BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Pengumpulan Data
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory merupakan salah satu industry tekstil yang kegiatan produksinya berlokasi di Jalan Industri Raya III, Desa Sukadami, Kecamatan CIkupa, Kabuaten Tangerang sedangkan untuk kantor pusat berada di Jalan Tiang Bendera Selatan No. 17-19 Jakarta Selatan. Perusahaan ini merupakan industri yang bergerak dalam dibidang pemintalan benang tekstil yang didirikan oleh Liau Kusnadi Santoso yang kini menjabat sebagai direktur perusahaan. PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory mulai dibangun pada tahun 1993 dengan menempati lahan seluas 16,7 Ha yang dimulai dengan tahap persiapan, pembebasan lahan, pembangunan pabrik, pemasangan mesin, uji coba produksi hingga tahap produksi komersil. Pada tahun 1996 PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory mengawali kegiatannya dengan investasi sebesar 44 milyar rupiah dengan nomor ijin usaha 44/T/1996 dan status penanaman modal dalam negri (PMDN) dengan jumlah tenaga kerja 1.714 orang karyawan dan 305 unit mesin produksi yang kemudian terus berkembang hingga saat ini.
38
39
Saat ini perusahaan sudah dapat mensuplai hasil produksi benang textile di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory ke berbagai industri garment yang ada di Jabodetabek dan beberapa kota di jawa barat dan jawa tengah. PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory terus mengembangkan pangsa pasarnya hingga keseluruh Indonesia dengan meningkatkan kualitas produk benang textile dan juga kapasitas produksi dengan menanbah mesin produksi dan karyawan yang mana saat ini PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory sudah memiliki 513 mesin produksi dan karyawan sebanyak 3.223 orang yang berperan penting dalam kegiatan roduksinya.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1)
Visi Perusahaan Mempertahankan kalanngsungan hidup perusahaan dengan berusaha secara efisien dan produktif disegala bidang untuk mengatasi persaingan pasar industry textil dalam negri, memperoleh keuntungan yang memadai, memelihara pemeliharaan mesin produksi dan fasilitas pendukung lainnya dengan baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan serta memenuhi keinginan stak holder.
2)
Misi Perusahaan Memiliki daya saing dan daya cipta tinggi ditingkat nasional samai internasional serta ramah terhada lingkungan sehingga diakui sebagai produsen benang textile terbaik.
4.1.3 Tujuan Perusahaan Maksud dan Tujuan PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory adalah melaksanakan usaha dibidang pemintalan benang textile dengan memproduksi berbagai jenis benang textile berkualitas. Hal itu merupakan keikutsertaan PT. Kyoda Mas Mulia
40
dalam pembangunan nasional khususnya dibidang perindustrian. Dasar yang dipakai dalam mewujudkan tujuan adalah: a) Memperluas lapangan kerja dan taraf hidup masyarakat pada umumnya serta karyawan pada khususnya. b) Memajukan dan mengembangkan perindustrian pada umumnya.
4.1.4 Hasil Produksi dan Pemasaran a. Hasil Produksi Produk yang dihasilkan oleh PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory adalah benang textile dimana terdapat tiga jenis benang yang diproduksi yaitu benang Cooton, Polyester dan Viscose. b. Pemasaran Daerah pemasaran PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory saat ini antara lain: Jakarata, Tangerang, Bekasi, Bandung, Solo, Pekalongan dan Surabaya.
4.1.5 Struktur Organisasi Struktur Organisasi perusahaan yang digunakan adalah struktur organisasi lini yang dalam pelaksanaan kerjanya didampingi oleh seorang ahli dibidangnya. Perusahaan dipimpin oleh general manager yang memberikan pertanggung jawaban maju mundurnya perusahaan kepada presiden direktur. General manager membawahi beberapa sector antara lain HRD, Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian QC, Kepala Bagian MTC, Kepala Bagian Umum, CO, beserta staff di bawahnya. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 4.1 di halaman berikutnya.
41 DIRECTOR
GENERAL MANAGER
ASS MANAGER
KEPALA GUDANG LOGISTIK
Staf Gudang
KEPALA BAGIAN MTC
KEPALA BAGIAN KEUANGAN
Admin Pajak
Admin Gudang
Admin Pembelian
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
KEPALA BAGIAN QC
KEPALA BAGIAN ELECTRIC
CO Unit AC
Kepala Bagian MTC Blowing & Carding
Kepala Bagian MTC Drawing
Kepala Bagian MTC Roving
Kepala Bagian MTC Spinning
Kepala Bagian MTC Winding
KEPALA BAGIAN UMUM
Leader QC Pre Spinning
Kepala Bagian MTC TFO Twisting
Ka. Shift Pre Spinning
Ka. Shift Spinning
Ka. Shift Winding
Leader Pre Spinning
Leader Spinning
Leader Winding
Unit Generator
Unit MTC Electrical
Leader QC Pre Spinning & Winding
Ka. Shift QC
Ka. Shift Packing
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Mercu Prima Sentosa Textile
Ka. Shift Distribusi
Personalia
ADMIN
HRD
42
4.1.6 Kedudukan dan Tugas Pokok Dalam struktur organisasi di PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory, setiap karyawan memiliki kedudukan dan tugas pokok sebagai berikut: 1) General Manager Sebagai Pimpinan di PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory, General manager berada dibawah Direktur. Tugas seorang General manager adalah membuat laporan atau member pertanggung jawaban atas maju dan mundurnya perusahaan kepada Direktur perusahaan 2) Kepala Bagian Kepala bagian berada dibawah Manager dan mempunyai tugas-tugas pokok sesuai dengan kedudukan untuk masing-masing kepala bagian. Terdaat 5 kepala bagian dengan tugas-tugas sebagai berikut: A. Kepala Bagian Maintenance (MTC) Tugas
dari
kepala
bagian
Maintenance
adalah
mengatur
jadwal
memeliharaan mesin-mesin produksi dan ,engendalikan pemakaian sparepart mesin-mesin produksi. B. Kepala Bagian Produksi Tugas dari kepala bagian produksi adalah Mengatur pelaknsanaan proses pembuatan benang dari bahan baku sampai menjadi benang sesuai dengan type dan ukuran yang diminta dengan melakukan koordinasi dengan kepala seksi dibawahnya dalam produksi dan membuat laporan hasil produksi dan bahan baku yang digunakan.
