BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Data-data yang nantinya digunakan pada tahap pengolahan data yaitu data yang didapat dari hasil pengamatan langsung pada proses produksi mudguard di PT.TMK (proses produksi, data reject,dan proses inspeksi) dan hasil brainstorming dengan perusahaan.
4.1
Pengumpulan Data Dalam melakukan analisa kegagalan, data-data yang akan digunakan untuk
mengidentifiksi potensi kegagalan reject mudguard pada proses pencetakan yaitu proses produksi dalam pembuatan mudguard, data reject,system pengendalian yang digunakan oleh perusahaan saat penelitian dilakukan. Dimana data tersebut diperoleh dari pengamatan secara lansung pada lantai produksi, dan wawancara dengan pihak perusahaan.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
4.2
Gambaran Umum Perusahaan
4.2.1 Profil Perusahaan PT TMK merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi aksesoris mobil berbahan Poly Urethane
yang melakukan kegiatan produksinya berdasarkan
pesanan dari perusahaan-perusahaan mobil atau kantor. Profil singkat PT TMK adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 – Profil Perusahaan Nama Perusahaan
PT TRIAS MABUA KRISTA
Logo Perusahaan
Jalan kamal muara 7 Alamat Kantor Pusat No. 68 B kapuk Jakarta utara Jalan kamal muara 7 Alamat Pabrik No. 68 B kapuk Jakarta utara Telepon/Fax
(021) 619 0333 / (021) 555 1902
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
4.2.2 Sejarah Singkat Perusahaan Pembangunan parbik dimulai pada tahun 1995 dan dilakukan di atas tanah seluas satu hektar di Jakarta Utara. Proses pembangunan pabrik diselesaikan dalam jangka waktu 11 bulan yaitu pada bulan November 1995 dan pabrik mulai beroperasi pada bulan Januari 1996. Dalam penentuan kawasan yang terletak di Jakarta Utara sebagai lokasi pendirian pabrik, perusahaan memiliki beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan yaitu: 1.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan perusahaan pada masa studi kelayakan investasi, diketahui bahwa pada tahun 1995an kabupaten Jakarta Utara sedang dalam proses pembangunan menjadi kawasan industri sehingga harga tanah relatif lebih murah bagi perusahaan-perusahaan manufaktur.
2.
Lokasi kawasan industri Kapuk, Jakarta Utara memiliki letak yang strategis karena memiliki akses yang mudah.
3.
Dengan pemukiman penduduk yang cukup padat di sekitar kawasan industri maka perusahaan cenderung mudah dalam memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan baik untuk proses manufaktur di dalam pabrik maupun untuk pegawai kantor.
4.
Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan lainnya di sekitar PT. TMK maka perusahaan memiliki kemudahan dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dalam kegiatan produksinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
Perusahaan yang sedang memasuki usia ke-20 sejak pendirian pabriknya dilakukan ini telah melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan mobil dan office antara lain: 1.
Astra, produksi dimulai pada tahun 1996.
2.
Mitsubisi, produksi dimulai pada tahun 1996.
3.
Berbagai kantor yang berada di wilayah jakarta, produksi dimulai pada tahun 1996.
4.2.3 Visi, Misi Dan Tujuan perusahaan Sebagai sebuah perusahaan dan organisasi, PT. TMK memiliki visi, misi, dan
tujuan
yang
menjadi
landasan
berdiri
dan
beroperasinya
perusahaan/organisasi sebagaimana perusahaan-perusahaan dan organisasiorganisasi lainnya. Adapun visi, misi, dan tujuan dari PT. TMK sebagai berikut: Visi Perusahaan Visi PT. TMK menjadi yang paling kompetitif dan terpercaya dalam memanufaktur pembuatan aksesoris mobil dan office chair dengan harga menengah kebawah. Misi Perusahaan Misi PT. TMK adalah memberikan pelayanan kualitas dan harga terbaik pada pelanggannya dengan selalu : 1.
