BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Profil Perusahaan Harita Group memulai pengembangan divisi Pertambangan dengan melakukan eksplorasi emas sejak tahun 1976 bersama dengan Rio Tinto Plc membentuk PT Kelian Equatorial Mining. Produksi komersial dimulai pada tahun 1992 dengan kapasitas pengolahan 6 juta ton per tahun. Pertambangan PT KEM ini telah selesai pada pertengahan tahun 2003 dan dilanjutkan dengan penutupan pabrik pengolahan pada awal tahun 2005. Selanjutnya, Harita Group melakukan kerjasama dengan Lanna Resources Public Co. Ltd., Thailand, mendirikan PT Lanna Harita Indonesia dan PT Citra Harita Mineral untuk mengeksplorasi penambangan batu bara di Samarinda dengan total konsesi 30.000ha dengan proven reserves 10 juta ton. Harita Group memiliki 35% saham dalam kedua perusahaan tersebut. Berdasarkan pengalaman dengan perusahaan asing tersebut, maka Harita Group berkeinginan untuk mengembangkan konsesi mineral yang dimilikinya yang mencakup batu bara, bauksit, nickel, bijih besi, emas dan tembaga. Perusahaanperusahaan yang telah beroperasi adalah: Bauksit : PT Harita Prima Abadi Mineral, PT Karya Utama Tambang Nikel : PT Kemakmuran Pertiwi Tambang, PT Gane Permai Sentosa, PT Trimegah Bangun Persada Batubara : PT Dharma Puspita Mining, PT Lanna Harita Indonesia, PT Citra Harita Mineral Dan masih ada lebih dari 20 konsesi pertambangan yang saat ini masih dalam tahap
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
eksplorasi. Di Maluku Utara, Harita Nickel melakukan eksplorasi dan operasi produksi pertambangan melalui tiga perusahaan yaitu, PT. Gane Permai Sentosa, PT. Trimegah Bangun Persada dan PT. Kemakmuran Pertiwi Tambang. Usaha pertambangan dilakukan oleh PT. Gane Permai Sentosa di Pulau Obi, Halmahera Selatan, antara lain: (1) Blok Loji, Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. Berdasarkan SK Bupati Halmahera Selatan No 90 Tahun 2007 memiliki luas 1.128,23 Ha. (2) Blok Jikodolong, Desa Baru dsk, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. Berdasarkan SK Bupati Halmahera Selatan No 53 Tahun 2010 memiliki luas 1.400,06 Ha. PT. Trimegah Bangun Persada berdasarkan Keputusan Bupati Halmahera Selatan No 186 A Tahun 2008 tanggal 7 Agustus 2008 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Ekplorasi Bahan Galian Nikel dmp. memiliki lahan ekplorasi seluas 6.720,55 Ha di Blok Kawasi Desa Kawasi Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan. Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Halmahera Selatan No. 18 Tahun 2010 tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Bahan Galian Nikel dmp. seluas 4.247 Ha di Desa Kawasi DSK Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan. Sementara usaha pertambangan PT. Kemakmuran Pertiwi Tambang berada di Kecamatan Wasile Selatan, Halmahera Timur. Berdasarkan SK Bupati Halmahera Timur No 188.45/139-545/2009 tentang izin usaha pertambangan operasi produksi luas wilayah adalah 1.000 Ha. Penetapan wilayah izin operasi produksi ini ditambah tiga blok yang masih masuk ke dalam wilayah Kecamatan Wasile
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan disahkan melalui SK Bupati Halmahera Timur No 188.45/138-545/2009. Ketiga blok tersebut antara lain adalah blok A seluas 308 Ha; blok B seluas 635 Ha; dan, blok C seluas 18,07 Ha. Dengan lebih dari 8 tahun pengalaman sejak tahun 2003, HPAM menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam pertambangan bauksit di Indonesia. Bekerjasama dengan lokal dan nasional kontraktor pertambangan, HPAM menguasai seluruh tahap proses pertambangan mulai dari eksplorasi, penambangan, pencucian (washing) dan pengapalan kepada pembeli. Tujuan utama dari HPAM adalah menciptakan nilai shareholder. Secara umum pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan nilai tersebut adalah dengan menurunkan pengeluaran sementara keuntungan terus tetap diupayakan secara berkelanjutan. Harita Group telah mendapatkan Kuasa Pertambangan Bauksit seluas 427.220ha dan seluruhnya terletak di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dengan total kandungan bauksit sebesar kurang lebih 200 juta ton washed bauksit. Saat ini sudah dilakukan eksploitasi untuk Kuasa Pertambangan seluas 265.190ha dan telah menghasilkan 16.093.124 ton washed bauksit sejak bulan Agustus 2005 sampai dengan September 2008. Harita Group merencanakan untuk mendirikan Bauxite Refinery dengan menggandeng investor strategis apabila industri alumina telah membaik.
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1. Visi Menjadi perusahaan yang mampu mengelola sumber daya alam secara optimal dengan standar internasional dan turut berperan serta dalam membangun bangsa dan negara. 4.2.2. Misi 1. Menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah dan Stakeholders; 2. Berperan serta dalam pembangunan nasional dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat; 3. Meningkatkan kelestarian alam dan lingkungan hidup; 4. Meningkatkan kompetensi manajemen dan kesejahteraan karyawan; 5. Menciptakan
peluang
usaha
dan
jiwa
Kewiraswastaan
bagi
masyarakat.
4.3. Struktur Organisasi Dalam suatu perusahaan perlu diadakannya suatu bentuk struktur organisasi yang terdiri dari orang-orang yang berkepentingan dan bisa bekerja sama, dengan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing demi tercapainnya tujuan bersama dalam
suatu
perusahaan,
untuk
merealisasikan
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tujuan-tujuan
organisasi
perusahaan tersebut, maka perlu koordinasi dan pengendalian dari seluruh aktivitas perusahaan maka PT. Sandi Pratama-Batam ini menerapkan Struktur Organisasi garis dan staf, yaitu wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam semua bidang pekerjaan.
Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi PT. Harita Jaya Raya
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah: 4.4.1. Metode Wawancara Metode wawancara dilakukan dengan cara mengajukan tanya jawab secara langsung dengan Asisten Manajer HRD mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 4.4.2. Metode Kuisioner Metode kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan cara mempersiapkan lembaran daftar pertanyaan tertulis, yang berisis sejumlah pertanyaan yang ada hubungannya denga masalah yang akan diteliti. Lembaran pertanyaan tersebut diajukan kepada responden, yaitu para karyawan PT. Harita Jaya Raya. 4.5. Pengolahan Data 4.5.1. Identitas Responden A. Tingkat Usia Tingkat usia atau umur merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan, karena tingkat usia selalu dijadikan indicator dalam menentukan produktif atau tidaknya seseorang. Tingkat usia juga mempengaruhi pola pikir dan keadaan fisik seseorang dalam bekerja. Adapun tingkat usia responden dalam penelitian ini berdasarkan
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
umur karyawan dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.1. Tingkat Usia Responden
Umur (Tahun) <25 26 - 30 31 - 40 40 Tahun keatas Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
25 30 15 5 75 Sumber : Data hasil penelitian
33.33 40.00 20.00 6.67 100
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden yang berada pada usia < 25 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 33,33%. Responden yang berusia 26 – 30 tahun berjumlah 30 orang atau sebesar 40,00%. Responden yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 20,00%. Responden yang berusia diatas 40 tahun keatas berjumlah 5 orang atau sebesar 6,67%.
B. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor demografi seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Seseorang berjenis kelamin pria sudah jelas berbeda dalam mengambil sikap dalam mengatasi suatu pekerjaan/masalah yang dihadapinya dibandingkan dengan seseorang yang berjenis kelamin wanita. Akan tetapi dalam pekerjaaz yang berhubungan dengan pembuatan dokumentasi wanita lebih ketelitiannya dalam bekerja.
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk lebih jelas tentang jenis kelamin yang menjadi responden ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Table 4.2. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
50 25 75 Sumber : Data hasil penelitian
66.67 33.33 100
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yaitu responden yang berjenis kelamin laki-laki 50 orang atau sebesar 66,67%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan 25 orang atau sebesar 33,33%.
C. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat menggambarkan besarnya pengaruh sikap dan prilaku dalam perkembangan pribadi secara utuh
dan
partisipasinya
dalam
mengerjakan
aktivitasnya. pendidikan merupakan salah satu kekuatan social yang ikut dibentuk dan membentuk masa depan manusia dengan sendirinya sehingga pendidikan juga ikut berpengaruh dalam kedisiplinan karyawan. Diantara hal penting dalam kehidupan manusia adalah sikap selalu mempunyai keiinginan untuk meningkatkan kesejahteraan yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Selain sebagai bukti kemajuan berfikir dalam diri
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manusia tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi dirinya dalam mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang dimiliki. Untuk lebih jelas mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat table berikut ini:
Table 4.3. Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan D III S1 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
65 10 75 Sumber : Data hasil penelitian
86.67 13.33 100
Dari table diatas terlihat bahwa sebanyak 65 orang responden atau sebesar 86,67% memiliki tingkat pendidikan D III. Dan sebayak 10 orang responden atau sebesar 13,33% memiliki tingkat pendidikan S 1. Kebanyakan karyawan hanya memiliki tingkat pendidikan D III dikarenakan pekerjaan yang diberikan mampu dikerjakan oleh dari tamatan tersebut yang hanya pembuatan dokumentasi-dokumentasi.
D. Masa Kerja Lamanya bekerja seseorang juga akan mempengaruhi perusahaan dalam pembayaran gaji/kompensasi yang diberikan padanya. Selain itu factor lama bekerja juga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menangani masalah pekerjaan yang dilakukannya, semakin lama ia bekerja tentu ia akan semakin mahir dalam menangani pekerjaannya.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk megetahui masa kerja responden dapat dilihat table berikut ini:
Table 4.4. Masa Kerja Responden Masa Kerja ( Tahun ) <1 4-Jan >5 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
25 50 75 Sumber : Data hasil penelitian
33.33 66.67 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 25 orang atau sebesar 33,33% responden telah bekera pada PT. Harita Jaya Raya selama 1 – 4 tahun, dan sebanyak 50 orang atau sebesar 66,67% responden telah bekerja pada PT. Harita Jaya Raya lebih dari 5 tahun.
4.6. Analisa Kepuasan Kerja Manajemen Sumber Daya Manusia mempunyai kedudukan yang amat penting, akibatnya kebutuhan untuk pengolahan Sumber Daya Manusia memegang peran penting pula dalam memcapai produktivitas kerja. Peranan manajemen personalia akan semakin penting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk berbagai kebutuhan yang diperlukan perusahaan dalam operasionalnya. Perusahaan memerlukan pengelolaan sumber daya manusia dalam rangka untuk memproduksi barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan kualitas yang diinginkan.
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tenaga kerja sebagai asset perusahaan yang mempunyai tingkat keahlian dan keterampilan tinggi semakin banyak diperlukan. Manajemen sumber daya manusia harus menitik beratkan perhatian pada soal-soal manual dalam hubungan kerja dengan tidak melupakan factor-faktor produksi lainnya, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan dengan optimal.
Dari berbagai fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting yaitu menjalankan fungsi dalam rangka mensukseskan tujuan perusahaan. Tujuan akhir dari seluruh aktivitas dalam manajemen sumber daya manusia dalam setiap perusahaan adalah produktivitas kerja. Dengan demikian segala aktivitas pengelolaan sumber daya manusia atau karyawan diarahkan untuk tercapai suatu produktivitas kerja yang diinginkan. Diantara factor yang harus diperhatikan manajemen perusahaan dalam upaya mencapai produktivitas maksimal adalah kepuasan kerja karyawan.
PT. Harita Jaya Raya, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan yaitu, pertambangan nickel. Unutk memberikan pelayanan yang lebih baik dari itu pihak manajemen perusahaan harus berupaya agar karyawan bekerja secara maksimal dengan menciptakan kepuasan kerja.
