BAB V HASIL DAN ANALISIS
5.1. Hasil Analisa Proses Daur Ulang Hasil yang didapat pada proses destilasi solvent kotor yang dilakukan PT. TBK. seperti data dibawah ini:
Alkohol
% EsterKeton
Toluol
0.86
16
24
60
0.86 0.86
15 17
23 23
62 60
No.
Tanggal
Bentuk
Warna
Density (g/ml)
1.
4/1/2010
cairan
2. 3.
5/1/2010 6/1/2010
cairan cairan
jernih jernih jernih
Sifat fisik bentuk, warna dan density sesuai dengan standard. Komposisi disesuaikan dengan menambahkan solvent fresh sesuai perhitungan. Kesesuaian hasil dengan standard menunjukkan bahwa proses destilasi solvent kotor berlangsung dengan baik.
5.2. Waktu Operasional Alat Dengan menggunakan kecepatan alir 2 liter per menit, maka rata-rata waktu operasional alat destilasi solvent adalah : Density solvent
: 0.86 kg / liter
Kecepatan alir
: 2 liter / menit
Kecepatan alir (kg)
= 0.86 kg / liter x 2 liter / menit = 1.72 kg / menit
71
Rata-rata jumlah solvent kotor yang di daur ulang adalah 755.7 kg / hari, maka ratarata waktu yang diperlukan untuk mengolah solvent kotor adalah : = 755.7 / 1.72 = 439.4 menit = 7.3 jam Dilihat dari waktu operasional mesin destilasi yang berkisar sekitar 8 jam, maka memungkinkan untuk melakukan pengolahan solvent kotor lebih banyak di waktu yang akan datang dengan menambah waktu operasional alat.
5.3.
Efisiensi Pengolahan Pada periode Januari sampai dengan Februari 2010, data pengolahan solvent
kotor memperlihatkan rata-rata kehilangan material selama proses daur ulang adalah 1.44 %. Dengan kisaran antara 1.13 % sampai dengan 1.70 %. Hasil ini menunjukkan tingkat efsiensi pengolahan yang cukup tinggi, sehingga dinilai tidak diperlukan upaya perbaikan proses destilasi.
5.4.
Nilai Penghematan Selama menjalankan proses daur ulang, perusahaan melakukan penghematan
penggunaan material yang secara langsung menurunkan biaya secara keseluruhan. Besarnya penghematan yang dilakukan dihitung dari data Januari sampai Februari 2010 adalah sebagai berikut (US $ 1= Rp 9200): Nilai rata-rata hasil daur ulang solvent / bulan
= 15.042.5 kg
Nilai hasil pengolahan
= 15.042.5 x Rp 9200 = Rp 138.391.000 72
Biaya operasional mesin (listrik) / bulan
= Rp 2.000.000
Jumlah rata-rata solvent kotor / bulan
= 16.715 kg
Harga solvent kotor per drum (180 kg)
= Rp 300.000
Nilai solvent kotor jika langsung dijual ke penampung = (16.715/180) x 300.000 = Rp. 27.858.333 Jumlah rata-rata penghematan perbulan = (Rp 138.391.000 - Rp 2.000.000) - Rp. 27.858.333 = Rp 108.532.667 Biaya operator tidak dihitung karena pekerjaan masih dirangkap oleh operator mesin.
5.5.
BEP Mesin Destilasi
Tingkat suku bunga perbankan (i)
= 12% / tahun , = 1 % / bulan
Harga mesin destilasi: U$ 120.000 x Rp 9200 / US $ = Rp 1.104.000.000 Penghematan setiap bulan (A)
= Rp 108.532.667
Pada bulan keberapa BEP terlampaui? P = A (P/A, i,n) Rp 1.104.000.000 = Rp 108.532.667 (P/A, 1, n) (P/A, 1, n) = Rp 1.104.000/ Rp 108.532.667 (P/A, 1, n) = 10.2 n =10, (P/A, 1, n) = 9.47 n =11, (P/A, 1, n) = 10.367 Pada bulan ke 11 BEP akan terlampaui 73
5.6.
