BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Berkat Sarana Aircon (BSA) berdiri pada tahun 2007 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa distribusi Air Conditioning (AC). BSA adalah salah satu anak perusahaan dari Sumber Berkat Group milik Bapak Ridwan Pribadi. Sumber Berkat Group bergerak di bidang penjualan produk auto spare parts khusus seperti car audio, car accessories, home audio, electronic hyper store, pro audio, electrical parts, dan salah satunya menjadi distributor room Air Conditioning. Sampai dengan saat ini ada sekitar 20 perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan Bapak Ridwan Pribadi termasuk BSA. Sejak awal berdiri PT. BSA adalah agen tunggal resmi yang ditunjuk oleh Mitsubishi Heavy Indsutries (MHI) Jepang untuk mendistribusikan produk AC VRF (Variable Refrigerant Flow) di Indonesia. Penjualan AC VRF dikhususkan untuk Luxury house, Hotel, Apartment, Rumah Sakit, Gedung Perkantoran, Gedung- gedung tinggi (High Rises Building), Mall, Pabrik dan lain-lain. Definisi dari teknologi AC VRF adalah satu outdoor unit dengan kapasitas yang besar
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dapat di kombinasikan lebih dari satu indoor unit dengan tipe indoor yang berbeda-beda. Untuk kapasitas AC yang dipasarkan mulai dari 4 PK – 60 PK. Selain mendistribusikan dan menjual AC Mitsubishi Heavy Industries, PT. BSA juga melakukan service perbaikan untuk AC yang dijual. PT. BSA terus menerus meningkatkan kualitas layanan purna jual dan after sales service guna kepuasan pelanggan. Dimulai dari keinginan Bapak Stefan Pribadi sebagai Managing director PT. BSA untuk membuat perusahaannya menjadi handal dan memiliki sumber daya yang profesional, maka untuk mewujudkan keinginannya tersebut seluruh karyawan PT. Berkat Sarana Aircon membuat komitmen bersama. Sebagai perwujudan, manajemen memutuskan untuk menerapkan dan membekali perusahaan dengan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) sesuai dengan ketentuan ISO 9001:2008. Dalam menjalankan usahanya PT. BSA sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2014. 4.1.2 Kebijakan Perusahaan PT. BSA bersedia menjadi mitra terbaik dalam distribusi dan industri pemeliharaan AC. PT. BSA bertujuan mempromosikan, mendorong kesadaran, bertanggung jawab terhadap lingkungan dan terus-menerus nmeningkatkan kegiatan dalam perindustrian dan publik umum. PT. BSA memperhatikan pentingnya untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Sebagai komitmen PT. BSA dalam kualitas PT. BSA menyatakan sebagai berikut:
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. PT. BSA sangat yakin bahwa pelanggan adalah hal yang utama dan bekewajiban untuk menjadi mitra yang inovatif untuk pelanggan. 2. PT. BSA mendasarkan kegiatan pada kejujuran, keharmonisan dan perbedaan yang jelas antara kehidupan pribadi dan publik. 3. PT. BSA berusaha untuk manajemen yang inovatif dan pengembangan teknologi dari persfektif internasional. PT. BSA menjamin bahwa kebijakan ini dapat dikomunikasikan dan dipahami di dalam organisasi PT. BSA serta ditinjau untuk kesesuaian secara berkelanjutan 4.1.3 Tujuan Perusahaan Untuk mencapai keijakan yang telah ditetapkan PT. BSA memiliki tujuan yang telah ditentukan sebagai berikut: 1. Sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008 dan terus-menerus meningkatkan manajemen baru yang inovatif dan dan pengembangan teknologi dari persfektif internasional. 2. 100 % target pencapaian penjualan yang telah ditetapkan dari tahun ke tahun dengan pelayanan yang baik terhadap pelanggan. 3. Menjadi yang terbaik dalam dukungan teknis, servis dan respon cepat untuk perawatan AC guna kepuasan pelanggan. 4. Selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan. 5. Keuangan yang sehat dengan arus kas yang baik serta pembayaran tepat waktu.
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Keselamatan kerja adalah hal yang utama dalam kebijakan bisnis PT. BSA. Oleh karena itu, kecelakaan kerja 0 % adalah target PT. BSA. PT.