Adapun faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut dapat dibagi menjadi Faktor Individu/Karyawan dan Faktor Pekerjaan. Kepuasan kerja adalah penialaian seseorang tentang seberapa jauh pekerjaan seseorang memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan karyawan tersebut yang menyangkut kebutuhan Individu yang mencakup kebuthan financial untuk kesejahteraan
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hidupnya dan kebutuhan non finasial yang berupa fasilitas yang diberikan dan penghargaan yang diberikan perushaan. Apabila kedua kebutuhan tersebut telah terpenuhi oleh perusahaan maka karyawan akan mencapai kepuasan kerja yang diinginkan.
4.6.1. Individu/Karyawan Faktor individu adalah hal-hal yang mempengaruhi kepuasan kerja akibat dari factor keahlian/kecakapan kerja yang dimiliki, minat ingin pindah ke perusahaan lain yang menjanjikan kompensasi yang lebih baik, masa kerja, pengalaman kerja, dan minat pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dari data responden dari hasil kuisioner sebagai berikut:
A. Keahlian dan Kecakapan Khusus Untuk dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan hasil yang maksimal setiap karyawan dituntut untuk memiliki keahlian dan kecakapan yang memadai. Keahlian dan kecakapan dapt dipeorleh melaui pendidikan secara formal dan informal seperti kursus, dan pelatihan kerja. Dari hasil kuisioner tentang keahlian dan kecakapan khusus yang dimiliki terhadap responden pada PT. Harita Jaya Raya dapat dilihat sebagai berikut:
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.5. Tanggapan Responden Tentang Keahlian dan Kecakapan Khusus yang Dimiliki
Kategori Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 70 75 Sumber : Data hasil penelitian
6.67 93.33 100
Dari banyaknya responden yang menjawab kuisioner, diperoleh jawaban bahwa keahlian dan kecakapan khusus yang dimiliki karyawan belum sepenuhnya dapat dikatakan sangat baik atau maksimal dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, ini terlihat dari jawaban responden tertinggi yang hanya menyatakan sesuai. Hal ini dikarenakan dalam meningkatkan produktivitas dan kecakapan karyawan dalam bekerja guna mendapatkan pelayanan atau hasil yang lebih baik, bagi perusahaan tidak adanya kebijakan yang mampu untuk membuat karyawan bekerja lebih baik dengan melakukan pelatihan, kursus bagi karyawan unutk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Dengan kurangnya keahlian dan kecakapan khusus karyawan ini disebabkan pendidikan yang dimiliki karyawan yang bekerja di perusahaan kebanyakan dari tamatan D III. Ini merupakan salah satu penyebab yang harus diperhatikan bagi perusahaan yang mana akan mempengaruhi pada kepuasan kerja karyawan.
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagi perusahaan untuk meningkatkan kecakapan khusus dan keahlian karyawan dalam meningkatkan produktivitas secara maksimal
haruslah
memperhatikan karyawannya dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, dengan memberikan keterampilan pada karyawan, melalui program pelatihan, kursus bagi karyawan. Jika kita bicara tentang kepuasan kerja, selalu saja menyangkut dengan upah, namun hal itu bukanlah hal terpenting. Ada hal lain seperti mendapatkan keahlian dan kesempatan belajar di mana hal itu perlu pula mendapat perhatian dari organisasi. Jika karyawan puas mereka akan lebih bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Mereka kemungkinan besar tidak akan mengabaikan tanggung jawab pekerjaan mereka jika mereka puas dan berkomitmen, percaya bahwa atasan mereka menunjukkan keahlian dan pertimbangan serta persepsi bahwa ada altruisme dan kekompakan yang tinggi diantara anggota kelompok (Kidwell dan Nathan; 2001). Dilihat dari keahlian dan kecakapan khusus karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya belum sepenuhnya baik, yang mana tidak adanya bagi pihak perusahaan untuk memberikan keterampilan bagi karyawannya.
B. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang termasuk peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan.
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan pendidikan mampu membuat seseorang merasa lebih baik dalam bekerja, menigkatkan kedisiplinan karyawan, dan pengetahuan yang baik dalam mengambil suatu keputusan. Table 4.6. Tanggapan Responden Tentang Pendidikan dalam Pelaksanaan Tugas dan Pekerjaan
Kategori Jawaban Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 20 50 75 Sumber : Data pemelitian
6.67 26.67 66.67 100
Dari data hasil kuisoner di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan belum sepenuhnya baik, tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan masih rendah dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan karyawan yang bekerja memiliki rata-rata jenjang pendidikan dari tamatan D III, dapat dikatakan kemampuan yang dimiliki karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan belum sepenuhnya mampu diselesaikan dengan baik sesuai dengan pendidikan mereka. Dengan demikian tugas dan pekerjaan yang diberikan pada karyawan akan terasa berat, sehingga karyawan akan cepat merasa jenuh dan tidak terlaksanakannya keinginan perusahaan dalam memperoleh hasil yang lebih baik 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan efisien dalam bekerja, hal ini dapat mempengaruhi terhadap kepuasan kerja karyawan tersebut. Dari itu dalam hal penerimaan karyawan perusahaan haruslah memperhatikan masalah tingkat pendidikan bagi karyawan, sesuai dengan pekerjaan yang diberikan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendapat lain tentang pengertian pendidikan dikemukakan oleh John S. Brubacher yang dikutip Sumitro (1998:17) menyatakan bahwa; “Pendidikan adalah proses dalam
mana
potensi-potensi,
kemampuan-kemampuan,
kapasitas-kapasitas
manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. Dilihat dari segi pendidikan ini karyawan yang bekerja pada PT. Harita Jaya Raya belum sepenuhnya mampu bekerja denga baik, dengan kmampuan, kapasitas manusia yang cenderung tidak sama atau berbeda-beda maka sebaiknya dalam hal ini perusahaan memberikan berbagai hal dalam bentuk pelatiahan, kusrsus guna meningkatkan kualitas karyawan unutk mendapatkan hasil yang maksimal.