43
C. Kepala Bagian Quality Control (QC) Tugas dari kepala bagian Quality Control (QC) adalah Menjamin kualitas produk benang yang diproduksi sebelum dikirim ke konsumen. D. Kepala Bagian Electric Tugas dari kepala bagian electric adalah menyediakan dan merencakan distribusi energy listrk sesuai dengan kebutuhan pabrik. E. Kepala Bagian Umum/Civil Work Tugas dari kepala bagian umum adalah:
Mengatur
penyelengaraan
usaha
pembinaan
personil
beserta
administrasi.
Mengatur pengadaan barang inventaris, bahan baku dan sparepart tool.
Mengatur penerimaan dan pengeluaran gudang dan administrasi barang.
Mengatur lalu lintas keuangan dan pembukuan perusahaan.
3) Operator Produksi Kedudukan Operator berada dibawah Pengawas dan mempunyai tugas pokok mengopoerasikan mesin dan menghasilkan hasil produksi.
4.1.7 Proses Produksi Untuk memproduksi benang tekstil di PT. Mercuprima Sentosa Textile Factory terdapat 8 proses yang harus dilalui dalam pemintalan benang tekstil yaitu Blowing, Carding, Drawing Breaker, Drawing Finisher, Roving, Ring Spinning, Winding, Inspeksi dan Packing. Adapun penjelasan dari kedelapan proses tersebut yang akan diuraikan pada halaman selanjutnya sebagai berikut:
44
Proses Blowing (Persiapan Material) Proses Carding (Pemisahan Serat) Proses Drawing Breaker (Pensejajaran Serat) Proses Drawing Finisher (Pelurusan Serat) Proses Roving (Pemanjangan Serat) Proses Ring Spinning (Pembentukan serat menjadi benang) Proses Winding (Penggulngan benang pada paper cone) Proses Inspeksi (Pemeriksaan kualitas benang dengan sinar ultraviolet) Proses Packing (Pengemasan cone benang dalam satuan Lusin)
Gambar 4.2 Skema Proses Produksi Benang Textil
1. Proses Blowing Merupakan proses pertama dalam pembuatan benang. Di area blowing, mesin Blendomat bekerja secara otomatis membuka dan mengambil gumpalan serat kapas dari 25 hingga 30 bale bahan baku. Untuk pembuatan benag, pada proses ini menguraiankan gumpalan kapas yang telah ditarik oleh Bale Plucker untuk dicabik-cabik sehingga menjadi serat-serat halus dan dicampurkan dengan serat lainnya serta pembersihan kotoran seperti ranting, biji kapas. Hasil akhir dari proses ini adalah berupa lembaran kapas yang digulung yang disebut lap dimana lap ini memiliki panjang rata-rata 4 yard dan berat 17,5 Kg. tahap selanjutnya dari proses ini adalah proses pensecaacran serat di mesin carding.
45
2. Proses Carding Pada Proses blowing dimana, gumpalan serat yang telah dibuka, diubah menjadi bentuk memanjang yang disebut sliver carding. Dan untuk pertama kalinya terjadi pelurusan, peregangan serta, terjadi pemisahan serat pendek dengan serat panjang. Tujuan pemisahan tersebut untuk menjaga agar kekuatan benang sesuai dengan yang diharapkan. mesin carding ini mampu menghasilkan kualitas sliver yang baik dengan nep yang rendah, kapasitas produksinya mencapai 65 kg/jam. Sliver yang telah melewati proses carding tersusun rapi dan can yang secara otomatis pula berganti setelah can penuh
3. Proses Drawing Breaker Sliver dari Carding yang ditampung dalam spincan (tong putar) kemudian dibawa ke mesin Drawing, sliver carding diubah menjadi sliver drawing breaker, dimana
terjadi
proses
peregangan
dan
pen-sejajaran
serat.
Besarnya
perbandingan antara serat dengan panjang sliver drawing breaker ini akan berpengaruh pada nomor benang yang dihasilkan. Mesin drawing breaker ini dilengkapi dengan auto leveler yang mampu menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk selanjutnya dibawa ke mesin drawing finisher.
4. Proses Drawing Finisher Fungsi proses ini sama dengan fungsi pada drawing breaker. Hasil dari mesin drawing finisher ini disebut sliver drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya lebih lurus serta sudah terpisah antara serat pendek dan serta
46
panjang. Sama seperti drwing breaker, drawing finisher juga mempunyai auto leveler yang dapat menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke mesing roving.
5. Proses Roving Setelah melewati proses drawing finisher, bentuk sliver diubah menjadi memanjang dan lebih kecil, dinamakan roving yang kemudian digulung dalam bobbin roving. Roving serat akan mengalami pen-sejajaran dan peregangan kembali. Adapun besarnya perbandingan antara berat dan panjang roving akan berpengaruh pada nomor benang yang akan dihasilkan. Selanjutnya bobbin roving dibawa menuju ke mesin ring spinning.
6. Proses Ring Spinning / Speed Frame Untuk menjadi benang, roving mengalami proses peregangan, pemberian antihan/ twist dan penggulungan. Disini roving ditarik / diregangkan melalui tiga buah as yang berputar dengan kecepatan berbeda.. Roving yang ditarik kemudian diputar dengan TPI (Twist Per Inch) yang telah ditentukan berdasar diameter benang yang di inginkan. Benang yang dihasilkan ini digulung pada cop yang dibedakan warnanya. Hal ini dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang dapat dibedakan pula, sehingga terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya. Mesin ring spinning memiliki kapasitas 1008 spindle, dilengkapi dengan Automatic Droffing yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan penggulungan mesin ini mencapai 15.000-17.000 rotation per minute. Mesin ring spinning dapat menghasilkan kualitas benang yang baik
47
untuk proses knitting (rajut) maupun weaving (tenun). Untuk menghindari berhentinya mesin dalam waktu yang cukup lama, pada mesin ini biasanya ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan mengambil hasil proses atau droffing.
