KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
BAB V HASIL KERJA TAHUN 2016
5.1
PENCAPAIAN TARGET KINERJA
5.1.1 PENCAPAIAN TARGET KEGIATAN DAN PENDAPATAN Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan R.I. yang berada di Jawa Timur, memberikan pelayanan untuk pemeriksaan sampel klinik maupun sampel non klinik. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja pelayanan adalah melalui kegiatan sebagai berikut :
1) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat, Perorangan dan Lingkungan Kegiatan dalam pelayanan ini antara lain : Pelayanan Laboratorium Klinik dan Uji Kesehatan serta Laboratorium
Kesehatan
Masyarakat Pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik & uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat dilaksanakan untuk melayani permintaan dari : Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dokter praktek swasta
Puskesmas
Perorangan/Lain-lain
Rujukan wilayah
Industri
Instansi Pemerintah lain
Lain-lain
Kegiatan pelayanan laboratorium pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya digolongkan sebagai berikut : 1. Instalasi Patologi, terdiri dari : a. Laboratorium Hematologi b. Laboratorium Kimia Klinik 2.
Instalasi Mikrobiologi, terdiri dari : a. Laboratorium Mikrobiologi Klinik (Bakteriologi, Parasitologi, Mikologi) b. Laboratorium TBC c. Laboratorium Biomolekuler
3.
Instalasi Virologi a. Pemeriksaan Kultur Virus b. Pemeriksaan Biomolekuler
4.
Instalasi Imunologi
5.
Instalasi Bakteriologi Sanitasi
6.
Instalasi Kimia Kesehatan
30
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
7.
Instalasi Penerimaan, Pengambilan Sampel dan Penyerahan Hasil, pemeriksaan terdiri dari : a. Radiologi Diagnostik b. Electrocardiography (ECG) c. Patologi Anatomi d. USG e. Treadmill f. Audiometri
8.
Instalasi Media Reagensia dan Hewan Percobaan a. Laboratorium Media Reagensia Laboratorium Media dan Reagensia membuat bermacam-macam media siap pakai untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan Instalasi Mikrobiologi dan Bakteriologi Sanitasi dan juga untuk permintaan dari luar BBLK. Untuk pemeriksaan Corynebacterium diphteriae telah menggunakan metode baru sesuai “Manual for The Laboratory Diagnosis of Diphteria” yaitu standard yang direkomendasi oleh WHO Global Refference Laboratory for Diphteria and Streptococcus.
Berdasarkan fungsi Media dan Reagensia, macam-macam media serta jumlah pembuatan media tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 5.1
Rekapitulasi Pembuatan Media dan Reagensia di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2016
No
Jenis Media & Reagensia
1
Media Pertumbuhan/ Media Enriched
Jumlah
No 7
Jenis Media & Reagensia
Jumlah
Reagensia Pengecatan
Nutrient Broth (kolf @ 100 ml)
1.046
kolf
Neisser A (btl. @ 100 ml)
15
btl
Bouillon/Nutrient Broth (tb @ 10 ml)
2.091
tb
Neisser B (btl. @ 100 ml)
14
btl
Bouillon/Nutrient Broth (tb @ 5 ml )
818
tb
Neisser C (btl. @ 100 ml)
18
btl
Trypticase Soy Broth/TSB (btl @ 5 ml)
85
btl
Cristal Violet (btl. @ 100 ml)
100
btl
Trypticase Soy Broth/TSB (tb @ 2 ml)
1.352
tb
Safranin (btl. @ 100 ml)
Blood agar plate (@ 20 ml)
3.793
pl.
Lugol (btl. @ 100 ml)
Trypticase Soy Agar Blood/
104
pl.
HCl alkohol (btl. @ 100 ml)
85
btl
451
btl
2.096
btl
31
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
TSAB (pl. @ 20 ml) Letheen Broth (btl @ 15 ml)
351
btl
Carbol fuchsin (btl. @ 100 ml)
700
btl
Methylen Blue 1 % (btl. @ 100 ml)
710
btl
8
btl.
KOH 20% (@ 50 ml) 2
Media Enrichment/Pemupuk Pepton alkali 1 % ( tb @ 4 ml ) Selenite broth (kolf @ 900 ml) Fluid thioglycolate medium (tb @ 10 ml) NaCl broth (kolf @ 500 ml)
3
9 946 8
tb.
8
Media Differential
kolf
CLED/Brolacin (pl. @ 20 ml)
tb.
EMB Agar Plate (pl. @ 20 ml)
kolf
KIA (Kligger Iron Agar) (tb @ 5 ml)
tb.
Lactose Broth I (tb @ 10 ml)
20.700 tb.
Columbia Medium (pl. @ 20 ml)
723
pl.
Lactose Broth II (tb @ 10 ml)
9.910 tb.
Mac Conkey (pl. @ 20 ml)
2.827 pl.
9
Media Khusus untuk
PDA (kolf @ 400 ml)
27
kolf
PDA (kolf @ 200 ml)
77
kolf
mengetahui MRSA
Saboroud agar plate (@ 20 ml)
53
pl. tb. pl. tb. tb.
MRSA (Metisilin Resisten (pl. @ 20 ml)
Saboroud tb. (tb @ 5 ml)
766
Corn Meal Agar (pl @ 20)
10
Bird Sheed Agar (BSA) (tb @ 5 ml)
16 278
MSA (Manitol Salt Phenol Red Agar) 10
31.656 btl.
L J Obat/Sensi Test (btl @ 6 ml)
10.753 btl.
12
Media untuk Screening tes
Jenis Media & Reagensia
Stock culture (tb @ 8 ml)
34
BHIB / HIB (btl. @ 20 ml )
299
tb. btl.
6
kolf
Media Test Kepekaan MH agar + Blood (pl @ 20)
1.845 pl. 277 pl.
75 pl. Jumlah
Media Biakan Dasar
No 13
Nutrient Agar (kolf @ 200 ml)
521
Nutrient Slank Agar /NAS (tb @ 5 ml)
1610
kolf tb
420
pl.
Nutrient Agar pl (pl @ 20)
411 pl.
Media Penyimpan Bakteri
BHI + Glyserol (kolf @ 100 ml)
L J Tanpa Obat (btl. @ 6 ml)
9 pl.
Staphylococcus Aureus)
Media Test Kepekaan untuk
Tinsdale Medium (pl @ 20)
6
1.839 tb.
Media Biakan Jamur
MH agar/Mueller Hinton Agar (pl @ 20)
No
2.564 pl.
705
TB
5
547 pl.
NaCl broth (tb @ 4 ml)
Saboroud broth (tb @ 5 ml) 4
830
Jenis Media & Reagensia
Jumlah
Reagen Indikator Media Methyl red (btl @ 250 ml
11
2 btl.
Media untuk Toxigenik kuman Difteri
14
Media Selektif BGLB (tb. @ 8 ml)
ELEK (pl @ 20)
Livental agar tabung (tb. @ 5 ml)
780 tb.
Livental agar plate (pl. @ 20 ml)
21 pl.
17
Media dan Reagensia Uji Biokimia Air pepton / Indol (tb. @ 4 ml)
760
tb.
T C B S agar (pl. @ 20 ml)
413
Arginin (tb. @ 4 ml)
104
tb.
Thayer martin agar (pl. @ 20 ml)
198
Simon citrat agar (tb. @ 4 ml)
866
tb.
412
Lysine (tb. @ 4 ml)
538
tb.
M I U (tb. @ 5 ml)
891
tb.
Manitol Salt agar (pl. @ 20 ml) SS agar (pl. @ 20 ml) XLD agar (pl. @ 20 ml) E. coli broth I (EC I ) (tb. @ 10 ml) Hoyle Medium (pl. @ 20 ml) Chrom Agar Candida (pl. @ 20 ml)
1.176 166
Malonat (tb. @ 5 ml)
20
tb.
410
Ornithine (tb. @ 4 ml)
24
tb.
7
pl.
820
tb.
1.489
tb.
71
tb.
1.736 137
D Nase agar (pl. @ 20 ml) Urea agar (tb. @ 4 ml) VP / MR (tb. @ 4 ml)
15
45 pl.
10.166 tb.
Reagensia Pengenceran
Bile esculin (tb. @ 5 ml)
32
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Phosphat buffer aq. (kolf @ 100 ml)
1.079 kolf
Mannitol (tb. @ 5 ml)
90
tb.
Phosphat buffer aq. (btl @ 10 ml)
3.310 btl.
Trehalose (tb. @ 5 ml)
30
tb.
Phosphat buffer saline phenol (btl
34 btl.
Galaktose (tb. @ 5 ml)
20
tb.
Arabinose (tb. @ 5 ml)
110
tb.
1.780
tb.
240
tb.
@ 500 ml) PZ / NaCl 0,9 % (tb @ 3 ml)
1.426 tb.
PZ / NaCl 0,9 % (kolf @ 100 ml)
Gula-gula biasa (tb. @ 5 ml)
134 kolf 18
16
Reagen Pembanding
Gula2 untuk mengetahui Varian Difteri
Mac Farland 0,5 (tb. @ 10)
4
tb.
Gula - gula diphtheria (tb @ 3 ml)
Jumlah : Media Tabung @ 2 ml
1.352 tb. 1.666 tb.
Media Botol @ 500 ml
34
btl.
Media Botol @ 250 ml
2
btl.
6.136 tb. 9.119 tb.
Media Botol @ 100 ml
4.189
btl.
Media Botol @ 50 ml
8
34.061 tb. 10.200 tb. 17.969 pl.
Media Botol @ 20 ml
299
Media Botol @ 15 ml Media Botol @ 10 ml
351 3.310
Media Botol @ 6 ml
42.409
Media Botol @ 5 ml
85
btl. btl. btl. btl. btl. btl.
Media Tabung @ 3 ml Media Tabung @ 4 ml Media Tabung @ 5 ml Media Tabung @ 10 ml Media Tabung @ 8 ml Media Plate @ 20 ml Media Kolf @ 900 ml Media Kolf @ 400 ml
9 kolf 8 kolf 27 kolf
Media Kolf @ 200 ml Media Kolf @ 100 ml
2.265 kolf
Media Kolf @ 500 ml
598 kolf Jumlah Media :
134.097
Sumber : Instalasi Media Reagensia dan Hewan Percobaan BBLK Surabaya, 2016
b. Laboratorium Hewan Percobaan Laboratorium Hewan Percobaan bertujuan memelihara dan menyiapkan hewan yang diperlukan untuk menunjang pemeriksaan laboratorium. Instalasi yang membutuhkan hewan percobaan antara lain : -
Media Reagensia Mikrobiologi
- Imunologi - Kimia Kesehatan
Hewan-hewan yang dipelihara dan diperlukan untuk menunjang pemeriksaan laboratorium sebagai berikut :
1. Domba Jumlah domba per-31 Desember 2016 : 16 ekor. Pengambilan darah domba setiap kali pengambilan + 300 – 400 ml. Darah tersebut diperlukan untuk : -
Membuat media di Instalasi Media Reagensia Pemeriksaan laboratorium di Instalasi Imunologi
-
Pemeriksaan laboratorium di Instalasi Kimia Kesehatan
2. Kelinci Jumlah kelinci per-31 Desember 2016 : 30 ekor. Pengambilan darah kelinci setiap kali pengambilan + 20 ml. Darah, serum, plasma kelinci diperlukan untuk :
33
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Membuat media di Instalasi Media Reagensia Pemeriksaan laboratorium di Instalasi Imunologi dan Mikrobiologi
-
Untuk mempersiapkan hewan yang sehat dan siap dipergunakan, dilakukan upayaupaya sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Mengatur pola/menu makan masing-masing hewan Menjaga kebersihan kandang-kandang hewan Melakukan peremajaan hewan-hewan yang ada Memberi pengobatan untuk hewan-hewan yang tidak sehat dan pemberian vitamin untuk domba
Selain itu untuk meningkatkan kualitas kesehatan hewan coba dalam mendukung kebutuhan di Instalasi-instalasi terutama laboratorium klinik, maka diperlukan kerjasama dengan klinik/dokter hewan untuk pemeriksaan rutin hewan.
9.
Instalasi Sterilisasi Instalasi Sterilisasi menerima limbah sisa sampel media maupun alat-alat gelas yang telah digunakan untuk pemeriksaan dari semua Instalasi. Instalasi Sterilisasi bertanggung jawab terhadap kebersihan dan sterilitas jas laboratorium dan alat-alat gelas yang telah dipakai di laboratorium serta penanganan/pengolahan limbah dari Instalasi, baik melalui sterilisasi basah maupun kering. Kegiatan di Instalasi Sterilisasi baik penerimaan limbah sisa sampel, pencucian dan sterilisasi alat gelas, jas laboratorium, hingga distribusi ke Instalasi pengguna dicatat dan dilaporkan tiap bulan. Berikut rincian kegiatan pencucian dan sterilisasi periode 1 Januari s.d
31
Desember 2016 : Tabel 5.2
Kegiatan Pencucian dan Sterilisasi Peralatan Laboratorium Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2016
No.
Jenis Peralatan Laboratorium
1.
Jas Laboratorium
2.
Botol LJ (Mc Cartney)
3.
Jumlah 2.461
buah
234.526
buah
Plate
14.137
buah
4.
Tabung
61.951
buah
5.
Botol
49.430
buah
6.
Pipet
18.768
buah
7.
Kolf/Erlenmeyer
8.504
buah
8.
Specimen carrier
1.089
buah
34
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
9.
Ice pack
3.874
buah
10.
Rak plastik, container plastik, rak stainless steel, rak tabung
11.031
buah
11.
Botol Thioglycolate
172
buah
12.
Botol Phosphat Buffer Saline
352
buah
406.295
buah
Jumlah
Sumber : Instalasi Sterilisasi BBLK Surabaya, 2016
Secara keseluruhan, jumlah pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 13,43% dibanding tahun 2015 (282.889 pemeriksaan pada tahun 2015 menjadi 320.877 pemeriksaan pada tahun 2016). Berikut ini rincian jumlah pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik periode tahun 2015 2016 : Tabel 5.3
Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang Medik Periode tahun 2015 - 2016 Jumlah Pemeriksaan
No.
% Kenaikan / Penurunan
Jenis Pemeriksaan Tahun 2015
Tahun 2016
A.
Laboratorium
1.
Hematologi
33.914
32.288
-4,79%
2.
Kimia Klinik
71.615
65.978
-7,87%
3.
Mikrobiologi
70.375
86.356
22,71%
4.
Virologi
1.829
1.466
-19,85%
5.
Imunologi
27.148
17.581
-35,24%
6.
Patologi Anatomi
59
53
-10,17%
7.
Radiologi Diagnostik
1.327
1.731
30,44%
8.
ECG
698
677
-3,01%
9.
USG
199
232
16,58%
10.
Treadmill
13
13
0,00%
11.
Audiometri
12
84
600,00%
12.
Bakteriologi Sanitasi
16.394
25.438
55,17%
13.
Kimia Kesehatan
59.306
88.980
50,04%
282.889
320.877
13,43%
TOTAL
Sumber : Data Pelayanan Laboratorium dan Penunjang Medik BBLK Surabaya Berdasarkan Parameter Pemeriksaan, 2015 – 2016
35
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Dari tabel di atas dapat dilihat jenis pemeriksaan yang mengalami persentase peningkatan tertinggi yaitu Audiometri 600,00%, Bakteriologi Sanitasi 55,17% dan Kimia Kesehatan 50,04%. Tabel berikut menunjukkan capaian kinerja pada masing-masing Instalasi dalam pendapatan Badan Layanan Umum tahun 2015 - 2016 : Pendapatan Badan Layanan Umum per-Instalasi tahun 2015 – 2016 Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Tabel 5.4
No
1
Pencapaian Tahun 2015 (Rp)
Instalasi/Uraian
Patologi :
Pencapaian Tahun 2016 (Rp)
di Balai
% Kenaikan / Penurunan
1.589.941.250
2.284.066.077
43,66%
a. Hematologi
242.394.250
494.837.002
104,15%
b. Kimia Klinik
1.347.547.000
1.789.229.075
32,78%
2
Mikrobiologi
2.112.489.000
2.089.965.100
-1,07%
3
Virologi
1.700.000
79.100.000
4552,94%
4
Imunologi
1.059.082.900
1.495.162.500
41,18%
5
Penunjang Medik :
276.087.000
280.545.000
1,61%
4.200.000
4.210.000
0,24%
124.342.000
147.080.000
18,29%
a.
Patologi Anatomi Smear )
( Pap
b.
Radiologi Diagnostik
c.
Electrocardiography (ECG)
32.275.000
37.740000
16,93%
d.
USG
66.135.000
76.825.000
16,16%
e.
Treadmill
4.940.000
4.940.000
0,00%
f.
