21
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Profil Perusahaan Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan
usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB). Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.
22
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya. Terminal BBM Pulau Baai, PT Pertamina (Persero) berlokasi di jalan Ir. Rustandi Sugianto No. 11, Pulau Baai, Bengkulu. Luas tanah 59.850 M2 dan luas perairan untuk dermaga 584.730.Berikut adalah tata letak fasilitas yang dimiliki Terminal BBM Pulau Baai :
Gudang Serba Guna
Gudang Pelumas
Gate Keeper
Kantor
5
6
3
4
1
2
Bak P.A.K
Filling Sheed
Parkir Mobil
R. Pompa
Ruang Bengkel
7 8 Drum Yard Tangki Timbun
Gambar 4.1Tata letak fasilitas Terminal BBM Pulau Baai
23
Fasilitas Dermaga Dermaga Beton Ukuran Kapasitas Sandar
:
15 M x 15 M
:
8.000 DWT
Gambar 4.2 Dermaga Terminal BBM Pulau Baai
4.2
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan
24
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Perusahaan
4.3
Penanganan Bahan Terminal BBM Pulau Baai dalam proses pendistribusian produk BBM ke
SPBU, SPDN dan AMT menggunakan berbagai jenis armada truk tangki, yaitu : Truk Tangki Premium Kapasitas Truk Tangki Solar Kapasitas Truk Tangki Kerosene Kapasitas
:
11 Unit
:
176 KL
:
4 Unit
:
64 KL
:
20 Unit
:
100 KL
25
Tangki Timbun Tangki Avtur (Jet A1)
:
1 Buah
:
500 KL
:
4 Buah
Kapasitas
:
7.000 KL
Tangki Solar
:
3 Buah
Kapasitas
:
9.000 KL
:
2 Buah
:
3.000 KL
Kapasitas Tangki Premium
Tangki Kerosene Kapasitas
Gambar 4.5 Tangki Timbun Terminal BBM Pulau Baai............................
Berikut ini adalah perincian ketahanan persediaan yang dimiliki oleh Terminal BBM Pulau Baai : Tangki Avtur (Jet A1)
=
41 Hari
Tangki Premium
=
20 Hari
Tangki Solar
=
18 Hari
Tangki Kerosene
=
23 Hari
26
Pipa Penanganan bahan dengan menggunakan pipa menggunakan tekanan sebesar 2 Kilogram untuk menerima BBM dari pompa tangker ke tangki timbun di Terminal BBM Pulau Baai.
Gambar 4.6 Pipa BBM Terminal BBM Pulau Baai
4.4
Kondisi Lingkungan Kerja Perancangan kondisi lingkungan kerja salah satu hal penting, disebabkan
lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan produktivitas serta dapat menciptakan suasana yang nyaman,sehingga dapat mencegah terjadinya kelelahan dalam bekerja. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja adalah sebagai berikut: 1. Temperatur (suhu) Suhu dapat mempengaruhi tingkatan kinerja seseorang terhadap suatu pekerjaaan. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan pekerja mudah kelelahan, tingginya tingkat dehidrasi dan mengurangi konsentrasi pekerja sehingga meningkatnya tingkat kesalahan. Upaya pencegahan terhadap suhu yang panas dengan menggunakan kipas angin dan blower, agar suhu ruang menjadi lebih kondusif untuk bekerja.
