BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Pengumpulan Data Dalam penelitian ini dihasilkan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan masing-masing departemen yaitu marketing, produksi, product development, SDM, keuangan dan dengan mengamati aktivitas yang dilakukan karyawan. Data sekunder berupa gambaran umum perusahaan dan informasi yang diperoleh dari dokumen laporan PT. ABC. Berikut adalah hasil dari pengumpulan data : 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Hubungan kerjasama antara PT. Guna Elektro dan TRUMPF telah dimulai sejak tahun 1991 ketika PT. Guna Elektro menangani penjualan mesin produksi TRUMPF. Dari dominasi pangsa mereka secara umum terlihat bahwa dunia industri pengerjaan sheet metal di Indonesia diluar otomotif, masih belum didukung oleh sistem subkontraktor yang kuat dan lengkap seperti halnya dunia industri. Hubungan kerjasama antara PT. Guna Elektro dan TRUMPF ini melahirkan gagasan baru bagi TRUMPF (Jerman) untuk membentuk proyek percontohan bersama dengan PT. Guna Elektro yang selain bergerak dibidang perdagangan juga aktif dibidang rekayasa (engineering) dan manufaktur. Melalui pengoperasian sebuah pabrik sekaligus bengkel yang biasa disebut sebagai model Jobshop sebagai pusat aplikasi (application centre), disini diperagakan cara kerja mesin – mesin TRUMPF.
62
Kesepakatan kerjasama pada tanggal 14 mei 1997 antara PT. Guna Elektro dan TRUMPF dimaksudkan untuk membentuk sebuah perusahaan yang kemudian diberi nama PT. ABC. Usaha patungan ini berstruktur 50-50 yang dirasa ideal dimana terjadi kesejajaran dan tidak ada satupun pihak yang mendominasi. PT. ABC mulai berproduksi pada bulan maret tahun 1998. PT. ABC telah meraih sertifikat ISO 9002/1994 pada pertengahan tahun 1999 oleh KEMA keur. Hal ini dilakukan perusahaan bukan hanya untuk perangkat pemasaran, melainkan juga untuk mencapai kehandalan demi menjamin mutu. Terpisah dari unsur pemasaran, ISO dipercaya sangat membantu dalam memberi panduan langkah dalam manajemen mutu dan menjamin rasa aman pada klien. Adapun lingkup kerja dari perusahaan ini adalah menghasilkan produk dari pelat logam. Pelanggan yang dimiliki saat ini sangat bervariasi, mulai dari fabricator, heavy duty industry, electrical industry, telecommunication, interior, perbankan, lembaga pemerintahan dll. Untuk menunjang proses produksinya, perusahaan juga memberikan pelatihan khusus bagi karyawannya baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan semakin pesatnya persaingan di bisnis job shop sheet metal, akhirnya sekitar tahun 2007 PT. ABC mencoba untuk membuat suatu produk yang belum banyak dibuat di pasaran. Produk tersebut masih menggunakan bahan dari plat besi (sheet metal) dimana merupakan bahan utama dalam bisnis PT. ABC. Produk tersebut disebut kiosk, yaitu alat promosi atau presentasi yang berbentuk seperti mesin ATM dan mempunyai tampilan program multimedia interaktif dimana pengguna dapat memilih informasi sesuai dengan keinginannya.
63
Dengan adanya kiosk ini PT.ABC berharap mampu terus bersaing dipasaran dan mempunyai keunggulan dibanding dengan pesaing. Dengan menggunakan mesin – mesin CNC berteknologi tinggi, PT. ABC mampu menghasilkan produk – produk dengan kualitas yang sangat presisi dan prima. Untuk menunjang visi dan misi perusahaan, yaitu menjadi model job shop di lingkungan industri sheet metal yang menguntungkan melalui tim yang fleksibel, inovatif, dan efisien dan memberikan nilai kepada pemegang saham, maka PT. ABC menerapkan juga Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000. Tujuan PT. ABC menerapkan ISO 9001:2000 adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui sistem manajemen mutu. Adapun departemen – departemen yang ada pada PT. ABC diantaranya: 1. Marketing 2. Production 3. Product Development 4. Logistic 5. Finance 6. Purchasing 7. HRD (Human Resource Department) Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada 5 departemen yaitu Departemen Marketing, Produksi, Product Development, SDM, Finance dan hanya untuk produk kiosk, dikarenakan departemen ini memiliki pengaruh yang besar dan kritis terhadap peningkatan volume penjualan kiosk di perusahaan. PT. ABC mempunyai sifat, status tujuan, komitmen dan struktur organisasi sebagai berikut :
64
a. Sifat-sifat usaha dari perusahaan adalah menyediakan jasa pemotongan plat (sheet metal processing) yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Tetapi dengan bertambah pesatnya persaingan usaha saat ini akhirnya sekitar tahun 2007 perusahaan mulai melakukan usaha untuk membuat suatu barang sendiri. Perusahaan membuat kiosk, dimana produk itu sendiri masih berbahan baku pelat (sheetmetal). b. Status perusahaan PT. ABC berstatus swasta murni dengan saham yang dimiliki perseorangan dan tidak ada saham yang dimiliki Negara. c. Tujuan perusahaan Sejak awal, PT. ABC dibangun untuk menjadi: 1. Model Job Shop untuk wilayah Asia. 2. Pusat aplikasi, layanan pelanggan, sistem pendukung dan pusat pelatihan. 3. Pengembangan produk. 4. Sebagai mediator untuk para investor asing ke Indonesia. 5. Fabrikasi sheet metal berpresisi tinggi dan berkelas dunia. d. Komitmen perusahaan PT. ABC juga memiliki komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu yang diikrarkan setiap harinya oleh semua staf produksi pada saat sebelum memulai bekerja. Adapun kebijakan mutu yang diikrarkan tersebut adalah: 1. Menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan persyaratan pelanggan.