Audiometri
1.495.000
9.750.000
552,17%
6
Bakteriologi Sanitasi
1.069.899.000
2.086.680.000
95,04%
7
Kimia Kesehatan
1.578.197.250
2.878.975.000
82,42%
8
Media Reagensia
60.428.500
128.874.000
113,27%
9
Bimbingan Teknis :
379.425.700
299.734.000
-21,00%
a. Magang/PKL/ Pelatihan
366.205.700
285.634.000
-22,00%
13.220.000
14.100.000
6,66%
158.675.000
8.030.000
-94,94%
0
34.518.851
-
8.243.225.600
11.665.650.528
40,79%
b. Sarana/Sewa Ruang 10
Limbah
11
Jasa Giro Total Pendapatan BLU
Sumber : Sub Bagian Keuangan dan BMN BBLK Surabaya, 2015 - 2016 Dari tabel tersebut dapat dilihat Instalasi yang mengalami persentase peningkatan jumlah pendapatan tertinggi yaitu Instalasi Virologi 4552,94%, Media Reagensia 113,21%, Bakteriologi Sanitasi 95,04 dan Kimia Kesehatan 82,42%.
36
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Pada periode yang sama, jumlah pelayanan dan pendapatan mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai dengan 2016. Bila dibandingkan dengan target dalam Rencana Strategis, realisasi pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pendapatan BLU Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 20142016 dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5.5
Target dan Realisasi Pelayanan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 20142016 2014
Jenis Pemeriksaan
Target 2014
2015
Realisasi 2014
% Capaian
Target 2015
Realisasi 2015
2016 % Capaian
Target 2016
Realisasi 2016
% Capaian
1. Patologi - Hematologi
30.424
28.833
94,77%
32.249
33.914
105,16%
34.506
32.288
93,57%
- Kimia Klinik
72.212
74.245
102,82%
76.545
71.615
93,56%
81.903
65.978
80,56%
84.517
86.356
102,18%
90,79%
80.016
1.100
1.466
133,27%
2. Mikrobiologi
67.021 75.487
3. Virologi
70.375
1.517
4. Imunologi
90,24% 1.829
17.474
17.718
101,40%
18.523
27.148
146,56%
19.820
17.581
88,70%
51
45
88,24%
54
59
109,26%
58
53
91,38%
1.035
1.174
113,43%
1.097
1.327
120,97%
1.202
1.731
144,01%
- ECG
579
632
109,15%
614
698
113,68%
657
677
103,04%
- USG
151
254
168,21%
160
199
124,38%
185
232
125,41%
- Treadmill
50
4
8,00%
53
13
24,53%
15
13
86,67%
- Audiometri
72
103
143,06%
76
12
15,79%
81
84
103,70%
6. Bakteriologi Sanitasi
12.897
16.016
124,18%
13.671
16.394
119,92%
14.628
25.438
173,90%
7. Kimia Kesehatan
41.489
62.695
151,11%
43.978
59.306
134.85%
47.057
88.980
189,09%
251.921
270.257
107,28%
267.036
282.889
105,94%
285.729
320.877
112,30%
5. PPS-PH - Patologi Anatomi - Radiologi Diagnostik
Total Sumber :
Instalasi Data dan Informasi, 2014-2016
37
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Tabel 5.6
Target dan Realisasi Pendapatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014 – 2016 Strategis Bisnis 2014
Janis Pelayanan
Target 2014 (Rp)
Berdasarkan Rencana
2015
Realisasi 2014 (Rp)
% Capaian
Target 2015 (Rp)
2016
Realisasi 2015 (Rp)
% Capaian
Target 2016 (Rp)
Realisasi 2016 (Rp)
% Capaian
1. Patologi - Hematologi
89,03%
212.478.621
242.394.250
114,08%
1.185.328.750
91,99%
1.430.334.193
1.347.547.000
94,21%
1.452.769.500
127,72%
1.262.557.829
2.112.489.000
-
-
-
-
1.700.000
850.843.668
751.767.750
88,36%
944.436.471
1.059.082.900
7.450.325
3.500.000
46,98%
8.269.861
- Radiologi
87.558.493
114.033.500
130,24%
- ECG
39.752.389
36.190.000
91,04%
- USG
78.408.344
92.925.000
- Kimia Klinik 2. Mikrobiologi
191.422.181
170.425.750
1.288.589.363 1.137.439.486
237.976.000
494.837.002
207,94%
1.601.974.000
1.789.229.075
111,69%
1.414.064.000
2.089.965.100
147,80%
-
79.100.000
-
112,14%
1.057.768.000
1.495.162.500
141,35%
4.200.000
50,79%
5.220.000
4.210.000
80,65%
97.189.927
124.342.000
127,94%
108.850.000
147.080.000
135,12%
44.125.152
32.275.000
73,14%
49.420.000
37.740.000
76,37%
118,51%
87.033.262
66.135.000
75,99%
97.582.000
76.825.000
78,73%
167,45% 3. Virologi 4. Imunologi 5. PPS-PH - Patologi Anatomi
- Treadmill
1.417.950
1.520.000
107,20%
1.573.925
4.940.000
313,87%
5.700.000
4.940.000
86,67%
- Audiometri
5.149.402
11.960.000
232,26%
5.715.836
1.495.000
26,16%
9.315.000
9.750.000
104,67%
6. Bakt. Sanitasi 7. Kimia Kesehatan 8. Media
914.592.893
1.045.235.014
114,28%
1.015.198.111
1.069.899.000
105,39%
1.137.021.000
2.086.680.000
183,52%
1.503.778.524
1.635.272.258
108,74%
1.669.194.162
1.578.197.250
94,55%
1.869.502.000
2.878.975.000
154,00%
114.322.022
61.747.000
54,01%
126.897.444
60.428.500
47,62%
142.128.000
128.874.000
90,68%
623.138.600
333.414.750
691.683.846
366.205.700
52,94%
771.772.000
285.634.000
37,01%
9. Bimb. Teknik - Magang/PKL/ Pelatihan - Sewa Ruang 10. Limbah 11. Pendapatan jasa lembaga keu. Total Pendapatan BLU
53,83% 174.136.360 7.018.000.000
2.000.000 204.155.000
117,24%
13.220.000
-
-
14.100.000
158.675.000
82,09%
216.486.000
8.030.000
-
34.518.851
8.724.778.000
11.665.650.528
-
108.061.521 7.210.305.793
193.291.360
102,74%
7.789.980.000
8.243.225.600
Sumber : Instalasi Data dan Informasi BBLK Surabaya, 2014-2016
38
105,82%
3,71%
133,71%
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Realisasi kegiatan pelayanan laboratorium tahun 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 5.1
Persentase Realisasi Kegiatan Pelayanan Laboratorium Menurut Parameter Tahun 2016
Radiologi Diagnostik 0,54%
Treadmill 0,00%
Kimia Kesehatan 27,73%
Patologi Klinik 30,62%
Patologi Anatomi 0,02%
ECG 0,21%
Imunologi 5,48% Mikrobiologi 26,91%
Bakteriologi Sanitasi 7,93%
Virologi 0,46% USG 0,07%
Audiometri 0,03%
Sumber : Instalasi Data dan Informasi BBLK Surabaya, 2016
Berdasarkan grafik di atas, persentase terbesar realisasi pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik pada tahun 2016 adalah pemeriksaan Patologi Klinik 30,62%, Kimia Kesehatan 27,73% dan Mikrobiologi 26,91%.
Sedangkan realisasi pendapatan BLU per-Instalasi dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 5.2 Persentase Realisasi Pendapatan BLU Per-Instalasi Tahun 2016
Jasa Giro 0,36% Imunologi 12,82% Bakteriologi
Patologi Klinik 19,58%
39
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Sumber : Sub Bagian Keuangan dan BMN BBLK Surabaya, 2016 Berdasarkan grafik di atas, persentase terbesar realisasi pendapatan BLU tahun 2016 dicapai oleh Instalasi Kimia Kesehatan 24,68%, Patologi Klinik 19,58% dan Mikrobiologi (+Virologi) 18,59%. Jumlah kunjungan pelanggan Balai Besar Laboratorium tahun 2016 sejumlah 42.287, terbanyak berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya sejumlah 14.185 kunjungan (33,54%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
40
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Gambar 5.3
Jumlah Kunjungan Pelanggan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Berdasarkan Asal Instansi Tahun 2016
BUMN/BUMD
35
Inst. Pem. Lain
138
Ins. Kes. Lingk.
197
Dinkes Kab/Kota
302
Pendidikan/Penelitian
306
RS Pem. Lain
493
RS Pem. Kab/Kota
589
Puskesmas
650
Dinkes Pem. Provinsi RSU Dr. Soetomo Industri Swasta Dokter Swasta Ins.Kes Pem.Lain RS/Klinik/Lab Swasta
1.522 2.025 2.917 3.218 3.586 4.469
7.660 Sumber APS/Dokter : InstalasiBBLK Penerimaan, Pengambilan Sampel & Penyerahan Hasil BBLK Surabaya, 2016 DKK Surabaya
14.185
Sedangkan kunjungan pelanggan laboratorium klinik dan uji kesehatan berdasarkan kelompok umur tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 5.4
Jumlah Kunjungan Pelanggan Laboratorium Klinik dan Uji Kesehatan Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016
7.000 6.000 5.000
41 4.000 3.000
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Sumber : Instalasi Penerimaan, Pengambilan Sampel & Penyerahan Hasil BBLK Surabaya, 2016 Berdasarkan kelompok umur, kunjungan pelanggan laboratorium klinik dan uji kesehatan terbanyak pada kelompok umur 20-44 tahun sejumlah 6.838 kunjungan (39,47%).
2) Pelayanan Rujukan Laboratorium dan Pencegahan – Pemberantasan Penyakit Kegiatan ini meliputi pelayanan laboratorium rujukan, surveilans dan Kejadian Luar Biasa (KLB), yang terdiri dari pelayanan pemeriksaan sebagai berikut :
42
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
a. Instalasi Mikrobiologi 1.
Pemeriksaan Tuberkulosis ( TBC )
Tabel 5.7
Pemeriksaan Rutin TB dan Hasil Positif TB Menurut Asal Spesimen (Mikroskopis s/d Desember 2016, Positif kultur s/d November 2016)
No
Instansi
PENGECATAN ZIEHL NELSEN Jml.
Pos.
Jumlah Pemeriksaan Kultur *)
Neg.
Kultur Positif **)
UJI KEPEKAAN Proses Kultur Jml.
1
RS. Dr. Soetomo
338
116
222
301
119
2
Puskesmas
231
89
142
6
5
3
RS Kab./Kota
142
27
115
37
7
4
RSUP Sanglah
0
0
0
16
16
5
BP4/RS Paru
13
2
11
13
6
RS Paru Surabaya
0
0
0
7
RSAL
1
0
1
8
RSJ MENUR
3
2
1
9
RSUP NTB
0
0
0
1
1
10
RS. Swasta
276
73
203
205
58
11
Lain-2/APS
790
151
639
178
44
1
12
Lab. Swasta
241
70
171
204
61
2
13
FKH UNAIR
48
0
48
1
0
14
BBTKL Surabaya
6
0
6
5
0
15
BBLK Surabaya Jumlah
LINI-1 Pos.
Jml.
Pos.
302
98
5
1
6
4
0
0
36
8
0
0
23
16
0
0
7
13
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
182
43
0
0
4
172
33
2
0
4
76
39
5
5
4
1
0
0
0
5
0
0
0
17
1
16
2
1
2106
531
1575
970
319
2
1
6
1
0
0
0
819
244
12
6
Keterangan : *) Jumlah pemeriksaan kultur s.d Desember 2016 = 970 **) Jumlah kultur positif s.d November 2016 = 319 Tabel 5.8
Proses DST
LINI-2
Pemeriksaan PMDT TB dan Hasil Positif TB Menurut Asal Spesimen (Mikroskopis s.d Desember 2016, Positif kultur s/d November 2016)
Sumber : Instalasi Mikrobiologi (Lab. TBC) BBLK Surabaya, 2016
43
16
0
1
29
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PEMERIKSAAN PMDT No
Instansi
Jumlah Pemeriksaan Kultur *)
PENGECATAN ZIEHL NELSEN Jml.
Pos.
Neg.
PEMERIKSAAN TCM KEPEKAAN
Kultur Positif **)
Proses Kultur
LINI-1 Jml.
PENGECATAN ZIEHL NELSEN
LINI-2
Pos.
Jml.
Pos
Pos
Neg.
Jml
Genexpert Jml
Pos
Neg.
1
RS. Dr. Soetomo
1411
272
1139
1411
395
4
133
133
137
137
0
0
0
264
143
121
2
RSUD Soewandi
83
57
26
83
68
2
35
35
35
35
0
0
0
36
20
16
3
RSUD Ibnu Sina Gresik
0
0
0
6
6
6
6
6
6
4
RSUD Jombang
101
36
65
101
46
21
21
15
15
5
RS Syaiful Anwar
23
18
5
23
4
4
4
4
4
117
439
556
1415
511
904
6
Madiun (RSUD dr. Harjono)
3
0
3
3
0
0
0
0
0
7
Tulungagung
12
5
7
12
6
4
4
4
4
8
RSUP Sanglah
63
27
36
63
25
10
9
10
9
9
Puskesmas
72
28
44
71
29
12
12
12
12
0
0
0
2
1
1
10
RS Paru Surabaya
64
15
49
64
21
7
7
7
7
0
0
0
86
64
22
11
RSUP Jember
278
66
212
278
82
47
47
47
47
12
NTT
47
24
23
47
25
13
13
13
13
13
NTB (Mataram)
29
8
21
37
6
2
2
2
2
14
AMBON (Maluku)
4
0
4
4
0
0
0
0
0
15
Sulawesi Tenggara/Kendari
51
6
45
51
7
1
1
1
1
16
Palu (Sultra)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Sumbar (Padang)
174
40
134
174
34
13
13
13
13
18
Kalimantan Tengah
28
20
8
28
23
12
12
12
12
1
10
11
11
1
10
2
1
3
2
44
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PEMERIKSAAN PMDT No
Instansi
Jumlah Pemeriksaan Kultur *)
PENGECATAN ZIEHL NELSEN Jml.
Pos.
Neg.
KEPEKAAN
Kultur Positif **)
Proses Kultur
Kalimantan Timur
15
7
8
19
8
20
Kalimantan Selatan(Banjar)
21
12
9
21
17
21
Gorontalo
50
7
43
50
1
23
Sulut (Manado)
174 2720
2703
791
1912
LINI-1 Jml.
19
Jumlah
PEMERIKSAAN TCM
2
PENGECATAN ZIEHL NELSEN
LINI-2
Pos.
Jml.
Pos
Pos
5
5
5
5
7
7
7
7
2
0
0
0
0
113
5
76
76
76
76
916
23
408
407
406
405
Keterangan : *) Jumlah pemeriksaan kultur s.d Desember 2016 = 2.720 **) Jumlah kultur positif s.d November 2016 = 916
Sumber : Instalasi Mikrobiologi (Lab. TBC) BBLK Surabaya, 2016
45
118
Neg.
449
Jml
567
Genexpert Jml
1814
Pos
740
Neg.
1.074
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pemeriksaan TBC yang spesimennya berasal dari berbagai instansi dengan rincian sebagai berikut : 1) Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan mikroskopis dengan teknik Pewarnaan Ziehl Neelsen Dari 2.106 spesimen yang diterima untuk pemeriksaan BTA, ( 25,21% ) dinyatakan sebagai BTA positif.
531 spesimen
Pemeriksaan kultur TBC Dari 970 spesimen yang diterima s.d Desember 2016, 970 spesimen yang sudah dibaca dan hasil positif 319. spesimen ( 32,89% ) sampai dengan November 2016 sedangkan 70 spesimen masih dalam proses pembacaan hasil. Pemeriksaan Tes Kepekaan Permintaan pemeriksaan untuk Tes Kepekaan sampai dengan Desember 2016 sejumlah 830 spesimen Sedangkan yang diperiksa s/d November 2016 sejumlah 243 spesimen berdasarkan pertumbuhan kultur dan kiriman isolat dari instansi laboratorium di luar Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Pemeriksaan Tes Kepekaan umumnya digunakan untuk memantau resistensi obat pada penderita yang sudah diberikan terapi. Untuk semua teknik pemeriksaan di atas, jumlah spesimen terbanyak berasal dari RSU Dr. Soetomo Surabaya.
2. Pemeriksaan Spesimen PMDT (Programatic Management Drug of Tuberculosis) Pemeriksaan mikroskopis dengan teknik Pewarnaan Ziehl Neelsen Dari 2.703 spesimen yang diterima untuk pemeriksaan BTA, ( 29,26% ) dinyatakan sebagai BTA positif.
