151
BAB V HASIL DAN ANALISIS
5.1
Hasil Penelitian
5.1.1
Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di
Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat dengan populasi 920 orang dan sampel 279 orang. Ada tujuh belas SMA Negeri yang menjadi cluster, yaitu SMA Negeri 2, 16, 17, 19, 23, 33, 56, 57, 65, 78, 84, 85, 94, 95, 96, 101, dan 112. Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Tingkat Pendidikan
Lama Bekerja (tahun)
Status Kepegawaian
Kriteria
Jumlah (orang)
Persentase (%)
S-1 S-2 S-3
264 15 -
94.62 5.38 -
5 – 10 11 – 20 > 20
83 105 91
29.75 37.63 32.62
PNS Non-PNS
256 23
91.76 8.24
Karakteristik responden penelitian dihitung berdasarkan kuesioner yang dianalisis dalam penelitian. Karakteristik responden penelitian dapat diketahui, yaitu: 94.62% responden berpendidikan sarjana (S1), 5.38% pasca sarjana (S2), dengan masa kerja masing-masing 5 s.d 10 tahun sebesar 29.75%, 11 s.d 20 tahun sebesar 37.63% dan, di atas 20 tahun sebesar 32.62%. Sedangkan jika dilihat dari
152
status kepegawain terdapat 91.76% pegawai negeri sipil (PNS) dan 8.24% non pegawai negeri sipil (Non-PNS).
5.1.2
Karakteristik Variabel Penelitian Berikut ini disajikan tabel variabel penelitian iklim organisasi,
kepemimpinan dan kinerja guru. Tabel 5.2 Jumlah Item Kuesioner No. 1 2 3
Variabel Iklim Organisasi (X1) Kepemimpinan (X2) Kinerja Guru (Y) Total
Jumlah Item Kuesioner 21 20 19 60
Berdasarkan tabel 5.2 dari tiga variabel terdapat 60 item pernyataan. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 340 paket di tujuh belas sekolah, tiap sekolah mendapatkan 20 kuesioner. Dari 340 kuesioner ternyata yang kembali hanya 279. Data yang diolah adalah hasil jawaban responden mengenai pengaruh iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Package For The Social Science (SPSS) v 16,0.
5.1.3
Hasil Penelitian Variabel Iklim Organisasi Variabel Iklim Organisasi terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1) Perilaku guru, (2)
Perilaku kepala sekolah, dan (3) Suasana kerja organisasi. Hasil penelitian ditunjukkan dalam tabel 5.3, sebagai berikut:
153
Tabel 5.3 Hasil Penelitian Variabel Iklim Organisasi Dimensi
No Item
1. Perilaku Guru 1
2
3
4
5
6
7
8
9 2. Perilaku Kepala Sekolah
10
11
12
13
14
15 3. Suasana Kerja Organisasi
16
17 18
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
TPT 1 2 0.72 2 2 0.72 2 8 2.87 8 2 0.72 2 2 0.72 2 1 0.36 1 1 0.36 1 2 0.72 2 2 0.72 2 3 1.08 3 1 0.36 1 2 0.72 2 7 2.51 7 0 0.00 0 1 0.36 1 5 1.79 5 5 1.79 5 1 0.36
JT 2 52 18.64 104 53 19.00 106 77 27.60 154 55 19.71 110 50 17.92 100 53 19.00 106 75 26.88 150 51 18.28 102 51 18.28 102 54 19.35 108 73 26.16 146 51 18.28 102 67 24.01 134 57 20.43 114 51 18.28 102 69 24.73 138 53 19.00 106 71 25.45
ST 3 115 41.22 345 130 46.59 390 87 31.18 261 112 40.14 336 138 49.46 414 146 52.33 438 115 41.22 345 141 50.54 423 134 48.03 402 108 38.71 324 116 41.58 348 126 45.16 378 123 44.09 369 145 51.97 435 157 56.27 471 125 44.80 375 124 44.44 372 84 30.11
SLT 4 110 39.43 440 94 33.69 376 107 38.35 428 110 39.43 440 89 31.90 356 79 28.32 316 88 31.54 352 85 30.47 340 92 32.97 368 114 40.86 456 89 31.90 356 100 35.84 400 82 29.39 328 77 27.60 308 70 25.09 280 80 28.67 320 97 34.77 388 123 44.09
Total 279 100 989 279 100 991 279 100 991 279 100 990 279 100 989 279 100 989 279 100 988 279 100 991 279 100 989 279 100 992 279 100 991 279 100 986 279 100 990 279 100 989 279 100 990 279 100 990 279 100 990 279 100
Mean 3.194
3.133
3.050
3.183
3.125
3.086
3.039
3.108
3.133
3.194
3.050
3.161
3.004
3.072
3.061
3.004
3.122 3.179
154
Dimensi
No Item
19
20
21 Rata-Rata
Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang % Mean
TPT 1 1 8 2.87 8 2 0.72 2 7 2.51 7 0.37
JT 2 142 89 31.90 178 50 17.92 100 66 23.66 132 1.56
ST 3 252 63 22.58 189 127 45.52 381 124 44.44 372 40.98
SLT 4 492 119 42.65 476 100 35.84 400 82 29.39 328 57.07
Total 991 279 100 992 279 100 991 279 100 986 100
Mean
3.050
3.165
3.007
3.101
Berdasarkan data dalam tabel 5.3, dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk variabel iklim organisasi menghasilkan nilai rata-rata mean sebesar 3.101, artinya untuk dimensi perilaku guru responden menyatakan guru dan kepala sekolah selalu menyelesaikan selisih pendapat yang terjadi secara musyawarah, guru selalu peduli terhadap permasalahan yang dihadapi guru lain, hubungan sesama guru selalu akrab dan saling bersahabat, guru saling menghargai kompetensi dan professional mereka, saat jam pelajaran usai atau pulang sekolah, para guru selalu menyediakan waktu untuk membantu menangani siswa yang bermasalah, tidak ada perlakuan yang diskriminatif antara guru PNS dan guru Non-PNS, guru selalu dapat menyampaikan pendapatnya secara jelas dalam rapat guru, guru selalu memiliki selera humor dan ramah terhadap rekan kerja, dan pembagian tugas tambahan untuk guru selalu diumumkan secara jelas. Pada dimensi perilaku kepala sekolah, responden menyatakan kepala sekolah selalu peduli dengan kebutuhan guru untuk menunjang proses pembelajaran, selalu melindungi guru yang sedang menjalankan tugas-tugas sekolah, selalu melakukan supervisi kelas seacara rutin, selalu mengemukakan alasannya secara jelas ketika mengkritik guru, selalu membantu guru dalam
155
menyelesaikan masalah pribadi, dan selalu mengemukakan ide-ide baru kepada guru. Sedangkan pada dimensi suasana kerja organisasi di sekolah, responden menyatakan pekerjaan selalu didefinisikan secara jelas dan terstruktur secara logis, kepala sekolah selalu menentukan standard kinerja tinggi, guru tidak akan meningkat kariernya tanpa melakukannya sendiri, umumnya guru selalu mempunyai komitmen tinggi terhadap tujuan sekolah, kondisi lingkungan sekolah selalu aman, tertib dan bersih, dan guru selalu diminta membuat rencana dan mengusulkan kepada kepala sekolah.