65
2. Menerapkan peningkatan efektivitas Sistem Manajemen Mutu yang berkelanjutan sesuai ISO 9001/2000. 3. Meningkatkan kompetensi dan optimalisasi sumber daya yang dimiliki. e. Struktur organisasi PT. ABC menggunakan struktur organisasi lini, dimana setiap karyawan memiliki tanggung jawab kepada atasan atau orang yang berada diatas level jabatannya. Demikian pula sebaliknya, setiap atasan memiliki wewenang untuk mengelola karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi tersebut sesuai dengan pedoman mutu ISO 9001:2000 yang telah diperoleh oleh PT. ABC . Dalam struktur organisasi tersebut, tanggung jawab, tugas pokok, wewenang dan fungsi dari masing – masing karyawan telah ditetapkan dalam struktur organisasi dan deskripsi jabatan perusahaan. Dengan demikian, sistem pengambilan keputusan menjadi lebih mudah dan cepat. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab masing – masing departemen sesuai dengan perencanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000: 1) Top Management Tugas dan tanggunga jawab dari manajemen tingkat atas (Top Management) adalah menetapkan dan meninjau kebijakan mutu, meninjau sasaran mutu, menyediakan sumber daya, menetapkan strategi dan pengembangan perusahaan.
66
2) Wakil Manajemen Wakil manajemen bertanggung jawab atas pelaksanaan rapat, tinjauan manajemen, pengendalian dokumen, sistem manajemen mutu, tindakan koreksi dan pencegahan, Audit Mutu Internal dan analisa data. 3) Finance Departemen keuangan (finance) memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengaturan cash flow perusahaan dan mengatur tagihan dan pembayaran dari pelanggan. 4) General Affair (GA) Tugas dan tanggung jawab sebagai General Affair adalah kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia), penerimaan karyawan baru, kepedulian karyawan serta pelatihan dan evaluasi. 5) Marketing Departmen Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menerima permintaan dan penawaran, membuat quotation, menerima PO (Purchase Order), mengeluarkan SC (Sales Contract), membagikan kuisioner kepuasan pelanggan dan menganalisa kepuasan pelanggan. 6) Produksi Departemen produksi terdiri dari dua bagian yaitu engineering (product design) dan shop floor (lantai produksi). Departemen ini bertanggung jawab membuat gambar kerja, membuat perhitungan kebutuhan material, membuat perencanaan pemakaian jasa
67
subkontraktor, menurunkan Plan Number produksi dan OSS (Operation
Setup
Schedule),
membuat
jadwal
produksi,
melakukan proses produksi dan pemeriksaan produk, serta melakukan perawatan dan perbaikan mesin dan tools. 7) Product development Departemen ini bertanggung jawab membuat design untuk produk kiosk, melakukan perubahan (improvement) pada proses produksi kiosk, melakukan pengembangan produk untuk berbagai tipe (variasi), hingga membuat gambar kerja untuk keperluan prototype. Departemen ini juga membuat software untuk keperluan kiosk. 8) Logistik Tugas dan tanggung jawab pada departemen logistik adalah menerima dan memeriksa bahan baku, bahan pembantu / jasa subkontraktor, menyimpan bahan baku, bahan pembantu dan produk / jasa subkontraktor, mengeluarkan bahan baku, bahan pembantu dan produk / jasa subkontraktor, menerima dan memeriksa alat, menyimpan alat dan barang jadi, mengeluarkan alat, menerima barang jadi dan menyerahkan barang jadi ke pelanggan. 9) Pembelian (Purchasing) Departemen pembelian (purchasing) bertugas melakukan seleksi pemasok, membuat PO (Purchase Order) dan melakukan evaluasi pemasok.
68
4.1.2 Data Produksi Proses pengerjaan di PT. ABC meliputi proses pemotongan (cuting), tekuk (bending), dan las (welding). Selain menyediakan jasa pengerjaan dari plat besi (sheet metal), PT. ABC juga membuat produk kiosk yaitu enclosure atau casing dari plat besi yang dibentuk sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi selain sebagai cover (casing) tetapi juga memenuhi fungsi estetika keindahan. Mesin yang digunakan menggunakan teknologi CNC jadi selain kecepatan yang tinggi dalam proses pembuatan, produk yang dihasilkan juga mempunyai kualitas yang tinggi. Bahan baku utama dalam pembuatan produk kiosk ini adalah plat besi (sheet metal), dimana memiliki berbagai macam ketebalan, mulai dari ketebalan 1 mm sampai dengan 10 mm. Bahan baku diperoleh dari pemasok lokal, berupa lembaran plat besi dengan ukuran 2440 mm x 1220 mm. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa departemen produksi mempunyai dua bagian yaitu engineering (product design) dan shop floor (lantai produksi). Dimana proses dimulai dari bagian engineering kemudian diteruskan ke bagian shop floor. Berikut layout model proses bisnis untuk masing-masing bagian : 1. Departemen Produksi (Engineering) Pada Departemen Produksi (Engineering) proses bisnis yang terjadi dimulai dengan aktivitas Receive SC and Drawing dengan melalui serangkaian akitivitas dan diakhiri dengan aktivitas distribute document to shop. Berikut adalah layout model dari proses bisnis pada Departemen Produksi (Engineering).
