BAB V HASIL DAN ANALISIS
5.1. Hasil Penelitian Dari kuesioner tentang Struktur Organisasi, Prosedur Organisasi, Tujuan Organisasi dan Kinerja Pegawai pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan seperti pada lampiran, diperoleh data berdasarkan tanggapan responden seperti diuraikan pada tabel 5.1. Dimana dapat diketahui bahwa semua pegawai pajak tidak termasuk peneliti yang ada di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan yang berjumlah 101 orang menjadi instrument penelitian. Berdasarkan pengembalian kuesioner dari responden, diketahui bahwa tingkat pengembalian sebesar 92% atau 94 kuesioner dikembalikan dan yang tidak dikembalikan sebanyak 7 kuesioner atau 8% dari jumlah kuesioner yang dibagikan. Dari jumlah kuesioner yang dikembalikan, setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa semuanya valid, adapun kuesioner yang tidak dikembalikan disebabkan pegawai yang bersangkutan mutasi ke KPP lain. Pengembalian dan distribusi kuesioner kepada para pegawai seperti diuraikan dalam lampiran.
118
119
Lampiran 5.1 Distribusi Kuesioner Responden
Stratifikasi Jabatan
(1)
Populasi
(2)
Kuesioner Dikembalikan
Kuesioner Dibagikan
Tidak Valid
Valid
Jumlah
%
Jumlah
%
(3)
(4=3/2)
(5)
(6=5/2)
% Tertimbang (7=5/∑5)
Jumlah (8)
Eselon III
1
1
100
1
100
1
-
Eselon IV
9
9
100
9
100
10
-
91
91
100
84
92
89
-
101
101
100
94
93
100
-
Non Eselon
5.2.
Analisis Hasil Penelitian
5.2.1. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data 1) Uji Validitas dan Reliabilitas Data tanggapan responden yang diperoleh melalui kuesioner tentang Struktur Organisasi, Prosedur Organisasi, Tujuan Organisasi dan Kinerja Pegawai pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan tersebut diuji
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan
uji
validitas
dan
reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner dengan bantuan program pengolahan data menggunakan SPSS, dimana untuk pengujian
120
validitas masing-masing butir pertanyaan setiap variabel dinterpretasikan berdasarkan nilai Corrected Item-Total Correlation, sedangkan untuk reliabilitasnya diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Butir-butir pertanyaan dinyatakan valid bila r-hitung > r-tabel, sedangkan reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60. Sesuai dengan jumlah responden sebanyak 94, maka nilai r-tabel dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : df=n-k, k merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel. Df=94-12 diperoleh df=82, maka untuk X1 r-tabel =0,217 Dengan cara yang sama diperoleh masing-masing variabel sebagai berikut; X1 r-tabel = 0,217 dan Alpha Cronbach = 0,787 X2 r-tabel = 0,218 dan Alpha Cronbach = 0,831 X3 r-tabel = 0,210 dan Alpha Cronbach = 0,860 X4 r-tabel = 0,225 dan Alpha Cronbach = 0,931 Y r-tabel = 0,217 dan Alpha Cronbach = 0,870
Rekapitulasi
hasil
korelasi
dikemukakan pada tabel berikut:
untuk
uji
validitas
dan
reliabilitas
121
Tabel 5.2. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Variabel Modernisasi Struktur Organisasi (X1) Item Per Variabel
r-hitung
r-tabel
Kesimpulan
(a=0.05) X1.1.1.1 X1.1.1.2 X1.1.1.3 X1.2.2.1 X1.2.2.2 X1.2.2.3 X1.3.3.1 X1.3.3.2 X1.4.4.1 X1.4.4.2 X1.4.4.3 X1.4.4.4 Alpha Cronbach
0.653 0.264 0.395 0.518 0.532 0.354 0.181 0.472 0.678 0.198 0.315 0.683 0.787
0.217
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Reliabel
Tabel 5.3. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Variabel Modernisasi Prosedur Organisasi (X2) Item Per Variabel
r-hitung
X2.1.1.1 X2.1.1.2 X2.1.1.3 X2.1.1.4 X2.2.2.1
0.455 0.437 0.467 0.448 0.715
X2.2.2.2 X2.2.2.3 X2.3.3.1 X2.3.3.2 X2.3.3.3 X2.4.4.1 X2.4.4.2 X2.4.4.3 Alpha Cronbach
0.641 0.720 0.593 0.146 0.553 0.111 0.547 0.582 0.831
r-tabel (a=0.05) 0.218
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Reliabel
122
Tabel 5.4. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Variabel Modernisasi Strategi Organisasi (X3) r-tabel Item Per Variabel X3.1.1.1 X3.1.1.2 X3.1.1.3 X3.2.2.1 X3.2.2.2 X3.2.2.3 X3.2.2.4 Alpha Cronbach
r-hitung 0.865 0.354 0.238 0.849 0.801 0.426 0.874 0.860
(a=0.05) 0.210
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Tabel 5.5. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Variabel Modernisasi Budaya Organisasi (X4) r-tabel Item Per Variabel X4.1.1.1 X4.1.1.2 X4.1.1.3 X4.1.1.4 X4.2.2.1 X4.2.2.2 X4.2.2.3 X4.2.2.4 X4.3.3.1 X4.3.3.2 X4.3.3.3 X4.3.3.4 X4.3.3.5 X4.3.3.6 X4.4.4.1 X4.4.4.2 X4.4.4.3 X4.4.4.4 Alpha Cronbach
r-hitung 0.606 0.697 0.682 0.564 0.546 0.617 0.634 0.667 0.598 0.727 0.670 0.763 0.645 0.519 0.727 0.708 0.423 0.697 0.931
(a=0.05) 0.225
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
123
Tabel 5.6. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) Item Per Variabel
r-hitung
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y3.1 Y3.2 Y4.1 Y4.2 Y5.1 Y5.2 Alpha Cronbach
0.643 0.654 0.633 0.642 0.702 0.378 0.363 0.634 0.623 0.626 0.404 0.351 0.870
r-tabel (a=0.05) 0.217
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Berdasarkan hasil pengolahan dan pengujian data tersebut di atas diperoleh hasil sebagai berikut:
(1) Dari 12 butir pertanyaan struktur organisasi (X1), digugurkan 2 butir karena tidak valid. Item/butir kuisioner tersebut yaitu pada butir pertanyaan X1.3.3.1 karena memiliki index validitas lebih kecil daripada r-tabel, dengan index validitas r-tabel sebesar 0.217, butir X1.3.3.1 memiliki index sebesar = 0.181. Permasalahan pegawai yang dimaksudkan dalam butir pertanyaan X1.3.3.1 adalah mengenai pemanfaatkan
perangkat
yang
disediakan
sesuai
dengan
peruntukannya yaitu mengenai penyediaan perangkat Teknologi
124
