Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
57
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
ABSTRAK
Akademi Militer saat ini secara institusi maupun program studi telah terakreditasi oleh Kementerian Ristek dan Dikti. Secara hukum dan perundang-undangan Akademi Militer sudah merupakan bagian dari pendidikan tinggi nasional dan internasional. Sebagai salah satu perguruan tinggi, sangat penting bagi Akmil untuk mempedomani sistem pendidikan yang berlaku secara nasional. Berbagai upaya penyelarasan peraturan dan perundangundangan telah dilakukan. Permasalahan timbul berkaitan dengan penyelarasan perangkat operasional pendidikan di Akmil yang sesuai dengan aturan perundang-undangan di Kemenristek dan Dikti dengan peraturan di TNI AD. Permasalahan yang masih perlu untuk dievaluasi adalah tenaga pendidik, pola operasional pendidikan dan Evaluasi Hasil Belajar (EHB). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi yang menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena penerapan sistem pendidikan nasional ke dalam sistem pendidikan TNI AD di Akademi Militer. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan deskripsi internal dan eksternal Akmil menggunakan metode analisis SWOT. Hasil penelitian menyatakan bahwa proses implementasi kebijakan regrouping sistem pendidikan di Akademi Militer pada komponen tenaga pendidik, komponen operasional pendidikan dan EHB masih ditemui beberapa kendala. Kendala yang sering dihadapi adalah perbedaan standar kualifikasi pada komponen tenaga pendidik antara sistem pendidikan nasional dan standar tenaga pendidik yang berlaku di TNI AD. Dosen program diploma tiga dan program diploma empat harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. Komponen operasional pendidikan yang menerapkan Satuan Kredit Semester (SKS) masih perlu dievaluasi. Solusi pemecahannya adalah dengan membuat kebijakan operasional pendidikan yang melibatkan komando atas dan pemangku kepentingan untuk menyamakan persepsi tentang SKS. Pada komponen EHB penerapan SKS dalam penentuan nilai hasil belajar masih belum proporsional sehingga perlu dilakukan evaluasi kembali tentang EHB Akmil yang menggabungkan sistem EHB TNI AD dengan sistem EHB berdasarkan SKS.
Kata Kunci : Regrouping, pendidik, operasional, EHB, SKS.
58
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
ABSTRACT
Indonesian Military Academy (IMA), as an institution and academic programs had recently been accredited by the Ministry of Research and Technology and Higher Education. By regulation, IMA is already part of the national and international higher education. As a higher education institution, it is very important for IMA to comply with national education system. There has many regulations been carried as well as attempts to align with the regulations. There are also problems arise dealing with the alignment of operational education at the IMA in accordance with the Ministry of Research and Technology and Higher Education and the Army regulations. Several problems that need to be evaluated are instructors operation education, and evaluation system. This research uses the phenomenological qualitative method. A phenomenological research method explains the meaning of a concept or phenomenon inplementing the national and Army education system at the IMA. Further research is needed to assign internal and external description of IMA using the SWOT analysis. The research shows that problems are still existing in the regrouping policy implementation on education system in the IMA in terms of instructors lecturs, operational education and evaluation system. Problems that often arise are the difference in qualification standard of education components between national education system and the Army instructors standards. The instructors for diploma programs should have academic qualification at least magister or magister of science which relevant with the program. Operational components of education which implement credit cemester system (CCS) still needs to be evaluated. As a solution, in order to gain similar perseption on CCS, it is necessary to develop education operation policy that involve the Army Command and all stakeholders in the education. There is disproporsionality in determining the value of learning outcomes as a component of evaluation. Therefore, it is important reevaluate the evaluation system at IMA which combines the Army learning evaluation and CCS evaluation system. Keywords: regrouping, lecturers, operational, evaluation
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
59
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
PENDAHULUAN
negara. Untuk mewujudkan pertahanan
Berbagai macam perubahan
yang tangguh, maka dibutuhkan SDM
lingkungan strategis telah berdampak pada
pertahanan yang profesional yang dibarengi
perubahan arah kebijakan politik luar negeri
dengan perbaikan kualitas yang terus
dan pertahanan negara. Perubahan lingkungan strategis juga akan berpengaruh terhadap perubahan bentuk diplomasi
menerus melalui kebijakan investasi pendidikan secara komprehensif dan terencana.