7. Proses Winding Benang dalam tube dari mesin Ring Spinning kemudian dibawa ke mesin Winding untuk disambung dan digulung pada paper Cone yang menghasilkan gulungan besar dan tanpa putus. Mesin ini digunakan untuk memindahkan gulungan benang dari cop ke cone sekaligus menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang terlalu tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone bisa berupa paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di packing atau masuk ke proses selanjutnya. Mesin winding ini dilengkapi dengan yarn clearer uster quantum dan loefpe yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk proses rajut atau tenun.
8. Inspeksi dan Packing Setelah seluruh proses selesai, benang dibawa menuju ruang ultra violet, quality control akan memeriksa kesempurnaan gulungan benang, selanjutnya benang siap dipacking. Benang di kemas kedalam karung atau dus baik benang single yang dihasilkan dari mesin winding.
4.1.8 Kebijakan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Perusahaan Untuk menjamin kelancaran proses produksi, ketersediaan bahan baku menjadi salah satu faktor utama yang harus di kendalikan dengan baik. Pada bagian ini akan diuraikan proses perencanaan dan pengendalian persediaan persediaan bahan baku di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory. Dalam proses pengadaan bahan baku ada
48
beberapa serangkaian proses yang dilakukan oleh bagian produksi, bagian gudang bahan baku dan bagian keuangan. Untuk mengetahiu kebutuhan bahan baku serat kapas bagian produksi akan membuat rencana produksi jangka pendek dalam periode 4 sampai 7minggu bedasarkan permintaan yang diterima yang kemudian Nota kebutuhan bahan baku yang berisi informasi jenis bahan baku dan jumlah akan diserahkan kebagian gudang bahan baku. Bagian bahan baku akan segera menyediakan kebutuhan bahan baku yang diminta sesuai dengan yang diminta dan jenis bahan baku. Bon penyerahan bahan baku dari bagian gudang akan diterima bagian produksi sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan. Bagian gudang akan membuat laoran neraca bahan baku yang digunakan dengan bahan baku yang masih tersedia setiap akhir periode, hal ini bertujuan untuk menlakukan monitoring terhadap status persediaan bahan baku yang ada. Jika jumlah bahan baku yang ada digudang sudah terbatas untuk keperluan produksi beberapa bulan kedepan, maka bagian gudang akan segera membuat surat permintaan barang yang kemudian ditinjau oleh bagian produksi sebelum diserahkan kebagian administrasi pembelian. Kapan dan berapa banyak bahan baku yang harus dipesan ditentukan oleh beberapa faktor yang akan diuraikan pada halaman selanjutnya sebgai baerikut: A.
Jumlah pemesanan (Reorder Capacity) Bagian gudang bahan baku akan menentukan jumlah bahan baku yang dipesan
bedasarkan kapasitas maksimal gudang penyimpanan. Sistem pengendalian bahan baku di perusahaan menempatkan suatu pesanan dari kuantitas tetap (reorder capacity) apabila status inventori berada di bawah tingkat yang telah dispesifikasikan untuk dilakukannya pemesanan ulang bahan baku (order pont or reorderpoint).
49
Hal ini dikarenakan perusahaan ingin meminimalkan frekuensi pemesanan karena biaya pemesanan yang tinggi dan lamanya waktu penerimaan pesanan bahan baku yang harus diimpor dari luar negri. Kapasitas daya tampung gudang untuk jenis bahan baku serat Cotton adalah sebesar 12.000 bale. Besarnya kapasitas pemesanan yang ditentukan sudah termasuk nilai kelongaran yang didetapkan manajemen perusahaan dan bagian gudang bahan baku bedasarkan intusi dan pengalaman yang sudah ada. kelongaran adalah area kosong gudang yang dipersiapkan untuk mengantisipasi apabila bahan baku yang datang melebihi kapasitas maksimal gudang. Sedangkan untuk bahan baku paper cone, perusahaan melakukan frekuensi pemesanan bahan baku yang tinggi pada bahan baku lokal, hal ini tentunya untuk mengurangi biaya penyimpanan bahan baku, karena asumsinya biaya penyimpanan bahan baku memiliki total cost yang lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan bahan baku paper cone. B.
Waktu Pemesanan (Reorder Point) Semakin tinggi frekuensi pemesanan bahan baku, maka akan semakin tinggi
biaya pemesanan bahan baku untuk bahan baku impor, akan tetapi biaya penyimpanan bahan baku semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk bahan baku yang berasal dari luar negeri memiliki frekuensi pemesanan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bahan baku dari dalam negeri. Bahan baku impor untuk produk benang cotton adalah serat Cotton SJV Acala yang diimpor dari Amerika memiliki frekuensi pemesanan yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan baku Paper Cone yang merupakan bahhan baku lokal, kebijakan perusahaan ini tentunya untuk mengurangi besarnya biaya pesan bahan baku yang diimpor dan karena faktor lain seperti perubahan nilai tukar mata uang, tidak
50
stabilnya harga bahan baku impor dan faktor external lainnya yang menjadi pertimbangan perusahaan. Karena tidak adanya metode peramalan permintaan dan rencana produksi jangka panjang, manajemen perusahaan menggunakan kebijakan dimana bahan baku akan dipesan kembali pada saat jumlah persediaan digudang sudah berada pada level order time. Level order time adalah waktu dimana jumlah bahan baku yang ada digudang sudah berada pada titik pemesanan kembali yang ditentukan bedasarkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi selama periode waktu tunggu (lead Time) ketika dalam pemesanan. Manajemen produksi di divisi Spinning 1 menggunakan asumsi kapasitas produksi maksimal selama periode lead time yaitu 180 bale/hari ditambah presentase Dropping Waste.
4.1.9 Proses Pengadaan Bahan Baku Serat Cotton PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory membutuhkan bahan baku serat kapas yang sebagian besar harus diimpor dari luar negri sehingga membutuhkan lead time yang panjang dalam proses pengadaannya. Untuk menjamin ketersediaan bahan baku serat kapas bagian yang bertugas untuk merencanakan dan mengendalikan kebutuhan bahan baku adalah Bagian Gudang Bahan Baku. Bagian gudang bertanggung jawab menyediakan bahan baku untuk keperluan produksi. Bagian produksi juga akan melakukan monitoring terhadap ketersediaan bahan baku di gudang untuk merencanakan produksi harian. Bagian gudang bahan baku akan memberikan laporan terkait informasi ketersediaan bahan baku kepada bagian produksi dan bagian produksi akan memberikan informasi terkait jumlah dan jenis bagan yang dibutuhkan untuk perencanaan produksi kepada bagian gudang.
