BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Profil Perusahaan PT. Komatsu Indonesia merupakan
perusahaan
manufaktur
yang
bergerak dibidang produksi alat berat seperti Bulldozer, Excavator, Dump Truck. Komatsu Indonesia, sebagai salah satu basis produksi Komatsu Global, memiliki beragam keunggulan, termasuk di dalamnya fasilitas produksi yang lengkap & terintegrasi,
yaitu
fasilitas
produksi
unit
jadi
hingga
masing-masing
komponennya. Komatsu Indonesia, di bawah merek Komatsu global, adalah industri alat berat yang terkemuka di Indonesia. Pada awal berdirinya, Komatsu Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara PT United Tractors (sekarang distributor resmi produk Komatsu di Indonesia) dan Komatsu Ltd di Jepang. Kemunculan Komatsu Indonesia juga dipengaruhi oleh maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia dan kepemimpinan United Tractors di pasar alat konstruksi pada waktu itu. Dengan keuntungan lokasi yang strategis di Indonesia, kami telah berevolusi menjadi pelopor dan pemain terkemuka dalam industri alat berat di Asia Tenggara dalam waktu yang relatif singkat.
37
38
PT.Komatsu Indonesia menempati area seluas 20,26 hektar di kawasan industri Cakung Cilincing(Cacing) dengan pengoperasian fasilitas manufaktur yang komprehensif dan terpadu. Area ini terdiri dari pabrik pengecoran, pabrik hidrolik, pabrik fabrikasi dan pabrik perakitan. Di area lainnya, terdapat pabrik Cibitung seluas 5,94 hektar yang terdiri dari pabrik fabrikasi ukuran besar dan pabrik reman silinder hidrolik. Karyawan yang berketerampilan tinggi dan berkomitmen terhadap kualitas dan inovasi yang telah menjadi pendorong kekuatan kami sejak awal berdirinya perusahaan. Penerapkan teknologi yang inovatif dan terus meningkatkan kapasitas perusahaan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen dan posisi di industri alat berat dengan membuat produk yang handal. Sebagai industri berskala internasional dengan produk yang inovatif & berkualitas tinggi, tidak hanya memproduksi unit jadi seperti bulldozer, dump truck dan excavator hidrolik, tetapi juga frame, hasil pengecoran baja serta komponen terkait, yang akan dipasok ke seluruh Komatsu di seluruh dunia. Saat ini,
Komatsu Indonesia sudah menjadi mitra terpercaya untuk setiap
pengembangan di bidang pertambangan, kehutanan, perkebunan, dan konstruksi bangunan di Indonesia. Komatsu Indonesia juga mencetak salah satu catatan keselamatan terbaik, memelihara hubungan baik dengan buruh di industri alat berat, serta mendapatkan rasa hormat dari karyawan, kelompok serikat pekerja dan asosiasi-asosiasi industri. 1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Bentuk perusahaannya adalah PT (Perseroan Terbatas) dalam bidang industry manufaktur alat berat seperti Excavator, Bulldozer, Dump Truck serta komponen-komponennya. PT. Komatsu Indonesia merupakan anak perusahaan
39
dari Komatsu Ltd di Japan. Berdasarkan struktur organisasi PT. Komatsu Indonesia, perusahaan ini cukup besar struktur organisasinya. PT. Komatsu Indonesia dipimpin oleh Presiden Direktur Struktur dan Vice President Direktur. Secara detail dapat dilihat pada lampiran. 1.3 Aktivitas Perusahaan PT.Komatsu Indonesia bergerak di bidang manufaktur alat berat. Memproduksi peralatan alat berat seperti Excavator, Bulldozer, Dump Truck. Kegiatan produksi dilakukan oleh beberapa Plant pabrik komatsu yang saling terintegrasi. Perusahaan mempunyai 7 plant produksi, yaitu Foundry Plant 1, Foundry Plant 2, Fabrication Plant, Hydraulic Plant, Big Size Fabrication Plant, Cylinder Reman Plan dan Assembly Plant. 1.3.1 Foundry Plant 1 & 2 Plant ini merupakan tempat pengecoran logam. Pengecoran logam adalah proses manufaktur logam dengan cara mencairkan sampai dengan suhu tertentu dan dengan komposisi tertentu lalu di tuangkan ke dalam sebuah cetakan. Produk yang di hasilkan dari plant ini yaitu, main frame Dump Truck, Foot Boom and Arm Excavator, Undercarriage Part seperti bottom roller, top roller, booden plate etc. Bahan yang digunakan dari biji besi dan besi-besi bekas di lebur, diolah dan di jadikan bentuk sesuai yang di inginkan.
