BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Profil Perusahaan PT. Angsa Daya merupakan industri manufaktur yang bergerak dalam pembuatan keramik, berdiri pada bulan Febuari 1975 di Pasar Kamis Tangerang dan mempunyai kantor pusat di Jalan Mangga Dua Raya Blok F2 No: 3, 4, 5 Jakarta. PT Angsa Daya mulai broperasi tahun 1977 dengan produksi batu press, kemudian pada tahun 1978 mengembangkan produknya dengan memproduksi tegel keramik. Pada tahun 1989 melakukan peremajaan dengan adanya penambahan mesin dan perlengkapan fasilitas lainya sehigga dapat meningkatkan kapasitas produksi sampai dengan sekarang. Menghasilkan produk yang bermutu adalah prioritas utama yang ditekankan oleh perusahaan kepada setiap karyawan dan staffnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kemampuan teknik yang baik dalam perusahaan, dan juga menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam pengembangan produk maupun. PT. Angsa Daya adalah perusahaan yang berada dibawah naungan KEDAUNG Group, bergerak dalam bidang manufakturing ceramic tile dengan merk IKAD, IKEMA dan PREMIERA untuk pasar domestik dan dari perusahaan akan melakukan perbaikan-perbaikan, baik manajemen sistem, mutu, safety, lingkungan
Tugas Akhir
33
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
dll guna memperoleh sertifikasi ISO agar produk dapat di pasarkan ke pasar internasional.
4.2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu PT. Angsa Daya 1. Visi Menjadikan preusahaan salah satu produser tegel keramik yang menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, sehingga mampu bertahan dan memenangkan persaingan dalam setiap dinamika pasar, agar kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin dan akan tetap mampu memberikan kesejahteraan bagi karyawannya serta membuka kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat. 2. Misi a. Meningkatkan kebanggaan dan rasa percaya diri dari seluruh lapisan karyawan akan kemampuan team kerjanya dengan jaminan kesejahteraan hidup melalui hasil kerjanya. b. Meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang dihasilkan sebagai produk yang berkualitas sehingga bisa dipasarkan dengan harga yang berkualitas. c. Perbaikan yang berkesinambungan untuk memenuhi semua persyaratan dengan cara proses transfomasi terbaik 3. Kebijakan Mutu a. Melakukan restrukturisasi organisasi dilingkungan pabrik khususnya pada departement yang berkaitan langsung dengan pengawasan dan pengendalian produksi.
Tugas Akhir
34
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
b. Melakukan evaluasi yang berkesinambungan terhadap proses kerja dan hasil kerja sebagai dasar unutk membuat perncanaan ulang dalam pengendalian produksi dan pengembanganya. c. Meberikan pelayanan kepada pelanggan yang terbaik. Dalam seluruh kegiatan perusahaan kualitas tinggi menjadi dasar yang utama, mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi sampai menjual produk dalam kondisi terbaik yang dilakukan oleh setiap bagian dari perusahaan. Pencapaian hasil ini juga ditunjang oleh cepatnya perluasan Outlet, sebagai bentuk pengembangan saluran distribusi.
4.3. Struktur Organisasi Kerja PT. Angsa Daya Element organisasi yang berkaitan langsung dalam pengendalian produksi maupun pengembangan produk meliputi a). Departement Produksi. Tugas dari departemen produksi yaitu menjalankan dan mengendalikan proses produksi, sehingga baik proses produksi maupun hasil produksi sesuai dengan standar d yang telah ditentukan. b). Departement Quality Control. Departement Quality Control dibagi menjadi tiga bagian: 1. Incoming Material
Tugas Akhir
35
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Menjamin bahwa produk yang masuk digudang bahan baku adalah produk yang sesuai dengan standar kwalitas dan spesifikasi yang sudah ditentukan serta menjamin bahwa produk yang tidak sesuai standar dikendalikan. 2. Proses Inspection Menjamin adanya data inspeksi terhadap kondisi prose yang bisa digunakan unutk di cross check terhadap data / control dari departement produksi. 3. Out Going Produk Control Menjamin bahwa produk yang diserahkan ke gudang barang jadi sesuai dengan standar kwalitas yang telah ditentukan dan produk yang tidak sesuai dikendalikan. c). Departement Riset and Development. 1. Menjamin bahwa deskripsi teknologi untuk meterial dan pembuatan produk dimana bila diterapkan untuk pengawasan bahan yang masuk dan pelaksanaan produksi akan memberikan hasil kerja yang sesuai standard. 2. Menjamin dilakukan penelusuran terhadap masalah produksi yang bersumber dari aspek teknologi dan memberikan solusinya. 3. Menjamin adanya penelitian dan pengembangan produk yang sesuai dengan permintaan marketing dan kemampuan sistim produksi. 4. Menjamin memberikan layanan terhadap kebutuhan produksi untuk compound glaze dan screen secara tepat waktu serta tepat jumlah. d). Departement Personalia.
Tugas Akhir
36
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
1.
Menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.
2.
Menjamin pemberian sangsi untuk penegakan disiplin sesuai ketentuan
dan prosedur perusahaan. e). Departement Sekertariat . 1. Menjamin pengadaan bahan sesuai kebutuhan. 2. Menjamin pengadaan srare part sesuai kebutuhan. f). Departement Maintenance. 1. Menjamin pelayanan pengadaan mould, pekerjaan perbengkelan sesuai dengan kebutuhan. 2. Menjamin pelayanan shovle loader dan perbaikan fork lift sesuai denagn kebutuhan. 3. Menjamin pelayanan penggulungan motor listrik sesuai kebutuhan. 4. Menjamin pembuatan spare part khusus sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembahasan tentang struktur organisasi yang ditampilkan yaitu hanya dalam Departement Plant 5, karena penulis dalam membuat makalah ini berada di Departement P5.
Tugas Akhir
37
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Kepala Departement P5
Kabag. BP
Kabag Press
Kabag Glaze
Kabag Kiln
Kabag MTC
Karu BP
Karu Press 1
Karu Glaze 1
Karu Kiln 1
Karu MTC 1
Karu Press 2
Karu Glaze 2
Karu Kiln 2
Karu MTC 2
Karu Press 3
Karu Glaze 3
Karu Kiln 3
Karu MTC 3
Struktur Organisasi Departement Plant 5 PT. Angsa Daya (IKAD)
4.4. Proses Pembuatan Tegel Keramik. Proses pembuatan tegel keramik sebagian besar menggunakan bahan baku tanah. Tanah yang digunakan dalam pembuatan tegel keramik seperti SPT, TWA, GRW, SPW, GSM, dan DDK kemudian
diproses
sedemikian rupa sehingga
berbentuk tegel keramik. Proses yang dilakukan dalam pembuatan tegel keramik terdiri dari: 1. Body Preparation (Pembentukan Powder) 2. Proses Pengepressan (Pembentukan)
Tugas Akhir
38
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
3. Proses Glassing (Pelapisan) 4. Proses Kiln (Pembakaran) 5. Packing (Pengepakan)
4.4.1. Body Preparation Dalam proses body preparation atau BP terdiri dari beberapa proses yaitu proses penyiapan bahan baku, penimbangan bahan baku, proses penggilingan bahan baku, proses di mixer dan proses dryer atau pengeringan.
4.4.1.1. Proses penyiapan bahan baku Untuk bahan baku pembuatan keramik terdiri dari GRW, TWA (PP), DDK, GSM dan SPW. Untuk bahan baku GRW dan TWA diproses secara bersama untuk di jadikan slip sedangkan bahan lain masih dalam bentuk kering. Slip tersebut di simpan di mixer untuk di salurkan kedalam ball mill. Dan untuk bahan yang masih kering di simpan dalam silo masing-masing. 4.4.1.2. Proses Penimbangan Bahan Baku Bahan baku yang disimpan dalam box kemudian ditimbang sesuai dengan komposisinya masing-masing, kemudian di bawa melalui conveyor untuk dicampur dengan air, dan water glass untuk digiling dengan alat yang disebut Ball Mill selama waktu yang telah di tentukan oleh perusahaan.
Tugas Akhir
39
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.4.1.3. Proses penggilingan Pada proses penggilingan atau penghalusan bahan baku dilakukan didalam ball mill dimana dalam ball mill tersebut semua bahan dicampurkan, selanjutnya bahanbahan digiling selama ± 9 jam dengan kecepatan putar 14 rpm. Produk yang dihasilkan ball mill adalah slip, slip yang telah melewati pemeriksaan rheology dan sesuai dengan parameter dialirkan melalui pipa untuk disaring dengan menggunakan saingan magnet dan saringan getar yang didalam nya terdapat pengadukan yang berfungsi agar slip yang terlalu kasar tidak lolos kedalam bak penampung (mixer). Parameter proses milling yang diukur : •
Milling Time
•
Penimbanngan
•
Penambahan Air
•
Penambahan Water Glass
•
Quantity Ball Stone
•
Additive dan Putaran (rpm)
Parameter out put yang diukur : •
Residu
•
Densitas
•
Viscositas
Bagian utama dalam Ball Mill adalah: 1. Linning (pelapisan bagian dalam ball mill) Bahan baku yang digunakan adalah rubber (karet) selain silica dan alumina
Tugas Akhir
40
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Keunggulan dari linning menggunakan rubber: •
Hasil lebih banyak
•
Kapasitas tinggi
•
Umur penggunaan lebih lama
•
Tidak bising
Kekurangan dari linning menggunakan rubber: •
Konduktivitas panas rendah
•
Temperatur slip tinggi, jika lebih dari 85°C karet linning cepat mengalami penuaan, jadi control temperature sangat penting.
2. Ball Stone ( bola unutk ball mill) Ball Stone yang digunakan adlah jenis batuan, jumlah batu yang digunakan penghancur dan penghalus ± 25 ton. Ball Stone yang lebih kecil lebih efektif dalam penghalusan , sedangkan yang besar digunakan untuk penghancuran.
