BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan pustaka. Data yang diolah antara lain, data banyaknya pemesanan dan untuk mengolah itu semua juga diperlukan data lama waktu pembuatan produksi minuman dan kapan waktu selesainya barang yang dikerjakan. Pengolahan data selanjutnya, yaitu membuat penjadwalan dengan metode SPT, LPT dan EDD. 4.1.1 Penjadwalan Produksi Dalam melakukan penjadwalan produksi
PT Multi
Bintang Indonesia
menggunakan pengembangan software penjadwalanya sendiri yang diberi nama software scheduling, tampilan bentuk penjadwalan dalam software tersebut seperti gant chart, dan berikut adalah contoh penjadwalan yang digunakan oleh PT Multi Bintang Indonesia
:
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Metode Pengolahan Data dengan SPT (Shortest Processing Time) Tahapan untuk mengolah data dengan menggunakan metode SPT (Shortest Processing Time), yaitu : 44
1. mengurutkan penjadwalan pada tiap line dengan menggunakan metode SPT (Shortest Processing Time), dalam hal ini jobs dengan waktu proses pekerjaan terpendek ditempatkan di awal penjadwalan. 2. Mencatat jumlah keterlambatan (lateness) terbesar. 3. Menghitung total keterlambatan. 4.2.2 Metode Pengolahan Data dengan LPT (Longest Processing Time) Tahapan untuk mengolah data dengan menggunakan metode LPT (Longest Processing Time), yaitu
:
1. Mengurutkan penjadwalan pada tiap line dengan menggunakan metode LPT (Longest Processing Time), dalam hal ini jobs dengan waktu proses pekerjaan terpanjang ditempatkan diawal penjadwalan. 2. Mencatat jumlah keterlambatan (lateness) terbesar. 3. Menghitung total keterlambatan dengan membagi total keterlambatan. 4.3 Data Penjadwalan Produksi Minuman Pada bulan Oktober 2013, PT. Multi Bintang Indonesia mendapatkan pesanan sebanyak enam macam pesanan, yaitu diantarnya : Tabel 4.1 Tanggal Pemesanan Produksi Minuman Pada Bulan Oktober 2013
No
Tanggal
Banyaknya
Batas
Pesanan
Penyerahan
Jenis
1
1 Okt 2013
Bintang
40 krat
5 Okt 2013
2
7 Okt 2013
Bintang Zero
13 krat
10 Okt 2013
3
14 Okt 2013
Heineken
28 krat
17 Okt 2013
45
4
20 Okt 2013
Green Sands
15 krat
23 Okt 2013
5
25 Okt 2013
Recharge
33 krat
28 Okt 2013
6
28 Okt 2013
Guinnes
30 krat
31 Okt 2013
Tabel 4.2 Data Penjadwalan Produksi Minuman Pada Bulan Oktober 2013
No
Tanggal
Banyaknya
Lama
Pesanan
Pembuatan
Jenis
1
1 Okt 2013
Bintang
13 krat
20 Hari
2
7 Okt 2013
Bintang Zero
15 krat
5 Hari
3
14 Okt 2013
Heineken
28 krat
10 Hari
4
20 Okt 2013
Green Sands
30 krat
13 Hari
5
25 Okt 2013
Recharge
33 krat
7 Hari
6
28 Okt 2013
Guinnes
40 krat
17 Hari
Berdasarkan data diatas maka akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode SPT (Shortes Proccesing Time), LPT (Longest Processing Time) dan EDD (Earlist Due Date) untuk mengetahui penjadwalan yang paling efektif pada perusahaan. 4.4 Metode SPT (Shortest Processing Time) Perhitungan penjadwalan dengan metode SPT (Shortest Processing Time), berarti mengurutkan pekerjaan dari pemberian prioritas kepada pekerjaan yang waktu prosesnya paling pendek.
46
Apabila table awal penjadwalan adalah table 4.2 maka di dapatkan pengurutan penjadwalan metode SPT (Shortest Processing Time) sebagai berikut :
Tabel 4.3 Urutan pekerjaan berdasarkan metode SPT (Shortest Processing Time) Waktu
Batas
Proses
Penyerahan
2
13
5 Hari
5
15
7 Hari
3
28
10 Hari
4
30
13 Hari
6
33
17 Hari
1
40
20 Hari
Pekerjaan
Tabel 4.4 Perhitungan Metode SPT (Shortest Processing Time) Waktu
Completion
proses
Time
(Hari)
(Hari)
2
13
5
Batas waktu
Keterlambata
/ (Due Date)
n / Lateness
13
5
8
15
28
7
21
3
28
56
10
46
4
30
86
13
73
Pekerjaan
47
6
33
119
17
102
1
40
159
20
139
Total
159
461
72
389
a. Waktu penyelesaian rata-rata=
=
b. Keterlambatan job rata-rata = c. Utilisasi =
=
= 77 hari
=
= 65 Hari
= 34,50%
d. Jumlah job rata-rata dalam sistem =
=
= 2,90 Job
Dengan menggunakan metode SPT (Short Processing Time) terlihat bahwa ada empat pekerjaan terlambat dengan keterlambatan maksimum sebesar 139 hari, waktu penyelesaian rata-rata 77 hari, utilitas 34,50%, jumlah job rata-rata dalam setiap system banyak 2,90 job dan keterlambatan job rata-rata 65 hari. 4.5 Metode LPT (Long Processing Time) Perhitungan dengan metode LPT (Long Processing Time), yaitu mengurutkan pekerjaan dari pemberian prioritas kepada pekerjaan yang waktu prosesnya paling lama. Dari tabel penjadwalan 4.2 di dapatkan pengurutan penjadwalan LPT (Long Processing Time) sebagai berikut : Tabel 4.5 Urutan Pekerjaan Berdasarkan LPT Waktu
Batas
Proses
Penyerahan
Pekerjaan
48
1
40
20 Hari
6
33