BSA
yakin
bahwa
tujuan-tujuan
tersebut
dapat
dimonitor
berkelanjutan. 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
1 2 3
4
4
5
5
4
5
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Berkat Sarana Aircon Struktur organisasi tersebut merupakan struktur organisasi yang diterapkan di PT. BSA dengan struktur organisasi yang sederhana didasarkan pada fungsi. Struktur organisasi yang terlihat pada gambar 4.1 terdiri atas: 1. Direksi 2. Advisor 3. Manager Umum (General Manager)
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Manager divisi 5. Team dari setiap divisi seperti Accounting, Sales, dan Engineer 4.1.5 Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Berkat Sarana Aircon bergerak dibidang jasa distribusi AC merk Mitsubishi Heavy Industries Jepang (MHI). PT. BSA tidak menjadi distributor saja akan tetapi BSA berkomitmen untuk menjadi Engineering Company. Dengan demikian, PT. BSA dapat melakukan perhitungan beban pendinginan pada bangunan, membuat desain jalur pemipaan instalasi AC VRF, membuat perhitungan ducting (saluran udara), melakukan servis perbaikan dan perawatan AC Mitsubishi Heavy Industries. Untuk membuat desain sistem AC VRF pada sebuah bangunan BSA mengunakan peralatan design seperti AUTOCAD, perhitungan beban panas ruangan menggunakan MAST (Mitsubishi Sales and Service Tools), desain pemipaan AC VRF dengan software E-Solution, dan CFD (Computerized Fluid Dinamic) Jenis produk yang di distribusikan oleh PT. Berkat Sarana Aircon adalah sebagai berikut: 1. Outdoor Unit tipe Aircool Condensing unit (tipe berpendingin udara) 2. Indoor Unit dengan berbagai macam tipe seperti cassette, wall mounted, duct connected,floor standing, ceiling suspended dan fresh air unit. 3. Building Management System seperti BACnet, touch screen remote controller.
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.2 Produk Outdoor Unit Mitsubishi Heavy Industries
Gambar 4.3 Produk Indoor Unit dan BACnet Mitsubishi Heavy Industries 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.6 Ketenagakerjaan dan Jam Kerja Dalam menjalankan aktivitas distribusi, jasa servis perbaikan dan perawatan AC PT. Berkat Sarana Aircon saat ini mempekerjakan 35 orang karyawan yang terdiri atas beberapa golongan yaitu: President Director General Manager Manager Assistant Sales Manager Sales Accuonting Engineer Drafter dan Technician Untuk pendidikan karyawan level Presiden Direktur sampai dengan Manager pada umumnya S1/S2, Assistant Manager pada umumnya S1/S2/D3, Sales S1/S2, Accounting S1/SMK, Engineer S1/D3, Drafter dan Teknisi pada umumnya SMK. Jumlah hari kerja karyawan/ti di PT. Berkat Sarana Aircon adalah 6 hari kerja dalam seminggu. Dimulai dari hari senin sampai dengan sabtu dengan jam kerja sebagai berikut: Senin – Jumat : 09.00 – 17.15 WIB Sabtu
: 09.00 – 13.00 WIB
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Langkah-langkah Penerapan ISO 9001:2008 di PT. BSA Pada Gambar 4.4 menunjukkan proses penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di PT. Berkat Sarana Aircon.
Pengumpulan Data dan Pemecahan Masalah
1. Tahap Persiapan Pelatihan SMM Penetapan (MR) Pembentukan TIM ISO
2. Tahap Pengembangan Initial Assessment Action Plan
3. Tahap Implemetasi Sistem Dokumentasi
4. Tahap Audit Pelatihan Internal Audit Pelaksanaan Internal Audit Hasil Internal Audit Tinjauan Manajemen
5. Tahap Sertifikasi Pelaksanaan Eksternal Audit Hasil Eksternal Audit
Gambar 4.4 Langkah-Langkah Penerapan ISO 9001:2008 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3 Tahap Persiapan 4.3.1 Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Pelatihan sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 PT. Berkat Sarana Aircon diselenggarakan selama 6 (Enam) hari. Dalam hal ini perusahaan bekerja sama dengan konsultan dari luar yaitu 1st Quality Training and Consulting dan materi disampaikan oleh Bapak Sofyan Hadisaputra selaku Trainer dan Consultant dari 1st Quality Training and Consulting. Pelatihan awal dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014 betempat di meeting room PT. Berkat Sarana Aircon. Pelatihan diisi dengan kick off meeting, komitmen masing-masing departemen, pengenalan tentang sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, membentuk tim impelentasi, membentuk tim management representative ISO 9001:2008. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan ISO 9001:2008 kepada perwakilan dari masing-masing departemen yang tergabung dalam tim proyek ISO 9001:2008. Selanjutnya pada tanggal 5 April 2014 diadakan pelatihan bagi seluruh karyawan dengan nama pelatihan Quality Management System ISO 9001:2008 Awarness Training. Pelatihan ini disampaikan oleh Bapak Sofyan Hadisaputra diselenggarakan di Ruang Meeting Sumber Berkat Group Lantai 11 dan merupakan program konsultasi dan sertifikasi ISO 9001:2008 untuk PT. BSA. Di akhir pelatihan seluruh karyawan diminta untuk menuliskan apa saja manfaat atau keuntungan bagi PT. BSA dalam menerapkan ISO 9001:2008. Dari pelatihan tersebut diadakan Test mengenai evaluasi terhadap efektivitas pelatihan dan kemampuan peserta dalam menyerap materi yang disampaikan. Karyawan yang lulus dalam ujian tersebut akan mendapatkan sertifikat dalam pelatihan “Quality
