BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Umum PT. PLN (Persero) Unit Pembangkit PLTA Tes PT. PLN (Persero) Unit Pembangkit PLTA Tes dan Unit Pembangkit PLTA Musi merupakan dua unit pembangkit
di bawah naungan Sektor
Pengendalian Pembangkitan Bengkulu yang masuk dalam Induk Kerja PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (KITSBS). a. Aspek Sejarah PLTA Tes merupakan salah satu pembangkit tertua di Indonesia, yang menjadi cikal bakal berdirinya PT. PLN (Persero). PLTA Tes unit 1 dan unit 2 merupakan pembangkit peninggalan jaman Belanda yang mulai beroperasi pada tahun 1923 yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di areal pertambangan emas di daerah Lebong Tandai dan Muara Aman. Pada tahun 1958 PLTA Tes unit 1 dan unit 2 dilakukan renovasi akibat pemborbardiran area pembangkit oleh tentara jepang, sehingga daya terpasangnya menjadi 2 × 600 kW.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.1 Power House PLTA Tes Lama Pada tahun 1991 dibangun PLTA Tes Unit 3, Unit 4, Unit 5 dan Unit 6 selesai dibangun tepat di belakang gedung PLTA Tes Unit 1 dan Unit 2 dengan daya terpasang 4 X 4410 kW. Dan yang paling terbaru pada tahun 2014 PLTA Tes Unit 7 selesai dibangun dengan daya terpasang 4410 kW, sehingga daya total terpasang sejak tahun 2014 di PLTA Tes adalah sebesar 23.250 kW. Saat ini daya listrik yang dibangkitkan oleh PLTA Tes digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Bengkulu melalui jaringan transmisi 70 kV. b. Aspek Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pembangkit PLTA Tes merupakan unit pembangkit di bawah Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu. Selain PLTA Tes, unit pembangkit lain di bawah Sektor Pengendalian 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pembangkitan Bengkulu adalah PLTA Musi. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu berkantor di Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Gambar 4.2 Intake Dam PLTA Musi
PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu merupakan satu dari Sembilan sector dibawah PT. PLN (Persero) Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan. Selain Sektor Bengkulu , sektor lain dibawah Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan diantaranya, Sektor Tarahan (Provinsi Lampung), Sektor Bandar Lampung (Provinsi Lampung), Sektor Bukit Asam (Provinsi Sumatera Selatan), Sektor Keramasan (Provinsi Sumatera Selatan), Sektor Jambi (Provinsi Jambi), Sektor Bukit Tinggi (Provinsi Sumatera Barat), Sektor Ombilin (Sumatera Barat), dan Sektor Teluk Sirih (Sumatera Barat).
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.3 Sektor Bengkulu Green Power Plant
PT. PLN (Persero)
Induk Pembangkit Sumatera Bagian Selatan (KITSBS)
Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu
Unit Pembangkit PLTA Tes
Unit Pembangkit PLTA Musi
Gambar 4.4 Organisasi PT. PLN (Persero) Unit PLTA Tes
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Aspek Geografis Secara geografis, PLTA Tes terletak di daerah perbukitan pada 3º16 LU dan 102º25 BT yang dikelilingi oleh jajaran pegunungan Bukit Barisan dengan cadangan air yang cukup besar. PLTA Tes berjarak ±180 km sebelah utara kota Bengkulu membujur dari arah timur laut menuju barat daya tepatnya terletak di Desa Turan Tiging, Kecamatan Tes, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Sumatera.
Gambar 4.5 Bangunan Unit Pembangkit PLTA Tes
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Aspek Teknis 1. Unit Pembangkit PLTA Tes Tabel 4.1 Spesifikasi Unit PLTA Tes
No
Unit
Pabrikan
Tahun Operasi
Kapasitas Terpasang (MW)
1
Unit #1
Unknow
1923
0.600
2
Unit #2
Unknow
1923
0.600
3
Unit #3
Hydro Art
1991
4,400
4
Unit #4
Hydro Art
1991
4,400
5
Unit #5
Hydro Art
1991
4,400
6
Unit #6
Hydro Art
1991
4,400
7
Unit #7
Hong Ya
2014
4,400
Gambar 4.6 Unit 1 & Unit 2 PLTA Tes
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.7 Unit 3 – Unit 6 PLTA Tes
Gambar 4.8 Unit 7 PLTA Tes
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Pola Operasi PLTA Tes Pola operasi PLTA Tes seluruhnya diatur oleh P3BS (Pusat Pengatur dan Penyaluran Beban Sumatera) melalui UPT (Unit Pelayanan Transmisi) dan UPB (Unit Pengatur Beban) dengan melihat kondisi level air di danau tes. Level air di danau tes menjadi sangat vital dalam pola pengoperasian PLTA Tes. Semakin baik level air di danau tes, maka semakin pula pola pengoperasian PLTA Tes, biasanya di musin penghujan atau musin basah. Begitu pun sebaliknya, ketika musim kemarau atau musin kering maka mempengaruhi kondisi level air di danau tes, dengan begitu pola pengoperasian PLTA Tes pun terganggu. Level air terendah pada pola pengoperasian PLTA Tes adalah ± 563,0 Mdpl, sedangkan level tertinggi pola pengoperasian PLTA Tes adalah ± 563,50 Mdpl. Dalam proses operasinya, PLTA Tes dioperasikan langsung oleh tim operator unit pembangkit PLTA Tes, yang dipimpin seorang Supervisor Operasi. Proses operasi PLTA Tes di pantau langsung di Control Room PLTA Tes.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.9 Ruang Control PLTA Tes 3. Sistem Pemeliharaan PLTA Tes Sistem pemeliharaan PLTA Tes sepenuhnya mengacu pada peraturan perusahaan PT. PLN (Persero), sedangkan jadwal pemeliharaan diatur oleh Bagian Pengendalian Pemeliharaan Sektor Bengkulu. Sedangkan eksekutor pemeliharaan dilakukan oleh tim pemeliharaan yang dipimpin seorang Supervisor Pemeliharaan dengan dibantu oleh beberapa Junior Engineer di bidangnya masing-masing. Sesuai
peraturan
perusahaan
PT.
