perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memaparkan keseluruhan proses pengumpulan data dan pengolahan data, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa teknik analisis dan data kuesioner.
4.1
Penemuan dan Pengumpulan Kansei Word Pada penelitian ini digunakan metode kansei engineering tipe II. Pada KE
tipe II langkah pertama yang dilakukan adalah memilih domain produk. Domain produk yang dipilih adalah interior city car dimana penelitian difokuskan kepada desain interior khususnya kursi mobil. Kursi mobil ini dipilih karena perannya yang penting mengikuti konsep interior mobil yang dapat dinilai berdasar preferensi pengemudi serta fungsionalitas dan kenyamanannya sebagai kursi mobil (Santos dkk., 2012). Hal tersebut dilakukan demi memperoleh desain tepat guna yang mewakili perasaan, psikologi dan keinginan pelanggan. Setelah menentukan domain produk, langkah selanjutnya adalah menetukan kata-kata kansei (kansei words) yang akan digunakan responden untuk mewakili perasaan dan emosi terhadap produk. Kumpulan kansei word yang diperoleh dari jurnal, dan buku yang memiliki tema berkaitan dengan car seats/ kursi mobil pada Lampiran.1 dipilih dan diverifikasi agar mempermudah pengemudi menilai kesan sesuai preferensinya. Hal ini dilakukan karena terdapat kata-kata yang memiliki padanan atau arti serupa juga terdapat kata-kata yang dirasa belum dapat mewakili persepsi pengemudi melalui citra suatu gambar. Selain itu, kata-kata yang dirasa sulit dipahami bila hanya melihat melaui citra suatu gambar dihilangkan, hal ini dikarenakan kata-kata yang diambil bersumber dari penelitian kursi mobil lain ada yang menggunakan metode pengambilan data dengan cara mencoba produk secara langsung. Oleh karena itu dilakukan verifikasi dan dipilh yang memungkinkan untuk digunakan. Dari verifikasi tersebut diperoleh empat belas pasang kansei word yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 commit to user
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Pasangan Kansei Word Terpilih
Lembut Fungsional Berkualitas Mahal Awet Sandaran yang Baik Bersih Kering Luas Menarik Mudah Dibersihkan Maskulin Ergonomis Unik
Tidak Lembut Tidak Fungsional Tidak Berkualitas Murah Tidak Awet Sandaran yang Tidak Baik Tidak Bersih Basah Sempit Tidak Menarik Susah Dibersihkan Feminin Tidak Ergonomis Simpel
Kata-kata yang telah diverifikasi telah cukup untuk mewakili penilaian responden. Kata lembut berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat lembut atau tidak (kaku) terlihat dari dudukan, maupun sandaran kepala dan sandaran punggung. Kata fungsional berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat fungsional atau tidak terlihat dari fitur yang dimiliki. Kata berkualitas berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat berkualitas atau tidak terlihat dari keseluruhan desain. Kata mahal tinggi berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat mahal atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan dan bahan. Kata awet berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat awet atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan dan bahan. Kata sandaran yang baik berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat sandaran yang baik atau tidak terlihat dari sandaran yang digunakan. Kata bersih berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat bersih atau tidak terlihat dari bahan yang digunakan. Kata kering berarti merepresentasikan apakah kering tersebut terlihat bersih atau tidak terlihat dari bahan yang digunakan. Kata luas berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat luas atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan terutama kombinasi antara sandaran dengan dudukan. Kata menarik berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat menarik atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan. Kata maskulin berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat maskulin commit to atau user tidak terlihat dari bahan kesan
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keseluruhan. Kata ergonomis berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat ergonomis atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan. Kata unik berarti merepresentasikan apakah desain tersebut terlihat unik atau tidak terlihat dari kesan keseluruhan. Penilaian dan responden nantinya beragam terutama kata yang memiliki kesan menyeluruh akan menunjukan fokus penelitian yang berbeda yang akan menentukan spesifikasi nantinya.
4.2
Penentuan Desain Awal Penentuan desain awal dilakukan dengan cara melakukan observasi
lapangan dan pencarian informasi dari website resmi masing-masing ATPM di Indonesia. Adapaun observasi lapangan yang dilakukan antara lain di beberapa dealer mobil di kawasan Surakarta yakni Honda, Daihatsu, Toyota, Hyundai, Suzuki, Mitsubishi, Nissan, dan Datsun (anak perusahaan Nissan). Tempat-tempat tersebut dipilih karena merupakan produsen mobil (termasuk city car) yang produknya banyak beredar di pasaran. Tabel 4.2 Data Produksi Mobil Berdasarkan Merek
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BRAND TOYOTA DAIHATSU MITSUBISHI SUZUKI HONDA NISSAN ISUZU HINO MERCEDES BENZ HYUNDAI
2005 UNIT 169.178 48.729 86.277 103.830 39.597 10.759 24.558 7.229 2.229 4.646
% 33,8% 9,7% 17,2% 20,7% 7,9% 2,1% 4,9% 1,4% 0,4% 0,9%
2006 UNIT 122.228 33.065 41.982 51.878 21.878 3.376 15.214 3.231 454 1.136
% 41,3% 11,2% 14,2% 17,5% 7,1% 1,1% 5,1% 1,1% 0,2% 0,4%
2007 UNIT 172.436 50.369 48.161 60.013 29.465 18.518 17.534 8.192 1.305 3.074
% 41,9% 12,2% 11,7% 14,6% 7,2% 4,5% 4,3% 2,0% 0,3% 0,7%
2008 UNIT 226.001 76.244 77.906 98.314 43.672 30.310 24.450 14.350 2.802 2.923
% 37,6% 12,7% 13,0% 16,4% 7,3% 5,0% 4,1% 2,4% 0,5% 0,5%
2009 UNIT 198.048 77.053 53.713 49.747 34.461 20.019 14.838 11.635 2.410 1.053
% 42,6% 16,6% 11,6% 10,7% 7,4% 4,3% 3,2% 2,5% 0,5% 0,2%
2010 UNIT 265.152 117.969 89.158 83.204 53.566 37.684 22.811 22.237 4.133 2.663
% 37,7% 16,8% 12,7% 11,8% 7,6% 5,4% 3,2% 3,2% 0,6% 0,4%
Sumber : Gaikindo.or.id
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui variasi dari desain yang digunakan pada masing-masing mobil. Dari kumpulan desain pasaran kursi mobil city car dipilih beberapa desain yang dianggap mewakili keseluruhan desain berdasarkan item yang dimiliki pada masing-masing kursi mobil untuk digunakan dalam kuesioner. Desain terpilih berjumlah 5 dengan rincian produk yang populer dan spesifikasi yang dianggap mempunyai nilai lebih dan keunikan dibanding yang lain. Beberapa desain yang terpilih antara lain: commit to user
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Desain Pasaran Kursi City Car Terpilih
Desain
Brand Toyota Agya
Nissan March
Honda Brio
Kia Picanto
Daihatsu Sirion
Menurut tabel 4.2 dipilih lima desain berdasarkan mobil dengan produksi terbanyak dan dengan pertimbangan keunikan atau kelengkapan berdasarkan spesifikasi yang melekat. Dari kelima jenis, desain Suzuki (Wagon R) kesamaan spesifikasi dengan Toyota (Agya) dengan rincian spesifikasi fitur standar, sandaran dan dudukan standar, headrest sambung serta bahan kombinasi woven dan beludru untuk itu dipilih Toyota (Agya) untuk mewakili spesifikasi tersebut. Sedangkan desain Mitsubishi (Mirage) memiliki kesamaan spesifikasi dengan Nissan (March) yang berada diperingkat 6 dengan rincian spesifikasi fitur pengungkit, sandaran berkontur, dudukan standar, headrest terpisah, namun dipilih desain Nissan dengan pertimbangan adanya spesifikasi armrest pada kursi commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mobil meskipun produsen lain tidak menggunakannya. Ditambahkan pula kursi mobil Kia (Picanto) yang memiliki desain berbeda terutama dudukan yang berkontur dibanding produk lain dengan tujuan menambah variasi produk yang dapat dinilai. Sedangkan yang menduduki peringkat lain dipilih Honda (brio) dengan spesifikasi headrest tersambung dan sandaran berkonturnya, dan Daihatsu (Sirion) dengan fitur pengungkitnya. Lima desain pada tabel 4.3 digunakan agar tidak membebani responden untuk menilai dalam kuesioner.
4.3
Penentuan Skala Semantic Differential I Penentuan skala semantic differential merupakan langkah lanjutan setelah
menentukan kansei word adalah menentukan semantic differential. Pada tahap semantic differential ini, responden diminta untuk memberi tanda checklist pada skala disetiap kansei word yang disediakan sesuai dengan perasaan dan citra pengemudi terhadap kursi mobil. Penelitian ini menggunakan 5 skala semantic differential, hal ini dipilih karena skala tersebut cukup mewakili dan tidak membebani responden untuk memilih pilihan yang justru akan mengurangi keakuratan data. (Nagamachi, 2011). Contoh dari skala semantic differential dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Skala Semantic Differential
Lembut Fungsional
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
Tidak lembut Tidak Fungional
Penjelasan dari skala : Skala 1 = apabila kata disebelah kiri skala sangat sesuai dengan perasaan dan citra responden terhadap desain kursi mobil Skala 2 = apabila kata disebelah kiri skala sesuai dengan perasaan dan citra responden terhadap meja dan desain kursi mobil Skala 3 = apabila kata disebelah kiri maupun sebelah kanan sesuai (netral) dengan perasaan dan citra responden terhadap desain kursi mobil Skala 4 = apabila kata disebelah kanan skala sesuai dengan perasaan dan citra responden terhadap desain kursi mobil Skala 5= apabila kata disebelah kanan skala sangat sesuai dengan perasaan commit user dan citra responden terhadap desain kursi to mobil
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
4.4
digilib.uns.ac.id
Pembuatan Kuesioner I Setelah menentukan semantic differential yang terdiri atas 5 skala, langkah
selanjutnya adalah membuat kuisioner yang pertama. Kuisioner tersebut berisi skala semantic differential beserta kansei word yang sudah terpilih, kemudian responden diminta untuk memilih (memberi checklist) salah satu skala pada kansei word tersebut sesuai dengan perasaan dan citra mereka. Masing-masing kuesioner diberikan desain pasaran kursi mobil city car yang berbeda seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan responden bisa lebih mengembangkan perasaan dan citra mereka, selain itu nantinya dapat diketahui beragam citra yang diperoleh dari desain yang ada. Kuisioner tersebut dibagikan kepada pengemudi city car karena mereka yang dapat paling dianggap mewakili preferensi. Oleh karena itu, agar sampel yang digunakan dapat mewakili tujuan pengambilan data, dipilihlah teknik sampling purposive sampling (Dever dan Frankel, 2000). Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel secara nonprobability yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel orang-orang yang terpilih menurut ciriciri spesifik dan karakteristik tertentu (Djarwanto,1998). Menurut Roscoe dalam Sekaran (2006), memberikan pedoman pemilihan sampel sebaiknya ukuran sampel diantara 30 hingga 500, dan bila analisis yang digunakan menggunakan analisis multivariat maka ukuran sampel 5 hingga 10 kali variabel yang digunakan. Untuk itu dipilih 70 responden berdasarkan 14 variabel dengan purposive sampling pada pengemudi city car agar tepat sasaran dan dipilih yang dapat dihubungi/ ditemui karena penelitian dilakukan berulang dengan memberikan kuesioner kedua.