negara, arah pembangunan kekuatan
Investasi negara untuk membangun
pertahanan negara, dan arah kebijakan
kekuatan dan strategi pertahanan negara
strategis. Perubahan-perubahan dilakukan
akan dapat diwujudkan selaras dengan
untuk menghadapi dampak lingkungan
perkembangan lingkungan strategis melalui
strategis yang sangat dinamis.
pendidikan. Dalam tataran
Tugas untuk mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki parameter kenegaraan dalam arti kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa tetap menjadi prioritas penyelenggaraan pertahanan negara. Melindungi kedaulatan negara bukan hanya berkaitan aspek fisik saja, tetapi juga berkaitan aspek non-fisik yaitu kepentingan keselamatan dan kehormatan bangsa dan
lingkungan
strategis, kebijakan pertahanan diarahkan pada peningkatan kemampuan mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia. Untuk mendukung kebijaksanaan pertahanan negara, dilaksanakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme personel TNI AD, melalui pendidikan dan pelatihan menjadi program utama guna meningkatkan kualitas SDM pertahanan.
negara, sehingga untuk mewujudkan
Salah satu lembaga pendidikan yang
pertahanan negara yang tangguh, sangat
menyiapkan personel perwira TNI AD adalah
bergantung kepada pengelolaan dan
Akademi Militer (Akmil). Selain sebagai
penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
lembaga pendidikan militer, Akmil juga
Untuk mewujudkan pertahanan negara yang selaras dengan perkembangan bentuk ancaman yang sangat dinamis, diperlukan strategi dan menajemen yang tepat dan
sebagai salah satu perguruan tinggi. Akmil sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi memiliki peranan yang sangat besar dalam kerangka pembangunan nasional.
adaptif dalam penyiapan SDM bagi
Ada dua tugas pokok yang diemban oleh
pertahanan. Dalam konteks ini, pendidikan
perguruan tinggi, yaitu pertama, mendidik
akan semakin penting, karena SDM
putra-putri bangsa agar menguasai ilmu
merupakan human capital untuk
pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
mengantisipasi dan mengatasi berbagai
bidangnya masing-masing, dan kedua,
bentuk ancaman terhadap keselamatan
melokomotifi pembangunan nasional dan
60
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
daerah, termasuk mempersiapkan calon-
sistem pendidikan berbasis kompetensi.
calon pemimpin bangsa yang bermoral tinggi
Selain itu, kurikulum pendidikan Akmil juga
serta berbudaya demokratis (Effendi, 2003).
tetap mengikuti pola yang telah ditetapkan
Akmil sebagai perguruan tinggi berfungsi
dalam Buku Petunjuk Induk Pendidikan yang
sebagai produsen utama SDM untuk
berlaku dilingkungan TNI AD. Setelah
meningkatkan, menyebarluaskan, dan
penggabungan Sisdiknas ke dalam sistem
mengembangkan SDM yang dalam
pendidikan TNI AD, upaya menyelaraskan
menjalankan perannya, Akmil memiliki
antara produk kebijaksanaan dengan produk
tantangan yang besar dalam era globalisasi
operasional terus-menerus dilakukan.
ini.
Komponen-komponen lain yang paling Ijin menyelenggarakan Program Studi
penting untuk segera dilakukan
di Akmil adalah Surat Keputusan Mendiknas
pembenahan adalah tenaga pendidik, pola
RI Nomor 245/D/O/2010 tanggal 29
operasional pendidikan dan Evaluasi Hasil
Desember 2010.
Belajar (EHB).
Berdasarkan surat
tersebut, maka Akmil sudah merupakan
Berdasarkan latar belakang masalah di
bagian dari pendidikan tinggi nasional yang
atas, maka penelitian ini mengambil judul
harus tunduk pada sistem pendidikan yang
“Strategi Implementasi Sistem Pendidikan
berlaku secara nasional. Disisi lain, sebagai
Militer dalam Penyiapan Sumber Daya
prajurit profesional yang mampu dan mahir
Manusia Pertahanan: Studi tentang Model
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
Proses Implementasi Kebijakan Regrouping
bidangnya masing-masing, maka
Sistem Pendidikan di Akademi Militer”.
profesionalisme bagi prajurit TNI merupakan
RUMUSAN MASALAH
suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari dihadapkan pada perkembangan situasi saat ini.