4.4.1.4. Proses mixer Bahan slip yang telah jadi dari ball mill kemudian akan dialirkan ke mixer, bahan yang telah jadi atau slip terlebih dahulu disaring dengan saringan magnet dan saringan getar. Didalam mixer bahan akan terus di aduk agar tidak mengental dan mengendap. Parameter out put Slip Mixer EG atau GE yang di ukur: •
Residu
•
Densitas
•
Viscositas
Tugas Akhir
41
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.4.1.5. Proses dryer atau pengeringan Setelah proses penggilingan, slip yang ada di mixer akan dinaikan kedalam spray dryer dengan menggunakan hidrulik pump untuk dikeringkan dengan temperature sekitar 630 0C, bahan baker yang digunakan untuk spray dryer yaitu gas alam, diesel dan batubara. Udara panas tersebut dihisap oleh pompa hingga masuk kedalam ruang spray dryer. Prinsip yang digunakan dalam pengeringan slip yang diseprotkan dengan spray dryer adalah dengan prinsip vakum. Temperature output dari hasil pertemuan antara udara panas dengan slip sekitar 105 0C. uap air yang tersisa dari hasil pengeringan slip di spray dryer akan dihisap dan dibuang keudara oleh pompa hisap yang mempunyai daya hisap 20 – 22 mmH2O ini untuk bahan baker gas dan 60 mmH2O untuk bahan bakar batubara, powder yang berukuran halus akan ikut terhisap dan masuk kedalam cyclone, dari cyclone itu powder yang halus akan turun dan masuk ke conveyor. Slip yang telah kering atau yang disebut powder dan akan turun keluar dibagian bawah dari spray dryer. Kandungan air yang ada dalam powder adalah sekitar 6.5% – 7.5%. setelah powder jadi maka akan langsung didistribusikan ke plant. Parameter yang di ukur dalam proses spray drayer: •
Temperatur Operasional
•
Kecepatan Aliran Angin
•
Setting Nozel (diameter nozel)
•
Tekanan Pompa
Parameter out put yang di ukur dalam proses spray drayer: •
Distribusi Partikel
Tugas Akhir
42
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
•
Kadar Air Powder
•
Bentuk Powder
•
Rheology
4.4.2. Proses Pengepresan Keramik Dalam proses press ada beberapa tahapan yang dilalui yaitu tahapan pengisian cetakan, tahap penekanan dan tahap pelepasan. 4.4.2.1. Tahap pengisian cetakan Line pinch bergerak turun sehingga powder yang ada di dalam hopper untuk mengisi filler box dimana di dalam filler box juga terdapat kisi-kisi yang berfungsi untuk mengatur powder yang akan dimasukan kedalam mould atau cetakan.
4.4.2.2. Tahap penekanan System yang dilakukan adalah dengan double pressing dimana proses penekanan pertama dilakukan untuk melepaskan udara yang terjebak di dalam powder dan yang kedua adalah proses penekanan untuk memadatkan powder hingga menjadi green tile. Tekanan pertama sebesar 30-50 bar dimana tekanan ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara yang berada di cetakan green tile. Tekanan kedua sebesar 230-280 bar digunakan untuk mengepres powder hingga menjadi green tile.
Tugas Akhir
43
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.4.2.3. Tahap pelepasan Hasil dari powder yang telah dicetak adalah green tile, kemudian green tile didorong keluar oleh frame filler. Pada plant lima mesin press yang digunakan adalah jenis Nasseti, digunakan untuk mencetak keramik ukuran 30x30. Untuk ketebalan dari green tile GE atau SE adalah 78 mm, untuk kadar air yang terkandung pada powder yang di kirim dari body preparation adalah sekitar 6.5% 7.5%. Parameter input yang di ukur dalam proses press: •
Tekanan Alat Press
•
Cycle Cetakan
•
Duration Time
•
Kondisi Upper-Lower
Parameter output yang di ukur dalam proses press: •
Dimensi Green Tile
•
Pnetrasi
•
Bending Strenght Pada plant lima untuk pengering green tile atau yang dikenal dengan dryer ada
dua jenis yaitu vertical dryer. Dimana suhu atau temperatur out dari vertical dryer adalah sekitar 95 – 120 0C selama 80 menit dimana VD ini terdari dari keranjangkeranjang naik turun. Green tile yang keluar dari VD mempunyai kadar air dibawah 1%. Standar untuk perbedaan ring size untuk mould adalah 0.7 mm. untuk penyetingan upper dilakukan dengan cara memberikan kertas dimasing-masing samping dari upper
Tugas Akhir
44
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
tersebut dengan ketebalan kertas yang sama sehingga ketika upper diturunkan maka akan berada di posisi center. Parameter input yang di ukur dalam proses drying •
Temperatur Operasional
•
Waktu Cycle
Parameter output yang di ukur dalam proses drying •
Kadar Air Gren Tile
•
Suhu Permukaan Green Tile
•
Bending Strenght Perbedaan ketebalan ketika dilakukan press akan berpengaruh terhadap
ketebalan dan kekerasan pada keramik. Untuk jumlah struk permenit dari masing – masing mesin adalah, untuk Press1 9.5 struk permenit, Press 2 10 struk permenit dan Press 3 adalah 11.5 struk permenit. Untuk life time dari mould size sendiri adalah : Lower 250 ribu – 300 ribu struk. Upper 250 ribu – 300 ribu struk Frame 300 ribu – 400 ribu struk.