4.5
Uji Validitas dan Realibilitas Sebelum memasuki langkah-langkah berikutnya, terlebih dahulu kuesioner
dilakukan uji validitas berdasarkan hasil jawaban responden. Jumlah responden yang terlibat adalah sebanyak 70 orang sehingga dengan taraf signifikansi 5% nilai tabel R adalah 0,192 dan 0,23 untuk taraf signifikansi commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10%. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS yaitu korelasi Pearson yang berada di tabel bivariate correlation. Dari hasil uji yang dilakukan, didapat bahwa nilai pada tabel korelasi lebih besar dari nilai pada tabel R untuk seluruh variabel kansei word di masing-masing desain seperti pada Lampiran 2 hingga Lampiran 6. Selain hasil dari Corelation, tanda lain yang dapat dilihat adalah tanda flag (*) di mana tanda satu buah flag (*) menunjukkan bahwa indikator tersebut signifikan pada taraf 5% dan tanda dua buah flag (**) menunjukkan bahwa indikator tersebut valid pada taraf 1%, dan hasil menunjukkan bahwa semua total skor pada variabel terdapat tanda flag. Dari melihat nilai total skor dan tanda flag tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua variabel pada kuisioner lima jenis desain kursi mobil city car dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Karena dari ke 14 variabel dari masing-masing desain dinyatakan valid, maka semua desain (lima desain) dilakukan uji reliabilitas. Parameter reliabel dari kuesioner ditentukan oleh nilai tabel R seperti halnya uji validitas dimana dalam uji ini nilai tersebut akan dibandingkan dengan cronbach alpha hasil uji reliabilitas. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha .906 .920 .955 .915 .923
Desain Desain 1 Desain 2 Desain 3 Desain 4 Desain 5
Dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s Alpha sangat tinggi mendekati satu sementara nilai tabel R hanya berada pada 0,19 dan 0,23. Karena itu dapat disimpulkan bahwa kuisioner tersebut reliabel yaitu menunjukkan adanya konsistensi jika digunakan berkali-kali.
4.6
Analisis Faktor
Setelah dinyatakan valid dan reliabel, maka dilakukan analisis faktor untuk commit to user mereduksi faktor yang berupa kesan emosional untuk mengetahui faktor yang
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadi perhatian responden terhadap masing-masing desain. Pertama kali yang dilakukan yaitu memenuhi syarat agar analisis faktor ini dapat dilanjutkan yaitu dengan melakukan uji KMO dan Bartletst’s Test of Sphericity dan juga Measures of Sampling Adequacy (MSA). Nilai KMO dan Bartletst’s Test of Sphericity mengindikasikan apakah korelasi variabel-variabel yang diuji dapat dijelaskan dengan variabel lain serta apakah korelasi tersebut dapat dikatakan cukup. Hasil dari KMO dan Bartletst’s Test of Sphericity adalah sebagai berikut Tabel 4.6 Hasil Uji KMO and Barlett’s Test of Sphericity Desain Pertama
Desain Pertama
Desain Kedua
Desain Ketiga
Desain Keempat
Desain Kelima
Kaiser-Meyer-Olkin Measure Bartlett's Test of Approx. Sphericity ChiSquare df Sig. Kaiser-Meyer-Olkin Measure Bartlett's Test of Approx. Sphericity ChiSquare df Sig. Kaiser-Meyer-Olkin Measure Bartlett's Test of Approx. Sphericity ChiSquare df Sig. Kaiser-Meyer-Olkin Measure Bartlett's Test of Approx. Sphericity ChiSquare df Sig. Kaiser-Meyer-Olkin Measure Bartlett's Test of Approx. Sphericity ChiSquare df Sig.
.833 543.106
91 .000 .841 626.907
91 .000 .927 842.983
91 .000 .851 603.439
91 .000 .889 648.066
91 .000
Indikator apakah analisis ini dapat dilanjutkan adalah ketika nilai KMO lebih dari 0,5 dan nilai Barlett’s Test of Sphericity adalah kurang dari 0,05. Dapat dilihat dari kelima desain bahwa nilai KMO semuanya lebih dari 0,5 dan nilai Barlett’s Test of Sphericity adalah 0,000 atau kurang dari 0,05. Sehingga dapat commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikatakan bahwa korelasi dari variabel-variabel yang diuji dapat dijelaskan oleh variabel lain dan korelasi tersebut cukup. Kemudian selain dilakukan analisis pada nilai KMO dan Barlett’s Test of Sphericity, untuk melakukan analisis faktor variabel harus memenuhi syarat Measures of Sampling Adequacy (MSA). Hasil dari pengukuran ini disajikan pada Lampiran 17 hingga Lampiran 21, dimana dapat dilihat bahwa nilai diagonal (atau yang bertanda) untuk masing-masing desain harus melebihi 0,5. Kalaupun ada yang kurang dari 0,5 jumlahnya tidak boleh lebih dari satu. Dan dari hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS didapat bahwa untuk MSA dari kelima desain dinyatakan bahwa variabelnya layak untuk dilakukan analisis faktor. Analisis Faktor dilakukan dengan menggunakan SPSS dimana hasil dari analisis ini adalah mengetahui faktor apa saja yang menjadi perhatian responden ketika melihat desain kursi mobil city car yang disajikan. Berikut ini hasil dari analisis faktor yang dilakukan untuk semua desain Tabel 4.7 Total Varian Explained Desain Pertama
Component 1 2 3
Total Variance Explained Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared % of Cumulative % of Cumulative Total Total Variance % Variance % 6.485 46.322 46.322 6.485 46.322 46.322 1.526 10.902 57.224 1.526 10.902 57.224 1.235 8.824 66.048 1.235 8.824 66.048
Rotation Sums of Squared % of Cumulative Total Variance % 3.972 28.372 28.372 2.906 20.756 49.129 2.369 16.919 66.048
Tabel 4.7 menunjukkan contoh salah satu perhitungan Total Varian Explained yang menampilkan jumlah faktor yang terbentuk untuk setiap desain. Pada kolom Extraction Sums of Squared Loadings dan Rotation Sums of Squared Loadings terdapat total nilai yang lebih dari 1 sebanyak 3 faktor untuk desain pertama, 2 faktor untuk desain kedua, 1 faktor untuk desain ketiga, 3 faktor untuk desain keempat, dan 3 faktor untuk desain kelima. Dalam menentukan pengelompokkan faktor dilakukan rotation component matrix. Hasil dari dilakukan rotation component matrix ini adalah sebagai berikut.
commit to user
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8 Rotation Component Matrix Desain Pertama
1 Awet Berkualitas Sandaran Lembut Murah Fungsional Tidak Mudah Kotor Mudah Dibersihkan Luas Kering Maskulin Unik Nyaman Menarik
Component 2 .776 .362 .763 .079 .736 .225 .716 .237 .692 .018 .652 .392 .627 .612 .323 .764 .129 .697 .430 .680 .059 .644 .126 -.035 .175 .362 .283 .232
3 .047 .400 .151 .231 .522 .160 -.101 .132 .176 .065 .506 .839 .713 .549
Tabel tersebut menunjukkan bahwa pengelompokkan faktor diwakili oleh variabel-variabel yang memiliki nilai tertinggi pada tiap kolomnya, dan diikuti oleh kolom yang berikutnya. Secara berturut-turut kansei word yang diperoleh dari masing-masing desain 1 hingga 5 antara lain awet, mudah dibersihkan, unik; awet, kering; tidak mudah kotor, unik, lembut; kering, fungsional, unik.
