BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong ke dalam industri perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014, sejumlah 30 perusahaan. Dari populasi tersebut, dilakukan pemilihan sampel sesuai dengan kriteria purposive sampling dengan hasil rincian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1 Pemilihan Sampel No Kriteria 2012 Populasi perusahaan perbankan yang 32 terdaftar di list BEI Emiten sektor perbankan yang (1) terdaftar di BEI tidak berturut-turut selama 2012-2014 Perusahaan telah dimerger dan (1) diakuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang tidak memiliki beban bunga dan interest bearing debt selama periode berjalan Total Sampel Penelitian
2013 36
2014 40
Jumlah Emiten 108
(5)
(9)
(15)
(1)
(1)
(3)
-
-
90
Sumber : data sekunder yang telah diolah 2012 – 2014
Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2012-2014 sebanyak 108 perusahaan, berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan diperoleh sebanyak 30 perusahaan manufaktur untuk periode 3 tahun yakni tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Dari 108 perusahaan perbankan
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
tersebut, Emiten sektor perbankan yang terdaftar di BEI tidak berturut-turut selama 2012-2014 sebanyak 15 perusahaan yaitu tahun 2012 sebanyak 1 perusahaan, tahun 2013 sebanyak 5 perusahaan sedangkan tahun 2014 sebanyak 9 perusahaan. Sedangkan Perusahaan telah dimerger dan diakuisisi oleh perusahaan lain berjumlah 1 setiap tahunnya sehingga sebanyak 3 perusahaan yang dikeluarkan dari sampel penelitian. Serta untuk kriteria Perusahaan yang tidak memiliki beban bunga dan interest bearing debt selama periode berjalan berjumlah 0 emiten pada setiap tahunnya.
B.
Analisis Data 1.
Statistik Deskriptif Pada penelitian ini digunakan 30 perusahaan sebagai sampel penelitian
selama 3 tahun. Sampel tersebut merupakan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI dan tidak demerger dan tidak diakuisisi oleh perusahaan lain. Laporan keuangan dan Laporan tahunan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan keuangan dan Laporan tahunan perusahaan periode 2012-2014. Statistik deskriptif merupakan analisis kualitatif yang akan membahas sebaran data yang meliputi nilai maksimum, minimum, rata- rata dan standar deviasi. Nilai minimum dan maksimum menunjukan nilai terendah dan tertinggi dari variabel yang diteliti. Kemudian nilai rata-rata dari variabel yang diteliti ditunjukan oleh (mean) sedangkan sebaran data penelitian ditunjukan oleh nilai standar deviasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Analisa dari statistik deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang diolah dalam penelitian ini terdiri dari Cost of Debt, Intellectual Capital Disclosure, Mekanisme Good Corporate Governance yaitu 1) Proporsi 2) Dewan Komisaris Independen, 3) Komite Audit, 4) Kepemilikan Manajerial, dan 5) Kepemilikan Institusional serta Firm Size. Dari hasil perhitungan, diperoleh gambaran masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 5.2 Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
COD
90
.22
7.96
3.8409
1.42895
ICD
90
57.38
93.44
75.9745
8.93916
PROPORSI_DK
90
50.00
100.00
59.0444
9.49028
UKURAN_KA
90
3.00
8.00
4.0000
1.27200
KEP_MANJ
90
.00
28.23
1.5287
5.16958
KEP_INST
90
17.55
99.99
69.9711
23.91598
SIZE
90
14.75
20.57
17.5650
1.58569
Valid N (listwise)
90
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
Cost Of Debt menunjukkan tingkat bunga yang diterima oleh kreditur sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan (Fabozzi, 2007). Dari hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata (mean) Cost of Debt tahun 2012-2014 adalah 0.0384 atau 3,84%. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata emiten dalam sampel penelitian memiliki tingkat suku bunga pinjaman sekitar 3,84%. Nilai rata-rata COD emiten sampel perbankan ini cenderung rendah dikarenakan return yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
