BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan intepretasi hasil tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini. 5.1
ANALISIS HASIL RANCANGAN Kursi space-saving dirancang untuk menjawab kebutuhan penghuni
apartemen. Dari sisi desain, dengan menggunakan referensi dari beberapa kursi space-saving yang sudah ada di pasaran, kursi dibuat dengan model storage dan easy-saving. Tujuan pemilihan desain kursi ini agar kursi bisa memenuhi kebutuhan penghuni apartemen sehingga penghuni apartemen dapat menghemat ruangan. Selain itu kursi juga dirancang dengan konsep eco-design agar material kursi tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Dari sisi ukuran, kursi spacesaving dibuat dengan acuan anthropometri umum orang Indonesia. 5.1.1 Fitur Utama Fitur utama kursi terdiri dari dudukan kursi, sandaran punggung, dan sandaran lengan. 1.
Dudukan Kursi Dudukan kursi harus dapat menahan beban orang yang duduk diatasnya. Menurut penelitian Tichauer (1978) kekuatan material untuk dudukan kursi harus memiliki kekuatan tarik >0,7 N/mm2. Material dudukan kursi konsep I adalah HDPE dengan kekuatan tarik sebesar 39 N/mm2. Konep I memiliki bentuk datar dengan busa setebal 2,5 cm di atasnya. Material dudukan kursi konsep II adalah kayu mahoni dengan kekuatan tarik sebesar 2 N/mm2 (tegak lurus dengan serat kayu). Bentuk dudukan kursi konsep II datar dengan busa setebal 2,5 cm di atasnya. Material dudukan kursi konsep III adalah HDPE dengan kekuatan tarik sebesar 39 N/mm2. Bentuk dudukan melengkung agar menyesuaikan lekuk tubuh. Bagian pinggir dudukan kursi didesain agar dapat masuk ke dalam rangka kursi. Kemudian di bagian pinggir juga diberi lubang untuk
V-1
dimasukkan baut dan menahan dudukan pada rangka kursi. Selain itu, plat aluminium ditambahkan pada bagian bawah dudukan dan sandaran kursi. Hal ini bertujuan untuk menambah kekuatan dudukan. Bagian tengah dudukan kursi sengaja dibuat berlubang agar orang yang duduk di atasnya merasa nyaman. Kursi yang tidak memiliki lubang akan membuat bagian pantat panas dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Material dudukan kursi konsep IV adalah kayu mahoni dengan kekuatan tarik sebesar 2 N/mm2 (tegak lurus dengan serat kayu). Bentuk dudukan kursi bergelombang. Bagian belakang melengkung ke atas untuk mengikuti bentuk pantat. Bagian depan dibuat melengkung ke bawah untuk mengikuti bentuk paha. Dudukan terdiri dari rangka samping yang bergelombang dan bagian tengah dudukan yang berbentuk balok panjang. Balok-balok panjang tersebut dimasukan pada rangka samping sehingga membentuk dudukan kursi yang berlubang bagian tengahnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara pada bagian pantat dan menciptakan rasa nyaman saat digunakan.
Gambar 5.1 Dudukan Kursi Konsep I, II, III, dan IV 2.
Sandaran Punggung Sandaran punggung yang baik harus dapat menyangga tulang belakang khususnya tulang belakang bagian lumbar. Lumbar adalah 5 ruas tulang
V-2
belakang yang berada pada bagian pinggang di atas tulang belakang sacrum (tulang ekor). Bagian lumbar menyangga sebagian besar bobot tubuh manusia, menurut buku Human Dimension and Interior Space (Panero dan Zelnik, 1979) hal. 61, tinggi lumbar berkisar antara 20,3 cm – 30,5 cm. Selain itu, pada buku John Croney yang berjudul Anthropometric for Designers hal. 147, sudut sandaran punggung yang ideal sebesar 95°-115°. Sandaran punggung konsep I setinggi 48 cm dengan sudut maksimal 105°. Material sandaran terbuat dari HDPE dengan kekuatan tarik sebesar 39 N/mm2. Sandaran berbentuk datar dengan busa setebal 2,5 cm. Sandaran punggung konsep II setinggi 21,62 cm dengan sudut 90°. Material sandaran terbuat dari kayu mahoni dengan kekuatan tarik sebesar 2 N/mm2 (tegak lurus dengan serat kayu). Sandaran berbentuk datar dengan busa setebal 2,5 cm. Sandaran punggung konsep III setinggi 43,63 cm dengan sudut maksimal 105°. Material sandaran terbuat dari HDPE dengan kekuatan tarik sebesar 39 N/mm2. Sandaran berbentuk melengkung agar dapat menyesuaikan bentuk tubuh. Bagian tengah sandaran dibuat berlubang agar orang yang bersandar merasa nyaman karena adanya sirkulasi udara. Sandaran punggung konsep IV setinggi 46,63 cm dengan sudut maksimal 105°. Material sandaran terbuat dari kayu mahoni dengan kekuatan tarik sebesar 2 N/mm2 (tegak lurus dengan serat kayu). Sandaran berbentuk datar dengan bagian tengah sandaran dibuat berlubang agar orang yang bersandar merasa nyaman karena adanya sirkulasi udara.