Informasi (TI) kepada para pegawai untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. Yang kedua yaitu butir pertanyaan X1.4.4.2 karena memiliki index validitas lebih kecil daripada r-tabel, dengan index validitas r-tabel sebesar 0.217, butir X1.4.4.2 memiliki index sebesar = 0.198. Permasalahan pegawai yang dimaksudkan dalam butir pertanyaan X1.4.4.2 adalah kebutuhan para pegawai akan informasi yang seharusnya mereka peroleh baik dari dalam instansi, maupun dari luar instansi tempat mereka bekerja. (2)
Dari 13 butir pertanyaan prosedur organisasi (X2), digugurkan 2 (dua) butir karena tidak valid. Item/butir kuisioner tersebut yaitu pada butir pertanyaan X.2.3.3.2 karena memiliki index validitas lebih kecil daripada r-tabel, dengan index validitas r-tabel sebesar 0.218, butir X2.3.3.2 memiliki index sebesar = 0.146 Permasalahan pegawai yang dimaksudkan dalam butir pertanyaan X2.3.3.2 adalah mengenai pemahaman para pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan mengenai peraturan-peraturan perpajakan yang terkait dengan pekerjaan sehari-hari, baik itu undang-undang maupun peraturan-peraturan dibawah undangundang. Sedangkan untuk butir pertanyaan X.2.4.4.1 juga dinyatakan tidak valid karena memiliki index validitas lebih kecil
125
daripada r-tabel, dengan index validitas r-tabel sebesar 0.218, butir X2.4.4.1 memiliki index sebesar = 0.111. Permasalahan pegawai yang dimaksudkan dalam butir pertanyaan X2.4.4.1 adalah mengenai Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI DJP) yang digunakan dalam membantu para account representative dan petugas pelayanan untuk melakukan monitoring pelayanan dan pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. (3) Sedangkan untuk 7 butir jawaban pertanyaan mengenai strategi organisasi (X3) dan 18 butir jawaban atas pertanyaan mengenai budaya organisasi (X4), semuanya dianggap valid karena memiliki index validitas r-hitung lebih besar daripada r-tabel.
Hasil pengujian realibilitas instrument penelitian variable struktur organisasi (X1), prosedur organisasi (X2), strategi organisasi (X3), Budaya Organisasi (X4) dan Kinerja pegawai (Y) pada Kantor Pelayanan
Pajak
Pratama
Jakarta
Grogol
Petamburan
dengan
menggunakan SPSS didapatkan angka koefisien reliabilitas instrument pertanyaan untuk masing-masing variable adalah: variable struktur organisasi (X1) dengan nilai Alpha Cronbach = 0.787, prosedur organisasi (X2) dengan nilai Alpha Cronbach = 0.831, strategi organisasi (X3) dengan nilai Alpha Cronbach = 0.860, Budaya Organisasi (X4)
126
dengan nilai Alpha Cronbach= 0.931 dan Kinerja pegawai (Y) dengan nilai Alpha Cronbach= 0.870, sehingga bisa dikatakan reliable karena mempunyai nilai Alpha Cronbach (a) > 0,60.
2). Penskalaan Sebelum dilakukan pengujian hipotesa, data kategorik dengan skala ordinal dirubah terlebih dahulu menjadi data skala interval dengan menggunakan metode successive interval yang menghasilkan skala baru bagi setiap kategori yang mengasumsikan respon stimuli memiliki sebaran normal terhadap rangkaian psikologinya. Untuk merubah data ordinal menjadi data interval, penulis menggunakan program makro pada software minitab 14.
3)
Uji Normalitas Uji normalitas dibantu dengan paket sotware SPSS dimana subvariabel
struktur
organisasi,
prosedur
organisasi,
strategi
organisasi dan budaya organisasi, serta variable kinerja pegawai diwakili oleh jumlah data skala interval tiap butir pertanyaan yang valid. Hasil uji normalitas dengan bantuan software SPSS bisa dilihat pada tabel 5.7 berikut:
127
Tabel 5.7. Hasil Uji Normalitas Aplikasi SPSS
Chi-Square (a,b,c,d,e) Df Asymp. Sig.
Struktur
Prosedur
Strategi
Budaya
Kinerja
9.343
20.029
22.429
7.114
14.400
15
17
9
21
12
.859
.273
.008
.998
.276
Dengan melihat tabel distribusi Kai Kuadrat pada lampiran, maka hasil uji normalitas dapat diringkas dalam tabel 5.8, dimana data skala interval dari jawaban butir pertanyaan yang diperoleh melalui sampel untuk subvariabel struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi, serta variable kinerja pegawai terdistribusi secara normal.
Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Hitung Dan Tabel Harga hitung X² Harga tabel X² Keterangan
5.2.1.1.
Struktur Prosedur
Strategi
Budaya
Kinerja
9.343
20.029
22.429
7.114
14.400
25.000
27.590
16.920
32.670
21.030
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Analisis Deskriptif Respon Responden Pegawai Pajak Tanggapan Tanggapan responden Pegawai Pajak terhadap butirbutir pernyataan dalam tiap subvariabel penerapan sistem administrasi
128
perpajakan modern yang diajukan seperti diuraikan dalam tabel frekuensi nilai pada lampiran. Data-data Tabel tersebut dapat digabungkan seperti dalam statistik deskriptif pada Tabel 5.9. 1) Analisis atas Dimensi Struktur Organisasi Modernisasi struktur organisasi berkaitan dengan pembenahan fungsi pelayanan dan pemeriksaan, pendelegasian otoritas kegiatan pelayanan dan pemeriksaan, sistem pelaporan secara rutin serta jalur pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan.
Tabel 5.9. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Variabel Penelitian
Kisaran Teoritis
Kisaran Sesungguhnya
Ratarata
Median
Deviasi Standar
X1
Struktur Organisasi
10-50
20-48
36.64
36
5.020
X2
Prosedur Organisasi
11-55
23-52
39.76
39
6.293
X3
Strategi Organisasi
7-35
17-34
26.33
25
4.012
X4
Budaya Organisasi
18-90
43-83
66.68
65.5
9.903
X
Nilai Penerapan
46-230
103-217
169.41
1685.5
26.230
129
Kisaran jawaban responden Pegawai Pajak atas penerapan modernisasi struktur organisasi dari yang terendah yaitu 20 dan yang tertinggi yaitu 48. Dengan nilai median 36, penerapan modernisasi struktur organisasi oleh KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan menurut respon responden telah hampir selalu terlaksana sesuai dengan tujuan dari tiap–tiap program atau kegiatan. Statistik deskriptif penerapan modernisasi struktur organisasi dalam Tabel 5.9. dapat dibuat grafik garis seperti ditunjukkan pada Grafik 5.1.