40
Gambar 4.1 Salah satu peleburan di Foundry Plant PT.Komatsu Indonesia 1.3.2 Fabrication Plant Plant ini kegiatan utamanya yaitu welding, machining, dan IQT (Induction Quenching and Tempering). Produk dari foundry plant di olah lagi di fabrication plant, untuk di proses machining maupun welding. Sehingga jadi produk sub assy dan di kirim ke Assembly Plant. Produk yang dihasilkan yaitu Boom, Arm, Track Frame, Main Frame, Frame for Blade etc.
Gambar 4.2 Welding dengan bantuan Robotik di Fabrication Plant
41
1.3.3 Hydraulic Plant Hydraulic Plant memproduksi silinder hidrolik, pipa dan pins. Dari raw material berupa selongsongan pipa dan bar di olah menjadi pipa hidrolik sesuai yang di inginkan dan membuat silinder hidrolik yang mempunyai kualitas tinggi untuk kebutuhan yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
Gambar 4.3 Pembuatan Hydraulic Cylinder di Hydraulic Plan 1.3.4 Big Size Fabrication Plant Plant ini kegiatannya sama dengan fabrication plant yang biasa hanya saja plant ini memproduksi component yang besar-besar. Hasil dari foundry plant, khusus komponen besar diproses di sini, welding, machining, tetapi tidak ada IQT adanya PWHT (Post Weld Heat Treatment) untuk mengurangi tegangan sisa hasil pengelasan (welding) agar produk yang dihasilkan bagus tidak gampang patah ataupun rusak. Produk yang dihasilkan yaitu Boom, Arm, Crawler unit PC3000, PC4000
42
Gambar 4.4 Finishing Big Size Component (Arm Excavator PC3000) di Big Size Fabrication Plant 1.3.5 Cylinder Reman Plant Cylinder Reman Plant mendaur ulang silinder-silinder bekas sehingga kembali seperti baru. Contoh silinder yang di remanufaktur yatiu, silinder suspense & silinder Dump untuk Dump Truck, silinder hidrolik untuk excavator.
Gambar 4.5 Proses Remanufaktur Silinder Hidrolik di Cylinder Reman Plant
43
1.3.6 Assembling Plant Komponen setelah selesai di welding dan machining di fabrication plant dikirim ke Assembling Plant untuk di rakit/digabungkan menjadi sebuah unit jadi. Di Assembling Plant, unit-unit yang telah jadi di tes di sesuaikan dengan standad yang ada.
Gambar 4.6 Proses Perakitan Unit di Assembling Plant 1.4 Aktivitas Produksi Mesin PWHT Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pembahasan ke salah satu mesin yaitu Mesin PWHT (Post Weld Heat Treatment). Mesin PWHT ini berfungsi untuk menghilangkan tegangan sisa akibat dari proses welding. Mesin PWHT selama ini digunakan untuk component Boom dan Arm PC3000 dan PC4000
44
Arm Backhoe
Arm Shovel
Boom Backhoe
Boom Shovel
Gambar 4.7 Model Big Size Component yang Melewati Proses di Mesin PWHT
1.4.1 Standard Operasional Prosedur Mesin PWHT Standard Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Mesin PWHT
harus
dijalankan
sesuai
dengan
standar
operasional
prosedurnya karena sangat mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. Tahap-tahap menjalankankan mesin PWHT sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu pemanasan,jika tidak sesuai prosedur akan berakibat
45
fatal, dari segia kualitas maupun Safety. Detail dari Standard Operasional Prosedur Mesin PWHT dapat dilihat di Lampiran. 1.4.2 Jumlah Pengoperasian Mesin PWHT di Fiscal Year 2012 Mesin PWHT merupakan mesin untuk menghilangkan tegangan sisa dikomponen Big Size yaitu attachment excavator PC3000 dan PC4000. Pada komponen big size beban kerjanya sangat berat, sehingga membutuhkan material yang kuat pula. Berikut ini merupakan jumlah komponen yang diproduksi menggunakan mesin PWHT selama FY2012 di PT Komatsu Indonesia. Daftar detailnya ada di lampiran. Tabel
4.1
Jumlah
komponen
yang
diproduksi menggunakan mesin PWHT FY2012
JUMLAH ITEM
HASIL PRODUK ( Pcs) PENGOPERASIAN
ARM PC3000 BH
8
8
BOOM PC3000 BH
8
8
Arm PC4000 BH
7
7
BOOM PC4000 BH
7
7
Arm PC4000 FS
10
10
BOOM PC4000 FS
10
10
ARM PC3000 FS
6 6
BOOM PC3000 FS Total
6 56
62
46
Gambar 4.8 Klasifikasi Jumlah Komponen yang Diproduksi Menggunakan Mesin PWHT 1.4.3 Standard Cost Mesin PWHT Sebelum Perhitungan Standard Biaya Mesin PWHT sampai sekarang ini masih menggunakan standard biaya Painting. Di Fiscal Year 2012 mesin PWHT menggunakan standard biaya $ 51,1 per jam. Padahal secara actual proses sangatlah berbeda. Sehingga tidak mungkin bila biaya nya sama. Di bawah ini merupakan gambar dari BAAN system yang menunjukkan tarif per jam nya setiap proses.
47
Gambar 4.9 Hasil Print Screen Operation Rate di Baan Sistem Di bawah ini merupakan contoh list pengerjaan ARM & BOOM PC3000 yang menunjukkan bahwa pengerjaan anneling (proses heat treatment di Mesin PWHT) masih menggunakan charge Painting yaitu $51,1 per jam. Untuk Runtime nya 1 kali pengoperasian mesin PWHT yaitu 1.937 menit, 1.937 / 60 = 32 jam
Gambar 4.10 Hasil Print Screen Download Routing
48
4.4.4 Macam-Macam Biaya Pada Pengoperasian Mesin PWHT Dalam menghitung biaya pengoperasian mesin PWHT kita harus tahu tahapan-tahapan yang menimbulkan biaya. Dalam pengoperasian 1 siklus mesin PWHT dapat di dilihat pada Gambar 4.10 Komponen setelah selesai di welding di naikkan ke PWHT lorry selanjutnya lorry dijalankan menuju Mesin PWHT yang kurang lebih berjarak 30 meter. Dalam menjalankan lorry PWHT ini menggunakan motor listrik. Setelah masuk ke mesin PWHT dilakukan Prosedur sesuai SOP (Standard Operasional Prosedur), SOP dapat di lihat di lampiran, sesuai dengan tipe atau jenis masing masing komponen.
Gambar 4.11 Sketsa Mesin PWHT
49
Gambar 4.12 Lorry membawa komponen yang akan masuk Mesin PWHT Dilihat dari proses di atas dapat lihat unsur-unsur apa saja yang menimbulkan biaya. Unsur-unsur biaya yang timbul yaitu dari Listrik yang digunakan Lorry PWHT,Motor Burner dan Mesin PWHT, Bahan bakar Gas LPG, Operator 1 orang, 3 shift Data Listrik Besar daya Lorry PWHT
: @7,5 KW, 1 x 7,5KW = 7,5 KW
Pemakaian listrik hanya pada saat menjalankan lorry
untuk memasukkan
komponen yang akan di heat treatment, dan mengeluarkan komponen yang sudah dilakukan heat treatment di mesin PWHT. Durasi pemakaian hanya 1 jam yaitu 30 menit menuju mesin PWHT dan 30 menit keluar dari mesin PWHT.
50
Perhitungan Tarif listriknya Tabel 4.2 Tarif Dasar Listrk Untuk Keperluan Industri (TDL 2010)
Listrik yang dipakai di mesin PWHT ini masuk dalam golongan tariff I-2/TR karena dayanya 150 KVA. Untuk perhitungan lorry dalam setiap 1 siklus pengoperasian membutuhkan waktu 1 jam. Biaya listrik lorry untuk 1 kali pengoperasian PWHT yaitu Diketahui: H
: 1 Jam
K
: 7,5 kWh
P
: Rp 800
51
Keterangan : H
: Durasi Pemakaian
K
: Besar pemakaian daya
P
: Tarif Per kWh
Tr
: Total Biaya Listrik Lorry 1 kali operasi Mesin PWHT
Perhitungan: Tr
: H x K xP : 1 x 7,5 kWh x Rp 800 : Rp 6,000
Perhitungan Listrik Motor Burner Besar daya Motor Burner
: @0,76 KW, 10 x 0,76 KW = 7,6 KW
Motor Burner bekerja rata-rata selama 26 jam, sesuai standard operasionalnya. Tabel 4.3 Standard Heat Treatment
Data Bahan Bakar LPG
Perhitungan listrik pada Motor Burner ada 2 tarif karena pengoperasian Motor Burner pasti akan melewati di mana tarif listrik WBP (Waktu Beban Puncak) waktunya antara 18.00-22.00 dan tarif LWBP (Luar Waktu Beban Puncak). Pada
52
tarif golongan I-2/TR, LWBP Rp 800 / kWh, WBP (1.7 x Rp 800)= Rp 1,360 / kWh Biaya listrik untuk 26 jam pengoperasian Motor Burner (satu kali pengoperasian sesuai Standar Tabel 4.3 yaitu Diketahui : H
: 22 Jam
H’
: 4 Jam (18.00-22.00) (asumsi setiap pengoperasian pasti melewati waktu
ini karena pengoperasian melebihi 24 jam) K
: 7,6 kWh
P
: Rp 800
P’
: Rp 1.360
Keterangan : H
: Durasi Pemakaian (LWBP)
H’
: Durasi Pemakaian (WBP)
K
: Besar pemakaian daya
P
: Tarif Per kWh(LWBP)
P’
: Tarif Per kWh(WBP)
Tm
: Total Biaya Listrik Motor Burner
Perhitungan: LWBP : H x K x P LWBP : 22 jam x 7,6 kWh x Rp 800 : Rp 133.760
53
WBP : H’ x K’ x P’ WBP : 4 jam x 7,6 kWh x Rp 1.360 : Rp 41.344 Total biaya listrik Motor Burner selama 26 jam / 1 kali operasi yaitu Tm
: LWBP + WBP : Rp 133.760 + Rp 41.344 : Rp 175.104
Jadi biaya listrik dalam 1 kali pengoperasian mesin PWHT yaitu T
: Tr + Tm : Rp 6.000 + Rp 175.104 : Rp 181.104
Perhitungan Biaya Gas Data diambil pada FY2012, ada 56 kali pemakaian pada mesin PWHT dapat dilihat di table 4.1. Dalam 56 kali pengoperasian tersebut menghasilkan produk 62 unit komponen. Dalam pengoperasian 56 kali ini menghabiskan 30.491,2 Kg LPG (Lihat lampiran 1) . Jadi untuk satu kali
pengoperasian
membutuhkan rata-rata 30.491,2 Kg / 56 = 544,5 Kg LPG Harga gas per kilo pada FY2012 yaitu Rp 13.205,45 / Kg, diambil dari data awal FY2012 Bulan April 2012 Jadi biaya Gas pada 1 kali pengoperasian yaitu Diketahui: B
: Konsumsi Gas 1 kali Operasi (rata-rata)
Pg
: Harga gas per Kg
Tg
: Total Biaya gas 1 kali operasi
54
Perhitungan: Tg
: B x Pg : 544,5 Kg x Rp 13.205,45 : Rp 7.190.367,5
Gambar 4.13 Hasil Print Screen Table Price Supplier Data Operator Dalam pengoperasian mesin PWHT membutuhkan 1 orang Operator 3 shift, @shift 8 jam, 24 jam beroperasi. Jadi ada 3 operator yang mengoperasikan mesin PWHT dalam periode 1 bulan. Dalam 1 Bulan ada 22 hari kerja. Rata-rata upah yang diberikan Rp 3.000.000. Untuk 3 Operator Rp 9.000.000.
55
Perhitungan upah perjam nya yaitu dalam 1 bulan, 22 hari x 24 jam : 528 jam, jadi biaya tenaga kerja langsung per bulan Rp 9.000.000 / 528 jam : Rp 17.045,5 /jam Dalam 1 kali operasi mesin PWHT membutuhkan kurang lebih 32 jam, didapat dari runtime (gambar 4.13) 1937 / 60 = 32. Diketahui: h
: Jumlah jam setiap bulan : 22 hari x 24 jam : 528 jam
Pt
: Biaya tenaga kerja Per Jam : Rp 9.000.000 / 528 jam : Rp 17.045,5 /jam (3 Shift)
R
: waktu yang dibutuhkan 1 kali pengoperasian : 1.937 / 60 : 32 Jam
Tt
: Total tenaga kerja langsung dalam 1 kali operasi mesin PWHT : Pt x R : Rp 17.045,5 x 32 : Rp 545.456
56
Gambar 4.14 Hasil Print Screen RunTime (routing) PWHT Depresiasi Mesin PWHT Alokasi biaya yang tepat harus dilakukan di antara berbagai pos aktiva dan beban, misalnya dalam penetapan unsur harga perolahan mesin PWHT ini karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akutansi. Untuk itu agar dapat mengatur tentang pembebanan penyusutan aktiva dilakukan perhitungan Depresiasi mesin PWHT ini dengan salah satu metode perhitungan yaitu Metode Jumlah Angka Tahun (sum of the year digits)
57
Langkah-langkah perhitungan: 1. Tentukan jumlah angka tahun (JAT) JAT = n ( n + 1) 2 2. Tentukan besar penyusutan Besar Penyusutan = AT x (HP-NS) JAT HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa/ residu AT= Angka tahun / umur ekonomis JAT = Jumlah angka Tahun Harga Perolehan (HP) Umur ekonomis Mesin PWHT 8 tahun, sementara itu nilai pembelian mesin PWHT sebagai berikut : Body Furnace
: Rp 1.160.000.000
Heating System & Lorry
: Rp 2.100.000.000
Jadi Total biaya pembelian Mesin PWHT yaitu Rp 1.160.000.000
+
2.100.000.000 = Rp 3.260.000.000 Dikonversi ke dalam dollar (USD) Rp3.260.000.000/Rp 8.850 = $ 368.361.1 Dengan rate Rp8.850 / 1 USD untuk FY2012
Rp
58
Gambar 4.14 Exchange Rate Business Plan FY2012 Nilai Sisa (NS) Nilai Residu Mesin PWHT disamakan dengan perhitungan mesin yang lain di PT.Komatsu Indonesia yang besarnya yaitu 15% dari nilai perolehan Mesin. Perhitungannya $ 368.361,1 x 15% = $ 55.254,2 Jumlah Angka Tahun (JAT) Masa ekonomis Mesin yaitu 8 tahun, ini di ambil dari pertimbangan Depreciation Standard Mesin IQT yang cara kerjanya hampir sama dengan PWHT, yang samasama sebuah mesin Heat Treatment.