69
Gambar 4.1. Block Diagram Proses Bisnis Departemen Produksi (Engineering) 2. Departemen Produksi (Shop Floor) Pada Departemen Produksi (Shop Floor) terdiri dari beberapa bagian yaitu : a. Bagian potong (cuting) b. Bagian tekuk (bending) c. Bagian las (welding) d. Bagian rakit (assembling) Pada departemen ini model dari proses bisnis yang terjadi dimulai dengan aktivitas receive document dengan melalui serangkaian akitivitas dan diakhiri dengan aktivitas submit to finishgoods. Berikut adalah layout model dari proses bisnis pada Departemen Produksi (Shop Floor).
70
Gambar 4.2. Block Diagram Proses Bisnis Departemen Produksi (Shop Floor) Jenis produk atau tipe kiosk yang dihasilkan antara lain : 1. Kiosk Infostar 2. Kiosk Elegance 3. Kiosk Aspire 4. Kiosk Infonout 5. Kiosk Planum 6. Kiosk Java Sky 7. Kiosk Sky Visio 8. Video Wall
4.1.3 Data Penjualan Sejak bisnis ini dimulai pada tahun 2007, PT. ABC berkomitmen akan menjadi perusahaan pembuat kiosk yang berkualitas tinggi dimana produknya tidak hanya untuk kebutuhan lokal tetapi juga untuk keperluan ekspor. PT. ABC melakukan distribusi produknya selain dengan cara menjual langsung kepada konsumen baik end user maupun retailer, PT. ABC juga mengikuti tender yang 71
diadakan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta. Berikut data penjualan kiosk : Tahun 2007 : 35 unit Tahun 2008 : 135 unit Tahun 2009 : 158 unit Dari data yang diperoleh, jumlah unit penjualan memang belum memenuhi target yang ditetapkan. PT. ABC menyadari bahwa produk kiosk memang masih baru dan belum banyak dikenal di masyarakat, tetapi PT. ABC yakin bahwa produknya akan menjadi barang yang dibutuhkan masyarakat, untuk itu PT. ABC akan terus berusaha melakukan langkah-langkah agar penjualan meningkat. Beberapa langkah yang dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan antara lain : 1.
Promosi Promosi sangat diperlukan oleh perusahaan, karena dengan adanya promosi yang tepat pada sasaran, diharapkan dapat mengenalkan perusahaan pada khalayak ramai sehingga diharapkan mampu meningkatkan penjualan. Beberapa strategi promosi yang dilakukan antara lain : a. Mengikuti pameran Cara ini terbukti efektif dalam mengenalkan produk kepada masyarakat dan menarik konsumen untuk menggunakan porduk kiosk. Dalam waktu satu tahun PT. ABC bias mengikuti pameran kurang lebih 10 pameran.
72
b. Bekerjasama dengan pihak lain. Dalam mengenalkan kiosk ke masyarakat PT. ABC juga berkerja sama dengan pihak lain, diantaranya EO (Event Oganizer), rumah sakit, bank dan juga instansi pemerintahan.
4.1.4 Faktor Lingkungan Internal Lingkungan internal disini meliputi masalah pemasaran, produksi, penelitian dan pengembangan, sumber daya manusia, dan keuangan. Analisis internal ini merupakan suatu cara untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan cara yang paling efektif sehingga dapat mengatasi ancaman dari lingkungan. 1. Pemasaran Distribusi dan pemasaran untuk produk kiosk dilakukan oleh tim marketing, PT. ABC untuk saat ini belum membuka untuk agen atau distributor. Tetapi perusahaan telah membuka beberapa show room di kota-kota besar. Langkah ini dilakukan agar distibusi dan pemasaran menjadi lebih efektif, dan juga karena perusahaan ini terletak di daerah kawasan industri yang terletak di pinggiran kota. Kepuasan pelangan merupakan komitmen perusahaan, jadi pelayanan yang baik akan menambah kepercayaan pelanggan. Untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan, PT. ABC juga memberikan pelayanan produk custom, yaitu pelanggan bisa melakukan perubahan produk sesui dengan yang diinginkan. Jumlah pelanggan terbesar adalah instansi pemerintah,
73
dimana mencapai 60 % sedangkan sisanya 40% adalah instansi swasta dan perbankan.