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja akan turut menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kerja karyawan diperusahaan. Dengan memiliki pengalaman kerja yang memadai tentunya seorang karyawan akan mampu mencapai hasil kerja yang lebih baik sebagaimana yang diharapkan. Sehingga dengan dimikian, karyawan yang telah memiliki pengalaman dalam bekerja akan lebih mudah mencapai kepuasan kerja dibandingkan karyawan lainnya. Dari hasil kuisioner
tentang pengalaman kerja
yang diajukan kepada responden dapat diperoleh tanggapan sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Pendapat Responden Tentang Pengalaman Kerja yang di Miliki
Karyawan
Kategori Jawaban Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 25 45
6.67 33.33 60.00
75 Sumber : Data Penelitian
100
Dari hasil kuisoner jawaban responden diatas dapat dilihat bahwa ternyata pengalaman kerja karyawan dapat dikatakan cukup dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Hal ini terbukti dari jawaban responden yang belum sepenuhnya mengatakan sangat baik dan sangat tidak baik. Masalah ini berarti bahwa para karyawan diperusahaan tersebut pada
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
umumnya telah memiliki pengalaman kerja yang sangat cukup untuk melaksanakan aktivitasnya dalam bekerja. Dengan pengalaman kerja karyawan yang dimiliki memungkinkan karyawan bekerja dengan baik dan mendorong terciptanya kepuasan kerja. Dikarenakan para karyawan yang bekerja di PT. Harita Jaya Raya ini memiliki rata-rata pengalaman kerja diatas satu tahun yang memungkinkan bagi karyawan mahir dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya yang memudahkan bagi
karyawan dalam mengerjakannya sehingga tercapailah kepuasan kerja
karyawan tersebut. Bagi perusahaan diharapkan memperhatikan karyawannya yang dengan baik guna menciptakan hasil kerja yang semaksimal mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan.
D. Masa Kerja Para karyawan yang bekerja disuatu perusahaan terdiri dari individu yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Disamping itu karena perusahaan tidak sekaligus melakukan rekrutmen sehingga terdapat perbedaan masa kerja karyawan. Dari hasil kuisioner yang tentang masa kerja karyawan yang diajukan kepada responden karyawan PT. Harita Jaya Raya, diperoleh hasil sebagai berikut:
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.8. Tanggapan Responden Tentang Masa Kerja yang dimiliki karyawan Pada PT. Harita Jaya Raya
Kategori Jawaban Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
20 55 75 Sumber : Data hasil penelitian
26.67 73.33 100
Dari masa kerja yang dimiliki karyawan di PT. Harita Jaya Raya dapat kita ketahui bahwa masa kerja yang dimiliki karyawan dalam menjalankan pekerjaanya bisa dikatakan cukup baik, ini dapat kita ketahui dari 75 responden sebagian besar mengatakan cukup baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya. Dengan masa kerja karyawan yang cukup lama bekerja di perusahaan yang memiliki masa kerja rata-rata diatas satu tahun, dimana bagi karyawan pekerjaan yang dikerjakan tidaklah sulit atau merasa susah, ini dikarenakan pekerjaan tersebut bukanlah suatu hal yang baru bagi karyawan, melainkan pekerjaan yang sering dilakukan karyawan tersebut. Hal diatas merupakan kepuasan tersendiri bagi karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya dengan masa kerja karyawan yang dapat dikatakan cukup lama, dimana karyawan merasa senang mengerjakan pekerjaannya, merasa bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan, dan tidak merasa bosan dengan pekerjaan yang selalu dikerjakannya.
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagi perusahaan dengan semakin baiknya pekerjaaan yang dikerjakan karyawan pada PT. Harita Jaya Raya, pihak manajemen haruslah memperhatikan masalah karyawan dengan memberi kesempatan pada karyawan atas pendapat yang ingin disampaikan dan harapan bagi karyawan yang harus dipenuhi perusahaan.
E. Umur Usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan efektivitas bekerja. Usia seorang karyawan dapat mempengaruhi cara berfikir karyawan tersebut dalam mengambil suatu keputusan. Orang yang berusia lebih matang akan merasakan kepuasan kerja yang baik, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan dari hasil kuisioner tentang umur dalam mencapai kepuasan kerja dalam penelitian ini, dapat dilihat dari jawaban responden yang merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya yang menjadi objek penelitian ini. Table 4.9. Pendapat Responden Tentang Umur Karyawan Pada PT. Harita Jaya Raya.
Kategori Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 35 35 75 Sunber : Data Penelitian
6.67 46.67 46.67 100
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan masalah umur yang dimiliki karyawan yang bekerja diperusahaan dapat kita lihat bahwa karyawan belum maksimal dalam mengerjakan pekerjaannya, yang dapat di ketahui dari tanggapan responden yang mana merasa pekerjaan yang dijalani cukup sesuai dengan pemikiran karyawan dalam bekerja. Hal ini berpengaruh dari tingkat usia karyawan yang bekerja di PT. Harita Jaya Raya merupakan karyawan yang memiliki umur rata-rata dibawah 30 tahun yang dapat dikatakan keinginan untuk mencari suatu pekerjaan yang lebih baik, yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam bekerja, dan selalu merasa tidak puas dengan sesuatu yang dikerjakannya. Dalam hal ini tidak adanya tindakan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan karyawannya dengan mendorong agar bekerja lebih baik lagi guna mendapatkan hasil yang maksimal. Disini perusahaan haruslah tanggap terhadap masalah yang terjadi agar tetap bisa mempertahankan karyawannya untuk bekerja. Pihak manajemen perusahaan harus memotivasi karyawan agar tetap bertahan, merasa senang dalam bekerja, dan harus mau mendengarkan apa yang diharapkan karyawannya dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dikarnakan para karyawan yang kebanyakan masih tergolong muda dan merasa ingin memenuhi kebutuhan yang lebih baik lagi. Menurut Prabu Mangkunegara (2001:118) ada kecendrungan pegawai yang lebih tua merasa puas dari pada pegawai yang berumur relative muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai usia muda biasanya mempunyai
70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidak seimbangan
dapat
menyebabkan mereka tidak puas. Dari itu untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada PT. Harita Jaya Raya secara individu/karyawan yang dilihat dari faktor umur, pihak perusahaan haruslah memperhatikan lebih lagi terhadap karyawannya yang relative muda agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
F. Cara Berfikir Cara berfikir juga mempengaruhi seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, seberapa jauh pemikiran seseorang dalam menanggapi pekerjaanya tersebut dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Cara berfikir seorang karyawan juga dapat mempengaruhi komunikasi antar sesama rekan sekerja dan atasan. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang cara berfikir dalam memperoleh kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dibawah ini.