V-3
Gambar 5.2 Sandaran Punggung Konsep I, II, III, dan IV 3.
Sandaran Lengan Sandaran lengan berfungsi untuk menyangga beban lengan, membantu pengguna untuk bangkit dari kursi, dan membantu pengguna dalam melakukan aktivitas tertentu. Tinggi sandaran lengan mempengaruhi kenyamanan pengguna saat memakai kursi, menurut buku Human Dimension and Interior Space (Panero dan Zelnik, 1979) hal. 67, tinggi sandaran lengan yang ideal berkisar antara 17,8 cm – 25,4 cm. Sandaran lengan konsep I setinggi 12 cm dengan material plastik HDPE. Sandaran lengan konsep II setinggi 21,62 cm dengan material kayu mahoni. Sandaran lengan konsep III setinggi 21,62 cm dengan material plat aluminium. Sandaran lengan konsep IV setinggi 21,62 cm dengan material kayu mahoni.
V-4
Gambar 5.3 Sandaran Lengan Konsep I, II, III, dan IV 5.1.2 Fitur Pendukung Fitur pendukung kursi terdiri dari foldable & hangable system, storage, dan tempat gelas. 1.
Foldable & Hangable System Konsep III dan IV dapat dilipat dan digantung di dinding. Kaki kursi berhubungan dengan dudukan kursi, sandaran punggung, dan sandaran lengan. Agar kursi dapat dilipat, maka digunakan sistem sliding pada kaki depan dan kaki belakang.
V-5
Gambar 5.4 Slide Kaki Depan Konsep III dan IV Slide pada kaki depan memungkinkan kursi dapat dilipat secara maksimal. Tanpa slide, kursi tidak dapat dilipat 90 derajat. Selain itu diujung slide pada kaki depan dibuat naik ke atas sehingga saat kursi dibuka dan diduduki oleh seseorang, dudukan kursi tidak bergerak maju mundur. Bagian slide yang naik tersebut berfungsi sebagai pengunci.
Gambar 5.5 Slide Kaki Belakang Konsep III dan IV Slide kaki belakang merupakan komponen utama dari mekanisme lipat kursi hasil rancangan. Saat ada orang yang duduk di atas kursi, slide tidak akan turun karena beban dari orang yang duduk menekan bagian depan dudukan kursi.
Gambar 5.6 Lubang untuk Menggantung Kursi Konsep III dan IV
V-6
Gambar 5.7 Kursi Tampak Atas Konsep III dan IV Kursi dapat digantung pada lubang yang terdapat di bagian dudukan kursi. Jarak antara dudukan dan sandaran saat dilipat adalah 8,6 cm. Oleh karena itu, panjang gantungan kursi 10 cm agar dapat menyangga kursi. 2.
Tempat Penyimpanan Tempat penyimpanan berfungsi untuk tempat buku, majalah, dll. Konsep I memiliki tempat penyimpanan dengan dimensi 48 cm x 34 cm x 28 cm. Tempat penyimpanan berada di bawah dudukan kursi sehingga untuk mengambil barang yang disimpan, pengguna harus berdiri terlebih dahulu agar dudukan bisa diangkat. Konsep II memiliki 5 tempat penyimpanan yang terpisah. Tempat penyimpanan di bagian tengah memiliki dimensi 36,23 cm x 10 cm x 40,63 cm. Keempat tempat penyimpanan samping masing-masing memiliki dimensi 28,23 cm x 10 cm x 55,63 cm. Konsep III dan IV memiliki tempat penyimpanan dengan dimensi 40,63 cm x 30 cm x 8 cm. Tempat penyimpanan ini berfungsi untuk menyimpan majalah. Saat kursi dilipat dan digantung, penghuni dapat menaruh majalah pada tempat penyimpanan karena posisi tempat penyimpanan tidak menghadap dinding. Kantung memiliki dimensi 40,63 cm x 30 cm karena menyesuaikan dimensi majalah. Mayoritas majalah berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) sehingga memudahkan pengguna saat ingin mengambil majalah.
V-7
Gambar 5.8 Tempat Penyimpanan Konsep I, II, III, dan IV 3.