4.7
Pengumpulan Item dan Kategori Produk Setelah melakukan analisis faktor, langkah selanjutnya adalah memecah
desain produk ke elemen yang lebih kecil. Dalam kansei engineering, elemenelemen ini disebut item dan kategori. Item mengacu pada karakteristik tertentu dalam desain produk, sedangkan kategori mengacu pada kelompok kecil disetiap item. Item dan kategori produk merupakan langkah awal dalam pembuatan kuisioner yang kedua. Tujuan dari pengelompokan item dan kategori adalah untuk menjaga perspektif sudut pandang konsumen terhadap desain produk, jika membuat klasifikasi hanya dari sudut pandang desainer maka desain produk kurang dapat memenuhi keinginan konsumen, dalam pengklasifikasian item dan kategori ini konsumen akan mengambil pandangan global untuk menentukan elemen pada desain produk.
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Item ditentukan berdasarkan elemen yang ada pada produk. Untuk produk kursi mobil antara lain sandaran kepala, sandaran punggung, dudukan, bahan, corak bahan, dan fitur. Sedangkan kategori untuk memperinci item antara lain sebagai berikut: Sandaran Kepala (Headrest)
: Terpisah, Tersambung
Sandaran Punggung
: Berlekuk, Berkontur
Dudukan
: Berlekuk, Berkontur
Bahan
: Oscar, Beludru, Woven Polyester, Kombinasi
Motif
: Polos, Lebih dari 1 Warna, Bercorak, Kombinasi
Fitur
: Standar, Standar + Pengungkit, Standar + Armrest, Kombinasi
Setelah menentukan item dan kategori, langkah selanjutnya adalah membuat rancangan desain kursi mobil. Penentuan jumlah rancangan kursi mobil dilakukan dengan orthogonal array (OA) yang diproses menggunakan software SPSS 20.0 dan didapatkan 16 desain produk agar tidak menjadikan beban bagi responden dalam mengisi kuisioner. Karena itu digunakan Orthogonal array sehingga bisa mereduksi desain produk yang akan dibuat namun cukup mewakili kombinasi desain. Hasil kombinasi yang diperoleh dari orthogonal array untuk desain kuesioner kedua terlihat pada tabel 4.9.
commit to user
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Hasil Orthogonal Array No
Sandaran Kepala
1
Tersambung
2
Tersambung
3
Tersambung
4
Tersambung
5
Terpisah
6
Terpisah
7
Tersambung
8 9
4.8
Sandaran Punggung Berkontur/ Berlekuk Standar Berkontur/ Berlekuk Berkontur/ Berlekuk Standar Berkontur/ Berlekuk Standar
Berkontur/ Berlekuk Berkontur/ Tersambung Berlekuk Terpisah
Dudukan
Bahan Jok Pola Warna
Berkontur/ Oscar Berlekuk Standar Kombinasi
Fitur
Bercorak
Kombinasi
Bercorak
Pengungkit
Oscar
Kombinasi
Handrest
Beludru
Polos
Standar
Kombinasi
Kombinasi
Bercorak
Standar
Berkontur/ Berlekuk
Beludru Woven Polyester Woven Polyester
Lebih dari 1 warna
Kombinasi
Standar
Kombinasi
Polos
Kombinasi
Standar
Beludru
Standar Berkontur/ Berlekuk Standar Standar
Berkontur/ Kombinasi Berlekuk Berkontur/ Berkontur/ Woven Berlekuk Berlekuk Polyester
10
Tersambung
Standar
11
Terpisah
12
Terpisah
Standar
Standar
13
Tersambung
Standar
Standar
14
Terpisah
15
Terpisah
16
Terpisah
Lebih dari 1 Pengungkit warna Kombinasi
Standar
Kombinasi
Pengungkit
Oscar
Lebih dari 1 warna
Standar
Woven Polyester
Polos
Handrest
Berkontur/ Berkontur/ Lebih dari 1 Kombinasi Handrest Berlekuk Berlekuk warna Berkontur/ Standar Beludru Bercorak Handrest Berlekuk Berkontur/ Standar Oscar Polos Pengungkit Berlekuk
Pembuatan Kuesioner II Didalam kuisioner II ini responden diminta kembali untuk menilai beberapa
desain baru hasil kombinasi orthogonal array, dengan kansei word yang telah direduksi menjadi faktor utama. Form kuesioner yang digunakan terdapat pada Lampiran halaman L-24. Pengambilan data kuesioner II ditujukan kepada responden yang sama pada saat kuesioner I dengan cara mengisi checklist kuesioner semantic differential, hal ini ditujukan agar data merupakan data yang benar-benar mewakili preferensi responden karena pengambilan data dilakukan secara berkelanjutan. commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Pasangan Kansei Word Kuesioner II
Kering Fungsional Unik
Basah Tidak Fungsional Simpel
Pasangan kansei word yang digunakan dalam kuesioner II menggunakan salah satu hasil analisis faktor yang telah dilakukan pada tiap-tiap desain yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena masing-masing faktor yang terbentuk berbeda-beda
dan
memiliki
variabel
laten
yang
dimungkinkan
dapat
mempengaruhi faktor lain. Oleh karena itu dipilih pasangan kansei word pada desain 5 dengan pertimbangan bahwa desain tersebut merupakan desain terfavorit seperti dalam tabel 4.11. Selain itu pada desain 5 juga menunjukkan nilai yang tinggi atau memiliki nilai korelasi tertinggi dibandingkan dengan hasil pada desain lain. Dari kansei word yang diperoleh nantinya tiap kata akan melekat pada suatu spesifikasi yang berkorelasi kuat dengannya. Sepertihalnya kansei word kering akan berhubungan dengan bahan jok, kansei word fungsional akan berhubungan dengan fitur, dan kansei word unik akan berhubungan dengan pola warna. Tabel 4.11 Peringkat Desain Menurut Responden Desain 1 Desain 2 Desain 3 Desain 4 Desain 5