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Management System ISO 9001:2008”. Untuk training report pelatihan tersebut dapat dilihat di Lampiran 3. Pada tanggal 14 April 2014 diadakan pelatihan audit internal dan melakukan simulasi internal audit mutu dengan menggunakan data yang ada dengan tujuan membangun karyawan untuk melakukan internal audit mutu. 4.3.2 Penetapan Management Representative Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 mengahuruskan sebuah perusahaan memiliki Wakil Manajemen atau Management Representative (MR). Hal tersebut dapat dilihat pada persyaratan ISO 9001:2008 pada klausal 5.5.2. Oleh karena itu, PT. Berkat Sarana Aircon menetapkan Mr. Fujisaki (Advisor), Ibu Yanti (Leader Team of Procurement) dan Bapak Tjuk Wahyu (Sales Engineer) sebagai Management Representative (MR). 4.3.3 Pembentukan Tim Proyek ISO 9001:2008 Informasi mengenai proses-proses dalam perusahaan didapatkan melalui proses wawancara dengan beberapa pekerja pada tiap-tiap bagian di PT. Berkat Sarana Aircon yang tergabung dalam tim ISO. Departemen yang terdapat pada PT. Berkat Sarana Aircon adalah sebagai berikut: 1) Departemen Accounting 2) Departemen Sales 3) Departemen Project Engineering Setiap departemen memiliki perwakilan untuk ikut berpartisipasi dalam proyek ISO 9001:2008. Pada tiap-tiap departemen memiliki minimal 2 (dua) 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang perwakilan. Berikut daftar karyawan-karyawan yang tergabung dalam tim ISO 9001:2008 di PT. BSA. Tabel 4.1 Daftar Karyawan Tim SMM ISO 9001:2008 PT.BSA No.
Nama
Departemen
1.
Mr. Fujisaki
Management Representative
2.
Djunaedi
General Manager
3.
The Tiam Kiat
AccountingManager
4.
Ardianto
Sales Manager
5.
Arya Swastica
Project Engineering Manager
6.
Agus Muhidin Pellu
Ass. Project Engineering Manager
7.
Ari Setiawan
Senior Sales Engineer
8.
Tjuk Wahyu
Sales Support
9.
Yanti Pujianto
Customer Service and Procurment
10.
Sherly
Accounting
4.4 Tahap Pengembangan 4.4.1 Initial Assesment Dalam tahap ini yang harus dilakukan ialah merupakan identifikasi terhadap proses-proses yang terdapat dalam perusahaaan yang tidak atau belum sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Initial Assessment merupakan proses perbandingan antara klausal-klausal yang terdapat pada persyaratan ISO 9001:2008 dengan keadaaan perusahaan sebelum mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Terdapat 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8 klausal yang terdapat dalam persyaratn ISO 9001:2008 dan didalam klausal tersebut terdapat sub-klausal yang merupakan detail dari klausal tersebut. Klausal – klausal yang dibandingkan adalah klausal empat sampai dengan klausal delapan, kalusal empat hingga hingga klausal delapan merupakan klausal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, klausal tersebut adalah sebagai berikut: o Sistem Manajemen Mutu o Tanggung Jawab Manajemen o Manajemen Sumber Daya o Realisasi Produk o Pengukuran, Analisa dan Perbaikan 4.4.2 Rencana Implementasi Pada tahap ini perusahaan melakukan perencanaan dari awal pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 hingga eksternal audit mutu ISO 9001:2008 yang direncanakan selama kurang lebih 5 bulan di tahun 2014. 4.5 Tahap Implementasi Dalam
tahap
implementasi
ini
PT.
Berkat
Sarana
Aircon
mengimplementasikan seluruh prosedur yang dirancang dan disetujui oleh pimpinan. Implementasi mulai dilaksanakan pada akhir April sampai dengan akhir Agustus 2014.
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.5.1 Sistem Dokumentasi Mutu Pada tahap ini dilakukan pendokumentasian pada tiap-tiap departemen yang ada di PT. Berkat Sarana Aircon dengan tujuan untuk melengkapi kekurangan proses-proses yang ditemukan pada tahap Initial Assessment sebagaimana yang sudah disyaratkan oleh ISO 9001:2008. Contoh-contoh dokumen yang terkait dengan sistem manajemen mutu dapat dilihat pada Lampiran 4. Contoh-contoh dokumen yang ditampilkan dalam lampiran merupakan salinan asli (Copy) milik PT. Berkat Sarana Aircon, tahap dokumentasi dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Hasil dari tahap dokumentasi adalah Pedoman Mutu (Quality Manual), Prosedur kerja, Instruksi kerja, Berita Acara yang bertujuan dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. 4.5.2 Tahap Audit Ketika sistem sudah mulai berjalan, efektivitasnya harus diperikasa dengan internal audit mutu. Audit mutu internal ini dilakukan untuk memverifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008:
Kesesuaian rencana dengan standar ISO 9001:2008 dan kemapanan Sistem Manajemen Mutu dengan organisasi
Keefektifan implementasu dan perawatannya.