Mencari dan menerima, mempertahankan, melatih, dan menghargai karyawan yang terbaik dalam bidangnya.
2.
Menerapkan sistem perburuhan yang terbaik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
3.
Peduli pada masyarakan dan lingkungan sekitar.
4.
Menciptakan produk bermutu tinggi dengan inovasi dan kreatifitas.
5.
Memperbaiki biaya, mutu dan proses pada tahap pengembangan (development).
6.
Menerapkan perbaikan berlanjut pada proses produksi.
7.
Fokus pada efisiensi dan mutu.
Tujuan Perusahaan Tujuan PT. TMK adalah: 1.
Mendapatkan keutungan bagi perusahaan sebagai sumber pengembangan perusahaan dan kelangsungan hidup tenaga kerjanya.
2.
Memberikan kesempatan kerja dan keterampilan kerja pada bidang industri bagi masyarakat sekitar untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran.
3.
Membantu pemerintah dalam menghidupi industri lainnya melalui aktivitas jual beli yang dilakukan PT. TMK dengan perusahaan pendukungnya seperti perusahaan penyedia bahan baku dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
4.2.4 Struktur Organisasi Perusahaan PT. TMK mempunyai struktur organisasi perusahaan sebagai berikut :
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR KEUANGAN
GENERAL MANAGER
MARKETING SERVICE
PRODUCTION MANAGER
MAINTENANCE SUPERVISIOR
PRODUCTION COORDINATOR
MARKETING SUPPORT
SALES COORDINATOR
SALES RESPRESENTATIVE
MRP WAREHOUSE LEADER
PRODUCTION SUPERVISIOR LOGISTIC LEADER
Gambar 4.1 Gambar Struktur Organisasi Perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
TECHNICAL SALES
49
Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : Direktur utama Tugas dan tanggung jawab : 1.
Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif
2.
Memimpin rapat umum dalam hal untuk memastikan pelaksanaan tatatertib keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat
Direktur keuangan Tugas dan tanggung jawab : 1.
Mengkoordinasikan
pengendalian
kegiatan
akuntansi
manajemen
keuangan, system informasi keuangan 2.
Melakukan analisa terhadap laporan akuntansi manajemen perusahaan
3.
Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP)
4.
Mengusulkan system dan prosedur akuntansi yang memadai untuk pengembangan system informasi akuntansi & Keuangan dan bentukbentuk pelaporan.
5.
Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan (neraca,laporan laba/rugi, laporan arus kas) yang auditable secara berkala beserta perincianya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
General manager Tugas dan tanggung jawab : 1.
Menetapkan perencanaan dan strategi dalam aktivitas bisnis sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh dewan direksi
2.
Bersama dengan deputi
director merencanakan budget baik untuk
operasional, kebutuhan investasi dan pengembangan lainya dan memastikan baik dalam biaya operasi, expense,menpower, gaji, dengan tujuan cost effectif dalam capital. 3.
Melakukan kordinasi dengan team marketing,supporting,sales, produksi dalam peningkatan kinerja team.
4.
Melakukan penilaian dan mengevaluasi pencapaian masing-masing department serta kinerja departement hed terkait.
Manager produksi Tugas dan tanggung jawab 1.
Melakukan perencanaan, memberi arahan,koordinasi,mengkaji dan mengkontrol semua aktivitas produksi, warehousing, dan maitenence untuk mencapai sasaran manufacturing total sesuai dengan waktu, quality,dan cost effectiveness
2.
Bertanggung jawab terhadap implementasi iso dilingkungan maintenance produksi dan warehouse
3.
Mengatur SDM yang dibutuhkan sejalan dengan kapasitas produksi
4.
Mengkoordinasi team agar produksi berjalan efesien dan efektif
Sales Koordinator
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
Tugas dan tanggung jawab : 1.
Melakukan koordinasi antara sales cabang sehingga target dapat tercapai
2.
Mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan dan memastikan pencapaian hasil yang optimum.
3.
Mengajukan usulan rencana kerja untuk mengoptimalkan kegiatan penjualan
4.