4.9
Terpilih Peringkat 1 Total Persentase 6 8.57% 12 17.14% 20 28.57% 8 11.43% 24 34.29%
Terpilih Peringkat 2 Total Persentase 7 10.00% 19 27.14% 18 25.71% 14 20.00% 12 17.14%
Terpilih Peringkat 3 Total Persentase 15 21.43% 22 31.43% 11 15.71% 15 21.43% 7 10.00%
Terpilih Peringkat 4 Total Persentase 20 28.57% 12 17.14% 11 15.71% 18 25.71% 9 12.86%
Terpilih Peringkat 5 Total Persentase 22 31.43% 5 7.14% 10 14.29% 15 21.43% 18 25.71%
Penentuan Nilai Kepentingan Item dan Utilitas Kategori Setelah data preferensi responden terhadap desain kursi mobil pada
kuesioner II terkumpul, langkah selanjutnya adalah melihat nilai kepentingan dan utilitas untuk item dan kategori menggunakan analisis conjoint. Pengolahan data analisis conjoint dilakukan dengan menggunakan software SPSS demi memperoleh hubungan antara preferensi responden dengan desain yang ditawarkan. Pengolahan data berdasarkan data kansei word yang telah dilakukan analisis faktor dengan kombinasi spesifikasi kursi mobil. Berikut merupakan hasil pengolahan data preferensi responden terhadap desain kursi mobil berdasarkan kansei word terpilih. commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Kansei word Kering Nilai Pearson’s R untuk kansei word kering adalah 0.964 dan nilai
signifikansinya sebesar 0.000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga data layak untuk dianalisis lebih lanjut. Tabel 4.12 Hasil Analisis Conjoint Kansei Word Kering Value Sig.
Pearson's R
Utility Std. Error Estimate
Important Values Sandaran Kepala
11.442
Sandaran Punggung
10.198
Dudukan
9.572
Bahan Jok
24.020
Pola Warna
23.226
Fitur
21.542
0.964 0.000
Tersambung Terpisah Berkontur/ Berlekuk Standar Berkontur/ Berlekuk Standar Beludru Oscar Woven Polyester Kombinasi Polos Lebih dari 1 warna Bercorak Kombinasi Standar Pengungkit Handrest Kombinasi
-0.025 0.025 0.027 -0.027 -0.038 0.038 0.050 -0.125 0.107 -0.032 0.004 0.089 -0.161 0.068 0.036 -0.025 -0.079 0.068
0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042 0.042
Nilai atau utility estimate setiap kategori yang bernilai positif menujukkan kategori yang lebih disukai. Output kategori yang diperoleh dari kansei word kreing antara lain sandaran kepala terpisah, sandaran punggung berkontur/ berlekuk, dudukan standar, bahan jok woven polyester, pola warna lebih dari 1 warna, dan fitur kombinasi. Important value digunakan untuk mengetahui nilai kepentingan dari setiap item terhadap pemilihan kansei word. Berdasarkan tabel tersebut, item yang paling berpengaruh terhadap pemilihan kansei word kering adalah bahan jok dengan persentase sebesar 24.020%.
commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Kansei word Fungsional Nilai Pearson’s R untuk kansei word fungsional adalah 0.769 dan nilai
signifikansinya sebesar 0.000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga data layak untuk dianalisis lebih lanjut. Tabel 4.13 Hasil Analisis Conjoint Kansei Word Fungsional Utility Std. Error Estimate
Important Values
Value Sig.
Sandaran Kepala
11.35
Sandaran Punggung
7.87
Dudukan
10.656
Bahan Jok
22.591
Pola Warna
23.754
Fitur
23.779
Pearson's R 0.769 0.000
Tersambung Terpisah Berkontur/ Berlekuk Standar Berkontur/ Berlekuk Standar Beludru Oscar Woven Polyester Kombinasi Polos Lebih dari 1 warna Bercorak Kombinasi Standar Pengungkit Handrest Kombinasi
-0.027 0.027 -0.034 0.034 -0.043 0.043 0.012 0.005 0.005 -0.023 -0.020 0.037 -0.023 0.005 -0.005 -0.048 -0.009 0.062
0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065
Nilai atau utility estimate setiap kategori yang bernilai positif menujukkan kategori yang lebih disukai. Output kategori yang diperoleh dari kansei word fungsional antara lain sandaran kepala terpisah, sandaran punggung standar, dudukan standar, bahan jok beludru, pola warna lebih dari 1 warna, dan fitur kombinasi. Important value digunakan untuk mengetahui nilai kepentingan dari setiap item terhadap pemilihan kansei word. Berdasarkan tabel tersebut, item yang paling berpengaruh terhadap pemilihan kansei word fungsional adalah fitur dengan persentase sebesar 23.779%.
3.
Kansei word Unik Nilai Pearson’s R untuk kansei word unik adalah 0.943 dan nilai
signifikansinya sebesar 0.000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat commit user sehingga data layak untuk dianalisis lebihto lanjut.
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.14 Hasil Analisis Conjoint Kansei Word Unik Value Sig.