4.5.3 Tinjauan Manajemen Ketika Sistem Manajeman Mutu sudah berjalan sekitar 3 atau 6 bulan, audit internal dan tinjauan ulang manajemen. 59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Input dari tinjauan manajeman memberikan informasi tentang:
Hasil dari audit
Customer feedback
Pencapaian proses dan penyesuaian produk
Status tindakan pencegahan
Tindak lanjut dari hasil tinjauan manajemen sebelumnya
Perubahan-perubahan yang bisa mempengaruhi system manajemen mutu
Rekomendasi untuk peningkatan
4.5.4 Eksternal Audit dan Sertifikasi Jika defisiensi sistem tidak lagi kelihatan, itu adalah waktu yang tepat untuk mengajukan sertifikasi. Meskipun begitu, pre-assessment audit haruslah dilakukan oleh auditor yang qualified dan independen. Tahap sertifikasi adalah tahap pengakuan atas Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang telah dirancang dan diimplementasikan di dalam perusahaan. Dari hasil audit sertifikasi pihak 1st Quality Training and Consulting pada tanggal 8 November 2014 resmi menerbitkan sertifikat bagi PT. Berkat Sarana Aircon. (Lampiran 5) 4.6 Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan instrument penelitian dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas ini akan menentukan apakah kuesioner yang dibuat layak untuk digunakan. Pada
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
penelitian ini penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil kuesioner yang diisi oleh 32 karyawan di PT. Berkat Sarana Aircon. Uji validitas dilakukan dengan menguji hubungan antara setiap item pertanyaan indikator dengan variabel penelitian. Setiap item pertanyaan diuji kekuatan hubungannya dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment Pearson. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kesahihan instrumen adalah dengan melihat hasil indeks korelasi (r) yang terbentuk. (Akdon dan Sahlan, 2005) mengungkapkan kriteria penafsiran indeks korelasi sebagai berikut:
Antara 0.800 – 1.000 : sangat tinggi
Antara 0.600 – 0.799 : tinggi
Antara 0.400 – 0.599 : cukup tinggi
Antara 0.200 – 0.399 : rendah
Antara 0.000 – 0.199 : sangat rendah Metode pengambilan keputusan pada uji validitas biasanya ada dua model
menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi, atau batasan 0.3 (Azwar, 1999). Untuk uji validitas ini, metode pengambilan keputusan yang dipilih adalah menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0.05 dan uji 2 sisi. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan
berkorelasi
signifikan
(dinyatakan valid).
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap
skor
total
Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas penulis menggunakan
bantuan software SPSS 23 for windows. Tabel 4.2 Uji Validitas Penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT.BSA
No
Nilai r tabel n=35,
Indikator Variabel
Pemahaman terhadap ISO 1 Pemahaman terhadap Tata Cara dan 0.349 Prosedur ISO 2 Pemahaman tentang 0.349 sasaran mutu 3 Apa yang ingin dicapai PT. BSA 0.349 dengan ISO 9001:2008 4 Dengan ISO 9001:2008 tugas 0.349 diberikan dan dikerjakan dengan prosedur tertentu Sikap terhadap penerapan SMM ISO 9001:2008
Valid
0.324
Tidak Valid
0.396
Valid
0.241
Tidak Valid
0.349
0.233
Tidak Valid
0.349
0.300
Tidak Valid
0.349
0.426
Valid
0.349
0.719
Valid
Sangat terdorong untuk masuk kerja 0.349 tepat waktu Semangat kerja sudah memenuhi 0.349 standar namun tetap mencari cara yang lebih baik Walaupun pekerjaan sudah memenuhi 0.349 standar
0.538
Valid
0.552