diperoleh dari kreditur berjumlah tetap dan bersuku bunga rendah. Nilai maksimum COD sebesar 7.96 atau 7.96% dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia, sedangkan Bank Saudara merupakan emiten yang memiliki nilai minimum COD sebesar 0.22 atau 0,22%. Standar deviasi pada variabel Cost of Debt adalah 1.42895. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 1.42895 terhadap rata-rata hitungnya, Intellectual
Capital
Disclosure
merupakan
suatu
cara
untuk
mengungkapkan bahwa laporan tahunan menggambarkan aktifitas perusahaan yang kredibel dan terpadu (kohesif), dengan cara mengkombinasikan laporan berbentuk angka, visualisasi dan naratif yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai rata-rata (mean) ICD pada tahun 20122014 sebesar 75.9745 yang berarti rata-rata sampel emiten perbankan telah melakukan pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan tahunan sebesar 75,9745%. Nilai rata-rata pengungkapan Intellectual Capital ini cukup besar, karena industri perbankan termasuk dalam klasifikasi High IC. Dengan melaporkan intellectual capital, emiten perbankan memiliki kesempatan untuk membangun kepercayaan dengan para stakeholder, meningkatkan reputasi eksternal, serta mengurangi asimetri informasi. Bank Swadesi merupakan emiten yang memiliki nilai minimum sebesar 57.38% dan Nilai Maksimum ICD sebesar 93.44% dimiliki oleh Bank NISP serta BCA. Standar deviasi pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
variabel ICD adalah 8.93916. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 8.93916 terhadap rata-rata hitungnya. Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004). Proporsi dewan komisaris diukur dengan persentase jumlah komisaris independen terhadap total dewan komisaris. Hasil uji statistik deskriptif terlihat bahwa rata-rata proporsi komisaris independen dalam struktur dewan komisaris pada tahun 2012-2014 adalah 59.0444 atau 59.0444%, hal ini berarti rata-rata proporsi komisaris independen yang dimiliki emiten lumayan besar (di atas 50%). Nilai maksimum sebesar 100 atau 100% pada Bank Ekonomi Raharja yang artinya seluruh anggota dewan komisaris berasal dari pihak independen, dan nilai minimum sebesar 50% pada beberapa sampel emiten perbankan. Standar deviasi pada variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen adalah 9.49028. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 9.49028 terhadap rata-rata hitungnya. Ukuran Komite Audit adalah jumlah anggota komite audit yang dibentuk dalam perusahaan terbuka (Emiten) dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan kewenangannya untuk mengawasi jalannya dan atau pengelolaan perusahaan. Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
rata (mean) ukuran komite audit pada tahun 2012-2014 adalah 4.000 yang artinya rata-rata anggota komite audit sampel emiten perbankan berjumlah 4 orang. Jumlah ini telah sesuai dengan ketentuan Charter Komite Audit yang menyebutkan bahwa komposisi minimal komite audit terdiri dari setidaknya 3 (tiga) orang; yakni sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota ahli yang bukan merupakan pegawai Perseroan. Nilai maksimum sebesar 8 orang pada Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2012 serta nilai minimum sebesar 3 orang pada beberapa Bank di dalam sampel penelitian. Standar deviasi pada variabel ukuran Komite Audit adalah 1.27200. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 1.27200 terhadap rata-rata hitungnya. Kepemilikan
manajerial
adalah
jumlah
kepemilikan
oleh
pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan saham perusahaan yang dikelola (Gideon, 2005). Kepemilikan Manajerial diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Dari hasil uji statistik deskriptif terlihat bahwa nilai rata-rata kepemilikan manajerial pada tahun 2012-2014 sebesar 1.528, artinya bahwa rata-rata besaran nilai kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajerial pada sampel emiten perbankan sebesar 1.5287%. Angka ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan kepemilikan institusional.