Grafik 5.1. Grafik Garis Analisis Dimensi Struktur Organisasi
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
|––––––––––––––––|––––––––––––––––––|––––––––––––––––|––––––––––––––| 10
20
30
40
50
Median 36
Dari pengujian menggunakan program SPSS seperti pada lampiran, dapat diketahui bahwa butir pernyataan subvariabel modernisasi struktur organisasi yang memiliki deviasi standar terendah yaitu butir pertanyaan X1.1.1.2 sebesar 0.438 mengenai pelaksanaan pengawasan kewajiban perpajakan kepada Wajib Pajak semenejak dilakukan refromasi struktur organisasi menjadi semakin baik,
130
sehingga dapat diartikan bahwa secara umum responden Pegawai Pajak memiliki persepsi bahwa dengan adanya modernisasi struktur organisasi menjadi semakin mudah dalam hal pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan oleh para Wajib Pajak. Butir pertanyaan dengan deviasi standar tertinggi adalah butir pertanyaan X1.1.1.3, yaitu mengenai pemahaman mengenai tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para pegawai. Jika dilihat sebaran skor jawaban Pegawai Pajak, diketahui terdapat responden Pegawai Pajak menjawab netral, tidak setuju, bahkan sangat tidak setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa belum seluruh responden yang ada di KPP Jakarta Pratama Grogol Petamburan memiliki pemahaman yang baik mengenai pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini bisa dimaklumi karena dengan beben pekerjaan yang begitu banyak, memang kadangkala menjadi tumpang tindih dengan pekerjaan seksi lain, seperti misalnya; penelitian kelengkapan SPT tahunan yang seharusnya menjadi tugas seksi pelayanan, karena banyaknya pekerjaan di seksi pelayanan ditambah dengan minimnya SDM, maka tugas penelitian kelengkapan SPT Tahunan diserahkan ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2) Analisis atas Dimensi Prosedur Organisasi Prosedur organisasi berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan keputusan, pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier. Pembahasan dan pemahaman prosedur organisasi berpijak pada aktivitas organisasi yang
131
dilakukan secara teratur. Jawaban responden atas butir pernyataan yang menjadi indikator penerapan modernisasi prosedur organisasi dengan kisaran 23-52 dengan median 39.00 dapat dikatakan bahwa para pegawai setuju dengan penerapan modernisasi prosedur organisasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, dimana dapat dibuat grafik garis seperti pada Grafik 5.2.
Grafik 5.2. Grafik Garis Analisis Dimensi Prosedur Organisasi
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
|––––––––––––––––|––––––––––––––––––|––––––––––––––––|––––––––––––––| 11
22
33
44
55
Median 39.00
Butir pertanyaan dengan deviasi standar terendah yaitu butir X2.3.3.3 mengenai mengenai dengan penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI DJP) sangat membantu para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan seharihari, yang dapat diartikan bahwa responden Pegawai Pajak setuju bahwa tugastugas para pegawai yang memang secara khusus melayani Wajib Pajak sangat terbantu dengan adanya penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak,
132
karena dapat dimonitor mengenai permohonan Wajib Pajak, waktu yang dibutuhkan dan hasil dari permohonan wajib pajak tersebut. Sedangkan butir pertanyaan X2.1.1.4 memiliki deviasi standar tertinggi, dengan melihat sebaran skor jawaan responden dapat diketahui terdapat responden menjawab netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju, sehingga dapat diartikan bahwa tidak semua pegawai merasa sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Hal ini dapat diartikan bahwa belum semua pegawai merasa nyaman dengan pekerjaan yang mereka kerjakan di seksi masing-masing.
3) Analisis atas Dimensi Strategi Organisasi Penerapan modernisasi strategi organisasi dinyatakan dalam strategi nonfinansial dan strategi finansial. Dengan kisaran jawaban 17-34 dan median 25.00, analisis atas modernisasi strategi organisasi dapat dinyatakan grafik garis pada Grafik 5.3 dimana dapat diartikan bahwa para pegawai setuju mengenai program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penerapan modernisasi strategi organisasi sudah sesuai dan mencapai sasarannya.
133
Grafik 5.3. Grafik Garis Analisis Dimensi Strategi Organisasi
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
|––––––––––––––––|–––––––––––––––––––|–––––––––––––––|––––––––––––––| 7
14
21
28
35
Median 25.00
Hal tersebut didukung responden Pegawai Pajak yang telah ambil bagian dalam mensosialisasikan tujuan organisasi ke masyarakat luas seperti diujikan dengan butir X3.1.1.2 yang memiliki deviasi standar terendah. Sedangkan butir X3.2.2.2 mengenai penetapan prosedur kerja secara jelas untuk para pegawai KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, memiliki deviasi standar paling tinggi diantara butir yang lain. Hal ini dapat diartikan bahwa responden Pegawai Pajak memiliki persepsi bahwa instansi belum menetapkan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing pegawai. Menurut penulis, hal ini dikarenakan kurangnya SDM yang dimiliki KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan sehingga untuk kasus-kasus tertentu pekerjaan diseksi tertentu bisa saja dibebankan di seksi lain.
134
4) Analisis atas Dimensi Strategi Budaya Organisasi Penyempurnaan yang berkaitan dengan kebiasaan dan cara hidup dalam lingkungan kerja organisasi dalam dimensi nilai, norma, iklim organisasi, dan komitmen pegawai terhadap tugasnya menjadi indikator modernisasi budaya organisasi, dimana jawaban responden Pegawai Pajak berada pada kisaran 43-83 dari kisaran teoritis 18-90. Dengan median 65.50 tanggapan responden Pegawai Pajak tersebut cukup positif dan dapat dibuat grafik seperti pada Grafik 5.4. Gambar 5.4. Grafik Garis Analisis Dimensi Budaya Organisasi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
|––––––––––––––––|––––––––––––––––––|––––––––––––––––|––––––––––––––| 18
36
54
72
90
Median 65.50
Butir pertanyaan X4.1.1.1 memiliki standar deviasi terendah, sehingga dapat diartikan responden Pegawai Pajak memiliki persepsi yang kuat bahwa dengan diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern maka juga diikuti dengan tingkat disiplin pegawai yang tinggi, hal ini karena disamping pemberian remunerasi yang tinggi, juga diiringi dengan penerapan sanksi apabila ada pegawai yang melanggar kode etik pegawai. Meskipun sudah ada penyederhanaan
135
struktur organisasi, akan tetapi para pegawai masih ada yang merasakan bahwa instansi tempat bekerja masih kurang memberi kemudahan dalam hubungan interaksi antar sama pegawai, seperti dapat dilihat pada sebaran skor jawaban atas butir pertanyaan X4.2.2.2 yang memiliki deviasi standar tertinggi.