4.4.3. Proses Glasing Proses glazing line dilakukan setelah green tile melalui proses dryer dimana dryer tersebut digunakan untuk menurunkan kadar air dari green tile yang semula 6.5% - 7.5% menjadi kurang dari 1%. Hal ini dilakukan agar hasil dari pembakaran keramik tersebut tidak terjadi cacat.
Tugas Akhir
45
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Dalam glazing line sendiri terdapat beberapa proses yaitu : 4.4.3.1. Proses Spray Air Merupakan
penurunan
temperature
Green
Tile
±
20-30°C
dengan
menggunakan air yang bertujuan agar pada proses engobe tidak terjadi bolong.
4.4.3.2. Proses engobe Proses engobe merupakan proses pelapisan green tile dengan menggunakan larutan engobe yang bertujuan untuk menutupi pori-pori dan memperkuat lapisan glass pada green tile sehingga tidak mudah rusak. Formula Engobe GE atau EG terdiri dari: •
FS 1091
: 25 %
# Densitas
: 180-185 (gr/cc)
•
Fo 1095
: 15 %
# Viscositas
: 30’-35’ (detik)
•
CSF 50166
: 25 %
# Residu
: 2-3 %
•
APJ 524
: 10 %
•
Zircosil 5
:5%
•
Kalblend
: 20%
•
Talc L
:4%
•
Bentemte
: 0.5 %
•
CMC Pec Low : 0.1 %
Tugas Akhir
46
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.4.3.3. Proses glasir Merupakan proses pelapisan green tile dengan menggunakan lapisan glaze, aplikasi galze sendiri dilakukan untuk membuat keramik menjadi mengkilap ketika setelah di bakar. Formula Glasir GE atau EG terdiri dari: •
Base Glaze
: CF 12436
# Densitas
: 180-185 (gr/cc)
•
FST 1001
: 28 %
# Viscositas
: 30’-35’ (detik)
•
FT 2274
: 10 %
# Residu
: 3-5 %
•
Fo 5011
: 40 %
•
ESF Sol 66
:8%
•
Kaolin S
:7%
•
Zircosil S
:7%
•
CMC DT 1000 : 0.2 %
•
STTP
: 0.35 %
4.4.3.4. Proses printing Yaitu proses yang dilakukan untuk pemberian warna atau motif dengan menggunakan tinta atau figment pada green tile yang telah dilapisi dengan engobe dan galze Untuk standar penggunaan pasta pada glazing line adalah : 1. Untuk EG printing A
Tugas Akhir
•
Density 1.47-1.48 gram/cc
•
Viscositas 18 detik
47
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
2. Untuk EG printing B •
Density 1.59-1.60 gram/cc
•
Viscositas 19 detik
3. Untuk plat screen 1 •
Density 1.58 gram/cc
•
Viscositas 12 detik
4. Untuk plat screen 2 •
Density 1.65 gram/cc
•
Viscositas 12 detik
5. Untuk density alumina •
Density 1.13 – 1.17 gram/cc.
Untuk mengukur viskositas pada pasta yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan ukuran dimana pasta diambil sempel sebanyak 100 cc kemudian dihitung sampai pasta tersebut habis dalam beberapa detik. Pasta yang digunakan dalam printing, engobe dan glasir terus dilakukan pengadukan agar tidak menggumpal atau menjadi kental, sebelum digunakan pun dilakukan penyaringan terlebih dahulu agar kotoran tidak terbawa kedalam pasta dengan ukuran saringan 150 mesh. Cairan alumina digunakan untuk melapisi bagian bawah dari keramik hal ini dilakukan agar keramik tidak lengket ketika di bakar di dalam kiln. Pada pembuatan keramik GE atau GE terdapat pembersih bagian samping dari green tile ini bertujuan untuk membersihkan bagian samping dari green tile yang terkena glasir ketika masuk
Tugas Akhir
48
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
dalam proses glasir karena jika tidak dibersihkan glasir yang dibakar di kiln akan meleleh dan itu bisa menyebabkan lengket di kiln. Parameter input yang di ukur dalam proses glasing: •
Kecepatan Belt Conveyor
•
Waktu Tempuh
•
Parameter Aplikasi
Parameter output yang di ukur dalam proses glasing: •
Berat Aplikasi
•
Kualitas Spray
•
Pengamatan Hasil Bakar
4.4.4. Kiln Proses pembakaran dengan menggunakan suhu yang tinggi bertujuan untuk mengilangkan sisa-sisa kadar air, membakar body dan lapisan glazur pada green tile serta untuk menghilangkan zat-zat organic dan mengurangi karbonat dan sulfide. Pada kiln terdiri dari tiga bagian yaitu bagian free heating, firing dan cooling. Free heating adalah bagian atau zona pemanasan awal dari keramik yang akan dibakar hal ini dilakukan untuk mencegah perubahan temperature yang drastic dari keramik sehingga keramik kondisinya bisa tetap terjaga. Pada zona ini ditiupkan udara panas yang berasal dari firing ini juga dilakukan untuk menggurangi tekanan di firing karena terjadinya pembakaran. Firing adalah bagian dimana proses keramik dilakukan pembakaran untuk mematangkan body keramik dan mengkilapkan keramik. Cooling adalah bagian
Tugas Akhir
49
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
dimana keramik didinginkan setelah melalui proses pembakaran, proses pendinginan tersebut dengan menggunakan peniupan udara, panas yang terlepas dari keramik karena adanya proses pendinginan tersebut langsung dibuang dengan menggunakan blower hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ledakan di prtoses pendinginan. Karena pada kiln terdapat tiga bagian maka untuk temperature pun dibagi dalam tiga bagian yaitu : •
Free heating 700 – 900 0C
•
Firing 1140 – 1180 0C
•
Cooling 750 – 500 0C
Untuk tekanan yang terjadi pada kiln juga berbeda yaitu •
Free heating -2.2 atm
•
Firing 1.0 – 1.2 atm
•
Cooling 1 atm
Temperature pada firing untuk bagian atas dengan bagian bawah berbeda dimana temperature bagian atas lebih rendah daripada bagian bawah yaitu sekitar 20 0
C. perbedaaan temperature antara bagian atas dan bawah dimaksudkan untuk
menjaga planarity atau cembung cekungnya keramik setelah dibakar. Jika temperature pembakaran bagian atas dan bawah sama maka kemungkinan bias terjadi flat atau cacat m. Lubang – lubang pada roler kiln ditutup dengan menggunakan fiber bulk atau kapas agar panas panas yang ada didalam roler tidak terbuang keluar, setiap lubang pada dinding kiln juga di tutup agar panas tidak terbuang keluar sehingga temperature di dalam tetap stedy.
Tugas Akhir
50
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.4.5. Packing Pada proses packing yang utama dilakukan adalah proses penyortiran dan pengepakan keramik. Proses penyortiran dilakukan untuk menentukan kualitas dari masing-masing keramik. Untuk prosesnya sendiri dilakukan secara manual dan otomatis, dimana proses manual lebih banyak mengandalkan tenaga manusia dengan cara pemberian warna yellow pada keramik sedangkan untuk yang otomatis dengan mesin calebro dan planarity dimana calebro dan planarity sendiri adalah alat dengan control computer yang berfungsi untuk mengecek kedataran keramik dan ukuran dari keramik. Kualitas yang ditentukan adalah : •
Kualitas satu (KW I).
•
Kualitas dua (KW II)
•
Kualitas tiga (KW III)
•
Reject
Tingkat kualitas yang disebutkan di atas pembagiannya berdasarkan pada jenis dan jumlah cacat yang dimiliki oleh keramik. Produk yang telah dilakukan penyortiran kemudian dimasukan kedalam box atau doos dan di kemas sesuai ukuran dan kualitasnya.
4.5. Pengumpulan Data Berdasarkan data yang kami peroleh, hampir seluruh hari dibulan agustus 2009, koalitas 1 tidak mencapai target yang ditentukan manajemen berdasarkan kemampuan dan kapasitas lini produksi. Hal ini terjadi karna terdapat 4 defect
Tugas Akhir
51
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
dominan yang menyebabkan pencapaian kwalitas 1 sangat terhambat ke-4 defect tersebut yaitu: 1) Sompel Transportasi 2) Planar 3) Retak Press 4) Calibro Dalam upaya mencapai target yang diharapkan manajemen penulis mencoba unutk menganalisa terhadap sistem pengendalian mutu yaitu dengan Konsep Gugus Kendali Mutu di PT. Angsa Daya. Dari data defect diatas maka penulis dan team GKM sepakat untuk memecahkan masalah dengan tema “Menganalisa Defect Sompel Transportasi”. Sedangkan judul yang akan kami bahas lebih spesifik adalah “Menurunkan Defect Sompel Transportasi” Adapun alasan-alasan penulis untuk menganalisa defect sompel transportasi di PT. Angsa Daya yaitu: •
Dengan menurunkan defect sompel transporatsi, maka
dapat menigkatkan
kwalitas dan produktivitas PT. Angsa Daya. •
Dengan ditingkatkanya kwalitas dan produktivitas, maka dapat meningkatkan image PT. Angsa Daya, dan tentunya apa yang diharapkan oleh karyawan tercapai yaitu memeperoleh INSENTIVE.