Studi tentang model proses implementasi kebijakan regrouping sistem pendidikan di Akmil, berdampak terhadap
Bentuk tindak lanjut terhadap
komponen tenaga pendidik (dosen),
penyesuaian dengan Sistem Pendidikan
operasional pendidikan, dan EHB.
Nasional (Sisdiknas) adalah dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
pembenahan 10 komponen pendidikan.
penulis membuat rumusan masalah sebagai
Salah satu komponen yang telah
berikut : Pertama, model implementasi
disesuaikan adalah kurikulum pendidikan
kebijakan pada komponen tenaga pendidik
berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI
pasca regrouping sistem pendidikan
Nomor 045/U/2002. Kurikulum Akmil
nasional dalam menyiapkan SDM
tersusun atas kompetensi utama,
pertahanan, Kedua, pola operasional
kompetensi pendukung dan kompetensi lain
pendidikan pertama di Akmil pasca
atau yang secara nasional disebut sebagai
regrouping sistem pendidikan nasional
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
61
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
ke dalam sistem pendidikan TNI AD, dan
tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan
Ketiga,
model proses implementasi
Rossman, 2007), dengan melakukan
kebijakan komponen EHB pasca regrouping
langkah-langkah: mengorganisasi data,
dalam menyiapkan SDM pertahanan.
pengelompokkan berdasarkan kategori,
METODE
tema dan pola jawaban, menguji asumsi
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi
atau permasalahan yang ada terhadap data, mencari alternatif penjelasan bagi data, menulis hasil penelitian. Untuk selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk membuat gambaran kondisi dan mengevaluasi suatu persoalan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal.
Wa w a n c a r a , c a t a t a n l a p a n g a n , gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan obyek dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata (Patton, 1982).
Penelitian dilakukan di Akademi Militer Magelang selama 5 bulan terhitung minggu kedua bulan Januari sampai dengan minggu kedua bulan Mei dengan jadwal resmi yaitu tanggal 09 s.d 10 Mei 2016. PEMBAHASAN Sebagai dasar kerangka pikir teoritis,
Dalam penelitian ini, peneliti
maka teori yang digunakan adalah teori
menggunakan tiga teknik pengumpulan data
George Edward yang dikutip oleh Winarno
p r i m e r d a n d a t a s e k u n d e r, y a i t u :
(2014) tentang faktor-faktor yang
wawancara, observasi, dan metode studi
berpengaruh didalam implementasi
pustaka (library research). Teknik in depth
kebijakan. Faktor-faktor tersebut meliputi
interview dilakukan kepada Direktur
komunikasi, sumber-sumber, kecenderu-
Pembinaan Pendidikan (Dirbindik), Kepala
ngan atau tingkah laku dan struktur birokrasi.
Bagian Perencanaan Pendidikan
Regrouping pada Tenaga Pendidik
(Kabagrendik), Kepala Bagian Operasional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Pengajaran (Kabagopsjar), dan Kepala
untuk menghasilkan tenaga pendidik (Gadik)
Bagian Administrasi Pendidikan
yang berkualitas dan profesional
(Kabagmindik) Akmil. Peneliti juga
dibidangnya, maka para pejabat dibidang
melakukan audiensi dengan Dirjen Dikti
pendidikan telah memberikan petunjuk dan
Kemen Ristek dan Dikti RI.
arahan kepada Kepala Departemen Akmil,
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-
62
Karya Vira Jati
Katim Gumil Departemen Akmil, dan Kasibingadik Akmil.
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Namun sosialisasi aturan tentang
materi militer dengan materi-materi yang
tenaga pendidik ini masih pada lingkup
bersifat umum. Standar kualifikasi yang
aturan yang berlaku di dalam TNI AD. Aturan
berbeda antara Sisdiknas dengan standar
yang berlaku didalam kerangka memenuhi
Gadik yang berlaku di TNI AD masih sering
aturan Sisdiknas belum sepenuhnya dapat
menjadi kendala.