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Table 4.10.
Pendapat Responden Tentang Cara Berfikir Karyawan pada PT.
Harita Jaya Raya
Kategori Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 35 35 75 Sumber : Data hasil penelitian
6.67 46.67 46.67 100
Dilihat dari cara berfikir karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dapat diketahui bahwa dalam menghadapi suatu masalah pekerjaan yang dijalani karyawan dapat dikatakan baik, ini sesuai dengan hasil yang ditunjukkan karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaanya memadai dikarenakan pekerjaan yang dihadapinya merupakan suatu hal yang sering dikerjakannya. Hal ini dikarenakan masing-masing dari karyawan pada PT. Harita Jaya Raya sudah mempunyai pengalaman yang cukup dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sehinga faktor cara berfikir dari masing-masing karyawan pada PT. Harita Jaya Raya tersebut menunjukkan hasil yang memadai terhadap tugas dan pekerjaan mereka.
Bagi karyawan pada PT. Harita Jaya Raya agar agar dapat meningkatkan cara berfikir yang positif untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik pada
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pelanggan sehingga memberikan kontribusi yang mendukung perkembangan perusahaan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Bagi perusahaan diharapkan dapat meningkatkan fasilitas memadai yang dibutuhkan karyawan sehingga dapat merangsang karyawan untuk bekerja dengan lebih baik. Menurut Wexley dan Yuki (1977:98) kepuasan kerja merupakan suatu cara karyawan merasakan tentang pekerjaannya, ini merupakan suatu sikap disama ratakan kearah pekerjaan didasarkan suatu evaluasi dari aspek pekerjaan yang berbeda. Sikap seseorang kearah pekerjaan ini dan pengalam dimasa mendatang. Jadi kepuasan kerja berpengaruh juga terhadap cara berfikir seseorang. Dari cara berfikir karyawan pada PT. Harita Jaya Raya ini mampu mngerjakan pekerjaannya dengan baik. Cara karyawan merasakan pekerjaannya yang sangat sesuai bagi karyawan. dari itu perusahaan harus tetap mempertahankan dari pola pikir karyawan tersebut agar tetap labih baik lagi dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.
G. Emosional Kematangan emosi adalah kemampuan mengendalikan emosi tertentu secara stabil sesuai dengan perkembangan usianya. Pada dasarnya kematangan emosi dan kecerdasan emosi seorang karyawan mengandung motif yang sama. Di dalamnya ada kemampuan mengelola diri yang intinya berangkat dari kemampuan mengenali diri sendiri. Setelah mampu mengenali diri sendiri maka ia seharusnya mampu memotivasi dirinya dan mengelola emosinya dalam
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berhubungan dengan orang lain dengan baik. Dari kuisioner tentang emosional seseorang dalam mengendalikan diri terhadap pekerjaanya yang dilihat dari jawaban responden pada PT. Harita Jaya Raya diperoleh data sebagai berikut: Table 4.11. Pendapat Responden Tentang Emosional Karyawan
Kategori Jawaban Sangat Bisa Bisa Cukup Kurang Bisa Sangat Tidak Bisa Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
10 40 25
13.33 53.33 33.33
75 Sumber : Data Penelitian
100
Dilihat dari kematangan emosional karyawan pada PT. Harita Jaya Raya, berdasarkan tanggapan dari responden diketahui bahwasannya sebagian besar karyawan yang bekerja mampu mengendalikan emosionalnya dengan baik dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan tingkat emosional dari masing-masing karyawan yang secara individu berdasarkan faktor usia karyawan, kebanyakan berusia dibawah tiga puluh tahun dan rata-rata mempunyai masa kerja selama 4-6 tahun. Ini berarti bahwa dengan tingkat pengalaman yang dilihat dari lamanya masa kerja dari masing-masing karyawan dapat menunjang tingkat kematangan dan pola pikir mereka dalam mengendalikan emosionalnya sehingga dapat terjalin komusikasi dengan baik antara karyawan. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
positif dalam perkembangan dari sebuah perusahaan guna mencapai hasil yang baik. Bagi perusahaan dan karyawan pada PT. Harita Jaya Raya, agar dapat menjaga hubungan dengan pelanggan yakni dengan memberikan pelayanan maksimal sehingga totalitas dan imej perusahaan dapat dipertahankan dimata pelanggan terutama dengan menjaga dan mengontrol emosional dari masingmasing karyawan dengan baik dan menjalin komunikasi yang terarah baik dengan karyawan itu sendiri maupun dengan pelanggan yang berurusan di PT. Harita Jaya Raya. Pada umumnya bentuk emosi bermacam-macam sehinga terkadang sulit untuk didefenisikan. Kecerdasan emosional pada intinya merupakan komponen yang membuat sesorang menjadi pintar dalam menggunakan emosi, sedangkan kepuasan kerja keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana sesorang memandang pekerjaannya. Dari itu antara emosional dan kepuasan kerja merupakan masalah yang saling berkaitan. Dengan merasa puasnya karyawan dalam bekerja yang mana mampu mengendalikan emosionlanya untuk meningkatakan hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan, ini akan membawa dampak yang positif pada PT. Harita Jaya Raya. Untuk itu komunikasi yang terjalin selama ini denga baik harus dipertahankan, dan perusahaan juga harus memberikan imbalan yang layak pada karyawannya. 4.6.2. Faktor Pekerjaan faktor pekerjaan merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
karyawan atau dilingkungan kerjanya yang turut mempengaruhi kepuasan kerjanya. Apabila pihak manajemen perusahaan dapat mengelola hal ini maka diharapkan dapat menciptakan suatu kepuasan kerja bagi karyawan. Unttuk menganalisis faktor pekerjaan dalam kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya pada PT. Harita Jaya Raya, maka peneliti menguraikan masing-masing indicator berdasarkan data hasil kuisioner sebagai berikut :
A. Jenis pekerjaaan Tugas pekerjaan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan. Apabila karyawan merasa jenis pekerjaan yang di tetapkan manajemen perusahaan tidak sesuai dengan kemampuan kerja yang dimiliki maka tetunya akan berpengaruh terhadap prestasi kerjanya. Untuk itu maka pihak manajemen perusahaan harus melakukan pembagian pekerjaan dengan tepat agar para karyawan dapat mencapai prestasi kerja maksimal. Dari kuisioner tentang jenis pekerjaan kepada responden yang merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya data sebagai berikut :
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat Sesuai 5 6.67 Sesuai 70 93.33 Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah 75 100 Table 4.12. Pendapat Responden Tentang Jenis Pekerjaan Karyawan Sumber : Data Penelitian
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan jawaban
responden
bahwasannya sebagian besar karyawan
terhadap
indicator
merasa sesuai
jenis
dengan
pekerjaan apa
yang