Berpatisipasi secara aktif dalam rapat koordinasi bulanan antara produksi dan marketing (SPCM) untuk memastikan produk-produk yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dan tepat dengan kebutuhan pasar.
Production Coordinator Tugas dan tanggung jawab : 1.
Memastikan agar pelaksanaan produksi terlaksana sesuai dengan jadwal dan memenuhi criteria standar dari customer
2.
Memastikan bahwa proses produksi sesuai dengan jadwal dan kebutuhan customer
3.
Melaksanakan implementasi iso di lingkup warehouse dan produksi
Marketing Service Tugas dan tanggung jawab : 1.
Menjalankan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan order processing untuk customer local dan eksport untuk memastikan kebutuhan customer ditangani dengan sebaik-baiknya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
2.
Menangani memonitor, dan mem-follow-up order dari customer masuk rencana
permintaan
customer
untuk
memastikan
terpenuhinya
pengiriman barang sesuai tanggal permintaan customer 3.
Melakukan perhitungan Sales Price Determination (SPD) sebagai harga dasar untuk penentu harga jual ke customer dan menginformasikanya ke sales person yang bersangkutan
4.
Mengkoordinasi penanganan complain dari customer
Sales Representative Tugas dan tanggung jawab : 1.
Dibawah supervise dari sales manager mengimplementasikan strategi penjualan yang ditetapkan mencapai taeget penjualan yang ditetapkan.
2.
Melayani dan menyediakan produk-produk yang tepat kepada customer dan menjelaskan aplikasinya untuk memenuhi kebutuhan customer
3.
Mempromosikan produk-produk
yang ada dan mengajukan usulan
pengembangan produk baru untuk memenuhi kebutuhan customer.
Maintenance Coordinator Tugas dan tanggung jawab : 1.
Bertanggung jawab terhadap persiapan dan pelaksanaan preventive maintanace seluruh mesin produksi dan utility hingga tercapai proses produksi yang maksimum
2.
Melakukan preventive dan break down maitanance, Troubleshooting perbaikan dan modifikasi peralatan untuk optimalisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
3.
Menjaga seluruh mesin dan peralatan agar dalam kondisi baik selalu.
Marketing Support Tugas dan tanggung jawab : 1.
Men-support marketing service coordinator dalam hal aktivitas orderprocessing untuk customer sehingga kebutuhan customer tertangani dengan baik
2.
Menerima dan menangani order memonitor dan mem-follow-up order customer export untuk memastikan terpenuhinya permintaan tanggal pengiriman barang oleh customer dan menginput datanya ke dalam system (Sales Order dan Delevery Order)
3.
Menangani permintaan customer seperti produk harga, sampel-sampel barang jadi dan lain-lain. Berkoordinasi dengan sales Representative yang bersangkutan
Matrial Requitment Planing Tugas dan tanggung jawab : 1.
Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengontrolan bahan baku
2.
Menghitung, menganalisa, dan menyediakan kebutuhan bahan baku berdasarkan order dan forcast dari marketing
3.
Melakukan pencarian supplaier untuk mendapatkan produk yang lebih baik dan harga lebi kompetitif
Logistic Leader
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
54
Tugas dan tanggung jawab : 1.
Melakukan koordinasi dalam proses pengiriman barang mulai dari penyiapan dokumen, kendaraan dan fasilitas lainya
2.
Membuat dokumen pengiriman barang
3.
Mengatur jadwal pengiriman barang dan pengalokasian kendaraan
Warehouse Leader Tugas dan tanggung jawab : 1.
Membantu koordinator Produksi dalam pengelolaan gudang.
2.
Bertanggung jawab terhadap seluruh stock yang berada diarea warehouse baik visik maupun secara administrative.
3.
Bertanggung jawab terhadap peroses pengeluaran dan pemasukan semua Raw matrial dan finish good yang ada digedung warwhause.
4.