4.5.1. Data Anggota GKM PT. Angsa Daya Dalam upaya mengendalikan hasil produksi dan kwalitas produksi maka dari PT. Angsa Daya terus menerus melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan proses
Tugas Akhir
52
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
transformasi terbaik seperti yang termaktub dalam visi dan misi perusahaan. Hal yang paling penting yang dilakukan adalah berusaha melakukan penurunan biaya dengan cara baik melalui konsep manajemen yang mendukung kelancaran proses produksi. Data Angota GKM: Fasilitator
: Bp. Aujai (Kepala Departement Produksi)
Ketua
: Sugianto (Supervisor Trouble Shoting)
Wakil
: Ahmad Mustopa (Staff)
Anggota
: 1.
Sukardi (Bagian Ball Mill)
2.
Supodo (Bagian Press)
3.
Nuryadi (Bagian Glasir)
4.
Kaseri (Bagian KILN)
5.
Susiyanto (Bagian Maintenance)
Periode Kegiatan
: Agustus 2009 s/d Oktober 2009.
Jadwal Pertemuan
: Setiap hari
Kehadiran Anggota
: 100%
Risalah Gugug Kendali Mutu : Menganalisa Defect Sompel Transportasi
Tema
Alasan Pemilihan Tema 1. Menurunkan defect sompel transporatsi, maka dan produktivitas PT. Angsa Daya.
Tugas Akhir
53
dapat menigkatkan kwalitas
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
2. Dengan ditingkatkanya kwalitas dan produktivitas, maka dapat meningkatkan image PT. Angsa Daya, dan tentunya apa yang diharapkan oleh karyawan tercapai yaitu memeperoleh INSENTIVE. Jadwal Rencana Kegiatan (R) dan Pelaksanaan Kegiatan (P) dapat dilihat dari tabel : RENCANA JADWAL KEGIATAN
No
Item
1 2 3 4 5 6
P
D C
7
8
A
Rencana tindakan
PIC
R P
Tahun 2009 September I II II IV
I
Oktober II III IV
R
Menetukan Tema & Judul
Ketua
Menemukan Penyebab Persoalan
P R
Team
Menentukan Penyebab Utama
P R
Team
P R
Team
P R
Team
P R P R P R P
Merencanakan Tindakan Penaggulangan Melakaukan Rencana Perbaikan
Agustus I II III IV
Meneliti Hasil Menetapkan Standard
Team Team
Rencana Berikut
Team
4.6. Pengolahan Data Untuk membantu menemukan masalah dalam pengendalian kualitas PT. Angsa Daya, maka dilakukan pengendalian dengan tindakan perbaikan terhadap produk cacat, yaitu sebagai berikut. 4.6.1 Langkah 1 : Menentukan Tema dan Judul. Masalah yang ditemukan oleh gugus bardasarkan data yang diperoleh mengenai jumlah produk cacat dibulan Agustus 2009, ádalah sebagai berikut:
Tugas Akhir
54
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Tabel 4.3 Data Jumlah Produk Cacat Periode Agustus 2009. Periode : Agustus 2009 EVALUASI PENCAPAIAN HASIL PRODUKSI Hasil Produksi Target Kwalitas1 Target TGL (M²) (M²) (%) (%) 1 3736 6500 46 90 2 4868 6500 70 90 3 4332 6500 47 90 4 4746 6500 61 90 5 1556 6500 16 90 6 2752 6500 35 90 7 4746 6500 61 90 8 3570 6500 64 90 9 4664 6500 59 90 10 5194 6500 75 90 11 3260 6500 62 90 12 3120 6500 66 90 13 5036 6500 76 90 14 5046 6500 84 90 15 5696 6500 78 90 16 5824 6500 73 90 17 5706 6500 74 90 18 4868 6500 55 90 19 2432 6500 69 90 20 4096 6500 72 90 21 4800 6500 79 90 22 5120 6500 69 90 23 4672 6500 71 90 24 4992 6500 63 90 25 4096 6500 66 90 26 4222 6500 67 90 27 4580 6500 64 90 28 4224 6500 73 90 29 6112 6500 79 90 30 5536 6500 78 90 31 3680 6500 74 90 JML 137282 201500
Tugas Akhir
55
DEFECT Sompel 12.2 67 8.8 7.3 9.8 6.5 18.5 8.4 9 8.3 10 13 7.2 3.7 8.7 9.4 6.2 7.7 8.1 8.2 6.7 7.1 5.5 7.8 11.6 6.3 6.6 8.5 9.7 7.5 8 323
Rtk Press 2.3 2.2 0 2.7 3.1 2 6 0 3.8 3.3 3 4 3.3 3.8 6.2 4.6 5.4 4.8 4.5 3 4 4.5 3 7.6 11.5 2.7 5 3.6 3.6 2.3 2.7 118.5