Pearson's R
Utility Std. Error Estimate
Important Values Sandaran Kepala
10.317
Sandaran Punggung
8.022
Dudukan
9.630
Bahan Jok
23.565
Pola Warna
27.363
Fitur
21.103
0.943 0.000
Tersambung Terpisah Berkontur/ Berlekuk Standar Berkontur/ Berlekuk Standar Beludru Oscar Woven Polyester Kombinasi Polos Lebih dari 1 warna Bercorak Kombinasi Standar Pengungkit Handrest Kombinasi
0.013 -0.013 0.016 -0.016 -0.114 0.114 0.113 -0.109 0.041 -0.045 0.116 0.052 -0.095 -0.073 0.087 -0.070 -0.073 0.055
0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064 0.064
Nilai atau utility estimate setiap kategori yang bernilai positif menujukkan kategori yang lebih disukai. Output kategori yang diperoleh dari kansei word unik antara lain sandaran kepala tersambung, sandaran punggung berkontur/berlekuk, dudukan standar, bahan jok beludru, pola warna polos, dan fitur standar. Important value digunakan untuk mengetahui nilai kepentingan dari setiap item terhadap pemilihan kansei word. Berdasarkan tabel tersebut, item yang paling berpengaruh terhadap pemilihan kansei word unik adalah pola warna dengan persentase sebesar 27.343%. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh dari pengolahan data menurut analisis conjoint terbentuk kombinasi baru pilihan responden menurut nilai kepentingan tertinggi dan pilihan perancang berdasarkan mayoritas pilihan responden pada spesifikasi sandaran kepala, sandaran punggung dan dudukan. Kombinasi baru pilihan responden tertera pada tabel 4.15.
commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Desain Kombinasi Baru Pilihan Responden
No 1 2 3 4 5 6
Item Kategori Sandaran Kepala Terpisah Sandaran Punggung Berkontur/ Berlekuk Dudukan Standar Bahan Jok Woven Polyester Pola Warna Polos Fitur Kombinasi
4.10 Penentuan Dimensi dengan Penerapan Anthropometri Penentuan dimensi kursi mobil ini dilakukan dengan pendekatan anthropometry menggunaka data anthropometry orang Indonesia (Nurmianto, 1991). Dimensi yang digunakan ditujukan untuk seluruh populasi baik pria maupun wanita dengan memilih dimensi yang lebih sesuai, selain itu dilakukan penyesuaian dan penggunaan persentil
sesuai dengan tujuan digunakannya
dimensi tersebut. Tabel 4.16 Penggunaan Dimensi Anthropometry
No. 1
Data yang dibutuhkan Panjang pantat popliteal
Tujuan Untuk menentukan dimensi panjang alas duduk, sehingga pengemudi dapat duduk dan betisnya tidak terganggu.
2
Lebar panggul
Untuk menentukan dimensi lebar alas duduk, sehingga pengemudi dapat duduk dan tidak merasa sempit.
3
Tinggi popliteal
Untuk menentukan dimensi tinggi alas duduk, sehingga
kaki
pengguna
tidak
merasa
kesulitan menjangkau meski tanpa bantuan reclining. 4
Tinggi bahu duduk
Untuk menentukan dimensi tinggi sandaran punggung,
sehingga
pengemudi
bersandar dengan bahu yang ditopang.
commit to user
IV-17
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Penggunaan Dimensi Anthropometry (lanjutan)
5
Lebar bahu
Untuk menentukan dimensi lebar sandaran punggung,
sehingga
pengemudi
dapat
bersandar dan tidak merasa sempit. 6
Lebar kepala
Untuk menentukan dimensi lebar sandaran kepala,
sehingga
pengemudi
kepala
pengemudi dapat bersandar ketika diperlukan. 7
Tinggi tengkuk
Untuk menentukan dimensi tinggi sandaran kepala, sehingga kepala pengemudi dapat bersandar ketika diperlukan.
8
Lebar telapak tangan
Untuk menentukan dimensi panjang tuas, sehingga pengemudi dapat menarik tuas dengan mudah.
9
Tinggi siku
Untuk menentukan dimensi tinggi armrest, sehingga pengemudi sehingga pengemudi dapat menyandarkan tangan saat diperlukan.
10
Panjang lengan bawah
Untuk menentukan dimensi panjang armrest, sehingga pengemudi dapat menyandarkan tangan saat diperlukan.
Panjang pantat popliteal, merupakan dimensi yang diambil dari jarak pantat hingga lutut bagian dalam di saat posisi duduk. Lebar panggul, merupakan dimensi yang diambil dari jarak lebar panggul. Tinggi popliteal, merupakan dimensi yang diambil dari jarak alas kaki dengan lutut bagian dalam di saat posisi duduk. Tinggi bahu duduk, merupakan dimensi yang diambil dari jarak antara bahu dengan alas duduk di saat posisi duduk. Lebar bahu, merupakan dimensi yang diambil dari jarak antara kedua bahu. Lebar kepala, merupakan dimensi yang diambil dari jarak terluar dari lebar kepala. Tinggi tengkuk, merupakan dimensi yang diambil dari titik tertinggi kepala hingga leher. Lebar telapak tangan, , merupakan dimensi yang diambil dari lebar keempat jari tanpa ibu jari. Tinggi siku, merupakan dimensi yang diambil jarak antara siku dengan alas duduk. commitdari to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Panjang lengan bawah, merupakan dimensi yang diambil dari pergelangan tangan hingga siku.
4.10.1 Alas duduk Dimensi tubuh yang digunakan dalam penentuan dimensi alas duduk antara lain panjang, lebar, tebal dan tinggi dari alas duduk. 1.
Panjang alas duduk Panjang alas duduk menggunakan data anthropometry panjang pantat
popliteal. Persentil yang digunakan dalam dimensi ini adalah persentil 5 pada pria (Gordon dkk., 1989). Alasan digunakannya persentil 5 adalah menyesuaikan panjang untuk populasi kecil, sehingga bila seseorang memiliki panjang pantat popliteal yang lebih besar masih bisa duduk dengan nyaman. Dan ukuran yang sesuai untuk digunakan adalah dimensi pria, hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih pendek. Dimensi ini tidak dapat dibulatkan keatas karena penggunaan persentil kecil. Penentuan panjang alas duduk: PAD = panjang pantat popliteal (P5%) Dimana, PAD = panjang alas duduk Sehingga, PAD = panjang pantat popliteal (P5%) PAD = 40,5 cm
2.
