BAB XII Modul ke:
13 Fakultas
MKCU www.mercubuana.ac.id
Program Studi
Psikologi
MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN
Terima Kasih
A. PENDAHULUAN PERISTIWA EKSTRIM -Pemanasan Global (Global Warming) -Berbagai peristiwa Bencana: Gempa Bumi, Banjir, Dll. TANGGUNGJAWAB SIAPA? -Tanggung jawab bersama -Sikap Umat Kristen
B. PAHAM PENCIPTAAN -Kitab Yeremia 27:5: "Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang menjadikan bumi, manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi dengan kekuatan-Ku yang besar dan dengan lengan-Ku yang terentang“ -Kitab Ayub 34:14- 15): "Jikalau Ia menarik kembali roh-Nya dan mengembalikan nafas-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu" (Ayb
-Pandangan Gereja (Konsili Vatikan II) : Kitab Suci dan tradisi selalu mengajar dan memuji kebenaran pokok: "Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah"
C. SEGALA SESUATU BERASAL DARI ALLAH • -Kesadaran iman :“segala sesuatu berasal dr Allah dirumuskan dgn jelas sekali pada awal Kitab Suci, dalam dua kisah khusus. •-Pertama: Kej 1:1-2:4a menceriterakan "riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan" (2:4a). •-Kedua (Kej 2:4b-25) menceritakan penciptaan Adam dan Hawa, sbg pengantar pd kisah mengenai dosa manusia pertama (Kej 3:1-24).
• -Kitab Suci berbicara mengenai hubungan manusia dengan Allah dan juga hubungan manusia dengan alam semesta. • -Dalam Kitab Suci manusia merupakan penguasa seluruh dunia.
D. MANUSIA DAN EKOLOGI • - Manusia sbg "gambar Allah" tidak hanya dimengerti secara personal, melainkan juga sosial dan ekologis, dalam hubungan dan tanggung jawab terhadap kehidupan bersama dan kehidupan alam semesta. • -Oleh karena itu manusia bertanggungjawab thd: • -penggunaan teknologi • -pencemaran alam, dll
• -Masalah lingkungan (Ekologi): sekarang menjadi begitu luas, sehingga tidak hanya dituntut perhatian kita yang penuh, tetapi juga keterlibatan total, baik pada taraf ilmu maupun dalam keputusan-keputusan politik. Penemuan kembali keseimbangan dalam lingkungan hanya dapat terjadi kalau mau kembali kepada pemahaman yang benar mengenai kuasa manusia atas alam.
E. KONDISI YG MEMPRIHATINKAN • Pada kenyataannya, manusia sering menempatkan diri sebagai yang berkuasa terhadap alam ciptaan dan pusat segala-galanya. Manusia juga sering beranggapan bahwa alam menyediakan berbagai sumber daya yang tidak terbatas dan mampu tercipta kembali secara cepat. Alam dianggap memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi dampakdampak negatif dari eksploitasi dan pencemaran. Pemahaman ini mendorong manusia untuk semakin berperilaku rakus dan serakah.
• Kerusakan lingkungan yang saat ini terjadi lebih disebabkan oleh aktivitas pengambilan sumber daya alam yang tidak terkendali di berbagai bidang seperti: • 1. Pertambangan • 2. Perkebunan • 3. Kehutanan • 4. Pencemaran tanah • 5. Pencemaran udara • 6. Pencemaran air • 7. Sampah • 8. Perubahan iklim
F.
MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN
• - Keutuhan Ciptaan, dapat digambarkan dengan sebuah gelang rantai yang dimana masingmasing mata rantai memiliki nilai dan fungsi yang sama.
• -Allah sang Pencipta menciptakan kita agar mahkluknya dan saling miliki hubungan ketergangungan dan itulah Keutuhan sebagai CiptaanNya nampak. • Kekayaan alam, tumbuh-turnbuhan, dan hewan dunia ini, tidak boleh dimanfaatkan tanpa memperhatikan tuntutan moral
G. SIKAP GEREJA THD KEUTUHAN CIPTAAN • 1. Gereja sbg sakramen keselamatan telah menaruh kepedulian yg mendalam thd masalah lingkungan hidup. • 2. Gereja selalu terbuka, menghormati dan mendukung berbagai macam perkembangan dan kemajuan jaman, termasuk di bidang ekonomi, sejauh kemajuan tersebut membawa kesejahteraan bagi manusia dan mahkluk hidup yang lain.
• 3. Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis No.34 menegaskan bahwa manusia tidak dibenarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengorbankan hewan, tumbuhan dan unsur-unsur alam yang lain. • 4. Keprihatinan dan kepedulian Gereja Katolik Indonesia terhadap masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak lama.
• 5. Sidang Tahunan KWI tanggal 1-11 November 2004 dengan tema Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa menampilkan Gereja Indonesia yg peduli dgn berbagai persoalan bangsa, di antaranya kerusakan lingkungan hidup. • 6. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia tgl 1620 Nov 2005 dgn tema Bangkit dan Bergeraklah scr tegas mengajak Gereja utk lebih terlibat dlm mengatasi berbagai macam ketidakadaban publik, di antaranya yg berhubungan dgn kerusakan lingkungan hidup.
• 7. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia tgl 1-5 November 2010 dengan tema Ia Datang supaya Semua Memperoleh hidup dalam Kelimpahan, mendorong Gereja untuk lebih berkomitmen dalam mewujudkan aksi solidaritas. • 8. Upaya-upaya itu antara lain edukasi yaitu menyadarkan umat akan pentingnya lingkungan hidup untuk keberlangsungan hidup semua ciptaan termasuk manusia.
Terima Kasih Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