diterapkan. Sosialisasi kebijakan
Berbagai kegiatan dalam mengko-
Gadik/dosen yang berlaku secara nasional
munikasikan dengan instansi lain untuk
didasarkan kepada aturan yang diterapkan
menerapkan kebijakan Gadik telah
didalam peraturan atau UU Kementerian
dilakukan. Salah satunya adalah koordinasi
Ristek dan Dikti. Pengetahuan dan
dengan satuan-satuan yang terlibat baik
pemahaman yang masih sangat terbatas
langsung maupun tidak langsung dalam
menjadi penyebab proses sosialisasi
operasional pendidikan untuk menyiapkan
kebijakan dan aturan tentang Gadik yang
Gadik yang berkualitas di satuannya.
berlaku secara nasional menemui banyak
Koordinasi secara internal dengan
kendala dalam operasionalnya.
stakeholder atau pengguna lulusan telah
Penerapan kebijakan Gadik dari
dilakukan. Pelaporan data pelaksanaannya
komando atas masih sering terjadi
penyelenggaraan telah dilakukan secara
pembiasan dalam mamahami kebijakan
baik oleh pejabat yang berwenang melalui
dalam konteks perundang-undangan.
pangkalan data pendidikan tinggi. Namun
Keadaan ini mengakibatkan penekanan-
kendala eksternal yang menjadi
penekanan yang diberikan belum dapat
penghambat kebijakan ini adalah
dilaksanakan secara komprehensif karena
komunikasi dalam menentukan kebijakan
terbatasnya upaya sinkronisasi antara
standarisasi tenaga pendidik dengan
peraturan Kemenristek Dikti dengan
Kementerian Ristek dan Dikti belum
Peraturan Kasad.
dilakukan. Hal yang paling sering terjadi
Untuk menerapkan kebijakan tenaga
adalah belum adanya respon yang nyata
pendidik adalah dengan mengacu kepada
terhadap terbitnya peraturan perundang-
peran tenaga pendidik sebagai salah satu
undangan baru tentang pendidikan nasional.
komponen pendidikan yang sangat penting
Keberadaan Kabagpers dibawah
dalam
menentukan kualitas hasil didik di
Direktur Pembinaan Lembaga (Dirbinlem)
Akmil. Penekanan kepada staf pendidikan
yang mewakili kepentingan organisasi,
maupun kepada para pelaksana
berbeda dengan kebutuhan kualifikasi
penyelenggara pendidikan agar menyiapkan
tenaga pendidik yang berada dibawah
Gadik yang berkualitas sesuai dengan
pembinaan Direktur Pembinaan Pendidikan
bidang ilmu yang dimiliki. Penerapan
(Dirbindik).
kebijakan Gadik untuk memenuhi kebutuhan Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
63
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Kendala yang sering terjadi adalah
dilaksanakan dengan cara melaksanakan
berkaitan dengan kualifikasi Gadik yang
briefing kepada seluruh staf terkait. Untuk
dibutuhkan dengan dukungan personel yang
memberikan petunjuk dan pengarahan serta
diberikan oleh komando atas. Masih terjadi
tugas-tugas penyelenggaraan pendidikan
jabatan Gadik yang ada di departemen
dengan berpedoman pada direktif
dijabat oleh personel yang tidak dapat
pendidikan yang dikeluarkan oleh komando
dimanfaatkan untuk mengajarkan materi
atas.
departemen yang bersangkutan.
Masalah-masalah timbul pada saat
Kendala lain adalah perilaku personel
kurikulum pendidikan Akmil berupaya
yang paling sering terjadi adalah pandangan
menyelaraskan dengan format Sisdiknas.
tentang Akmil sebelum dan setelah
Kurikulum pendidikan berupaya tetap
penggunaan tanda gelar. Kecemasan
meletakkan ilmu kemiliteran sebagai
penurunan penguasaan ilmu kemiliteran
kompetensi utama dan ilmu-ilmu umum
masih menjadi kendala terbesar dalam
sebagai pendukung kompetensi utama.
menentukan kebijakan berkaitan tenaga
Operasional kurikulum Akmil yang menganut
pendidik.
sistem blok, menjadi kurang efektif pada saat
Keberadaan Akmil sebagai badan
dihadapkan dengan kurikulum baru.
pelaksana Mabesad menimbulkan kendala
Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 tahun
sinkronisasi, yaitu antara aturan tenaga
2015 tentang standar nasional pendidikan
pendidik yang berlaku secara nasional
tinggi menyatakan bahwa belum ada
dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
persamaan persepsi dalam operasional
Mabesad.
pendidikan berdasarkan Satuan Kredit
Pola Operasional Pendidikan Pertama di Akmil Pasca Regrouping Berdasarkan penelitian pada aspek kebijakan operasional pendidikan, komunikasi dengan instansi lain terkait penerapan kebijakan operasional pendidikan merupakan penjabaran kebijakan pendidikan dari Komando Atas.