Hasil Penggunaan Solvent Hasil Destilasi Dalam Produk Perhitungan komposisi solvent mengacu kepada formula seperti dalam tabel.
Yellow, Red dan Blue No.
Tanggal
Komposisi Awal
Komposisi Disesuaikan
Sample
Alkohol
Ester-Keton
Toluol
Alkohol
Ester-Keton
Toluol
1.
04/01/10
16
24
60
16
32
112
2. 3.
05/01/10 06/01/10
15 17
23 23
62 60
15 17
30 34
105 119
10
20
70
% Komposisi
White No.
Tanggal
Komposisi Awal
Komposisi Disesuaikan
Sample
Alkohol
Ester-Keton
Toluol
Alkohol
Ester-Keton
Toluol
1. 2.
04/01/10 05/01/10
16 15
24 23
60 62
32 23
24 30.7
104 99.7
3.
06/01/10
17
23
60
23
30.7
99.7
20
15
65
% Komposisi
% Maximum Penggunaan Solvent Hasil Destilasi No.
Tanggal Yellow, Red, Blue
White
1.
04/01/10
12.5
15.0
2.
05/01/10
13.3
15.6
3.
06/01/10
11.8
15.6
Tabel 5.1 Penyesuaian komposisi solvent dan persentase penggunaan 74
Penggunaan solvent hasil daur ulang dalam produk menunjukkan hasil yang cukup baik dan sesuai dengan range standard. Untuk viscosity tidak terdapat perbedaan yang significant antara standard yang menggunakan solvent fresh dengan sample tes yang menggunakan solvent daur ulang. Perbandingan warna menunjukkan hasil yang baik, secara visual warna terlihat dekat dan hasil pengukuran menggunakan spectrophotometer menunjukkan perbedaan warna (∆E) yang kecil dan masih berada dalam range standard. Rheologi tinta test tidak memperlihatkan perbedaan terhadap standard.
5.7
Langkah Strategis Jika sebelumnya perusahaan menjual solvent kotor kepada penampung, maka
kini
memungkinkan bagi perusahaan membeli solvent kotor dari penampung dan
kemudian melakukan pengolahan solvent kotor yang berasal dari penampung tersebut. Ini didasari pada keuntungan yang didapat selama proses pengolahan. Harga solvent kotor jika membeli dari penampung ada pada kisaran Rp 700.000/ 180 kg. Tapi perlu dibatasi bahwa solvent kotor yang dibeli dari penampung sebaiknya solvent kotor yang berasal dari perusahaan tinta sejenis, karena mengacu pada penggunaan jenis solvent. Dengan potensi pabrik tinta rotogravure sekitar 15 perusahaan di Indonesia, maka kemungkinan untuk mendapatkan solvent kotor masih cukup besar. Produksi tinta polyester PT. TBK. saat ini sekitar sekitar 300 ton perbulan. Jika dihitung, maka kebutuhan solvent untuk keperluan letdown adalah sekitar 14.0 % x 300 ton = 42.000 kg. Angka ini cukup besar dan akan memberi kontribusi penghematan
75
yang cukup signifikan. Jika dilakukan simulasi perhitungan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Harga solvent kotor dari penampung
= Rp 700.000/ 180 kg
Rata-rata solid content
= 8.1%
Rata-rata kg solvent per drum
= 180 - (8.1% x 180) = 165.4 kg
Harga solvent dari penampung/ kg
= Rp 700.000/ 165.4 = Rp 4232
Biaya listrik/ kg
= Rp 2.000.000/ 15.042.5 = Rp 133
Biaya pekerja/ kg
= Rp 1.300.000/ 15.042.5 = Rp 86.4
Biaya total solvent dan proses destilasi/ kg
= Rp 4232 + Rp 133 + Rp 86.4 = Rp 4451.4
Harga solvent fresh
= Rp. 9.200
Jika kebutuhan solvent untuk letdown tinta polyester adalah 37.500 kg, maka penghematan yang dapat dilakukan perusahaan adalah: (Rp. 9.200 - Rp 4451.4) x 42.000 = Rp 199.441.299
76