51
Appabila ketersediaan bahan baku digudang sudah mencapi kapasitas minimum/titik pemesanan kembali (Reorder Point) maka bagian gudang akan mengajukan from pemesanan bahan baku ke bagian keuangan/administrasi yang sebelumnya sudah disetujiu oleh bagian produksi dan manajer. Titik pemesanan kembali atau Reorder Point merupakan saat dimana perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku dimana waktu pemesanan kembali ditentukan dengan asumsi kapasitas produksi maksimal perusahaan selama periode lead time. Bagian administrasi akan melakukan peninjauan terkait harga dan banyaknya bahan baku. Bagian pembelian akan menghubungi pemasok dengan dan melamporkan Purchasing Order (PO) kepada pemasok melalui Fax. Setelah bahan baku sampai digudang, bagian gudang akan melakuan pengecekan terkait dengan quantitas, mutu, jenis dan standar dalam kontrak pemesanan. Berikut adalah skema proses pengadaan bahan baku di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory yang dapat dilihat pada gambar berikut:
BAGIAN PRODUKSI
Permintaan
Bahan Tersedia
BAGIAN GUDANG BAHAN BAKU Bahan Habis
PEMSOK BAHAN BAKU
BAGIAN ADMINISTRASI
GENERAL MANAGER
Gambar 4.3. Bagan Prosedur Pembelian Bahan Baku di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory
52
Tahapan-tahapan dalam proses pembelian bahan baku impor yang dilakukan oleh PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan akan melakukan kontrak pesanan dengan supplyer luar negri 2) Perusahaan membuaka Letter Of Credit (LC) melalui bank dalam negri. 3) Menunggu pengappalan barang setelah nomor LC diketahui. Pihak pemasok akan mengirimkan dokumen asli melalui bank tempat membuka LC. 4) Mengambil dokumen dari bank dengan melunasi pembayaran Bill Of Landing. 5) Membayar pajak impor barang di bank tempat barang dikeluarkan. 6) Mengurus dokumen Delivery Order di kantor pelayaran. Setelah kapal tiba di Indonesia, dokumen Delivery Order dapat diambil. 7) Mengurus surat perintah pengeluaran barang dikantor bea cukai dengan melampirkan dokumen Delivery Order dan Pajak Impor barang. 8) Menunggu proses bongkar muat barang yang dilakukan oleh Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan barang siap dikirim ke pabrik dengan container.
4.2
Data Persediaan Berikut adalah data-data yang terkait dengan persediaan bahan baku produk
benang cotton di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory yang akan diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Identifikasi Truktur Produk/Bill Of Material (BOM) Untuk memproduksi produk benang cotton di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory dibutuhkan 1 jenis serat kapas yang akan dipintal dan 1 pcs paper cone sebagai media gulungan. Struktur produk benang cotton yang diproduksi PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory dapat dilihat pada gambar berikut:
53
Level 0 Benang Cotton (1 cone 2,52Kg)
Level 1 100% Cotton SJV Acala (2,52 Kg/0.0138 Bale
Level 1 Paper Cone 5' 7" 1 Cones
Gambar 4.4 Struktur Produk Benang Cotton Keterangan: 1 Cone
: 2,52 Kg
1 Bale
: 181,44 Kg : 72 Cone
Bedasarkan informasi BOM produk benang Cotton, dapat diketahui untuk memproduksi 1 cone benang diperlukan 0,0138 Bale serat kapas dan 1 Pcs Paper Cone.
4.2.2 Penggunaan Bahan Baku Dalam menentukan berapa banyak bahan baku yang harus disediakan untuk kebutuhan produksi, ada dua faktor yang harus diperhitungkan, yaitu rencana produksi dan dropping waste bahan baku. Dropping waste adalah pemborosan atau scrap bahan baku yang disebabkan karena adanya serat kapas yang harus ikut terbuang bersama kotoran dalam proses blowing. Besarnya presentase dropping waste ditetapkan oleh bagian quality control bedasarkan standar mutu bahan baku serat kapas yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Standar Mutu dan Presentase Dropping Waste Bahan Baku Jenis Bahan Baku Serat Cotton
Panjang Serat (EL/mm) 28-40
Kekuatan Serat (PSI/mm) 85-92
Presentase Droping Waste (%) 5%
Sumber: Unit Produksi Ring Spinning PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory
54
Dengan demikian bahan baku serat kapas yang digunakan untuk memproduksi benang Cotton sesuai dengan struktur produk harus ditambahkan dengan presenrase dropping waste yang sudah ditetapkan. Banyaknya bahan baku serat kapas yang dibutuhkann untuk memproduksi benang textil dihitung oleh bagian Produksi Spinning 1 dengan persamaan berikut: (
)
(
)
( )
Keterangan: GR (Gross Requirement) : Kebutuhan bahan baku (Bale) PP (Production Plan) DW (Dropping Waste)
: Rencana produksi per periode (Bale) : Presentase Dropping Waste (%)
4.2.3 Data Bahan Baku Serat Cotton Dalam penelitian ini diperlukan juga informasi terkait dengan bahan baku serat cotton seperti Harga, Biaya Persediaan dan Lead Time. Data bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang textil Cotton di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Jenis, Asal dan Harga Bahan Baku Pembuatan Benang Cotton Jenis Bahan Baku American Cotton SJV Acala Paper Cone 5”
Impor/Lokal Amerika Tangerang (Indonesia)
Nama Pemasok Satuan Harga Cargill American Bale / 689,47 US$ Cotton Inc. (181,44Kg) Pcs Rp. 750
Lead Time 91,60 Hari (3 Bulan) 7 Hari
Sumber: Unit Gudang Logistik PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory (2014).
Dalam melakukan perencanan persediaan bahan baku, adapun biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan bahan baku yang digunakan. Informasi tentang biayabiaya pengadaan persediaan bahan baku akan diuraikan pada halaman selanjutnya.
