BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. ANALISIS PENGUJIAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA Hubungan antar variabel – variabel yang diidentifikasi pada penelitian ini menunjukan hasil pemodelan regresi yang telah lolos pengujian asumsi klasik dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 22. Model regresi bebas dari masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas sehingga data layak dan valid untuk dilanjutkan dalam pengolahan selanjutnya. Model regresi linier berganda : Yt = β0 + β1X1t + β2X2t + β3X3t + β4X4t + β5X5t + β6X6t Dengan variabel dependen Y = harga penjualan alat berat bekas model D155A-2A dan variabel independen X1 = umur alat; X2 = umur jam kerja alat; X3 = harga minyak bumi mentah; X4 = indeks harga batu bara; X5 = biaya rekondisi alat; X6 = jumlah alat bekas model D155A-2A di pasar Dubai saat periode penjualan. Pengujian goodnes of fit atas model regresi linier berganda tersebut dalam penelitian ini menunjukan hasil variasi variabel – variabel independen yang diidentifikasi memiliki pengaruh 75,7% terhadap variasi variabel dependen (harga penjualan alat berat bekas model D155A-2A). 54
55
Pengujian ANOVA menunjukan bahwa secara serentak, semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependent dalam model regresi. Dilihat dari hasil uji t atau melihat langsung dari nilai probabilitas (significance) dimana nilai Sig untuk X2, X3
dan
X6 lebih dari 5%, maka dapat
disimpulkan X2 = umur jam kerja alat; X3 = harga minyak bumi mentah; X6 = jumlah alat bekas model D155A-2A di pasar Dubai saat periode penjualan tidak berpengaruh signifikan pada harga penjualan alat berat bekas model D155A-2A, sehingga dapat dituliskan persamaan regresi linier berganda dengan hubungan X mempengaruhi Y signifikan adalah : Y = 92.616,186 – 5.560,382X1 + 2.141,489X4 + 1,3121X5 Dengan variabel dependen Y = harga penjualan alat berat bekas model D155A-2A dan variabel independen X1 = umur alat; X4 = indeks harga batu bara; dan X5 = biaya rekondisi alat. Nilai koefisien umur alat sebesar -5.560,382 yang artinya jika umur alat naik sebesar satu (tahun) maka harga penjualan akan turun sebesar 5.560,382 (USD) dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien indeks harga batu bara sebesar 2.141,489 artinya jika indeks naik satu (USD) maka harga penjualan akan naik sebesar 2.141,489 (USD) dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien biaya rekondisi sebesar 1,3121 artinya jika biaya rekondisi naik satu (USD) maka harga penjualan akan naik sebesar 1,3121 (USD) dengan asumsi variabel lain tetap. Dilihat dari kontribusinya masing – masing variabel dengan melihat standardized coefficient (beta) maka variabel indeks harga batu bara (0,781)
56
berpengaruh terbesar dalam harga penjualan unit bekas, kemudian baru diikuti oleh biaya rekondisi (0,373) dan umur alat (-0,257).
3.2. ANALISIS HIPOTESIS Uji t menghasilkan model regresi linier berganda dengan hubungan variabel independen mempengaruhi variabel dependen signifikan. Variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen tidak digunakan dalam persamaan regresi karena akan membuat hasil peramalan semakin tidak valid. Adapun analisis hipotesis penelitian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen setelah dilakukan pengujian atas model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut : •
Variabel umur alat (X1) H0 : Umur alat berat bekas model D155A-2A saat penjualan tidak mempengaruhi harga jual harga jual. H1
:
Umur alat berat bekas model D155A-2A saat penjualan
mempengaruhi harga jual. Setelah dilakukan pengujian, terbukti bahwa umur alat memliki pengaruh negatif pada harga penjualan. Semakin tua umur alat, harga penjualan akan semakin turun walaupun tidak lebih besar pengaruhnya dari indeks harga batu bara dan biaya rekondisi (standardized coefficient = -0,257). Artinya H0 ditolak, H1 diterima. Asumsi : Customer beranggapan bahwa alat yang sudah tua akan semakin tidak produktif dan biaya pemeliharaan maupun perawatan
57
berpotensi semakin besar. Selain life time yang tidak akan lama, alat yang sudah tua (produksi tahun lama) akan semakin sulit dalam pencarian spareparts dan komponennya karena kemungkinan sudah tidak diproduksi lagi.