5.2.1.2.
Tingkat Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Menurut Respon Pegawai Pajak
Pengujian rumusan masalah deskriptif penerapan sistem administrasi perpajakan modern menurut respon responden dari tiap indikator yang diujikan, jika total skornya dijumlahkan sesuai dengan rumus pada halaman 109, diperoleh nilai penerapan tiap subvariabel dan total nilai penerapan seluruhnya seperti dalam Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Tingkat Penerapan Sistem Admnistrasi Perpajakan Modern Jumlah Responden, ni = 94 Nilai Variabel Penelitiaan
Skor Kriterium (Yi)
1. Struktur Organisasi (Xs)
Skor (Xi)
Nilai (%)
Interpretasi Nilai
4,700
3,444
73.28
Cukup Baik
2. Prosedur Organisasi (Xp) 3. Strategi Organisasi (Xs)
5,170
3,737
72.29
Cukup Baik
3,290
2,475
75.23
Baik
4. Budaya Organisasi (Xb)
8,460
6,268
74.09
Cukup Baik
NILAI PENERAPAN
21,620
15,925
73.66
Cukup Baik
136
Acuan untuk memberikan interpretasi atas nilai penerapan terdapat pada Tabel 4.7 di halaman 111. Secara keseluruhan, dengan nilai 73,66, penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan menurut respon responden para pegawai termasuk dalam kategori cukup baik sehingga dapat dikatakan bahwa menurut respon responden perwujudan berbagai program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2001 dalam sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dengan cukup baik. Di antara nilai variabel penelitian, variabel modernisasi strategi organisasi memiliki nilai tertinggi, kemudian disusul oleh variabel modernisasi Budaya Organisasi, Modernisasi struktur organisasi organisasi dan terakhir yang memiliki nilai penerapan terendah di antara subvariabel yang lain adalah modernisasi Prosedur organisasi.
5.2.1.3.
Analisis Deskriptif Kinerja Dari respon responden para pegawai pajak di KPP Pratama Jakarta
Grogol Petamburan dapat diperoleh frekuensi tanggapan Pegawai Pajak seperti diuraikan pada Lampiran. Dari data frekuensi tersebut dapat dibuat ringkasan statistik deskriptif kinerja pegawai seperti disajikan pada Tabel 5.11.. Data dari Tabel 5.11 dapat dibuatkan grafik garis seperti pada Grafik 5.5, dengan median
137
skor jawaban para pegawai Pajak untuk hampir keseluruhan butir bernilai 4, sehingga dapat dikatakan para pegawai Pajak secara umum memiliki tanggapan positif atas setiap program dan kegiatan penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang diterima dalam aspek kuantitas hasil kerja. Tabel 5.11. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pegawai Kisaran
Kisaran
Rata-
Teoritis
Sesungguhnya
rata
Hasil
3-30
4-14
10.36
10.00
2.350
Hasil
3-30
6-14
11.14
10.60
1.861
Variabel Penelitian
Y1
Kuantitas Kerja
Y2 Kualitas Kerja
Median
Deviasi Standar
Y3
Efektifitas Waktu Kerja
2-10
8-10
8.89
9.00
0.820
Y4
Implementasi Rencana Kerja
2-10
8-10
8.75
8.00
0.944
2-10
8-10
8.82
9.00
0.855
19-90
34-58
47.96
46.60
6.830
Efektifitas Y5 Pengorganisasian Kerja Y
Nilai Penerapan
Butir Y5.1, seperti dapat dilihat pada Lampiran, memiliki deviasi standar terendah, hal ini dapat dikatakan bahwa secara umum responden para pegawai Pajak dalam melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang pekerjaan sesuai distribusinya.
138
Grafik 5.5 Grafik Garis Analisis Aspek Kuantitatif Kinerja Pegawai Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |––––––––––––––––|––––––––––––––––––|––––––––––––––––|––––––––––––––| 3
6
9
12
15
Median 10.00 Grafik 5.6. Grafik Garis Analisis Aspek Kualitatif Kinerja Pegawai Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |––––––––––––––––|––––––––––––––––––|–––––––––––––––|–––––––––––––––| 3
6
9
12
5
Median 10.60 Grafik 5.7 Grafik Garis Analisis Aspek Efektifitas Waktu Kerja Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |––––––––––––––––|––––––––––––––––––|–––––––––––––––|––––––––––––––| 2
4
6
8
10 Median 9.00
Grafik 5.8. Grafik Garis Analisis Aspek Implementasi Rencana Kerja Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |–––––––––––––––|–––––––––––––––––|––––––––––––––––|–––––––––––––––| 2
4
6
8 Median 8.00
10
139
Grafik 5.9 Grafik Garis Analisis Aspek Implementasi Pengorganisasian Kerja
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |––––––––––––––––|–––––––––––––––––|–––––––––––––––|––––––––––––––| 2
4
6
8
10 Median 9.00
Butir Y1.3 memiliki deviasi standar tertinggi, jika dilihat sebaran skor jawaban responden, dapat dikatakan bahwa menurut responden para pegawai Pajak, secara umum dalam penyelesaian pekerjaan kadangkala tidak konsisten dalam hal waktu, akan tetapi masih dalam batas toleransi dari waktu yang telah ditetapkan. Variabel Kinerja Karyawan (Y) yang didefinisikan sebagai hasil pekerjaan karyawan, dalam penelitian ini diukur dengan indikator kuantitas hasil kerja (Y1), kualitas hasil kerja (Y2), efektifitas waktu kerja (Y3). implementasi rencana kerja (Y4), efektifitas pengorganisasian kerja (Y5) Variasi tanggapan responden terhadap butir-butir pertanyaan tentang indikator dan variabel Kinerja Karyawan disajikan pada tabel berikut.