55
A. Biaya pesan Biaya pesan adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan setiap kali perusahaan melakukan pemesanan bahan baku, sehingga jumlah bahan baku yang dipesan tidak akan mempengaruhi biaya pemesanan. Bedasarkan struktur produk (BOM) Bill Of Material, terdapat dua jenis bahan yang digunakan yaitu serat Cotton SJV Acala dan Paper Cone 7”. Bahan baku serat cotton merupakan bahan baku impor yang terdapat biaya jasa EMKL dan Delivery Order. Biaya jasa EMKL adalah biaya yang timbul karena barang impor mengalami bongkar muat dan penyimpanan sementara dipelabuhan. Sementara biaya Delivery Order adalah biaya surat perintah pengeluaran barang. Tabel 4.3 Biaya Pesan Serat Cotton SJV Acala No. 1 2 3 4 5
Biaya Administrasi Telepon & Fax EMKL Delivery Order Biaya Transportasi Total Biaya
Pesanan (Rp) 80.000 100.000 2.520.000 400.000 200.000 3.200.000
Sumber: Bagian Keuangan PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory (2014).
Biaya pemesanan yang dikeluarkan berbeda untuk bahan baku yang dipesan di dalam negeri dan impor dari negara lain. Untuk bahan baku yang berasal dari dalam negeri, perusahaan hanya mengeluarkan biaya administrasi dan biaya telepon/fax sebagai biaya pemesanannya. Biaya pesan untuk bahan baku paper cone dapat dilihat rinciannya pada tabel berikut:
56
Tabel 4.4 Biaya Pesan Bahan Baku Paper Cone No. Biaya 1 Administrasi 2 Telepon & Fax Total Biaya
Pesanan (Rp) 100.000 50.000 150.000
Sumber: Bagian Keuangan PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory (2014).
Biaya administrasi pesan terjadi karena perusahaan mengeluarkan dana untuk pembuatan dokumen-dokumen pemesanan yang dikeluarkan. B. Biaya Simpan Biaya simpan adalah biaya yang disebabkan karena perusahaan menyimpan bahan baku digudang selama periode tertentu. Besarnya biaya simpan bahan baku dapat dilihat pada tabel dihalaman selanjutnya sebagai berikut: Tabel 4.5 Biaya Simpan Bahan Baku No. 1 4
Jenis Bahan Baku Amerika Cotton SJV Acala Paper Cone 5’ 7”
Biaya (Rp)/Bale/Bulan Rp 850/Bale/Bulan Rp. 0.84/Pcs/Bualn
Sumber: Bagian Keuangan PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory (2014).
Cakupan biaya untuk biaya simpan bahan baku di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory terdiri dari biaya material handling dan biaya fasilitas gudang penyimpanan. Besarnya biaya penyimpanan relative kecil dan dipengaruhi oleh jumlah persediaan rata bahan baku selama satu periode. 4.2.4 Data Rencana Pemesanan Bahan Baku Dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku digunakan perencanaan produksi aktual bedasarkan permintaan produk benang cotton tiap periode yang digunakan sebagai acuan dasar untuk mengetahui waktu pemesanan dan penerimaan
57
bahan baku serat Cotton SJV Acala sebelum bahan baku tersebut habis. Pada tabel 4.6 dimana rencana produksi dapat diketahui dengan pasti bedasarkan permintaan aktual yang sudah diterima untuk periode januari samapai dengan Agustus. Sedangkan untuk periode September sampai dengan Desember 2015 rencana produksi masih berupa prediksi pihak manajemen yang dugunakan untuk perencanaan penerimanaan bahan baku serat Cotton SJV Acala periode 2015. Untuk setiap pemesanan jumlah bahan baku yang dipesan adalah 10.000 bale, jumlah tersebut
merupakan ketapan perusahan bedasarkan kapasitas
gudang
penyimpanan sebesar 12.000 bale untuk bahan baku serat Cotton SJV Acala. Berikut adalah data perencanaan penerimaan bahan baku serat Cotton SJV Aacala untuk periode 2015 yang dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Rencana Penerimaan Bahan Baku Serat Cotton SJV Acala Periode 2015 Periode Rencanan 2015 Penerimaan (Bales) Jan Feb Mar 10.000 Apr Mei Order Jun Jul Ags 10.000 Sept Order Okt Nov Dec 10.000
Sisa Persediaan Awal (Bales) 4.863 2.448 10.049 8.096 5.943 3.654 1.169 9.384 6933 4623 2313 10.528
Permintaan Rencana Pemakaian Aktual Produksi Bahan (Bales) (Bales) (Bales) 2.180 2.140 2.247 2.260 2.300 2.415 2.285 2.285 2.399 1.860 1.860 1.953 2.050 2.050 2.153 2.156 2.180 2.289 2.390 2.367 2.485 1.834 1.834 1.926 2.200 2.310 2.200 2.310 2.200 2.310 1.700 1.785
Sumber : Unit Produksi Ring Spinning 1 PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory
58
4.3 Pengolahan Data 4.3.1
Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Produk Benang Cotton Dalam proses produksinya perusahaan membuat produk pada saat adanya
permintaan dari konsumen dengan jumlah sesuai dengan order yang diterima dalam satuan Cone yang dikonversi menjadi satuan Bale dimana 1 Bale serat kapas setara dengan 72 Cone benang textile yang dihasilkan. Sedangkan kebutuhan bahan baku adalah jumlah dari rencana produksi ditambah dengan presentase dropping waste sebesar 5% dari total kebutuhan bahan baku sesuai dengan dengan informasi struktur / Bill Of Material produk Benang Cotton. Berikut adalah jumlah kebutuhan bahan baku bedasarkan rencana produksi produk benang Cotton unit Ring Spinning 1 untuk periode 2015 sebagai berikut: Tabel 4.7 Kebutuhan Bahan Baku Produk Benang Cotton Periode 2015
Month
Rencana Produksi (Bales) Forcast
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec ∑
2.200 2.200 2.200 1.700 8.300
JIP 2.140 2.300 2.285 1.860 2.050 2.180 2.367 1.834 2.200 2.200 2.200 1.700 25.316
Kebutuhan Bahan Baku Cotton Cone (Bales) (Pcs) 154.080 2.247 165.600 2.415 164.520 2.399 1.953 133.920 147.600 2.153 156.960 2.289 170.424 2.485 132.048 1.926 158.400 2.310 158.400 2.310 158.400 2.310 122.400 1.785 26.582 1.822.752
59
4.3.2
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Teknik Lot Sizing Dalam perencanaan persediaan bahan baku produk benang Cotton dengan MRP
untuk periode 2015 digunakan beberapa metode untuk menentukan lot size, yaitu dengan menggunakan metode Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), dan AlgorithmWagner Within (AWW) dimana keempat teknik lot size terbut dibandingkan bedasarkan biaya persediaan paling ekonomis dari masing-masing teknik lot size. Dalam penelitian ini teknik lot sizing digunakan untuk menentukkan besarnya kuantitas pemesanan, frekuensi pemesanan, kapan melakukan pemesanan kembali, dan analisis terhadap jumlah biaya persediaan, yang dilakukan berdasarkan adanya kebijakan tanpa persediaan pengaman (non safety stock). Adapun asumsi yang digunakan dalam perhitungan Lot Sizing yang digunakan yaitu tidak adanya persediaan ditangan (On Hand) pada peroode ke n-1 dan kebijakan tanpa persediaan pengaman untuk setiap metode yang digunakan. Uraian dari keempat teknik lot sizing yang digunakan sebagai berikut: A.
