BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Daerah Operasional PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ (Offshore North West Java) di laut Jawa mencakup daerah seluas 8.300 kilometer persegi yang membentang dari utara Cirebon hingga Kepulauan Seribu. Pada saat ini, PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ merupakan operator dari PSC ini, setelah perubahan kepemilikan dari BP menjadi Pertamina pada bulan Juli 2009.
Gambar 4.1 Daerah Operasional PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ Produksi minyak dan gas pada saat ini mencapai rata-rata sekitar 27 MBOPD untuk minyak dan 215 BBTUD untuk gas, dimana saat ini PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ merupakan produsen minyak terbesar ke-6 di Indonesia. PT.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Pertamina Hulu Energi ONWJ berhasil menaikkan produksi minyak dengan tetap mempertahankan produksi gas sejak proses divestasi tahun 2009. Kerjasama produksi (PSC) ONWJ terdiri dari 5 perusahaan dengan persentase produksi yang berbeda-beda, yaitu Pertamina Hulu Energi Ltd (operator) sebesar 46%, CNOOC ONWJ Ltd sebesar 36.70% PHE Jawa Ltd sebesar 7.3%, Orchard Energi Java BV (Salamander) sebesar 5% dan Talisman Resources (North West Java) Ltd sebesar 5%. ONWJ juga merupakan pemasok gas utama untuk Perusahaan Listrik Milik Negara (PLN) untuk pembangkit listrik Muara Karang dan Tanjung Priok, yang menghasilkan listrik untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, ONWJ juga memasok gas kepada perusahaan milik Negara, PGN dan perusahaan Pupuk KjangCikampek. Daerah operasional dari PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ meliputi 670 sumur, 170 anjungan perairan dangkal, 40 fasilitas pemrosesan dan sekitar 1.600 kilometer saluran pipa bawah laut. Berikut beberapa contoh gambar dari flow station milik PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ:
Gambar 4.2 Echo Flow Station
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Gambar 4.3 Bravo Flow Station
Gambar 4.4 Arco Ardjuna ESO
Gambar 4.5 MM Flow Station
Gambar 4.6 Lima Flow Station
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Gambar 4.7 KKNB Platform
Gambar 4.8 Muara Karang ORF
Gambar 4.9 People Transfer Secara keseluruhan, saat ini flow station yang dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ ada 12, diantaranya: 1. Zulu 2. Papa 3. Mike – mike
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
4. Bravo 5. NGL 6. LIMA 7. Arco Arjuna 8. Echo 9. Foxtrod 10. Uniform 11. Avsa 12. KLA Sumber: Data Perusahaan
4.1.2 Supply Chain Management Department Departemen Supply Chain Management merupakan salah satu fungsi yang terdapat di dalam PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ. Supply Chain Management sendiri merupakan bagian terpenting dalam proses distribusi barang yang akan di proses mulai dari hulu ke hilir karena di fungsi inilah alur proses material maupun tenaga kerja akan disalurkan ke site melalui beberapa proses. Di dalam Departemen Supply Chain Management terdapat 3 divisi yaitu: Logistik, Procurement, dan Marine and Aviation. Ketiganya memiliki perannya masing-masing yang saling mendukung proses satu sama lainnya, dimana proses pengadaan oleh procurement dan selanjutnya oleh logistik jika pengadaan tersebut merupakan
material/barang.
Logistik
memiliki
fungsi
untuk
mengelola
items/material, menerima moving order, purchasing order melalui 1 pintu yaitu logistik dan untuk mengatur distribusi fisik proses logistik material yang dibutuhkan oleh user.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Perlakuan material di dalam PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ ini memiliki beberapa perlakuan yang berbeda berdasarkan kriteria dari kebutuhan material tersebut. Ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memperlakukan sebuah proses permintaan sebuah material di PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ yaitu: 1. Permintaan / Demand. 2. Tipe Material (Material IO 100/Material IO 300). 3. Area Tujuan (Flow Station). 4. Proses Pengadaan. 5. Transportasi / Pengiriman. 6. Pergudangan / Penyimpanan. Berdasarkan pertimbangan tersebutlah dapat diketahui proses manajemen persediaan dari material yang diinginkan oleh user khususnya adalah material fast moving. Material fast moving adalah material yang memiliki pergerakan cepat yaitu dalam 1 tahun sebanyak 2 kali akan keluar dari gudang. Apabila lebih dari 2 kali dalam 1 tahun maka pergerakan material itu dikatakan baik. Karena tidak akan menjadi material yang slow moving dan material dead stock. 4.1.3 Permintaan / Demand Permintaan / Demand merupakan kebutuhan dari user yang menginginkan material seperti peralatan, barang, spare parts, mesin atau property untuk digunakan di flow station ataupun konsumsi project kontraktor lain. Namun untuk di PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ, biasanya permintaan itu lebih sering berasal dari user yang berasal dari flow station ONWJ itu sendiri. Namun, untuk pelaksanaan kerja praktek ini memfokuskan pada material yang bersifat fast
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
moving. Untuk user yang memiliki permintaan terhadap sebuah material, diwajibkan harus membuat dokumen move order yang berisi request material yang terdapat di gudang. 4.1.4 Tipe Material Berdasarkan jenis gudang, material terbagi menjadi 2 yaitu: a. Material Stock (IO 100) yaitu material yang di simpan di gudang dan di maintained oleh parameter min-max atau reorder point (ROP). Untuk material ini juga diatur dalam PTK 007 Buku ke Tiga – Pengelolaan Asset Kontraktor K3S oleh Departemen Logistik. Material ini dapat bersifat fast moving atau slow moving. Apabila material ini ingin disimpan di marunda warehouse maka harus di request ke Inventory Operation Team Leader dengan persetujuan oleh manager logistik. Secara harfiah, material ini belum di cost recovery oleh negara atau belum dibayar oleh negara dan yang belum di booking oleh user. Lead time material ini untuk keluar tidak tentu karena materialnya tidak memiliki data expired sehingga material yang disimpan yaitu tipe material deadstock. Pada awal tahun 2017 jumlah material yaitu kurang lebih 6.000 material. Permintaan untuk material ini berasal dari logistik. b. Material Expense (IO 300) yaitu material yang sudah di cost recovery atau sudah dibayar oleh negara (biasanya material ini yang langsung dipakai atau yang sudah di booking oleh user). Pada awal tahun 2017 jumlah material yaitu kurang lebih 13.000 material. Permintaan untuk material ini berasal dari user. Material Expense terbagi menjadi 2 yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