140
Tabel 5.12. Sebaran dan Persentase Tanggapan Responden terhadap Kinerja Pegawai Kategori Butir
Sangat Tdk Setuju f
%
Tidak Setuju f
%
Netral f
%
Sangat Setuju
Setuju f
%
f
%
Jumlah f
%
Y1
-
-
2
1.77 17 17.70 53 56.40
23
24.10 94 100
Y2
-
-
1
1.40 10 10.27 58 61.70
25
26.60 94 100
Y3
-
-
-
-
2
2.15 51 54.25
41
43.60 94 100
Y4
-
-
-
-
4
4.30 56 59.05
35
36.70 94 100
Y5
-
-
-
-
6
6.40 50 52.65
39
40.95 94 100
Y
-
-
1
0.63
8
8.16 53 56.81
32
34.39 94 100
Sumber : Data Primer Diolah Keterangan: Y1 = Kuantitas hasil kerja Y2 = Kualitas hasil kerja Y3 = efektifitas waktu kerja Y4 = implementasi rencana kerja Y5 = efektifitas pengorganisasian kerja Y = Variabel Kinerja Karyawan .
Berdasarkan tabel distribusi frekwensi tersebut di atas, diperoleh bahwa tanggapan responden terhadap kuantitas hasil kerja (Y1) adalah pada kategori tidak setuju sebanyak 1 responden (atau 0,63%), kategori netral sebanyak 8 responden (atau 8,16%), kategori setuju sebanyak 53 responden (atau 56,81%) dan kategori sangat setuju sebanyak 32 responden (atau 34.39%). Sesuai hasil tersebut, maka tanggapan responden terhadap butir-butir pertanyaan mengenai
141
kuantitas hasil kerja (Y1) yang menyatakan setuju sebanyak 56,4% serta sangat setuju sebesar 24.10%. Dengan demikian sebagian responden sesuai sikap dan persepsinya menyatakan bahwa kuantitas hasil kerja (Y1) sudah baik. Tanggapan responden terhadap kualitas hasil kerja (Y2) adalah pada kategori tidak setuju sebanyak 1 responden (atau 1,40%), kategori netral sebanyak 10 responden (atau 10,27%), kategori setuju sebanyak 58 responden (atau 61,7%) dan kategori sangat setuju sebanyak 25 responden (atau 26,6%). Sesuai hasil tersebut, maka mayoritas tanggapan responden menyatakan setuju terhadap butirbutir pertanyaan mengenai kualitas hasil kerja (Y2). Dengan demikian sebagian besar responden sesuai sikap dan persepsinya menyatakan bahwa kualitas hasil kerja (Y2) sudah baik. Kemudian, tanggapan responden terhadap efektifitas waktu kerja (Y3) adalah pada kategori netral sebanyak 2 responden (atau 2,15%), kategori setuju sebanyak 51 responden (atau 54,25%) dan kategori sangat setuju sebanyak 41 responden (atau 43,6%). Sesuai hasil tersebut, maka mayoritas tanggapan responden menyatakan setuju terhadap butir-butir pertanyaan mengenai efektifitas waktu kerja (Y3). Dengan demikian sebagian besar responden sesuai sikap dan persepsinya menyatakan bahwa efektifitas waktu kerja (Y3) sudah baik. Untuk, tanggapan responden terhadap implementasi rencana kerja (Y4) adalah pada kategori netral sebanyak 4 responden (atau 4,30%), kategori setuju sebanyak 56 responden (atau 59,05%) dan kategori sangat setuju sebanyak 35
142
responden (atau 36,70%). Sesuai hasil tersebut, maka mayoritas tanggapan responden menyatakan setuju terhadap butir-butir pertanyaan mengenai implementasi rencana kerja (Y4). Dengan demikian sebagian besar responden sesuai sikap dan persepsinya menyatakan bahwa implementasi rencana kerja (Y4) sudah baik. Sedangkan, tanggapan responden terhadap efektifitas pengorganisasian kerja (Y5) adalah pada kategori netral sebanyak 6 responden (atau 6,40%), kategori setuju sebanyak 50 responden (atau 52,65%) dan kategori sangat setuju sebanyak 39 responden (atau 40,95%). Sesuai hasil tersebut, maka mayoritas tanggapan responden menyatakan setuju terhadap butir-butir pertanyaan mengenai efektifitas pengorganisasian kerja (Y5). Dengan demikian sebagian besar responden sesuai sikap dan persepsinya menyatakan bahwa efektifitas pengorganisasian kerja (Y5) sudah baik. Dengan demikian berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden atas butir-butir pertanyaan pada variabel Kinerja Karyawan (Y), dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (91,21%) menyatakan bahwa hasil pekerjaan karyawan yang terdiri dari kuantitas hasil kerja (Y1), kualitas hasil kerja (Y2), efektifitas waktu kerja (Y3), implementasi rencana kerja (Y3) dan efektifitas pengorganisasian kerja (Y3) sudah dilaksanakan dengan baik.
143
5.3.
Pengujian Hipotesis Sesuai dengan tujuan penelitian, dilakukan pengujian hipotesis untuk
melihat sifat dan besaran pengaruh setiap subvariabel penerapan sistem administrasi perpajakan modern (X) yang terdiri dari modernisasi struktur organisasi (X1), prosedur organisasi (X2), strategi organisasi (X3) dan budaya organisasi (X4) terhadap kenerja pegawai (Y). Setelah data ordinal diubah menggunakan metode successive interval menjadi data skala, dengan bantuan program makro minitab, hubungan antar variabel tersebut akan dianalisis dalam paradigma penelitian jalur dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi. Kedua analisis tersebut dihitung berdasarkan banyaknya responden Wajib Pajak, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.13. Selanjutnya, setelah dilakukan analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai-nilai seperti pada Tabel 5.14. Dari matrik korelasi Pearson pada Tabel 5.13 tampak bahwa setiap subvariabel bebas sistem administrasi perpajakan modern yaitu modernisasi struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi berkorelasi secara sangat signifikan dengan variabel kinerja. Subvariabel bebas sistem administrasi perpajakan modern saling berkorelasi secara sangat signifikan terhadap subvariabel budaya organisasi.
144
Tabel 5.13 Korelasi Subvariabel Penelitian dan Kinerja Pegawai Kinerja Struktur Prosedur Strategi Budaya Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Kinerja Struktur Prosedur Strategi Budaya Kinerja Struktur Prosedur Strategi Budaya Kinerja Struktur Prosedur Strategi Budaya
1.000 .370 .281 .900 .756 . .000 .003 .000 .000 94 94 94 94 94
.370 1.000 .528 .306 .414 .000 . .000 .001 .000 94 94 94 94 94
.281 .528 1.000 .191 .386 .003 .000 . .032 .000 94 94 94 94 94
.900 .306 .191 1.000 .749 .000 .001 .032 . .000 94 94 94 94 94
.756 .414 .386 .749 1.000 .000 .000 .000 .000 . 94 94 94 94 94
Sumber: Data diolah oleh Penulis
Dari model regresi pada Tabel 5.14.. dapat dikatakan bahwa secara umum subvariabel administrasi perpajakan membentuk model regresi linear berganda secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Jika diuji besaran setiap koefisien regresinya akan diperoleh hasil seperti yang terlihat dalam tabel 5.15.
