Adityo Kristy Mugiraharjo
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak saat itu, perusahaan bertumbuh menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara. PT Gajah Tunggal Tbk. memperluas produksinya dengan membuat variasi produk. Luas PT Gajah Tunggal Tbk. sebesar 250 hektar. Karena keuletan, kerja keras dan kerja sama antar karyawan dan direktur PT Gajah Tunggal Tbk. perusahaan ini telah mendapatkan 14001 setifikat. Terdapat 110.000 bisnis di lapangan ini yang bekerja sama dengan PT Gajah Tunggal Tbk. antara lain :
37
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Adityo Kristy Mugiraharjo
PT Handayani Yakni tempat produksi “tyre tube” yang didirikan pada tanggal 25 April 1986. Bahan baku utamanya adalah nailon ( karet yang diambil dari luar kota yakni Cikumpai, Subang)
PT Filamindo Sakti Yakni tempat pengolahan bahan-bahan dasar nailon yang dibuat oleh PT Gajah Tunggal Tbk. setelah mempertimbangkan perbandingan keuntungan antara bahan-bahan dasar nailon tersebut diambil dari luar dengan dibuat sendiri maka dari itu didirikanlah PT Filamindo Sakti ini pada tahun 1992.
PT Bando Indonesia PT Bando Indonesia didirikan pada tanggal 26 November 1987. PT Bando Indonesia merupakan tempat memproduksi fan belt, V-Belt dan Conveyor Belt
PT Softex Indonesia PT Softex memproduksi berbagai macam produk yakni, tisu, pembalut, dll. Produk yang diproduksi PT Softex juga bermanfaat bagi karyawan setempat. Contoh manfaat tisu bagi karyawan yakni dapat membantu karyawan untuk menghilangkan debu-debu yang menempel di kulit. PT Softex didirikan pada tanggal 15 Oktober 1976.
PT CAP Yang didirikan pada tahun 1997.
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Adityo Kristy Mugiraharjo
Terdapat juga beberapa Plant di area PT Gajah Tunggal Tbk. antara lain adalah sebagai berikut.
Plant A Tempat memproduksi ban mobil (bias). Terdapat sekitar 2500 gudang. Dan memproduksi ban mobil bias yang beragam ukuran, yakni mulai dari ukuran 8 inchi-25 inchi.
Plant B Tempat memproduksi ban motor. Terdapat gudang kurang lebih 3000 buah.
Plant C Tempat memproduksi ban dalam motor. Terdapat sebanyak 3500 buah gudang.
Plant D Merupakan tempat diproduksinya ban radial.
Plant E Merupakan tempat reclaim rubber, yakni ban-ban scrub yang didaur ulang. Berikut ini adalah sejarah singkat berdirinya Gajah Tunggal Plant E :
Tahun 1990 Berdiri PT. Cakra Senamandiri dengan produk Reclaimed Rubber
Tahun 1993 PT. Cakra Senamandiri di akuisisi oleh PT. Gajah Tunggal Tbk.(dengan nama Plant E)
Tahun 1995 Memproduksi Crumb Rubber. Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Adityo Kristy Mugiraharjo
Tahun 2007 Produksi Rim Band pindah dari PT IRI Plant V ke Plant E.
Tahun 2007 Produksi Flap pindah dari Plant A & B ke Plant E.
Tahun 2008 Mulai implementasi Quality System ISO/TS 16949.
Tahun 2009 Produksi O-ring pindah dari Dept QA/Lab ke Plant E.
4.2 Pengumpulan Data PT Gajah Tunggal Plant E memproduksi Flap secara kontinyu dengan pembagian 3 shift kerja setiap harinya. Alur proses produksi pembuatan Flap sendiri adalah sebagai berikut : compound d
Open Mill 1
Open Mill 2
Extruder
Cooling Conveyor
Booking
Gambar 4.1 Aliran Proses Produksi Green Flap Mesin extruder merupakan obyek penelitian dimana mesin ini terletak pada proses ketiga. Adapun proses pertama adalah karet mentah atau sintetic yang sudah di mengalami proses – proses sehingga siap pakai ( compound ) digiling dan dicampur dengan pada mesin open mill 1 dan 2 oleh operator yang kemudian didistribusikan menggunakan conveyor transfer ke mesin extruder. Setelah itu compound yang telah masuk kedalam extruder di extrusi sehingga menghasilkan Green Flap yang kemudian didinginkan dengan cara masuk ke dalam cooling conveyor, dan terakhir melalui proses booking. Penulis telah mengumpulkan data yang diperoleh guna mendukung penelitian ini, antara lain : 1. Data hasil produksi bagus ( Good Production ) 2. Data waktu kerja yang tidak terpakai ( Loss Time ) yang meliputi : Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Adityo Kristy Mugiraharjo -
Perawatan ( Maintenance )
-
Managemen Test ( Test & Trials )
-
Ganti Material ( Set Up )
-
Mesin Mati ( Breakdown )
-
Menunggu ( Speed Loss )
-
Produk tidak bagus ( Quality Loss )
3. Data waktu yang diperlukan untuk membuat satu produk bagus ( Cycle Time ). -
Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang dikonversikan kedalam satuan menit, yaitu jumlah output dikalikan dengan cycle time. Tabel 4.1 Data Kerja
Ada berbagai macam cara untuk dapat menghitung efesiensi suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimilik termasuk peralatan,
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Adityo Kristy Mugiraharjo