Valid
0.388
Valid
Keyakinan dengan adanya ISO 9001:2008 akan meningkatkan kinerja dengan baik 6 Optimis bahwa dengan ISO senua pekerjaan akan selesai dengan hasil memuaskan 7 Dengan ISO pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh akan tercapai dengan baik 8 Dengan ISO akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar Semangat Kerja
10 11
Keputusan
0.537
5
9
Korelasi
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Walaupun standar kerja dan cara kerja 0.349 0.563 sudah ditentukan saya tidak merasa bosan dan tidak jenuh dengan pekerjaan 13 Karyawan masih bersedia membantu 0.349 0.285 rekan lain yang membutuhkan bimbingan dalam bekerja 14 Karyawan masih berupaya mencari 0.349 0.534 cara-cara baru untuk meningkatkan hasil kerja Motivasi yang mendorong untuk menerpakan SMM ISO 9001:2008
Valid
Tidak valid Valid
15
Adanya kebutuhan akan pengendalian 0.349 0.590 Valid mutu 16 Adanya tuntutan dari pelanggan 0.349 0.524 Valid 17 Adanya komitmen manajemen puncak 0.349 0.552 Valid 18 Memelihara budaya yang telah ada 0.349 0.658 Valid Permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan SMM ISO 9001:2008 di PT. BSA 19 Prosedur yang sudah ada terkadang 0.349 0.409 Valid masih suka dilanggar 20 Kurangnya sosialisasi dari pihak 0.349 0.515 Valid manajemen 21 Kesulitan dalam merubah kultur 0.349 0.257 Tidak Valid 22 Hilangnya produktivitas karena waktu 0.349 0.096 Tidak Valid yang tersita 23 Kurangya komitmen manajemen 0.349 0.359 Valid puncak 24 Kemampuan personel yang terbatas 0.349 0.265 Tidak Valid 25 Kurangnya komunikasi antar personel 0.349 -0.088 Tidak Valid Keuntungan yang didapat dengan penerapan ISO 9001:2008 26
0.349
0.604
Valid
0.349
0.506
Valid
0.349 0.349 0.349
0.432 0.455 0.413
Valid Valid Valid
0.349 0.349
0.640 0.442
Valid Valid
0.674
Valid
34
Meningkatkan pemahaman mutu bagi 0.349 karyawan Mengurangi biaya perbaikan 0.349
0.586
Valid
35
Meningkatkan motivasi karyawan
0.520
Valid
27 28 29 30 31 32 33
Meningkatkan hubungan baik dengan pemasok Meningkatkan komunikasi internal didalam organisasi perusahaan Meningkatkan produktivitas Meningkatkan kepuasan pelanggan Meningkatkan tingkat kesuksesan sebuah peroyek Menurunkan biaya operasional Meningkatkan peluang pemasaran
0.349
63 http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Meningkatkan mutu dan waktu 0.349 0.642 Valid pelaksanaan Penerapan SMM ISO 9001:2008 dapat terintegrasi dalam proses operasi seharihari dapat ditempuh jika: 37 Semua tingkat manajemen memahami 0.349 0.292 Tidak Valid SMM ISO 9001:2008 dan melaksanakannya 38 Pelatihan dilaksanakan secara 0.349 0.240 Tidak Valid komprehensif di semua bagian 39 Peninjauan sebaiknya dilakukan setiap 0.349 0.445 Valid 3 bulan sekali Sumber: Hasil pengolahan data Pada tabel 4.3 nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel. Seluruh item yang tidak valid tidak lagi digunakan dalam penelitian. Total ada 11 item yang harus dibuang dalam uji validitas tersebut yaitu item no. 2,4,5,6,13,21,22,24,25,37 dan 38 kemudian dilakukan pengujian ulang dilakukan pengujian ulang. Tabel 4.3 Uji Validitas Tahap 2 No 1
Jumlah item Jumlah item Semula 28
Gugur 1
Nomor Item Gugur 26
Koefisien Korelasi 0.374
Keputusan Tidak Valid
Sumber: Hasil pengolahan data Setelah dilakukan perhitungan ulang uji validitas tahap 2 masih terdapat 1 item yang tidak valid. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan jumlah item dan juga perubahan koefisien korelasi dengan N= 28 koefisien korelasinya menjadi 0.374.