Tabel 5.14 Daftar Anova Analisis Regresi Subvariabel Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kinerja Pegawai Sum of Mean df F Squares Square 1 Regression 2276.783 4 569.196 110.200 Residual 459.696 89 5.165 Total 2736.479 93 a Predictors: (Constant), Budaya, Prosedur, Struktur, Strategi b Dependent Variable: Kinerja Model
Sig. .000(a)
145
Dari Tabel 5.13 didapatkan hasil korelasi antara tiap variabel sistem administrasi perpajakan modern yaitu struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dengan kinerja pegawai memiliki sigifikansi yang kuat.
Tabel 5.15 Daftar Anova Pengujian Koefisien Analisis Regresi Subvariabel Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Akuntabilitas
Model 1
(Constant) Struktur Prosedur Strategi Budaya
Unstandardized Coefficients B Std. Error 11.796 2.142 .051 .058 .048 .046 1.044 .090 .075 .039
Standardized Coefficients Beta .048 .055 .772 .137
T
Sig.
5.507 .893 1.038 11.599 1.924
.000 . 374 .302 .000 .058
Dari hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS, disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Y = 11.796 + 0.051 X1 + 0.048 X2 + 1.044 X3 + 0.075 X4
Persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: 1) Kinerja pegawai KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan tanpa adanya modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi dan modernisasi budaya organisasi telah ada koefisien regresi sebesar 11.796.
146
2) Koefisien
regresi
modernisasi
struktur
organisasi
sebesar
0,051
memperlihatkan bahwa modernisasi struktur organisasi memiliki pengaruh positif terhadap terhadap Kinerja pegawai, artinya jika untuk satu variabel bebas berubah sebesar 1 pada saat variabel bebas lainnya tetap, maka pengaruh terhadap kinerja pegawai adalah meningkat 0.051 satuan jika dilakukan modernisasi struktur organisasi, sehingga dengan adanya modernisasi struktur organisasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, maka akan menyebabkan peningkatan Kinerja Pegawai. 3) Koefisien
regresi
modernisasi
prosedur
organisasi
sebesar
0,048
memperlihatkan bahwa modernisasi struktur organisasi memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja pegawai, artinya jika untuk satu variabel bebas berubah sebesar 1 pada saat variabel bebas lainnya tetap, maka pengaruh terhadap kinerja pegawai adalah meningkat 0.048 satuan jika dilakukan modernisasi prosedur organisasi, sehingga dengan adanya modernisasi prosedur organisasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, maka akan menyebabkan peningkatan Kinerja Pegawai. 4) Koefisien
regresi
modernisasi
strategi
organisasi
sebesar
1,044
memperlihatkan bahwa modernisasi prosedur organisasi memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja pegawai, artinya jika untuk satu variabel bebas berubah sebesar 1 pada saat variabel bebas lainnya tetap, maka pengaruh terhadap kinerja pegawai adalah meningkat 1.044 satuan jika dilakukan
147
modernisasi strategi organisasi, sehingga dengan adanya modernisasi strategi organisasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, maka akan menyebabkan peningkatan Kinerja Pegawai. 5) Koefisien
regresi
modernisasi
budaya
organisasi
sebesar
0,075
memperlihatkan bahwa modernisasi budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap terhadap Kinerja pegawai, artinya jika untuk satu variabel bebas berubah sebesar 1 pada saat variabel bebas lainnya tetap, maka pengaruh terhadap kinerja pegawai adalah meningkat 0.075 satuan jika dilakukan modernisasi budaya organisasi, sehingga dengan adanya modernisasi budaya organisasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, maka akan menyebabkan peningkatan Kinerja Pegawai.
Kemudian, jika ingin dilihat berapa besar pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kinerja pegawai maka digunakan analisis seperti pada tabel 5.16.
Tabel 5.16 Daftar Anova Pengujian Koefisien Analisis Regresi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kinerja Pegawai Model 1
R .912(a)
R Square .832
Adjusted R Square .824
a Predictors: (Constant), Budaya, Prosedur, Struktur, Strategi b Dependent Variable: Kinerja
Std. Error of the Estimate 2.273
148
Jika semua hasil perhitungan tersebut disajikan ke dalam gambar paradigm penelitian jalur, akan diperoleh bentuk struktur jalur dengan besaran koefisien hasil analisis seperti disajikan dalam Gambar 5.1 dimana diuraikan pengaruh subvariabel penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kinerja pegawai.
Gambar 5.1 Model Paradigma Jalur Subvariabel Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kinerja Pegawai.
149
Berdasar hasil diatas, maka selanjutnya dibuat perhitungan sebagai berikut: 1) Pengaruh modernisasi struktur organisasi terhadap kinerja pegawai a. Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung adalah sebesar: 0,048 x 0,048 x 100% = 0,23%. Besarnya pengaruh modernisasi struktur organisasi memberi kontribusi secara langsung sebesar 0,23% terhadap kinerja pegawai. b. Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 adalah sebesar: 0,048 x 0,528 x 0,055 x 100% = 0,139%. Besarnya pengaruh modernisasi struktur organisasi melalui modernisasi prosedur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,139% terhadap kinerja pegawai. c. Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 adalah sebesar: 0,048 x 0,306 x 0,772 x 100% = 1,134%. Besarnya pengaruh modernisasi struktur organisasi melalui modernisasi strategi organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,134% terhadap kinerja pegawai. d. Pengaruh X1 terhadap Y melalui X4 adalah sebesar: 0,048 x 0,414 x 0,137 x 100% = 0,2722%. Besarnya pengaruh modernisasi struktur organisasi melalui modernisasi budaya organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,2722% terhadap kinerja pegawai.