2. Produksi Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sebelum PT. ABC membuat kiosk, PT. ABC merupakan perusahaan dengan jenis usaha job shop sheet metal dimana mengerjakan produk sesuai dengan pesanan pelanggan. Hal ini membuat PT. ABC sudah mendapatkan kepercayaan dari pelanggan dalam hal kualitas. Perusahaan ini mengutamakan kualitas, kecepatan dan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Proses produksi pada pembuatan kiosk di PT. ABC menggunakan teknologi modern, menggunakan mesin-mesin CNC yang dapat menghasilkan kepresisian tinggi dan cepat dalam pengerjaanya.. PT. ABC juga menerapkan sistem ready stock untuk beberapa jenis kiosk standar, untuk model kiosk custom tidak dilakukan stock, atau dengan kata lain jumlah variasi produk yang ada di perusahaan masih kurang. Penggadaan stock untuk model kiosk standar ini dimaksudkan untuk memenuhi keinginan pelanggan yang menginginkan kiosk dalam waktu saat itu juga. Proses produksi ini masih mempunyai kesulitan yaitu dalam pengaturan produksi. Jika proses job order sedang dalam kapasitas tinggi maka pengaturan proses pembuatan kiosk akan sulit dilakukan. Masalah lain yaitu belum konsistennya proses produksi. Produk yang sudah pernah dibuat masih ditemukan masalah pada produk. Adanya masalah ini membuat jadwal
74
produksi menjadi terganggu. Selain itu juga harga dari produk kiosk ini terbilang lebih tinggi dari pada harga pesaing. Tetapi perusahaan yakin bisa mendapatkan pelanggan dengan memberikan pelayanan, kecepatan dan kualitas yang tinggi. 3. Penelitan dan pengembangan PT. ABC mempunyai Departemen Product Development yang bertugas membuat design, melakukan penelitian dan mengembangkan produk. Dimulai dari pembuatan prototype, improve design hingga diperoleh final design (design akhir) yang selanjutnya diteruskan ke bagian produksi untuk diproduksi dalam jumlah banyak. PT. ABC sadar akan adanya ancaman dari luar berupa pesaing ataupun
produk
pengganti,
untuk
itu
perusahaan
melakukan
pengembangan terus – menerus dan juga memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Diantaranya membuat design yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Dengan hanya membawa sketch atau ide saja pelangan dapat langsung berdiskusi dengan departemen ini untuk bisa mengerjakan produk tersebut. 4. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan dari perusahaan, karena sumber daya manusia adalah komponen yang terlibat langsung dengan proses produksi yang berkaitan dengan produk akhir yang akan dicapai. Untuk itu PT. ABC melakukan pelatihan / training kepada karyawannya baik internal maupun eksternal.
75
Data
tenaga
kerja
langsung
pada
setiap
departemen
(Marketing, Produksi dan Product Development). Tenaga kerja langsung yang terdapat pada Departemen Marketing sejumlah 5 orang, tetapi untuk yang khusus kiosk adalah 2 orang, pada Departemen Produksi (Engineering) 9 orang, Produksi (Shop Floor) 40 orang dan Departemen Product Development sebanyak 6 orang, 3 orang di bagian hardware dan 3 orang dibagian software. Jam kerja disesuaikan dengan jam kerja di PT. ABC yaitu 8 jam per hari, 5 hari kerja per minggu. Sedangkan upah tenaga kerja diasumsikan sesuai UMR (Upah Minimum Regional). Berikut adalah tabel data jam kerja. Tabel 4.1. Data Jam Kerja Karyawan Jam kerja
Jam Istirahat
Senin- Kamis
08.00 – 17.00
12.05 – 13.00
Jum’at
08.00 – 17.00
11.45 – 13.15
(Sumber : PT. ABC) Selain gaji PT.ABC juga memberikan beberapa tunjangan, yaitu tunjangan makan, transportasi, kesehatan, tunjangan masa kerja untuk 5 tahun, dan 10 tahun. Sumber daya manusia khususnya di bagian marketing terlihat masih kurang, ini mengakibatkan beban kerja yang berlebih yang akan menyebabkan target tidak dapat tercapai. 5. Keuangan Keuangan perusahaan sangat penting demi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan saat ini tidak memerlukan tambahan dana dari
76
pihak
luar
perusahaan
seperti
perbankan,
karena
perusahaan
mempunyai rasio keuangan yang sangat baik. Hal diatas dikarenakan perusahaan telah mempunyai usaha bisnis sebelumnya, yaitu di usaha jobshop sheet metal. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat memenuhi seluruh biaya operasional perusahaan seperti bahan baku, tenaga kerja, transportasi, produksi, distribusi, serta seluruh biaya yang menjadi kewajiban perusahaan.
4.1.5 Faktor Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat. 1. Pemerintah Pemerintah melalui berbagai macam pembinaan yang dilakukan berusaha untuk dapat meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah baik dalam bidang pemasaran, teknologi produksi maupun sumber daya perusahaan. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal pembinaan terus dilakukan diantaranya berupa penataran, konsultasi dan pelatihan ketrampilan. Dalam hal ini pemerintah yang diwakili oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Tenaga kerja serta instansi terkait lainnya selalu memberikan dukungan informasi dan motivasi dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan teknologi.