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.4 Uji Validitas Tahap ke 3
No
Nilai r tabel n=35,
Indikator Variabel
Pemahaman terhadap SMM ISO 9001:2008 1 Pemahaman terhadap Tata Cara dan 0.381 Prosedur ISO 9001:2008 2 Apa yang ingin dicapai PT. BSA 0.381 dengan ISO 9001:2008 Sikap terhadap penerapan SMM ISO 9001:2008 3
Dengan ISO pelaksanaan pekerjaan 0.381 secara menyeluruh akan tercapai dengan baik 4 Dengan ISO akan mendapatkan 0.381 keuntungan yang lebih besar Semangat Kerja
Korelasi
Keputusan
0.537
Valid
0.396
Valid
0.426 0.719
5
Valid Valid
Sangat terdorong untuk masuk kerja 0.381 0.538 tepat waktu 6 Semangat kerja sudah memenuhi 0.381 0.552 standar namun tetap mencari cara yang lebih baik 7 Walaupun pekerjaan sudah memenuhi 0.381 0.388 standar 8 Walaupun standar kerja dan cara kerja 0.381 sudah ditentukan saya tidak merasa 0.563 bosan dan tidak jenuh dengan pekerjaan 9 Karyawan masih berupaya mencari 0.381 0.534 cara-cara baru untuk meningkatkan hasil kerja Motivasi yang mendorong untuk menerpakan SMM ISO 9001:2008
Valid
10
Valid Valid Valid
Valid
0.590
Valid
11
Adanya kebutuhan akan pengendalian 0.381 mutu Adanya tuntutan dari pelanggan 0.381
0.524
Valid
12
Adanya komitmen manajemen puncak
0.381
0.552
Valid
13
Memelihara budaya yang telah ada
0.381
0.658
Valid
Permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan SMM ISO 9001:2008 di PT. BSA 14 Prosedur yang sudah ada terkadang 0.381 0.409 Valid masih suka dilanggar
65 http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Kurangnya sosialisasi dari pihak 0.381 0.515 manajemen 16 Kurangya komitmen manajemen 0.381 0.604 puncak Keuntungan yang didapat dengan penerapan ISO 9001:2008
Valid
17
0.381
0.506
Valid
0.381 0.381 0.381
0.432 0.455
Valid Valid Valid
21
Meningkatkan komunikasi internal didalam organisasi perusahaan Meningkatkan produktivitas Meningkatkan kepuasan pelanggan Meningkatkan tingkat kesuksesan sebuah peroyek Menurunkan biaya operasional
0.381
22
Meningkatkan peluang pemasaran
0.381
0.640 0.442
23 24
Meningkatkan pemahaman mutu bagi 0.381 karyawan Mengurangi biaya perbaikan 0.381
25
Meningkatkan motivasi karyawan
18 19 20
0.381
0.413
0.674 0.586 0.520
Valid Valid Valid Valid Valid
26
Meningkatkan mutu dan waktu 0.381 Valid 0.642 pelaksanaan Penerapan SMM ISO 9001:2008 dapat terintegrasi dalam proses operasi seharihari dapat ditempuh jika: 27 Peninjauan sebaiknya dilakukan setiap 0.381 0.445 Valid 3 bulan sekali Sumber: Hasil pengolahan data 4.7 Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai apakah instrumen penelitian cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini penulis mengadakan uji reliabilitas dengan mengukur Alpha Cronbach’s dan melihat korelasi setiap indikator variabel penelitian. Pengambilan keputusan untuk reliabilitas data ditentukan sebagai berikut:
Apabila tingkat korelasi yang terbentuk reliabel.
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/
0.600, indikator dikatakan
Apabila tingkat korelasi yang terbentuk
0.600, indikator dikatakan tidak
reliabel.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Penerapan SMM ISO 9001:2008 Pertanyaan Alpha Keputusan Cronbach’s
Pemahaman terhadap Tata Cara dan Prosedur ISO 9001:2008 Apa yang ingin dicapai PT. BSA dengan ISO 9001:2008 Dengan ISO pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh akan tercapai dengan baik Dengan ISO akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar Sangat terdorong untuk masuk kerja tepat waktu
Semangat kerja sudah memenuhi standar namun tetap mencari cara yang lebih baik Walaupun pekerjaan sudah memenuhi standar Walaupun standar kerja dan cara kerja sudah ditentukan saya tidak merasa bosan dan tidak jenuh dengan pekerjaan Karyawan masih berupaya mencari cara-cara baru untuk meningkatkan hasil kerja Adanya kebutuhan akan pengendalian mutu Adanya tuntutan dari pelanggan Adanya komitmen manajemen puncak Memelihara budaya yang telah ada Prosedur yang sudah ada terkadang masih suka dilanggar Kurangnya sosialisasi dari pihak manajemen Kurangya komitmen manajemen puncak Meningkatkan komunikasi internal organisasi perusahaan Meningkatkan produktivitas
didalam
Meningkatkan kepuasan pelanggan Meningkatkan tingkat kesuksesan sebuah peroyek Menurunkan biaya operasional Meningkatkan peluang pemasaran
Meningkatkan pemahaman mutu bagi karyawan 23 Mengurangi biaya perbaikan 24 Meningkatkan motivasi karyawan 25 Meningkatkan mutu dan waktu pelaksanaan 26 Peninjauan sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sekali 27 Sumber: Hasil pengolahan data
67 http://digilib.mercubuana.ac.id/
0.907
Reliabel
0.909
Reliabel
0.909
Reliabel
0.904
Reliabel
0.905
Reliabel
0.907
Reliabel
0.909
Reliabel Reliabel
0.906 0.907
Reliabel
0.906
Reliabel
0.908 0.907
Reliabel Reliabel
0.904 0.911
Reliabel Reliabel
0.907
Reliabel
0.905 0.906
Reliabel Reliabel
0.907
Reliabel
0.908 0.907
Reliabel Reliabel
0.905
Reliabel
0.906
Reliabel
0.901 0.906
Reliabel Reliabel
0.905 0.904
Reliabel Reliabel
0.908
Reliabel
Tabel 4.6 Nilai Alpha Cronbach’s Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .910
27
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas diatas semua butir pertanyaan reliabel/konsisten karena nilai Corrected Item-Total Correlation yang didapat lebih besar dari r tabel, yaitu 0.910. Kriteria menyebutkan bahwa jika nilai alpha
0.600 maka butir-butir