150
e. Pengaruh total X1 terhadap Y adalah sebesar: 0,230% + 0,139% + 1,134% + 0,272% = 1,776%. Jadi, pengaruh modernisasi struktur organisasi akan memberi kontribusi total sebesar 1,776% terhadap kinerja pegawai. 2) Pengaruh modernisasi prosedur organisasi terhadap kinerja pegawai a. Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung adalah sebesar: 0,055 x 0,055 x 100% = 0,303%. Besarnya pengaruh modernisasi prosedur organisasi memberi kontribusi secara langsung sebesar 0,303% terhadap kinerja pegawai. b. Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 adalah sebesar: 0,055 x 0,528 x 0,048 x 100% = 0,139%. Besarnya pengaruh modernisasi prosedur organisasi melalui modernisasi struktur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,139% terhadap kinerja pegawai. c. Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 adalah sebesar: 0,055 x 0,191 x 0,772 x 100% = 0,811%. Besarnya pengaruh modernisasi prosedur organisasi melalui modernisasi strategi organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,811% terhadap kepatuhan. d. Pengaruh X2 terhadap Y melalui X4 adalah sebesar: 0,055 x 0,386 x 0,137 x100% = 0,291%.
151
Besarnya pengaruh modernisasi prosedur organisasi melalui modernisasi budaya organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,291% terhadap kepatuhan. e. Pengaruh total X2 terhadap Y adalah sebesar: 0,303% + 0,139% + 0,811% + 0,291% = 1,544% Jadi, pengaruh modernisasi struktur organisasi akan memberi kontribusi total sebesar 1,544% terhadap kinerja pegawai.
3) Pengaruh modernisasi strategi organisasi terhadap kinerja pegawai a. Pengaruh X3 terhadap Y secara langsung adalah sebesar: 0,772 x 0,772 x 100% = 59,598%. Besarnya pengaruh modernisasi strategi organisasi memberi kontribusi secara langsung sebesar 59,598% terhadap kinerja pegawai. b. Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1 adalah sebesar: 0,772 x 0,191 x 0,055 x 100% = 0,811%. Besarnya pengaruh modernisasi strategi organisasi melalui modernisasi struktur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,811% terhadap kinerja pegawai. c. Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2 adalah sebesar: 0,772 x 0,306 x 0,048 x 100% = 1,134%.
152
Besarnya pengaruh modernisasi strategi organisasi melalui modernisasi prosedur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 1,134% terhadap kepatuhan d. Pengaruh X3 terhadap Y melalui X4 adalah sebesar: 0,772 x 0,749 x 0,137 x 100% = 7,922%. Besarnya pengaruh modernisasi strategi organisasi melalui modernisasi budaya organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 7,922% terhadap kepatuhan. e. Pengaruh total X3 terhadap Y adalah sebesar: 59,598% + 0,811% + 1,134% + 7,922% = 69,465% Jadi, pengaruh modernisasi strategi organisasi akan memberi kontribusi total sebesar 69,465% terhadap kepatuhan. Wajib Pajak.
4) Pengaruh modernisasi budaya organisasi terhadap kinerja pegawai a. Pengaruh X4 terhadap Y secara langsung adalah sebesar: 0,137 x 0,137 x 100% = 1,877%. Besarnya pengaruh modernisasi budaya organisasi memberi kontribusi secara langsung sebesar 1,877% terhadap kinerja pegawai. b. Pengaruh X4 terhadap Y melalui X1 adalah sebesar: 0,137 x 0,414 x 0,048 x 100% = 0,272%.
153
Besarnya pengaruh modernisasi budaya organisasi melalui modernisasi struktur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,272% terhadap kinerja pegawai. c. Pengaruh X4 terhadap Y melalui X2 adalah sebesar: 0,137 x 0,386 x 0,055 x 100% = 0,291%. Besarnya pengaruh modernisasi budaya organisasi melalui modernisasi prosedur organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 0,291% terhadap kinerja pegawai. d. Pengaruh X4 terhadap Y melalui X3 adalah sebesar: 0,137 x 0,749 x 0,772 x 100% = 7,922%. Besarnya pengaruh modernisasi budaya organisasi melalui modernisasi strategi organisasi memberi kontribusi secara tidak langsung sebesar 7,922% terhadap kinerja pegawai. e. Pengaruh total X4 terhadap Y adalah sebesar 1,877% + 0,272% + 0,291% + 7,922% = 10,362% Jadi, pengaruh modernisasi strategi organisasi akan memberi kontribusi total sebesar 10,362% terhadap kinerja pegawai.
Sistem administrasi perpajakan modern yang terdiri dari modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi, dan modernisasi budaya organisasi secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh sangat signifikan yaitu sebesar 83,146% terhadap kinerja pegawai. Hasil perhitungan diatas selanjutnya bisa diringkas dalam tabel 5.17.
154
Tabel 5.17 Ringkasan Hasil Analisis Jalur
Variabel Independen (Y) Variabel Dependen
Koefisien Jalur
Pengaruh Tidak Langsung Langsung 1.545% 1.242%
Pengaruh Bersama
Total
X1 X2
0.048 0.055
0.230% 0.303%
X3
0.772
59.598%
9.867% 69.465%
X4
0.137
1.877%
8.485% 10.362%
X1,X2,X3,X4
1.776% 1.544%
83.147%
ε
16,853%
Sedangkan besar pengaruh tiap sub variabel dapat dijelaskan dengan grafik pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Pengaruh Tiap Subvariabel Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kinerja Pegawai
1.776%
1.544%
10.362%
Struktur Organisasi Prosedur Organisasi 69.465%
Strategi Organisasi Budaya Organisasi
155
5.4.