77
Dewasa ini pemerintah sedang giat melakukan sosialisasi program penggunaan produk dalam negeri, yaitu dengan mengangat potensi-potensi dari dalam negeri yang bisa bersaing dengan pasar internasiaonal. Salah satu programnya yaitu 100 % cinta produk Indonesia dan PT. ABC sebagai pembuat kiosk ikut dalam pelaksanaan program ini. Pemerintah juga melaksanakan program otonomi daerah, dengan dibentuknya undang-undang otonomi daerah, UU No.22/1999 tentang pemerintah daerah dan UU No. 25/1999 tentang perimbangan kekuatan pusat dan daerah. Dengan undang-undang yang baru ini, daerah nantinya akan menjadi pusat-pusat kecil. Pendapatan daerah tergantung dari potensi daerah itu sendiri dan ada desentralisasi pengambilan keputusan. Jadi dengan undang-undang yang baru ini kebijakan ekonomi dan bisnis nantinya akan kental dengan warnawarni politik lokal. Undang-undang ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, pemisahan kedua undang-undang dan tidak adanya sinkronisasi, hal ini dapat menyebabkan pemerintah daerah hanya mendapatkan beban tambahan tanpa adanya dukungan dana, terutama bagi daerah yang miskin sumber daya. Kedua, materi kedua undang-undang tersebut tidak konkrit dan sengaja dikaburkan, sehingga dapat ditafsirkan sesuai dengan kepentingan pemerintah pusat, Karen ada pasal yang menyebutkan bahwa berbagai ketentuan perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Ketiga, pembagian keuangan masih
78
kurang adil terutama bagi daerah yang kaya sumber daya alamnya, yang selama ini telah memberi kontribusi yang besar terhadap keuangan Negara. 2. Ekonomi Sektor industri di Indonesia masih memegang peranan penting baik sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi, sebagai penghasil komoditas ekspor, serta sebagai sumber mata pencaharian bagi sebagian penduduk dan sumber kesempatan kerja. Krisis ekonomi di yang melanda Indonesia dipicu oleh merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, menyebabkan tingkat harga-harga jenis produk meningkat tajam, dan daya beli konsumen juga menurun. Dengan keadan politik ekonomi sekarang ini, diharapkan, untuk masa mendatang dapat lebih baik lagi, karena sektor industry dengan kondisi politik san ekonomi yang tidak stabil akan sulit untuk tumbuh dan berkembang. 3. Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin bertambah, ini ditandai denga banyaknya barang-barang dengan teknologi modern. Pemerintah mendukung akan perkembangan teknologi, terwujud dengan penggunaan sarana dan prasarana instansiinstansi yang telah menggunakan teknologi terkini. Bagian riset dan teknologipun juga terus melakukan penelitian dan pengembangan ke a rah kemajuan teknologi terbaru. Dengan dukungan pemerintah terhadap penggunaan barang-barang dalam negeri dan penggunaan
79
teknologi modern akan menjadikan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuuk ekspor. 4. Konsumen Sebuah perusahaan yang didirikan tentunya mempunyai berbagai tujuan, diantaranya memperoleh laba, meninggikan volume penjualan,
meningkatkan
harga
saham,
dan
mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran yang ditargetkan menempati posisi penting adalah konsumen karena konsumenlah yang membeli produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Kesalahan dalam memilih target konsumen atau segmen pasar dapat menyebabkan produk-produk yang dihasilkan tidak akan terjual maksimal. Mengingat produk yang dijual PT. ABC adalah kiosk, yang penggunaannya lebih banyak untuk khalayak umum, jadi PT. ABC fokus kepada instansi-instasi yang berhubungan dengan masyarakat banyak, diantarnya adalah bank, pemerintahan, hotel.Akan tetapi PT. ABC juga tidak melupakan konsumen lain yang mungkin juga berpotensi besar , yaitu event organizer dan retailer yang berhubungan dengan kiosk. Jika dilihat dari segi harga kiosk hasil produksi PT. ABC tergolong lebih tinggi disbanding pesaing. Akan tetapi PT. ABC berkomitmen kepuasan pelangan akan menjamin masa depan perusahaan. Untuk itu perusahaan selalu mengutamakan pelayanan
80
yang baik kepada pelanggan di samping kecepatan dan kualitas produk. Hal ini sudah terlihat dari adanya pelanggan tetap yang sering melakukan pemesananan kepada perusahaan. 5. Pemasok Untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pembuatan kiosk PT. ABC mendapatkan barang dari dalam negeri dan luar negeri. Akan tetapi tidak semua kebutuhan dasar tersebut diperoleh dengan mudah, karena PT. ABC baru memulai usaha ini jadi perusahaan masih mencari pemasok yang sesuai. Apalagi kiosk sendiri belum banyak digunakan di dalam negeri, jadi perusahaan banyak melakukan impor barang untuk mendapatkan kebutuhan dasar tersebut. Jumlah pemasok yang terbatas membuat perusahaan menjadi tidak mempunyai kekuatan menawar. Perusahaan belum memdapatkan pemasok lain, jadi perusahaan masih bergantung pada pemasok tersebut. Jumlah produksi yang belum banyak juga mempengarui dalam pembelian bahan baku yang berakibat dalam jumlah harga yang dikeluarkan untuk bahan tersebut. 6. Pesaing Dengan adanya respon yang baik dari pasar di bidang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa ada pesaing-pesaing di segmen pasar ini. Keberadaan pesaing ini harus diwaspadai karena dapat menjadi ancaman bagi PT. BC. Dilihat dari jumlah unit usaha yang ada di daerah Jakarta dan Jawa barat yang mencapai 10 perusahaan industri kiosk kelas menengah. Hal ini menunjukkan adanya persaingan yang
81
cukup tinggi. Perusahaan harus selalu memantau dan mengawasi pesaing-pesaingnya agar dapat mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, karena tingginya tingkat persaingan yang ada dalam industri pembuatan kiosk maka perlu kiranya membuat merk dagang untuk memperkuat brand image bagi para konsumen. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa sebelumnya perusahaan ABC sebagai model Jobshop sheet metal dan sebagai pusat aplikasi (application centre) yang memeragakan/percontohan untuk keperluan penjualan mesin-mesin TRUPMF. Jadi sudah tentu jika perusahaan ini mempunyai pesaing dalam bidang jobshop sheet metal. Hal ini perlu diwaspadai karena perusahaan pesaing tersebut ada kesempatan untuk membuat produk kioks juga. PT. ABC harus siap dengan munculnya pemain-pemain baru dalam usaha sejenis.