Melakukan pengaturan area warehouse
4.2.5 Proses Bisnis Proses bisnis PT. TMK seluruh proses yang dilakukan perusahaan mulai dari penerimaan pesanan dari perusahaan yang memberikan order (buyer), penerimaan bahan baku dari pemasok (supplier) sampai pada pengiriman produk jadi kepada buyer. Proses bisnis diawali dengan penerimaan pesanan dari buyer. Perusahaan kemudian akan melakukan perhitungan-perhitungan finansial untuk menentukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
55
harga yang akan dikenakan kepada buyer atas pesanannya tersebut. Jika buyer menyetujui harga maka pesanan akan dilanjutkan kepada departemen development yang akan mencari dan menentukan bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh buyer. Perusahaan kemudian akan melakukan produksi sampel sebagai bahan pertimbangan bagi buyer akan kualitas mudguard yang dapat dihasilkan oleh PT TMK. Setelah buyer menyetujui sampel maka produksi massal sepatu dimulai pada lantai produksi. Bahan baku yang dikirimkan pemasok (supplier) diterima di area receiving untuk dilakukan inspeksi dan input data ke dalam komputer. Setelah inspeksi dan input data kemudian bahan baku akan disimpan dalam gudang bahan baku sampai ada permintaan dari administrasi logistik untuk mengeluarkan bahan baku untuk keperluan produksi. Ketika administrasi logistik mengeluarkan permintaan bahan baku, maka bahan baku ditransfer ke dalam gudang transit untuk dikelompokkan sesuai dengan tujuannya. Bahan baku yang pada umumnya digunakan adalah ARCOL PLYOL3533 dan DESMODUR 44 P 90. Proses produksi untuk produk Mudguard diawali dengan penentuan target produksi per jam oleh departemen Industrial Engineering (IE) yang disesuaikan dengan jumlah pesanan yang diberikan oleh buyer dan jumlah tenaga kerja yang ada kepada tiap cell. Kegiatan produksi pada tiap line produksi dimulai pada proses memasukan material kepada mesin cetak kemudian di proses sampai barang itu mongering lalu di kirim kebagian cutting. Barang jadi yang telah keluar dari proses cutting kemudian akan diteruskan pada proses quality control untuk diperiksa dan di teliti. Setelah melakukan pemeriksaan disetiap produk, jika terjadi cacat pada produk maka akan di kirim kepada bagian Dept. Repair. Jika produk itu bagus
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
56
maka akan dimasukkan ke dalam box yang kemudian akan dikelompokkan dan dimasukkan ke dalam kardus-kardus yang lebih besar untuk kemudian dilakukan inspeksi final (final inspection) sebelum dimasukkan ke gudang (warehouse) dan dikirim ke costumer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
57
4.2.6 Jenis Mesin Yang digunakan Mesin yang di gunakan oleh PT. TMK adalah jenis mesin PU. GMA LV High Pressure, dengan suplai listrik setandar 380V, 3 fase, 50 Hz, mesin yang di datangkan lansung dari Singapore ini mampu menghasilkan poly urethane (busa kaku) dengan kualitas yang baik serta handal.