Nilai ini
menunjukkan rata-rata proporsi kepemilikan manajerial yang dimiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
perusahaan sangat kecil, bahkan sebagian besar tidak ada. Nilai minimum kepemilikan Manajerial sebesar 0 yang artinya ada beberapa sampel emiten perbankan yang tidak menjual sahamnya kepada pihak manajerial. Nilai Maksimum sebesar 28.23 atau 28.23% pada Bank Capital Indonesia pada tahun 2013. Standar deviasi pada variabel Kepemilikan Manajerial adalah 5.16958. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 5.16958 terhadap rata-rata hitungnya. Kepemilikan Institusional merupakan persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional seperti pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Dalam tabel disebutkan bahwa nilai rata-rata (mean) Kepemilikan Institusional perusahaan perbankan pada tahun 2012-2014 sebesar 69.9711 artinya nilai rata-rata saham yang dimiliki oleh pihak institusional pada sampel emiten perbankan sebesar 69.9711% ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan perbankan memiliki persentase kepemilikan institusional yang cukup besar, karena rata-ratanya di atas 50%. Nilai maksimum sebesar 99.99% pada Bank Mutiara pada tahun 2012 dan 2013 serta nilai minimum sebesar 17.55% pada BNI pada tahun 2012. Standar deviasi pada variabel Kepemilikan Institusional adalah 23.91598. Hal ini berarti berarti terdapat penyimpangan sebesar 23.91598 terhadap rata-rata hitungnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Size merupakan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Size diukur dengan menggunakan log(total asset). Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai rata-rata (mean) size perusahaan perbankan pada tahun 2012-2014 adalah sebesar 17.5650 hal ini menunjukan bahwa rata-rata emiten sampel memiliki total asset sebesar Rp 17.5650 triliun dan tergolong emiten yang memiliki kondisi baik. Nilai maksimum firm size sebesar 20.57 pada Bank Mandiri pada tahun 2014 ini berarti Bank Mandiri pada tahun 2012 memiliki total asset yang besar dalam kegiatan usahanya sebesar 20.57 triliun. Nilai minimum firm size sebesar 14,75 pada Bank Swadesi pada tahun 2012 yang berarti bahwa Bank Swadesi memiliki total asset terendah Rp 14,75 triliun. Nilai standar deviasinya sebesar Rp 1.58569 triliun
2.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan menganalisis grafik yaitu grafik histogram error yang membandingkan antara data observasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
dengan distribusi yang mendekati normal dan mengamati grafik normal P-P Plot of regression standardized residual. Jika residul berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai distribusi terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal (Sarwoko, 2005).
Gambar 5.1 Grafik Histogram Regression Standardized Residual Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Gambar 5.2 Grafik normal P-P Plot of regression Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015) Hasil output regresi menunjukkan bahwa variabel dependen dan independen pada penelitian ini mempunyai distribusi yang normal, karena dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal probability plot dapat disimpulkan grafik tersebut memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Pada grafik normal probability plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Sedangkan pada histogram, dapat dilihat bahwa penyebaran data variabel-variabel penelitian mengikuti garis normalitas. Berdasarkan tampilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
kedua grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi uji normalitas. Selain itu untuk lebih meyakinkan dilakukan pula pengujian normalitas dengan menggunakan uji statistic Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Dengan menggunakan confidence level 95% atau signifikan level 5% maka jika Asymp.Sig. (2-tailed) test nilainya lebih kecil dari 5% maka Ha diterima dan Ho ditolak. Data yang terdistribusi normal adalah data yang signifikannya di atas 5% (0.05).
Tabel 5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
90
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
.0000000 .01241705
Absolute
.095
Positive
.095
Negative
-.048
Kolmogorov-Smirnov Z
.897
Asymp. Sig. (2-tailed)
.396
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Berdasarkan hasil uji Kolmogorof-Smirnov, dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.897 dan probabilitas signifikansi Asymp.Sig.(2tailed) yaitu 0.396 ≥ α 0.05 yang berarti data residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF kurang dari 10 maka hal tersebut menunjukan tidak terjadi Multikolinearitas.
Tabel 5.4 Uji Multikolinearitas
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Tabel di atas menujukkan bahwa nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variable independen yang memiiki nilai tolerance kurang dari 0.10. Artinya tidak ada korelasi antar variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Dalam penelitian ini digunakan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Uji DW). Dalam uji ini Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikansi 0.05, n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel independen. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut : dU < d < 4-dU maka Ho diterima (tidak terjadi autokorelasi) d < dL atau d > 4-dL maka Ho ditolak (terjadi autokorelasi) dL < d < dL atau 4-dU < d < 4dL maka tidak ada kesimpulan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Tabel 5.5 Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
.495
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.245
.190
Durbin-Watson
.01286
1.332
a. Predictors: (Constant), ICD, PROPORSI_DK, KEP_MANJ, UKURAN_KA, KEP_INST, SIZE b. Dependent Variable: COD
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
Dari perhitungan tabel diatas didapatkan nilai Durbin-Watson sebesar 1.332. nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel D-W menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 90 (n) dan jumlah variabel independen 6 (k=6). Maka di tabel D-W didapat nilai batas bawah (dl) sebesar 1,5181 dengan batas atas (du) sebesar 1,8014. Hasil dari uji Autokorelasi sebesar 1,332 berada pada kisaran d < dl maka kesimpulannya bahwa terjadi autokorelasi dalam sampel penelitian ini. d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.
Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
Heteroskedastisitas, yaitu dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya. Deteksi ada atau tidaknya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas. Cara lain untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas ini dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di standardized.
Tabel 5.6 Uji Glejser
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Gambar 5.3 Grafik Scaterplot Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
Tabel di atas menujukkan bahwa nilai signifikan diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Cost of Debt berdasarkan masukan dari variable independen (ICD, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional serta Firm Size). Sedangkan Dari grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heterokedastisitas pada model regresi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
3. Uji Hipotesis a. Uji Simultan atau F-test Uji Statistik F (Uji Anova) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara seluruh variabel independen (Intellectual Capital Disclosure, Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen,
Komite
Audit,
Kepemilikan
Manajerial, serta Kepemilikan Institusional) dengan variabel dependen (Cost of Debt) secara simultan. Hasil pengujian signifikansi F dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini : Tabel 5.7 Uji F a
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.004
6
.001
Residual
.014
83
.000
Total
.018
89
F
Sig.
4.489
.001
a. Dependent Variable: COD b. Predictors: (Constant), ICD, PROPORSI_DK, KEP_MANJ, UKURAN_KA, KEP_INST, SIZE
Sumber : data diolah dengan SPSS v.21 (2015)
H1 : Terdapat pengaruh secara simultan antara (ICD, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, serta Kepemilikan Institusional terhadap Cost of Debt. Tahap-tahap untuk melakukan uji F yaitu : 1. Merumuskan Hipotesis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b
81
H0
:
Secara simultan tidak ada pengaruh antara variabel ICD,
Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, serta Kepemilikan Institusional dengan COD H1 : Secara simultan ada pengaruh antara variabel ICD, Proporsi Dewan
Komisaris
Independen,
Komite
Audit,
Kepemilikan
Manajerial, serta Kepemilikan Institusional dengan COD 2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5 % (signifikansi 5% atau 0.05
adalah
ukuran
standar
yang
sering
digunakan
dalam
penelitian). 3. Menentukan F hitung Berdasarkan table di atas di dapat nilai F hitung adalah 4.489 4. Menentukan F tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 6 dan df2 (n-3) atau 90-3 = 87, hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,20 5. Kriteria Pengujian H0 diterima bila F hitung < F tabel H0 ditolak bila F hitung > F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel Nilai F hitung > F tabel (4.489 > 2.20), maka Ho ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
7. Kesimpulan Karena F hitung > F tabel (4.489 > 2.20) dan signifikasi < 0.05 (0.001 < 0.05), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel ICD, Proporsi Dewan Komisaris Independen,
Komite
Audit,
Kepemilikan
Manajerial,
serta
Kepemilikan Institusional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap COD.
b. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependent. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R-square dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengungkapan yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Nilai koefisien
determinasi dari model regresi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai adjusted R-square sebesar 0.190. Hal ini berarti bahwa 19% variasi jumlah COD dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel ICD, Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen,
Komite
Audit,
Kepemilikan
Manajerial, serta Kepemilikan Institusional. Sedangkan (100% - 19%) 81% jumlah COD dapat dijelaskan oleh variabel lain.
c. Uji T
Hasil pengujian dapat dilihat dari nilai uji t dan hasil signifikansi pengujiannya dapat dilihat dari tabel 5.8 diatas. Dari uji statistik t antara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Variabel ICD memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu
0.144 >
0.05, sedangkan t-hitung 1.477 < t-tabel 1.986, yang artinya tidak signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H2 ditolak yang artinya ICD tidak berpengaruh terhadap Cost of Debt. b.
Variabel Proporsi Dewan Komisaris memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.033 < 0.05, sedangkan t-hitung -2.170 > t-tabel 1.986, yang artinya signifikan negatif. Dalam pengambilan hipotesis, maka H3 diterima yang artinya ICD berpengaruh terhadap Cost of Debt.
c.