pertanyaan reliabel. Terlihat dari tabel 4.7 bahwa semua butir pertanyaan pada kolom Cronbach’s Alpha mempunyai nilai
0.600 maka semua butir pertanyaan
dinyatakan sudah reliabel. 4.8 Teknik Analisa Data Setelah data kuantitatif diperoleh, data-data tersebut harus diolah. Pengolahan data dilakukan dengan cara memberi kode, mengkategorikan, dan memberi petunjuk. Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah menentukan program apa yang akan digunakan bila data-data tersebut akan diolah menggunakan program SPSS 23 for windows. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis korelasi. Adapun yang dimaksud dengan analisa koefisien korelasi adalah untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. Penulis menggunakan metode Analisa Koefisien Korelasi Pearson (Product Moment Coefficient of Corelation) yaitu:
68 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dimana: r
: Koefisien korelasi produk momen
X
: skor setiap pertanyaan
Y
: skor total
N
: Jumlah data/responden Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 1. 0.00 sampai 0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah 2. 0.21 sampai 0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah 3. 0.41 sampai dengan 0.70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat 4. 0.71 sampai dengan 0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat 5. 0.91 sampai dengan 0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali 6. 1 berarti korelasi sempurna 4.9 Pengujian Hipotesa Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori, belum menggunakan fakta. Berikut hipotesa yang terbentuk dalam penelitian ini dan pengujian yang ingin dilakukan berdasarkan hasil brainstorming penulis bersama Management Representive tim ISO PT.
69 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berkat Sarana Aircon dan penelitian terdahulu Studi Penerapan ISO di PT. Beatty Indonesia. Hipotesa 1: Pemahaman ISO berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hipotesa 2: Pemahaman ISO berpengaruh terhadap terlaksananya seluruh pekerjaan dengan baik. Hipotesa 3: Pemahaman ISO berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan. Hipotesa 4: Apa yang ingin dicapai PT. BSA dengan ISO berpengaruh terhadap mendapatkan proyek dan keuntungan yang lebih besar. 4.9.1 Pengaruh Pemahaman ISO terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dari uji ini diharapkan dapat diketahui hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan peningkatan kinerja karyawan di PT. BSA, apakah pemahaman karyawan terhadap ISO mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dilakukan perhitungan dengan SPSS 23. Dalam pengujian ini terdapat 2 hipotesis: H0
: ada hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan produktivitas kerja karyawan.
H1
: tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman karyawan terhadap ISO dengan produktivitas kerja karyawan.
70 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.7 Korelasi Pemahaman ISO terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pemahaman ISO Pemahaman ISO
Pearson Correlation
Peningkatan kinerja karyawan
1
Sig. (2tailed)
.091
N Produktivitas kerja karyawan
.304
32
32
Pearson Correlation
.304
1
Sig. (2tailed)
.091
N
32
32
Sumber: Hasil pengolahan data Signifikan hubungan suatu variabel dapat dianalisi dengan ketentuan:
Jika sig < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan
Jika sig > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan
Jika dilihat dari hasil pengolahan data korelasi antara pemahaman ISO terhadap produktivitas kerja karyawan menunjukkan angka 0.304. angka tersebut menunjukkan bahwa keeratan korelasi keduanya lemah. Nilai signifikan > 0.05 yaitu 0.091. H0 ditolak maka H1 diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO dengan produktivitas kerja karyawan di PT. Berkat Sarana Aircon. 4.9.2 Pengaruh Pemahaman ISO terhadap Terlaksananya Seluruh Pekerjaan dengan Baik Dari uji ini diharapkan dapat diketahui hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan terlaksananya seluruh pekerjaan dengan baik di PT. BSA. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dilakukan perhitungan dengan SPSS 23.
71 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam pengujian ini terdapat 2 hipotesis: H0
: ada hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan terlakasanya seluruh pekerjaan dengan baik
H1
: tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan baik Tabel 4.8 Korelasi Pemahaman ISO terhadap Terlaksananya Seluruh Pekerjaan dengan Baik Terlaksananya
Pemahaman
Pearson Correlation
ISO
Sig. (2-tailed)
Pemahaman
pekerjaan dengan
ISO
baik 1
.217 .232
N
32
32 1
Terlaksananya
Pearson Correlation
.217
pekerjaan
Sig. (2-tailed)
.232
dengan baik
N
32
32
Sumber: Hasil pengolahan data Signifikan hubungan suatu variabel dapat dianalisi dengan ketentuan:
Jika sig < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan
Jika sig > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan
Jika dilihat dari hasil pengolahan data korelasi antara pemahaman ISO terhadap peningkatan kinerja karyawan menunjukkan angka 0.217. angka tersebut menunjukkan bahwa keeratan korelasi keduanya lemah. Nilai signifikan > 0.05 yaitu 0.217. H0 ditolak maka H1 diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO dengan terlaksananya seluruh pekerjaan dengan baik di PT. berkat Sarana Aircon.