1. Material Baru yaitu material yang datang langsung dari vendor atas pemesanan dari user. 2. Material Second adalah material yang overstock di flow station sehingga tidak dipakai dan dikembalikan ke warehouse untuk di simpan kembali tetapi tetap masuk kedalam gudang jenis material expense. Berdasarkan tujuannya, material terbagi menjadi 2 yaitu: a) Material Produksi, yang memiliki ICN seperti 01-02-02 b) Material Drilling, yang memiliki ICN seperti 01-11-02 Untuk laporan kerja praktek ini tipe material yang dibahas adalah material yang bersifat fast moving. Material fast moving adalah material yang memiliki pergerakan cepat yaitu dalam 1 tahun sebanyak 2 kali akan keluar dari gudang. Apabila lebih dari 2 kali dalam 1 tahun maka pergerakan material itu dikatakan baik. Karena tidak akan menjadi material yang slow moving dan material dead stock.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
4.1.5 Proses Distribusi Fisik Material Fast Moving
Gambar 4.10 Material Ordering Business Process Penjelasan singkat: Permintaan berawal dari user yang memiliki kebutuhan terhadap sebuah material khususnya yaitu material fast moving. User mencari Item Catalog Number (ICN). Apabila material yang dibutuhkan terdapat di gudang maka user akan membuat move order yaitu bukti yang digunakan untuk melakukan request material. Move order tersebut berisi permintaan (demand), lot number yang meggunakan metode FIFO yaitu metode yang digunakan apabila material stock yang sudah lama terdapat digudang, kemudian datang kembali material baru yang sejenis, maka yang digunakan untuk memenuhi order adalah material yang pertama masuk kedalam gudang. Pada move order juga terdapat move order type sebagai keterangan apakah barang tersebut ingin dipakai atau dibooking terlebih dahulu untuk dipakai nanti. Selanjutnya tim marunda warehouse akan memproses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
pengambilan material tersebut yang langsung di monitor oleh user itu sendiri. Apabila material yang dicari tidak tersedia di gudang, maka user akan membuat move order dan update purchase requisitions kepada tim inventory analyst. Berikut panduan untuk membuat purchase requisitions dengan oracle, diantaranya:
Untuk ICN XX-XXX-XXXX-9 gunakan nomor 1.
Untuk ICN XX-XXX-XXXX-1 gunakan nomor 2.
Untuk procard tanpa ICN gunakan nomor 4.
Untuk
office
equipment,
software,
hardware,
household,
transportation gunakan nomor 3.
Gambar 4.11 Item Catalog Number (ICN)
Sebelum melakukan request ICN, perlu dilakukan pencarian material melalui
system, dengan cara
memasukkan
alamat
link berikut:
http://westjava.pheonwj.com/mrd/materialAvailability.aspx, dan masukkan kata kunci material yang dibutuhkan.
Untuk melihat ICN yang ada dalam 1 purchase order maka silahkan masuk ke menu purchase order historical dan masukkan nomor purchase order.
Untuk memonitor move order maka masuk ke move order inquiry.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Untuk melihat call of order aktif baik ICN maupun valid tanggal berlaku masuk ke menu call of order.
Click export to XLS (untuk memudahkan pencarian melalui file excel).
Apabila pada tampilan terdapat tulisan merah maka material tersebut sudah inactive. Dapat dilihat di kolom dengan header status: INACTIVE/ACTIVE yaitu tidak bisa digunakan untuk membuat purchase requisitions maupun move order.
Filter dan pakai fasilitas excel untuk cara cepat dalam mencari kebutuhan material.
Dengan catatan: a. ICN dengan pola XX-XXX-XXXX-1 merupakan material stock under logistic, user dipersilahkan untuk membuat move order di IO 100 untuk request material tersebut (material tersebut real time terus berubah kuantitasnya karena kebutuhan user lain juga memiliki request). b. ICN dengan pola XX-XXX-XXXX-9 merupakan material expense milik project/operation tertentu, kolom dengan header user agar mengetahui kepemilikan material tersebut. c. ICN dengan pola IE-XXX-XXXX-1 merupakan material surplus/back load/expense/otm/project. d. Untuk material yang memiliki keterangan marunda Stock & Expense, maka material tersebut milik logistik. Untuk membuat request material tersebut, user harus membuat move order di IO 300 (dan dipersilahkan untuk berkoordinasi dengan team expense untuk preparing material tersebut).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
e. Untuk material yang memiliki keterangan nama user langsung, maka material tersebut adalah milik user dan harus melakukan koordinasi untuk peminjaman, namun jika material tersebut pembelian purchase order di atas 2 tahun maka diperlukan izin melalui logistic untuk request material tersebut. f. Apabila material tidak available maka request ICN melalui oracle dengan cara membuat request ICN, dan harus sesuai dengan PTK 007 dan standar operational procedure milik PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ yang berlaku, tidak boleh mengarah pada suatu brand tertentu kecuali terdapat surat justifikasi approved FAL yang menyatakan inkind replacement dan sudah lolos PC challenge setiap hari selasa melalui ONWJ procurement team. g. Untuk bantuan market assessment terhadap potensial vendor yang bisa diundang (agar lebih bersaing dan banyak peserta) dalam pengadaan bisa langsung menghubungi SCM department. Setelah update purchase requisitions, dilanjutkan dengan munculnya purchase order. Purchase order adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan pembelian. Sebelum melakukan pembelian material, harus memperhatikan beberapa pertimbangan seperti tipe material yang dipesan adalah material yang bersifat fast & slow atau surplus & deadstock. Apabila material yang akan dibeli bersifat fast & slow, maka tim inventory analyst akan membeli material tersebut karena material tersebut jelas peruntukkannya (kapan digunakan, dan untuk siapa). Apabila tipe material yang akan dibeli adalah surplus & deadstock, maka tim inventory analyst
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