Variabel Ukuran Komite Audit memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.351 > 0.05, sedangkan t-hitung 0.939 < t-tabel 1.986, yang artinya tidak signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H4 ditolak yang artinya Ukuran Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Cost of Debt.
d.
Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.047 < 0.05, sedangkan t-hitung 2.014 > t-tabel 1.986, yang artinya signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H5 diterima yang artinya Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Cost of Debt.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
e.
Variabel Kepemilikan Institusional memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0.93 > 0.05, sedangkan t-hitung 1.699 < t-tabel 1.986, yang artinya tidak signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H6 ditolak yang artinya Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Cost of Debt.
4.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel – variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. dari hasil analisis regresi linear yang dilakukan maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Cost of Debt = 0.103 + 0.000 ICD - 0.34 Proporsi Dewan Komisaris + 0.001 Ukuran Komite Audit +0.001 Kepemilikan Manajemen + 0.000 Kepemilikan Institusional - 0.005 Size. 1) Konstanta sebesar 10,339 menyatakan jika tidak ada ICD, Proporsi Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Size maka Cost of Debt akan tetap ada sebesar 10,339 2) Koefisien regresi variabel ICD sebesar 0.037 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan ICD mengalami kenaikan 1%, maka Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.037%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ICD dengan Cost of Debt, setiap peningkatan ICD, maka mengakibatkan kenaikan Cost of Debt. 3) Koefisien regresi variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen sebesar 0.034 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Proporsi Dewan Komisaris Independen mengalami kenaikan 1%, maka Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.034%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Proporsi Dewan Komisaris Independen dengan Cost of Debt, setiap peningkatan Proporsi Dewan Komisaris Independen, maka mengakibatkan penurunan Cost of Debt. 4) Koefisien regresi variabel Ukuran Komite Audit sebesar 0.124 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Ukuran Komite Audit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
mengalami kenaikan 1%, maka Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.124%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Ukuran Komite Audit dengan Cost of Debt, setiap peningkatan Ukuran Komite Audit, maka mengakibatkan kenaikan Cost of Debt. 5) Koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial sebesar 0.064 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Kepemilikan Manajerial mengalami kenaikan 1%, maka Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.064%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Kepemilikan Manajerial dengan Cost of Debt, setiap
peningkatan
Kepemilikan
Manajerial,
maka
mengakibatkan
kenaikan Cost of Debt. 6) Koefisien regresi variabel Kepemilikan Institusional sebesar 0.012 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Kepemilikan Institusional mengalami kenaikan 1%, maka Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.012%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Kepemilikan Institusional dengan Cost of Debt, setiap peningkatan Kepemilikan Institusional, maka mengakibatkan kenaikan Cost of Debt. 7) Koefisien regresi variabel SIZE sebesar -0.5 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan SIZE mengalami kenaikan 1%, maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Cost of Debt (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.5%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara SIZE dengan Cost of Debt, setiap peningkatan SIZE, maka mengakibatkan penurunan Cost of Debt.
C. Pembahasan Berdasarkan pengujian diatas dapat dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.10 Interprestasi Hasil No.
Variabel Independen
Hasil
Keputusan Hipotesis
1.
Seluruh variabel independen
Sig. 0.001 < 0.05
H1 Di terima
2.
Intellectual Capital Disclosure
Sig. 0.144 > 0.05
H2 Di tolak
(ICD) 3.
Proporsi Dewan Komisaris
Sig. 0.032 <0.05
H3 Di terima
4.
Ukuran Komite Audit
Sig. 0.351 > 0.05
H4 Di tolak
5.