PLN
(Persero),
pemeliharaan dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya : a. P0 P0 dilakukan perhari, dengan melakukan : -
Pemeriksaan
-
Pembersihan
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sistem
b. P1 P1 dilakukan perminggu, dengan melakukan : -
Pemeriksaan
-
Pembersihan
-
Pengaturan
c. P2 P2 dilakukan perbulan, dengan melakukan : -
Pemeriksaan
-
Pembersihan
-
Pengaturan
-
Perawatan beberapa item vital
d. AI AI merupakan perawatan yang dilakukan setelah setiap unit pembangkit melewati jam kerja selama 8.000 jam. e. GI GI merupakan perawatan yang dilakukan setelah setiap unit pembangkit melewati jam kerja selama 20.000 jam. f. MO MO merupakan perawatan yang dilakukan setelah setiap unit pembangkit melewati jam kerja selama 40.000 jam.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Pengambilan Data Data-data penunjang perhitungan nilai efektifitas keseluruhan peralatan dan mesin (OEE) terdiri dari beberapa data, diantaranya, jam operasi, jam pemeliharaan, serta jam gangguan unit akibat kerusakan pada unit. Data diambil dari bagian operasi PLTA Tes. Tabel 4.2 Rata-rata Jam Operasi, Jam Gangguan Unit PLTA Tes 2015
No
Bulan
Jam Operasi (Jam)
Jam Pemeliharaan (Jam)
Jam Gangguan (Jam)
kWh Terbangkitkan (kWh)
kWh Tidak Terbangkitkan (kWh)
1
Januari
357,07
24,80
1,29
1571,11
114,82
2
Februari
448,56
1,86
-
1973,66
8,17
3
Maret
398,09
0,86
0,34
1751,61
5,27
4
April
487,66
4,28
0,66
2145,71
21,74
5
Mei
381,99
65,12
-
1680,80
286,53
6
Juni Total
330,04
60.00
1,01
1452,17
268,46
2403,42
156,92
3,31
10575,06
704,99
4.3 Pengolahan Data
Contoh perhitungan ketersediaan (AV) unit pada bulan Januari 2015 Diketahui
:
Jam Operasi
= 357,07
Jam Pemeliharaan
= 24,80
Jam Gangguan
= 1,29
Maka,
(
= =
)
357,07 − (24,80 + 1,29) × 100 % 357,07 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
× 100 %
= 92,69 %
Contoh perhitungan Efektifitas Produksi (PE) unit pada bulan Januari 2015 : Diketahui
:
kWh Terbangkitkan
= 1571,11
kWh Tidak Terbangkitkan = 114,82 Potensi Produksi kWh
= kWh Terbangkitkan + kWh Tidak Terbangkitkan = 1685,93
=
Maka,
× 100 %
,
=
× 100 %
,
= 93,19 %
Contoh perhitungan kualitas (Quality Yield) unit pada bulan januari 2015 : Diketahui : kWh Terbangkitkan
= 1571,11
kWh Tidak Terbangkitkan = 114,82 Maka, Q =
Q=
,
Q = 92,69 %
,
,
× 100 %
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
× 100 %
Contoh perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) unit bulan Januari 2015, adalah sebagai berikut : Diketahui
:
Ketersediaan / Availability
(AV) = 92,69 %
Efektifitas Produksi
(PE)
= 93,19 %
Quality Yield
(Q)
= 92,69 %
Maka, OEE
= ( AV × PE × Q ) × 100 % = ( 0,9269 × 0,9319 × 0,9269 ) × 100 % = 80,07 %
Tabel 4.3 Perhitungan Nilai-nilai TPM
No Bulan
Jam Operasi (Jam)
1 Januari
357,07
24,80
1,29
1571,11
2 Februari
448,56
1,86
-
3
Maret
398,09
0,86
4
April
487,66
5
Mei
6
Juni Total
Jam kWh kWh Tidak Jam Pemeliharaan Gangguan Terbangkitkan Terbangkitkan (Jam) (Jam) (kWh) (kWh)
AV (%)
PE (%)
Q (%)
OEE (%)
114,82
92.69
93.19
92.69
80.06
1973,66
8,17
99.59
99.59
99.59
98.76
0,34
1751,61
5,27
99.70
99.70
99.70
99.10
4,28
0,66
2145,71
21,74
98.99
99.00
98.99
97.00
381,99
65,12
-
1680,80
286,53
82.95
85.44
82.95
58.79
330,04
60.00
1,01
1452,17
268,46
81.51
84.4
81.51
56.08
2403,42
156,92
3,31
10575,06
704,99
555.43
561.31
555.43
489.8
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rata-rata efektifitas keseluruhan peralatan dan mesin (OEE) : OEE
=
= =
∑ ,
81,63% ( belum memenuhi standar JIPM, > 85% )
Setelah nilai TPM indeks dan keefektifan penggunaan mesin dan peralatan diketahui, kemudian dibuatlah grafik TPM Indeks dari table diatas berdasarkan nilai OEE. Berikut ini adalah grafik TPM Indeks untuk unit pembangkit PT. PLN (Persero) – Unit Pembangkit PLTA Tes berdasarkan hitungan TPM :
Gambar 4.10 Grafik OEE Unit Pembangkit PLTA Tes Periode Januari – Juni 2015
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/