Lebar alas duduk Sedangkan untuk lebar alas duduk menggunakan data anthropometry lebar
panggul. Persentil yang digunakan dalam dimensi ini adalah persentil 95 pada wanita (Chaffin dan Andersson, 1991). Untuk penggunaan persentil 95 menyesuaikan populasi besar sehingga untuk populasi kecil masih dapat menggunakan dengan nyaman. Dan ukuran yang sesuai untuk digunakan adalah dimensi wanita, hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih panjang. Untuk memudahkan dalam perancangan dimensi lebar alas duduk dibulatkan menjadi 40 cm.
commit to user
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penentuan lebar alas duduk: LAD= lebar panggul (P95%) Dimana, LAD= lebar alas duduk Sehingga, LAD= lebar panggul (P95%) LAD= 39.2 cm LAD≈ 40 cm
3.
Tinggi alas duduk Tinggi alas menggunakan data anthropometry tinggi popliteal Pada
penentuan tinggi alas duduk, dibutuhkan pertimbangan sudut segmen tubuh saat mengemudi (Rebiffe, 1969). Tinggi popliteal menggunakan persentil 5 pada wanita untuk menentukan tinggi dengan maksud, meskipun ukuran kecil tetap nyaman menggunakannya. Gambar 4.1 menyajikan gambaran dari segmen tubuh dan sudut yang direkomendasikan untuk terdapat pada tabel 4.17.
Gambar 4.1 Segmen tubuh saat mengemudi Sumber : (Rebife, 1969)
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17 Rekomendasi Sudut Segmen Tubuh Segmne Tubuh
Rekomendasi Sudut
A. Back
20-30
B. Trunk
95-120
C. Knee
95-135
D. Ankle
90-110
E. Upper Arm
10-45*
F. Elbow
80-90
Sumber : (Rebife, 1969)
Pada penentuan tinggi popliteal berdasarkan sudut segmen tubuh sebagai berikut. Penentuan tinggi alas duduk minimum: TAD= Tinggi Popliteal Cos (C-(B-A)) Dimana, TAD= tinggi alas duduk (kaki kursi) Sehingga, TAD= Tinggi Popliteal Cos (C-(B-A)) TAD= Tinggi Popliteal Cos (124-(104.45-25)) TAD= Tinggi Popliteal Cos (124-79,45) TAD= Tinggi Popliteal Cos 44,55 TAD= 33,7 x 0,712 TAD= 23,99 cm TAD≈ 24 cm Tinggi tersebut diperoleh dari penarikan ke garis normal panjang tinggi popliteal. Sehingga rekomendasi tinggi alas duduk adalah minimal 24 cm hingga maksimal 33,7 cm.
4.
Perancangan alas duduk Perancangan dilakukan dengan berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan dan beberapa penyesuaian. Sudut yang direkomendasikan untuk penyetelan alas duduk adalah 15° (Maertens, 1993) dan penempatan dimensi commit to user seperti pada gambar 4.2. Selain itu ditambahkan pula penyesuaian terhadap ruang
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
gerak dan pelebaran paha (Reed, 2000), sehingga alas duduk akan melebar pada ujungnya. Hasil dari penerjemahan desain terlihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4. Terlihat H-Point yang digunakan untuk membantu peletakan dimensi, yang merupakan titik referensi mendekati sendi pinggul dari persentil 50 tinggi dan badan pria (Reed, 2000).
Gambar 4.2 Gambar Rekomendasi Sudut Sumber: (Reed, 2000)
Gambar 4.3 Gambar 2D Alas Duduk
commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Gambar 3D Alas Duduk
4.10.2 Sandaran Punggung Dimensi tubuh yang digunakan dalam penentuan dimensi sandaran punggung antara lain tinggi sandaran dan lebar sandaran. 1.
Tinggi sandaran Panjang sandaran pungggung menggunakan data anthropometry panjang
tinggi bahu duduk. Sedangkan persentil yang digunakan dalam menetukan panjang sandaran adalah persentil 95 pada pria (Gordon dkk., 1989). Untuk memudahkan dalam perancangan dimensi panjang sandaran dibuat menjadi 63 cm. Panjang sandaran punggung mengunakan tinggi bahu duduk persentil 95 karena lebih panjang dari pada panjang bahu duduk wanita. Sehingga, panjang sandaran punggung kursi pengemudi dapat dipergunakan mayoritas populasi pengemudi. Penentuan tinggi sandaran: PSP= tinggi bahu duduk (P95%) Dimana, PSP= panjang sandaran punggung Sehingga, PSP= tinggi bahu duduk (P95%) PSP= 62.1 cm PSP≈ 63 cm commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Lebar sandaran Lebar sandaran menggunakan data anthropometry lebar bahu. Sedangkan
persentil yang digunakan adalah persentil 95 untuk menentukan dimensi (Schneider dkk., 1985). Untuk memudahkan dalam perancangan dimensi lebar sandaran dibuat menjandi 47 cm. Persentil 95 digunakan agar dapat mencakup mayoritas populasi pengemudi. Dan ukuran yang sesuai untuk digunakan adalah dimensi wanita, hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih panjang. Penentuan lebar sandaran: LSP= lebar bahu (P95%) Dimana, LSP= lebar sandaran punggung Sehingga, LSP= Lebar bahu (P95%) LSP= 46.6 cm LSP≈ 47 cm
3.
Perancangan sandaran punggung Perancangan dilakukan dengan berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan dan beberapa penyesuaian. Sudut yang direkomendasikan untuk penyetelan sandaran punggung adalah 25° (Reed, 2000) dan lumbar support ditambahkan untuk menunjang kenyamanan pengemudi seperti pada gambar 4.5. Hasil dari penerjemahan desain terlihat pada gambar 4.6 dan gambar 4.7.
Gambar 4.5 Gambar Penempatan Lumbar Support Sumber: (Schneider, 1985)
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.6 Gambar 2D Alas Duduk
Gambar 4.7 Gambar 3D Alas Duduk
4.10.3 Sandaran kepala Dimensi tubuh yang digunakan dalam penentuan dimensi sandaran kepala antara lain tinggi sandaran kepala dan lebar sandaran kepala. 1.