Tempat Gelas Konsep III dan IV memiliki tempat gelas agar penghuni apartemen tidak perlu menggunakan meja untuk menaruh gelas, sehingga penghuni dapat memanfaatkan ruang secara efektif dan efisien. Tempat gelas memiliki diameter 8 cm dengan tinggi 6 cm. Konsep III menggunakan material plat eluminium dengan tebal 5 mm. Konsep IV menggunakan material kayu mahoni dengan ketebalan 5 mm.
Gambar 5.9 Tempat Gelas Konsep III dan IV 5.2
ANALISIS MATERIAL BAHAN Rangka kursi terbuat dari bahan aluminium. Pemilihan bahan alumunium ini
didasarkan pada karakteristik bahannya yang kuat, dengan kekuatan tarik sebesar 60 N/mm2, namun ringan. Alumunium dikatakan ringan karena memiliki bobot
V-8
sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau tembaga. Massa jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³). Alasan lainnya alumunium juga mudah dibentuk, serta tahan terhadap korosi. Selain itu kelebihan lain dari alumunium adalah sifatnya yang tidak mudah pecah dan lebih mudah diperoleh di pasaran. Sehingga memudahkan untuk proses produksi dalam penelitian ini. Dudukan kursi dan sandaran punggung terbuat dari material plastik HDPE. Pemilihan bahan ini didasarkan pada karakteristik HDPE yang mudah didaur ulang, kuat, dan ringan. Kekuatan tariknya sebesar 39 N/mm2 dan massa jenis 0,95 g/cm3. Tempat penyimpanan majalah menggunakan material kain kanvas, selain harganya murah kain kanvas juga kuat dan merupakan kain yang mudah diperoleh. Kain kanvas juga tidak mudah robek dan sangat ramah lingkungan karena serat kainnya merupakan serat organik. 5.3
ANALISIS ECO-DESIGN Analisis eco-design mengacu pada penelitian Rossi et. al. (2006) mengenai
design for environment (DfE). DfE adalah suatu product assessment tool yang dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat ramah lingkungan suatu produk dengan memperhatikan tiga aspek yaitu, material assessment, disassembly, dan recyclability. Berikut adalah pembahasan mengenai DfE kursi space-saving: 1. Material Assessment Material yang digunakan pada kursi space-saving terpilih adalah aluminium dan plastik HDPE. Pemilihan material aluminium bertujuan untuk membuat kursi ringan. Apabila menggunakan stainless steel, kursi akan menjadi berat. Di sisi lain, penggunaan material kayu membutuhkan dimensi kayu yang besar agar kursi kuat menahan beban. Pemakaian aluminium juga bertujuan untuk mengurangi pemakaian bahan baku kayu. Selanjutnya, plastik HDPE merupakan plastik yang memiliki kekuatan tarik cukup besar, yaitu 39 N/mm2. HDPE juga mudah didaur ulang jika dibandingkan dengan plastik lainnya. Titik leleh HDPE lebih rendah dari plastik yang lain sehingga HDPE lebih mudah dilebur. Jika
V-9
dibandingkan dengan LDPE memang titik lelehnya lebih rendah namun kekuatan tarik LDPE juga jauh lebih rendah, yaitu 14,5 N/mm2.
Gambar 5.10 Temperatur Leleh Plastik 2. Disassembly Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk mudah dibongkar atau tidak dan apakah komponennya dapat dipisahkan sebagai material yang homogen tanpa ada material lain yang menempel. Jika material dapat dipisahkan, maka material akan lebih mudah didaur ulang. Kursi space-saving hasil rancangan memiliki material yang dapat dipisah secara homogen dan tidak ada material yang saling menempel satu sama lain. Artinya, semua material kursi space-saving dapat dikelompokkan berdasarkan jenis daur ulangnya. 3. Recyclability Aluminium dan plastik HDPE adalah material yang dapat didaur ulang menurut penelitian Rossi et. al. (2013) dan buku Laser Welding of Plastics (Rolf Klein, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa konsep III adalah kursi yang ramah lingkungan.
V-10
5.4
ANALISIS BIAYA Biaya pembuatan kursi terdiri dari biaya material dan biaya non material.
Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kursi ini sebesar Rp 3.797.100,00 dengan rincian yang tertera pada sub bab 4.7 halaman IV-33 dan IV-34. Biaya tersebut tidak termasuk biaya ide perancang. Jika dibandingkan dengan kursi space-saving yang ada di pasaran yang berkisar Rp 100.000,00 – Rp 1.000.000,00, biaya pembuatan kursi space-saving ini cukup besar. Hal ini disebabkan karena pembuatan cetakan plastik yang membutuhkan dana sebesar Rp 3.000.000,00. Selain itu karena produk dibuat secara khusus sehingga membutuhkan biaya lebih dibandingkan produk yang dibuat secara massal.
V-11