27
Pertamina, khususnya Terminal BBM Pulau Baai telah melakukan pengujian suhu lingkungan kerja, yaitu31,40C – 34,60C. 2. Kebisingan Bising merupakan suara - suara yang tidak diharapkan yang dapat berpengaruh terhadap kinerja, hilangnya konsentrasi, terjadinya kesalahan, terganggunya komunikasi dan merusak sistem pendengaran. Pengujian kebisingan di Terminal BBM Pulau Baai pada area filling sheed dan tempat parkir, dapat diketahui tingkat kebisingan area tersebut : Ls 37,98 – 39,49 dBA. Lm 33,36 – 33,51 dBA. Lsm 38,17 – 39,15. 4.5
Peraturan Waktu Kerja Waktu kerja adalah jam kerja dimana para pekerja melakukan aktivitas
pekerjaan, sesuai dengan job description masing-masing pekerja. Waktu kerja kantor pada Terminal BBM Pulau Baai PT. Pertamina (Persero) adalah : Pagi
:
07.00 – 12.00
Istirahat
:
12.00 – 13.00
Siang
:
13.00 – 15.30
Waktu kerja operasional dilakukan di Terminal BBM Pulau Baai berdasarkan shift, dengan 8 jam waktu kerja, yaitu :
4.6
Pagi
:
07.00 – 15.00
Sore
:
15.00 – 23.00
Malam
:
23.00 – 07.00
Perencanaan Permintaan BBM Bersubsidi SPBU baru yang terdapat di provinsi Bengkulu dengan jumlah tiga buah
SPBU baru dan meningkatnya permintaan produk Solar yang disebabkan peningkatan angkutan truk batubara yang melintas, mengakibatkan jumlah konsumsi BBM yang semakin meningkat. Semakin bertambahnya jumlah permintaan produk BBM setiap tahunnya, belum sesuai dengan jumlah BBM
28
yang dapat disediakan, khususnya BBM bersubsidi. Data tersebut dapat diketahui dengan perkiraan permintaan BBM produk Premium dan Solar pada setiap periode bulanan. Peningkatan permintaan BBM dapat diketahui dari data mengenai realisasi pengiriman jumlah BBM, khususnya produk Premium dan Solar, sehingga dari data tersebut bisa diperkirakan adanya peningkatan jumlah konsumsi BBM produk Premium dan Solar pada setiap periode bulanan.
Tabel 4.1. Realisasi Premium dan Solar 2011
Premium Solar
REALISASI TAHUN 2011 MEI JUN JUL
JAN
FEB
MAR
APR
12.906
11.800
13.023
13.314
14.598
14.082
4.696
4.336
4.957
4.416
5.001
4.806
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
14.340
14.128
14.618
14.064
13.522
14.308
4.991
4.972
4.264
5.047
4.685
4.886
Jumlah Permintaan Premium pada provinsi Bengkulu yang semakin meningkat dapat diketahui dengan metode perkiraan Trend Analysis pada tabel berikut : TABEL 4.2. Perkiraan permintaan Premium
Periode Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012
Perkiraan Permintaan (KL) 14.716 14.868 15.020 15.173 15.325 15.477 15.630 15.782 15.935 16.087 16.239 16.392
Jumlah Permintaan Solar pada provinsi Bengkulu yang semakin meningkat dapat diketahui dengan metode perkiraan Trend Analysis pada tabel berikut :
29
TABEL 4.3 Perkiraan permintaan Solar
Periode Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012
Perkiraan Permintaan (KL) 4.925 4.949 4.972 4.996 5.020 5.044 5.068 5.092 5.116 5.139 5.163 5.187
Data mengenai perkiraan jumlah permintaan Premium tersebut dilakukan penyesuaian dengan jumlah kuota subsidi Premium dan Solar yang diberikan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan agar perencanaan jumlah penjualan Premium dan Solar di wilayah provinsi Bengkulu sesuai dengan jumlah kuota subsidi Premium dan Solar yang diberikan oleh pemerintah. Perencanaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Kuota dan rencana pengiriman Premium dan Solar 2012 JAN
FEB
MAR
RENCANA KIRIM TAHUN 2012 (KL) APR MEI JUN JUL AGT
Premium
12.533
13.832
14.141
15.505
14.957
15.231
15.006
Solar
4.809
5.498
4.898
5.547
5.330
5.535
5.514
SEP
OKT
NOP
DES
15.526
14.938
14.362
15.197
12.533
4.729
5.598
5.196
5.419
4.809
Permintaan jumlah kebutuhan BBM yang meningkat, menyebabkan adanya masyarakat yang tidak terpenuhi kebutuhan untuk bahan bakar kendaraan bermotornya, khususnya Premium. Pertamina pada wilayah unit pemasaran Sumatera Bagian Selatan melakukan strategi penjualan produk Pertamax, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bakar kendaraan bermotor. 4.7
Proses Pemesanan dan Pengiriman Produk BBM Pertamina
bagian
pemasaran
BBM
retail
merencanakan
jumlah
pengiriman Premium, Solar dan Kerosene yang dilakukan setiap hari, serta selalu