Lebar sandaran kepala Lebar sandaran kepala menggunakan data anthropometry lebar kepala.
Sedangkan persentil yang digunakan adalah persentil 95 untuk mencakup commit user Dimensi pria digunakan karena mayoritas populasi pengemudi (Al Amin,to2013).
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ukurannya yang lebih besar sehingga sesuai dengan penggunaan persentil 95. Lebar sandaran kepala ditentukan berdasarkan lebar kepala. Penentuan lebar sandaran kepala: LSK=lebar kepala (P95%) Dimana LSK=lebar sandaran kepala Sehingga LSK=lebar kepala (P95%) LSK=16 cm
2.
Tinggi sandaran kepala Tinggi sandaran kepala menggunakan tinggi tengkuk kepala. Sedangkan
persentil yang digunakan adalah persentil 50 pada pria yang disarankan untuk sandaran kepala yang terpisah (Economic Commission fo Europe, 1994). Tinggi sandaran kepala ditentukan berdasarkan tinggi tengkuk. Penentuan tinggi sandaran kepala: TSK=tinggi tengkuk (P50%) Dimana TSK= tinggi sandaran kepala Sehingga TSK= tinggi tengkuk (P50%) LSK= 18 cm
Gambar 4.8 Gambar 2D Sandaran Kepala
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.9 Gambar 3D Sandaran Kepala
4.10.4 Handle Pengungkit Reclining Dimensi tubuh yang digunakan dalam penentuan dimensi handle antara lain panjang telapak tangan dan jangkauan tangan. 1.
Panjang handle Handle
pengungkit
reclining
dan
pengungkit
menggunakan
data
anthropometry lebar telapak tangan. Sedangkan persentil yang digunakan adalah persentil 5 pada pria untuk mencakup mayoritas populasi pengemudi (Lim dkk., 2000). Alasan digunakannya persentil 5 adalah menyesuaikan panjang untuk populasi kecil, sehingga bila seseorang memiliki lebar telapak tangan yang lebih besar masih bisa menarik pengungkit. Penentuan panjang handle pengungkit: LLH=lebar telapak tangan (P5%) Dimana LLH=lebar handle Sehingga LLH= lebar telapak tangan (P5%) LLH= 7.4 cm commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Tinggi handle Sedangkan persentil yang digunakan adalah persentil 50 pada pria untuk
mencakup rata-rata seluruh populasi pengemudi (Hruska dkk., 2015). Penarikan dimensi ini diambil dari tinggi bahu kebawah untuk menepatkan peletakan tinggi handle. Penentuan tinggi handle pengungkit: LTH=jangkauan tangan (P50%) Dimana LTH=tinggi handle Sehingga LTH= jangkauan tangan (P50%) LTH= 70,8 cm
Gambar 4.10 Gambar 2D Handle
Gambar 4.11 Gambar 3D Handle
commit to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.10.5 Armrest Dimensi tubuh yang digunakan dalam penentuan dimensi armrest antara lain tinggi siku dan panjang lengan bawah. 1.
Tinggi armrest Tinggi armrest menggunakan data anthropometry tinggi siku. Sedangkan
persentil yang digunakan adalah persentil 50 untuk mencakup rata-rata seluruh populasi (Informa Healthcare, 2000). Alasan digunakannya persentil 50 adalah menyesuaikan tinggi rata-rata. Armrest mobil berbeda dengan armrest kursi biasa, sehingga armrest berada lebih tinggi disbanding armrest kursi biasa karena fungsinya sebagai penopang lengan dikala pengemudi mengendalikan kemudi. Untuk itu dipilih persentil 50 pada pria. Penentuan tinggi armrest: LTA=tinggi siku (P50%) Dimana LTA=tinggi armrest Sehingga LTA= tinggi siku (P50%) LTA= 23.1 cm 2.
Panjang armrest Panjang armrest menggunakan data anthropometry panjang lengan bawah.
Sedangkan persentil yang digunakan adalah persentil 95 pada pria untuk mencakup mayoritas populasi pengemudi (Informa Healthcare, 2000). Alasan digunakannya persentil 95 pada pria adalah untuk mencakup populasi besar, sehingga dapat digunakan oleh pengemudi yang memiliki lengan pendek maupun panjang. Dalam perancangan ini dilakukan pendekatan penyesuaian perancangan ekstrem untuk menentukan panjang armrest demi menunjang kemudahan perpindahan tangan selama mengemudi, sehingga panjang armrest disesuaikan dengan panjang setengah panjang lengan bawah. Hal ini mengingat posisi armrest yang dekat dengan tuas persneling dan fungsi armrest yang hanya sebagai alat bantu. Penentuan panjang armrest: commit to user LPA=panjang lengan bawah (P95%) IV-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dimana LPA=panjang armrest Sehingga LPA= panjang lengan bawah (P95%) x 50% LPA= 14.2 cm
Gambar 4.12 Gambar 2D Armrest
Gambar 4.13 Gambar 3D Armrest
Tabel 4.18 menyajikan dimensi rancangan kursi pengemudi mobil listrik berdasarkan data anthropometry.
commit to user
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.18 Dimensi Kursi Pengemudi Mobil Listrik Berdasrkan Anthropometry No Komponen Dimensi 1 2 3 4 5
Panjang Alas Duduk Lebar Tinggi Sandaran Tinggi Punggung Lebar Sandaran Tinggi Kepala Lebar Handle Panjang Pengungkit Tinggi Tinggi Armrest Panjang
Data Antropometri
Persentil
Panjang pantat popliteal Lebar panggul Tinggi popliteal cos 44,55 Tinggi bahu duduk Lebar bahu Tinggi tengkuk Lebar kepala Lebar telapak tangan Panjang jangkauan tangan Tinggi siku Panjang lengan bawah
Gambar 4.14 Gambar Rendering 3D
commit to user
IV-31
5 95 5 95 95 50 95 5 50 50 95
Dimensi Perancangan 40,5 40 24 63 47 18 16 7,4 70,8 23,1 14,2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.15 Gambar Visualisasi 3D
commit to user
IV-32