•
Variabel jam operasi atau jam kerja alat (X2) H0 : Jam kerja yang ditunjukkan angka hour meter alat berat bekas model D155A-2A tidak mempengaruhi harga jual. H1
:
Jam kerja yang ditunjukkan angka hour meter alat berat bekas
model D155A-2A mempengaruhi harga jual. Setelah dilakukan pengujian, variasi variabel jam kerja yang ditunjukkan hour meter tidak berpengaruh terhadap variasi harga penjualan, artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Asumsi : Alat berat bekas model D155A-2A PT PPN di mata konsumen adalah tetap alat bekas tambang yang sudah dipakai dengan jam kerja tinggi. Alat berat bekas model D155A-2A dari tambang batu bara yang baru dijual setelah benar – benar tidak ekonomis membentuk persepsi konsumen bahwa pasti jam kerjanya semua sudah tinggi sehingga bukan menjadi pertimbangan utama untuk penentuan harga.
•
Variabel harga minyak bumi (X3) H0 : Harga minyak bumi tidak mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A.
58
H1 : Harga minyak bumi mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. Setelah dilakukan pengujian, didapat bahwa variasi variabel harga minyak bumi tidak memiliki pengaruh terhadap variasi harga penjualan yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Asumsi : Penurunan harga minyak bumi yang sedang terjadi pada akhir 2014 (mencapai titik terendah sepanjang sejarah) tidak memberi efek pada pasar alat berat bekas model D155A-2A. Untuk PT PPN sendiri sebagai kontraktor tambang batu bara, penurunan harga minyak bumi yang mencapai lebih rendah dari harga batu bara menjadi momen untuk menurunkan BEP finansial perusahaan. Bahan bakar minyak menjadi aspek terbesar di dalam struktur biaya operasional PT PPN sehingga dengan turunnya harga minyak bumi dapat menurunkan biaya operasional penambangan dalam jumlah besar. Investasi alat berat (aktiva tetap) tidak dilakukan penambahan, bahkan dihentikan dari bulan Juli 2013 sampai bulan Juli 2014 karena adanya kelebihan alat berat sementara kuota produksi diturunkan. Kasus serupa kemungkinan juga terjadi pada konsumen alat berat bekas dimana penurunan harga minyak bumi menjadi kesempatan untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan tanpa melakukan investasi. Dampaknya adalah tidak ada korelasi antara tren penurunan harga minyak bumi dengan harga alat berat bekas model D155A-2A.
59
•
Variabel indeks harga batu bara (X4) H0 : Indeks harga batu bara tidak mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. H1 : Indeks harga batu bara mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. Setelah dilakukan pengujian, terbukti bahwa indeks harga batu bara
berpengaruh positif pada harga penjualan secara signifikan, dan memiliki pengaruh terbesar (standardized coefficient = 0,781), yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Semakin naik harga batu bara, semakin naik juga harga penjualan alat berat bekas model D155A-2A. Dapat dikatakan juga dengan penurunan harga batu bara saat ini, harga jual alat berat bekas model D155A-2A di area pasar alat berat Dubai akan semakin turun secara signifikan.
Turunnya
harga
komoditas
batu
bara
menyebabkan
berkurangnya investasi oleh perusahaan tambang, permintaan berkurang sehingga harga alat berat bekas model D155A-2A menjadi semakin tidak kompetitif.
•
Variabel kualitas rekondisi (X5) H0 : Kualitas rekondisi yang ditunjukkan dengan variasi biaya rekondisi tidak mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. H1
:
Kualitas rekondisi yang ditunjukkan dengan variasi biaya
rekondisi mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A.
60
Setelah dilakukan pengujian, terbukti bahwa kualitas rekondisi memiliki pengaruh positif pada harga penjualan cukup signifikan dan lebih besar pengaruhnya dari umur alat (standardized coefficient = 0,373). Artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Customer berasumsi kualitas rekondisi yang baik menjanjikan life time alat lebih lama, keandalan terjamin dan biaya maintenance yang akan lebih kecil.
•
Variabel jumlah alat bekas di pasar Dubai saat periode penjualan (X6) H0 : Jumlah produk sejenis yang dijual di pasar sebagai competitor di setiap periode penjualan tidak mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. H1
:
Jumlah produk sejenis yang dijual di pasar sebagai competitor di
setiap periode penjualan mempengaruhi harga jual alat berat bekas model D155A-2A. Setelah dilakukan pengujian, variasi jumlah produk sejenis di pasar tidak memiliki pengaruh terhadap variasi harga penjualan, artinya H0 diterima dan H1 ditolak Asumsi : Penurunan harga komoditas membuat perusahaan – perusahaan tambang mengurangi investasi, menghentikan, bahkan mengurangi populasi alat beratnya dengan dijual di pasar alat berat bekas. Berapapun kuantitas produk ada di pasar saat ini tidak mempengauhi harga jual karena kecilnya permintaan, sementara penjual harus tetap mempertahankan harga minimalnya.