4.2 Pengolahan Data Dari data yang telah dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data sebagai berikut : 4.2.1 Matrik BCG Boston Consulting Group (BCG) digunakan untuk mengukur pertumbuhan pasar pertahun dimana perusahaan itu berada, dan juga untuk menunjukkan pangsa pasar secara relatif dibangingkan dengan pesaing terbesarnya. Berdasarkan data penjualan produk maka tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif dapat diketahui sebagai berikut :
82
Diketahui : Volume penjualan perusahaan pada tahun 2009 sebesar 158 (A) Volume penjualan perusahaan pada tahun 2008 sebesar 135 (B) Volume penjualan pesaing pada tahun 2009 sebesar 147 (C) Volume penjualan pesaing pada tahun 2008 sebesar 122 (D) • Tingkat pertumbuhan pasar =
=
A− B X 100% A
158 −135 X 100% 158
= 15,82 % • Pangsa pasar relative th N
=
A C
=
158 147
= 1,075 x Jika kita melihat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relative dari pesaing menggunakan perhitungan seperti dibawah ini: • Tingkat pertumbuhan pasar =
=
C−D X 100% C
147 −122 X 100% 147
= 17,007 % • Pangsa pasar relative th N
=
=
C A
147 158
= 0,93 x
83
Setelah melihat hasil perhitungan diatas, maka dapat kita plotkan hasil yang ada dalam matrik BCG. Dari matrik BCG tersebut dapat kita analisis posisi PT. ABC terhadap perusahaan lain.
4.2.2 Matrik Daya Tarik Industri Parameter yang dibutuhkan pada matrik daya tarik industri adalah kekuatan bisnis dan daya tarik industri. Tujuan dari matrik ini untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Langkah pembuatan matrik daya tarik industri ini yaitu sebagai berikut : 1. Menentukan variable eksternal (peluang dan ancaman) dan variable internal ( kekuatan dan kelemahan). 2. Penilaian variabel eksternal dan internal 3. Penentuan posisi bisnis
a. Daya Tarik Industri Faktor daya tarik industri merupakan variabel eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan Tabel 4.2 Variabel Eksternal PT. ABC.
Variabel Eksternal Peluang
Ancaman
1.
Perkembangan IPTEK
1. Pesaing
2.
Potensi pasar semakin baik
2. Pemain Baru
3.
Perusahaan
memiliki
pelanggan 3. Sensitivitas terhadap desain
tetap
4. Jumlah pemasok terbatas
4.
Daya beli mengutamakan kualitas
5. Masih tergantung pada pemasok
5.
Pesanan khusus
84
Setelah indikator variabel eksternal diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan bobot terhadap masing-masing indikator tersebut. Dengan memberi bobot terhadap masing-masing indikator, diharapkan dapat diketahui seberapa besar sumbangan indikator yang diberikan terhadap daya tarik industri dalam mempengaruhi posisi bisnis. Pembobotan dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor tersebut ke pihak manajemen atau pakar dengan metode “paired comparison” (Kinner dan Taylor dalam Sulistyo, 2004). Penggunaan metode tersebut untuk memberikan penilaaian terhadap setiap faktor. Selanjutnya responden memberikan bobot untuk masing-masing indikator dalam variable eksternal dengan bobot total 1. Jumlah responden dalam pemilihan ini adalah 5 orang. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel.