Calibro 1.5 2.1 1.8 2 7 3.7 0 0 0 1.6 4 4 5.1 1.1 3.1 7.2 7.2 2.6 1.5 8.4 3.8 3.3 5.1 4.8 2.3 1.8 11 3 9.1 2 1.7 111.8
Plannar 13.8 4.3 5.6 1.3 2 3.1 3.1 3.1 3 0.6 0 0 3.8 3.5 6.6 6.6 8.2 24.2 2.8 3.5 7 3.6 4.1 8 0 2.3 4.3 2.3 2.3 0.8 2.8 136.6
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
1.1.1.2 Membuat Lembar Data. Lembar data ini dibuat untuk membantu dan mempermudah dalam mengumpulkan semua data yang diinginkan serta mencatat semua kejadian sehingga dapat mengetahui permasalahannya, pembuatan lembar data ini juga merupakan pembagian dari pengelompokan masalah atau stratifikasi dari persoalan yang akan diperbaiki, berikut table lembar data: Table 4.4 Data Penyebab Kerusakan Produk Dari data diatas dapat dikelompokan sebagai berikut: Table 4.5 Stratifikasi masalah yang ditemukan gugus DEFECT Sompel Transport Plannar Retak Press Calibro
PROSENTASE DEFECT Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 18.58 8.51 7.85 4.74 2.0 8.41 2.61 3.03 4.64 2.58 2.25 4.83
Minggu 4 7.86 3.05 4.65 4.41
Rata-Rata 10.43 4.41 3.82 3.62
1.1.1.3 Evaluasi Penyebab DIAGRAM PARETO DEFECT PLANT 5 15
10.43
10
4.41
5 0
3.82
3.62
1
DEFECT TEGEL KERAMIK
Sompel Tr anspor t asi
Planar Ret ak Pr ess Calibr o
Dari diagram pareto diatas maka berdasarkan jumlah kerusakan terhadap prioritas masalah, gugus menetapkan Sompel Transportasi sebagai masalah yang harus dibahas pada periode ini.
Tugas Akhir
56
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.6.2 Langkah 2 : Menemukan Penyebab Persoalan 4.6.2.1 Diagram Tulang Ikan Setelah diketahui jenis cacat yang diprioritaskan pada langkah selanjutnya mencari penyebab-penyebab yang terjadi yang dapat menimbulkan permasalahan pada langkah pertama. Mencari sebab-sebab dilakukan dengan bantuan diagram tulang ikan, diagram tulang ikan digunakan untuk menggambarkan permasalahan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar Diagram Tulang Ikan GLAZING Pemutar GT Convesator
Lori
KILN
Formator 1 & 2 Loading
Roll Exit Sompel Transportasi
Tikungan 1 & 2
PACKING
Tikungan Out VD
PRESS
Diagram FISHBONE
4.6.3 Langkah 3 : Menentukan Penyebab Utama. Dalam menentukan penyebab utama penulis melakukan sampling pada tiaptiap pos yang mengakibatkan permasalahan diatas dengan menggunakan matrix. Dari data yang kami peroleh sebagai berikut: Matrix Dalam Menentukan Penyebab Dominan NO 1 2 3 4
POS TERJADI SOMPEL Lori Pemutar Green Tile Convensator Loding
Tugas Akhir
POINT
%
RANGE
65 50 40 30
25 20 15 11
I II III IV
57
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
5 6 7 8
Tikungan Out VD Formator 1 dan 2 Roll Exit Tikungan 1 dan 2 TOTAL
25 22 18 10 260
10 8 7 4 100
V VI VII VIII
DIAGRAM PARETO 70
1.1.1.3.2 Berdasarkan Jumlah Frekuensi 60 50
Tabel 404.6 Penyebab Kerusakan
POINT
30 20 10 0
PROSENTASE
Lor i
P embal i k Conv ens at or
Lodi ng
Gr een T i l e 1
2
3
T i k ungan For mat or 1 Out V D
dan 2
5
6
4
R ol l E x i t T i k ungan 1 dan 2 7
8
Dari diagram pareto diatas dapat diambil kesimpulan penyebab terjadinya defect sompel transportasi yang paling dominan adalah pada pos lori dengan prosentase cacat sompel sebesar 25 %.
4.6.4 Langkah 4 : Menentukan Rencana Penanggulangan. Setelah diketahui jenis-jenis penyebab utama yang dapat menimbulkan masalah diatas, pembuatan rencana penaggulangan menggunakan perinsip 5W 1H. Selanjutnya dilakukan rencana penaggulangan untuk mengatasi masalah tersebut. Dari tabel rencana penaggulangan tersebut mudah-mudahan dapat membantu dalam penaggulangan secara efektif dan efisien.
