BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Gambaran Umum Perusahaan CV.PUTRI TUNGGAL GENERAL CONTRACTOR. adalah sebuah perusahaan dalam bidang contractor dan suplier. Yang berdiri pada tanggal 17 juli 2007, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dinegara indonesia dengan dasar akte pendirian Notaris Lilis Alwiah,SH dan ditanda tangani H.Bastarial, SH, MH. No 04/636/2007 pada tanggal 26 juli 2007 di tangerang .perusahaan ini dibentuk dengan menggunakan segala macam perangkat ketentuan dan berbagai persiapan yang matang, teratur dan terkordinasi yang menjadi dasar perkembanganya.
4.1.1. Visi dan Misi Perusahaan 1.
Visi Perusahaan Perusahaan akan selalu memprioritaskan aktivitas bisnis yang terpadu dan terprogram untuk memberikan hasil optimal dan kepuasan pelanggan dengan menjalin hubungan yang baik.
2.
Misi Perusahaan Berperan aktif menjalankan roda bisnis dengan mendukung program
42
43
pemerintah untuk dapat meningkatkan perekonomian bangsa, serta mempersiapkan segala perangkat kebutuhan standar perusahaan dan serta membangun budaya kerja yang berkualitas professional. Nama Proyek
: Proyek Konstruksi 1 unit Rumah Tinggal Cluster Aristoteles 2 lantai
Pemilik Proyek
: CV. Putri Tunggal General Contractor
Lokasi
: Serpong, Tangerang, Banten
4.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan adalah aktifitas kegiatan pekerjaan proyek konstruksi rumah tinggal Aristoteles beserta durasi waktu proyek tersebut yang nantinya data tersebut akan digunakan dalam bentuk diagram kerja (network diagram), kegiatan dan aktifitas pembangunan yang diambil adalah kegiatan secara garis besarnya saja. Dalam pengolahan data ini juga diperlukan biaya proyek pengembangan yang diperlukan sebagai bahan perhitungan dalam penelitian ini.
4.2.1. Deskripsi Pekerjaan Dan Perencanaan Waktu Proyek Perencanaan adalah penentuan syarat terhadap sumber-sumber urutan penggunaan dalam berbagai operasi yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Namun perencanaan tidak lengkap bila disertai faktor waktu tetapi waktu hendaknya fleksibel terhadap pertimbangan financial, sosial dan faktor lain dalam perencanaan. Sedangkan hubungan keterkaitan antara kegiatan dan durasi, tiap kegiatan dapat dilihat pada table 4.1 :
44
Tabel 4. 1 Daftar Urutan Kegiatan, Predencessor dan Durasi Kegiatan
(Sumber: Data Perusahaan)
4.2.2. Perencanaan Anggaran Biaya Proyek Untuk menyusun RAB, perusahaan biasanya melakukan langkah berikut ini: 1.
Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material secara berkelanjutan.
2.
Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku dikota ataupun kabupaten tempat proyek dilaksanakan. Berikut adalah tabel daftar pekerja
dan upah harian tenaga kerja proyek pembangunan
cluster Aristoteles di daerah Serpong, dapat dilihat pada tabel 4.2. 3.
Melakukan analisis mengenai bahan dan upah pekerja untuk proyek yang akan dilaksanakan.
4.
Melakukan perhitungan harga satuan pekerja dengan memanfaatkan hasil analisa satuanpekerjaan dan daftarkuantitas pekerjaan.
45
5.
Membuat rekapitulasi rencana anggaran biaya proyek. Dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4. 2 Tabel Daftar Pekerja Dan Upah Harian Tenaga Kerja Proyek
(Sumber: Data Perusahaan)
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Proyek
(Sumber: Data Perusahaan)
46
4.2.3. Penetapan Perencanaan Biaya Proyek 1.
Biaya Langsung Tabel 4. 4 Daftar Biaya Langsung Untuk Setiap Pekerjaan
(Sumber: Data Perusahaan)
2.
Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung yang dimaksud disini meliputi biaya-biaya yang
dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan. Besarnya biaya tidak langsung yang muncul sebesar Rp. 46.864.476,- , yang meliputi: -
Gaji Manaje Proyek
-
Biaya dokumentasi
-
Biaya listrik
-
Biaya telepon
-
Biaya asuransi
47
-
Biaya keamanan, dll
4.3. Pengolahan Data Pada penelitian ini diasumsikan bahwa dalam pengerjaannya hanya mengerjakan satu unit rumah tinggal dua lantai. Untuk memecahkan masalah penjadwalan masalah proyek yang akan dikerjakan terdapat dua kondisi yang akan digunakan yaitu: 1.