Kepemilikan Manajerial
Sig. 0.047 < 0.05
H5 Di terima
6
Kepemilikan Institusional
Sig. 0.93 > 0.05
H6 Di tolak
Sumber : data yang diolah (2015) Dari hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa secara Simultan ICD, Proporsi Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Size berpengaruh terhadap Cost of Debt yang ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel yaitu tabel (4.489 > 2.20). Hal ini juga dibuktikan dengan nilai signifikasi sebesar 0.001 lebih kecil dari tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0.05 atau 5%. Dari hasil pengujian koefisien
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
determinasi diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0.019 atau 19% yang bernilai kecil, sedangkan sisanya sebesar 81% (100% - 19%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
1. Pengaruh Intellectual Capital Disclosure (ICD) terhadap Cost of Debt Hasil pengujian mengenai pengaruh variabel independen Intellectual Capital Disclosure ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Cost of Debt. Ini berarti pengungkapan informasi perusahaan mengenai Intellectual Capital tidak memiliki dampak terhadap Cost of Debt. Hasil ini berbeda dengan teori signaling yang menekankan bahwa pengumuman informasi perusahaan memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news). Implikasi dari teori ini adalah investor akan tertarik untuk menanamkan modal dan berinvestasi di perusahaan, dengan demikian, pengungkapan informasi keuangan suatu perusahaan dapat mempengaruhi keputusan pasar. Sedangkan menurut Agency theory, untuk mengatasi asimetri informasi yang terjadi antara Manajemen dengan pemegang saham dan stakeholder lainnya diperlukan pengungkapan sebagai mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer. Pelaporan modal intelektual sebagai intangible assets dari perusahaan sangat penting dalam menjembatani information gap yang mungkin timbul antara manajer dengan pemilik perusahaan serta stakeholder lainnya (White et
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
al.,2007). Menurut teori legitimasi, Perusahaan cenderung melakukan pengungkapan informasi melalui disclosure ketika muncul kebutuhan khusus untuk meningkatkan legitimasinya. Status legitimasi perusahaan yang kuat berarti juga kepercayaan masyarakat bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder, yaitu operasi yang meningkatkan nilai perusahaan atau kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini selain berbeda dengan teori, juga berbeda dengan beberapa hasil penelitian lainnya seperti penelitian Chen and Jian (2007) and Francis et al.(2005) yang menyatakan bahwa Intellectual Capital Disclosure berpengaruh terhadap Cost of Debt. Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hernita dan Sylvia, (2014) menyatakan hasil yang sama dengan penelitian ini bahwa Intellectual Capital Disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap Cost of Debt. Hasil ini menunjukan bahwa tidak semua informasi di dalam annual report dapat digunakan kreditur sebagai pengambilan keputusan pemberian pinjaman serta tidak menjadi penentu keputusan masyarakat untuk menyimpan dana mereka di Bank. Masyarakat Indonesia cenderung memilih Bank besar untuk menyimpan dana mereka, karena lebih merasa safe dan lebih membutuhkan fasilitas yang Bank sediakan, sehingga pengungkapan informasi perusahaan dalam Annual Report tidak digunakan masyarakat sebagai acuan untuk pengambilan keputusan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) bahwa alasan pengungkapan sukarela tidak berpengaruh kepada pemberi pinjaman karena kreditur lebih memperhatikan kelayakan kredit perusahaan disebut 5C (karakter, kemampuan, agunan, kondisi ekonomi, dan modal) serta melihat sejarah perusahaan pinjaman / kredit untuk melihat risiko pinjaman di perusahaan daripada informasi dalam tahunan melaporkan. Ini berarti Voluntary Disclosure seperti Intellectual Capital Disclosure tidak berpengaruh kepada keputusan pemberian pinjaman karena kreditur lebih peduli terhadap informasi keuangan mengenai kemampuan membayar utang serta bunga, ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iman et al.,(2013) dan Juniarti dan Agnes, (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah information voluntary disclosure dengan Cost of Debt. Dalam penelitiannya, Juniarti dan Agnes (2009) menemukan kreditur menganggap bahwa voluntary disclosure yang diungkapkan oleh manajemen hanya sebagai upaya untuk menarik kreditur agar memberikan pinjaman, sehingga informasi yang disampaikan bisa saja tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Manajemen perlu memperhatikan tingkat atau luas serta jenisjenis pengungkapan sukarela yang hendak disampaikan melalui laporan keuangan dan laporan tahunan (Juniarti dan Agnes 2009). Dengan kata lain, memberikan pengungkapan sukarela yang dibutuhkan oleh kreditur dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
mempengaruhi mereka agar mempercayai perusahaan. Sehingga kreditur akan lebih tertarik untuk memberikan pinjaman dengan return yang rendah.