5.1.4
Hasil Penelitian Variabel Kepemimpinan Variabel Kepemimpinan terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1) Orientasi
pada tugas, (2) Orientasi pada hubungan kemanusiaan, dan (3) Perilaku supervisi kepala sekolah. Hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 5.4, sebagai berikut: Tabel 5.4 Hasil Penelitian Variabel Kepemimpinan
Dimensi 1. Orientasi Pada Tugas
No Item 1
2
3
4
5
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang
TPT 1 4 1.43 4 3 1.08 3 3 1.08 12 1 0.36 1 4 1.43 4
JT 2 57 20.43 114 50 17.92 100 48 17.20 96 67 24.01 134 63 22.58 126
ST 3 126 45.16 378 95 34.05 285 80 28.67 240 115 41.22 345 96 34.41 288
SLT 4 92 32.97 368 131 46.95 524 148 53.05 592 96 34.41 384 116 41.58 464
Total 279 100 864 279 100 912 279 100 940 279 100 864 279 100 882
Mean 3.097
3.269
3.369
3.097 3.161
156
Dimensi
No Item 6
2. Orientasi Pada Hubungan Kemanusiaan
7
8
9
10 3. Perilaku Supervisi Kepala Sekolah
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 Rata-Rata
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang % Mean
TPT 1 1 0.36 1 4 1.43 4 2 0.72 2 4 1.43 4 2 0.72 2 3 1.08 3 3 1.08 3 2 0.72 2 0 0.00 0 3 1.08 3 1 0.36 1 2 0.72 2 3 1.08 3 5 1.79 5 3 1.08 3 0.19
JT 2 53 19.00 106 91 32.62 182 42 15.05 84 54 19.35 108 53 19.00 106 85 30.47 170 51 18.28 102 82 29.39 164 63 22.58 126 55 19.71 110 72 25.81 144 50 17.92 100 58 20.79 116 61 21.86 122 65 23.30 130 21.77
ST 3 112 40.14 336 117 41.94 351 109 39.07 327 107 38.35 321 116 41.58 348 115 41.22 345 96 34.41 288 118 42.29 354 116 41.58 348 114 40.86 342 128 45.88 384 97 34.77 291 82 29.39 246 96 34.41 288 101 36.20 303 32.54
SLT 4 113 40.50 452 67 24.01 268 126 45.16 504 114 40.86 456 108 38.71 432 76 27.24 304 129 46.24 516 77 27.60 308 100 35.84 400 107 38.35 428 78 27.96 312 130 46.59 520 136 48.75 544 117 41.94 468 110 39.43 440 45.48
Total 279 100 895 279 100 805 279 100 917 279 100 889 279 100 888 279 100 822 279 100 909 279 100 828 279 100 874 279 100 883 279 100 841 279 100 913 279 100 909 279 100 883 279 100 876 100
Mean 3.208
2.885
3.287
3.186
3.183
2.946
3.258
2.968
3.133
3.165
3.014
3.272
3.258
3.165 3.140
3.153
Berdasarkan data dalam tabel 5.4, dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk variabel kepemimpinan menghasilkan nilai rata-rata mean sebesar 3.153, artinya untuk dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada tugas,
157
responden menyatakan kepala sekolah sering mengemukakan ide-ide baru dan meminta guru untuk mencobanya, bermusyawarah dengan guru-guru di sekolah, menjadwalkan pekerjaan yang akan dilakukan, menetapkan standard dan kriteria pekerjaan tetentu kepada guru, menekankan kepada guru-guru agar mentaati jadwal waktu yang telah ditetapkan, dan mengupayakan kesejahteraan pribadi setiap guru di sekolah ini. Pada dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan kemanusiaan
responden
menyatakan
kepala
sekolah
sering
memahami
permasalahan guru-guru di sekolah ini, bersikap ramah dan mudah didekati oleh guru-guru disekolah ini, menerima ide-ide dari guru untuk mengadakan perubahan demi kepentingan sekolah ini, berusaha memperoleh kesepakatan dengan para guru tentang hal-hal penting terlebih dahulu sebelum dilaksanakannya. Sedangkan
untuk
dimensi
supervisi
kepala
sekolah
responden
menyatakan kepala sekolah sering memberi pujian dengan kata-kata yang menyenangkan hati kepada guru-guru di sekolah ini setelah kegiatan supervisi, memberikan
standard
atau
kriteria
tertentu
kepada
guru-guru
dalam
pengembangan profesinya, memberikan pengarahan kepada guru-guru tentang metode yang dapat membantu untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka, memberikan contoh kepada guru-guru tentang keterampilan mengajar tertentu dalam rangka pengembangan profesi guru, mendiskusikan dengan para guru tentang hasil observasi terhadap keterampilan mengajar yang ditampilkan para guru, memberikan kesempatan kepada para guru untuk mencoba metode atau cara-cara baru dalam kelas untuk mengatasi masalah pembelajaran yang mereka
158
hadapi, menganjurkan para guru untuk mencari informasi baru yang dapat digunakan untuk pengembangan profesi mereka, memberikan penghargaan terhadap hasil usaha yang dilakukan guru-guru di sekolah ini, menanyakan keinginan atau harapan para guru dalam pengembangan profesi mereka, dan memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengemukakan isi hati atau pendapat yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi mereka.
5.1.5
Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru Variabel Kinerja Guru terdiri dari empat dimensi kompetensi guru, yaitu:
(1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional. Hasil penelitian ditunjukkan dalam tabel 5.5, sebagai berikut:
Tabel 5.5 Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru Dimensi 1. Kompetensi Pedagogik
No Item 1
2
3 2. Kompetensi Kepribadian
4
5
6
7 3. Kompetensi Sosial
8
Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
TPT 1 3 1.08 3 3 1.08 3 2 0.72 6 2 0.72 2 3 1.08 3 2 0.72 2 2 0.72 2 2 0.72
JT 2 56 20.07 112 56 20.07 112 71 25.45 142 61 21.86 122 55 19.71 110 43 15.41 86 74 26.52 148 39 13.98
ST 3 120 43.01 360 130 46.59 390 93 33.33 279 117 41.94 351 135 48.39 405 133 47.67 399 110 39.43 330 132 47.31
SLT 4 100 35.84 400 90 32.26 360 113 40.50 452 99 35.48 396 86 30.82 344 101 36.20 404 93 33.33 372 106 37.99
Total 279 100 875 279 100 865 279 100 879 279 100 871 279 100 862 279 100 891 279 100 852 279 100
Mean 3.136
3.100
3.151
3.122
3.090 3.194
3.054 3.226
159
Dimensi
No Item
9
10
11 4. Kompetensi Profesioanl
12
13
14
15
16
17
18
19 Rata-Rata (%)
Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Skor Tertimbang % Mean
TPT 1 2 3 1.08 3 2 0.72 2 1 0.36 1 2 0.72 2 4 1.43 4 1 0.36 1 1 0.36 1 1 0.36 1 10 3.58 10 2 0.72 2 3 1.08 3 0.92
JT 2 78 56 20.07 112 58 20.79 116 73 26.16 146 56 20.07 112 65 23.30 130 46 16.49 92 40 14.34 80 69 24.73 138 54 19.35 108 65 23.30 130 94 33.69 188 21.34
ST 3 396 133 47.67 399 114 40.86 342 110 39.43 330 128 45.88 384 116 41.58 348 135 48.39 405 145 51.97 435 116 41.58 348 126 45.16 378 89 31.90 267 63 22.58 189 42.35
SLT 4 424 87 31.18 348 105 37.63 420 95 34.05 380 93 33.33 372 94 33.69 376 97 34.77 388 97 34.77 388 93 33.33 372 89 31.90 356 123 44.09 492 119 42.65 476 35.47
Total 900 279 100 862 279 100 880 279 100 857 279 100 870 279 100 858 279 100 886 283 101 904 279 100 859 279 100 852 279 100 891 279 100 856 100
Mean
3.090
3.154
3.072
3.118
3.075
3.176
3.194
3.079
3.054
3.194
3.068
3.123
Berdasarkan data dalam tabel 5.5, dapat dideskripsikan bahwa tanggapan responden untuk variabel kinerja guru menghasilkan nilai rata-rata mean sebesar 3.123, artinya untuk dimensi kompetensi pedagogik responden menyatakan pemahaman guru terhadap materi pembelajaran tinggi, kemampuan guru mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan, dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik tinggi.
160
Untuk
dimensi
kompetensi
kepribadian
responden
menyatakan
kepribadian guru dalam ketaatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut tinggi, dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang ditetapkan, dan dalam hal menyampaikan pendapat dan laporan, selalu bicara jujur dan apa adanya, dan dalam hal sikap dan perilaku sering dijadikan rujukan dan teladan bagi orang lain cukup tinggi. Untuk dimensi kompetensi sosial responden menyatakan guru suka dikritik, dan
meresepon kritik yang disampaikan teman dan pimpinan,
kemampuan guru menyampaikan ide-ide dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran cukup tinggi, dalam tim kerja atau kepanitiaan, guru mampu bekerjasama dengan semua unsur cukup tinggi, dan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang akan dicapai dan karakaterstik siswa cukup tinggi. Sedangkan
untuk
dimensi
kompetensi
professional
responden
menyatakan melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif pada diri siswa, melakukan evaluasi atau penilaian akhir, guru selalu membuat soal sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penggunaan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar, pelaksanaan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan, kedisiplinan, ketentuan yang berlaku dan hadir tepat waktu, guru memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan dan mentaati kaidahkaidah dalam tugas, melaksanakan tugas, melakukan inovasi dan kreatif, dan keyakinan meraih jabatan atau karier ke jenjang yang lebih tinggi.