72 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.9.3 Pengaruh Pemahaman ISO terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. BSA Dari uji ini diharapkan dapat diketahui hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO terhadap semangat kerja karyawan di PT. BSA. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dilakukan perhitungan dengan SPSS 23. Dalam pengujian ini terdapat 2 hipotesis: H0
: ada hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan terlakasanya seluruh pekerjaan dengan baik
H1
: tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan baik Tabel 4.9 Korelasi Pemahaman ISO terhadap Semangat Kerja Karyawan PT.BSA Pemahaman
Semangat
ISO
Kerja
Pemahaman Pearson Correlation ISO
1
Sig. (2-tailed)
.347 .051
N
32
32 1
Semangat
Pearson Correlation
.347
Kerja
Sig. (2-tailed)
.051
N
32
32
Sumber: Hasil pengolahan data Signifikan hubungan suatu variabel dapat dianalisi dengan ketentuan:
Jika sig < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan
Jika sig > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan
Jika dilihat dari hasil pengolahan data korelasi antara pemahaman ISO terhadap peningkatan kinerja karyawan menunjukkan angka 0.347. angka tersebut menunjukkan bahwa keeratan korelasi keduanya lemah. 73 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai signifikan > 0.05 yaitu 0.051. H0 ditolak maka H1 diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO dengan semangat kerja karyawan PT. BSA. 4.9.4 Apa yang ingin dicapai PT. BSA dengan sertifikasi ISO akan berpengaruh terhadap mendapatkan keuntungan yang lebih besar Dari uji ini diharapkan dapat diketahui hubungan atau korelasi antara pemahaman ISO dengan peningkatan kinerja karyawan di PT. BSA, apakah pemahaman karyawan terhadap ISO mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dilakukan perhitungan dengan SPSS 23. Dalam pengujian ini terdapat 2 hipotesis: H0
: ada hubungan atau korelasi antara apa yang ingin dicapai PT. BSA dengan sertifikasi ISO akan berpengaruh terhadap dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar
H1
: tidak ada hubungan yang signifikan antara apa yang ingin dicapai PT.BSA dengan sertifikasi ISO berpengaruh dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar Tabel 4.10 Korelasi Tujuan Sertifikasi ISO terhadap Peluang mendapatkan Keuntungan yang lebih besar Tujuan Sertifikasi ISO Tujuan
Pearson Correlation
Sertifikasi
Sig. (2-tailed)
ISO
N
1
Keuntungan .228 .210
Keuntungan Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
32
32
.228
1
.210
N
32
Sumber: Hasil pengolahan data
74 http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Signifikan hubungan suatu variabel dapat dianalisis dengan ketentuan:
Jika sig < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan
Jika sig > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan Jika dilihat dari hasil pengolahan data korelasi antara pemahaman ISO
terhadap peningkatan kinerja karyawan menunjukkan angka 0.228. angka tersebut menunjukkan bahwa keeratan korelasi keduanya lemah. Nilai signifikan > 0.05 yaitu 0.210. H0 ditolak maka H1 diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ISO dengan semangat kerja karyawan PT.BSA. 4.10 Kendala yang ditemukan dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. BSA Dari data hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada karyawan, ternyata permaslaahan yang dihadapi dalam implementasi ISO 9001:2008 selama rentang waktu setelah menerim sertifikat adalah: Tabel 4.11 Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. BSA Kendala yang dihadapi
Skor
Persentase (%)
Prosedur yang sudah ada masih sering dilanggar
18
56.25
Kurangnya sosialisasi dari manajemen
10
31.25
Kurangnya komitmen dari manajemen puncak
4
12.5
Dari data tabel 4.12 dapat dilihat ternyata kendala implementasi yang ditemukan dan paling dirasakan oleh karyawan adalah prosedur yang sudah dibuat masih sering dilanggar oleh karyawan. Persentasi untuk permasalahan tersebut sebesar 56.25% sedangkan kurangnya sosialisasi dari manajemen adalah sebesar
75 http://digilib.mercubuana.ac.id/
31.25%. Permasalahan lain yang dirasakan karyawan adalah kurangnya komitmen dari manajemen puncak adalah sebesar 12.5%.
76 http://digilib.mercubuana.ac.id/