Rumus :
αi =
xi n
∑ xi i =1
Keterangan :
αi : bobot variable ke I
i : 1,2,3,…n
xi : Nilai variable ke I
n : jumlah variabel
85
Tabel 4.3 Bobot Faktor Daya Tarik Industri Variabel Eksternal
Peluang 1. Perkembangan IPTEK 2. Potensi pasarsemakin baik 3. Perusahaan memiliki pelangan tetap 4. Daya beli mengutamakan kualitas 5. Pesanan khusus Ancaman 1. Pesaing 2. Pemain baru 3. Sentivitas terhadap desain 4. Jumlah pemasok terbatas 5. Masih tergantung pada pemasok Total
Bobot 0.095 0.099 0.099 0.103 0.103 0.099 0.106 0.099 0.099 0.099 1.00
Setelah bobot untuk masing-masing indikator diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan rating terhadap masing-masing indicator tersebut. Pemberian nilai rating disini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kondisi yang dihadapi masing-masing indikator. Pemberian nilai rating dilakukan dengan menggunakan nilai berskala, yaitu : Skala nilai peringkat untuk peluang dan ancaman yang digunakan : 1 : Peluang kecil
-4 : Ancaman sangat besar
2 : Peluang sedang
-3 : Ancaman besar
3 : Peluang tinggi
-2 : Ancaman sedang
4 : Peluang sangat tinggi
-1 : Ancaman kecil
86
Tabel 4.4 Rating Faktor Daya Tarik Industri Variabel Eksternal
Rating
Peluang 1. Perkembangan IPTEK 2. Potensi pasarsemakin baik 3. Perusahaan memiliki pelangan tetap 4. Daya beli mengutamakan kualitas 5. Pesanan khusus Ancaman 1. Pesaing 2. Pemain baru 3. Sentivitas terhadap desain 4. Jumlah pemasok terbatas 5. Masih tergantung pada pemasok
4 3 4 3 2 -3 -2 -3 -2 -2
Setelah data pembobotan dan rating diperoleh, maka dapat diperoleh nilai tertimbang (skor) yang digunakan untuk menentukan posisi bisnis.
Tabel 4.5 Nilai Tertimbang Faktor Daya Tarik Industri Indikator variabel Eksternal
Bobot
Rating
Skor
Peluang 1. Perkembangan IPTEK 0.095 4 0.38 2. Potensi pasarsemakin baik 0.099 3 0.297 3. Perusahaan memiliki pelangan tetap 0.099 4 0.396 4. Daya beli mengutamakan kualitas 0.103 3 0.309 5. Pesanan khusus 0.103 2 0.206 Ancaman 1. Pesaing 0.099 3 0.297 2. Pemain baru 0.106 2 0.212 3. Sentivitas terhadap desain 0.099 3 0.297 4. Jumlah pemasok terbatas 0.099 2 0.198 5. Masih tergantung pada pemasok 0.099 2 0.198 Total 1.00 2.79 Berdasarkan penghitungan variabel eksternal diperoleh nilai tertimbang (skor) sebesar 2.79. Dimana nilai tertimbang dengan nilai 3.0 sampai 4.0
87
tergolong tinggi, yaitu mempunyai peluang bisnis maksimal dan tanpa memiliki ancaman bisnis. Untuk nilai antara 2.0 sampai 2.99 termasuk kategori sedang yaitu mempunyai peluang dan ancaman yang seimbang. Sedangkan untuk nilai antara 1.0 sampai 1.99 termasuk kategori rendah yaitu bisnis sepenuhnya berada dalam ancaman tanpa sedikitpun mempunyai peluang bisnis. Dalam hal ini PT. ABC berada dalam kategori sedang.
b.
Faktor Kekuatan Bisnis Faktor kekuatan bisnis merupakan variable internal yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Table 4.6 Variabel Internal PT. ABC Variabel Internal Kekuatan
Kelemahan
1. Citra Perusahaan
1. Lokasi
2. Kualitas Produk
2. Proses produksi belum
3. Pelayanan yang diberikan ke pelanggan cukup tinggi
konsisten 3. Harga produk
4. Penelitian dan pengembangan yang tinggi
4. Keterbatasan tenaga marketing
5. Jaringan pemasaran & distribusi luas
5. Jumalah variasi produk sedikit
Setelah indikator variabel internal diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan bobot terhadap masing-masing indikator tersebut. Pembobotan dilakukan dengan cara yang sama dengan langkah dalam pembobotan faktor daya tarik industri, yaitu pembobotan dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor
88
variabel internal (kekuatan dan kelemahan) yang telah diidentifikasi tersebut ke pihak manajemen atau pakar dengan metode “paired comparison” (Kinner dan Taylor dalam Sulistyo, 2004). Tabel 4.7 Bobot Faktor Kekuatan Bisnis Variabel Internal
Bobot
Kekuatan 1. Citra perusahaan 2. Kualitas produk 3. Pelayanan yang diberikan ke pelanggan cukup tinggi 4. Penelitian dan pengembangan yang tinggi 5. Jaringan pemasaran & distribusi luas Kelemahan 1. Lokasi 2. Proses produksi belum konsisten 3. Harga produk 4. Keterbatasan tenaga marketing 5. Jumlah variasi produk sedikit Total
0.101 0.097 0.090 0.097 0.109 0.101 0.101 0.090 0.105 0.109 1.00
Setelah bobot untuk masing-masing indikator diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan rating terhadap masing-masing indikator tersebut. Pemberian nilai rating disini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kondisi yang dihadapi masing-masing indikator. Pemberian nilai rating dilakukan dengan menggunakan nilai berskala, yaitu : Penentuan rating untuk faktor kekuatan dan kelemahan yang digunakan : 1 : Kekuatan yang kecil