dikerjakannya. Ini dapat diketahui dari 75 responden, dimana 70 orang responden menjawab sesuai dengan pekerjaan yang mereka tangani. Ini menunjukkan jenis pekerjaan yang mereka tangani tersebut sesuai dengan tingkat emosional, pengalaman kerja dari masing-masing karyawan. Meskipun ada sebagian responden yang merasa kurang cocok dengan jenis pekerjaan yang mereka tangani pada PT. Harita Jaya Raya dikarenakan karyawan tersebut merasa pengalaman kerja yang dimilikinya belum memadai sesuai dengan pendidikannya. Hal ini didukung oleh fasilitas yang diberikan kepada karyawan oleh pihak prusahaan yang memadai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya, Sehingga karyawan yang bekerja merasa puas dengan pekerjaannya. Bagi karyawan diharapkan agar lebih meningkatkan kualitas pekerjaan agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, Disisi lain, perusahaan juga harus memperhatikan karyawannya agar bisa bekerja dengan baik, baik itu dengan cara menyediakan fasilitas yang memadai, maupun dengan cara memberikan motivasi yang positif guna mendorong semangat karyawan dalam bekerja. Menurut Mangku Negara (2001:118) pegawai-pegawai menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas dari pada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dilihat dari jenis pekerjaan ini karyawan pada PT. Harita Jaya Raya merasa puas dengan apa yang dikerjakannya, dengan kesesuaian karyawan terhadap pekerjaannya dan kepuasan terhadap apa yang diberikan perusahaan pada karyawan atas hasil kerjanya.
B. Kesempatan Promosi Jabatan Setiap karyawan tentunya sangat mengharapkan adanya kesempatan promosi jabatan yang seluas-luasnya bagi karyawan. Kesempatan promosi jabatan pada umumnya akan memacu para karyawan unutk bekerja dengan giat dan bersungguh-sungguh sehingga dapat mendorong tercapainya kepuasan kerja karyawan. Dari kuisioner tentang kesempatan yang diberikan untuk promosi jabatan karyawan yang diajukan kepada responden yang merupakan karyawan bagian produksi di PT. Harita Jaya Raya, maka diperoleh data sebagai berikut: Table 4.13. Pendapat Rerponden Tentang Kesempatan Promosi Jabatan Kategori Jawaban Sangat Senang Senang Cukup Kurang Senang Sangat Tidak Senang Jumlah
Frekuensi 15 45 15 75 Sumber : Data Penelitian
Persentase (%) 20.00 60.00 20.00 100
Masalah promosi jabatan ini, berdasarkan tanggapan yang diberikan oleh responden belum memuaskan bagi karyawan pada PT. Harita Jaya Raya. Ini
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dikarenakan pihak perusahaan tidak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempromosikan diri guna menunjang kenaikan pangkat dari
masing-
masing karyawan, hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari pihak perusahaan kepada karyawan dalam memberikan kesempatan unuk mempromosikan diri guna meningkatkan hasil kerja yang baik. Dari penjelasan diatas diharapkan pada pihak manajemen perusahaan agar memberi kesempatan dan perhatian yang lebih baik kepada karyawan agar dapat mempromosikan diri mereka untuk meningkatkan semangat kerja dari masingmasing karyawan. Namun demikian promosi jabatan harus dilakukan
secara
objektif berdasarkan prestasi dan kemampuan kerja karyawan tersebut. Pada kehidupan sekarang ini sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi, karena sumber daya manusia yang melakukan aktivitas perusahaan. Oleh karena itu faktor manusia harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan. Salah satunya adalah dengan memotivasi sumber daya manusia yang ada dengan pelaksanaan program promosi jabatan. Dengan dilaksanakan program promosi jabatan yang tepat maka perusahaan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dari masalah diatas dengan merasa kurang puasnya karyawan dalam bekerja terhadap promosi jabatan yang diberikan perusahaan yang selama ini belum ada, dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut, yang mana karyawan bekerja kurang optimal dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya.
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Jaminan Finansial Masalah finansial atau gaji bagi setiap individu yang bekerja merupakan hal yang sangat utama unutk memenuhi kebutuhan hidupnya. Para karyawan yang bekerja tentu ingin meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Dengan gaji yang memadai akan memacu karyawan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan prestasinya. Akan tetapi gaji yang tinggi diberikan pada pada karyawan sebagai imbalan atas hasil kerjanya diperusahaan bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memotivasi karyawan tersebut untuk bekerja dengan giat dan penuh rasa tanggung jawab. faktor lain yang cukup penting adalah fungsi social dari pekerjaan itu yang juga dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi para karyawan. Dari kuisioner tentang Finansial karyawan kepada responden yang merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.14. Tanggapan Responden Tentang Finansial yang Diberikan pada Karyawan PT. Harita Jaya Raya
Kategori Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 20 35 15 75 Sumber : Data Penelitian
6.67 26.67 46.67 20.00 100
Masalah financial bagi karyawan pada PT. Harita Jaya Raya Berdasarkan
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hasil kuisioner diperoleh hasil bahwasannya karyawan belum merasa puas dengan apa yang telah diberikan perusahaan pada karyawan berupa gaji dan tunjangan. Ini dapat kita lihat dari tanggapan responden yang mana sebagian besar mengatakan cukup dan kurang sesuai. Ini dikarnakan tidak adanya kebijakan oleh pihak perusahaan berupaya untuk menaikkan gaji karyawan dan memberikan tunjangan yang layak pada karyawan tersebut. Dengan ini karyawan merasa belum terpenuhinya apa yang diharapkan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka sehingga tidak efisiennya karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Diharapkan pada perusahaan agar lebih memperhatikan karyawannya dengan memberikan gaji yang memadai, tunjangan yang memadai agar karyawan bekerja lebih baik lagi dengan penuh rasa tanggung jawab. Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan seorang karyawan secara Subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan
81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kerja yang
mengikat dari padanya dan masalah kompensasi juga menjadi tolak ukur karyawan dalm bekerja. As’ad (2004:112). Dari masalah diatas yang menyatakan belum terpenuhinya harapan karyawan yang menginginkan gaji dan tunjangan yang diberikan memadai, sehingga dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaasnnya karyawan bekerja belum dapat dikatakan dengan baik. Karena pada umumnya seseorang yang bekerja ingin memenui kebutuhan hidupnya dan kesejahteraan keluarga yang lebih baik lagi.