30
menyesuaikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan pengusaha SPBU dan agen minyak tanah. Pembayaran pembelian produk BBM yang dilakukan oleh pengusaha SPBU dan agen minyak tanah disetorkan ke bank persepsi yang ditunjuk Pertamina, yaitu bank BRI, bank Mandiri, bank BNI, bank BCA dan bank Bukopin. Pengusaha harus melakukan penyetoran tersebut ke bank persepsi minimal satu hari (H-1) sebelum pengusaha SPBU dan agen minyak tanah melakukan pesanan kepada pihak Pertamina. Pengusaha SPBU dan agen minyak tanah yang telah mengirimkan pembayaran ke bank persepsi, selanjutnya mendapatkan Sales Order (SO) / bukti pembayaran yang telah disetorkan pengusaha SPBU dan agen minyak tanah kepada pihak Pertamina. Pertamina di instansi / Terminal BBM setiap hari Senin sampai Jumat mendapatkan Sales Order (SO) yang telah dikirimkan pengusaha SPBU dan agen minyak tanah. Kemudian, Pertamina
di instansi / Terminal BBM
tersebut
menyesuaikan jumlah Sales Order (SO) yang telah diterima dengan jumlah persediaan yang ada di Terminal BBM Pertamina. Instansi / Terminal BBM Pertamina yang telah menyesuaikan antara jumlah Sales Order (SO) dengan persediaan yang ada di Terminal BBM Pertamina, selanjutnya membuat Loading Order (LO) untuk pengiriman pada hari berikutnya kepada pihak transportir. Terminal BBM Pertamina memastikan bahwa pihak Transportir yang berangkat membawa produk Premium, Solar dan Kerosene ke lokasi SPBU, sudah dalam keadaaan bebas air pada tangki yang berisi produk BBM tersebut. Transportir tersebut diperiksa jumlah BBM yang diterimanya, dan diberikan surat jalan (DO) serta dokumen BBM bebas air. Kemudian, pihak Pertamina memberitahukan kepada pengusaha SPBU dan agen minyak tanah mengenai Transportir yang telah berangkat menuju SPBU dan agen minyak tanah tersebut melalui SMS ke telepon genggam pengusaha SPBU dan agen minyak tanah. Hal ini dapat diketahui dari Gambar 4.7.
31
Gambar 4.7 Pola pemesanan dan pengiriman produk BBM
4.8
Manajemen Rantai Pasok Premium, Solar dan Kerosene Aspek yang berperan penting dalam operasional suatu perusahaan adalah
manajemen rantai pasok, dengan mengetahui proses manajemen rantai pasok pada perusahaan, memberikan pemahaman mengenai proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Gambar 4.8 Aliran Material BBM
32
Gambar aliran material BBM bersubsidi memberikan informasi mengenai sumber minyak mentah yang diperoleh oleh Pertamina unit pengolahan untuk melakukan kegiatan pengolahan. Sumber minyak mentah untuk diolah berasal dari Pertamina eksplorasi atau impor luar negeri dengan menggunakan tangker dan tongkang. Minyak mentah diolah menjadi berbagai produk, seperti Premium, Solar dan Kerosene. Pertamina unit pengolahan mengirimkan berbagai produk tersebut ke konsumen internal (Pertamina unit pemasaran), khususnya produk Premium, Solar dan Kerosene. Pertamina unit pemasaran yang menerima produk Premium, Solar dan Kerosene, kemudian mengirimkan produk tersebut ke Terminal Transit untuk disimpan pada periode tertentu (biasanya perminggu). Terminal Transit adalah suatu lokasi untuk mengumpulkan BBM dari hasil produksi Pertamina unit pengolahan dan impor dari luar negeri dalam bentuk produk jadi Premium, Solar dan kerosene. Terminal Transit memiliki tugas untuk menyimpan produk BBM, dan mengirimkan produk BBM ke terminal BBM pada setiap wilayah pasokan Terminal Transit, sesuai dengan jumlah permintaan produk BBM dan kapasitas penyimpanan pada setiap Terminal BBM dengan menggunakan tangker dan tongkang. Terminal BBM sebagai penerima produk BBM memiliki tugas untuk menyalurkan produk BBM ke seluruh SPBU dan agen minyak tanah yang berada di wilayah penyaluran Terminal BBM. Contohnya, Terminal BBM Pulau Baai menyalurkan produk BBM ke : SPBU, SPDN dan Agen Minyak Tanah di kota Bengkulu, SPBU, SPDN dan Agen Minyak Tanah di wilayah Bengkulu Utara, SPBU, SPDN dan Agen Minyak Tanah di wilayah Bengkulu Selatan. Produk BBM yang sudah dikirimkan ke SPBU, kemudian dijual ke masyarakat dengan harga eceran tertinggi untuk BBM yang bersubsidi. Karakteristik produk tesebut adalah produk fungsional.