Kondisi awal Dimana pada kondisi awal ini proyek dilaksanakan dengan waktu penyelesaian selama hari kalender.
2.
Kondisi percepatan Pada kondisi usulan ini pelaksanaan proyek alur percepatan menjadi lebih singkat setelah diketahui jika kritis dari jaringan kerja awal yang sudah terbentuk.
4.3.1. Penjadwalan Pelaksanaan Waktu Proyek Kondisi Awal Sebagai dasar dari pembuatan network diagram awal digunakan data dari tabel 4.1 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4. 1 Network Diagram Kondisi Awal
48
1.3.2. Menentukan Jalur Kritis Kondisi Awal Dalam penyusunan penjadwalan suatu kegiatan proyek, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan dan secepatnya dikerjakan, karena kegiatan tersebut memiliki urutan waktu pengerjaan yang paling lama. Kegiatan tersebut dinamakan kegiatan kritis dan lintasan yang dilaluinya adalah lintasan kritis atau jalur kritis. Untuk menentukan lintasan kritis dihitung dengan menggunakan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Pada perhitungan maju yaitu bila ada dua nilai yang digunakan dalam suatu bagian, maka dipilih nilai yang terbesar dalam aktifitas tersebut untuk perhitungan aktivitas lainnya. Sedangkan pada perhitungan mundur sebaliknya bila ada dua nilai dalam satu kegiatan maka nilai terkecil yang digunakan dalam perhitungan aktifitas selanjutnya. Dalam perhitungan mundur nilai terbesar dari aktivitas terakhir. Dari perhitungan maju dan mundur ini akan diketahui jalur kritis dan kegiatan-kegiatan dengan total float sama dengan nol, dan juga akan diketahui kegiatan-kegiatan yang boleh ditunda yang besar penundaannya dapat dilihat pada nilai total float. Untuk selengkapnya perhitungan maju dan mundur dapat dilihat pada table 4.5. Tabel 4. 5 Perhitungan Maju, Perhitungan Mundur dan Total Float Kondisi Awal
49
Setelah melakukan perhitungan maju dan mundur, maka didapat total float. Dari perhitungan diatas Total float = 0, sehingga dapat menentukan jalur kritis pada network diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:
Gambar 4. 2 Network Diagram Jalur Kritis
4.3.3. Gant Chart Kondisi Awal Gant chart proyek konstruksi rumah tinggal ini menggambarkan atau berisi jadwal aktifitas dalam bar graph saat mulai dan saat selesai setiap kegiatan yang ada. Untuk proses pengolahannya maka data yang diperhatikan adalah waktu lamanya tiap kegiatan dan ketergantungan antar aktivitas. Untuk gant chart dapat dilihat pada table 4.4 berikut: Tabel 4. 6 Gant Chart Kondisi Awal
50
Keterangan:
4.4. Penjadwalan Konstruksi Kondisi Usulan Atau Percepatan Proses mempercepat kurun waktu disebut crash program. Didalam menganalisa proses-proses digunakan asumsi sebagai berikut: 1.
Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala.
2.
Bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka sumber daya akan bertambah baik berupa tenaga kerja, material, peralatan, atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam jumlah yang sama.
Sehingga yang menjadi tujuan utama dari program mempersingkat waktu adalah memperpendek jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal.Untuk mempersingkat waktu penyelesaian kegiatan untuk mendapatkan jadwal yang ekonomis didasarkan pada biaya langsung, yang dalam hal ini adalah tenaga kerja langsung. Dengan mempersingkat waktu ini terlihat adanya kenaikan tarif tenaga kerja langsung akibat bertambahnya waktu kerja yang berupa waktu lembur. Waktu kerja normal 8 jam dari pukul 08.00 -17.00 dengan istirahat satu jam, sedangkan lembur dilakukan setelah waktu kerja normal. Kegiatan yang menjadi objek percepatan dapat dilihat pada tabel kegiatan dibawah ini:
51
Tabel 4. 7 Percepatan Jadwal Proyek
Setelah menentukan kegiatan yang dipercepat maka dapat dihitung upah lembur perhari untuk kegiatan yang dipercepat.