161
5.1.6
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan pada tiga variabel, yaitu: (1)
Iklim Organisasi (2) Kepemimpinan, dan (3) Kinerja Guru. Hasil analisis item ditunjukkan dalam tabel 5.6, sebagai berikut:
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel/Dimensi 1. Iklim Organisasi (X1) 1.1. Perilaku Guru
1.2. Perilaku Kepala Sekolah
1.3. Suasana Kerja Organisasi
2. Kepemimpinan (X2) 2.1. Orientasi Pada Tugas
2.2. Orientasi Pada Hubungan Kemanusiaan
No Item
r hitung
Uji Validitas r tabel
Ket
Uji Reliabilitas r alpha Standar Ket
1
0.247
0.138
Valid
0.747
0.700
Reliabel
2
0.434
0.138
Valid
0.721
0.700
Reliabel
3
0.143
0.138
Valid
0.775
0.700
Reliabel
4
0.252
0.138
Valid
0.749
0.700
Reliabel
5
0.449
0.138
Valid
0.718
0.700
Reliabel
6
0.295
0.138
Valid
0.741
0.700
Reliabel
7
0.363
0.138
Valid
0.733
0.700
Reliabel
8
0.316
0.138
Valid
0.739
0.700
Reliabel
9
0.488
0.138
Valid
0.712
0.700
Reliabel
10
0.323
0.138
Valid
0.741
0.700
Reliabel
11
0.389
0.138
Valid
0.730
0.700
Reliabel
12
0.472
0.138
Valid
0.717
0.700
Reliabel
13
0.464
0.138
Valid
0.719
0.700
Reliabel
14
0.212
0.138
Valid
0.749
0.700
Reliabel
15
0.291
0.138
Valid
0.741
0.700
Reliabel
16
0.427
0.138
Valid
0.725
0.700
Reliabel
17
0.305
0.138
Valid
0.740
0.700
Reliabel
18 19
0.128 0.098
0.138 0.138
Tdk Valid Tdk Valid
20
0.463
0.138
Valid
0.718
0.700
Reliabel
21
0.455
0.138
Valid
0.720
0.700
Reliabel
1 2 3 4 5 6 7 8
0.239 0.495 0.189 0.216 0.449 0.428 0.252 0.429
0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.743 0.710 0.750 0.746 0.717 0.719 0.742 0.719
0.700 0.700 0.700 0.700 0.700 0.700 0.700 0.700
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
162
Variabel/Dimensi
2.3. Orientasi Pada Supervisi Kepala Sekolah
3. Kinerja Guru 3.1. Kompetensi Pedagogik
3.2. Kompetensi Kepribadian
3.3. Kompetensi Sosial
3.4. Kompetensi Profesional
Variabel Iklim Organisasi Kepemimpinan Kinerja Guru
No Item 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
r hitung 0.499 0.309 0.370 0.503 0.240 0.308 0.374 0.256 0.494 0.386 0.243 0.465
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
0.347 0.468 0.115 0.332 0.475 0.424 0.471 0.402 0.520 0.364 0.495 0.465 0.474 0.358 0.388 0.457 0.253 0.170 0.194
Uji Validitas r tabel 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 .138 138
Reliability Statistics N 279 279 279
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas r alpha Standar Ket 0.710 0.700 Reliabel 0.735 0.700 Reliabel 0.728 0.700 Reliabel 0.709 0.700 Reliabel 0.744 0.700 Reliabel 0.735 0.700 Reliabel 0.727 0.700 Reliabel 0.740 0.700 Reliabel 0.711 0.700 Reliabel 0.700 Reliabel 0.726 0.700 Reliabel 0.745 0.700 Reliabel 0.715 .752 .738
.700 .700
Reliabel Reliabel
.755 .737 .751 .735 .752 .731 .750 .731 .739 .735 .758 .753 .737 .769 .784 .798
.700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700 .700
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Cronbach's Alpha .746 .741 .764
N of Items 19 20 18
Berdasarkan data yang terkumpul dari 279 responden yang ditunjukkan dalam tabel 5.6, masing-masing nilai korelasi dibandingkan dengan nilai r tabel. dengan taraf signifikansi 0.05 didapat r tabel sebesar 0.138.
Item yang
mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Jika
163
korelasi antara butir item dengan skor total kurang dari 0.138 maka butir tersebut dinyatakan tidak valid. Butir item yang tidak valid pada variabel iklim organisasi yaitu nomor 18 dan 19, dan pada kinerja guru nomor 3. Sedangkan pada variabel kepemimpinan seluruh butir item dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas tertinggi pada variabel iklim organisasi adalah butir 9, variabel kepemimpinan butir nomor 9, dan pada variabel kinerja guru butir nomor 9. Pada kolom reliability statistics nilai alpha untuk variabel iklim organisasi sebesar 0.746, kepemimpinan sebesar 0.741 dan kinerja guru sebesar 0.764. Karena ketiga variabel menghasilkan nilai alpha di atas 0.700, maka instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel.
5.2
Hasil Uji Persyaratan Analisis
5.2.1
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data yang
dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Data hasil uji normalitas ditunjukkan dalam tabel 5.7, sebagai berikut:
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kinerja Guru
.051
279
.072
.995
279
.520
Iklim Organisasi
.050
279
.085
.996
279
.685
Kepemimpinan
.048
279
.200
.995
279
.470
164
Berdasarkan data dalam
tabel 5.7 pada kolom Kolmogorof-Smirnov
signifikansi untuk kinerja guru sebesar 0.072, iklim organisasi sebesar 0.085 dan kepemimpinan sebesar 0.200. Ketiga variabel nilainya lebih besar dari 0.05, berarti data pada variabel kinerja guru, iklim organisasi dan kepemimpinan berdistribusi normal. Sedangkan angka statistik
kinerja guru, iklim organisasi dan
kepemimpinan masing-masing besarnya 0.051, 0.050 dan 0.048. Angka ini menunjukkan semakin kecil nilainya maka distribusi data semakin normal. Normalitas data ketiga variabel dapat juga dilihat berdasarkan output grafik yang ditunjukkan dalam gambar 5.1 berikut ini. Gambar 5.1 Grafik Normalitas Variabel
165
5.2.2
Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Data hasil uji homogenitas ditunjukkan dalam tabel 5.8, sebagai berikut: Tabel 5.8 Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Kinerja Guru dan Iklim Organisasi Kinerja Guru dan Kepemimpinan
df1
df2
Sig.