tidak akan membeli material tersebut. Karena material tersebut bersifat merugikan dari segi penempatan yaitu akan memakan tempat di gudang dengan waktu yang cukup lama. Untuk material fast moving, apabila tidak tersedia didalam gudang, maka proses distribusi logistiknya adalah dengan membuat dokumen pembelian ke vendor yang sudah ditangani oleh tim inventory analyst. Apabila material sudah datang dari vendor ke warehouse, maka material tersebut akan diterima di bagian receiving untuk di cek pemeriksaan fisik yaitu untuk menemukan material yang reject atau rusak oleh tim quality control. Kemudian dilakukan pemeriksaan dokumen oleh bagian quality assurance, lalu dokumen tersebut di input ke sistem oracle oleh tim receiving dan di allocator kan dengan pemberian labelling dan tagging ke lokasi yang sesuai. Setelah itu, dilakukan penyesuaian item catalog number (ICN), ditempatkan ke tempat yang sesuai dan disusun berdasarkan urutan rak material tersebut. Apabila user sudah membutuhkan material tersebut, maka material tersebut akan dikeluarkan dari gudang dengan proses yaitu material diambil dari gudang dengan melihat ICN sehingga memudahkan material tersebut untuk ditemukan dan dibuatkan move order duplikat. Setelah ditemukan, maka material tersebut akan dikeluarkan dari gudang menggunakan alat bantu material handling (sesuai jenis material tersebut) dan dibawa ke tempat issuing. Lalu di bawa dengan menggunakan truck menuju jetty (pelabuhan milik PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ) untuk dikirim ke user yang membutuhkan material tersebut dengan alat transportasi kapal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
4.1.6 Moda Angkutan dan Material Handling a. Penentuan Moda Angkutan Angkutan
material
dan
sumber
daya
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan moda angkutan darat, laut, maupun udara. Di PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ, moda angkutan yang digunakan adalah: Angkutan darat, seperti truck dari warehouse sampai ke jetty (pelabuhan). Angkutan laut, seperti kapal dari jetty (pelabuhan) sampai ke flow station. Angkutan udara, seperti helikopter (chopper) untuk membawa penumpang yaitu orang bukan material. Gambar moda angkutan milik PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ dapat dilihat pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Moda Angkutan PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ b. Penentuan Material Handling Material Handling yang digunakan oleh PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ berupa forklift, hand forklift, dan crane. Contoh gambar material handling yang digunakan oleh PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ dapat dilihat pada gambar 4.13.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Gambar 4.13 Contoh Material Handling PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
4.1.7 Pergudangan / Penyimpanan Gudang milik PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ terletak di Marunda, Jakarta yang memiliki 6 gudang, yaitu: 1. Gudang D Gudang yang dikhususkan untuk material stock dan material yang bertujuan untuk kegiatan proses produksi. 2. Gudang E Gudang yang dikhususkan untuk menyimpan material stock namun bertujuan untuk kegiatan proses drilling. 3. Gudang B Gudang yang dikhususkan untuk material expense, dan juga untuk menyimpan material yang bersifat instrument, dan electrical. 4. Gudang C Gudang yang dikhususkan untuk menyimpan material expense. 5. Gudang N Gudang yang dikhususkan untuk menyimpan material expense. 6. Gudang F Gudang yang dikhususkan untuk menyimpan material yang dapat di recycle dan juga sebagai tempat menyimpan material yang bersifat chemical. Gudang ini adalah gudang terbuka, yang artinya gudang yang berada di luar (outdoor). PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ menggunakan WMS (warehouse management system) yang menerapkan 3 teori, yaitu K3, control, dan efektif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Daftar Keseluruhan Material Fast Moving Tabel 4.1 Daftar Keseluruhan Material Fast Moving Periode 2016 No.
ICN No
1
03-015-0004-1
2
03-015-0012-1
3
03-020-0002-1
4
03-040-0009-1
5
03-040-0010-1
6
03-180-0003-1
7
08-110-0006-1
8
08-110-0008-1
9
08-110-0011-1
10
08-110-0012-1
11
08-110-0014-1
12
08-110-0015-1
13
08-110-0050-1
14
08-110-0053-1
15
08-110-0054-1
Full Description PIPE, 1 1/2", PE, SMLS, SCH 80/XS, ASTM A106 GR B || 0.200 IN X 3.63 LBXS, THREADED-NPT PIPE, 1 1/2", BE, SMLS, SCH 40, ASTM A106 GR B, SINGLE RANDOM, 20 FT LONG || 0.145 IN X 2.72 LB-STD, (ADDITIONAL FITTINGS & MATERIAL) PIPE, 2", BE, SMLS, SCH 80, ASTM A106 GR B, SINGLE RANDOM, 20 FT LONG || 0.218 IN X 5.02 LB-STD, (ADDITIONAL FITTINGS & MATERIAL CATEGORY) PIPE, 4", BE, SMLS, SCH 40, ASTM A106 GR B, SINGLE RANDOM, 20 FT LONG || 0.237 IN X 10.79 LB-STD PIPE, 4", BE, SMLS, ., SCH 80, ASTM A106 GR B, SINGLE RANDOM, 20 FT LONG || 0.337 IN X 14.99 LB-XS PIPE, 18", BE, SMLS, XS, ASTM A106 GR B, INGLE RANDOM, 20 FT LONG || 0.500 IN X 93.45 LB-XS FLANGE, 3", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) FLANGE, 2", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 4", WN, #900, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 4", WN, #600, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, BE, CS FLANGE, 3", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 40/STD, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) FLANGE, 3", WN, #600, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 6", WN, #600, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 4", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 40/STD, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) FLANGE, 6", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Price
Item Status FAST
$
2.00
FAST
$
2.50
FAST
$
1.30
FAST
$
1.30
FAST
$
1.30
FAST
$
1.45
FAST
$
2.90
FAST
$
1.75
FAST
$
2.35
FAST
$
2.35
FAST
$
3.14
FAST
$
4.00
FAST
$
3.50
FAST
$
2.97
FAST
$
2.88
51
16
08-110-0055-1
17
08-110-0057-1
18
08-110-0103-1
19
08-110-0111-1
20
08-110-0171-1
21
08-500-0390-1
22
08-950-0110-1
23
08-950-0325-1
24
13-951-2636-1
25
22-950-0697-1
Sumber: Data Perusahaan
FLANGE, 8", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 40, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) FLANGE, 12", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 40/STD, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) FLANGE, 8", WN, #600, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 4", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 80, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS FLANGE, 6", WN, #150, RF, ASME B16.5, SCH 40/STD, ASTM A105 || RF FINISH FLANGE 120-140 RMS, (ADDITIONAL/SPECIAL MATERIAL) GASKET, 0.175" THICK, 8", ANSI 150#, SPIRAL WOUND, WINDING FLEXIBLE GRAPHITE FILLER, 304SS INNER&OUTTER, AS PER ASME 16.20, FOR PIPE CLASS:A, Q, T, U, XA, AS MINIMUM REQUIREMENT || PARTS, -, SS-600-61 OR EQUAL || UNION, TUBE FITTING BULHEAD SIZE 3/8"T (EQUAL TO: "PARKER" P/N 6BC6SS). PARTS, -, SS-810-SET OR EQUAL || FERRULE 1/2 INCH ODT (COMBINE FROM ICN 08-950-0035-1 + ICN 08-9500036-1) PARTS, CATERPILLAR, P/N: 8N6309, ELEMENT A-A || PARTS, UVEX ULTRA, 9168 || SAFETY GLASSES, UVEX ASTROSPEC YELLOW/BLACK FRAME, LENS: OPTIDUR 2002 CLEAR, SINGLE-PIECE (3 ANGLES), PRODUCT CODE: 9168035.