Gambar 4.2 Mesin PU. GMA LV High Pressure
4.2.7 Jenis Produk Yang Dihasilkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
58
Jenis Produk Stir Mobil Jenis produk yang dihasilkan diantaranya adalah setir mobil, untuk jenis setir mobil sendiri tidak rutin di produksi oleh PT. TMK dan hanya memproduksi jika ada order atau pesanan dari buyer
Gambar 4.3 jenis produk setir mobil
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
59
Jenis Produk Mudguard Mudguard merupakan aksesoris pada mobil yang berfungsi sebagai pelindung pada mobil dari cipratan air ataupun lumpur. Untuk jenis produk ini sendiri merupakan produk yang paing banyak dan rutin di produksi di PT. TMK
Gambar 4.3 Jenis produk mudguard
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
60
Jenis Produk AR Jenis produk AR atau sandaran kursi yang terletak dibagian kanan dan kiri pada kursi kantor ini berfungsi sebagai sandaran untuk lengan. Produk tersebut juga rutin diproduksi namun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Gambar 4.5 Jenis produk AR
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
61
4.2.8 Proses Produksi Proses Produksi di PT. TMK di bagi menjadi beberapa depertemen yaitu Departemen A,B dan C. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang defect report yang diperoleh dari Departemen A yang merupakan pembuatan produk Mudguard di PT. TMK alur prosesnya yaitu dimulai dari proses mixing, proses injection, proses moulding,proses cutting. Berikut adalah gambaran dari proses injection moulding procedure yang dijelaskan dengan bagan flowchart: Matrial Des&plyol
Proses Mixing
Proses Moulding
Proses Injection
Proses Cutting
Part Moulding
Gambar 4.6 Aliran Proses Moulding
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
62
1. Proses mixing Proses mixing merupakan proses pencampuran bahan cair antara desmodur dengan arcol plyol yang akan di proses sehingga nantinya akan menghasilkan cairan integral skin foam 2. Proses injection Injection merupakan proses pemanasan terhadap matrial integral skin foam yang diinjeksikan oleh plunger kedalam catakan 3. Proses moulding Moulding merupakan proses pembentukan untuk part mudguard yang menggunakan sebuah rangka atau model yang di sebut cetekan. 4. Proses cutting Cutting merupakan peroses pemotongan dimana setiap permukaan mudguard yang selesai di cetak akan ada matrial yang berlebih pada setiap sisinya sehingga dilakukan pemotonagan bahan berlebih pada setiap bagian sisi mudguard.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
63
4.3 Inspeksi Hasil Produk Pada Proses Mould Pengecekan dimensi mudguard dilakukan sampling oleh operator quality control untuk mencegah adanya produk yang tidak setandard terkirim ke konsumen adapun jenis-jenis defect pada proses mould yaitu : 1. Pin ball 2. Sobek 3. Blemished Dalam upaya mengatasi masalah–masalah diatas, peneliti melakukan penelitian dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Dimana penyumbang terbesar defect di departemen Injection adalah pin ball pada proses mould. Pada proses pembuatan mudguard terdapat sejumlah kegagalan. Jumlah kegagalan yang terjadi dalam bulan januari sampai dengan agustus 2016. Data jumlah cacat digunakan dalam pengukuran tingkat keseringan atau frekuensi dari penyebab kegagalan spesifikasi yang terjadi. Data tersebut ditunjukan pada tabel 4.1 :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
64
Tabel 4.2 jumlah cacat proses moulding
No
Jenis Cacat
1
Pin Ball
2
Sobek
3
Blemished
Cacat
Persentase
Akumulasi
1572
78.76%
78.76%
325
16.28%
95.04%
99
4.96%
100.00%
Sumber : PT. TMK Berikut merupakan perolehan diagram pareto berdasarkan pada jumlah cacat proses moulding:
2000
100.00% 90.00%
1600
80.00% 70.00%
1200
60.00% 50.00%
800
40.00%
Cacat Akumulasi
30.00% 400
20.00% 10.00%
0
0.00% Pin Ball
Sobek
Blemished