Pembahasan Setelah dilakukan beberapa pengujian terhadap data-data dan analisis
hasil penelitian serta pengujian hipotesis, maka pada bagian ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian. Dari hasil pengujian perumusan masalah deskriptif diketahui nilai penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan menurut respon responden para pegawai berada pada tingkat 73,66%, berdasarkan kategori yang digunakan maka tingkat penerapan tersebut termasuk dalam kategori cukup baik, dimana Pegawai Pajak secara umum memiliki pengertian bahwa sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan telah berjalan dengan cukup baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Penerapan modernisasi strategi organisasi mendapatkan nilai tertinggi yaitu 75,23%, diikuti modernisasi budaya organisasi dengan nilai 74,09%, modernisasi struktur organisasi dengan nilai 73,28%, dan modernisasi prosedur organisasi mendapatkan nilai 72,29%. Tanggapan para pegawai Pajak atas penerapan sistem administrasi perpajakan modern secara umum setuju. Dukungan ini dapat dilihat dari jumlah skor jawaban setuju dan sangat setuju sebagai mayoritas jawaban responden pegawai pajak. Dari hasil wawancara juga didapatkan informasi bahwa para pegawai sangat mendukung diterapkannya modernisasi sistem administrasi perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak, dan mereka berharap kedepan semakin dilakukan penyempurnaan terutama dalam hal teknologi informasi (IT) agar pelayanan kepada Wajib Pajak
bisa semakin
156
optimal. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya korelasi positif di antara tiap subvariabel penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan variabel kinerja pegawai. Korelasi tersebut signifikan kecuali korelasi antara subvariabel prosedur organisasi dan strategi organisasi. Dari pengujian hipotesis selanjutnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari tiap subvariabel penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kinerja pegawai, kecuali untuk subvariabel modernisasi prosedur organisasi memberikan pengaruh yang kurang signifikan terhadap kinerja pegawai. Subvariabel modernisasi prosedur organisasi memberikan kontribusi pengaruh sigifikan sebesar (1.776%), diikuti kemudian subvariabel modernisasi struktur organisasi organisasi (1,544%), modernisasi budaya organisasi (10,362%), dan yang terbesar adalah modernisasi strategi organisasi (69,465%). Ada dua strategi dalam penerapan modernisasi strategi organisasi, yaitu strategi non financial dan strategi financial. Strategi financial lebih ditujukan untuk mensosialisasikan dan mengkampanyekan reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang lebih dikenal dengan istilah modernisasi sistem administrasi perpajakan modern. Strategi non financial, disamping mensosialisasikan perubahan-perubahan yang saat ini sedang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak, juga berupaya memberikan pelayanan yang cepat kepada Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sebagaimana diujikan dalam butir X1.1.1.1, X1.1.1.2 dan X1.1.1.3 yang mendapat respon positif dari para pegawai KPP Jakarta Grogol Petamburan. Sedangkan
157
strategi financial merupakan strategi yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka merealisasikan penerimaan pajak. Butir pertanyaan yang diujikan kepada para pegawai adalah mengenai tugas, tanggung jawab serta penetapan standar hasil dan waktu kerja yang jelas dan transparan. Tanggapan hasil uji atas strategi financial cukup mendapatkan respon positif dari para pegawai pajak, seperti terlihat dari jawaban responden pada butir X2.2.2.3 mengenai penetapan standar hasil dan waktu kerja secara jelas dan transparan yang umumnya dijawab responden dengan setuju dan sangat setuju. Penerapan modernisasi prosedur organisasi dalam praktiknya terutama berupa penunjukkan Account Representative yang merupakan kegiatan utama program pengembangan Pelayanan Prima dimana dalam pelaksanaannya sangat didukung oleh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP), hal ini mendapatkan tanggapan positif dari Pegawai Pajak seperti diujikan dalam butir X2.3.3.3. Tugas Account Representative dalam menginformasikan perubahan ketentuan perpajakan dan interpretasinya serta membantu Wajib Pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi atas permasalahan perpajakan telah didukung oleh sistem teknologi yang memadai sehingga hampir selalu terlaksana, seperti diujikan dalam butir X2.2.2.3, akan tetapi dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pelaksanaan tugas tersebut belum optimal dikarenakan masih kurangnya pemahaman para pegawai akan peraturan-peraturan yang terkait dengan pekerjaan, hal ini dikarenakan akses informasi atas peraturan baru belum mencukupi. Akses informasi khususnya yang berhubungan dengan monitoring
158
pelayanan dan pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak juga dirasa kurang oleh para pegawai, sehingga dikhawatirkan menjadikan kurang maksimal dalam pemberian pelayanan kepada Wajib Pajak, seperti jawaban responden pada butir X2.3.3 dan X4.4.3. Pengukuran serta standar kinerja para pegawai dalam hal pelayanan dan pengawasan kepada Wajib Pajak sudah dilakukan sedemikian rupa dengan batas maksimal pegawai seperti diujikan pada butir Y1.1 dan Y5.2 yang mendapat respon cukup baik dari para pegawai. Pengembangan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) dengan pendekatan fungsi menjadi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI-DJP) yang dikendalikan oleh case management sistem dalam workflow sistem hampir selalu diterapkan sesuai dengan fungsinya seperti diujikan dalam butir X2.3.3.3 dan X3.1.1.3. Penyempurnaan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI-DJP) terus dilakukan dengan dilengkapi berbagai modul yang mengarah pada otomasi kantor, hambatan utamanya terletak pada kemampuan server yang tersedia. Penerapan struktur organisasi antara lain berkaitan dengan penyusunan organisasi
berdasarkan
fungsi,
kegiatan
dalam
program
meningkatkan
produktifitas aparat perpajakan ini mendapatkan tanggapan yang positif dari Pegawai Pajak seperti diujikan dengan butir X1.1.1.2 dan X1.4.4.1, dimana penyusunan organisasi berdasarkan fungsi hampir selalu memudahan jalur pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan para Wajib Pajak. Pelaksanaan pekerjaan dengan ditunjang Standart Operating Prosedur (SOP) yang
159
memadai selalu dijadikan acuan oleh para pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, seperti diujikan dalam butir X1.2.2.3 dan X1.4.4.3. Penerapan modernisasi budaya organisasi berupa penyempurnaan yang berkaitan dengan kebiasaan dan cara hidup dalam lingkungan kerja organisasi. Dalam praktik, hal tersebut berkaitan dengan pengembangan nilai yang dianut para pegawai dengan pemahaman bahwa perbaikan-perbaikan yang dilakukan akan meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang sadar pajak dan meningkatkan pembayaran pajaknya, penegakkan norma dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak, pembaharuan iklim organisasi dengan konsep reward and punishment, serta peningkatan komitmen Pegawai Pajak terhadap tugasnya. Konsep reward and punishment dalam program penerapan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance), diperlukan bagi perbaikan citra Direktorat Jenderal Pajak, penerapan kode etik dan adanya tambahan tunjangan berupa Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT), secara umum mendapat sambutan yang bagus seperti telah diujikan dalam butir X4.1.1.1, X4.3.3.2, X4.3.3.5. Dari dua strategi yaitu financial dan non finansial yang diujikan dalam daftar
pernyataan,
pemberian
pelayanan
dengan
mewujudkan
customer
satisfaction pada butir X3.1.1.2 dan X3.1.1.3 mendapatkan respon yang sangat bagus, hal ini dapat diartikan konsep pelayanan prima (service excellence) kepada Wajib Pajak sangat didukung oleh penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Umumnya para pegawai
160
setuju bahwa penyelenggaraan administrasi perpajakan secara modern merupakan perwujudan customer satisfaction dan good governance, sehingga harus senantiasa dilakukan evaluasi kegiatan kerja untuk perbaikan pekerjaan seperti diujikan dalam butir Y4.2.