Teknik Lot Sizing Lot For Lot (LFL) Pada metode ini unit yang dipesan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dalam
periode yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, unit yang dipesan berbeda pada setiap waktu melakukan pemesanan tergantung pada jumlah gross requirement setiap periode. Pada setiap akhir periode terkait, sediaan yang ada sama dengan nol (tanpa sediaan). Jadi, biaya yang timbul pada teknik ini hanya biaya pemesanan. Hasil perhitungan biaya persediaan dengan metode Lot For lot untuk perencanaan persediaan bahan baku benang Cotton dapat dilihat sebagai berikut:
60
Tabel 4.8 Frekuensi Dan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku Dengan Teknik Lot Size LFL Period Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec ∑
Kebutuhan Bahan Baku Rencana Pemesanan JIP (Bales) Cotton (Bales) Cone (Pcs) Cotton (Bales) Cone (Pcs) 154.080 154.080 2.140 2.247 2.247 165.600 165.600 2.300 2.415 2.415 164.520 164.520 2.285 2.399 2.399 1.860 1.953 133.920 1.953 133.920 147.600 147.600 2.050 2.153 2.153 156.960 156.960 2.180 2.289 2.289 170.424 170.424 2.367 2.485 2.485 132.048 132.048 1.834 1.926 1.926 2.200 158.400 158.400 2.310 2.310 2.200 158.400 158.400 2.310 2.310 2.200 158.400 158.400 2.310 2.310 1.700 122.400 122.400 1.785 1.785 12 X Pesan 12 X Pesan 25.316 26.582 1.822.752
Tabel 4.9 Perhitungan Biaya Persediaan Dengan Teknik Lot Size LFL Biaya Pesan Biaya Simpan Frekuensi Biaya (Rp) Simpan Biaya (Rp) Serat Cotton SJV Acala 12 X 38.400.000 0 0 Paper Cone 12 X 1.800.000 0 0 Total Biaya Persediaan Dengan Metode LFL Jenis Bahan Baku
Total Biaya (Rp) 38.400.000 1.800.000 40.200.000
Dengan menggunakan metode Lot For Lot, total biaya persediaan adalah Rp. 40.200.000, dimana tidak terdapat biaya simpan untuk bahan baku serat cotton SJV Acala selama periode Januari sapai dengan Desember 2015.
B.
Teknik Lot Sizing Economic Order Quantity (EOQ) Dalam metode Economic Order Quantity (EOQ) ukuran Lot bahan baku pada
MRP dibuat tetap untuk masing-masing periode dangan melakukan pesanan bahan baku dengan jumlah pesanan ekonomis. Nilai EOQ merupakan kuantitas optimal dalam melakukan pesanan yang ditentukan dengan perhitungan sebagai beriut:
61
√
Dimana : D : Pemakaian Bahan Selama Periode (2015) S : Biaya Pesanan Bahan Baku H : Biaya Simpan/Unit/Tahun Dengan Informasi bahan baku yang dibutuhkan sebagai berikut: Tabel 4.10 Informasi Variabel EOQ Bahan Baku Produk Benang Cotton Jenis Bahan Baku H S D Serat Cotton SJV Acala 10.200 3.200.000 26.582 Paper Cone 10,08 150.000 1.822.752
√
Bale √
Maka ukuran lot pesanan ekonomis untuk bahan baku Serat Cotton SJV Acala adalah 4.085 Bale untuk sekali pesan sedangkan ukuran lot untuk bahan baku Paper Cone adalah 232.914 Pcs. Dengan demikian maka biaya persediaan dengan menggunakan teknik lot sizing EOQ adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.11 Frekuensi Dan Kuantitas Pemesanan Dengan Teknik EOQ Period Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec ∑
Kebutuhan Bahan Baku JIP (Bales) Cotton (Bales) Cone (Pcs) 154.080 2.140 2.247 165.600 2.300 2.415 164.520 2.285 2.399 1.860 1.953 133.920 147.600 2.050 2.153 156.960 2.180 2.289 170.424 2.367 2.485 132.048 1.834 1.926 2.200 158.400 2.310 2.200 158.400 2.310 2.200 158.400 2.310 1.700 122.400 1.785 25.316 26.582 1.822.752
Rencana Penerimaan Bahan Baku Cotton (Bales) Cone (Pcs) 232.914 4.085 232.914 4.085 232.914 4.085 232.914 232.914 4.085 232.914 232.914
4.085 4.085 4.085
232.914
7 X Pesan
8 X Pesan
Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Persediaan Bedasarkan MRP Metode EOQ Biaya Pesan Biaya Simpan Frekuensi Biaya (Rp) Simpan Biaya (Rp Serat Cotton SJV Acala 7 22.400.000 24.708 21.001.715 Paper Cone 8 1.200.000 1.710.582 1.436.889 Total Biaya Persediaan Dengan Metode EOQ Jenis Bahan Baku
Total Biaya (Rp) 43.401.715 2.636.889 46.038.604
Dengan menggunakan teknik lot sizing EOQ total biaya persediaan per tahun yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 46.038.604
C.