FAST
$
3.65
FAST
$
4.30
FAST
$
4.50
FAST
$
3.98
FAST
$
3.30
FAST
$
26.00
FAST
$
19.24
FAST
$
32.66
FAST
$
142.16
FAST
$
4.94
Keterangan: Material yang dipilih untuk dilakukan pengolahan data adalah material dengan price termahal. 4.2.2 Manajemen Persediaan Dengan Metode Min - Max Untuk Material Fast Moving Metode min – max adalah metode untuk menentukan jumlah persediaan maksimum dan minimum agar tidak kurang dan tidak berlebihan. Jumlah persediaan paling besar berada pada jumlah persediaan maksimum. Saat persediaan telah dipakai dan mencapai jumlah persediaan minimum maka diadakan pemesanan material. Jika jumlah persediaan berada dibawah tingkat persediaan minimum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
artinya terjadi kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan karena adanya pemakaian material pada waktu tertentu yang terlalu besar. Maka untuk menutupi kekurangan persediaan tersebut dibutuhkan persediaan pengaman (safety stock). Apabila jumlah persediaan berada diantara jumlah persediaan minimum dan maksimum maka persediaan bersifat sedang. Jika jumlah persediaan berada diatas jumlah persediaan maksimum maka persediaan bersifat aman tetapi dapat menimbulkan pemborosan karena persediaan yang berlebihan. Untuk perhitungan ini, menggunakan data min – max milik perusahaan, karena perusahaan mengendalikan persediaannya dengan menggunakan metode min – max untuk periode tahun 2016. Daftar material fast moving yang akan dilakukan perhitungan min-max dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Daftar Material Fast Moving Yang Dilakukan Perhitungan Dengan Metode Min – Max NO
ITEM_STATUS
ICN
DESCRIPTION
1
FAST
08-500-0390-1
GASKET, 0.175" THICK, 8", ANSI 150#, SPIRAL WOUND, WINDING FLEXIBLE GRAPHITE FILLER, 304SS INNER& OUTTER, AS PER ASME 16.20, FOR PIPE CLASS:A, Q, T, U, XA, AS MINIMUM REQUIREMENT ; ; ; ;
2
FAST
08-950-0110-1
PARTS, BULKHEAD UNION, 3/8" TUBE OD, P/N: SS-600-61 SWAGELOK, OR EQUAL ; ; ; ;
3
FAST
08-950-0325-1
PARTS, -, SS-810-SET OR EQUAL || FERRULE 1/2 INCH ODT (COMBINE FROM ICN 08-9500035-1 + ICN 08-950-0036-1)
4
FAST
13-951-2636-1
PARTS, CATERPILLAR, P/N: 8N6309, ELEMENT A-A ||
22-950-0697-1
PARTS, UVEX ULTRA, 9168 || SAFETY GLASSES,UVEX ASTROSPEC YELLOW/BLACK FRAME, LENS : OPTIDUR 2002 CLEAR, SINGLE-PIECE (3 ANGLES), PRODUCT CODE : 9168035.
5
FAST
Sumber: Data Perusahaan
Data 5 material diatas dipilih berdasarkan harga price termahal dengan jenis material yang memiliki pergerakan cepat. Perhitungan dengan menggunakan metode min-max untuk material fast moving dapat dilihat pada tabel 4.3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Tabel 4.3 Perhitungan Min – Max, Reorder Point, Safety Stock Secara Keseluruhan USAGE MONTH NO
ITEM_STATUS
ICN
DESCRIPTION
10
CURRENCY
D
DT
LT
87
USD
10
116
3.87 11.77
MIN MAX
SD
1 2
3 4
1
FAST
08-500-0390-1
GASKET, 0.175" THICK, 8", ANSI 150#, SPIRAL WOUND, WINDING FLEXIBLE GRAPHITE FILLER, 304SS INNER&OUTTER, AS PER ASME 16.20, FOR PIPE CLASS:A, Q, T, U, XA, AS MINIMUM REQUIREMENT ; ; ; ;
2
FAST
08-950-0110-1
PARTS, BULKHEAD UNION, 3/8" TUBE OD, P/N: SS-600-61 SWAGELOK, OR EQUAL ; ; ; ;
14
124
USD
27
101.00 3.37 20.55
0 50 40 0
3
FAST
08-950-0325-1
PARTS, -, SS-810-SET OR EQUAL || FERRULE 1/2 INCH ODT (COMBINE FROM ICN 08-950- 58 0035-1 + ICN 08-950-0036-1)
435
USD
150
101.00 3.37 59.98
4
FAST
13-951-2636-1
PARTS, CATERPILLAR, P/N: 8N6309, ELEMENT A-A ||
3
18
USD
6
60.00 2.00
22-950-0697-1
PARTS, UVEX ULTRA, 9168 || SAFETY GLASSES,UVEX ASTROSPEC YELLOW/BLACK FRAME, LENS : OPTIDUR 2002 CLEAR, SINGLE-PIECE (3 ANGLES), PRODUCT CODE : 9168035.