Semester (SKS). Kebijakan regrouping Sisdiknas ke dalam sistem pendidikan di Akmil masih belum membawa semua unsur kedalam cara pandang yang sama. Penjabaran peraturan peraturan perundang-undangan Menristek Dikti masih belum dapat sepenuhnya mewadahi kebutuhan lembaga.
Dalam penjabarannya telah diatur tentang
Sebagai salah satu contoh adalah
tugas dan tanggung jawab masing-masing
ketentuan yang berkaitan dengan jumlah
satuan/bagian. Staf pendidikan harus dapat
Jam Pelajaran (JP) tiap minggu maksimum
mengkoordinir dan melaksanakan
52 JP sedangkan pada sistem pendidikan
pengawasan operasional pendidikan yang
nasional mengenal sistem SKS. Sistem SKS
64
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
adalah takaran waktu kegiatan belajar yang
dengan angka 0 (nol) berkategori sangat
dibebankan pada mahasiswa per minggu
kurang.
per semester dalam proses pembelajaran
Permasalahan perbedaan sistem
melalui berbagai bentuk pembelajaran. SKS
penilaian tersebut perlu dikomunikasikan
juga bermakna besarnya pengakuan atas
dengan instansi lain untuk menerapkan
keberhasilan usaha mahasiswa dalam
Kebijakan EHB. Namun, belum ada titik temu
mengikuti kegiatan kurikuler disuatu
antara kedua sistem penilaian tersebut
program studi. Semester merupakan satuan
sampai saat ini yang mewadahi kepentingan
waktu proses pembelajaran efektif selama
TNI AD dan kepentingan Akmil sebagai
paling sedikit 16 (enam belas) minggu,
perguruan tinggi. Pelaporan telah dilakukan
termasuk ujian tengah semester dan ujian
oleh Akmil kepada pangkalan data Dikti
akhir semester (Peraturan Menristek Dikti RI
sebagai bentuk kontrol terhadap
Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
pelaksanaan pendidikan tinggi di Akademi
Nasional Pendidikan Tinggi).
Militer. Namun pelaporan ini masih berupaya
Regrouping pada Komponen EHB Pasca
untuk mencampurkan kedua kepentingan
Regrouping
sistem evaluasi yang ada.
Dari hasil penelitian yang telah
Kendala terbesar pada saat penerapan
dilakukan Akmil dalam penerapan sistem
sistem EHB, pasca regrouping Sisdiknas
evaluasi memiliki perbedaan dengan
dalam pendidikan di Akmil adalah perbedaan
Pendidikan Tinggi. Dalam sistem evaluasi di
sistem penilaian yang ada di Akmil dan
Akmil berpedoman pada tripola dasar yaitu
sistem penilaian yang berlaku pada
bidang kepribadian, bidang pengetahuan
pendidikan tinggi. Sistem penilaian yang ada
dan keterampilan dan bidang jasmani.
saat ini berdasarkan buku petunjuk EHB
Sementara itu, Peraturan Menristek Dikti
tahun 2015. Hasil penilaian terhadap
Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
prestasi Taruna diwujudkan dalam bentuk
Nasional Pendidikan Tinggi, Pasal 24,
angka dengan skala 0-100. Penggabungan
menyatakan bahwa pelaporan penilaian
sistem harga nilai yang digunakan oleh TNI
kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam
AD dengan sistem SKS menjadikan nilai
menempuh suatu mata kuliah yang
indeks terakhir yang dihasilkan menjadi tidak
dinyatakan dalam kisaran huruf.