791 spesimen
Pemeriksaan kultur TBC Dari 2.720 spesimen yang diterima s.d Desember 2016, 2.720 spesimen yang sudah dibaca dan hasil positif 916. spesimen ( 33,68% ) sampai dengan November 2016 sedangkan 23 spesimen masih dalam proses pembacaan hasil. Pemeriksaan Tes Kepekaan Permintaan pemeriksaan untuk Tes Kepekaan sejumlah 814 spesimen. Sedangkan yang diperiksa s/d November 2016 sejumlah 440 spesimen berdasarkan pertumbuhan kultur dan kiriman isolat dari instansi laboratorium di luar Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Untuk semua teknik pemeriksaan di atas, jumlah spesimen terbanyak berasal dari RSU Dr. Soetomo Surabaya.
46
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Tabel 5.9
Prevalensi Resisten OAT Lini Rutin Januari - November 2016
I
pada Pemeriksaan
Total N
%
Total number of strains tested
243
SUSCEPTIBLE TO ALL 4 DRUGS
149
61,32
- Isoniazid (INH)
44
18,11
- Rifampicin (RMP)
28
11,52
- Ethambutol (EMB)
39
16,05
- Streptomycin (SM)
40
16,46
11
4,53
- Rifampicin (RMP)
5
2,06
- Ethambutol (EMB)
19
7,82
- Streptomycin (SM)
21
8,64
- INH + RMP
7
2,88
- INH + RMP + EMB
7
2,88
- INH + RMP + SM
3
1,23
- INH + RMP + EMB + SM
5
2,06
- INH + EMB
2
0,82
- INH + SM
7
2,88
- INH + EMB + SM
2
0,82
1
0,41
ANY RESISTANCE
MONORESISTANCE - Isoniazid (INH)
MULTIDRUG RESISTANCE
OTHER PATTERNS
- RMP + EMB - RMP + SM - RMP + EMB + SM - EMB + SM
NUMBER OF DRUGS RESISTANT TO : -
0
-
1
-
2
-
3
-
4
Keterangan :
47
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
MDR
: Multi Drug Resistance (Resisten terhadap INH dan Rifampycin)
XDR
: Extensively Drug Resistance (MDR yang Resisten terhadap Ofloxacin dan Kanamicin/Amikacin.
Sumber : Instalasi Mikrobiologi (Lab. TBC) BBLK Surabaya, 2016
Tabel 5.10
Prevalensi Resisten Oat Lini I & Lini II Pada Pemeriksaan Rutin Januari – November 2016
Tabel 5.11
Prevalensi Resisten OAT Lini I & Lini II Pada Pemeriksaan PMDT Januari November 2016
Total N Total number of strains tested 1st n 2nd line
2
SUSCEPTIBLE TO ALL 7 DRUGS
1
Total %
N Total number of strains tested 1st n 2nd line
50
SUSCEPTIBLE TO ALL 7 DRUGS
%
440
39
8,86
- MDR + Ofloxacine
35
7,95
- MDR + Kanamycin
8
1,82
- MDR + Kanamycin
- MDR + Amikacyn
2
0,45
- MDR + Amikacyn
- MDR + Oflo + Kan&/Amk
2
0,45
- MDR + Oflo + Kan&/Amk
- MDR + Kan&/Amk
5
1,14
MULTIDRUG RESISTANCE SUSCEPTIBLE 2nd LINE
247
56,14
- Other pattern
102
23,18
SUSCEPTIBLE TO ALL 4 DRUGS - Ofloxacine - Kanamycin - Amikacyn - Oflo + Kan&/Amk
MULTIDRUG RESISTANCE
MULTIDRUG RESISTANCE
- MDR+Suseptible - MDR + Ofloxacine
1
50
- MDR+Kan & Amk
ANY RESISTANCE BUT NOT MULTIDRUG RESISTANCE
ANY RESISTANCE BUT NOT MULTIDRUG RESISTANCE
- Any Rif (not MDR) + Ofloxacine
- Any Rif (not MDR) + Ofloxacine
- Any Rif (not MDR) + Kanamycin
- Any Rif (not MDR) + Kanamycin
- Any Rif (not MDR) + Amikacyn
- Any Rif (not MDR) + Amikacyn
- Any Rif (not MDR) + Oflo + Kan &/Amk
- Any Rif (not MDR) + Oflo + Kan &/Amk
- Other pattern
Keterangan : MDR : Multi Drug Resistance (Resisten terhadap INH dan Rifampycin) XDR : Extensively Drug Resistance (MDR yang Resisten terhadap Ofloxacin dan Kanamicin/Amikacin)
48
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Sumber : Instalasi Mikrobiologi (Lab. TBC) BBLK Surabaya 2016
Pemeriksaan sampel rutin dan PMDT yang dikerjakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya periode Januari – Desember 2016 terhadap OAT Lini I dan II sebagai berikut : a.
Dari pemeriksaan sampel PMDT pasien diagnosa Januari – November 2016 sejumlah 440 pasien yang diperiksa OAT Lini I dan II sebanyak 440 paien dengan hasil : -
MDR XDR MOTT Diagnosa Sensitif Lini I dan II Pola Resisten Lain
: 297 : 2 : 10 : 39 : 102
Hasil pemeriksaan yang MDR dan XDR sejumlah 288 pasien tersebut berasal dari : b.
RS Dr. Soetomo Syaiful Anwar BKPM Ambon RSUP Sanglah RSP Jember RSUD Madiun Ibnu Sina (Gresik) RSUD Jombang Sulawesi Tengah
: : : : : : : : :
99 22 7 5 26 5 15 3 6
-
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah NTT NTB Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Maluku Utara
: : : : : : : : :
13 12 1 4 8 8 12 1 41
Pemeriksaan Sampel rutin yang meminta pemriksaan DST Januari – November 2016 sejumlah 830 pasien, yang diperiksa OAT Lini I sebanyak 287 pasien dengan hasil : -
MDR XDR MOTT Diagnosa Sensitif Lini I dan II Pola Resisten Lain
: 22 : 0 : 9 : 249 : 16
Hasil pemeriksaan yang MDR sejumlah 19 pasien tersebut berasal dari : -
2.
Lab. Swasta Lain – lain Puskesmas RSUD NTB RS Swasta RS Dr. Soetomo RSUP Sanglah
: : : : : : :
7 3 1 1 8 1 1
Pemeriksaan Difteri
49
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya adalah salah satu laboratorium pemeriksa Difteri di Indonesia yang melaksanakan pemeriksaan Difteri, penentua tipe dan toksigenisitas kuman Difteri sesuai dengan srandar “WHO Manual for The Laboratory Diagnosis of Diphteria”. BBLK Surabaya sudah mendapat pelatihan dari WHO Global Reference Laboratory for Diphteria and Streptococcus, Public Health England, United Kingdom. Pelatihan yang sudah diikuti adalah : 1) Pemeriksaan kultur, penentuan tipe dan toksigenisitas kuman. 2) Molecular typing untuk penentuan karakteristik kuman. 3) Penentuan titer antibody terhadap toksin Difteri dengan metode Vero cell neutralization test. Dari hasil pelatihan tersebut diharapkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya mampu melakukan pengembangan epidemiologi molekuler untuk menentukan karakteristik dari masing-masing varian Difteri di Indonesia sehingga dapat dipakai dalam mengambil kebijakan untuk penanggulangan KLB Difteri lebih lanjut. Secara rutin BBLK Surabaya melakukan pemeriksaan kultur, penentuan tipe dan uji toksigenik pada semua suspek kasus Difteri yang dikirim baik dari Jawa Timur maupun dari Provinsi lain, sedangkan pengembangan pemeriksaan molecular typing masih terbatas karena hambatan peralatan dan reagen yang masih belum lengkap. Pada tahun 2014 beberapa alat telah direncanakan mendapatkan dari DIPA BBLK Surabaya. Untuk reagen masih menjadi kendala utama karena dana DIPA yang ada di BBLK Surabaya masih belum mencukupi apalagi BBLK Surabaya harus membantu BLK wilayah binaan di luar provinsi Jawa Timur. Kemampuan Balai Besar Laboratorium Kesehatan / Balai Laboratorium Kesehatan di Indonesia (selain Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya) dalam pemeriksaan Difteri belum semuanya sesuai standar WHO, maka selain melakukan pemeriksaan KLB Difteri dari Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2011-2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya juga menerima spesimen dari luar Provinsi Jawa Timur yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara. Dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, pemeriksaan kultur KLB Difteri pada Januari s.d Desember 2016 di BBLK Surabaya didapatkan total sebagai berikut : 1. Kasus yang diambil spesimen dan diperiksakan sebanyak 314 kasus (240 dari Surveilans Kab/Kota dan 74 dari RS Dr. Soetomo Surabaya) Dari kasus yang diperiksa menunjukkan kenaikan jumlah kasus yang di konfirmasi ke BBLK Surabaya pada tahun 2015 sebanyak 235 menjadi 314 pada tahun 2016 atau terjadi kenaikan sebesar 25,16% dan juga terjadi pada positif rate di tahun 2015 sebanyak 9 menjadi 10 pada tahun 2016 atau terjadi kenaikan sebesar 10%. Pada tahun 2016 C.diphtheriae yang toxigenic masih ditemukan di JawaTimur 8 kasus dari 10 kasus yang positif. Hal ini menggambarkan bahwa Jawa Timur masih rentan adanya peningkatan KLB Difteri apabila pengendalian penularan difteri ini tidak dilakukan dengan baik karena C.diphtheria yang toxigenic masih ditemukan di 6 Kabupaten di Jawa Timur. 2.
Pada Kontak kasus yang diambil spesimen dan diperiksakan pada tahun 2016 untuk Provinsi Jawa Timur sebanyak 1172 mengalami penurunan dibanding pada tahun 2015
50
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
yaitu sebesar 1651 (penurunan sebesar (29,01%). Pada tahun 2016 masih ditemukan kontak kasus positif yang toxigenic sebanyak 1 kontak dari 2 kontak kasus menurun dibanding tahun 2015 sebanyak 13 kontak kasus (92,31%).
Berikut Laporan Pemeriksaan Spesimen Kasus Difteri Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur periode 1 Januari s.d 31 Desember 2016 : Laporan Pemeriksaan Spesimen Kasus KLB Difteri Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Timur, Periode 1 Januari – 31 Desember 2016
Tabel 5.12
No
Kab/Kota
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
Keterangan
Belfanti
0
Belfanti Non Tox=1
1
Kab. Gresik
36
35
1
2
Kab. Sidoarjo
17
17
0
0
3
Kab. Mojokerto
5
5
0
0
4
Kab. Jombang
7
7
0
0
5
Kab. Bojonegoro
6
6
0
0
6
Kab. Tuban
6
6
0
0
7
Kab. Lamongan
3
3
0
0
8
Kab. Madiun
2
2
0
0
9
Kab. Ngawi
2
2
0
0
10
Kab. Magetan
0
0
0
0
11
Kab. Ponorogo
0
0
0
0
12
Kab. Pacitan
2
2
0
0
13
Kab. Kediri
5
5
0
0
14
Kab. Nganjuk
9
9
0
0
15
Kab. Blitar
47
46
1
16
Kab. Tulungagung
14
14
0
0
17
Kab. Trenggalek
6
6
0
0
18
Kab. Malang
1
1
0
0
19
Kab. Pasuruan
15
15
0
0
20
Kab. Probolinggo
5
4
1
21
Kab. Lumajang
2
2
0
0
22
Kab. Bondowoso
0
0
0
0
23
Kab. Situbondo
5
4
1
24
Kab. Jember
5
5
0
0
25
Kab. Banyuwangi
2
2
0
0
26
Kab. Pamekasan
0
0
0
0
Mitis
Gravis
Mitis
1
1
1
Mitis Tox=1
Gravis Tox=1
Mitis Tox=1
51
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
No
Kab/Kota
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
Keterangan
27
Kab. Sampang
8
4
4
Gravis=2 Mitis=2
3
Gravis Tox=2 Mitis Tox=1 Mitis Non Tox=1
28
Kab. Sumenep
5
4
1
Mitis
1
Mitis Tox=1
29
Kab. Bangkalan
14
13
1
Mitis
1
Mitis Tox=1
30
Kota Surabaya
49
49
0
0
31
Kota Madiun
8
8
0
0
32
Kota Probolinggo
1
1
0
0
33
Kota Blitar
18
18
0
0
34
Kota Kediri
2
2
0
0
35
Kota Mojokerto
6
6
0
0
36
Kota Malang
0
0
0
0
37
Kota Pasuruan
1
1
0
0
38
Kota Batu
0
0
0
0
314
304
10
8
TOTAL JAWA TIMUR
Sumber : Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 2016 Kabupaten/Kota yang masih ditemukan kasus positif C. diphtheriae adalah Kab. Gresik (1 kasus dari 35 kasus diperiksa / 2,86%), Kab. Blitar (1 dari 47 kasus yang diperiksa / 2,13%), Kab. Probolinggo (1 dari 5 kasus yang diperiksa / 20%), Kab. Situbondo (1 dari 5 kasus yang diperiksa / 20%), Kab. Sampang (4 dari 8 kasus yang diperiksa / 50%), Kab. Sumenep (1 dari 5 kasus yang diperiksa / 20%), Kab. Bangkalan (1 dari 14 kasus yang diperiksa / 7,14%) Berikut Pemeriksaan Spesimen Kasus Difteri yang berasal dari Luar Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari – 31 Desember 2016 : Laporan Pemeriksaan Spesimen Kasus KLB Difteri yang Berasal dari Luar Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari – 31 Desember 2016
Tabel 5.13
No
Provinsi
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
1
Prov. Bali
1
1
0
0
2
Prov. Kaltim
10
10
0
0
3
Prov. Sultra
0
0
0
0
4
Prov. Sulsel
2
2
0
0
5
Prov. Sulteng
4
4
0
0
6
Prov. Sulut
2
2
0
0
7
Prov. Kalsel
6
6
0
0
Keterangan
52
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Mitis=2 Gravis=1
8
Prov. NAD
10
7
3
9
Prov. NTB
1
1
0
0
10
Prov. Papua
1
1
0
0
11
Prov. Kep. Riau
1
1
0
0
TOTAL
38
35
3
2
Mitis Tox=1 Gravis Tox=1 Mitis Non Tox=1
2
Sumber : Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 2016
Pemeriksaan Spesimen Kontak Difteri menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur periode 1 Januari – 31 Desember 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Laporan Pemeriksaan Spesimen Kontak Difteri Menurut Kabupaten / Kota di Jawa Timur periode 1 Januari – 31 Desember 2016
Tabel 5.14
No
Kab/Kota
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
1
Kab. Gresik
53
53
0
0
2
Kab. Sidoarjo
45
45
0
0
3
Kab. Mojokerto
2
2
0
0
4
Kab. Jombang
70
70
0
0
5
Kab. Bojonegoro
26
26
0
0
6
Kab. Tuban
8
8
0
0
7
Kab. Lamongan
0
0
0
0
8
Kab. Madiun
4
4
0
0
9
Kab. Ngawi
3
3
0
0
10
Kab. Magetan
0
0
0
0
11
Kab. Ponorogo
0
0
0
0
12
Kab. Pacitan
2
2
0
0
13
Kab. Kediri
16
16
0
0
14
Kab. Nganjuk
39
39
0
0
15
Kab. Blitar
163
163
0
0
16
Kab. Tulungagung
25
25
0
0
17
Kab. Trenggalek
5
5
0
0
18
Kab. Malang
69
69
0
0
19
Kab. Pasuruan
121
120
1
20
Kab. Probolinggo
8
8
0
0
21
Kab. Lumajang
5
5
0
0
22
Kab. Bondowoso
0
0
0
0
23
Kab. Situbondo
13
13
0
0
24
Kab. Jember
39
39
0
0
MITIS
1
Keterangan
MITIS TOX=1
53
KEMENKES RI
No
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Kab/Kota
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
25
Kab. Banyuwangi
4
4
0
0
26
Kab. Pamekasan
0
0
0
0
27
Kab. Sampang
91
91
0
0
28
Kab. Sumenep
29
29
0
0
29
Kab. Bangkalan
66
66
0
0
30
Kota Surabaya
60
59
1
31
Kota Madiun
69
69
0
0
32
Kota Probolinggo
6
6
0
0
33
Kota Blitar
73
73
0
0
34
Kota Kediri
10
10
0
0
35
Kota Mojokerto
27
27
0
0
36
Kota Malang
0
0
0
0
37
Kota Pasuruan
8
8
0
0
38
Kota Batu
13
13
0
0
1.172
1.170
2
1
TOTAL JAWA TIMUR
BELFANTI
Keterangan
BELFANTI NON TOX=1
0
yang masih ditemukan kontak Sumber : Kabupaten/Kota Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 2016 positif C.diphtheria adalah Kab. Pasuruan (1 kontak dari 121kontak / 0,83%) dan Kota Surabaya (1 kontak dari 60 kontak / 1,67%). Dari semua kabupaten/kota yang ditemukan kultur C. diphtheriae positif, pada periode Januari-Desember 2016 sebanyak 6 dengan varian Mitis Toxigenic tersebar di wilayah Kab. Blitar, Kab. Situbondo, Kab. Sampang, Kab. Sumenep, Kab. Bangkalan dan Kab. Pasuruan. Sebanyak 3 dengan varian Gravis Toxegenic tersebar di wilayah Kab. Probolinggo dan Kab. Sampang, sebanyak 1 dengan varian Mitis Non Toxigenic tersebar di wilayah Kab. Sampang, serta 2 dengan varian Belfanti Non Toxigenic tersebar di wilayah Kab. Gresik, Kab. Situbondo dan Kota Surabaya. Berikut
mapping
area
Difteri
Patogenik
di
Jawa
Timur
Periode
1
Januari
-
31 Desember 2016 :
Gambar 5.5 Mapping Area Difteri Patogenik di Jawa Timur Periode 1 Januari – 31 Desember 2016
54
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Jumlah kasus Difteri positif di Jawa Timur pada periode 1 Januari –
31
Desember 2016 paling banyak terdapat2016 pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu sebesar Sumber : Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 40,00%. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 5.6
Persentase Kasus Difteri Positif di Jawa Timur Menurut Kelompok Umur Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2016
25-44 th 10,00% 15-24 th 20,00%
N = 10
0-4 th 40,00%
5-14 th 30,00%
Sumber : Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 2016
Tabel 5.15
No
Laporan Pemeriksaan Spesimen Kontak Difteri yang Berasal dari Luar Provinsi Jawa Timur Periode 1 Januari – 31 Desember 2016
Provinsi
Total
Negatif
Positif
Varian
Toxigenic
1
Prov. Bali
4
4
0
0
2
Prov. Kaltim
77
77
0
0
3
Prov. Sultra
8
8
0
0
4
Prov. Sulsel
2
2
0
0
5
Prov. Sulteng
16
16
0
0
6
Prov. Sulut
14
14
0
0
7
Prov. Kalsel
30
29
1
Mitis
1
Keterangan
Mitis Tox=1
55
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Mitis=1 Gravis =1
8
Prov. NAD
76
74
2
1
9
Prov. NTB
2
2
0
0
10
Prov. Papua
2
2
0
0
Gravis Tox =1 Mitis Non Tox=1
TOTAL LUAR JAWA 231 228 3 2 TIMUR 3. Pemeriksaan Malaria Sumber : Instalasi Mikrobiologi BBLK Surabaya, 2016 Dari 6 spesimen yang diperiksa berasal dari Surabaya semuanya negatif Plasmodium. Untuk pasien dengan hasil positif, pasien disarankan untuk berobat ke RSU Dr. Soetomo atau ke RS Haji Surabaya dimana tersedia obat malaria yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 4.