55
377
USD
25
5
FAST
0
0
5
0 25 29
6
7 8
9 10 11 12
DDL SS MFD SL
A
B
C
D AMD
3
21 6 24
2
0
0
39
38
10
95%
2
51
57
0
10
0
0
0 30 2
0
0
44
48
62
14
95% 44
32
0
90
14
70 40 2
2 75
0
0 77 23 77 200 119 196 181
58
95% 396 100 77 112
58
3.93
8
0
8
5
0
0
5 10
0
9
3
95%
5
16
3
56.00 1.87 97.61
0
0
0
0 300 192 0
0 48
6 104 0
103 219
55
95% 110 48 492
0
55
0
0
0
6
0
15
Sumber: Data Perusahaan
Untuk penjelasan dari keterangan yang terdapat pada tabel perhitungan minmax, reorder point, safety stock secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut: 1. MIN adalah batas minimum dari sebuah persediaan yang terdapat di gudang. Nilai minimum sama dengan nilai reorder point. 2. MAX adalah batas maksimum dari sebuah persediaan yang terdapat di gudang. Nilai maksimum didapat dari hasil penjumlahan reorder point dengan nilai minimum. 3. PRICE adalah harga material fast moving. 4. CURRENCY adalah mata uang yang digunakan untuk harga material yaitu dalam bentuk mata uang asing atau USD. 5. D adalah demand atau permintaan yang didapat dari catatan permintaan perusahaan yaitu data pembuatan move order.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
6. DT adalah delivery time atau waktu pengiriman yang didapat dari data waktu perusahaan. 7. LT adalah lead time yang didapat dari pembagian delivery time dengan jumlah hari kerja dalam 1 bulan yaitu 30 hari. 8. SD adalah standar deviasi (monthly) yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus statistik terhadap penggunaan setiap bulannya (usage month). 9. Usage Month adalah data penggunaan material setiap bulan dalam waktu 1 tahun atau 12 bulan. Data ini didapat dari hasil record setiap bulan selama periode tersebut. 10. DDL adalah demand during lead atau permintaan tambahan selama menunggu material yang sudah dipesan, data ini didapat dari perhitungan pembulatan perkalian antara peramalan permintaan bulanan atau monthly forecast demand dengan lead time. 11. SS adalah safety stock atau persediaan pengaman yang didapat dari hasil perhitungan statistik yaitu dari pembulatan hasil perkalian dari standar deviasi dengan nilai tabel Z (distribusi normal) dan akar dari lead time. 12. MFD adalah monthly forecast demand atau peramalan permintaan bulanan yang didapat dari hasil melihat periode sebelumnya dengan 4 kuarter dalam 1 tahun yang dibagi menjadi A, B, C, D. 13. SL adalah service level adalah probabilitas yang diharapkan oleh perusahaan untuk tidak akan mengalami stock-out selama lead time. Service level yang digunakan oleh perusahaan adalah 95% artinya bahwa probabilitas tidak terjadinya kekurangan persediaan sampai datangnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
pesanan sebesar 95%. Dengan kata lain, bahwa kemungkinan terjadi stockout yang ditolerir adalah sebesar 5%. 14. A, B, C, D adalah pembagian kuarter dalam 1 bulan untuk membantu proses peramalan permintaan bulanan. A adalah pembagian untuk bulan Desember, November, Oktober, B untuk Juli, Agustus, September dan C untuk April, Mei, Juni, dan D untuk Januari, Februari, Maret. Untuk mencari nilai A yaitu dengan menjumlahkan usage month yang sesuai dengan pembagian bulan berdasarkan kuarter. Untuk mencari nilai B, C dan D sama halnya dengan mencari nilai A. 15. AMD adalah average monthly demand atau rata-rata permintaan bulanan yang didapat dari hasil pembulatan nilai rata-rata penggunaan setiap bulannya (usage month). Setelah dilakukan perhitungan dengan metode min-max terlihat bahwa metode yang dimiliki oleh perusahaan masih memiliki kelemahan yaitu belum menentukan jumlah pemesanan ekonomis. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan jumlah pemesanan ekonomis yaitu dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ). 4.2.3 Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Material Fast Moving Menurut Handoko dalam Satria (2016) bahwa metode EOQ digunakan untuk menunjukan adanya tradeoff antara biaya simpan dan biaya pemesanan dan juga untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimukan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan. Dengan adanya asumsi biaya yang tetap, laju permintaan yang konstan, dan tidak ada lead time sehingga ketika melakukan pemesanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
material
diasumsikan
dapat
langsung
terpenuhi.
Metode
EOQ
dapat
menyederhanakan formulasi dalam menemukan titik impas antara holding cost dan ordering cost sehingga total cost yang dhasilkan optimal. Berikut rumus dari Economic Order Quantity yang digunakan: Rumus: 2 ∙𝑂𝑅∙𝐷
EOQ = √
𝐻∙𝑃
Keterangan: EOQ = Jumlah Pembelian Yang Ekonomis OR
= Ordering Cost/Biaya Pesan (senilai dengan nilai Price)
D
= Demand
H
= Holding Cost/Biaya Simpan (dalam bentuk prosentase)
P
= Price (harga masing – masing material)
Sebelum melakukan perhitungan, perlu diketahui masing – masing definisi dari komponen rumus EOQ, diantaranya yaitu: 1. Biaya Pesan Biaya yang dikeluarkan ketika melakukan persiapan pemesanan persediaan yang terus mengecil seiring banyaknya item stock. 2. Biaya Simpan Biaya yang timbul akibat memiliki persediaan yang terus bertambah seiring banyaknya item stock diantaranya cost of capital, depreciation, insurance, administration, warehouse renting dan lain lain namun dalam bentuk prosentase atau disebut fraksi holding cost. 3. Demand
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Permintaan atas material fast moving yang dibutuhkan oleh user. Dalam bentuk kuantitas atau dapat dihitung permintaannya. 4. Price Harga material fast moving yang dinyatakan dalam bentuk mata uang USD. Data yang dikumpulkan merupakan data transaksi material fast moving yang merupakan catatan permintaan oleh user selama periode tahun 2016 dan data inventory optimization yang merupakan data inventory planning method untuk proses validasi. Data lain juga dikumpulkan melalui wawancara dan diskusi kepada beberapa pihak yaitu tim inventory operation, sehingga disepakati bahwa nilai biaya pesan sebesar nilai price dari material tersebut, dengan catatan sesuai dari history purchase order bahwa price material yang tercantum dalam marunda material managemet adalah nilai yang mencakup biaya pesan dan fraksi biaya simpan sebesar 5% dari harga (price) material/barang (Rahmawati, 2011). Daftar material fast moving yang akan dilakukan perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Daftar Material Fast Moving Yang Akan Dilakukan Perhitungan NO
ITEM_STATUS
ICN
DESCRIPTION
1
FAST
08-500-0390-1
GASKET, 0.175" THICK, 8", ANSI 150#, SPIRAL WOUND, WINDING FLEXIBLE GRAPHITE FILLER, 304SS INNER& OUTTER, AS PER ASME 16.20, FOR PIPE CLASS:A, Q, T, U, XA, AS MINIMUM REQUIREMENT ; ; ; ;
2
FAST
08-950-0110-1
PARTS, BULKHEAD UNION, 3/8" TUBE OD, P/N: SS-600-61 SWAGELOK, OR EQUAL ; ; ; ;
3
FAST
08-950-0325-1
PARTS, -, SS-810-SET OR EQUAL || FERRULE 1/2 INCH ODT (COMBINE FROM ICN 08-9500035-1 + ICN 08-950-0036-1)
4
FAST
13-951-2636-1
PARTS, CATERPILLAR, P/N: 8N6309, ELEMENT A-A ||
5
FAST
22-950-0697-1
PARTS, UVEX ULTRA, 9168 || SAFETY GLASSES,UVEX ASTROSPEC YELLOW/BLACK FRAME, LENS : OPTIDUR 2002 CLEAR, SINGLE-PIECE (3 ANGLES), PRODUCT CODE : 9168035.
Sumber: Data Perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Daftar nilai masing-masing komponen rumus EOQ dan total biaya persediaan (TBP) yang dilakukan perhitungan untuk material fast moving dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Daftar Nilai Masing-Masing Komponen Untuk Perhitungan EOQ & TBP ORDERING COST
DEMAND
PRICE
HOLDING COST
HASIL EOQ
26.00
10
$ 26.00
1.3
20
$
286.00
$
19.24
27
$ 19.24
0.96
33
$
551.09
08-950-0325-1
$
32.66
150
$ 32.66
1.63
77
$
5,025.49
FAST
13-951-2636-1
$
142.16
6
$ 142.16
7.11
15
$
963.13
FAST
22-950-0697-1
$
4.94
25
$
0.25
32
$
131.31
NO
ITEM_STATUS
ICN
1
FAST
08-500-0390-1
$
2
FAST
08-950-0110-1
3
FAST
4
5
4.94
TBP
Untuk dapat lebih memahami perhitungan dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ) maka akan dijelaskan salah satu contoh perhitungan dari material fast moving tersebut. Contoh perhitungan untuk material fast moving dengan nomor ICN 08-500-0390-1 dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Contoh Perhitungan EOQ Material ICN 08-500-0390-1 RUMUS 2 ∙𝑂𝑅∙𝐷
EOQ = √
𝐻∙𝑃
PERHITUNGAN 2 ∙26∙10
EOQ = √ 5%∙26 = 20
Keterangan:
OR: Biaya Pesan sebesar $26
D: Demand sebesar 10
H: Biaya simpan sebesar $1.3 dari 5% terhadap harga/price
P: Price sebesar $26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Price material yang digunakan oleh perusahaan ini sudah termasuk dengan nilai biaya pesan. Selain menentukan jumlah pemesanan ekonomis, dengan menggunakan
metode economic order quantity (EOQ) juga dapat digunakan untuk menghitung total biaya persediaan. Menurut Handoko dalam Satria (2016) rumus perhitungan total biaya persediaan dapat dilihat dibawah ini: 𝐷
𝑄
𝑄
2
Rumus: TBP = ∙ 𝑂𝑅 + ∙ 𝐻 + 𝐷 ∙ 𝑃 Keterangan: TBP: Total Biaya Persediaan D: Demand OR: Biaya pesan Q: Nilai EOQ yang sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. H: Biaya simpan P: Price Untuk dapat lebih memahami perhitungan total biaya persediaan maka akan dijelaskan salah satu contoh perhitungan dari material fast moving tersebut. Contoh perhitungan untuk material fast moving dengan nomor ICN 08-500-0390-1 dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Contoh Perhitungan Total Biaya Persediaan Material ICN 08-500-03901 𝐷
𝑄
TBP = 𝑄 ∙ 𝑂𝑅 + 2 ∙ 𝐻 + 𝐷 ∙ 𝑃 TOTAL BIAYA PERSEDIAAN
10
TBP = 20 ∙ 26 +
20 ∙ 2
1.3 + 10 ∙ 26
$286.00
Keterangan:
D: Demand sebesar 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Q: Nilai EOQ yang sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya yaitu sebesar 20
OR: Biaya pesan sebesar $26
H: Biaya simpan sebesar $1.3 dari 5% terhadap harga/price
P: Price sebesar $26 Berdasarkan perhitungan di atas, dengan metode min-max hanya untuk
mengetahui batas minimum dan maksimum persediaan yang ada didalam gudang. Namun tidak memperhatikan dari segi jumlah pemesanan ekonomis. Sehingga perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ). Setelah mengetahui nilai jumlah pemesanan ekonomis, maka perusahaan dapat mengetahui besarnya total biaya persediaan jika melakukan pemesanan ekonomis yaitu dengan menghitung total biaya persediaan. Jadi untuk metode economic order quantity (EOQ), memiliki kelebihan yaitu dapat menentukan jumlah pemesanan ekonomis dan total biaya persediaan. Dari segi efektifitas pemesanan barang metode perusahaan (min-max) lebih diunggulkan, karena akan melakukan pemesanan ulang apabila stock barang tersebut sudah berada di batas ketentuan minimalnya, jika dibandingkan dengan metode EOQ yang hanya melakukan pemesanan kembali ketika stock sudah mulai kritis. Jadi kedua metode ini masing-masing memiliki nilai kekurangan dan kelebihan dan saling melengkapi. Untuk mengetahui perhitungan secara keseluruhan dengan metode min-max dan metode economic order quantity (EOQ) dapat dilihat pada tabel 4.8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
FAST
5
FAST
4
FAST
3
FAST
2
FAST
1
ITEM_STATUS
NO
ICN
DESCRIPTION
Tabel 4.8 Tabel Keseluruhan Metode EOQ dan Metode Min-Max
MIN MAX
GASKET, 0.175" THICK, 8", ANSI 150#, SPIRAL WOUND, WINDING FLEXIBLE 08-500-0390-1 GRAPHITE FILLER, 304SS INNER&OUTTER, 10 AS PER ASME 16.20, FOR PIPE CLASS:A, Q, T, U, XA, AS MINIMUM REQUIREMENT ; ; ; ;
87 $
ORDERING COST
26.00
142.16
18 $
32.66
PARTS, -, SS-810-SET OR EQUAL || FERRULE 08-950-0325-1 1/2 INCH ODT (COMBINE FROM ICN 08-950- 58 435 $ 0035-1 + ICN 08-950-0036-1)
19.24
PARTS, BULKHEAD UNION, 3/8" TUBE OD, 14 124 $ P/N: SS-600-61 SWAGELOK, OR EQUAL ; ; ; ;
08-950-0110-1
13-951-2636-1
22-950-0697-1
PARTS, CATERPILLAR, P/N: 8N6309, ELEMENT A-A ||
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/ PARTS, UVEX ULTRA, 9168 || SAFETY GLASSES,UVEX ASTROSPEC YELLOW/BLACK FRAME, LENS : OPTIDUR 55 377 $ 2002 CLEAR, SINGLE-PIECE (3 ANGLES), PRODUCT CODE : 9168035.
4.94
CURRENCY DEMAND PRICE
USD
USD
USD
USD
USD
10
27
150
6
25
$ 26.00
$ 19.24
$ 32.66
$ 142.16
$ 4.94
HOLDING COST
1.3
0.96
1.63
7.11
0.25
EOQ (5%)
2 26 10 % 26
2 1 .2 2 % 1 .2 2 32.66 1 0 % 32.66
2 1 2.16 6 % 1 2.16
2 . 2 % .
HASIL EOQ
20
33
77
15
32
$
TBP
DT LT ROP SD
USAGE MONTH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
DDL SS MFD SL A B C D AMD
59.98 70 40 2 2 75 0 0 77 23 77 200 119 196 181 58 95% 396 100 77 112 58
$ 5,025.49 101.00 3.37 58
20.55 0 50 40 0 0 0 0 30 2 0 0 44 48 62 14 95% 44 32 0 90 14
551.09 101.00 3.37 14
11.77 0 0 0 25 29 3 21 6 24 2 0 0 39 38 10 95% 2 51 57 0
286.00 116 3.87 10
$
$
$
97.61 0 0 0 0 300 192 0 0 48 6 104 0 103 219 55 95% 110 48 492 0
131.31 56.00 1.87 55
3.93
963.13 60.00 2.00
3
8 0 8 5 0 0 0 5 10 0 0 0
6
9
3 95% 0 15 5 16
10
3
55
61
Sumber: Hasil Pengolahan Data
62
Untuk mengetahui waktu pembelian material kembali ketika stock sudah mulai kritis adalah dengan menentukan reorder point dalam satuan kuantitas dan waktu (bulan). 4.2.4 Penentuan Reorder Point (ROP) Dalam pelaksanaan operasional perusahaan, maka bahan baku yang diperlukan untuk proses tidak akan cukup hanya dengan sekali pembelian saja. Dengan demikian maka akan dilakukan pembelian kembali bahan baku secara berkala dalam periode tertentu. Pembelian bahan baku kembali dikenal dengan titik pemesanan ulang (ROP) yaitu tingkat (titik) persediaan dimana perlu diambil tindakan untuk mengisi kekurangan persediaan pada barang tersebut. Daftar nilai masing-masing komponen untuk perhitungan reorder point untuk metode min-max dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Daftar Nilai Masing-Masing Komponen Untuk ROP Min-Max NO ITEM_STATUS
ICN
QOH
MIN
MAX
D
ROP (MONTH) BEFORE ROP MIN-MAX (MONTH)
FORECAST FROM ROP (MONTH)
LT
1
FAST
08-500-0390-1
200
10
87
10
19
Maret 2016
Oktober 2017
3.87
2
FAST
08-950-0110-1
200
14
124
27
7
Maret 2016
Oktober 2016
3.37
3
FAST
08-950-0325-1
200
58
435
150
1
Maret 2016
April 2016
3.37
4
FAST
13-951-2636-1
100
3
18
6
16
Maret 2016
Juli 2017
2.00
5
FAST
22-950-0697-1
350
55
377
25
11
Maret 2016
Februari 2017
1.87
Keterangan:
QOH adalah quantity on hand yang didapat dari data perusahaan.
MIN adalah nilai minimum yang didapat dari data perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
MAX adalah nilai maksimum yang didapat dari data perusahaan.
D adalah demand atau permintaan yang didapat dari data perusahaan.
ROP (Month) adalah reorder point dalam satuan bulan yang sudah dilakukan perhitungan.
FORECAST FROM ROP (MONTH) adalah peramalan bulan untuk melakukan titik pemesanan kembali setelah penjumlahan dari ROP sebelumnya.
LT adalah lead time yang didapat dari delivery time dibagi jumlah hari kerja dalam 1 bulan atau 30 hari.
Untuk dapat lebih memahami perhitungan ROP untuk metode min-max maka akan dijelaskan salah satu contoh perhitungan dari material fast moving tersebut. Contoh perhitungan untuk material fast moving dengan nomor ICN 08-500-0390-1 dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Contoh Perhitungan ROP Untuk Metode Min-Max Material ICN 08500-0390-1 QOH
MIN
MAX
D
ROP (MONTH ) MIN-MAX
BEFORE ROP (MONTH )
FORECAST FROM ROP (MONTH )
200
10
87
10
19
Maret 2016
Oktober 2017
Keterangan:
QOH: Quantity On Hand, didapat dari data perusahaan
Min-Max, didapat dari data perusahaan
ROP (Month):
Before ROP (Month): Bulan asumsi yang dipakai untuk data material ICN
(QOH−MIN) D
=
(200−10) 10
=1
08-500-0390-1 yaitu Maret 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Forecast From ROP (Month): Bulan yang semestinya dilakukan pemesanan kembali, didapat dari ROP (Month) + Before ROP.
Jadi berdasarkan metode Min-Max, untuk menentukan titik pemesanan kembali terhitung dari bulan Maret 2016 adalah jatuh di bulan Oktober 2017. Selain menentukan reorder point (ROP) untuk metode min-max diperlukan juga penentuan reorder point (ROP) untuk metode EOQ. Daftar nilai masingmasing komponen untuk perhitungan reorder point untuk metode economic order quantity (EOQ) dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Daftar Nilai Masing-Masing Komponen Untuk ROP EOQ NO ITEM_STATUS
ICN
QOH
ROP EOQ
D
ROP (MONTH ) EOQ
BEFORE ROP (MONTH )
FORECAST FROM ROP (MONTH )
LT
1
FAST
08-500-0390-1
200
154
10
5
Maret 2016
Agustus 2016
3.87
2
FAST
08-950-0110-1
200
135
27
2
Maret 2016
Mei 2016
3.37
3
FAST
08-950-0325-1
200
132
150
1
Maret 2016
April 2016
3.37
4
FAST
13-951-2636-1
100
75
6
4
Maret 2016
Juli 2016
2.00
5
FAST
22-950-0697-1
350
77
25
10
Maret 2016
Januari 2017
1.87
Keterangan:
QOH adalah quantity on hand yang didapat dari data perusahaan.
ROP EOQ adalah reorder point untuk metode EOQ atau titik pemesanan kembali yang dihitung berdasarkan rumus dari sebuah literatur.
D adalah demand atau permintaan yang didapat dari data perusahaan.
ROP (Month) adalah reorder point dalam satuan bulan yang sudah dilakukan perhitungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
FORECAST FROM ROP (MONTH) adalah peramalan bulan untuk
melakukan titik pemesanan kembali setelah penjumlahan dari ROP sebelumnya. LT adalah lead time yang didapat dari delivery time dibagi jumlah hari kerja
dalam 1 bulan atau 30 hari. Untuk dapat lebih memahami perhitungan reorder point (ROP) untuk metode EOQ maka akan dijelaskan salah satu contoh perhitungan dari material fast moving tersebut. Contoh perhitungan untuk material fast moving dengan nomor ICN 08500-0390-1 dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Contoh perhitungan ROP Untuk EOQ Material ICN 08-500-0390-1 QOH
ROP EOQ
D
ROP (MONTH ) EOQ
BEFORE ROP (MONTH )
FORECAST FROM ROP (MONTH )
LT
200
154
10
5
Maret 2016
Agustus 2016
3.87
Keterangan:
QOH: Quantity On Hand, didapat dari data perusahaan
Q: Nilai EOQ yang sudah dihitung sebelumnya
ROP EOQ: Reorder Point, didapat dari rumus (Sumber: Agus Ristono, 2009) sebagai berikut:
𝐷
1. 𝑄 = 2.