33
4.8.1 Keputusan Pasokan Aliran Material BBM Produk BBM yang ada pada setiap Terminal Transit dan Terminal BBM diperoleh dari pasokan unit pengolahan Pertamina serta impor luar negeri. Pasokan yang dikirimkan dari unit pengolahan Pertamina dan impor luar negeri ke Terminal Transit dan Terminal BBM, sampai dengan produk BBM sampai ke SPBU masih belum optimal dalam pelaksanaan di lapangan, seperti waktu pengiriman yang terlambat, jumlah BBM yang diterima belum sesuai dengan kebutuhan setiap harinya. Kendala
ini terjadi disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranya : Faktor alam (pendangkalan pantai, badai besar, tanah longsor, gempa bumi dan banjir). Faktor sosial masyarakat (pencurian BBM, penimbunan BBM secara illegal dan kekhawatiran masyarakat mengenai kelangkaan BBM). Faktor internal (produksi BBM unit pengolahan Pertamina yang tidak sesuai permintaan unit pemasaran Pertamina, kurang tersedianya kendaraan pengangkut BBM dan belum lengkapnya fasilitas penerimaan serta penyaluran BBM pada Terminal BBM). Faktor eksternal (infrastruktur jalan yang rusak dan pemberitaan media massa yang mengakibatkan kepanikan masyarakat mengenai ketersediaan BBM). Berbagai faktor yang menyebabkan terkendalanya pendistribusian produk BBM, membuat Pertamina menerapkan pola suplai reguler, alternatif dan emergency dalam pendistribusian produk BBM. Strategi supply chain yang diterapkan Pertamina, khususnya di unit pemasaran Sumbagsel PT. Pertamina (Persero) menggunakan beberapa titik pengiriman produk BBM dan pola suplai, yaitu :
34
Tabel 4.5 Titik SuplaiPertamina Sumbagsel
No. 1.
Sumber Pasokan BBM
Terminal BBM Pulau Baai
Reguler
Alternatif
Emergency
- TT. Teluk
- Kilang Plaju
- Terminal BBM
Kabung
- Terminal BBM Panjang
- TT. Tj. Gerem
Lubuk Linggau
- Terminal BBM
- Terminal BBM Lubuklinggau Lahat
- Terminal BBM
- Terminal BBM Lahat Baturaja
- Terminal BBM Baturaja
2.
Kertapati
- Kilang Plaju
- Injeksi Kilang
- Injeksi Kilang
Palju dari
Plaju dari Kilang
Kilang Balongan Cilacap dan Kilang Dumai
3.
Panjang
- Kilang Plaju
- Kilang Plaju
- Batam Grup
(Premium, Solar - Kilang Dumai dan Minyak
- Kilang
Bakar)
Balongan
- TTU.Balongan - Kilang Cilacap -Impor Singapura
4.
Pangkalan
- Kilang Plaju
- TT. Tj. Gerem
- Kilang Dumai
Balam
(Premium dan
- Batam Grup
- Kilang Balongan
Kerosene)
- Kilang Plaju
- Batam Grup
- Batam Grup
- TT. Tj. Gerem
- Kilang Plaju
- Batam Grup
- TT. Tj. Gerem 5.
Jobber Tj. Pandan
- Kilang Plaju
35
6.