Kegiatan D (pekerjaan beton): -
Bobot kerja
-
Waktu normal
-
Waktu dipercepat = 10 hari
-
Waktu setelah dipercepat = 45 – 10 = 35 hari
-
Volume pekerjaan normal/hari
-
Volume pekerjaan setelah dipercepat/ hari
-
Tambahan waktu lembur
-
Upah lembur = jumlah pekerja x tambahan waktu lembur x
hari
upah perjam = 4 x 2,28 x 10.625 = 96.900
Kegiatan E (Pekerjaan Dinding dan Plesteran)
52
-
Bobot kerja
-
Waktu normal
-
Waktu dipercepat = 15 hari
-
Waktu setelah dipercepat =35 – 15 = 20 hari
-
Volume pekerjaan normal/hari
-
Volume pekerjaan setelah dipercepat/ hari
-
Tambahan waktu lembur
-
Upah lembur = jumlah pekerja x tambahan waktu lembur x upah perjam
hari
= 4 x 6 x 10.625 = 255.000
Kegiatan F (Pekerjaan Tampak) -
Bobot kerja
-
Waktu normal
-
Waktu dipercepat = 9 hari
-
Waktu setelah dipercepat =25 – 9 = 14 hari
-
Volume pekerjaan normal/hari
-
Volume pekerjaan setelah dipercepat/ hari
-
Tambahan waktu lembur
-
Upah lembur = jumlah pekerja x tambahan waktu lembur x upah perjam
hari
= 3 x 6,28 x 8750 = 164.850 Dari perhitungan diatas, maka biaya langsung dipercepat dan slope biaya langsung untuk masing-masing kegiatan proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
53
Tabel 4. 8 Daftar Slope Biaya Masing-Masing Kegiatan
Kemudian selanjutnya dalam mempersingkat
kurun waktu proyek
konstruksi satu unit cluster Aristoteles dua lantai maka menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung yang berada pada jalur kritis setelah percepatan, yaitu sebagai berikut:
Pekerjaan beton, pekerjaan dinding dan plester, pekerjaan tampak dipercepat dengan total percepatan 34 hari: -
Biaya langsung: Total biaya langsung + (total waktu kegiatan yang dipercepat x total biaya lembur kegiatan yang dipercepat) Rp. 936.929.525 + (34 x 516.750) = Rp. 954.499.025,-
-
Biaya Tidak langsung: (Total biaya tidak langsung : total waktu normal proyek) x total waktu dipercepat
54
(46.846.476 : 194) x 160 -
= Rp. 38.636.269,-
Total biaya = Rp. 954.499.025 - Rp. 38.636.269 = Rp. 993.135.294,Dari perhitungan tersebut diatas didapat total biaya proyek setelah percepatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 9 Total Biaya Proyek Setelah Percepatan
4.4.1. Network Diagram Kondisi Percepatan Setelah total biaya percepatan diketahui maka digambarkan network diagram kondisi percepatan dibawah ini:
Gambar 4. 3 Network Diagram Kondisi Percepatan Dalam menyusun network diagram perceptan diperlukan data uraian pekerjaan, aktifitas yang mendahului dan diawali setelah mengalami percepatan. Selengkapnya dilihat pada table 4.6
55
Tabel 4. 10 Uraian Pekerjaan, Prosedur dan Durasi Pekerjaan hasil Percepatan
4.4.2. Perhitungan Jalur Kritis Setelah Percepatan Dalam menentukan jalur kritis diadakan Crash program atau dengan memberlakukan kerja lembur digunakan perhitungan maju dan mundur . untuk selengkapnya perhitungan maju dan mundur dapat dilihat pada table 4.7. Tabel 4. 11 Perhitungan Maju, Mundur dan Total Float Setelah Percepatan
Dari perhitungan maju, mundur dan total float percepatan, maka diketahui jalur kritis setelah percepatan yang dapat dilihat pada gambar 4.4 network diagram jalur kritis setelah percepatan. (anak panah berwarna merah merupakan jalur kritis)
56
Gambar 4. 4 Network Diagram Jalur Kritis Setelah Percepatan
4.4.3. Gant Chart Usulan Gant chart usulan mengantarkan atau berisi jadwal aktifitas dalam bar graph saat mulai dan saat selesai setiap kegiatan yang ada setelah mengalami percepatan dengan diadakannya kerja lembur. Untuk proses pengolahannya maka data yang harus diperhatikan adalah waktu lamanya tiap kegiatan dan ketergantungan antar aktifitas. Gant chart kondisi usulan dan percepatan dapat dilihat pada table 4.8. Tabel 4. 12 Gant Chart Usulan Atau Percepatan
Keterangan: