BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Gambaran Umum Perusahaan PT. X adalah Agen Tunggal Pemilik Merk (ATPM) dan merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan mobil yang berdiri pada tanggal 1 Maret 1999. Dalam melakukan aktivitasnya, PT. X mempunyai 2 lokasi utama yaitu: kantor pusat yang berada di Sunter, Divisi spare part dan Manufacturing Plant yang berada di Karawang. Model produk yang dihasilkan PT. X adalah Jz, Fr, CR, Br, Ct (CBU), Cv (CBU), Ac (CBU), Od (CBU). Dan produk tersebut di ekspor ke beberapa Negara diantaranya : Thailand, India, filipina, Malaysia, Pakistan, Taiwan, Vietnam, Singapore, Brunei Darussalam. PT. X juga memiliki sertifikasi perusahaan seperti:
40
• ISO 9002 (1994) dan 9001: 2008 sebagai standar internasional manajemen berkualitas. • ISO 14001:2004 sebagai standar internasional system manajemen lingkungan. • OHSAS 18001:2007 sebagai standar internasional untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
4.1.1
Visi & Misi Visi: “Memelihara sudut pandang global, kita berdedikasi untuk
menyediakan produk yang berkualitas tertinggi dengan harga terjangkau untuk kepuasaan konsumen di seluruh dunia”. Misi: 1. Menghargai hak-hak individu. 2. Tiga kesenangan: Kesenangan membeli, Kesenangan menjual dan Kesenangan membuat. Adapun kebijakan managemen dari PT. X adalah sebagai berikut: 1. Selalu melangkah dengan ambisi dan semangat muda. 2. Menghormati teori, mengembangkan ide-ide baru dan menggunakan waktu secara efisien. 3. Menikmati pekerjaan dan mendorong adanya komunikasi terbuka.
41
4. Berupaya secara terus menerus bagi sebuah alur kerja yang harmonis 5. Selalu sadar akan berharganya nilai penelitian dan kerja keras. 4.1.2
Alur Proses Produksi
Gambar 4.1 Alur Proses Produksi (Sumber: PT. X, 2014)
Gambar diatas merupakan
diagram alir proses produksi mobil yang
diproduksi PT. X. Dimana dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada departemen Assemly Frame divisi Chassis and tire sebagai objek penelitiannya.
4.1.3 A.
Gambaran umum Departemen Assembly Frame Assembly Frame Proses dibagian assembly frame meliputi :
42
1. Sebelum body masuk ke area AF (Assembly Frame), dilakukan first inspection (inspeksi awal) terhadap body dari painting. 2. Member (pekerja) pada bagian ini harus jeli dan teliti melihat body yang masuk harus benar-benar dalam kondisi baik. Bila dinyatakan OK (kondisi baik), maka body siap untuk diproses ke proses selanjutnya. Tetapi bila dinyatakan NG (Not Good), maka body dikembalikan lagi keproses painting untuk dilakukan perbaikan. 3. Secara garis besar ada 4 tahapan pada proses assembly frame inti yaitu: Routing, Interior, Chassis dan Exterior.
B.
Chassis & Tire Chassis merupakan semua proses yang berhubungan dengan angine
seperti knalpot mobil, tire, suspensi, dll. Dalam penelitian ini peneliti memilih Chassis bagian Tire pada produksi mobil CR sebagai objek penelitian. Dimana spare part untuk velg dan tire yang digunakan dibeli dari perusahan lain. Adapun jenis velg yang digunakan adalah ENKEI 17 inch, sedangkan untuk tire yang digunakan adalah DUNLOP 17 inch. Struktur Organisasi Chassis & Tire Berikut adalah stuktur organisasi untuk poin kerja chassis & tire di departemen assembly frame.
43
Manager
Chief. Produksi
Ass. Chief. Produksi
Staff
Foreman
Sub. Foreman
Leader Mainline
Operator
Operator
Leader In Line
Operator
Gambar 4.2
Operator
Operator
Operator
Operator
Operator
Struktur Organisasi Poin Kerja Chassis & Tire (Sumber: PT. X, 2014)
Proses Kerja Pada Poin Kerja Chassis & Tire Prepare
Changer
Presure
Balancing g
Prepare
Gambar 4.3 Proses Kerja Chassis & Tire (sumber: PT. X, 2014)
44
Gambar 4.3 menunjukan proses kerja pada chassis & tire dimana penjelasan pada setiap proses adalah sebagai berikut: 1. Prepare : Proses persiapan untuk velg yaitu pemasangan pentil untuk pengisian angin dan tire yaitu pengolesan sabun sebagai pelican untuk mempermudah perakitan antara velg dan tire. 2. Tire Changer : Proses perakitan/ pemasangan ban pada velg. 3. Tire Presure : Proses pengisian angin pada ban dimana ukuran angin untuk ban mobil CR adalah 3,2 Kg. 4. Tire Balancing : Proses untuk keseimbangan ban mobil.
4.2
Data Postur Kerja
4.2.1
Prepare
A. Prepare Velg
40◦
60◦ 42◦
17◦ 30◦
23◦
Gambar 4.4
Proses Kerja Prepare Velg dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014)
45
Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 40⁰. Pada lembar kerja REBA, postur ini diberikan skor 2. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 42⁰ terhadap posisi normal punggung, sehingga postur ini mendapatkan skor 3 dan punggung sedikit memutar sehingga skor ditambah 1, total skor untuk punggung adalah 4. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kedua kakinya dilantai membentuk sudut 23⁰, postur ini mendapatkan skor 1. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat velg lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 60⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 30⁰ ditambahkan skor 2. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 17⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 5. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil velg masih dapat dilakukan dengan memegang celah – celah bagian pada velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan , maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 6 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan prepare velg dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga mendapatkan skor 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur
46
janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1.
Skor dari Tabel C ini kemudian
ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 9. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Proses Kerja Prepare Velg No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Variabel Postur leher Postur Punggung Kaki Beban Postur lengan atas Postur lengan bawah Postur pergelangan tangan Pegangan (coupling) Jenis aktivitas
Skor REBA Akhir
Hasil Pengamatan Terjadi ekstensi dengan sudut 40⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 42⁰ dan memutar Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 23⁰ >10 kg Terjadi fleksi dengan sudut 60⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 30⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 17⁰ Kurang baik (fair)
Skor 2 4 1 2 3 2 2 1
Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 2 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 11
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014)
47
B. Prepare Tire (Ban)
20◦
40◦
20◦ 75◦ 45◦
63◦
Gambar 4.5
Proses Kerja Prepare Tire (Ban) dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014)
Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 20⁰. Pada lembar kerja REBA, postur ini diberikan skor 1. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 20⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 2. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1, kemudian membentuk sudut 63⁰ postur ini mendapatkan skor 2. Total skor untuk kaki yaitu 3. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 4 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 6 untuk skor A. 48
Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 45⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 75⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 40⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban masih dapat dilakukan, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 2. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan , maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 6 dan skor B dengan angka 4 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 8. Pekerja mengerjakan prepare tire dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga mendapatkan skor 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1.
Skor dari Tabel C ini kemudian
ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 10. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 10 masuk ke kategori risiko tinggi. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Proses Kerja Prepare Tire
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Variabel Postur leher Postur Punggung Kaki Beban Postur lengan atas Postur lengan bawah Postur pergelangan tangan
Hasil Pengamatan Terjadi ekstensi dengan sudut 20⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 20⁰ Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 63⁰ >10 kg Terjadi fleksi dengan sudut 45⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 75⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ Buruk (poor)
Skor 1 2 3 2 3 1 2 2
Pegangan (coupling)
49
No 9
Variabel Jenis aktivitas
Skor REBA Akhir
Hasil Pengamatan Skor Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 2 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 10
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014)
4.2.2
Tire Changer
73◦
30◦
48◦ 40◦
30◦
Gambar 4.6
Proses Kerja Tire Changer dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014)
Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja lurus dengan posisi punggung, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 1. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 48⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini
50
mendapatkan skor 4. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1, kemudian membentuk sudut 30⁰ postur ini mendapatkan skor 1. Total skor untuk kaki yaitu 2. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 73⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 40⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 30⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan vel masih dapat dilakukan dengan memegang celah – celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan , maka diperoleh skor 5. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 5 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire changer dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga skor ditambah 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1.
Skor dari Tabel C ini kemudian
ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir
51
sebesar 11. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi. Tabel 4.3 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Changer No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Variabel Postur leher Postur Punggung Kaki Beban Postur lengan atas Postur lengan bawah Postur pergelangan tangan Pegangan (coupling) Jenis aktivitas
Skor REBA Akhir
Hasil Pengamatan Lurus dengan posisi punggung Terjadi fleksi dengan sudut 48⁰ Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 30⁰ >10 kg Terjadi fleksi dengan sudut 73⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 30⁰ Kurang baik (fair)
Skor 1 4 2 2 3 1 2 1
Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 2 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 11
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014)
4.2.3
Tire Pressure
41◦
40◦ 39◦ 61◦
Gambar 4.7
Proses Kerja Tire Pressure dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) 52
Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja lurus dengan posisi punggung, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 1 namun posisi leher pekerja menekuk (bend) sehingga skor ditambah 1, total skor untuk leher adalah 2. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 39⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 3. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai tetapi satu kaki yang lainnya terangkat sehingga mendapatkan skor 2. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 40⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 61⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 41⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan vel masih dapat dilakukan dengan memegang celah – celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan , maka diperoleh skor 5. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 5 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire pressure dalam satu menit dapat melakukan lebih dari 4 kali sehingga skor ditambah 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu
53
postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1.
Skor dari Tabel C ini kemudian
ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 11. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Pressure
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Variabel Postur leher Postur Punggung Kaki Beban Postur lengan atas Postur lengan bawah Postur pergelangan tangan Pegangan (coupling) Jenis aktivitas
Skor REBA Akhir
Hasil Pengamatan Lurus dengan posisi punggung, menekuk (bend) Terjadi fleksi dengan sudut 39⁰ Bertumpu satu kaki >10 kg Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 61⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 41⁰ Kurang baik (fair)
Skor 2 3 2 2 3 1 2 1
Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 2 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 11
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014)
54
4.2.4
Tire Balancing 30◦
66◦ 63◦
39◦
28◦
15◦
Gambar 4.8
Proses Kerja Tire Pressure dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014)
Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 30⁰, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 2 dan posisi leher pekerja menekuk (bend) sehingga skor ditambah 1, total skor untuk leher adalah 3. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 39⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 3. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kedua kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. 55
Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 66⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 28⁰ ditambahkan skor 2. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 63⁰ sehingga mendapati skor 2 dan pergelangan menekuk ke celah – celah velg mendapatkan skor 1, sehingga total untuk pergelangan tangan adalah 3. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 5. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan velg masih dapat dilakukan dengan memegang celah – celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan , maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 6 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire balancing dalam satu menit dapat melakukan kurang dari 4 kali, tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 10. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 10 masuk ke kategori risiko tinggi.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Balancing No 1
Variabel Postur leher
2 3 4
Postur Punggung Kaki Beban
Hasil Pengamatan Terjadi ekstensi dengan sudut 30⁰, menekuk (bend) Terjadi fleksi dengan sudut 39⁰ Bertumpu dua kaki, membentuk sudut 15⁰ >10 kg
Skor 3 3 1 2
56
No 5 6 7 8 9
Variabel Postur lengan atas Postur lengan bawah Postur pergelangan tangan Pegangan (coupling) Jenis aktivitas
Skor REBA Akhir
Hasil Pengamatan Terjadi fleksi dengan sudut 66⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 28⁰ Terjadi fleksi dengan sudut 63⁰, menekuk (bend) Kurang baik (fair)
Skor 3 2 3 1
Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu 1 postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 10
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) 4. 3
Data Kuesioner Sebelum menyebar kuesioner, peneliti melakukan pengamatan di lokasi
pengamatan. Dimana pada saat melakukan penyebaran kuesioner poin kerja chassis & tire pada departemen AF di PT. X, didapati para pekerja sedang memproses tire untuk produksi mobil CR. Dalam sehari terdapat 3 shift kerja, dimana hanya 2 shift yang dilakukan kegiatan produksi. Dalam 1 shift dilakukan produksi mobil sebanyak 165 mobil dengan jumlah ban (tire) 5 untuk setiap 1 mobil, dimana 4 ban utama dan 1 ban cadangan. Dapat dihitung 165*5= 825 buah ban (tire), Sehingga dalam 1 shift pekerja harus menyelesaikan 825 buah ban (tire). Total ban (tire) yang harus dikerjakan adalah 1.650 ban per hari. 4.3.1
Data Responden Dibawah ini merupakan data pekerja yang berpartisipasi dengan mengisi
kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.