360 0.5
10 20
= 0.
= 720 20
3. ROP EOQ = 360:720 ∙ 3.8 = 154 (Kuantitas)
ROP (Month):
(QOH−ROP EOQ) D
=
(200−154) 10
=
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Before ROP (Month): Bulan asumsi yang dipakai untuk data material ICN 08-500-0390-1 yaitu Maret 2016
Forecast From ROP (Month): Bulan yang semestinya dilakukan pemesanan kembali, didapat dari ROP (Month) + Before ROP.
Jadi berdasarkan metode EOQ, untuk menentukan titik pemesanan kembali terhitung dari bulan Maret 2016 adalah jatuh di bulan Agustus 2016. Berdasarkan contoh perhitungan salah satu material diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan metode EOQ, titik pemesanan kembali lebih cepat sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan persediaan, dibandingkan dengan metode min-max yang cukup membutuhkan waktu sedikit lama sehingga ada kemungkinan memiliki keterlambatan dalam persediaan sehingga mengganggu kelancaran proses. Metode EOQ menggunakan ROP yang diolah dengan rumus literatur, sedangkan metode Min-Max menggunakan nilai minimum yang juga didapat dari nilai reorder point. Untuk di metode EOQ, peramalan titik pemesanan kembali jatuh di bulan Agustus 2016. Sedangkan di metode Min-Max, peramalan titik pemesanan kembali jatuh di bulan Oktober 2017. Untuk melihat perbedaan dari reorder point (ROP) untuk metode EOQ dan ROP untuk metode min-max dalam bentuk kuantitas bulan (month) dapat dilihat pada tabel 4.13.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Tabel 4.13 Perbedaan ROP Metode EOQ Dan ROP Metode Min-Max Dalam Bentuk Kuantitas Bulan (month) ROP (MONTH)
ROP (MONTH)
NO
ITEM_STATUS
ICN
MIN-MAX
EOQ
1
FAST
08-500-0390-1
19
5
2
FAST
08-950-0110-1
7
2
3
FAST
08-950-0325-1
1
1
4
FAST
13-951-2636-1
16
4
5
FAST
22-950-0697-1
11
10
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk melihat perbedaan dari ROP untuk metode EOQ dan ROP untuk metode min-max dalam bentuk bulan (month) dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Perbedaan ROP Metode EOQ Dan ROP Metode Min-Max Dalam Bentuk Bulan (month)
NO
ITEM_STATUS
ICN
FORECAST
FORECAST
FROM ROP MIN-
FROM ROP
MAX (MONTH)
EOQ (MONTH)
1
FAST
08-500-0390-1
Oktober 2017
Agustus 2016
2
FAST
08-950-0110-1
Oktober 2016
Mei 2016
3
FAST
08-950-0325-1
April 2016
April 2016
4
FAST
13-951-2636-1
Juli 2017
Juli 2016
5
FAST
22-950-0697-1
Februari 2017
Januari 2017
Sumber: Hasil Pengolahan Data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
4.2.5 Manajemen Persediaan Material Fast Moving Dengan Metode Min-Max Dan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Manajemen persediaan material fast moving sudah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan metode min-max. Metode min-max masih memiliki kekurangan dan harus dilengkapi dengan metode lain sehingga perusahaan akan memiliki manajemen persediaan yang baik. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ). Dari kedua metode ini masing-masing memiliki fungsi. Untuk melihat perbedaan fungsi yang dimiliki oleh kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Perbedaan Fungsi Manajemen Persediaan Dengan Metode Min-Max dan Metode Economical Order Quantity (EOQ)
No.
Keterangan
Perusahaan
Metode EOQ
1 2 3 4
Metode Nilai Minimum Biaya Nilai Maksimum ROP (Kuantitas) ROP (Waktu)
Min-Max Nilai Minimum Tidak Dapat Dihitung Nilai Maksimum Nilai Minimum Dapat Dihitung
EOQ Jumlah stock Dihitung Tidak Dihitung Dapat Dihitung Dapat Dihitung
5
Manajemen persediaan material fast moving yang dimiliki perusahaan yaitu metode min-max. Sedangkan teori menyarankan untuk dilengkapi dengan metode economic order quantity (EOQ). Metode min-max memiliki nilai minimum, sedangkan metode EOQ memiliki nilai minimum yaitu jumlah stock atau persediaannya. Metode min-max tidak dapat digunakan untuk menghitung total biaya persediaan, sedangkan metode EOQ dapat digunakan untuk menentukan total biaya persediaan. Metode min-max memiliki nilai maksimum, sedangkan metode EOQ tidak dapat dihitung. Untuk titik pemesanan kembali atau reorder point,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
metode min-max dan metode EOQ masing-masing bisa digunakan untuk menentukan reorder point (ROP). Namun, untuk nilai ROP dalam bentuk kuantitas pada metode min-max sama dengan nilai minimum. Oleh karena itu, metode min-max dan metode economic order quantity (EOQ) masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Kelebihan dan Kekurangan Metode Min-Max dan Metode EOQ Metode Min-Max Dapat menentukan nilai minimum dan maksimum untuk persediaan Dapat menentukan reorder point (kuantitas) yaitu nilai minimum Kelebihan
Dapat menentukan reorder point (waktu)
Metode EOQ Dapat menentukan jumlah pemesanan ekonomis Dapat menentukan biaya persediaan Dapat menentukan reorder point (kuantitas)
Segi efektifitas pemesanan barang lebih diunggulkan Dapat menentukan reorder karena pemesanan poin t waktu) dilakukan ketika sudah berada di batas minimum Reorder Point lebih cepat Tidak dapat menentukan Tidak dapat menentukan jumlah pemesanan nilai minimum dan maksimum ekonomis untuk persediaan Kekurangan
Segi efektifitas pemesanan Tidak dapat menentukan barang kurang diunggulkan total biaya persediaan karena pemesanan dilakukan ketika sudah mulai kritis Reorder point lebih lama
http://digilib.mercubuana.ac.id/