1.252
21
251
.209
1.875
26
247
.200
Berdasarkan data dalam tabel 5.8, kedua kelompok data menghasilkan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, yaitu antara kinerja guru dan iklim organisasi sebesar 0.209 dan antara kinerja guru dan kepemimpinan sebesar 0.200. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data mempunyai varian sama. Sedangkan angka levence statistic kedua kelompok data masing-masing 1.252 dan 1.875, menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya.
5.2.3
Hasil Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Data hasil uji linearitas ditunjukkan dalam tabel 5.9, sebagai berikut:
166
Tabel. 5.9 Hasil Uji Linearitas Kinerja Guru dan Iklim Organisasi Test For Linearity
ANOVA Table Sum of Squares
Kinerja Guru * Between (Combined) Iklim Organisasi Groups Linearity
Mean Square
df
907.641
F
Sig.
27
33.616
1.218
.217
107.545
1
107.545
3.896
.049
800.095
26
30.773
1.115
.324
Within Groups
5345.187 6928.037
251
27.602
Total
6353.857 7835.677
278
Deviation from Linearity
Tabel. 5.10 Hasil Uji Linearitas KInerja Guru dan Kepemimpinan Test For Linearity
ANOVA Table Sum of Squares
Kinerja Guru * Kepemimpinan
Between (Combined) Groups Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total
6442.977 5566.451 876.526
Mean Square
df 31
207.838
F
Sig.
36.861
.000
1 5566.451 987.228
.000
30
29.218
5.182
3540.937 1392.700
247
5.638
16919.935 7835.677
278
.000
Berdasarkan data dalam tabel 5.9 dan 5.10, kedua kelompok data menghasilkan nilai signifikansi pada linearitas lebih kecil dari 0.05, yaitu antara variabel kinerja guru dan iklim organisasi sebesar 0.049 dan antara kinerja guru dan kepemipinan 0.000. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai hubungan yang linear secara signifikan.
5.3
Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
5.3.1
Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan
linear antar variabel independen dalam model regresi. Data hasil uji multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel 5.11, sebagai berikut:
167
Tabel. 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics
Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Iklim Organisasi
Kepemimpinan a. Dependent Variable: Kinerja Guru
.970
1.031
.970
1.031
Dari hasil uji multikolinearitas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) kedua variabel sebesar 1.031 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen yaitu iklim organisasi dan kepemimpinan tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
5.3.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Data hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam tabel 5.12. Tabel. 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Lnei2 dengan LnX1 dan LnX2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant)
Std. Error -15.852
10.321
LnX1
-2.520
1.646
LnX2
3.199
1.938
a. Dependent Variable: Lnei2
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -1.536
.126
-.090
-1.531
.127
.224
1.651
.021
168
Berdasarkan data dalam tabel 5.12, didapat nilai t hitung LnX1 sebesar -1.531 dan t hitung LnX2 sebesar 1.651. Sedangkan nilai t tabel sebesar 1.889. Karena nilai t hitung LnX1 dan LnX2 berada diantara (-) t tabel dan (+) t tabel, maka pengujian antara Lnei2 dengan LnX1 dan Lnei2 dengan LnX2 dinyatakan tidak ada gejala heteroskedastisitas atau tidak ditemukan ada masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Gambar 5.2 Daerah Penentuan H0 Pada Lnei2 dengan LnX1
H0 diterima H0 ditolak
-1.531 H 0 ditolak H0 ditolak -1.889
+1.889
-1.531
Gambar 5.3 Daerah Penentuan H0 Pada Lnei2 dengan LnX2
H0 diterima -1.531 H 0 ditolak
H0 ditolak
H0 ditolak -1.889
+1.651
+1.889
169
5.3.3
Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujiannya dengan Uji Durbin-Watson, hasil uji autokorelasi ditunjukkan dalam tabel 5.13.
Tabel. 5.13 Hasil Uji Durbin-Watson Model 1
R
R Square .843a
Model Summaryb Adjusted R Square
.711
.709
Std. Error of the Estimate 2.863
Durbin-Watson 2.120
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Iklim Organisasi) b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan data dalam tabel 5.13, nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2.120. Sedangkan pada tabel t dengan signifikansi 0.05, jumlah data 279, dan dua variabel independen diperoleh nilai dL = 1.7483 dan nilai dU = 1.7887, sehingga nilai (4-dU) = 2.2113 dan nilai (4-dL) = 2.2517. Karena nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi dalam model regresi. Daerah penerimaan pada uji Durbin-Watson dapat dilihat pada gambar 5.4.
170
Gambar 5.4 Daerah Penerimaan Pada Uji Durbin-Watson
Menolak H0 Bukti Autokorelasi Positif
Menolak H0 Bukti Autokorelasi Negatif
Menerima H0 Bukti Tidak ada Autokorelasi
Daerah KeraguRaguan dL 1.7483
Daerah KeraguRaguan dU 1.7887
(DW) 2.120
5.4
Hasil Uji Hipotesis
5.4.1
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
4-dU 2.2113
4-dL 2.2517
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan hipotesis 2 yang berbunyi terdapat pengaruh positif signifikan iklim organisasi terhadap kinerja guru dan terdapat pengaruh positif signifikan kepemimpinan terhadap kinerja guru. Analisisnya berpedoman pada hasil olah data yang ditunjukkan dalam tabel 5.14.