17 Hari
4
30
13 Hari
3
28
10 Hari
5
15
7 Hari
2
13
5 Hari
Langkah selanjutnya pada penjadwalan LPT (Long Processing Time) pada enam pekerjaan, yaitu mengurutkan hasil LPT (Long Processing Time) pada masingmasing pekerjaan secara berurutan, di dapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Metode LPT (Long Processing Time) Waktu Pekerjaan
proses
Completion Batas waktu
Keterlambata
/ (Due Date)
n / Lateness
Time
(Hari)
(Hari)
1
40
40
20
20
6
33
73
17
56
4
30
103
13
90
3
28
131
10
121
5
15
146
7
139
2
13
159
5
154
Total
159
652
72
580
a. Waktu penyelesaian rata-rata=
= 49
= 108 Hari
b. Keterlambatan job rata-rata = c. Utilisasi =
=
=
= 84 Hari
= 24,38%
d. Jumlah job rata-rata dalam sistem =
=
= 4,10 Job
Dengan menggunakan metode LPT (Long Processing Time) terlihat bahwa ada empat pekerjaan yang terlambat dengan keterlambatan maksimum 154 hari, waktu penyelesaian rata-rata 108 hari, utilitas 24,39%, jumlah job rata-rata dalam setiap system sebanyak 4,10 dan keterlambatan job rata-rata 84 hari. 4.6 Metode EDD (Earliest Due Date) Perhitungan dengan metode EDD (Earliest Due Date), yaitu mengurutkan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo (due date) yang terdeket metode ini dapat digunakan, untuk penjadwalan pada produk minuman. Dari tabel penjadwalan 4.2 di dapatkan pengurutan penjadwalan LPT (Long Processing Time) sebagai berikut : Tabel 4.7 Urutan Pekerjaan Berdasarkan Metode EDD Waktu
Batas
Proses
Penyerahan
2
13
5 Hari
4
30
10 Hari
5
15
7 Hari
6
33
13 Hari
3
28
10 Hari
Pekerjaan
50
1
40
2o Hari
Langkah selanjutnya pada penjadwalan EDD (Earliest Due Date) pada enam pekerjaan, yaitu mengurutkan hasil EDD (Earliest Due Date) pada masingmasing pekerjaan secara berurutan, di dapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Perhitungan Metode EDD (Earliest Due Date) Waktu Pekerjaan
proses
Completion Batas waktu
Keterlambata
/ (Due Date)
n / Lateness
Time
(Hari)
(Hari)
2
13
13
5
8
4
30
33
10
23
5
15
48
7
41
6
33
81
13
58
3
28
109
10
99
1
40
149
20
129
Total
159
433
65
358
a. Waktu penyelesaian rata-rata=
=
b. Keterlambatan job rata-rata = c. Utilisasi =
=
= 72 Hari
=
= 59 Hari
= 36,72%
d. Jumlah job rata-rata dalam sistem =
51
=
= 2,72 Job
Dengan menggunakan metode EDD (Earliest Due Date) terlihat bahwa ada empat pekerjaan yang terlambat dengan keterlambatan maksimum 129 hari, waktu penyelesaian rata-rata 72 hari, utilitas 36,72%, jumlah job rata-rata dalam setiap system sebanyak 2,72 job dan keterlambatan job rata-rata 59 hari.
4.7 Analisa Penjadwalan Pekerjaan Dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam system dari penjadwalan yang dihasilkan oleh PT Multi Bintang Indonesia dengan penjadwalan metode SPT (Short Processing Time), LPT (Long Processing Time) dan EDD (Earliest Due Date) diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Jumlah Pekerjaan dalam system untuk setiap penjadwalan Metode Sequencing No
Analisa Efektivitas SPT
LPT
EDD
77
108
72
1
Waktu penyelesaian rata-rata
2
Utilisasi
34,50
24,38
36,72
3
Jumlah job rata-rata dalam system
2,90
4,10
2,72
4
Keterlambatan rata-rata
65
84
59
5
Jumlah terlambat
4
4
4
6
Waktu maksimum keterlambatan
139
154
129
Satuan
Hari % Job Hari Job Hari
Pada table diatas, diperoleh jumlah pekerjaan rata-rata terbesar hingga terkecil secara berurutan adalah metode SPT (Short Processing Time), LPT (Long Processing Time) dan EDD (Earliest Due Date).
52
Berdasarkan analisa diatas, ketiga metode masih belum cukup baik kegunaanya dalam melakukan proses produksi minuman yang dikerjakan oleh PT Multi Bintang Indonesia karena masih ditemukanya beberapa pekerjaan yang masih terlambat. Namun, metode yang paling baik adalah EDD, karena waktu penyelasaian rata-rata dan jumlah job rata-rata memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan SPT dan LPT dimana waktu penyelesaian rata-rata pada EDD (Earliest Due Date) adalah 72 hari sedangkan SPT (Short Processing Time) dan LPT (Long Processing Time) memerlukan waktu SPT 77 hari sedangkan LPT 108 hari, dan jumlah job rata-rata dalam system pada EDD (Earliest Due Date) adalah 2,72 job sedangkan SPT (Short Processing Time) dan LPT (Long Processing Time) memilik nilai sebesar SPT 2,90 job sedangkan LPT 4,10 job. Akan tetapi utilasi dalam memaksimalkan sumber daya yang ada belum cukup maksimal dimana EDD (Earliest Due Date) memeliki persentase 36,72% jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan SPT (Short Processing Time) dan LPT (Long Processing Time) yang hanya sekitar SPT 34,50% dan LPT 24,38%.
53