Pemeriksaan Filariasis = 0 pemeriksaan.
5.
Pemeriksaan Kusta/Lepra = 28 pemeriksaan Dari 28 spesimen yang diperiksa, sebanyak 50% (14 spesimen) positif Lepra.
6.
Pemeriksaan Diare Dari 74 spesimen rectal swab dan 4 spesimen faeces yang diperiksa, didapatkan hasil : - Dinkes Kab. Situbondo = dari 17 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen (usia tidak diketahui), 6 spesimen positif Salmonella (Usia 20-44 th = 3 kasus, usia tidak diketahui = 3 kasus). - Dinkes Kota Kediri = Dari 3 spesimen rectal swab yang diperiksa, semua hasilnya negatif terhadap E.coli patogen, Vibrio cholerae, Salmonella spp, Shigella spp. - Dinkes Kab. Jombang = Dari 6 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen (Usia 15-19 th), 1 spesimen positif Salmonella (Usia 10-14 th) Dari 4 spesimen feces yang diperiksa, 3 positif Salmonella (Usia 5-9 th). - Dinkes Kab. Kediri = Dari 22 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen (Usia 15-19 th), 2 spesimen positif Salmonella (Usia 1-4 tahun dan 1014 th), 1 spesimen positif Staph. aureus (usia 10-14 th). - Dinkes Kab. Tulungagung = Dari 2 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen (Usia 15-19 th), 1 spesimen positif Salmonella (Usia 10-14 th) - Dinkes Kab. Pasuruan = Dari 14 spesimen rectal swab yang diperiksa, 2 spesimen positif E. coli patogen (Usia tidak diketahui), 5 spesimen positif Salmonella (Usia tidak diketahui). - Dinkes Kab. Malang = Dari 1 spesimen faeces yang diperiksa, hasilnya positif Salmonella dan Staph. aureus (Usia 5-9 th). - Dinkes Kota Surabaya =
56
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
-
7.
Dari 5 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen dan Staph. aureus (Usia 5-9 th). Dinkes Kota Jember = Dari 5 spesimen rectal swab yang diperiksa, 1 spesimen positif E. coli patogen (Usia 15-19 th).
Pemeriksaan telur cacing = 97 pemeriksaan Dari 97 spesimen yang diperiksa 6 spesimen positif yaitu; 4 spesimen positif telur cacing Ascaris lumbricoides, 1 positif telur cacing Enterobius vermicularis dan 1 spesimen positif Blastocystis hominis.
b. Instalasi Virologi 1.
Pemeriksaan Virus Polio dari Kasus AFP yang ditemukan tahun 2016 sejumlah 422 kasus dengan 860 spesimen. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya merupakan Laboratorium Nasional untuk pemeriksaan virus Polio, Campak dan Rubella sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.02.02/Menkes/322/2015 tentang Penunjukkan Laboratorium Polio, Campak dan Rubella. Wilayah pemeriksaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya meliputi Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara, Gorontalo, Papua Barat, Sulawesi Barat. Berdasarkan sensus Populasi 2003 oleh Biro Pusat Statistik, sejak tahun 2006 target jumlah minimal kasus AFP (AFP Rate) di Indonesia 2:100.000 anak usia <15 tahun, jadi target jumlah minimal kasus AFP untuk wilayah Timur menjadi 358 kasus atau 716 spesimen. Pada periode 1 Januari – 31 Desember 2016 jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 422. kasus dengan 860 spesimen. Artinya bahwa target spesimen yang diterima oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya melampaui target yang ditentukan. Pemeriksaan Intratypic Deferentiation Test (ITD) dan VDPV telah dilakukan sesuai hasil pelatihan/workshop bulan April 2014 dengan versi 3.0 dan sejak bulan Mei tahun 2016 telah diganti dengan pemeriksaan ITD/VDPV Versi 4.0 dan selanjutnya diupdate kembali menjadi versi 4.1. Pada tanggal 28 Maret s.d 1 April 2016 Kepala Seksi Laboratorium Klinik & Uji Kesehatan selaku Virologist di Laboratorium Polio Nasional Surabaya beserta 1 orang staf telah mengikuti kegiatan Workshop yang diadakan oleh SEARO “Regional Workshop on Biorisk Managemen / Global Action Plan-III (BRM/GAP-III) Implementation of Diagnostic Facilities di Bangkok, Thailand. Kegiatan tersebut di atas dikuti oleh 19 Laboratorium Polio Nasional di region SEAR dan perwakilan dari Kementerian Kesehatan yang terkait dengan Sertifikasi Bebas Polio & Containment Virus Polio di Region SEAR.
57
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Dari Workshop tersebut masing masing Laboratorium Polio Nasional & perwakilan Kementerian Kesehatan wajib mensosialisasikan 16 elemen Biorisk Management/Global Action Plan II (BRM/GAP-III) kepada pimpinan & staf terkait. Selain element tersebut ada rencana untuk pemeriksaan “Enviromental Surveillance of Polioviruses”, rekomendasi pemeriksaan ITD untuk Laboratorium Nasional yang baru saja di training untuk pemeriksaan ITD dan hasil Proficiency, overview tentang rencana ke depan untuk status Eradikasi Polio baik Region SEAR maupun Global yang masuk di dalam “GAP III and Current eradication status”. Element yang harus disosialisasikan ada 16 yaitu: Biorisk Management System, Risk Assesment, Polio Virus Inventory and Information and Exercise, General Safety, Personnel & Competency & exercise, Good Microbiology Techniques, Clothing & Protective Equipment (PPE) & Exercise, Human Factor, Healthcare, Emergency Response & Contigency Planning, Accident/Incident Investigation, Facility Physical Requirement & Exercise, Equipment & Maintenance, Decontamination, Disinfection & Sterilization, Transport Procedures, Security & Exercise. Selain sosialisasi kegaitan diatas Laboratorium Polio Nasional juga diwajibkan untuk membuat Risk Assesment di Laboratorium Masing-masing sesuai kondisi laboratorium. Laboratorium Polio Nasional Surabaya telah melakukan sosialisasi hasil Workshop tersebut & telah membuar Risk Assesment. Workshop selanjutnya yang diikuti oleh Laboratorium Nasional Polio BBLK Surabaya yaitu pada tanggal 9-20 Mei 2016. salah satu Staf di Instalasi Virologi BBLK Surabaya telah mengikuti ”Workshop Strengthening Capacity of the SEAR Polio Laboratory Network on Poliovirus/VDPV Detection” di Enterovirus Research Centre (ERC) Mumbai India. Pelatihan tersebut telah dimplementasikan pada kegiatan pemeriksaan Laboratorium Polio Nasional di BBLK Surabaya. Dalam rangka pengembangan Laboratorium Polio setelah adanya deklarasi bebas polio maka sebagai support pada Global Polio Eradication Initiative (GPEI), Target yang pertama adalah mendeteksi adanya sirkulasi Virus Polio pada lingkungan dan mendeteksi secara dini New Polio Virus importase pada wilayah yang telah bebas polio dan adanya VDPV, maka BBLK Surabaya sebagai Laboratorium Polio Nasional mendukung program tersebut sehingga perlu menjadi Laboratorium Lingkungan Polio. Tahap pertama yang telah dilakukan adalah salah satu staf instalasi Virologi BBLK Surabaya telah mengikuti Pelatihan pemeriksaan Virus Polio pada lingkungan di Puslitbang Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan Jakarta pada tanggal 1-5 Agustus 2016 Hasil pelatihan tersebut diatas belum bisa diimplementasi karena terkendala sarana dan prasarana yang belum lengkap. Pada bulan Januari tahun 2017 baru bisa merencanakan pengadaan alat-alat dan media reagensia yang diperlukan dan diharapkan tahun 2018 semua direalisasikan dari anggaran di BBLK Surabaya. Setiap tahun, Laboratorium Nasional Polio mendapatkan Proficiency Panel Test dan Akreditasi dari WHO. Sejak tahun 2016 Laboratorium Nasional Polio BBLK Surabaya mulai mendapatkan Proficiency Panel Test untuk pemeriksaan Intratypic Deferentiation
58
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Test (ITD) dan VDPV Versi 4.1 mendapatkan score 95%. Untuk Proficiency Isolasi Virus Polio belum dilaksanakan karena belum mendapat kiriman dari WHO. Laboratorium Polio Nasional BBLK Surabaya pada tanggal 13-15 Desember 2016 telah diakreditasi oleh WHO dengan Assesor dr. Julia Fem Paladin dari WHO-HQ Geneve dengan hasil “Fully Accreditted”. Laboratorium Polio Nasional telah dapat mempertahankan kinerja dan kualitas nya dengan sangat baik & memuaskan Berikut Kinerja Laboratorium Polio Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2011 s.d 2016 : Tabel 5.16
Kinerja Laboratorium Polio Balai Besar Laboratorium Kesehatan 2012 s.d 2016
No 1
Kegiatan
Surabaya tahun
2012
2013
2014
2015
2016
100%
100%
100%
100%
Not yet
-
-
100%
100%
95%
Proficieny Test - Isolation - ITD
2
Accreditation
Fully Accredited
Fully Accredited
Not Yet
Fully Accredited
Fully Accredited
3
Jumlah kasus
615
623
581
418
422
4
Spesimen yang diterima
1.257
1.278
1.204
846
860
5
Hasil ≤ 14 hari
100%
99,8%
100%
100%
100%
6
Hasil NPEV Positive
8,67%
9,45%
5,65%
7,21%
6,1%
7
Polio 1 VDPV Positive
0
0
0
0
0
8
Polio Sabin Positive
16 sp
8 sp
11 sp
6 sp
28
9
Polio 1 Liar Positive
0
0
0
0
0
10
Contact Hot Case
6
8
0
0
5
11
ITD
-
-
-
6
28
Sumber : Instalasi Virologi BBLK Surabaya, 2011-2016
Tabel 5.17
Provinsi
Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Kasus AFP Menurut Provinsi Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2016
Jumlah Kasus
Jumlah Spesimen
Spes Tiba ≤ 3 hari
Spes. Baik
Kasus 2 Spes ≤ 14 hari
NPEV (%)
Polio Sabin
Hasil ≤ 14 hari
59
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
KEMENKES RI
Paralysis JAWA TIMUR
182
SULAWESI UTARA
15
SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA BALI
21 38 17 38
NUSA BARAT
TENGGARA
NUSA TIMUR
TENGGARA
MALUKU
33 43 3
PAPUA
8
370 29 42 78 34 78 66 88 6 17
MALUKU UTARA
3
6
GORONTALO
20
44
PAPUA BARAT
0
0
SULAWESI BARAT
1
2
422
860
TOTAL
370
349
162
13
7
370
(100%)
(94,32%)
(89,01%)
(3,51%)
(1,89%)
(100%)
25
29
13
2
0
29
(86%)
(100%)
(86,67%)
(6,90%)
(0%)
(100%)
42
33
20
2
4
42
(100%)
(78,57%)
(95,24%)
(4,76%)
(9,52%)
(100%)
78
75
35
3
4
78
(100%)
(96,15%)
(92,11%)
(3,85%)
(5,13%)
(100%)
34
32
13
3
2
34
(100%)
(94,12%)
(76,47%)
(8,82%)
(5,88%)
(100%)
78
71
26
1
4
78
(100%)
(91,03%)
(68,42%)
(1,28%)
(5,13%)
(100%)
66
52
30
4
2
66
(100%)
(78,79%)
(90,91%)
(6,06%)
(3,03%)
(100%)
74
64
41
14
0
88
(84%)
(72,73%)
(95,35%)
(15,91%)
(0%)
(100%)
2
6
3
2
0
6
(33%)
(100%)
(100%)
(33%)
(0%)
(100%)
14
12
6
2
0
17
(82%) 6 (100%)
(70,59%) 6 (100%)
(75%) 2 (66,67%)
(11,76%) 0 (0%)
(0%) 0 (0%)
(100%) 6 (100%)
44 (100%)
38 (86,36%)
17 (85%)
4 (9,09%)
5 (11,36%)
44 (100%)
0 2 (100%) 835 (97%)
0 2 (100%) 769 (89,42%)
0 1 (100%) 369 (87,44%)
0 0 (0%) 50 (5,81%)
0 0 (0%) 28 (3,26%)
0 2 (100%) 860 (100%)
Sumber : Instalasi Virologi BBLK Surabaya, 2016
2.
Pemeriksaan PCR Virus H5N1 dan H1N1 Sebagai Laboratorium Regional Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2016 melakukan pemeriksaan 3 spesimen tersangka virus H1N1 (usap tenggorok, usap hidung & sputum). Sedangkan untuk pemeriksaan Virus H5N1 tidak ada permintaan pemeriksaan. Untuk menjamin mutu pemeriksaan PCR H1N1 dan H5N1 maka BBLK Surabaya mendapatkan Pemantapan Mutu Eksternal dari Badan Litbangkes Jakarta pada tanggal 11 November 2016 dan mendapatkan hasil Memuaskan (10 sampel benar semua).
3.
Pemeriksaan Kultur Virus Campak, Rubella PCR Detection dan Genotyping Sejak tahun 2012 BBLK Surabaya sudah melaksanakan pemeriksaan PCR Detection dan PCR genotyping. Mulai tahun 2016 pemeriksaan PCR Detection & PCR Genotyping Campak dan Rubella baik dari isolat Campak maupun langsung dari sampel klinis (urine/usap tenggorok).