Teknik Lot Sizing Period Order Quantity (POQ) Teknik POQ ini digunakan untuk menentukan interval waktu order (Economic
Order Interval) sedangkan kuantitas pesanan dapat bervariasi tergantung kebutuhan pada periode bersangkutan. Sistem pengendalian persediaan bahan baku dengan teknik POQ menggunakan EOQ sebagai penentuan interval waktu order atau waktu antar pesanan yang ditentukan dengan perhitungan berikut:
63
Maka interval waktu untuk masing-masing bahan baku adalah sebgai berikut:
=1,35 =1 Periode Dengan demikian perhitungan biaya persediaan dengan teknik lot sizing POQ dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Frekuensi Dan Kuantitas Pemesanan Dengan Teknik Lot Size POQ Period Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec ∑
Kebutuhan Bahan Baku JIP (Bales) Cotton (Bales) Cone (Pcs) 154.080 2.140 2.247 165.600 2.300 2.415 164.520 2.285 2.399 1.860 1.953 133.920 147.600 2.050 2.153 156.960 2.180 2.289 170.424 2.367 2.485 132.048 1.834 1.926 2.200 158.400 2.310 2.200 158.400 2.310 2.200 158.400 2.310 1.700 122.400 1.785 25.316 26.582 1.822.752
Rencana Penerimaan Bahan Baku Cotton (Bales) Cone (Pcs) 154.080 4.662 165.600 164.520 4.352 133.920 147.600 4.442 156.960 170.424 4.411 132.048 158.400 4.620 158.400 158.400 4.095 122.400 6 X Pesan 12 X Pesan
64
Tabel 4.14 Perhitungan Biaya Persediaan Dengan Teknik Lot Size POQ Biaya Pesan Biaya Simpan Frekuensi Biaya (Rp) Simpan (Rp) Biaya (Rp) Serat Cotton SJV Acala 6 38.400.000 12.678 10.776.045 Paper Cone 12 1.800.000 0 0 Total Biaya Persediaan Dengan Metode POQ Jenis Bahan Baku
Total Biaya (Rp) 29.976.045 1.800.000 31.776.045
Dengan menggunakan metode POQ total biaya persediaan untuk periode 2015 adalah sebesar Rp. 31.776.045 D.
Teknik Lot Sizing Algorithm Wagner Within (AWW) Algorithm Wagner Whittin didasarkan atas beberapa periode mendatang yang
sudah diestimasi sebelumnya. Metode ini bekerja dengan mengabungkan semua pilihan kombinasi periode yang ada dan membandingkan total biaya dari beberapa variable yang digabungkan . Keputusan yang dibuat pada tiap periode adalah bedasarkan perbandingan total biaya apabila pemesanan dilakukan pada periode tersebut dengan total biaya apabila pemesanan dilakukan pada periode sebelumnya. adalah hasil perhitungan biaya total untuk masing-masing alternatif bedasarkan hasil rekapitulasi perhitungan (Fn) metode Algorithm Wagner Within untuk bahan baku produk benang Cotton yang dapat dilihat pada tabel 4.31 dan tabel 4.32 dimana untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
65
Tabel 4.15 Hasil Rekapitulasi Perhitungan (Fn) Bahan Baku Serat Cotton SJV Acala E/N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
3200000
5252750
9331475
14311625
21630125
31358375
44033660
55491575
71199575
88871075
108506075
125195825
6400000
8439363
11759463
17248338
25030938
35593675
45414745
59159245
74867245
92538745
107711245
8452750
10112800
13772050
19609000
28059190
36243415
48024415
61768915
77476915
91132165
11639363
13468988
17360288
23697930
30245310
40062810
51843810
65588310
77726310
13312800
15258450
19483545
24394080
32248080
42065580
53846580
64467330
16512800
18625348
21899038
27789538
35643538
45461038
54564538
18458450
20095295
24022295
29912795
37766795
45353045
21658450
23621950
27548950
33439450
39508450
23295295
25258795
29185795
33737545
26495295
28458795
31493295
28458795
30422295
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Fn
Q=
31658795 3200000
5252750
8439363
10112800
13312800
15258450
18458450
20095295
23295295
25258795
28458795
30422295
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
F2=O1-2+F0
F4=O3-4+F2
F6=O5-6+F4
F9=O7-8+F6
F10=O9-10+F8
F12=O11-12+F10
4662
4352.25
4441.5
4411.05
4620
4095
66
Tabel 4.16 Hasil Rekapitulasi Perhitungan (Fn) Bahan Baku Paper Cone E/N
1
2
3
1
150000
289104
565498
300000
2 3
4
5
6
7
902976
1398912
2058144
2917081
438197
663182
1035134
1562520
439104
551597
799565
588197
712181 701597
4 5 6
9
10
3693523
4757971
5955475
7286035
8417011
2278301
2943823
3875215
4939663
6137167
7165327
1195104
1767729
2322330
3120666
4052058
5116506
6041850
975874
1405342
1849023
2514303
3312639
4244031
5066559
833443
1119756
1452516
1984740
2650020
3448356
4168068
851597
994753
1216594
1615762
2147986
2813266
3430162
983443
1094364
1360476
1759644
2291868
2805948
1133443
1266499
1532611
1931779
2343043
1244364
1377420
1643532
1951980
1394364
1527420
1733052
1527420
1660476
7
8
8 9 10 11
11
12
12 Fn
Q=
1677420 150000
289104
438197
551597
701597
833443
983443
1094364
1244364
1377420
1527420
1660476
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
F2=O1-2+F0
F4=O3-4+F2
F6=O5-6+F4
F9=O7-8+F6
F10=O9-10+F8
F12=O11-12+F10
319680
298440
304560
302472
316800
280800
67
1.
Keterangan Tabel 4.14 Bahan Baku Serat Cotton Hasil kombinasi pesanan terbaik ditunjukan pada baris Alternatif (Fn) yang dipilih bedasarkan Fn terkecil dimulai dari periode terakhir dimana (F12 = O11-12+F10) yang berati pesanan dilakukan sebesar 3.982 Bale untuk memenuhi kebutuhan bahan baku periode 11 dan 12 (O11-12) dilakukan pada periode 10 (F10) atau sesuai lead time. Untuk periode sebelumnya terganntung pada nilai Fn pada periode ke-10 (F10) dan seterusnya sampai periode awal perencanaan.
2.