pekerja dan kemampuan untuk memuaskan konsumen dalam hal pengiriman yang sesuai dengan spesifikasi kualiatas menurut konsumen. 4.3 Perhitungan OEE OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah salah satu alat untuk mengukur performance sebaik apa pabrik atau organisasi relatif yang berhubungan dengan availability dari proses produktivitas dan kualitas dalam memenuhi kapasitas design selama periode waktu yang dijadwalkan untuk produksi. Tabel 4.2 Perhitungan Loading Time Tahun
Bulan
Available Time (mnt)
Planned Downtime (mnt)
Loading time (mnt)
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
44640 41760 44640 43200 44640 43200 44640 44640 43200 44640 43200 44640
2,101 1,678 1,742 8,715 2,056 1,878 1,896 2,244 2,578 2,319 2,204 2,197
42539 40082 42898 34485 42584 41322 42744 42396 40622 42321 40996 42443
Availability adalah indikator yang menunjukkan kehandalan mesin, berapa lama waktu downtime mesin dan lama waktu untuk set up dan adjustment. Nilai loading time diperoleh dari Available time – down time. Available time merupakan waktu yang tersedia tiap bulannya, sedangkan downtime merupakan waktu dimana mesin tidak mampu beroperasi sebagaimana mestinya.
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Adityo Kristy Mugiraharjo Tabel 4.3 Data Total Downtime Tahun
Bulan
Maintenace (mnt)
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
396 285 222 472 380 390 285 889 850 698 666 756
Test & Trials (mnt) 496 450 525 623 496 445 624 323 742 489 476 459
Set up (mnt) 1209 943 995 7620 1180 1043 987 1032 986 1132 1062 982
Breakdown (mnt) 11027 9464 7620 6320 7230 6280 6817 7038 7843 6111 5761 6878
Speed loss (mnt) 1200 1205 1278 1100 1199 923 988 1302 1407 913 1197 1033
Total downtime (mnt) 14328 12347 10640 16135 10485 9081 9701 10584 11828 9343 9162 10108
Perhitungan Availability Ratio (AV) pada bulan Januari 2012 adalah sbb :
Perhitungan Availability Ratio untuk bulan Januari 2012 – Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.4 seperti di bawah ini :
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Adityo Kristy Mugiraharjo
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Availability Ratio
Performance Ratio adalah indikator seberapa mampu equipment bekerja pada kecepatan standardnya. Perhitungan untuk Performance Ratio adalah sebagai berikut :
Cycle Time = 0.125 mnt/pc
Maka, untuk nilai Performance Ratio untuk bulan Januari 2012 adalah :
Dengan cara yang sama seperti perhitungan bulan Januari, nilai performance Ratio untuk bulan Januari 2012-Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.5 seperti berikut :
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Adityo Kristy Mugiraharjo Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Performance Ratio
Quality Ratio adalah inidikator untuk seberapa banyak scrap atau rework pada sebuah proses. Perhitungan untuk Quality adalah sebagai berikut :
Perhitungan nilai Quality Ratio untuk bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan bulan januari, dengan cara yang sama nilai Quality Ratio untuk bulan Januari – Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.6 seperti berikut ini :
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Adityo Kristy Mugiraharjo
Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Quality ratio
Setelah mendapatkan perhitungan AR, PR dan QR, maka perhitungan untuk OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah sebagai berikut :
OEE (%) = AR (%) x PR (%) x PR (%)
Keseluruhan nilai OEE disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Adityo Kristy Mugiraharjo
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai OEE
Dalam hal ini OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah matrik efektif tidaknya suatu operasi produksi dijalankan. Hasil dinyatakan dalam bentuk yang bersifat umum sehingga memungkinkan benchmarking. OEE juga biasanya digunakan sebagai key performance indikator (KPI) dalam implementasi TPM (Total Preventive Maintenance). OEE yang ditargetkan perusahaan adalah 75 % , yang dimana telah di hitung di atas bahwa dengan rekapan data hasil produksi dan semua indikator loss maka didapat OEE sebesar 69 %. Sedangkan nilai standar JIPM untuk OEE sendiri adalah 85%. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa masih buruknya manajemen pemeliharaan yang berakibat kepada rendahnya tingkat efektifitas peralatan atau mesin yang mampu membuat rendahnya produktivitas. Dalam hal ini usulan terhadap perusahaan akan perbaikan manajemen pemeliharaan yang baru rasanya cukup relevan dan TPM bisa dijadikan sebagai referensi perbaikan manajemen.
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Adityo Kristy Mugiraharjo
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Adityo Kristy Mugiraharjo
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai efektifitas digambarkan dalam bentuk diagram sebab akibat seperti pada gambar di bawah ini :
Universitas Mercu Buana 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/