraih rekan satu timnya, Amalia Fauziah dengan nilai 11.900 dan perunggu diraih Amartiani, atlet senam DKI Jakarta dengan nilai 11.700. (***)
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Selam
Selam Hanya Tambah Perunggu dari Dian Maolani INDRAMAYU, Buletin DKI Kontingen DKI Jakarta hanya mampu menambah satu medali perunggu dari cabang olahraga selam di ajang Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 Jabar yang mengakhiri pertandingannya Kamis ini (22/9) di perairan Pantai Tirtamaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Perunggu terakhir untuk DKI diraih oleh Dian Maolani yang tampil di nomor 5 poin course putri. Dia mencatat waktu 12.21.76 menit. Medali emas diraih oleh peselam tuan rumah Jabar, Yuniarti yang mencatatkan waktu 12.01.85 menit. Di nomor ini, medali perak diraih oleh Pina Malini dari Riau dengan menorehkan waktu 12.05.74 menit. Sementara untuk nomor 5 point course putra, Very Dwi Irjayanto menyumbangkan medali emas untuk kontingen Papua dengan catatan waktu 05.26.15 menit. Medali perak diraih Mohammad Alfian Rosyadi dari Riau dengan catatan waktu 07.57.60 menit dan perunggu dari Kalimantan Selatan dengan catatan waktu 07.57.99 menit. Setelah dua nomor ini, maka berakhir sudah jadwal cabor selam nomor laut. Secara umum, kontingen Jatim menduduki peringkat pertama dengan raihan 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Di urutan kedua, DKI Jakarta dengan 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Kemudian di urutan ketiga Papua dengan perolehan 1 emas dan 1 perak. Jabar berada di urutan kelima dengan 1 emas. (***)
www.konidki.or.id
Dian Maolani atlet selam peraih perunggu di nomor 5 poin course putri
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS
Tenis Meja
Putra-putri DKI Jakarta Menang Telak XIX/2016, Dadang Sudrajat menyatakan, pada babak awal memang belum menunjukkan persaingan yang ketat. Persaingan baru akan meningkat setelah menyelesaikan penyisihan grup. Ini terjadi karena kekuatan tim unggulan dengan lawan-lawannya di penyisihan terpaut cukup jauh. Meskipun demikian Dadang mengaku gembira karena pertandingan tenis meja kali ini diikuti oleh 30 provinsi. Empat daerah yang abSuasana pertandingan tenis meja di GOR Tenis Meja Jatinangor, Sumedang. sen adalah Banten, Bangka SUMEDANG Buletin DKI - Tim-tim unggulan Belitung, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. belum menemukan lawan berarti pada babak awal Tampilnya 30 daerah itu menunjukkan, tenis meja pertandingan tenis meja nomor beregu Pekan Olahmasih eksis di daerah-daerah. raga Nasional (PON) XIX/2016 di GOR Jatinangor, “PON kali ini menyatukan semua kekuatan Sumedang, Jawa Barat. Disaksikan langsung oleh tenis meja di Indonesia. Selain itu kehadiran daerahKetua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja daerah ini menunjukkan perhatian besar pada Jabar Seluruh Indonesia (PB PTMSI), Lukman Edi, para sebagai tuan rumah. Ini luar biasa,” ujarnya. unggulan itu memetik kemenangan telak, Kamis Dia mengharapkan, dengan antusias daerah(22/9). daerah mengirim pemain ke PON maka tenis meja ke Pada bagian putra, Jawa Timur, DKI Jakarta depan bisa berlajan lebih baik lagi. Terutama dalam dan Jawa Barat mengalahkan lawan-lawannya denmeningkatkan prestasi sehingga Indonesia mampu gan skor 3-0. Hampir sama terjadi pada bagian putri. bangkit kembali di ajang internasional. Kecuali Jabar yang dipaksa main ketat oleh Kalim “Sampai saat ini tidak ada masalah. Semua antan Utara sebelum menang 3-2. berjalan dengan lancar. Tidak ada protes soal pe Putra Jatim mengalahkan Sulteng 3-0. DKI main atau pun aturan yang diterapkan. Kondisi ini menundukkan Sulawesi Selatan. Jabar mencukur tentu akan membuat semua konsentrasi untuk meraih Bengkulu. Untuk putri Jatim menghentikan Papua prestasi yang terbaik,” ucapnya. 3-0, DKI menggilas Sumbar 3-0 dan Jabar melewati “Hasil pertandingan memang belum berimbang. Namun saya bangga melihat penampilan para atlet dari seluruh Indonesia. Mereka bermain dengan semangat. Semoga ini menjadi momentum kebangkitan tenis meja Indonesia,” ujar Lukman Edi. Ketua Panitia Pertandingan Tenis Meja PON
www.konidki.or.id
PON XIX | 2016 | EDISI KHUSUS