Gambar 4.16 Hasil Scan Depreciatoin Standard PT.Komatsu Indonesia
59
JAT = n ( n + 1) 2 = 8 ( 8 + 1) 2 = 36 Penentuan Besar Penyusutan Besar Penyusutan = AT x (HP-NS) JAT 1. 8 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 69.579,3 36 2. 7 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 60.881,9 36 3. 6 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 52.184,5 36 4. 5 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 43.487,1 36 5. 4 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 34.789,1 36 6. 3 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 26.092,2 36 7. 2 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 17.394,8 36 8. 1 x ($ 368.361,1 - $ 55.254,2 ) = $ 8.697,4 36
60
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Depresiasi Mesin PWHT Pecahan Dasar Tahun
Sisa Umur
dalam
Depresiasi
Nilai Buku
Depresiasi tahun $ 368.361,1 2012
$ 313.106,9
8
8/36
$ 69.579,3
$ 298.781,8
2013
$ 313.106,9
7
7/36
$ 60.881,9
$ 237.899,9
2014
$ 313.106,9
6
6/36
$ 52.184,5
$ 185.715,4
2015
$ 313.106,9
5
5/36
$ 43.487,1
$ 142.228,3
2016
$ 313.106,9
4
4/36
$ 34.789,1
$ 107.439,2
2017
$ 313.106,9
3
3/36
$ 26.092,2
$ 81.347,0
2018
$ 313.106,9
2
2/36
$ 17.394,8
$ 63.952,2
2020
$ 313.106,9
1
1/36
$ 8.697,4
$ 55.254,2
Jadi pada tahun 2012 nilai penyusutannya yaitu $ 69.579,3 Dalam FY2012 Mesin PWHT digunakan 56 kali, sehingga biaya deprasiasi mesin PWHT untuk 1 kali operasi yaitu $ 69.579,3 / 56 = $ 1.242,5 Dalam Rupiah $ 1.242,5 x Rp 8.850 = Rp 10.996.014,4 Metode perhitungan Metode yang digunakan yaitu metode Full Costing , berikut harga pokok produksi menurut metode Full Costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut : Biaya bahan baku (Gas)
: Rp 7.190.368
Biaya tenaga kerja langsung (Operator)
: Rp
545.456
Biaya overhead pabrik variable (Listrik)
: Rp
181.104
61
Biaya overhead pabrik tetap (Depresiasi)
: Rp 10.996.014
Harga pokok produksi
: Rp 18.912.942
Jadi dalam 1 kali pengoperasian mesin PWHT harga pokok produksinya Rp 18.912.942 dalam dollar yaitu Rp 18.912.942 / Rp 8.850 = USD $ 2.137,1 Standard yang dipakai oleh perusahaan berupa satuan jam. Perhitungannya sebagai berikut : Biaya 1 kali pengerjaan : USD $ 2.034 Durasi 1 kali pengerjaan : 32 jam (gambar 3.14) Standard Cost = $ 2.137,1 / 32 = $ 66,8 / jam
4.5 Harga Jual Komponen Big Size Komponen Big Size merupakan komponen dari Unit Excavator PC3000 dan Excavator PC4000. Komponen yang menyusun Excavator PC3000 dan Excavator PC4000 bejumlah ribuan.
Di PT.Komatsu Indonesia
hanya
memproduksi komponen-komponen yang besar saja. Contoh komponen yang dibuat di PT.Komatsu Indonesia yaitu Boom, Arm, Center Frame, Crawler Frame, Track Shoe dll. Semua komponen Big Size yang melewati proses di mesin PWHT hanya Boom dan Arm. Arm dan Boom sering attachment Unit PC3000/PC4000 Berikut dibawah ini harga Boom dan Arm Excavator PC3000 dan Excavator PC4000. Detail perhitungan ada di lampiran.
62
Tabel 4.5 Harga Boom dan Arm Excavator PC3000 dan Excavator PC4000 NO
UNIT
1
KOMPONEN
HARGA
ARM BACKHOE
$
49.280
BOOM BACKHOE
$
107.701
3
ARM SHOVEL
$
45.068
4
BOOM SHOVEL
$
81.141
5
ARM BACKHOE
$
74.615
6
BOOM BACKHOE
$
151.451
7
ARM SHOVEL
$
75.698
8
BOOM SHOVEL
$
110.149
2 PC3000
PC4000