171
Tabel. 5.14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant) 1
Iklim Organisasi
Std. Error
3.587
3.003
.021
.010 .031
Kepemimpinan .806 a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan
tabel
5.14,
dapat
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 1.195
.033
.030
2.100
.022
.848
25.825
.000
dideskripsikan
Unstandardized
Coefficients (B) parameter konstanta (a) = 3.587, koefisien iklim organisasi (b1) = 0.021, dan koefisien kepemimpinan (b2) = 0.806. Bila nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda, maka: Y
=
3.587
+
0.021 X1
+
0.806 X2
SE
3.003
0.010
0.031
t hitung
1.195
2.100
25.825
-
0.030
0.848
0.033
0.022
0.000
SC β P
Keterangan: Y
: Kinerja Guru
X1
: Iklim Organisasi
X2
: Kepemimpinan
SE
: Standard Error
SC β
: Standardized Coefficient (Beta)
P
: Tingkat Signifikan
172
Persamaan regresi linear di atas digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel kinerja guru apabila nilai variabel iklim orgnisasi dan kepemimpinan mengalami kenaikan atau penurunan. Prediksinya adalah sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar 3.587 bermakna jika skor iklim organisasi (X1) dan kepemimpinan (X2) sama dengan nol, maka skor kinerja guru sebesar 3.587. (2) Koefisien regresi variabel iklim organisasi sebesar 0.021, bermakna jika variabel kepemimpinan nilainya tetap dan iklim organisasi mengalami kenaikan satu satuan, maka skor kinerja guru akan mengalami kenaikan sebesar 0.021. Koefisien iklim organisasi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara iklim organisasi dengan kinerja guru. Semakin naik skor koefisien iklim organisasi maka semakin naik skor koefisien kinerja guru. Atau dengan kata lain semakin kondusif iklim organisasi maka semakin tinggi kinerja guru. (3) Koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0.806, bermakna jika variabel iklim organisasi nilainya tetap dan kepemimpinan mengalami kenaikan satu satuan, maka skor kinerja guru akan mengalami kenaikan sebesar 0.806. Koefisien kepemimpinan bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kepemimpinan dengan kinerja guru. Semakin naik skor koefisien kepemimpinan maka semakin naik skor koefisien kinerja guru. Atau dengan kata lain semakin efektif kepemimpinan maka semakin tinggi kinerja guru.
173
5.4.2
Hasil Pengujian Hipotesis 1 dan 2 Hipotesis pertama berbunyi “Terdapat pengaruh positif signifikan iklim
organisasi terhadap kinerja guru”. Berdasarkan data dalam tabel 5.14, diketahui koefisien regresi (b1) = 0.021 dengan stándar error (SE) = 0.011. Dengan membagi bilangan b1 dengan SE maka dihasilkan nilai t hitung sebesar 2.100. Sementara pada tabel t dengan taraf signifikansi 0.05 dan jumlah data 279 menunjukkan nilai 1.969. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini membuktikan bahwa hipótesis pertama yang diajukan dapat diterima, yaitu secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan iklim organisasi terhadap kinerja guru. Atau dapat diinterpretasikan bahwa koefisien regresi iklim organisasi mempunyai pengaruh positif, sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa iklim organisasi dapat meningkatkan kinerja guru. Sedangkan nilai standardized coefficients sebesar 0.030 menandakan pengaruh yang lemah iklim organisasi terhadap kinerja guru. Hipotesis kedua berbunyi “Terdapat pengaruh positif signifikan kepemimpinan
terhadap kinerja guru” Berdasarkan data dalam tabel 5.14,
diketahui koefisien regresi (b2) = 0.806 dengan stándar error (SE) = 0.031. Dengan membagi bilangan b1 dengan SE maka dihasilkan nilai t hitung sebesar 25.825. Sementara pada tabel t dengan taraf signifikansi 0.05 dan jumlah data 279 menunjukkan nilai 1.969. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini membuktikan bahwa hipótesis kedua yang diajukan dapat diterima, yaitu secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan kepemimpinan terhadap kinerja guru.
174
Atau dapat diinterpretasikan bahwa koefisien regresi kepemimpinan mempunyai
pengaruh
positif,
sesuai
dengan
teori
yang
menyatakan
kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja guru. Sedangkan nilai standardized coefficients (Beta) sebesar 0.848 menandakan pengaruh yang sangat kuat kepemimpinan terhadap kinerja guru.
5.4.3
Hasil Pengujian Hipotesis 3 Sebelum melakukan pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan
persamaan regresi linear berganda, terlebih dahulu melakukan analisis korelasi berganda (R) dan determinasi (R2). Hipotesis ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru. Hipotesis ketiga berbunyi “Terdapat pengaruh bersama positif signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru”. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis korelasi berganda dan regresi linear berganda. Hasil analisis ditunjukkan dalam tabel 5.15. Tabel. 5.15 Hasil Analisis Korelasi dan Determinasi Berganda Model Summaryb Model
R
1
R Square .843a
.711
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.709
2.863
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
Kinerja Guru
56.18
5.309
279
Iklim Organisasi
58.89
5.276
279
Kepemimpinan
63.03
5.589
279
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Iklim Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Guru
175
Analisis korelasi berganda menghasilkan nilai koefisien sebesar 0.843 sedangkan determinasi berganda sebesar 0.711. Jadi terdapat korelasi positif antara iklim organisasi dan kepemimpinan secara bersama dengan kinerja guru sebesar 0.843. Hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan sangat kuat. Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap kinerja guru sebesar 71.1% dan sisanya sebesar 28.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian ini. Standar Error of The Estimate sebesar 2.863 dan Standard Deviation sebesar 5.309. Karena Standard Error of The Estimate lebih kecil dari Standard Deviation, maka model regresi dalam penelitian ini sangat baik dalam bertindak sebagai predictor kinerja guru daripada rata-rata kinerja guru itu sendiri. Sedangkan untuk mengetahui perbandingan kekuatan hubungan antara variabel dapat dianalisis dengan melihat korelasi keduanya. Dalam tabel 5.16 ditunjukkan perbandingan kekuatan korelasi dan tigkat signifikansi koefisien korelasi antara variabel. Tabel. 5.16 Matrik Korelasi Dimensi Antar Variabel Dimensi
Pearson Correlation
Iklim Organisasi (X1) Kepemimpinan (X2) Iklim Organisasi (X1)
Sig. (1-tailed) Kepemimpinan (X2)
X1_1 X1_2 X1_3 X2_1 X2_2 X2_3 X1_1 X1_2 X1_3 X2_1 X2_2 X2_3
Y_1
-.048 .082 .020 .404 .324 .370 .214 .085 .373 .000 .000 .000
Kinerja Guru (Y) Y_2 Y_3
-.103 .331 -.031 .559 .574 .639 .043 .000 .304 .000 .000 .000
-.021 -.097 -.037 .560 .532 .636 .365 .052 .270 .000 .000 .000
Y_4
-.046 .340 -.129 .466 .546 .637 .224 .000 .016 .000 .000 .000
176
Berdasarkan data dalam tabel 5.16, didapat nilai korelasi dan tingkat signifikansi dimensi antar variabel, sebagai berikut: (1) Dimensi Perilaku Guru (X1_1) dengan kompetensi pedagogik (Y_1) sebesar 0.048 dan 0.214; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar -0.103 dan 0.043; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar -0.021 dan 0.365; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar -0.046 dan 0.224. (2) Dimensi Perilaku Kepala Sekolah (X1_2) dengan kompetensi pedagogik (Y_1) sebesar -0.082 dan 0.085; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar -0.131 dan 0.015; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar -0.097 dan 0.052; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar -0.140 dan 0.010. (3) Dimensi Susana Kerja Organisasi (X1_3)
dengan kompetensi pedagogik
(Y_1) sebesar 0.020 dan 0.373; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar -0.031 dan 0.304; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar -0.037 dan 0.270; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar -0.129 dan 0.016. (4) Dimensi Orientasi Pada Tugas (X2_1) dengan kompetensi pedagogik (Y_1) sebesar 0.404 dan 0.000; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar 0.559 dan 0.000; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar 0.560 dan 0.000; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar 0.466 dan 0.000. (5) Dimensi Orientasi Pada Hubungan Kemanusiaan (X2_2) dengan kompetensi pedagogik (Y_1) sebesar 0.324 dan 0.000; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar 0.574 dan 0.000; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar
177
0.532 dan 0.000; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar 0.546 dan 0.000. (6) Dimensi Orientasi Pada Supervisi Kepala Sekolah (X2_3) dengan kompetensi pedagogik (Y_1) sebesar 0.370 dan 0.000; dengan kompetensi kepribadian (Y_2) sebesar 0.639 dan 0.000; dengan kompetensi sosial (Y_3) sebesar 0.636 dan 0.000; serta dengan kompetensi professional (Y_4) sebesar 0.637 dan 0.000. Berdasarkan data di atas dapat diinterpretsikan, bahwa nilai korelasi dan tingkat signifikansi dimensi dalam variabel kinerja guru dengan dimensi dalam variabel kepemimpinan menunjukkan hubungan positif signifikan, tetapi tingkat kekuatan hubungan yang tinggi terjadi pada dimensi orientasi supervisi kepala sekolah
dengan
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
professional,
dan
kompetensi sosial. Sedangkan hubungan dengan dimensi kompetensi pedagogik juga sangat lemah. Sementara itu dimensi orientasi pada tugas dan dimensi hubungan kemanusiaan tingkatannya sedang dalam mempengaruhi dimensi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Pada dimensi-dimensi dalam variabel iklim organisasi terjadi hubungan yang lemah positif dan signifikan pada dimensi perilaku guru dan suasana kerja organisasi dengan kompetensi pedagogik; dan dimensi perilaku guru dengan dimensi kompetensi professional.
Dengan demikian secara bersama variabel
kepemimpinan lebih berpengaruh terhadap kinerja guru dibanding variabel iklim organisasi.
178
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan maka dilakukan uji signifikansi. Hasil uji signifikansi ditunjukkan dalam tabel 5.17, sebagai berikut: Tabel. 5.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5573.565
2
2786.782
Residual
2262.113
276
8.196
Total
7835.677
278
F 340.015
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Iklim Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Hasil uji signifikansi simultan diperoleh nilai F hitung sebesar 340.015. Harga ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F, dengan taraf signifikansi 0.05 dan jumlah data 279 hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3.028. Karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari perbandingan di atas dapat dinyatakan bahwa korelasi ganda tersebut signifikan dan dapat diberlakukan dimana sampel diambil. Penerimaan hipótesis ketiga juga dikuatkan dengan nilai signifikansi yang besarnya 0.000 berada di bawah stándar 0.05, berarti secara signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan demikian hipótesis ketiga yang diajukan dapat diterima, yaitu secara bersama terdapat pengaruh positif signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru.