Gambar 4.7 Diagram Pareto Jumlah cacat proses moulding
Dari data diatas permasalahan yang sering terjadi yaitu pada proses moulding dan dari diagram pareto diatas pula dapat diketahui bahwa cacat pada mudguard yang sering terjadi yaitu jenis cacat pin ball,dengan persentase 40.90%. oleh sebab
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
65
itu jenis cacat pin ball ini menjadi prioritas utama untuk perbaikan. Untuk mengatasi permasalahan produk cacat pada mudguard dapat dilakukan repair atau perbaikan dengan proses ulang. Meskipun pin ball dapat diperbaiki dengan proses ulang, akan tetapi dengan tingginya jumlah part yang diperbaiki akan berdampak pada naiknya biaya produksi dan juga berdampak pada turunya produktivias. Tabel 4.3 Data Cacat Mudguard pada bulan januari – agustus tahun 2016
Bulan
Total Produksi
Jumlah Cacat
Persentase
Mei
1100
166
8.32%
Juni
1000
196
9.82%
Juli
1250
335
16.78%
Agustus
1100
171
8.57%
September
1250
317
15.88%
Oktober
1000
159
7.97%
November
1250
258
12.93%
Desember
1250
394
19.74%
Rata-rata Sumber : PT. TMK
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12.50%
66
Persentase 25.00% 20.00% 15.00% 10.00%
Persentase
5.00% 0.00%
Gambar 4.8 persentase defect proses moulding periode Mei-Desember 2016
Dari data actual diatas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah defect tiap bulan adalah 12.50% dengan jumlah defect terbesar 19.74% pada bulan Desember. Kebijakan perusahaan dalam mengurangi defect tersebut diprioritaskan pada jenis defect pin ball mengingat defect tersebut merupakan penyumbang terbesar untuk defect pada proses moulding sehingga perlu diambil tindakan. Batas limit jumlah defect proses adalah dibawah 2% sehingga jumlah defect harus dikurangi. Dengan jumlah defect untuk jenis defect pin ball yang telah melebihi batas limit maka dipilih metode FMEA dengan tema menurunkan jumlah defect pin ball minimum 30% sesuai dengan kebijakan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
67
4.4 Defect Report Dengan Metode CFME (Cause Failure Mode Effect) Root cause analysis adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengklarifikasi dengan jelas akar peyebab dari sebuah permasalahan. Akar penyebab permasalahan ini dapat teridentifikasi dengan cara bertanya mengapa hingga tidak ada lagi jawaban yang bias dan perlu diberikan pada pertanyaan tersebut. Metode ini akan membantu mengidentifikasi permasalahan pada proses yang diteliti secara jelas. Dengan menemukan akar permasalahan, pada akhhirnya tindakan yang diambil akan tepat sasaran dengan mengeliminasi setiap akar penyebab terjadinya permasalahan. Pada penelitian ini proses pengidentifikasian akar penyebab permasalahan dituangkan dalam sebuah diagram CFME. Metode CFME digunakan sebelum membuat Failure mode and Effect Analysis (FMEA). CFME merupakan pengembangaan dari diagram sebab akibat dan digunsksn untuk mendeteksi akar penyebab permasalahan. Hasil CFME akan mempermudah pembuatan FMEA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
68
Operator baru
Belum tahu tentang proses moulding
Proses pemanasan mould terlalu cepat
Temperatur pada mould dingin
Identitas untuk matrial Arcol dan Desmodur tidak ada
Arcol dan Desmodur Tercampur
Pin ball
Proses rolling mould terlalu cepat
Vareasi hasil cetakan pada permukaan kasar
Belum ada penentuan standar waktu untuk rolling mould
Penggunaan mould release agent tidak merata
Settingan Temperatur terlalu tinggi/rendah
Belum ada penentuan temperature yang ditetapkan
Gambar 4.9 CFME Pin Ball
4.5
Pengolahan Data Pada tahap pengolahan data ini, dilakukan penilaian terhadap potensi
bentuk kegagalan cecara kualitatif untuk mendapatkan nilai severity, serta melakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilau occurrence dan detection.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