Jambi
- Kilang Plaju
- TT. Teluk
- Kilang Dumai
- Batam Grup
Kabung
- TT. Teluk
- Terminal BBM Kabung Kertapati
- Terminal BBM
- Batam Grup
Kertapati
- Kilang Plaju
- Terminal BBM Lubuk Linggau
7.
Lubuklinggau
- Terminal
- Terminal BBM - Terminal BBM
BBM Kertapati
Pulau Baai
Panjang
- Terminal BBM - Terminal BBM Jambi
Baturaja
- Terminal
- Terminal BBM
Kertapati
Lahat
8. Lahat
- Terminal
- Terminal BBM - Terminal BBM
BBM Kertapati
Pulau Baai
Baturaja - Terminal BBM Lubuk Linggau
9.
Baturaja
- Terminal
- Terminal BBM - Terminal BBM
BBM Kertapati
Panjang
Pulau Baai - Terminal BBM Lahat
Tabel tersebut memberikan informasi mengenai titik suplai yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) regionII Sumbagsel, mulai dari pola suplai reguler, alternatif dan emergency. Pola suplai reguler
36
Gambar 4.9 Pola Suplai Reguler Pertamina Sumbagsel
Gambar tersebut memberikan informasi mengenai pola suplai reguler yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) region II Sumbagsel. Pola suplai reguler dilakukan PT. Pertamina (Persero) region II Sumbagsel, pada saat kondisi permintaan BBM stabil dan persediaan BBM yang terdapat di Refinery Unit, Terminal Transit dan Terminal BBM tersedia dalam jangka waktu
5 hari untuk
memenuhi kebutuhan BBM yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di wilayah Sumbagsel. Pola suplai alternatif
Gambar 4.10 Pola suplai alternatif Pertamina Sumbagsel
37
Gambar 4.10 memberikan informasi mengenai pola suplai alternatif yang dilakukan olehPT. Pertamina (Persero) regionII Sumbagsel. Pola suplai alternatif dilakukan pada saat kondisi permintaan BBM mengalami peningkatan permintaan, disebabkan konsumsi masyarakat terhadap BBM meningkat. Konsumsi BBM tersebut meningkat ketika hari raya keagamaan dan tahun baru. Pola suplai alternatif diberlakukan untuk memenuhi persediaan BBM dari setiap Terminal BBM yang kekurangan persediaan BBM. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi persediaan BBM yang kritis sampai dengan langka. Pola suplai emergency
Gambar 4.11 Pola suplai emergency Pertamina Sumbagsel
Dari gambar 4.11 dapat diketahui pola suplai emergency yang dilakukan oleh PT. Pertamina region II Sumbagsel. Pola suplai emergency dilakukan ketika persediaan BBM di setiap Terminal BBM mengalami persediaan yang kritis, sehingga diperlukan keputusan untuk melakukan suplai dari berbagai titik suplai yang dipastikan bisa memenuhi permintaan pada wilayah Sumbagsel. Pertamina dalam menetukan pola suplai yang dilakukan berdasarkan koordinasi bersama antara bagian suplai dan distribusi, bagian pemasaran BBM
38
retail dan bagian marine Pertamina, dengan koordinasi tersebut dapat diketahui tingkat kebutuhan untuk pola suplai di setiap wilayah. Strategi supply chain yang dilakukan Pertamina pada kondisi pola suplai reguler adalah strategi efisiensi. Dalam kondisi pola suplai alternatif dan emergency, strategi supply chain yang dilakukan Pertamina adalah strategi responsif. Strategi responsif ini dilakukan untuk mengatasi kondisi kelangkaan BBM yang terjadi pada Terminal BBM Pertamina sampai dengan SPBU. 4.8.2
Aliran Informasi Pengiriman Kuota BBM Bersubsidi Pengiriman produk Premium, Solar dan Kerosene bersubsidi pada setiap
periode (pertahun) pada provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka, Jambi dan Lampung dilakukan oleh unit pemasaran Sumbagsel PT. Pertamina (Persero), khususnya oleh bagian pemasaran dan retail, dengan melihat jumlah kuota subsidi Premium, Solar dan Kerosene yang telah diberikan oleh DPR ke pihak Pertamina.