60
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Pemeriksaan kultur virus Campak pada KLB Campak dan Case Base Measles Surveilans (CBMS) tahun 2016 sebanyak 221 spesimen urine dan 1 spesimen usap tenggorok. Hasil isolasi campak positif sebanyak 24. Sedangkan pemeriksaan PCR detection & PCR Genotyping Campak sebanyak 93 spesimen dengan hasil positif 61 spesimen. Semua hasil positif dilakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu skuensing yang di kirim ke Laboratorium Nasional Measles & Rubella Bio Farma Bandung & Puslit Biomedis & Teknologi Dasar Kesehatan Jakarta. Tabel 5.18
Rekapitulasi Pemeriksaan Isolasi Virus Campak dan PCR Genotyping menurut Provinsi, periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2016
No
Provinsi
Jumlah Spesimen
Positif
Negatif
1
Jawa Timur
204
24
171
2
Sulawesi Utara
3
Sulawesi Tengah
4
Sulawesi Selatan
5
Sulawesi Tenggara
6
Bali
7 8
Jumlah Test PCR
Positif
Negatif
Hasil Skuensing / Genotype
14
13
0
Type D8 = 7
74
45
29
Pending
1
1
0
Pending
16
0
16
2
1
1
Pending
2
0
2
2
1
1
Pending
222
24
189
93
61
31
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9
Maluku
10
Papua
11
Maluku Utara
12
Gorontalo
13
Papua Barat
14
Sulawesi Barat Total
Sumber : Instalasi Virologi BBLK Surabaya, 2016
Sejak tahun 2015 Lab Nasional Campak dan Rubella BBLK Surabaya telah mendapatkan tugas sebagai Laboratorium sentinel Congenital Rubella Syndrome (CRS). Pemeriksaan Isolasi virus Rubella dari KLB Campak & Case Base Measles Surveillance (CBMS) sebanyak 222 Spesimen dengan hasil negative semua, untuk pemeriksaan PCR Detection Rubella sebanyak 8 spesimen (1 Positif dan 7
61
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
KEMENKES RI
negatif). Spesimen dari kasus CRS sebanyak 15 spesimen ( 9 throat swab & 6 massa lensa). Dari 15 spesimen tersebut telah dilakukan pemeriksaan PCR detection sebanyak 6 spesimen (2 Positif dan 4 negatif), 3 Spesimen yang positif dilakukan pemeriksann selanjutnya yaitu skuensing dengan hasil masih menunggu dari Lab Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Jakarta. Tabel 5.19
Pemeriksaan Isolasi Virus Rubella & PCR Genotyping Tahun 2016
No
Provinsi
1
Jawa Timur
2
Sulawesi Utara
3
Sulawesi Tengah
4
Sulawesi Selatan
5
Sulawesi Tenggara
6
Bali
7
Nusa Tenggara Barat
8
Nusa Tenggara Timur
9
Maluku
10
Papua
11
Maluku Utara
12
Gorontalo
13
Papua Barat
14
Sulawesi Barat Total
Jumlah Spesimen
Positif
Negatif
204
204
16
16
2
2
222
222
Jumlah Test PCR
Positif
Negatif
Hasil Skuensing / Genotype
8
3
5
Pending
Sumber : Instalasi Virologi BBLK Surabaya, 2016
Pada bulan November 2015 BBLK Surabaya berhasil “lulus” Proficiency Panel Test untuk PCR Detection Measles dan Rubella baik konvensional maupun Real Time serta Genotyping Measles dan Rubella. Sementara Proficiency Panel Test tahun 2016 masih dalam proses pengiriman dari WHO 4.
Pemeriksaan Middle East Respiratory Syndrom Corona Virus (MERSCoV) BBLK Surabaya telah mendapatkan sosialisasi tentang pengambilan spesimen virus MERSCoV di Batam pada tanggal 8-11 Oktober 2013. Setelah mendapatkan sosialisasi BBLK Surabaya telah melaksanakan tugas untuk pengambilan spesimen
62
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
suspect MERSCoV dan mengirimkan ke Laboratorium penguji di Badan Litbangkes Jakarta Untuk meningkatkan kemampuan SDM, BBLK Surabaya mengikuti pelatihan Biosafety, Biosecurity dan pemeriksaan MERSCoV dengan metode PCR di Jakarta pada 12-16 Januari 2015. Spesimen yang telah diambil tahun 2016 sebanyak 6 . spesimen Cairan (3 usap hidung & 3 usap tenggorok) semua spesimen dikirimkan ke Laboratorium Pusat Biomedis & Tehnologi Dasar Kesehatan Jakarta Pemeriksaan Virus Ebola
5.
BBLK Surabaya telah mengikuti Pelatihan “Peningkatan Kemampuan Teknis TOT Penatalaksanaan Spesimen Ebola bagi Petugas Kesehatan” pada 20-25 April 2015. Pada tahun 2016 tidak ada pengambilan spesimen virus Ebola
c. Instalasi Imunologi 1. Pemeriksaan Campak (Measles) dan Rubella Tabel 5.20
1 Januari –
Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Campak dan Rubella Periode 31 Desember 2016 IgM Measles
Jenis Pemeriksaan Campak & Rubella
CASE BASED KLB TOTAL
IgM Rubella
Jumlah Pem.
Pos.
Neg.
EQVL
Pending
Jumlah Pem.
Pos.
Neg.
EQVL
2.770
219
864
13
1.674
877
263
587
27
493
47
51
5
390
56
16
39
1
3.263
266
915
18
2.064
933
279
626
28
Sumber : Instalasi Imunologi BBLK Surabaya, 2016
Tabel 5.21
Kinerja Laboratorium Measles untuk Case Based Measles Surveilans (CBMS) Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Periode 1 Januari - 31 Desember 2016
Spes. yang diterima
Spes. yang diperiksa Measles
Jatim
1.910
Sulut
Hasil Pem. Measles IgM
Hasil Pem. Rubella IgM
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Spesimen Negatif Measles dan Rubella
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Pen-ding
Spes. yang diperiksa Rubella
1.910
67
634
8
1.201
642
210
410
22
410
237
237
30
49
2
156
51
12
39
0
39
Sulteng
255
255
65
67
1
122
68
3
65
0
65
Sulsel
17
17
2
2
0
13
2
0
2
0
2
Sultra
54
54
13
23
0
18
23
2
21
0
21
Bali
120
120
7
31
0
82
31
15
14
2
14
Provinsi
63
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Spes. yang diterima
Spes. yang diperiksa Measles
NTB
16
NTT
Hasil Pem. Measles IgM
Hasil Pem. Rubella IgM
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Spesimen Negatif Measles dan Rubella
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Pen-ding
Spes. yang diperiksa Rubella
16
3
4
0
9
4
1
2
1
2
17
17
8
8
0
1
8
0
8
0
8
Maluku
3
3
0
0
0
3
0
0
0
0
0
Papua
25
25
1
8
0
16
8
5
3
0
3
Malut
21
21
9
12
0
0
12
5
7
0
7
Gorontalo
69
69
5
16
0
48
16
6
8
2
8
Papua Barat
9
9
0
5
0
4
5
3
2
0
2
Sulbar
17
17
9
5
2
1
7
1
6
0
6
Total
2.770
2.770
219
864
13
1.674
877
263
587
27
587
Provinsi
Sumber : Instalasi Imunologi BBLK Surabaya, 2016
Tabel 5.22
Laporan Pemeriksaan Spesimen Kejadian Luar Biasa (KLB) Measles Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Periode 1 Januari - 31 Desember 2016
Spes. yang diterima
Spes. yang diperiksa Measles
Jatim
209
Sulut
Provinsi
Hasil Pem. Measles IgM
Hasil Pem. Rubella IgM
Spes. yang diperiksa Rubella
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Spesimen Negatif Measles dan Rubella
Posi tif
Nega tif
Equi vocal
Pending
209
10
3
0
196
3
0
3
0
3
74
74
3
24
0
47
24
13
11
0
11
Sulteng
83
83
34
19
5
25
24
3
20
1
20
Sulsel
5
5
0
5
0
0
5
0
5
0
5
Sultra
13
13
0
0
0
13
0
0
0
0
0
Bali
37
37
0
0
0
37
0
0
0
0
0
NTB
6
6
0
0
0
6
0
0
0
0
0
NTT
12
12
0
0
0
12
0
0
0
0
0
Maluku
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Papua
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Malut
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gorontalo
21
21
0
0
0
21
0
0
0
0
0
Papua Barat
13
13
0
0
0
13
0
0
0
0
0
Sulbar
20
20
0
0
0
20
0
0
0
0
0
Total
493
493
47
51
5
390
56
16
39
1
39
Sumber : Instalasi Imunologi BBLK Surabaya, 2016
64
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Pada periode 1 Januari – 31 Desember 2016 Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak masih terjadi di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah. Hasil Rubella positif terjadi di Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. 2.
Surveilans HIV Pada tahun 2016 BBLK Surabaya melaksanakan pemeriksaan Surveilans HIV dan Sifilis dari Dinas Kesehatan Kab./Kota di Jawa Timur sebanyak 1.555 spesimen. Dari 1.555 spesimen yang diperiksa HIV, 81 spesimen positif HIV (Usia 20-44 tahun 75,31% ; 45-54 tahun 17,28% ; 15-19 tahun 3,70% ; 55-59 tahun 1,29% serta tidak diketahui 2,47%). Sedangkan untuk Sifilis, dari 1.492 sampel yang diperiksa, 31 spesimen positif Sifilis (terbanyak Usia 20-44 tahun 54,84% dan usia 45-54 tahun 35,48%). Positif rate anti HIV tertinggi berasal dari : Kota Surabaya sebanyak 35 sampel positif dari 289 sampel dikirim (12,11%), disusul Kab. Tulungagung sebanyak 23 sampel positif dari 208 sampel dikirim (11,06%) dan Kab. Kediri sebanyak 5 sampel positif dari 250 sampel dikirim (6,00%). Persentase hasil positif HIV per-Kabupaten/Kota pengirim spesimen surveilans HIV tahun 2016 dapat dilihat pada mapping berikut :
Gambar 5.7
Mapping Positif Rate Spesimen Pemeriksaan Anti HIV Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2016
per-
65
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Sumber : Instalasi Imunologi BBLK Surabaya, 2015
3.
Chikungunya = 59 pemeriksaan Pemeriksaan sampel IgM Chikungunya sebanyak 59 sampel dengan hasil 2 sampel reaktif (Usia 22-44th), 1 sampel reaktif (Usia 60-69 th).
4.
Hepatitis A = 27 pemeriksaan Pada tahun 2016 terjadi KLB Hepatitis A di Kab. Bondowoso, Kab. Jember dan Kab. Blitar. -
Pada Januari 2016 : terdapat 12 spesimen dari Kab. Bondowoso dengan hasil positif sebanyak 9 spesimen. Pada Februari 2016 : terdapat 5 spesimen dari Kab. Jember dengan hasil positif sebanyak 1 spesimen. Pada Mei 2016 : terdapat 4 spesimen dari Kab. Jember dengan hasil positif sebanyak 3 spesimen. Pada November 2016 : terdapat 6 spesimen dari Kab. Blitar dengan hasil positif sebanyak 3 spesimen.
-
d. Instalasi Bakteriologi Sanitasi 1.
Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Makanan dan Minuman Sampel yang diperiksa antara lain : makanan, minuman, cairan lambung/ muntahan dan air bersih dengan total 205 sampel periode 1 Januari – 31 Desember 2016. Secara umum uji yang dilakukan terhadap sampel KLB keracunan makanan/minuman di Instalasi Bakteriologi Sanitasi adalah uji terhadap parameter sebagai berikut : -
Salmonella E. coli patogen
-
Clostridium perfringens Bacillus cereus
-
Staphylococcus aureus
-
MPN coliform
-
Vibrio cholerae
Dari 50 kejadian KLB Keracunan makanan/minuman yang berasal dari 23 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Timur, diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Sampel makanan : dari 151 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 63 sampel memenuhi syarat, 12 sampel Positif E. coli patogen.
66
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
2) Sampel minuman : dari 6 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 5 sampel memenuhi syarat, 1 sampel Positif Bacillus cereus. 3) Sampel cairan lambung/muntahan : dari 21 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 18 sampel memenuhi syarat, 2 sampel Positif E.coli patogen dan 1 sampel Positif Bacillus cereus. 4) Sampel Air Bersih : dari 22 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 6 sampel memenuhi syarat, 1 sampel Positif E.coli patogen dan 15 sampel MPN Positif. 5) Sampel Air Minum : dari 5 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 3 sampel memenuhi syarat, 1 sampel Positif E.coli patogen dan 1 sampel MPN Positif.
e. Instalasi Kimia Kesehatan : 1.
Pemeriksaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Makanan dan Minuman Sampel yang diperiksa antara lain : makanan dan minuman, cairan lambung/muntahan, air bersih dan air minum dengan total 197 sampel periode 1 Januari - 31 Desember 2016. Secara umum uji yang dilakukan terhadap sampel KLB keracunan makanan/minuman di Instalasi Kimia Kesehatan adalah uji terhadap parameter sebagai berikut : - Nitrit - pH - Cyanida - Amoniak - Arsen - Pestisida - Logam berat Dari 49 kejadian KLB Keracunan makanan/minuman yang berasal dari 21 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Timur, diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Sampel makanan : dari 146 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 145 sampel memenuhi syarat, 1 sampel jumlah bahan tidak mencukupi untuk dilakukan pengujian. 2) Sampel minuman : dari 8 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 7 sampel memenuhi syarat, 1 sampel Postif Nitrit = 4,275 ppm. 3) Sampel cairan lambung/muntahan : dari 18 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 18 sampel memenuhi syarat. 4) Sampel Air Bersih : dari 8 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 8 sampel memenuhi syarat. 5) Sampel Air Minum : dari 17 sampel yang diperiksa, diperoleh hasil : 17 sampel memenuhi syarat.
67
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
3) Kegiatan Pemasaran/Marketing Kegiatan marketing dilaksanakan dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pemasaran dan pengembangan pasar melalui : website yang selalu diperbarui, pembagian leaflet, brosur, gimmick, penawaran general check up ke pelanggan lama dan baru.
4) Pemantapan Mutu Kegiatan Pemantapan Mutu yang dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya meliputi : 1.
Pemantapan Mutu Internal Pemantapan Mutu Internal telah dilaksanakan secara rutin di seluruh ruang lingkup pemeriksaan/pengujian pada masing-masing Instalasi (Patologi, Imunologi, Mikrobiologi, Virologi, Bakteriologi Sanitasi, Kimia Kesehatan, Media Reagensia, Sterilisasi).
2. Pemantapan Mutu Eksternal ( PME ) [ a. Sebagai Penyelenggara PME Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal (PME) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/MENKES/400/2016 tanggal 3 Agustus 2016. Berikut kepesertaan PME Tahun 2016 berdasarkan jenis laboratorium :
PME Kesmas
37 Lab. Pemerintah Lab. Swasta
PME Klinik
157
107
Sedangkan kepesertaan PME Tahun 2016 berdasarkan bidang : 0
100
Telur cacing BTA
9 10 56 56
Siklus II Siklus I
74 74 80 81
Anti HCV
68 111 112
HbsAg Syphilis
300
27 25
Kimia Air Terbatas Kimia Air
200
66 67
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PME Hematologi Pelaksanaan 2 siklus dengan 8 parameter : Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC dan Trombosit. Jumlah peserta : 204 RSUD
:
78
PKM
:
13
RS Swasta
:
41
RS Bhayangkara
:
7
BBLK
:
1
RS Jiwa
:
6
BLK
:
11
RS Kusta & Paru
:
4
Lab. Klinik Swasta
:
44
Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016
Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil : 204 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : terlampir Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil : 204 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : terlampir
PME Kimia Klinik Pelaksanaan 2 siklus dengan 19 parameter : Bilirubin Total, Kolesterol, Kreatinin, Glukosa, Protein Total, Ureum, Asam Urat, Trigliserida, SGOT, SGPT, Kalsium (Total), Albumin, Alkali Fosfatase, Gamma GT, Natrium, Kalium, Chlorida, CK dan CKMB.
69
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Jumlah peserta : 203 RSUD
:
78
PKM
:
9
RS Swasta
:
40
RS Bhayangkara
:
8
BBLK
:
1
RS Jiwa
:
5
BLK
:
11
RS Kusta & Paru
:
4
Lab. Klinik Swasta
:
47
Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016 Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil : 202 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 1 - Keterangan/alasan tidak mengirim : alat rusak - Hasil Evaluasi : terlampir Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil : 203 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Keterangan/alasan tidak mengirim : 203 - Hasil Evaluasi : terlampir
PME Urinalisis Pelaksanaan 2 siklus dengan 11 parameter : Berat Jenis, pH, Keton, Protein/Albumin, Glukosa, Bilirubin, Tes Kehamilan, Urobilinogen, Blood, Nitrit dan Lekosit. Jumlah peserta : 138 RSUD : 66 PKM : 1 RS Swasta
:
26
RS Bhayangkara
:
4
BLK
:
8
RS Jiwa
:
3
Lab. Klinik Swasta
:
27
RS Paru
:
3
Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016 Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil : 138 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : 138 peserta (100%) hasil sangat baik. Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil : 138 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : 124 peserta (89,9%) hasil sangat baik
70
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
12 peserta ( 8,7%) hasil baik
Berikut Hasil Evaluasi PME Urinalisis Tahun 2016 :
Siklus II
124
12 2 Sangat Baik Baik Kurang
Siklus I
138
PME 0Mikroskopis BTA 50 100 150 Pelaksanaan 2 siklus. Jumlah peserta : 74 laboratorium (6 Labkes Provinsi, 48 RS Pemerintah, 4 Puskesmas, 11 RS swasta dan 5 Lab. swasta) Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016 Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil : 74 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : Dari 74 peserta, 99,65% (73 peserta) lulus dan 0,35% (1 peserta) tidak lulus. Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil : 74 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : Dari 74 peserta, 93,24% (69 peserta) lulus dan 6,76% (5 peserta) tidak lulus.
Berikut Hasil Evaluasi PME Mikroskopis BTA Tahun 2016 :
Lulus
Siklus II
Tidak Lulus
69
5
71 Siklus I
73
1
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PME MikroskopisTelur Cacing Pelaksanaan 2 siklus. Jumlah peserta : 56 laboratorium (6 Labkes Provinsi, 46 Rumah Sakit Pemerintah, 3 RS Swasta dan 1 Lab. Klinik Swasta) Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016 Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil : 56 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : Dari 56 peserta yang mengirmkan hasil ujinya, 47% (26 peserta) mendapat nilai Baik Sekali, 30% (17 peserta) mendapat nilai Baik, 23% (13 peserta) mendapat nilai Kurang Baik. Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil : 56 - Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 - Hasil Evaluasi : Dari 56 peserta yang mengirmkan hasil ujinya, 55% (31 peserta) mendapat nilai Baik Sekali, 32% (18 peserta) mendapat nilai Baik, 11% (6 peserta) mendapat nilai Kurang serta 2% (1 peserta) mendapat nilai Kurang Sekali.
Berikut Hasil Evaluasi PME Mikroskopis Telur Cacing Tahun 2016 :
Siklus II
31
18
6
1
Baik Sekali Baik Kurang
Siklus I
26
17
13
Kurang Sekali
PME- Imunologi (Anti HIV, Syphilis, HbsAg dan Anti HCV)
72
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Pelaksanaan 2 siklus. Jadwal pengiriman bahan : a. Siklus I : 9 Agustus 2016 b. Siklus II : 27 September 2016
PME Anti HIV Jumlah Peserta 106 pada Siklus I dan 105 pada Siklus II dengan rincian : RS
:
57
Lab. Klinik Swasta
:
9
PMI
:
33
Puskesmas
:
1
BLK
:
5
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kes.
:
1
Hasil Siklus I : Jumlah yang kirim hasil Jumlah yang tidak kirim hasil Hasil evaluasi - Nilai Baik : 106 peserta - Nilai kurang : 0 peserta
: 106 peserta : 0 peserta :
Hasil Siklus II : Jumlah yang kirim hasil : 105 peserta Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 peserta Hasil evaluasi : - Nilai Baik : 102 peserta - Nilai kurang : 3 peserta Berikut Hasil Evaluasi PME Anti HIV Tahun 2016 : Baik
Siklus II
Kurang
102
3
Siklus I 106 PME Syphilis Jumlah Peserta 67 pada Siklus I dan 66 pada Siklus II dengan rincian : RS
:
26
Lab. Klinik Swasta
:
3
PMI
:
33
:
1
BLK
:
4
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kes.
Hasil Siklus I : Jumlah yang kirim hasil
: 66 peserta (RPR = 26,
73
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
TP=61) Jumlah yang tidak kirim hasil : 1 peserta Keterangan/alasan tidak mengirim : tidak ada reagen Hasil evaluasi : RPR - Nilai Baik : 24 peserta - Nilai kurang : 2 peserta TP - Nilai Baik : 58 peserta - Nilai kurang : 3 peserta Hasil Siklus II : Jumlah yang kirim hasil : 65 peserta Jumlah yang tidak kirim hasil : 1 peserta Keterangan/alasan tidak mengirim : tidak ada reagen Hasil evaluasi : RPR - Nilai Baik : 22 peserta - Nilai kurang : 2 peserta TP - Nilai Baik : 58 peserta - Nilai kurang : 2 peserta
Berikut Hasil Evaluasi PME Syphilis Tahun 2016 : 70 58 58
60 50 40 30
24 22
Siklus I
20
Siklus II
10
2
3
2
0 Baik
Kurang RPR
Baik
2
Kurang TP
PME HBsAg Jumlah Peserta 112 pada Siklus I dan 111 pada Siklus II dengan rincian :
74
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
RS
:
58
Lab. Klinik Swasta
:
11
PMI
:
33
:
1
BLK
:
9
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kes.
Hasil Siklus I : Jumlah yang kirim hasil : 112 peserta Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 peserta Hasil evaluasi : - Nilai Baik : 107 peserta - Nilai kurang : 5 peserta Hasil Siklus II : Jumlah yang kirim hasil Jumlah yang tidak kirim hasil Hasil evaluasi : - Nilai Baik - Nilai kurang :
: 111 peserta : 0 peserta
: 109 peserta 2 peserta
Berikut Hasil Evaluasi PME HBsAg Tahun 2016 :
Siklus II
Siklus I
109
2
107
Baik Kurang
5
PME Anti HCV Jumlah Peserta 81 pada Siklus I dan 80 pada Siklus II dengan rincian : RS
:
38
Lab. Klinik Swasta
:
5
PMI
:
33
:
1
BLK
:
4
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kes.
Hasil Siklus I : Jumlah yang kirim hasil : 80 peserta Jumlah yang tidak kirim hasil : 1 peserta Keterangan/alasan tidak mengirim : alat rusak Hasil evaluasi : - Nilai Baik : 77 peserta
75
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
-
Nilai kurang : 3 peserta
Hasil Siklus II : Jumlah yang kirim hasil : 80 peserta Jumlah yang tidak kirim hasil : 0 peserta Hasil evaluasi : - Nilai Baik : 75 peserta - Nilai kurang : 5 peserta
Berikut Hasil Evaluasi PME Anti HCV Tahun 2016 : Baik
Siklus II
75
Siklus I
Kurang
5
77
3
PME Kimia Air Parameter : Cr, Cd, Fe dan Mn Pelaksanaan 2 siklus Jumlah peserta : 10 laboratorium pada Siklus I dan 9 laboratorium pada Siklus II (BBLK dan BLK Provinsi). Jadwal pengiriman bahan : - Siklus I : 22 Agustus 2016 - Siklus II : 10 Okober 2016 Hasil Siklus I : - Jumlah yang kirim hasil - Jumlah yang tidak kirim hasil
: 10 peserta : 0 peserta
Hasil Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil - Jumlah yang tidak kirim hasil
: 9 peserta : 0 peserta
PNPME Kimia Air Terbatas Parameter Pelaksanaan 2 siklus
: Fe dan Mn
76
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Jumlah peserta : 25 laboratorium pada Siklus I dan 28 laboratorium pada Siklus II (Labkesda dan UPT Labkes) Jadwal pengiriman bahan : - Siklus I : 22 Agustus 2016 - Siklus II : 10 Okober 2016 Hasil Siklus I - Jumlah yang kirim hasil - Jumlah yang tidak kirim hasil - Hasil evaluasi
: : 25 peserta : 0 peserta :
Parameter Fe : Dari 25 peserta yang mengirim hasil uji : - Hasil baik : 24 peserta - Hasil kurang memuaskan : 1 peserta Parameter Mn : Dari 25 peserta yang mengirim hasil uji : - Hasil baik : 23 peserta - Hasil meragukan : 1 peserta - 1 peserta tidak mengirimkan hasil uji Mn. Hasil Siklus II : - Jumlah yang kirim hasil - Jumlah yang tidak kirim hasil - Keterangan/alasan tidak mengirim - Hasil evaluasi
: 28 peserta : 2 peserta : tidak ada keterangan :
Parameter Fe : Dari 28 peserta yang mengirim hasil uji : - Hasil baik : 24 peserta - Hasil kurang memuaskan : 1 peserta - 3 peserta tidak mengirimkan hasil uji Fe. Parameter Mn : Dari 28 peserta yang mengirim hasil uji : - Hasil baik : 24 peserta - Hasil kurang memuaskan : 1 peserta - 1 peserta tidak melakukan uji Mn karena tidak mempunyai reagen. - 2 peserta tidak mengirimkan hasil uji Mn.
Berikut Hasil Evaluasi PME Kimia Air Terbatas Tahun 2016 :
Siklus I 24 24
Siklus 77II
23 24
1
1
1
1
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PME Uji Kepekaan M.tuberculosis Obat Anti Tuberculosis (OAT) Lini Pertama dan Lini Kedua. Pelaksanaan PME Uji Kepekaan M.tuberculosis diberikan kepada peserta reguler 1 tahun sekali dan peserta baru yang memenuhi syarat. Pelaksanaan PME Uji Kepekaan M.tuberculosis diberikan kepada peserta reguler 1 tahun sekali dan peserta baru yang memenuhi syarat. PME Uji Kepekaan M.tuberculosis lini pertama yang diuji adalah : Isoniazid (INH), Rifampisin (RIF), Streptomisin (STR) dan Ethambutiol (EMB). Lini kedua terdiri dari : Amikacin (AM), Ofloksaxin (OFL) dan Kanamycin (KAN). Perserta dinyatakan lulus apabila :
a) Hasil kepekaan semua obat sesuai. b) Hanya boleh 1 hasil diskrepansi pada uji kepekaan obat INH atau RIF atau lini 2.
c) Hanya boleh 2 hasil diskrepansi pada masing-masing uji kepekaan obat STR dan/atau EMB. Hasil dikirimkan kepada penyelenggara (BBLK Surabaya sebagai Laboratorium Rujukan Nasional biakan dan uji kepekaan TB) maksimal 6 bulan setelah bahan PME Uji Kepekaan M.tuberculosis diterima oleh laboratorium peserta. Jumlah peserta PME Uji Kepekaan M.tuberculosis : a) OAT Lini Pertama : Pengiriman 5 Oktober 2016 : 2 peserta b) OAT Lini Pertama dan Kedua : Pengiriman 5 September 2016 : 3 peserta Pengiriman 6 September 2016 : 3 peserta Pengiriman 7 September 2016 : 2 peserta Pengiriman 13 September 2016 : 1 peserta Hasil dikirimkan kepada penyelenggara (BBLK Surabaya sebagai Laboratorium Rujukan Nasional biakan dan uji kepekaan TB) maksimal 6 bulan setelah bahan PME Uji Kepekaan M.tuberculosis diterima oleh laboratorium peserta.
b. Sebagai Peserta PME :
78
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
1)
PME Nasional : a) Penyelenggara : Persatuan Dokter Spesialis - Patologi Klinik (PDSPATKLIN) Bidang Hematologi : Pelaksanaan 2 kali dalam setahun dengan 8 parameter : Lekosit, Eritrosit, Hb, Hematokrit, Trombosit, Evaluasi Darah Tepi, PT dan APTT. - Hasil 2014, Siklus I : Baik - Baik sekali Siklus II : Baik sekali - Hasil 2015, Siklus I : Baik - Baik sekali Siklus II : Baik - Baik sekali - Hasil 2016, Siklus I : Baik - Baik sekali Siklus II : dalam proses evaluasi. Bidang Kimia Klinik Pelaksanaan 2 kali dalam satu tahun masing-masing 2 spesimen dengan 17 parameter : Total Protein, Albumin, SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase, Gamma GT, Urea, Kreatinin, Uric Acid, Glukosa, Kolesterol, Trigliserida, Bilirubin, Natrium, Kalium, Klorida dan Kalsium. - Hasil 2014, Siklus I : Baik - Cukup Siklus II : Cukup
b)
-
Hasil 2015,
-
Hasil 2016,
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
: Baik : Baik - Sangat Baik : Baik - Sangat Baik : dalam proses evaluasi.
Penyelenggara : BBLK Jakarta PME Hematologi Jumlah siklus : 2 Parameter : 8 (Lekosit, Eritrosit, Hb, Hematokrit, Trombosit, MCV, MCH, MCHC) Hasil : dalam proses evaluasi PME Kimia Klinik Jumlah siklus : 2 parameter : 13 (Cholesterol, Trigliserid, SGOT, SGPT, Total Bilirubin, Albumin, Total Protein, Alkali Fosfatase, Gamma GT, Ureum, Kreatinin, Glukose, Asam Urat) Hasil evaluasi : dalam proses evaluasi. PME Imunologi Jumlah siklus : 1 parameter : Anti HIV, Syphilis, HbsAg, Anti HCV Hasil : belum menerima hasil evaluasi.
79
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
c)
2)
Penyelenggara : Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes R.I Uji Profisiensi PCR H5N1 dan H1N1 - Hasil tahun 2014 : tidak menerima spesimen. - Hasil tahun 2015 : belum menerima hasil evaluasi. - Hasil tahun 2016 : baik.
PME Internasional (Uji Profisiensi) a)
b)
Uji Profisiensi Anti HIV dari NRL Australia Pelaksanaan : 3 kali dalam setahun Hasil Siklus I tahun 2016 : baik Hasil Siklus II tahun 2016 : baik Hasil Siklus III tahun 2016 : baik Uji Profisiensi VDRL dan TPHA dari CDC Atlanta Pelaksanaan : 3 kali dalam setahun Hasil Siklus I tahun 2016 : baik Hasil Siklus II tahun 2016 :belum menerima hasil evaluasi Hasil Siklus III tahun 2016 :belum menerima hasil evaluasi
c)
Uji Profesiensi IgM Anti Campak dan IgM Anti Rubella dari WHO-SEARO Hasil tahun 2016 : score 100.
d)
Uji Profisiensi Isolasi Virus Polio dari WHO. Hasil tahun 2016 : belum menerima spesimen uji profisiensi.
e)
Uji Profisiensi First Line and Second Line Drugs Susceptibility Testing of Mycobacterium tuberculosis dari IMVS Australia. Tahun 2016 tidak menerima bahan uji profisiensi terkait kendala dana pada program di Kementerian Kesehatan.
f)
Uji Profisiensi ITD Virus Polio dari WHO Hasil tahun 2016 : lulus (score : 95%).
g)
Uji Profisiensi PCR Measles dan Rubella dari WHO Hasil tahun 2016 : belum menerima spesimen uji profisiensi.
h)
Uji Profisiensi Microbiology Proficiency Testing Programs 2015 pada Sub Program Environmental Water dari IFM Quality Services Pty. Ltd. Australia (parameter : TPC, Coliforms, E.coli, Mould, Faecal coliforms ; komoditi uji : Air) Hasil : - TPC : Excellent - Coliforms : Excellent - parameter lainnya : Good.
i)
Uji Profisiensi pada Program Uji Profisiensi PP Kim-LIPI 2016 terhadap komoditi Air Limbah (parameter uji : As, Cd, Pb, Hg)
80
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Hasil : - As - Cd - Pb - Hg
: : : :
Satisfactory Satisfactory Satisfactory Unsatisfactory
Masing-masing Hasil Uji Profisiensi dievaluasi oleh Manajer Teknis atau Kepala Instalasi terkait sebagai upaya continuous improvement dalam pelaksanaan program kegiatan maupun demi kepuasan pelanggan.
5) Akreditasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Laboratorium Penguji, pertama kali terakreditasi pada Sistem Manajemen Mutu ISO/IEC 17025:2005 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 25 September 2008 dengan Nomor Akreditasi LP-399-IDN untuk ruang lingkup pada Laboratorium Kimia Kesehatan & Toksikologi, Mikrobiologi, Virologi, Kimia Klinik, Hematologi dan Imunologi. Pada tahun 2012 BBLK Surabaya berhasil melewati asesmen Re-akreditasi ISO/IEC 17025:2005, dan sertifikat ditandatangani pada tanggal 18 April 2013 dengan nomor akreditasi LP-399-IDN. Tahun 2014 dilakukan asesmen surveilans pertama pada tanggal 5 Desember 2014 dan berdasar surat yang ditandatangani oleh Sekjen KAN pada tanggal 18 Agustus 2015, diberitahukan bahwasanya KAN memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Asesmen survailen kedua ISO/IEC 17025:2005 dan penambahan ruang lingkup yang terdiri dari 3 (tiga) parameter uji pada Instalasi Kimia Kesehatan yaitu : 1. Timbal (Pb) pada contoh uji air limbah 2. Klorida (Cl) pada contoh uji air 3. Sulfat (SO4) pada contoh uji air telah dilaksanakan pada 28-29 Desember 2015 dan BBLK Surabaya dinyatakan lulus dengan surat dari Komite Akreditasi Nasional tanggal 28 Juli 2016. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen melalui akreditasi ISO 9001:2008, ISO 15189:2007 serta KALK (Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan). Tahun 2010 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi ISO 9001:2008 oleh TUV Rheinland dengan nomor akreditasi Cert No. 01100106413 tanggal 17 Desember 2010 dan dapat mempertahankan status akreditasi pada surveilans tahun 2011-2016. Tahun 2011 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi oleh KALK dengan nomor akreditasi 01/S/KALK-P/IX/2011 tanggal 5 September 2011. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun dengan melaksanakan “self assessment”
81
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
oleh tim KALK Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Setelah 5 tahun dilaksanakan re-akreditasi KALK yang dijadwalkan tahun 2017. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya juga telah terakreditasi ISO 15189:2007 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LM-029-IDN tanggal 18 April 2013. Tahun 2015 dilakukan Re-asesmen ISO/IEC 15189:2012 dari KAN dan dinyatakan lulus. Tahun 2016 dilakukan asesmen tahunan dari KAN dan dinyatakan lulus Tahun 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal/Uji Profisiensi sedang dalam proses persiapan menuju akreditasi ISO 17043:2010. Dalam upaya untuk mempermudah akses informasi dan pelaporan, telah dikembangkan Sistem Informasi Laboratorium Kesehatan secara online yang dapat juga berfungsi sebagai kartu kendali.