Huruf A
setara dengan angka 4 (empat) berkategori
proporsional. GAGASAN INOVATIF
sangat baik; Huruf B setara dengan angka 3
Gagasan inovatif pada penulisan ini
(tiga) berkategori baik; Huruf C setara
didasarkan kepada hasil analisis SWOT.
dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;
Deskripsi hasil analisis external factor dan
Huruf D setara dengan angka 1 (satu)
internal factor menghasilkan strategi-strategi
berkategori kurang; atau Huruf E setara
yang dapat digunakan untuk memecahkan
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
65
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
persoalan. Dari analisis yang telah dilakukan
kriteria dan prosedurnya sesuai dengan
terlihat bahwa untuk persoalan Gadik,
Pasal 5 Ayat 1 dan 2 sebagai berikut: Kriteria
operasional pendidikan dan EHB adalah
penyelenggara yang berwenang
pada strategi S-O. Ini mengandung makna
melaksanakan RPL untuk memfasilitasi
bahwa Akmil saat ini memiliki kekuatan yang
pembelajaran sepanjang hayat
tinggi, dengan berbagai peluang yang dapat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat
dimanfaatkan untuk membangun dan
(2) huruf a: program studi telah 2 (dua) kali
mengembangkan institusi Akmil.
secara berturutan dan pada saat pengusulan
Adapun secara umum gagasan inovatif
masih terakreditasi B dari badan akreditasi
pada komponen Gadik adalah sebagai
nasional yang berwenang atau badan akreditasi internasional yang setara; lulusan
berikut: Pertama, merumuskan indikator atau standarisasi kompetensi Gadik berstandar nasional sesuai dengan strata pangkat dan jabatannya dalam bentuk piranti lunak atau
terserap di dunia kerja atau berwirausaha berdasarkan studi pelacakan selama 3 (tiga) tahun secara berturutan; memperoleh surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai
buku petunjuk, sehingga mempunyai
dengan peraturan perundang-undangan dan
kapabilitas dalam melaksanakan tugas.
telah beroperasi paling sedikit 5 (lima) tahun
Kedua, mengimplementasikan secara
untuk bidang keahlian yang sesuai dengan
konsisten kebijakan regrouping sistem
program studi; dan lolos uji portofolio
pendidikan di Akmil.
perencanaan penyelenggaraan RPL yang
Ketiga, membuat piranti lunak yang jelas dalam mengatur tenaga pendidik di Akmil sebagai salah satu pendidikan militer berskala Nasional.
dilakukan oleh tim pakar yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal. Selanjutnya, Permenristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Keempat, mengacu pada Peraturan
Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa
Menristek Dikti Nomor 73 tahun 2013
dosen program D-3 dan program D-4 harus
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
berkualifikasi akademik paling rendah
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan
lulusan magister atau magister terapan yang
Tinggi sebagai realisasi dari Peraturan
relevan dengan program studi. Pemenuhan
Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun
Gadik pada profesi kemiliteran dilaksanakan
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
dengan menggunakan dosen bersertifikat
Indonesia, maka disarankan pembuatan
profesi yang relevan dengan program studi
piranti lunak tentang standarisasi Gadik di
dan berkualifikasi paling rendah setara
Akmil. Penyusunan piranti lunak ini perlu
dengan jenjang 8 (delapan) Kerangka
dilengkapi dengan pembentukan Rekognisi
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Pembelajaran Lampau (RPL). Adapun 66
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Gagasan Inovatif pada operasional
Perhitungan beban belajar dalam sistem
pendidikan pertama di Akmil pasca
blok, modul, atau bentuk lain ditetapkan
regrouping hal-hal mendasar yang penting
sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi
untuk dilakukan adalah sebagai berikut,
capaian pembelajaran. Satu SKS pada
pertama, membuat piranti lunak operasional
proses pembelajaran berupa praktikum,
pendidikan di Akmil yang didasarkan kepada
praktik studio, praktik bengkel, praktik
kompetensi utama ilmu kemiliteran. Kedua,
lapangan, penelitian, pengabdian kepada
sinkronisasi operasional pendidikan
masyarakat, dan/atau proses pembelajaran
berbasis kepada pendidikan tinggi ilmu
lain yang sejenis, 170 (seratus tujuh puluh)
kemiliteran. Ketiga, mengimplementasikan
menit per minggu per semester.
secara konsisten kebijakan regrouping
Gagasan inovatif terkait EHB antara
operasional pendidikan di Akmil. Keempat,
lain, pertama, merumuskan sistem evaluasi
mengatur operasional pendidikan di Akmil
berstandar nasional sesuai dengan
sebagai salah satu pendidikan militer
kebutuhan organisasi Angkatan Darat.