2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris terhadap Cost of Debt Hasil penelitian mengenai variabel independen Proporsi dewan komisaris independen, secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap Cost of Debt. Secara teoritis dalam Agency Theory disebutkan bahwa Agency conflict terjadi ketika agent tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Maka dengan adanya Dewan komisaris independen dapat membantu para pemegang saham untuk mengawasi perilaku para manajernya, sehingga para manajer tidak akan dapat dengan mudah untuk bertindak dengan leluasa untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dan Christianti (2012) yang menunjukkan bahwa ketika Dewan komisaris dan proporsi komisaris independen meningkat, maka biaya agensi akan menurun. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Agnes (2009)
dan Adam et al,.(2015) yang menyebutkan bahwa proporsi
dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Cost of Debt. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan Dewan komisaris memiliki peran penting untuk mempengaruhi kualitas pelaporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
keuangan dan digunakan sebagai pengukuran tingkat penipuan yang mungkin dilakukan manajemen. Menurut penelitian Beasley, (1996) dengan memasukan dewan komisaris independen akan meningkatkan kemampuan dewan komisaris untuk memantau manajemen secara efektif dalam masalah keagenan yang timbul dari pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan kontrol keputusan. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa perusahaan yang bersih dari Fraud memiliki jumlah Dewan komisaris independen yang lebih banyak dibanding dengan perusahaan yang memiliki indikasi kasus Fraud. Piot dan Missioner-Piera (2007) menyatakan bahwa semakin besar proporsi Komisaris independen, maka cost of debt perusahaan semakin kecil, hal ini karena komisaris independen sebagai mekanisme corporate governance. Adanya komisaris indepeden dapat menyeimbangkan pengambilan keputusan dewan komisaris.
3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Cost of Debt Hasil penelitian mengenai variabel independen Komite Audit, secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Cost of Debt. Secara teoritis dalam Agency Theory menyebutkan bahwa Agency conflict terjadi karena kepentingan principal dalam memperoleh laba terus bertambah sedangkan agent tertarik untuk menerima kepuasan yang terus bertambah pula berupa kompensasi keuangan, sehingga agent sering mengambil keputusan tidak dalam kepentingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
terbaik principal, karena hal itu diperlukan adanya prosedur pengawasan yang efektif, yang tidak memungkinkan manajemen untuk melakukan penyimpangan yang merugikan pemegang saham, salah satunya adalah dengan adanya komite audit. Maka banyaknya anggota Komite audit akan berdampak pada kualitas pelaporan keuangan dan hal ini akan meningkatkan kepercayaan bondholder serta masyarakat mengenai kecilnya resiko gagal bayar (default). Teori ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Anderson.et al, (2004) yang menyatakan bahwa komite audit memberikan pemantauan yang lebih besar dari proses akuntansi keuangan, sehingga Komite audit berpengaruh terhadap penurunan Cost of Debt. Sedangkan penelitian Piot dan MissionerPiera, (2007); Bacha, (2014); dan Prasetyo dan Raharja (2013) mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap biaya utang perusahaan. Penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan Komite Audit tidak berpengaruh kepada kebijakan utang didalam perusahaan. Berdasarkan data penelitian, peningkatan jumlah formasi komite audit tidak berpengaruh terhadap cost of debt, ini berarti banyaknya jumlah komite audit dalam memonitoring perusahaan dalam kebijakan mengenai struktur dan jumlah debt pada perusahaan perbankan tidak berpengaruh. Hal ini disebabkan karena jumlah anggota tidak menentukan kualitas dari komite audit itu sendiri. Kualitas dari komite audit selain dinilai dari ukuran, juga ditentukan oleh karakteristik komite
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
audit yang meliputi independensi, kompetensi akuntansi/keuangan, dan aktivitas komite audit. Komite audit diindikasikan sebagai bagian dari kepemimpinan strategi perusahaan sehingga sangat penting bagi keberhasilan perusahaan (De Zoort et al.,2002). Oleh sebab itu efektifitas komite audit memiliki hubungan degan kemakmuran atau kesulitan keuangan perusahaan melalui kompetensi yang dimiliki komite audit itu sendiri. Kurangnya kompetensi (kualitas) yang dimiliki komite audit dapat menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan. komite audit yang berkompeten memiliki kapasitas untuk menekan kondisi tersebut (McMullen and Raghunandan, 1996). Selain karena alasan tersebut, alasan lainnya adalah fungsi dan core business Bank sebagai intermediary untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat sehingga debt yang dimiliki oleh perusahaan perbankan merupakan komoditi usaha utama Bank yang terus akan ditingkatkan volumenya setiap saat. Hal ini menjelaskan mengapa keberadaan Komite Audit sebagai alat monitoring tidak berpengaruh terhadap angka Cost of Debt di perusahaan perbankan.