D. Interaksi Sosial Dalam hal ini adanya kesediaan atasan untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat atupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. Komunikasi yang baik antar sesama rekan sekerja juga berpengaruh pada tingkat efektivitas karyawan dalam menjalankan pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Dari kuisioner tentang interaksi sosial
karyawan kepada responden yang
merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya di peroleh data sebagi berikut:
82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Table 4.15. Tanggapan Responden Tentang Interaksi Sosial Karyawan Pada PT. Harita Jaya Raya. Kategori Jawaban Sangat Nyaman Nyaman Cukup Kurang Nyaman Sangat Tidak Nyaman Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
15 40 20 75 Sumber : Data Penelitian
20.00 53.33 26.67 100
Dari taggapan responden mengenai interaksi sosial karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dapat dikatakan baik atau nyaman dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan, ini guna mendapatkan hasil yang baik bagi perusahaan dan meningkatkan kepuasan kerja bagi karyawan. ini dikarnakan terjalinnya komunikasi yang baik antara sesama rekan sekerja dan atasan dengan bawahan. Disini karyawan merasa nyaman dalam bekerja dengan terciptanya interaksi atau komunikasi yang baik dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan, yang mana dari individu karyawan saling bekerja sama dengan baik dalam bekerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja bagi karyawan. dengan ini diharapkan pada perusahaan agar lebih baik lagi dalam menjalin komunikasi dengan bawahan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk saling mendengarkan pendapat karyawan yang satu dan lainnya. Bagi mereka yang mampu membangun hubungan kerja yang efektif selalu berwajah dan bersikap cerah dan enerjetik. Orang seperti ini berpandangan positif terhadap lingkungannya. Mereka banyak memiliki teman dan bahkan sahabat.
83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebaliknya yang berpandangan negatif. Mereka cenderung dapat menyebabkan suasana kerja penuh depresi dan melelahkan. Orang yang berspirit rendah seperti ini bisa mempengaruhi teman-temannya. Orang lain bakal menghindari bahkan menjauhinya. Untuk saling memahami sesama kolega kerja dan manajer maka diperlukan pemahaman tentang beragam tipe orang. Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa karyawan pada PT. Harita Jaya Raya dilihat dari interaksi social karyawan, mereka mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dengan komunikasi yang mereka jalin selama ini antar sesama karyawan dalam lingkungan pekerjaannya.
E. Hubungan Kerja Pada setiap pekerjaan terdapat hubungan kerja, baik sesama karyawan sebagai pihak penerima kerja dari pihak manjemen perusahaan maupun hubungan kerja antara karyawan dengan atasannya atau manajemen perusahaan sebagai pemberi kerja. Hubungan kerja ini terjadi karena adanya perjanjian atau kontrak kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak, dengan adanya perjanjian kerja tersebut maka para karyawan wajib mematuhi segala peraturan dan tata tertib yang diterapkan perusahaan, dan pihak manajemen perusahaan juga berkewajiban memenuhi hakhak karyawan. Hubungan kerja yang harmonis dan baik biasanya sangat menunjang tercapainya kepuasan kerja karyawan. Dari hasil kuisioner tentang hubungan kerja karyawan yang diajukan kepada responden yang merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya diperoleh data sebagai berikut:
84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.16. Tanggapan Responden Tentang Hubungan Kerja Karyawan Pada PT. Harita Jaya Raya
Kategori Jawaban Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
15 35 25 75 Sumber : Data hasil penelitian
20.00 46.67 33.33 100
Dari tanggapan responden tentang hubungan kerja karyawan dapat kita lihat dalam hal ini, karyawan merasa puas dalam bekerja dengan terjalinnya hubungan kerja yang baik. Ini dapat kita ketahui kebanyakan karyawan menyatakan hubungan dengan karyawan dinyatakan baik. Hal ini dikarnakan terjalinnya komunikasi yang baik antar sesama karyawan dan atasan yang membuat karyawan merasa senang dalam bekerja. Yang membuat karyawan merasa betah dalam bekerja dengan hubungan antar karyawan yang baik dan lingkungan kerja yang harmonis dimana karyawan dapat bekerjasama dalam meningkatkan produktivitas dalam bekerja guna mendapatkan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Dari itu perusahaan harus memperhatikan karyawannya yang
bekerja, dengan pengawasan yang baik guna terciptanya
hubungan kerja yang lebih baik, dan lingkungan kerja yang lebih harmonis lagi. Agar semua itu dapat dilaksanakan dengan baik, sebaiknya pihak perusahaan memberikan motivasi pada karyawan dan hal-hal yang bisa mencitakan lingkungan kerja yang baik atas kebijakan perusahaan yang akan menguntungkan 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagi karyawan. Dalam setiap melakukan pekerjaannya, idealnya setiap orang ingin memahami faktor-faktor di sekelilingnya. Terutama pemahaman tentang kepribadian sesama karyawan atau bos (manajer) nya. Dengan demikian hubungan kerja di antara karyawan dan dengan manajer akan berjalan efektif. Saling menyalahkan akan semakin diperkecil. Sementara yang terjadi adalah terbangunnya saling percaya dan saling memahami pribadi masing-masing. Menurut Herzberg (1959), ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai motivasi untuk berkerja yang tinggi, mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaan dan tidak puas. Tingkah laku karyawan yang malas tentunya akan menimbulkan masalah bagi perusahaan berupa tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja dan pelanggaran disiplin yang lainnya, sebaliknya tingkah laku karyawan yang merasa puas akan lebih menguntungkan bagi perusahaan. Hal diatas berhubungan pula dengan hubungan kerja antara sesama karyawan dan atasan dengan bawahan yang saling menjalin komunikasi dengan baik. Dengan terjalinnya hubungan kerja yang baik ini tentu akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan yang mana karyawan bekerja dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya akan bekerja denga baik dan optimal sebagai aman yang diharapkan oleh perusahaan. Dengan ini karyawan harus tetap menjalin komunikasi yang lebih baik lagi.