Keterangan Tabel 4.15 Bahan Baku Paper Cone Hasil kombinasi pesanan terbaik ditunjukan pada baris Alternatif (Fn) yang dipilih bedasarkan Fn terkecil dimulai dari periode terakhir dimana (F12 = O11-12+F10) yang berati pesanan dilakukan sebesar 273.024 Pcs untuk kebutuhan bahan baku periode 11 dan 12 (O11-12) dilakukan pada periode 10 (F10) atau sesuai lead time dan untuk periode sebelumnya terganntung pada nilai Fn pada periode ke-10 (F10) dan seterusnya sampai periode awal perencanaan.
Maka perhitungan biaya persediaan bahan baku produk benang cotton dengan menggunakan Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat pada table 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.17 Frekuensi Dan Kuantitas Pemesanan Dengan Teknik Lot Size AWW Period Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
Kebutuhan Bahan Baku JIP (Bales) Cotton (Bales) Cone (Pcs) 154.080 2.140 2.247 165.600 2.300 2.415 164.520 2.285 2.399 1.860 1.953 133.920 147.600 2.050 2.153 156.960 2.180 2.289 170.424 2.367 2.485
Rencana Penerimaan Bahan Baku Cotton (Bales) Cone (Pcs) 323.424 4.662 4.352
316.656
4.442
308.304
4.411
298.224
68
Tabel Lanjutan 4.17 Frekuensi Dan Kuantitas Pemesanan Dengan Teknik Lot Size AWW Period Aug Sep Oct Nov Dec ∑
Kebutuhan Bahan Baku JIP (Bales) Cotton (Bales) Cone (Pcs) 132.048 1.834 1.926 2.200 158.400 2.310 2.200 158.400 2.310 2.200 2.310 158.400 1.700 122.400 1.785 25.316 26.582 1.822.752
Rencana Penerimaan Bahan Baku Cotton (Bales) Cone (Pcs) 4.620
286.414
4.095
273.024
6 X Pesan
6 X Pesan
Tabel 4.18 Perhitungan Biaya Persediaan Dengan Teknik Lot Size AWW Biaya Pesan Biaya Simpan Frekuensi Biaya (Rp) Simpan (Rp) Biaya (Rp) Serat Cotton SJV Acala 6 19.200.000 12.678 10.776.045 Paper Cone 6 900.000 869.328 73.0236 Total Biaya Persediaan Dengan Metode AWW Jenis Bahan Baku
Total Biaya (Rp) 29.976.045 1.630.236 31.606.281
Dengan menggunakan metode Algorithm Wagner Within (AWW) total biaya persediaan bahan baku untuk periode 2015 adalah sebesar Rp. 31.606.28 4.3.3 Perbandingan Biaya Persediaan Masing-Masing Teknik Lot Sizing Dalam menentukan teknik lot sizing untuk system MRP maka biaya persediaan bahan baku produk benang Cotton dibandingkan untuk masing-masing teknik lot size yang digunakan dan untuk setiap jenis bahan baku bedasarkan biaya yang paling ekonomis. Teknik lot size yang paling ekonomis akan dijadikan dasar dalam penyusunan MRP untuk optimalisasi perencanaan dan pengendalia persediaan bahan baku produk benang Cotton di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory. Berikut adalah perbandingan biaya persediaan untuk masing-masing teknik lot size yang dapat dilihat pada table sebagai berikut:
69
Tabel 4.19 Perbandingan Biaya Persediaan Masing-masing Teknik Lot Size Jenis Bahan Baku
LFL 38.400.000 1.800.000 40.200.000
Serat Cotton SJV Acala Paper Cone Total Biaya Persediaan
Teknik Lot Size EOQ POQ 43.401.715 29.976.045 2.636.889 1.800.000 46.038.604 31.776.045
AWW 29.976.045 1.630.236 31.606.281
Berikut adalah grafik untuk dapat menggambarkan bagaimana peredaan biaya persediaan untuk masing-masing teknik lot size yang digunakan sebgai berikut:
45000000 40000000 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0 LFL
EOQ
POQ
AWW
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Biaya Persediaan Masing-masing Teknik Lot Size Bedasarkan perbandingan biaya persediaan masing-masing teknik lot size pada tabel dan grafik, teknik lot size Algorithm Wagner Within (AWW) memiliki biaya paling ekonomis dibandingkan dengan teknik lot size yang lain sebesar Rp. 31.606. 281-, maka teknik lot size Algorithm Wagner Within dipilih sebagai dasar dalam penyusunan MRP untuk bahan baku produk benang Cotton di PT. Mercu Prima Sentosa Textile Factory. 4.3.4 Penyusunan MRP Dengan Metode Lot Sizing AWW Penyusunan MRP dengan menggunakan Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat pada tabel 4.20 dan tabel 4.21 sebagai berikut:
70
Tabel 4.20 MRP Bahan Baku Serat Cotton SJV Acala Dengan Metode AWW Lvl 1 (Serat Cotton SJV Acala) Period
On Hand : 0 Lead Time : 3 Bulan Lot Size
2014
: (AWW)
Okt
Nov
2015 Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
SUM
GROSS REQUIREMENTS
2247
2415
2399
1953
2153
2289
2485
1926
2310
2310
2310
1785
26582
PROJECT ON HAND
2415
0
1953
0
2289
0
1926
0
2310
0
1785
0
12678
NET REQUIREMENTS
2247
2310
0
4095
0
PLANNED ORDER RECEIPTS PLANNED ORDER RELASE
4662 4662
4352
2399 0
2153
4352
0
4442
2485
4442
4411
0
2310
4411
4620
0
4620
0
4095
6X
Tabel 4.21 MRP Bahan Baku Paper Cone Dengan Metode AWW Lvl 1 (Paper Cone) Period
On Hand : 0 Lead Time : 1 Bulan Lot Size
: (AWW)
2014 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
GROSS REQUIREMENTS
154080
165600
164520
133920
147600
156960
170424
132048
158400
158400
158400
122400
1822752
PROJECT ON HAND
165600
0
133920
0
156960
0
132048
0
158400
0
122400
0
869328
NET REQUIREMENTS
154080
0
164520
0
147600
0
170424
0
158400
0
158400
0
PLANNED ORDER RECEIPTS
319680
PLANNED ORDER RELASE
Okt
Nov
2015 Dec
319680
298440 298440
304560 304560
302472 302472
316800 316800
SUM
280800 280800
6X