6) Kinerja Organisasi dan Sumber Daya Manusia Untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat di lingkungan yang berubah sangat cepat, maka Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya berusaha terus-menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan melalui kinerja organisasi dan sumber daya manusia. Kegiatan yang menunjang kinerja ini adalah : a. Pengembangan Organisasi Kegiatan pengembangan organisasi meliputi : 1. Analisis Positioning Laboratorium Analisis positioning laboratorium diperlukan untuk mengetahui posisi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sehingga dapat ditentukan strategi yang sesuai untuk pengembangan organisasi selanjutnya. Setelah dilakukan Analisis SWOT, posisi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2015 berada di Kuadran II (Stability Strategy) dan strategi yang diterapkan adalah melakukan prioritas strategis untuk investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan sistem managemen dan proses bisnis serta kemampuan personilnya sambil memantapkan tingkat penguasaan layanannya. 2.
Hak dan Kewajiban Pegawai Kegiatan ini meliputi beberapa sub kegiatan, yaitu : gaji, cuti dan absensi. a) Gaji Gaji diterimakan setiap bulan sesuai dengan pangkat, golongan dan masa kerja masing-masing pegawai. b) Cuti Cuti Tahunan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah 12 hari kerja, dikurangi masa cuti bersama 5 hari kerja sehingga menjadi 7 hari kerja dalam tahun 2016 untuk setiap pegawai. c) Absensi
82
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Untuk memelihara disiplin pegawai, setiap pegawai diwajibkan untuk mentaati peraturan jam kerja sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Absensi rutin menggunakan alat sidik jari/wajah dan tanda tangan. Selama periode Januari-Desember 2016 : - rata-rata persentase kehadiran pegawai : 90,45%. - rata-rata persentase ketidak hadiran sebesar 9,55%, terdiri dari : Dinas Luar Cuti 3.
: 3,72% : 2,75%
Sakit Ijin
: 0,81% : 2,26%
Komunikasi dan Edukasi Salah satu sarana penyampaian informasi di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya adalah melalui apel pagi hari Senin yang dihadiri oleh sebagian besar karyawan yang berdinas pagi hari. Dalam kegiatan rutin tersebut, setiap karyawan dapat menyampaikan informasi dan memberikan tanggapan atas informasi yang telah disampaikan sehingga terjadi komunikasi dua arah. Karyawan yang telah mengikuti pendidikan/pelatihan di dalam maupun luar negeri berkesempatan menyampaikan materi yang telah diperolehnya melalui kegiatan rutin “Kamiso” (Kamis-Solusi). Melalui kegiatan ini, karyawan lainnya dapat memperoleh pengetahuan baru meskipun tidak secara langsung mengikuti pendidikan/pelatihan tersebut.
4.
Reward dan Punishment Reward dan punishment diperlukan untuk memotivasi pegawai agar dapat meningkatkan kinerjanya secara berkesinambungan. Dengan demikian produktivitas dan kinerja organisasi dapat lebih ditingkatkan. a.
Reward yang diberikan meliputi : 1)
Piagam Penghargaan yang diberikan Presiden maupun Menteri Kesehatan
2)
RI meliputi Lencana Karya Satya dan Lencana Karya Bhakti Karya Husada. Uang lembur : diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menyelesaikan
3)
pekerjaannya di luar ketentuan jam kerja dan sesuai ketentuan yang berlaku. Remunerasi : dibagikan kepada setiap karyawan BBLK Surabaya dalam
4)
kurun waktu 2 bulan sekali. Kenaikan Pangkat : dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : kenaikan pangkat reguler untuk jabatan struktural dan fungsional umum (setiap 4 tahun sekali dengan penilaian SKP kategori baik).
-
Jumlah pegawai yang menerima kenaikan pangkat reguler tahun 2016 adalah 6 orang. kenaikan pangkat untuk jabatan fungsional tertentu (menggunakan penilaian perhitungan angka kredit sesuai dengan kriteria yang ada). Jumlah pegawai yang menerima kenaikan pangkat jabatan fungsional tahun 2016 adalah 17 orang.
83
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
5)
Kenaikan Gaji Berkala : bagi Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat diberikan kenaikan gaji berkala setiap 2 (dua) tahun sekali.
b.
Punishment Untuk karyawan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya yang tidak menaati peraturan sesuai PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), diberikan punishment dalam bentuk teguran lisan maupun tertulis. Selama periode tahun 2016, terdapat 1 karyawan yang menerima teguran lisan dan 1 karyawan yang menerima teguran tertulis.
5.
Analisis Beban Kerja Analisis beban kerja diperlukan untuk mengetahui beban kerja tiap pegawai terhadap suatu pekerjaan dan jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan tertentu. Hal ini bermanfaat terutama untuk perencanaan dan pengajuan formasi kebutuhan tenaga. Sejak tahun 2015 Analisis Beban Kerja secara online telah dilaksanakan.
6.
Pengamanan Keadaan Darurat Kegiatan pengamanan keadaan darurat meliputi 2 sub kegiatan yaitu : a. Keamanan dan Keselamatan Kerja Keamanan dan keselamatan kerja standar laboratorium telah dilaksanakan secara rutin di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya melalui penerapan Good Laboratory Practice (GLP). b. Pengamanan Keadaan Darurat Perlunya pelatihan penyegaran untuk penanganan keadaan darurat, implementasi biorisk management dan modul Biosafety di Instalasi Virologi dalam rangka eradikasi Polio.
7.
Satuan Pengawas Intern (SPI) Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, BBLK Surabaya telah membentuk Satuan Pengawas Intern (SPI) untuk pengawasan tugas dan fungsi di lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Tugas dari SPI adalah melaksanakan audit internal seluruh kegiatan pada BBLK Surabaya setiap bulan. SPI telah dibentuk sejak tahun 2012 dan mulai melakukan audit secara berkala sejak tahun 2013 setelah mendapatkan pelatihan di BPKP Ciawi Bogor pada tahun 2013. Tahun 2014 dan 2015 tim berjumlah 2 orang, terdiri dari Ketua dan anggota tim berdasarkan Surat Keputusan dan Surat Tugas dari Kepala BBLK Surabaya. Pada tahun 2014, 2015 dan 2016 Tim SPI telah melaksanakan tugas sebagai Auditor Internal yang dilaksanakan setiap bulan dan melaporkan hasil temuan kepada Kepala BBLK Surabaya berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti.
8.
Kegiatan Dharma Wanita Kegiatan ini dalam bentuk pertemuan rutin dilaksanakan setiap 2 bulan sekali dan dipimpin oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
84
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
KEMENKES RI
9.
Kegiatan KORPRI Kegiatan yang ditangani oleh KORPRI antara lain : pelepasan karyawan yang purna tugas, memperingati hari besar nasional dan hari raya keagamaan, ceramah agama rutin serta kegiatan olahraga setiap hari Jumat. Untuk kegiatan ini seluruh dana dibebankan pada dana KORPRI.
10. Kegiatan Koperasi Kegiatan KPRI Karya Husada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya antara lain: 1) Toko milik KPRI Karya Husada yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh karyawan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya maupun masyarakat umum. 2) KPRI Karya Husada yang mengelola simpan pinjam uang maupun barang bagi karyawan dan pegawai purna tugas Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. 3) Rapat Anggota Tahunan/RAT yang dilaksanakan sebagai Laporan Tahunan.
7) Evaluasi Manajemen dan Audit Internal Sebagai upaya untuk mengevaluasi pencapaian kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya baik dari aspek manajemen maupun pelayanan telah dilaksanakan kegiatan Kaji Ulang Manajemen (KUM) serta Audit Internal. Kegiatan Audit Internal telah dilaksanakan pada tanggal 06 s/d 10 Juni 2016 dengan 4 temuan minor. Terhadap temuan yang ada telah dilakukan tindakan koreksi. Sedangkan Kaji Ulang Manajemen telah dilaksanakan pada 29 Agustus 2016.
8) Pengembangan Layanan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terus berupaya melakukan pengembangan layanan. Pada periode tahun 2016 terdapat penambahan parameter dan atau metode pemeriksaan baru sebagai berikut : Tabel 5.23
Jenis Parameter dan atau Metode Baru Uji Pelayanan Laboratorium dan Surveilans Menurut Instalasi Tahun 2016 Parameter dan atau Metode Baru Tahun 2016
No.
Instalasi Uji Pelayanan Lab.
1.
Patologi
1) Fibrinogen
2.
Bakteriolologi Sanitasi
1) MPN E.coli dengan metode Quanty Tray/Colilert
3.
Imunologi
1) CD4
Uji Surveilans
85
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
KEMENKES RI
4.
Mikrobiologi
5.
Virologi
1) PCR Methicillin Resistance Staphylococcus Aureus (MRSA)
1) M.tb dengan metode Automatic Biomolecular
1) Tes Antibodi Virus Polio dengan metode netralisasi sel kultur 2) ITD Virus Polio dengan metode Real Time PCR versi 4.1 3) VDPV dengan metode Real Time PCR versi 4.1
Total parameter dan atau metode baru
4
4
Pengembangan yang direncanakan selanjutnya adalah : -
Patologi Klinik Imunologi
: :
pemeriksaan Creatinin Kinase, CRP Auto Analyzer C3, Hepatitis dengan metode CLEIA
-
Mikrobiologi Virologi
: :
PCR Pertusis ITD Virus Polio dan VDPV dengan metode Real Time PCR versi 5.0.
9) Pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM ) Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, selama pegawai BBLK Surabaya mengikuti : Peningkatan kualitas SDM di dalam negeri Pelatihan : 22 topik 35 Workshop : 26 topik 34 Seminar : 6 topik 14 Lokakarya : 1 topik 3 Kursus : 2 topik 16 Bimtek : 4 topik 9 Ujian Sertifikasi : 1 topik 3 Capacity Building : 87 orang
Peningkatan kualitas SDM di Luar Negeri Pelatihan Workshop
tahun 2016
orang orang orang orang orang orang orang
: 1 topik 1 orang : 3 topik 3 orang
86
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
10) Bimbingan Teknik Bimbingan Teknik yang diselenggarakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga teknis dan non teknis dari luar BBLK Surabaya. Kegiatan bimbingan teknik meliputi : 1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sebanyak 755 orang dari berbagai institusi pendidikan telah menerima bimbingan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan 2.
Surabaya. Orientasi Jumlah peserta orientasi sebanyak 16 orang dari PPDS UNAIR dan
1 orang
dari UNPAD Semarang. Gambar 5.8
Jumlah Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Orientasi Per-Institusi Pendidikan Periode Januari – Desember 2016
87
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Gambar 5.9
Jumlah Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Orientasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Periode Januari – Desember 2016
S2 2,20%
SMK 38,47%
S1 1,55%
DIV 3,63%
N = 772
DIII 54,15% Sumber : Instalasi Bimtek BBLK Surabaya, 2016
3.
Kunjungan dan Konsultasi Pada periode Januari - Desember 2016 : Jumlah kunjungan sebanyak 470 orang dari 8 instansi. Jumlah konsultasi sebanyak 40 orang dari 10 instansi.
4.
Magang Pada periode Januari - Desember 2016, jumlah peserta magang sebanyak 43 orang dari 24 instansi.
Dari kegiatan PKL, Orientasi, Kunjungan dan Konsultasi serta Magang yang telah dilaksanakan, Mikrobiologi dan Media Reagensia merupakan bidang yang paling diminati selama tahun 2016.
Gambar 5.10
Bidang Peminatan PKL, Orientasi, Kunjungan dan Konsultasi serta Magang Periode Januari – Desember 2016
Lain-Lain 0,31%
Sampling 12,75% Kimia Kesehatan 12,54%
Imunologi
Patologi 12,78% Bakteriologi Sanitasi 12,25% Virologi 9,69%
88
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Sumber : Instalasi Bimtek BBLK Surabaya, 2016
5.
Workshop TB Tahun 2016 BBLK Surabaya sebagai penyelenggara workshop TB bekerja sama dengan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. Workshop ini diikuti oleh 40 peserta dari Puskesmas dan Rumah Sakit di wilayah Indonesia Timur. Sumber dana : Global Fund (GF).
6.
Pelatihan Laboratorium Survei Resistensi OAT di Indonesia Tahun 2016 BBLK Surabaya sebagai penyelenggara workshop TB bekerja sama dengan Badan Litbangkes Kemenkes RI. Pelatihan ini diikuti oleh 38 peserta dari Puskesmas dan Rumah Sakit di wilayah Indonesia Timur. Sumber dana : Badan Litbangkes.
5.1.2 INDIKATOR BLU Berdasarkan penilaian kinerja Individu Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Semester II didapatkan hasil sebagai berikut : a. Area Pelayanan Medis, dengan total skor 78,5 b. Area Keuangan, dengan total skor 10 Jadi total skor yang didapat dari penilaian kinerja tersebut yaitu 88,50. Jika dikonversikan, diperoleh nilai IKI 1,75.
5.1.3 STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) Dalam melaksanakan pelayanan, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah sepenuhnya melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) periode Januari – Desember 2016 :
89
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
KEMENKES RI
1.
Hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilaksanakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya memperoleh kategori A (sangat baik) dengan score 83,774 pada periode Januari – Juni 2016 dan score 82,997 pada periode Juli Desember 2016. Aspek penilaian yaitu unsur pelayanan sebagai berikut :
2.
-
Prosedur pelayanan
-
Persyaratan pelayanan
-
Kejelasan petugas pelayanan
-
Kedisiplinan petugas pelayanan
-
Tanggung jawab petugas pelayanan
-
Kemampuan petugas pelayanan
-
Kecepatan pelayanan
-
Keadilan mendapat pelayanan
-
Kesopanan dan keramahan petugas
-
Kewajaran biaya pelayanan
-
Kepastian biaya pelayanan
-
Kepastian jadwal pelayanan
-
Kenyamanan lingkungan
-
Keamanan pelayanan
Selain itu juga ada suatu evaluasi dari laboratorium lain yang melaksanakan kerjasama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, dengan score rata-rata 80 pada periode Januari – Desember 2016. Aspek penilaian meliputi : ketepatan penyerahan hasil, sistem pelayanan, dan keakuratan hasil.
5.1.4 KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) Tabel 5.24
No 1
2
3. 4.
Target Indikator Tahun 2016 serta Capaian Tahun 2016 Berdasarkan Rencana Strategis Bisnis Tahun 2015-2019
Sasaran Terwujudnya kepuasan pelanggan
Terwujudnya peningkatan standar mutu pelayanan
IKU a. Tingkat Kepuasan Stakeholder per tahun b. Prosentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti a. Jumlah pemutahiran Metode dan atau penambahan parameter uji untuk Surveilans b. Pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji pelayanan laboratorium c. Jumlah pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi a. Jumlah kerjasama kelembagaan / customer yang berjalan efektif
Terwujudnya peningkatan kemitraan dan jejaring lab. Terwujudnya tata kelola yang a. baik
Tingkat Kesehatan BLU
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian
Nominal IKM
87
83,385
95,84%
Persen
87
100
114,94%
Metode/ parameter
4
4
100,00%
Metode/ parameter
4
4
100,00%
Parameter
48
54
112,50%
Kerjasama
18
31
172,22%
Score
83,5
88,50
105,99%
90
KEMENKES RI
5.
6.
No 7 8. 9.
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Terwujudnya penyelenggara PME
Terwujudnya budaya kerja
b.
Kesesuaian perencanaan dengan realisasi output
Persen
92,5
100
108,11%
c.
Capaian kinerja pelayanan
Persen
100
112,30
112,30%
d.
Capaian kinerja pendapatan
Persen
100
133,71
133,71%
Persen
94
99,77
106,14%
Parameter
54
50
92,59%
Nilai
85
83,79
98,58%
Satuan
Target
Realisasi
Persen
94
97,41
103,63%
Modul
5
3
60,00%
Persen
92
68,75
74,73%
Persen
92
100
108,70%
a. Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional & Nasional b. Jumlah parameter PME Regional & Nasional a. Indeks survey Budaya
Sasaran Terwujudnya SDM yang kompeten Terwujudnya SILK terintegrasi Terwujudnya Sarpras yang handal
IKU a. Prosentase SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai a. Jumlah modul SILK yang diimplementasikan a. Ketepatan Kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal b. Utilisasi alat laboratorium
% Capaian
5.1.5 PROMOTIF PREVENTIF Bimbingan Teknik Bimbingan teknik merupakan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya maupun oleh pihak luar terhadap Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Dengan adanya Bimtek, terjalin kerjasama lintas sektoral, peningkatan mutu sumber daya manusia dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi. Kegiatan Bimbingan Teknik tahun 2016 sebagai berikut : a. Bimbingan Teknik di dalam Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Bimbingan Teknik dilaksanakan melalui workshop dengan peserta dari petugas laboratorium dan narasumber dari BBLK Surabaya dan Dinas Kesehatan Kab./Kota. Topik Bimtek : Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal (PMI & PME). Sampai saat ini Bimbingan Teknik telah diberikan kepada 80 petugas laboratorium Puskesmas/Labkes/RSUD di 10 wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pada periode sebelumnya, Bimbingan Teknik dilaksanakan petugas BBLK Surabaya melalui kunjungan ke laboratorium Puskesmas/RSUD yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan setempat. Sumber dana : APBN b.