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
F. Struktur Organisasi Dilihat dari sudut pandang ini, besar kecilnya organisasi turut berpengaruh pada kepuasan kerja. Artinya, jika karena besarnya organisasi para karyawan terbenam dalam masa kerja yang jumlahnya besar sehingga jati diri dan identitasnya menjadi kabur karena, misalnya hanya dikenal dengan nomor pegawai. Hal tersebut dapat mempunyai dampak negative pada kepuasan kerja. Dari hasil kuisioner tentang struktur organisasi responden yang merupakan karyawan PT. Harita Jaya Raya diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.17. Tanggapan Responden Tentang Struktur Organisasi Karyawan di PT. Harita Jaya Raya
Kategori Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 25 45
6.67 33.33 60.00
75 Sumber : Data Hasil Penelitian
100
Dalam hal struktur organisasi atau penempatan karyawan, disini karyawan pada PT. Harita Jaya Raya merasa cukup puas, yang dapat kita lihat dari tanggapan responden sebagian besar yang menyatakan cukup sesuai. ini dikarenakan karyawan yang bekerja ingin lebih lagi diperhatikan oleh pihak atasan dengan penempatan yang sesuai bagi mereka, yang mana akan menginginkan lebih dihargai dalam bekerja dengan kenaikan gaji, jabatan, dan pertukaran posisi dalam bekerja.
87
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal ini dikarenakan pihak perusahaan tidak memberikan kesempatan pada karyawan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Disini diharapkan agar karyawan bekerja lebih baik lagi guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam bekerja oleh pihak manajemen perusahaan agar dapat meberikan kesempatan pada karyawannya untuk bisa naik jabatan dengan pekerjaan yang baru dan tidak monoton bagi karyawan. Menurut
Handoko (2001:199) ukuran organisasi cenderung mempunyai
hubungan secara berlawanan dengan kepuasan kerja. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja cenderung turun secara moderat kecuali manajemen mengambil berbagai tindakan korektip. Tanpa tindakan koreksi, organisasi besar akan menenggelamkan orang-orangnya dan berbagai proses seperti partisipasi, komunikasi dan koordinasi kurang kancar. Karena kekuasaan pengambilan keputusan terletak jauh dari para karyawan, mereka sering merasa kehilangan peranan. Dalam struktur organisasi ini dalam hal penempatan karyawan, disini karyawan belum merasa puas dengan apa yang diberikan perusahaan. Perusahaan harus mengoreksi kembali atas kebijakan perusahaan agar karyawan mencapai kepuasan dalam bekerja guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
G. Pangkat Literature mengenai hal ini memberi petunjuk bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi pada umumnya tingkat kepuasannyapun cenderung lebih tinggi pula. Dengan demikian alasan-alasan tersebut bertalian erat
88
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan prospek bagi seorang untuk dipromosikan, perencanaan karir, dan pengembangan karir dan pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi. Dari hasil kuisioner tentang pangkat yang dimiliki terhadap responden yang merupakan karyawan pada PT. Harita Jaya Raya diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.18. Tanggapan Responden Tentang Kenaikan pangkat karyawan pada PT. Harita Jaya Raya Kategori Jawaban Sangat Senang Senang Cukup Kurang Senang Sangat Tidak Senang Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5 25 25 20 75 Sumber : Data Hasil Penelitian
6.67 33.33 33.33 26.67 100
Dari tanggapan responden tentang kenaikan pangkat ini, sebanyak 20 responden menyatakan kurang senang dengan apa yang diberikan perusahaan. Ini dikarenakan dalam hal kenaikan pangkat terhadap karyawan perusahaan tidak melakukannya sehingga karyawan merasa belum ada penghargaan diri dari perusahaan selama karyawan tersebut bekerja. Dari masing-masing individu yang berkerja tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan mengharapkan balasan terhadap apa yang telah diberikannya untuk perusahaan. Karyawan yang bekerja menginginkan adanya prubahan dalam melakukan suatu pekerjaannya, karyawan mengharapkan dengan adanya kenaikan pangkat yang diberikan perusahaan, tentu akan memperoleh gaji yang lebih baik lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ingin lebih dihargai 89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalm bekerja. Untuk itu diharapkan pada perusahaan agar memberikan kesempatan pada karyawannya untuk maju dan lebih meningkatkan prestasi kerjanya guna mendapatkan hasil yang baik bagi perusahaan. Kedudukan seseorang dalam organisasi juga memberi kepuasan tertentu semakin tinggi kedudukan seseorang pada umumnya tingkat kepuasan semakin tinggi pula. Semakin tinggi kedudukan seseorang, penghasilannya dapat menjamin taraf hidup yang layak, mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan kerjanya dan punya prospek untuk dipromosikan. Seseorang yang sudah menduduki jabatan tertentu apalagi sudah berada pada tingkat pimpinan dan melihat ada kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, kepuasan kerjanya akan lebih besar. Kesempatan ini mendorong seseorang untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan, misalnya mengikuti pendidikan dan pelatihan tambahan. Masalah kenaikan pangkat ini yang mana karyawan belum merasa adanya kepuasan dengan apa yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya. Perusahaan belum memberikan kesempatan pada karyawannya untuk maju. Dari itu karyawan belum merasa puas dan tidak optimal dalam bekerja.
90
http://digilib.mercubuana.ac.id/