57
Tabel 4.6 Data Responden No
Nama
Shift
Usia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gusthy E. P Rivai T Hardi K Ridiyanto Tabah R Miftachudin Rifki F M. Rizki A M. Mahfudi Mukhlisin Abdul W Arif J
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
20 – 29 thn < 20 thn 20 – 29 thn 20 – 29 thn 20 – 29 thn 20 – 29 thn < 20 thn < 20 thn < 20 thn 20 – 29 thn < 20 thn < 20 thn
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Masa Kerja < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn < 6 Thn
(Sumber : PT. X, 2014) Nama diatas adalah nama – nama pekerja yang menjadi objek penelitian dimana total pekerja yang merupakan populasi dari poin kerja chassis & tire adalah 12 orang yang dibagi dalam 2 shift. Shift 1 (pagi) bekerja dari jam 08.00 – 16.45 WIB, Shift 2 (sore) bekerja dari jam 16.40 – 01.10 WIB.
4.3.2
Hasil Kuesioner
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner
No
Lokasi sakit/ kaku
0
Total Keluhan
Total Responden
leher bagian atas
ya 0
tidak 12
1
leher
0
12
12
2
bahu kiri
5
7
12
3
bahu kanan
8
4
12
4
lengan atas kiri
4
8
12
12
58
punggung
Total Keluhan 5
Total Responden 7
6
lengan atas kanan
5
8
13
7
pinggang
11
1
12
8
pinggul
8
4
12
9
pantat
0
12
12
10
siku kiri
2
10
12
11
siku kanan
2
10
12
12
lengan bawah kiri
4
8
12
13
lengan bawah kanan
5
7
12
14
pergelangan tangan kiri
4
8
12
15
pergelangan tangan kanan
9
3
12
16
sakit tangan kiri
5
7
12
17
sakit tangan kanan
3
9
12
18
paha kiri
1
11
12
19
paha kanan
3
9
12
20
lutut kiri
1
11
12
21
lutut kanan
2
10
12
22
betis kiri
3
9
12
23
betis kanan
3
9
12
24
pergelangan kaki kiri
1
11
12
25
pergelangan kaki kanan
2
10
12
26
Kaki kiri
4
8
12
27
kaki kanan
3
9
12
Kaki kiri
Total Keluhan ya
No
Lokasi sakit/ kaku
5
No 12
pergelangan…
betis kiri
lutut kiri
paha kiri
sakit tangan kiri
pergelangan…
lengan bawah…
siku kiri
pinggul
lengan atas kanan
lengan atas kiri
bahu kiri
14 12 10 8 6 4 2 0 leher bagian atas
Total Responden
(Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014)
Total Keluhan tidak
Keluhan sakit/kaku
Gambar 4.9 Diagram Hasil Kuesioner (Pengukuran Peneliti, 2014) 59