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Cost of Debt Hasil penelitian mengenai variabel independen Kepemilikan Manajerial, secara parsial memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Cost of Debt. Secara teoritis dalam Agency Theory menyebutkan di dalam hubungan kontrak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
ada alasan kuat untuk percaya bahwa agent tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Dari hal inilah konflik antara agent dan principal muncul, yang menyebabkan terjadinya asimetri informasi yang mengakibatkan munculnya agency costs. Agency costs tersebut dapat diatasi dengan adanya kepemilikan saham oleh para manajer di dalam perusahaan yang akan meningkatkan sense of belonging terhadap keberlangsungan hidup perusahaan yang mereka kelola. Manajer akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan hutang untuk menghindari terjadinya kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Billet dan Liu, (2008) mendukung hasil penelitian ini dan menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara kepemilikan manajerial dan cost of debt. Secara khusus, cost of debt meningkat dalam hak suara manajerial dan turun dalam hak cash-flow manajerial. Ortiz Molina (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dan biaya hutang. Ortiz Molina (2006) menemukan bahwa perusahaan dengan kategori tunggal (single-class) menggambarkan hubungan positif antara kepemilikan manajerial dan cost of debt. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Agnes (2009) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Cost of Debt
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial akan meningkatkan biaya utang. Berdasarkan data penelitian ini, beberapa jajaran direksi memiliki saham di perusahaan perbankan yang mereka pimpin. Ini berarti bahwa kebijakan utang dalam perusahaan diatur oleh para top level management walaupun dengan porsi kepemilikan saham yang rendah. Selain hal tersebut, pada perusahaan perbankan mayoritas beban bunga yang berkontribusi pada utang emiten perbankan adalah dana dari simpanan / dana nasabah, sesuai fungsi dan core business Bank sebagai perantara untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, simpanan nasabah merupakan produk utama yang menjadi prioritas kegiatan perbankan, karena hal tersebut, tentu Manajemen akan berusaha untuk meningkatkan fund yang bersumber dari simpanan nasabah, dan ini tentu berdampak pada naiknya interest expense yang harus dibayarkan atas simpanan yang diinvestasikan, dan tentu akan menyebabkan kenaikan dari Cost of Debt.
5. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Cost of Debt Hasil penelitian mengenai variabel independen Kepemilikan institusional secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Cost of Debt. Secara teoritis dalam Teori agensi menjelaskan bahwa agency conflict muncul akibat asimetri informasi antara principal dengan agent, dimana keadaan itu dapat merugikan salah satu pihak tersebut, karena jika salah satu pihak memiliki jumlah informasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
yang lebih banyak maka ia dapat memanfaatkan informasi itu untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan pihak lainnya. Dengan adanya kepemilikan institusional, monitoring yang efektif terhadap pihak manajemen dapat dilakukan, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka risiko yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil sehingga kreditur dapat memberikan return yang lebih rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendry, (2010). Li dan Cui, (2003) mengungkapkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap biaya keagenan. Hal serupa ditemukan oleh Doukas et.al, (2005), Chiang dan Ko, (2009) dan Isnaningsih dan Kusbandiah, (2010), mereka menyatakan bahwa biaya keagenan tidak dipengaruhi oleh kepemilikan Institusional. Hal ini memberikan bukti bahwa semakin besar saham dari kepemilikan institusional tidak akan berpengaruh terhadap cost of debt di suatu perusahaan. Berdasarkan data penelitian ini, mayoritas beban bunga yang berkontribusi pada utang emiten perbankan adalah dana dari simpanan / dana nasabah, kepemilikan institusional dalam perusahaan tidak menjadi fokus perhatian bagi masyarakat serta kreditur dalam memutuskan untuk menyimpan dana dan memberikan pinjamannya, sehingga kepemilikan institusional cenderung tidak memiliki peran dalam menentukan kebijakan utang perusahaan. Selain itu keputusan mengenai kebijakan utang serta peraturan mengenai simpanan/dana pihak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
ketiga diatur oleh pihak manajemen sehingga kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/