-4 : Kelemahan yang sangat berarti
2 : Kekuatan yang sedang
-3 : Kelemahan yang cukup berarti
3 : Kekuatan yang besar
-2 : Kelemahan yang kurang berarti
4 : Kekuatan sangat besar
-1 : Kelemahan yang tidak berarti
89
Tabel 4.8 Rating Faktor Kekuatan Bisnis Variabel Internal
Rating
Kekuatan 1. Citra perusahaan
3
2. Kualitas produk 3. Pelayanan yang diberikan ke pelanggan cukup tinggi
3
4. Penelitian dan pengembangan yang tinggi
4
5. Jaringan pemasaran & distribusi luas
3
Kelemahan 1. Lokasi
-2
2. Proses produksi belum konsisten
-3
3. Harga produk
-2
4. Keterbatasan tenaga marketing
-2
5. Jumlah variasi produk sedikit
-2
3
Setelah data pembobotan dan rating diperoleh, maka dapat diperoleh nilai tertimbang (skor) yang digunakan untuk menentukan posisi bisnis. Tabel 4.9 Nilai Tertimbang Faktor Kekuatan Bisnis Indikator Variabel Internal
Bobot
Rating
Skor
Kekuatan 1. Citra perusahaan 2. Kualitas produk 3. Pelayanan yang diberikan ke pelanggan cukup tinggi 4. Penelitian dan pengembangan yang tinggi 5. Jaringan pemasaran & distribusi luas
0.101 0.097
3 3
0.303 0.291
0.090 0.097 0.109
3 4 3
0.270 0.388 0.327
Kelemahan 1. Lokasi 2. Proses produksi belum konsisten 3. Harga produk 4. Keterbatasan tenaga marketing 5. Jumlah variasi produk sedikit Total
0.101 0.101 0.090 0.105 0.109 1.00
2 3 2 2 2
0.202 0.303 0.180 0.210 0.218 2.692
90
Berdasarkan penelitian variabel internal diperoleh nilai tertimbang sebesar 2.692. Dimana nilai tertimbang dengan nilai 3.0 sampai 4.0 tergolong kuat, yaitu yaitu mempunyai kekuatan bisnis maksimal dan tanpa memiliki kelemahan bisnis. Untuk nilai antara 2.0 sampai 2.99 termasuk kategori sedang yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan yang seimbang. Sedangkan untuk nilai antara 1.0 sampai 1.99 termasuk kategori lemah yaitu bisnis sepenuhnya berada dalam kelemahan tanpa sedikitpun memiliki kekuatan bisnis. Dalam hal ini PT. ABC berada dalam kategori sedang.
4.2.3 Analisa SWOT Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam menentukan strategi yang digunakan perusahaan secara tepat. Setelah Variabel Eksternal (peluang dan ancaman) dan Variabel Internal (kekuatan dan kelemahan) diidentifikasi kemudian dilakukan penilaian untuk masing - masing variabel. Langkah ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan masing-masing variable untuk mengetahui posisi perusahaan.
a. Faktor Strategis Internal Berdasarkan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor strategis internal, maka dapat disusun dalam suatu table IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) untuk mengelompokkan apa yang menjadi kekuatan (Strength) maupun kelemahan (Weakness) bagi PT. ABC.
91
Tabel 4.10 Nilai Tertimbang Faktor Stategi Internal (IFAS) Indikator variabel Internal
Kekuatan 1. Citra perusahaan 2. Kualitas produk 3. Pelayanan yang diberikan ke pelanggan cukup tinggi 4. Penelitian dan pengembangan yang tinggi 5. Jaringan pemasaran & distribusi yang luas Total Kekuatan
Bobot
Rating
Skor
0.101
3
0.303
0.097
3
0.291
0.090
3
0.27
0.097 0.109
4 3
0.388 0.327 1.579
-2 -3 -2 -2 -2
-0.202 -0.270 -0.210 -0.218 -0.200 -1.100
0.101
Kelemahan 1. Lokasi 2. Proses produksi belum konsinsten 3. Harga produk 4. Keterbatasan tenaga marketing 5. Jumlah Variasi produk sedikit Total Kelemahan Total
0.101 0.090 0.105 0.109 0.100 1
0.479
Dari perhitungan terlihat bahwa perusahaan mempunyai nilai kekuatan 1.579 sedangkan nilai kelemahan -1.100. Dan nilai total untuk faktor strategi internal adalah 0.479.
b. Faktor Strategis Eksternal Berdasarkan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor strategis eksternal, maka dapat disusun dalam suatu table EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) untuk mengelompokkan apa yang menjadi peluang (opportunities) maupun ancaman (threats) bagi PT.ABC.
92
Tabel 4.11 Nilai Tertimbang Faktor Stategi Eksternal (EFAS) Indikator variabel Eksternal
Peluang 1. Perkembangan IPTEK 2. Potensi pasarsemakin baik 3. Perusahaan memiliki pelangan tetap 4. Daya beli mengutamakan kualitas 5. Pesanan khusus Total Peluang Ancaman 1. Pesaing 2. Pemain baru 3. Sentivitas terhadap desain 4. Jumlah pemasok terbatas 5. Masih tergantung pada pemasok Total Ancaman Total
Bobot
Rating
Skor
0.095 0.099 0.099 0.103 0.103
4 3 4 3 2
0.38 0.297 0.396 0.309 0.206 1.588
0.099 0.106 0.099 0.099 0.099
-3 -2 -3 -2 -2
-0.297 -0.212 -0.297 -0.198 -0.198 -1.202 0.386
1
Dari perhitungan terlihat bahwa perusahaan mempunyai nilai peluang 1.588 sedangkan nilai ancaman -1.202. Dan nilai total untuk faktor strategi eksternal adalah 0.386.
93