Tugas Akhir
58
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Tabel 4.4. Rencana penaggulangan. WHAT POS TERJADI SOM.TRANSP
WHY AKIBAT
Lori Pembalik Green Tile
Memar Sompel Timur
Convensator Loding
Memar Sompel Barat
Tikungan Out VD
Sompel Timur
Exit Formator 1 dan 2
Sompel Timur Sompel Barat
Tikungan 1 dan 2
Sompel Timur
Tugas Akhir
ALASAN Rol bnyk yg bengkok & tdk level Pully macet Sensor tidak sinkron Tidak ada spasi Motor tidak stabil Benturan ketika stop packing Megaplex aus Motor tidak stabil
WHERE TEMPAT
GLAZING
PRESS
KILN
HOW RENCANA PENANGGULANGAN
59
WHO PENANGGUNG JAWAB
Servis rol dan level lori
Susiyanto
Ganti bering
Sunarto
Setting sensor Setting motor & sensor
1 Oktober 2009
Servis & regenerasi motor
8 Oktober 2009
Setting Inverter
9 Oktober 2009 11 Oktober 2009
Ganti megaplex
PACKING
WHEN TERGET WAKTU
Setting motor
Nuryadi
Taswin Supodo
Dedi P Kaseri Bambang
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
4.6.5 Langkah 5 : Melakukan Rencana Perbaikan. Setelah rencana penaggulangan tersususn kemudian langkah berikutnya melakukan rencana perbaikan, berikut ini rincian tindak perbaikan. Tabel 4.5. Rencana Tindak Perbaikan.
NO
PENYEBAB
REALISASI/PEMB UATAN RENCANA
PELAKSANAAN & PENAGGUNG JAWAB
1
Lori
Service roll dan level lori
2
Pembalik Green Tile
Ganti bearing
1 Oktober 2009 Susiyanto, sunarto & Nuryadii
3
Convesator
Setting sensor
4
Loading
Setting motor & sensor
5
Tikungan Out VD
Setting inverter & regenerasi motor
8 Oktober 2009 Supodo & Taswin 9 Oktober 2009 Dedi P & Kaseri
6
Formator 1 dan 2
Ganti megaplex
7
Roll Exit
Ganti roll
8
Tikuangan 1 dan 2
Setting motor
11 Oktober 2009 Bambang
4.6.6 Langkah 6 : Meneliti Hasil Langkah selanjutnya adalah meneliti hasil , berikut ini adalah tabel evaluasi hasil penurunan defect sompel transportasi Tabel 4.5. Evaluasi Hasil
POS TERJADI SOMPEL Lori Pembalik Green Tile Convensator Loding Tikungan Out VD Formator 1 dan 2 Roll Exit Tikungan 1 dan 2
Tugas Akhir
Jml Sampel 260 pcs 260 pcs 260 pcs 260 pcs 260 pcs 260 pcs 260 pcs 260 pcs
EVALUASI HASIL Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan (%) (%) 25 5 20 15 15 11 11 8 10 5 8 3 7 0 4 0
60
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Dan berikut ini adalah data setelah perbaikan dari prosentase selama satu bulan setelah perbaikan dari data defect tegel keramik, pada bulan september 2009. DEFECT Sompel Transportasi Planar Retak Calibro
EVALUASI HASIL SEBELUM SESUDAH 10.43 4.79 4.41 4.35 3.83 3.37 3.62 3.33
Dari tabel diatas bahwa hasil yang dicapai untuk menurunkan defect sompel transportasi mencapai hingga 4.79 %. Dari target yang telah ditetapkan, gugus mampu mendapat hasil perbaikan sedikit dibawah target yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu dari 5 % menjadi 4.79 % atau turun sekitar 5.64 % dibawah target yang telah ditetapkan.
4.6.7 Langkah 7 : Menetapkan Standar. Untuk menjaga agar tidak terulang kembali masalah yang sama, maka perlu dibuatkan standar adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan daily checklist pada tiap motor reduser agar kecepatan motor stabil, sehingga benturan pada tiap transportasi bisa teratasi dengan cepat. 2. Pembuatan schedule kebersihan di tiap line dan mesin 3. Membuat checlist pada pos-pos yang rawan sompel transportasi, apabila ditemukan langsung dilakukan analisa dan di tindak lanjuti hal ini bekerjasama dengan TS (Trouble Shooting) dan MTC (Maintenance). 4. Pembuatan schedule preventive pada lori agar kondisi lori tetap level atau sincron dengan loading.
Tugas Akhir
61
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
5. Penggantian guide (pembatas) secara berkala pada tiap line. 6. Pemasangan inverter pada motor disetiap tikungan, agar memudahkan kita dalam mengatur kecepatan motor. 7. Pemantauan pada H2O sesuai standar agar kondisi green tile tidak terlau kering (tidak rapuh). 8. Pembuatan checklist pada pully maaupun v-belt, supaya apabila kondisi pully dan v-belt aus bisa tercontrol. 9. Digudang spare part perlu adanya stock cadangan yang bisa mengatasi sompel transportasi. 10. Pembuatan schedule kebersihan di tiap-tiap pos yang menyebabkan sompel transportasi
4.6.8 Langkah 8 : Rencana berikutnya. Dari data-data sebelumnya tindakan perbaikan yang dilakukan berhasil dalam menurunkan defect sompel transportasi. Dan berdasarkan tabel defect tegel keramik pada langkah ke 6, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah defect sompel transportasi sudah dapat diturunkan dan gugus sepakat unutk memutuskan bahwa masalah planar adalah masalah yang akan di bahas pada putaran PDCA rencana berikutnya.
Tugas Akhir
62
BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Tugas Akhir
30