berskala nasional. Peraturan Menristek Dikti
Kedua, mengimplementasikan secara
RI Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
konsisten kebijakan regrouping sistem
Nasional Pendidikan Tinggi mengatur
pendidikan di Akmil. Ketiga, membuat
operasional pendidikan didasarkan kepada
kerjasama dengan Kemenristek dan Dikti
SKS. Semester merupakan satuan waktu
dalam membangun standarisasi EHB.
proses pembelajaran efektif selama paling
Keempat, merumuskan indikator atau
sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk
standarisasi EHB berstandar nasional yang
ujian tengah semester dan ujian akhir
dapat mewadahi kepentingan TNI AD dan
semester. Pasal 17 menyatakan bahwa satu
kepentingan Akmil sebagai Perguruan
SKS pada proses pembelajaran berupa
Tinggi. Kelima, mengimplementasikan
kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas:
secara konsisten kebijakan regrouping EHB
kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit
di Akmil.
per minggu per semester; kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh)
KESIMPULAN
menit per minggu per semester; dan
Proses Implementasi Kebijakan
kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per
Regrouping pada Komponen Tenaga
minggu per semester. Satu SKS pada proses
Pendidik, standar kualifikasi yang berbeda
pembelajaran berupa seminar atau bentuk
antara sistem pendidikan nasional dengan
lain yang sejenis, terdiri atas: kegiatan tatap
standar tenaga pendidik yang berlaku di TNI
muka 100 (seratus) menit per minggu per
AD masih sering menjadi kendala. Dosen
semester; dan kegiatan mandiri 70 (tujuh
program diploma tiga dan program diploma
puluh) menit per minggu per semester.
empat harus berkualifikasi akademik paling
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
67
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
rendah lulusan magister atau magister
REKOMENDASI
terapan yang relevan dengan program studi.
Gadik perlu disesuaikan dengan KKNI
Pola operasional pendidikan pertama
dengan membuat program RPL sesuai
di Akmil Pasca regrouping penerapan SKS
dengan peraturan perundang-undangan
masih perlu untuk dilakukan evaluasi.
yang ada. Hal ini agar tidak terjadi
Pengertian satu SKS belum sepenuhnya
penyalahartian tentang persyaratan dosen
dipahami. Perhitungan beban belajar dalam
untuk Program D-4 sebagaimana tercantum
sistem blok, modul, atau bentuk lain
didalam Undang-Undang.
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam
Perlunya dilakukan peninjauan
memenuhi capaian pembelajaran. Satu SKS
terhadap penyusunan rencana operasional
pada proses pembelajaran berupa
pendidikan. Hal ini didasarkan kepada
praktikum, praktik studio, praktik bengkel,
konsep pemikiran yang berbeda antara
praktik lapangan, penelitian, pengabdian
belajar dan berlatih. Penerapan SKS perlu
kepada masyarakat, dan/atau proses
dilakukan lebih proporsional agar tidak
pembelajaran lain yang sejenis juga memiliki
terjadi kesalahan dalam menentukan
ketentuan yang spesifik.
peringkat kelulusan Taruna Akmil.
Proses implementasi kebijakan
Perlunya evaluasi kembali tentang
regrouping pada Komponen EHB pasca
sistem EHB yang menggabungkan sistem
regrouping berdampak penerapan SKS
EHB TNI AD dengan sistem EHB
dalam penentuan nilai hasil belajar masih
berdasarkan SKS. Hal ini dikarenakan
belum proporsional. Oleh karena itu, penting
konsep EHB berdasarkan Tri Pola Dasar
untuk dilakukan evaluasi kembali tentang
yang meliputi Aspek Kejuangan dan
EHB Akmil yang menggabungkan sistem
Kepribadian, Aspek Pengetahuan dan
EHB TNI AD dengan sistem EHB
Keterampilan dan Aspek Jasmani, berbeda
berdasarkan SKS. Hal ini dikarenakan
dengan sistem evaluasi pendidikan
konsep EHB berdasarkan Tri Pola Dasar
nasional.
yang meliputi Aspek Kejuangan dan Kepribadian, Aspek Pengetahuan dan Keterampilan dan Aspek Jasmani, berbeda dengan sistem evaluasi pendidikan nasional.