179
5.5
Analisis Dan Temuan Penelitian
5.5.1
Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Hasil penelitian pada variabel iklim organisasi yang terdiri dari 21
pernyataan, ada tiga indikator yang menghasilkan nilai rata-rata mean terendah, sehingga perlu mendapat prioritas untuk ditingkatkan, yaitu kepala sekolah perlu mengemukakan alasan-alasannya ketika mengkritik kinerja guru, pekerjaan guru harus didefinisikan secara jelas, terstruktur dan logis, serta kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk mengusulkan rencana-rencana pekerjaannya. Indikator yang menghasilkan nilai mean tertinggi pada pernyataan guru dan kepala sekolah selalu menyelesaikan selisih pendapat yang terjadi secara musyawarah, dan kepala sekolah peduli dengan kebutuhan guru untuk menunjang proses pembelajaran. Sedangkan berdasarkan analisis matrik hubungan dimensi antar variabel, didapat hubungan yang lemah tetapi posisitf signifikan antara dimensi suasana kerja organisasi dan perilaku guru dengan kompetensi pedagogik dan dimensi perilaku guru dengan dimensi kompetensi professional dalam variabel kinerja guru. Hipotesis pertama yang diajukan, yaitu secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan iklim organisasi terhadap kinerja guru dapat diterima. Dan terjadi hubungan positif antara iklim organisasi dengan kinerja guru. Berarti sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa iklim organisasi dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kondusif iklim organisasi di
180
sekolah maka semakin tinggi kinerja guru. Namun berdasarkan nilai standardized coefficients pengaruhnya lemah terhadap kinerja guru. Temuan penelitian ini sesuai dengan pendapat Sergiovanni dalam Muhlisin (2008: 57) yang mengemukakan, bahwa iklim organisasi sekolah mempengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subyektif yang dapat dirasakan dari sistem formal, gaya informal pemimpin dan faktor-faktor lingkungan lainnya, yang menyangkut sikap dan memotivasi orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut. Agar tercipta guru yang berkarakter baik, disyaratkan harus ada iklim yang kondusif yang memungkinkan para guru bekerja secara professional, tenang dan penuh konsentrasi. Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam. Faktorfaktor tersebut, antara lain perilaku guru, perilaku kepala sekolah dan suasana kerja organisasi. 5.5.2
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Hasil penelitian pada variabel kepemimpinan yang terdiri dari 20
pernyataan, ada tiga indikator yang perlu mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan, yaitu kepala sekolah perlu memahami permasalahan guru-guru, setelah melakukan supervisi hendaknya memberi pujian dengan kata-kata yang menyenangkan hati, serta memberikan pengarahan kepada guru-guru tentang metode yang dapat membantu untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Tingkat kepuasan tertinggi dari para guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, antara lain pada pernyataan kepala sekolah selalu menjadwalkan pekerjaan yang
181
akan dilakukan dan kepala sekolah bersikap ramah dan mudah didekati oleh guruguru disekolah ini. Sedangkan berdasarkan analisis matrik hubungan dimensi antar variabel, didapat tingkat kekuatan hubungan yang tinggi terjadi pada dimensi orientasi supervisi
kepala
sekolah
dengan
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
professional, dan kompetensi sosial. Hubungan dengan dimensi kompetensi pedagogik sangat lemah. Sementara itu dimensi orientasi pada tugas dan dimensi hubungan kemanusiaan tingkatannya sedang dalam mempengaruhi dimensi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Hipotesis kedua yang diajukan, yaitu secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan kepemimpinan terhadap kinerja guru dapat diterima. Dan terjadi hubungan positif antara kepemimpinan dengan kinerja guru. Hal ini sama dengan teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru. Hubungan yang terjadi antara kepemimpinan dan kinerja positif dan berdasarkan nilai standardized coefficients pengaruh kepemimpinan kepala sekolah sangat kuat terhadap kinerja guru. Faktor yang diduga memiliki hubungan dengan kinerja guru adalah orientasi supervisi pendidikan para kepala sekolah. Sebagaimana hasil penelitian Masyhud dan Tasnim, (2002) menunjukkan, bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan supervisi pendidikan dan kinerja guru, serta prestasi belajar siswa. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan
182
unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Demikian pula dalam upaya meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah memiliki peranan yang penting. Ia dapat menentukan apakah kinerja para guru yang dipimpinnya menjadi baik atau tidak. Kinerja guru akan menjadi baik apabila kepala sekolah dapat memainkan peran kepemimpinan secara efektif, dan sebaliknya kinerja guru akan menjadi tidak baik apabila kepala sekolah tidak dapat memainkan peran kepemimpinannya secara efektif. 5.5.3
Pengaruh Bersama Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh bersama
positif signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru. Terjadi hubungan yang sangat kuat antara iklim organisasi dan kepemimpinan dengan kinerja guru. Kekuatan pengaruhnya sebesar 71.1% dan sisanya sebesar 28.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian ini. Karena nilai Standard Error of The Estimate lebih kecil dari Standard Deviation, maka model regresi dalam penelitian ini sangat baik dalam bertindak sebagai predictor kinerja guru daripada rata-rata kinerja guru itu sendiri. Hasil uji signifikansi simultan diperoleh nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Penerimaan hipótesis ketiga juga dikuatkan dengan nilai signifikansi yang besarnya berada di bawah stándar 0.05, berarti secara signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan berpengaruh
183
terhadap kinerja guru. Dengan demikian hipótesis ketiga yang diajukan dapat diterima, yaitu secara bersama terdapat pengaruh positif signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari tujuan penelitian dalam sub bab 1.4, yaitu mengetahui diantara variabel iklim organisasi dan kepemimpinan, variabel mana yang paling kuat mempengaruhi kinerja guru SMA Negeri di wilayah Kota Jakarta Barat. Temuan penelitian ini sesuai dengan teori dalam sub bab 3.2.4. Antara lain, kinerja guru dipengaruhi oleh fakor-faktor iklim organisasi dan kepemimpinan. Para kepala sekolah hendaknya dapat menciptakan iklim organisasi sekolah yang baik, yang menyenangkan agar dapat meningkatkan kinerja guru dan demikian akan dapat mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut secara optimal.