Bimbingan Teknik di luar Provinsi Jawa Timur Bimbingan Teknik kepada laboratorium di 7 Provinsi di luar Jawa Timur yang menjadi wilayah binaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
91
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Tahun 2016 Bimbingan Teknik khusus Provinsi Bali dilaksanakan melalui workshop dengan 50 peserta dari Puskesmas, BLK dan RSU sebagai langkah awal model Bimbingan Teknik mendatang. Sedangkan untuk 6 Provinsi lainnya tahun 2016 tidak dapat terlaksana karena adanya efisiensi anggaran di Kementerian Kesehatan. Sumber dana : APBN c.
Pembinaan mutu serta pengembangan dan/penguatan jejaring lab. kultur dan DST di Indonesia Pembinaan ini dilaksanakan terhadap laboratorium TB yang dipersiapkan untuk menjadi lab. rujukan di provinsi masing-masing. Tahun 2016 telah dilaksanakan supervisi terhadap 6 laboratorium TB yaitu : RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RS Paru Jember, RS Paru Mangunharjo Madiun, RSUD Jombang dan BBLK Makassar. Lingkup Bimtek : Laboratorium TB. Sumber dana : KNCV
5.1.6 PROGRAM UNGGULAN 1)
Penyelenggara PME dengan bidang : a. Patologi (Hematologi, Kimia Klinik, Urinalisis) b. Mikrobiologi (Mikroskopis BTA, Mikroskopis Telur Cacing) c. Imunologi (Anti HIV, Syphilis, HBsAg dan Anti HCV) d. Kimia Kesehatan (Kimia Air dan Kimia Air Terbatas)
2)
Pelayanan Kejadian Luar Biasa (KLB) :
3)
Dibentuk tim KLB (Tim Gerak Cepat) yang dapat dihubungi selama jam termasuk hari libur. - On the job training pengambilan spesimen KLB di lapangan. Laboratorium Rujukan Nasional TBC untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan.
4)
Laboratorium Nasional Polio secara kultur virus dan ITD (Intratypic Differentiation)
5)
dengan metode PCR. Laboratorium Nasional Campak dan Rubella secara Imunologi, kultur virus, PCR dan Genotyping.
6) 7) 8)
Laboratorium Regional PCR Avian Influenza (H5N1 dan H7N9) dan H1N1. Laboratorium pemeriksa Yersinia pestis secara Mikrobiologi. Laboratorium pemeriksa Difteri (kultur, varian, toxigenic dan Ribotyping) serta
-
24
pemeriksaan titer Antitoksin terhadap Difteri dengan metode netralisasi menggunakan 9)
sel vero. Laboratorium pemeriksa toksikologi logam berat pada spesimen manusia.
10) Laboratorium pemeriksa kultur udara ruang.
92
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Berikut foto dan dokumentasi kegiatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada periode Januari - Desember 2016 : Gambar 5.11
Bimbingan Teknik terhadap kepada 80 petugas laboratorium RSUD/Puskesmas/Labkes di Kabupaten / Kota di Jawa Timur
Gambar 5.12
Kegiatan Capacity Building BBLK Surabaya pada 28-29 Mei 2016
Gambar 5.13
Kunjungan Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan
Gambar 5.14
Sosialisasi Analisis Beban Kerja (ABK) Online dari Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Pelayanan Kesehatan
93
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Gambar 5.15
Sosialisasi Pelaporan pajak online dengan e-Filling oleh KPP Pratama Gubeng Surabaya
Gambar 5.16
Rapat Anggota Tahunan (RAT) KPRI “Karya Husada” Tahun Buku 2015
Gambar 5.17
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan / PKL Mahasiswa
94
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Gambar 5.18 Kegiatan Kunjungan Mahasiswa
Gambar 5.19 Asesmen ISO 15189:2007 tanggal 15 Agustus 2016
Gambar 5.20 Pelatihan ISO 17043:2010 tanggal 15 September 2016
Gambar 5.21 Workshop TB tanggal 27 Oktober 2016
95
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Gambar 5.22 Assesment ISO 9001:2008 tanggal 29-30 November 2016
Gambar 5.23 Kunjungan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Tanggal 23 November 2016
Gambar 5.24 Pelatihan Laboratorium Survei Resistensi Obat Anti Tuberkulosis di Indonesia tanggal 8 Desember 2016
5.2
SUMBER DAYA KEUANGAN
5.2.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN A. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 11.697.449.003 atau mencapai 134,07 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan
96
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
sebesar Rp 8.724.778.000. Pendapatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 5.25 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2016 (dalam Rupiah)
2016 Uraian Anggaran Pendapatan Badan Layanan Umum
% Real Angg.
8.724.778.000
11.665.650.528
133,71
-
31.798.475
100,00
8.724.778.000
11.697.449.003
134,07
Pendapatan Lainnya Jumlah
Realisasi
Sumber : Sub Bagian Keuangan & BMN, 2016
B. Belanja Negara Realisasi Belanja instansi pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 22.892.180.944 atau 91,24 persen dari anggaran belanja sebesar Rp25.089.310.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 5.26 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016
2016 URAIAN Realisasi
% Real Angg.
7.363.617.000
6.785.563.168
92,15
16.405.443.000
14.845.914.002
90,49
1.320.250.000
1.262.794.511
95,65
25.089.310.000
22.894.271.681
91,25
25.089.310.000
22.892.180.944
Anggaran
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total Belanja Kotor
(2.090.737)
Pengembalian Belanja Jumlah
91,24
Sumber : Sub Bagian Keuangan & BMN, 2016
97
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Gambar 5.25
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2016
18.000.000.000
16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000
Anggaran
8.000.000.000
Realisasi
6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
5.2.2 NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp 21.810.105.237 yang terdiri dari : Aset Lancar sebesar Rp 7.770.275.963; Aset Tetap (neto) sebesar Rp 14.039.829.274; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp0. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp 37.710.868 dan Rp 21.772.394.369. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 5.27 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 URAIAN ASET ASET LANCAR KaspadaBadanLayananUmum PiutangdarikegiatanOperasionalBadanLayananUmum PenyisihanPiutangTakTertagih - Piutangdari keg. BLU PersediaanBadanLayananUmum JumlahAsetLancar ASET TETAP PeralatandanMesinBadanLayananUmum GedungdanBangunanBadanLayananUmum AkumulasiPenyusutanAsetTetap JumlahAsetTetap
TA 2016
6.884.642.409 1.770.000 (8.850) 883.872.404 7.770.275.963
37.217.872.764 5.998.745.638 (29.176.789.128) 14.039.829.274
98
KEMENKES RI
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
ASET LAINNYA AsetTakBerwujud - BadanLayananUmum Aset Lain-Lain - BadanLayananUmum AkumulasiPenyusutandanAmortisasiAsetLainnya JumlahAsetLainnya JUMLAH ASET
187.000.000 41.360.000 (228.360.000) 21.810.105.237
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK UtangkepadaPihakKetiga JumlahKewajibanJangkaPendek JUMLAH KEWAJIBAN
37.710.868 37.710.868 37.710.868
EKUITAS Ekuitas JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
21.772.394.369 21.772.394.369 21.810.105.237
Sumber : Sub Bagian Keuangan & BMN, 2016
5.3
UPAYA UNTUK MERAIH WTP DAN REFORMASI BIROKRASI
Tabel 5.28 Pencapaian Strategi dan Langkah-Langkah Raih WTP tahun 2016 di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya NO 1.
STRATEGI Membangun komitmen dan integritas pimpinan, para pengelola dan para pelaksana kegiatan
LANGKAH LANGKAH 1.
2. 3.
2.
Penguatan Perencanaan dan Penganggaran
4. 1. 2. 3.
4.
3.
Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan/ Akuntansi
1. 2. 3. 4.
PENCAPAIAN
Penandatanganan Pakta Komitmen Raih WTP oleh Para Kepala Bidang, Kepala Seksi serta Kepala Tata Usaha dan Kepala Instalasi dan seluruh SDM BBLK Surabaya. Menciptakan “Atmosphere of WTP” Menyusun Aturan Perilaku bagi Pengelola Keuangan dan Pelaksana Kegiatan Membentuk Satgas WTP Penyusunan perencanaan Penguatan penelaahan RKA-KL Penggunaan Bagan Akun Standar (BAS) secara cermat (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Bantuan Sosial)
1.
Penyiapan kelengkapan dan keakuratan Dokumen Pendukung Perencanaan (TOR, RAB) Reviu dan Penyempurnaan Kebijakan Akuntansi Kementerian Kesehatan; Meningkatkan kualitas penyusunan RPK, RPD, perencanaan Kas; Meningkatkan ketepatan waktu pelaksanaan anggaran; Pemeriksaan Kas Internal oleh KPA
3.
2. 3. 4. 5. 1.
2.
1.
2. 3.
Membentuk satgas WTP BBLK Surabaya Sosialisasi WTP 16 September 2011 Deklarasi WTP 19 September 2011 Membuat SOP pengelolaan keuangan Menciptakan sistem pengendalian internal Penyusunan RBA berdasarkan usulan satuan kerja ( bottom up ) dan kemampuan sumber dana / pagu anggaran Penyusunan RBA dilengkapi TOR dan RAB Pelaksanaan anggaran menggunakan BAS yang sesuai. SPI telah melakukan review atas laporan keuangan setiap akhir semester Menyusuan POA rencana pengadaan setiap bulan Rekening bendahara sudah masuk TNP
99
KEMENKES RI
NO
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
STRATEGI
LANGKAH LANGKAH
5.
4.
PerbaikanPenatausahaanpe ndapatan BLU
1.
2.
5.
PenataanRekening
1. 2. 3. 4.
PENCAPAIAN
dan/atau PPK; Rekening Bendahara Pengeluaran masuk dalam TNP (Treasury Notional Pooling);
4.
Pemeriksaan kas oleh Pemeriksa Kas Intern setiap tiga bulan
Rekonsiliasi antara unit pelaksana layanan dan unit pelaksana administrasi Mendorong Satker pemungut melaksanakan pungutan PNBP melalui Bank;
1.
Penerimaan pendapatan PNPB disetor ke rekening penerimaan paling lambat 2x24 jam
Melakukan re-inventarisasi rekening yang digunakan oleh Satuan Kerja Mengajukan persetujuan pembukaan rekening (bagi Satker yang belum) Percepatan penutupan rekening yang sudah tidak digunakan Melaporkan kepada Menteri Keuangan pembukaan dan penutupan rekening
1.
Mengelompokkan rekeningrekening yang ada di BBLK Surabaya sesuai PMK yang berlaku dan telah mendapat persetujuan dari KPPN Surabaya II Mengajukan persetujuan rekening ke KPPN Surabaya II Rekening bank yang dimiliki BBLK Surabaya sudah mendapat persetujuan KPPN Surabaya II sebanyak 2 rekening. Melaporkan pembukaan maupun penutupan rekening ke KPPN Surabaya II
2.
3.
4.
6.
Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/ Jasa
1. 2.
3.
4. 5. 7.
Pembenahan Penatausahaan BMN
1.
2.
3.
Sosialisasi Perpres No. 70/2012 tentang Pengadaan Barang & Jasa Meningkatkan peran KPA dan PPK dalam penyusunan HPS, penyusunan dan pelaksanaan kontrak. Meningkatkan kualitas panitia pengadaan dalam penyusunan dokumen pengadaan, pelaksanaan evaluasi Meningkatkan kualitas panitia penerima hasil pekerjaan Pendampingan/konsultasi (LKPP, Itjen, BPKP) Menuntaskan Inventarisasi dan Penilaian BMN serta menginput dalam SIMAK-BMN; Menuntaskan Proses Konversi Penggolongan dan Kodifikasi BMN sesuai PMK No. 29/PMK.06/2007;
1.
Menuntaskan Proses Migrasi BMN sesuai dengan Aplikasi SIMAK-BMN 2014;
3.
2.
1.
2.
BBLK Surabaya sudah membentuk unit layanan pengadaan barang / jasa tahun 2016 Melakukan konsultasike LKPP melalui media internet
Setiap semester dan tahun dilakukan stock opname persediaan Membuat BeritaAcara stock opname
Mengentry aset tetap yang dibeli dan hibah jika ada ke dalam SIMAK BMN secara
100
KEMENKES RI
NO
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
STRATEGI
LANGKAH LANGKAH 4.
8.
Penguatan Kapasitas SDM
1.
2. 3.
Menatausahakan BMN (stock opname barang persediaan, rekonsiliasi internal daneksternal, labelisasi); Melaksanakan pelatihan pengelolaan keuangan bagi para pejabat, para pengelola keuangan dan pelaksana kegiatan Menempatkan tenaga akuntansi yang kapabel di unit pengelola keuangan Meningkatkan kualitas SDM pengadaan barang/jasa (PPK dan Panitia)
PENCAPAIAN
4.
1.
2.
3.
9.
Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
1.
Menyusun SOP SPIP di tingkat BBLK Surabaya Melakukan pelatihan SPIP secara bertahap dan berjenjang Membentuk Tim Satgas SPIP di tingkat BBLK Surabaya
1.
1.
Meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring terpadu terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
1.
Membuat laporan realisasi penyerapan anggaran setiap tanggal 3 awal bulan berikutnya.
2.
Melakukan perbaikan segera terhadap ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan dan anggaran Melakukan pertemuan rutin secara berkala dan berjenjang dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran
2.
Melakukan usulan perubahan MAK dan BAS terhadap kegiatan yang melebihi pagu sebelumnya.
1.
Menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan ketentuan (akurat, lengkap, teratur, tepat waktu, berjenjang)
1.
Sudah penyusun laporan keuangan SAI dan SAK semesteran dan tahunan sesuai pedoman SAP dan PABLU
2.
Mengoptimalkan peran UAPPA-W dalam rangka mengumpulkan, mengkompilasi, dan menyampaikan Laporan Keuangan Melakukan konsultasi secara berkala kepada BPK dalam penyusunan Laporan Keuangan
2.
Mengirim laporan keuangan SAI ke koordinator wilayah jatim secara periodik Melakukan konsultasi ke KPPN dan DJPB
2. 3.
10.
Penguatan Monitoring danEvaluasi
3.
11.
Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
periodik Melakukan rekon internal setiap bulan antara bagian SAK dan SIMAK BMN Mengirim pejabat keuangan dan akuntansi untuk mengikuti pelatihan peningkatan kualitas SDM keuangan yang diselenggarakan Kemenkeu dan Kemenkes Mengirim SDM ULP untuk mengikuti pelatihan pengadaan barang / jasa Sudah menempatkan staf keuangan sesuai kompetensi Sudah dilakukan pelatihan SPIP selama 2 hari dari Itjen Kemenkes RI
3.
3.
101
KEMENKES RI
NO
LAPORAN TAHUNAN 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
STRATEGI
LANGKAH LANGKAH 4.
5.
12.
Peningkatan Kualitas Pengawasan
1.
2.
3.
12.
Peningkatan Kualitas Pengawasan
4.
13.
Percepatan PenyelesaianTindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
1.
PENCAPAIAN
2.
PENCAPAIAN
Pendampingan dalam penyusunan Laporan Keuangan oleh BPKP, Itjen, Biro Keuangan dan BMN Merancang dan melaksanakan aplikasi yang terintegrasi serta real time terkait pelaporan keuangan Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran; Melaksanakan Reviu Laporan Keuangan secara terintegrasi dan berjenjang Melakukan monitoring secara ketat Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Reviu Laporan Keuangan Pendampingan oleh pejabat yang berkompeten selama Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan oleh BPK Melakukan pemantauan yang ketat terhadap penyelesaian Tindak Lanjut LHP Melakukan pemutakhiran data penyelesaian tindak lanjut secara berkala
100%
1.
2.
3.
1.
Laporan Keuangan telah direview oleh SPI setiap semester dan tahun. Laporan Keuangan 2015 telah diaudit oleh KAP dengan opini WTP. Laporan keuangan Semester I TA 2016 telah direview Itjen Kemenkes.
Telah melakukan monitoring tindak lanjut atas temuan auditor
100%
Keterangan : Sampai dengan Desember 2016 strategi dan langkah-langkah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dalam meraih WTP sudah mencapai 100%.
102