68
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
DAFTAR PUSTAKA Effendi, S.,2003. Pengelolaan Perguruan Tinggi Menghadapi Tantangan Global, Disampaikan dalam Seminar Nasional
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/IV/2011, tentang Buku Petunjuk Teknik Tentang Pembinaan Tenaga Pendidik. Peraturan Kasad Perkasad Nomor 10a s.d
Majelis Rektor Indonesia, Makasar.
14a/V/2013 tanggal 17 Januari 2015
Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000
Te n t a n g K u r i k u l u m P e n d i d i k a n
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/686/Ix/2015 petunjuk teknis tentang Tenaga Pendidik. Marshall and Rossman. 2007. Designing Qualitatitative Research. London: Sage Publication. Patton, M.Q. 1982. Qualitative Evaluation Methode. London: Sagepub. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/6-
Akademi Militer. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Sistem Program dan Anggaran Pertahanan Negara. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Sistem Program dan Anggaran Pertahanan Negara. Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi UI. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
02/IV/2011 tanggal 20 April 2011
Winarno, 2014, Kebijakan Publik (Teori,
tentang perangkat kendali pendidikan
Proses dan Studi Kasus), CAPS
tingkat kebijaksanaan.
(Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta.
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
69
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
BIODATA PENULIS
Mayor Cpl Dr. Budi Santoso, ST, MT; dilahirkan di Trenggalek, pada tanggal 7 Februari 1976; Riwayat pendidikan umum yang pernah ditempuh adalah
SD (1988); SLTP (1991); SLTA (1994); S-1
(1999); S-2 2006; S-3 (2012). Selanjutnya Riwayat Pendidikan Militer sebagai berikut : Sepa PK (2000); Diklapa-II Pal (2012); Sesarcab Pal (2001); Applaid Approach (2003); Suspa Ranpur (2007); Penugasan yang pernah diikuti yaitu : Tugas Belajar ke Jepang Tahun (2009).
Kemudian pengalaman jabatan dimulai dari jabatan Pama Instek TNI AD
(2001); Inst Gol VIII Depsista Instek (2001); Gumil Gol VIII Depsista Instek (2001); Gumil Gol VII Depsista Instek (2003); Gumil Gol VII Depopshidro (2008); Gumil Gol VII Depiptek (2011); Gumil Gol VI Timgadik Mipatek (2012) dan sekarang menjabat Kasikurdik Bagrendik Sdirbindik Akmil (Dik Seskoad). Jurnal Internasional yaitu : Effect of Atwood Number Due to Propagation Reaction front of Glyserol Nitration International Journal of Academic Research (IJAR): Journal of Mathematics and Technology; Behavior of Glycerol Nitration Reaction at Hydro-Dynamically Stable Condition, ELSEVIER, Process Safety and Environmental Protection (PSEP). Seminar Internasional yaitu : The Effect of Hydro-dynamiclly to Reaction Rate Nitration of Gliserine With Hele-Shaw Cell International Challenges in Knowledge Development, 2010. Seminar Nasional yaitu : Pengaruh Atwood Number
Terhadap
Propagation Reaction Front Reaksi Nitrasi Gliserol, Rekayasa Teknik-Teori dan Aplikasi 2010; Mekanisme Reaksi Gliserol Dan Asam Nitrat Untuk Membuat Nitrogliserin Dengan Teknik Hele-Shaw Cell, Seminar Nasional Penelitian Disertasi Doktor 2011. Karya Tulis Ilmiah TNI yang pernah dibuat adalah : Pada TA. 2002, Juara II Lomba Karya Tulis di lingkungan TNI dengan judul “Modifikasi Sistem Pengapian Tank AMX-13”; Pada TA. 2006 Juara I Lomba Karya Tulis di lingkungan TNI dengan judul “Penerapan Metode Schieren Photograph untuk mengetahui pengaruh tekanan dalam chamber terhadap Desain Nozzel Peluru Kendali ”; dan Pada TA. 2009 Juara III Lomba Karya Cipta Teknologi di lingkungan TNI dengan judul “Rancang Bangun Reaktor Kompak Transesterifikasi Minyak Nabati untuk Biodiesel menggunakan Pemanasan Gelombang Mikro”.
70
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)