Gambar 4.12 Aliran informasi BBM bersubsidi
39
Kouta tersebut diperinci dari pertahun pada wilayah Sumbagsel (Sumsel, Bengkulu, Bangka, Jambi dan Lampung) menjadi rencana pengiriman perbulan sampai dengan pembagian kuota tersebut di setiap wilayah oleh Pertamina bagian Sales Area Manager. Pembagian kuota ditentukan perbulan pada setiap wilayah, Sales Representative bertugas untuk melakukan perencanaan jumlah pengiriman produk Premium, Solar dan Kerosene bersubsidi perhari, pada setiap SPBU di wilayah Sales Representative tersebut bertanggung jawab.
4.8.3
Aliran Uang dalam Supply Chain Pertamina Pertamina mengelola aliran uang dalam hal pendapatan serta pembiayaan
rutin, dilakukan menggunakan sistem informasi mySAP dan kerjasama dengan bank persepsi (BRI, BNI, Mandiri, BCA dan Bukopin) untuk membantu dalam proses pengelolaan aliran uang Pertamina. Hal tersebut dapat diketahui pada gambar 12.
Gambar 4.13Aliran uang Pertamina Sumbagsel
40
Gambar 4.13 memberikan informasi mengenai aliran awal uang yang disetorkan dari pelanggan (SPBU dan AMT) ke Pertamina melalui rekening polling kantor unit dari bank persepsi (BRI, BNI, BCA, Mandiri dan Bukopin). Uang setoran yang masuk ke rekening polling Pertamina kantor unit, secara otomatis ditransferkan ke rekening Pertamina pusat pada jam 15.00 sampai dengan 17.00 pada hari tersebut. Pertamina pusat mengelola aliran uang yang diperoleh dari rekening polling yang ditransferkan kantor unit, untuk membiayai anggaran belanja investasi, anggaran belanja operasional dan belanja produk yang dilakukan oleh Pertamina, baik di pusat sampai dengan Pertamina di unit. Rincian anggaran biaya tersebut adalah : a) Anggaran belanja investasi : pembangunan pabrik, pembangunan gudang dan pembangunan sarana fasilitas. b) Anggaran belanja operasional : upah, penghargaan, tagihan operasional dan kesejahteraan. c) Belanja produk : impor minyak. Anggaran belanja investasi dilakukan dengan pertimbangan jangka panjang. Yaitu belanja investasi dapat dipergunakan perusahaan dalam jangka waktu
5
tahun. Anggaran untuk belanja operasional dan belanja produk merupakan biaya yang rutin dilakukan dalam jangka waktu bulanan.
4.9
Total Productive Maintenance Perawatan yang dilakukan Terminal BBM Pulau Baai menggunakan jadwal
preventivemaintenace, yaitu perawatan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan pada mesin dan fasilitas pada Terminal BBM Pulau Baai. Total productivemaintenanceterkait dengan Prinsip 5S di Pertamina mengikuti istilah KAIZEN yaitu Seiri(sisih), Seiton(susun), Seiso(sapu), Seiketsu(standar), Shitsuke (sikap). Penerapan 5S tersebut yang dilakukan Pertamina adalah :
41
Sisih Memisahkan dan menyisihkan barang-barang yang tidak diperlukan. Kegiatan ini dilakukan saat memilah dokumen dan barang dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Susun Menyusun barang-barang dengan rapi pada tempatnya agar mudah dijangkau dan ditemukan, saat diperlukan.
Sapu Membersihkan setiap peralatan dan tempat kerja dari kotoran. Hal tersebut dilakukan agar tempat kerja bersih dan meningkatkan produktivitas.
Standar Menjaga agar semua barang / peralatan / tempat kerja tetap dalam kondisi bersih dan tersusun rapi. Serta mencegah kesalahan agar tidak terulang, tolak ukur keberhasilan dan terus menerus melaukan penyempurnaan.
Sikap Pembentukan kebiasaan agar tercipta tempat kerja yang baik dan menaati peraturan. Dengan tujuan supaya terciptanya partisipasi penuh seluruh pekerja dalam mengembangkan kebiasaan yang baik dan tempat kerja yang nyaman, serta senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku dengan adanya komunikasi dan umpan balik sebagai rutinitas sehari-hari.