69
4.5.1 Severity Nilaai severity diperoleh melalui penilaian dari pihak perusahaan terhadap dampak dan gangguan yang ditimbulkan dari potensi kegagalan bila terjadi pada proses produksi. Berdasarkan peneilaian yang diberikan oleh pihak perusahaan, kemudian disesuaikan dengan parameter pada tabel 2.2 Automotive Industri Action Group (AIAG) severity rating, maka diperoleh nilai severity yang disajikan pada tabel 4.3 4.5.2 Occurrence Nilai occurrence merupakan perbandingan antara jumlah cacat dengan total output pada masing-masing fungsi proses. Penilaian tersebut bersifat kuantitatif berdasarkan pada data pengamatan langsung keperusahaan. 4.5.3
Detection Nilai detection merupakan kemampuan untuk deteksi potensi dari
kegagalan yang dapat terjadi pada proses produksi. Nilai tersebut diperoleh melalui pengolahan terhadap data pengamatan langsung pada bulai Mei-Desember 2016 terhadap system pengukuran proses moulding dengan suatu perameter tertentu. Dimana pengolahan tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari system pengukuran pada proses produksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
70
Berikut adalah hasil rekapitulasi penentuan nilai Severity, Occurrent, dan Detection dari modus potensi kegagalan cacat Pin Ball Yang diproses pada mesin PU. GMA LV Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi kuisioner Sevirity Responden 1 2 3 4 5 Modus Jumlah
1 8 8 9 8 9 8 42
2 7 8 9 8 8 8 40
Pertanyaan 3 4 8 6 8 5 8 5 8 3 8 6 8 6 40 25
5 8 7 6 7 7 7 35
6 3 4 3 2 3 3 15
Tabel 4.5 Hasil rekapitulasi kuisioner Occurrent
Responden
Pertanyaan 1
2
3
4
5
6
1
5
3
4
2
5
2
2
6
3
4
2
5
2
3
6
3
4
3
4
2
4
5
3
4
3
4
2
5
4
3
4
5
2
2
Modus
5
3
4
2
5
2
Jumlah
26
15
20
15
20
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
71
Tabel 4.6 Hasil rekapitulasi kuisioner Detection
RESPONDEN
Pertanyaan 1
2
3
4
5
6
1
4
4
4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
2
4
5
4
3
4
3
3
5
4
4
5
2
3
3
Modus
4
4
4
3
3
3
Jumlah
20
20
20
15
15
15
Berikut adalah hasil rekapitulasi penentuan nilai Severity, Occurrent, dan Detection dari modus potensi kegagalan cacat Pin Ball Tabel 4.7 Hasil rekapitulasi kuisioner Severity, Occurrent, dan Detection NO
Pertanyaan
Severity
Occurrence
Detection
RPN
1
Pertanyaan 1
8
5
4
160
2
Pertanyaan 2
8
3
4
96
3
Pertanyaan 3
8
4
4
128
4
Pertanyaan 4
6
2
3
36
5
Pertanyaan 5
7
5
3
105
6
Pertanyaan 6
3
2
3
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
72
Tabel. 4.8 Nilai Severity, Detection, Occurrence Karakteristik Produk Yang Diharapkan
Pin Ball Masuk Range Standard
Mode Of Failure
Cause Of Failure
1.Jarak waktu proses rolling mould terlalu singkat
Proses rolling mould terlalu cepat
2. Temperatur pada mould dingin
Kurangnya proses pemanasan terhadap mould
3. Setting Temperature terlalu tinggi / Rendah
Belum ada penentuan setting untuk temperature
4. Operator terlalu terburuburu dalam memberikan jarak waktu saat proses moulding 5. Operator terlalu terburuburu pada proses mould release agent 6. Arcol dan Desmodur Tercampur
Effect Of Failure
S
O
D
RPN
Rank
Saat proses rolling operator terlalu cepat memutar mould sehingga udara masuk dan timbul gelembung pada permukaan mudguard Proses pemanasan pada mould terlalu singkat sehingga suhu mould menjadi cepat dingin Pada saat proses injection settingan untuk temperatur suhu terlalu tinggi/rendah sehingga polyurethane yang dihasilkan kurang baik
8
5
4
160
1
8
3
4
96
4
8
4
4
128
2
Belum tahu tentang proses moulding
Operator hanya memikirkan efesiensi dan jumlah produksi belum memikirkan tentang kualitas
6
2
3
36
5
Penggunaan mould release agent tidak merata
Pelapisan mould release agent tidak merata sehingga Vareasi hasil cetakan pada permukaan kasar
7
5
3
105
3
Identitas matrial tidak ada
Pada saat proses pencampuran Arcol dan Desmodur tidak diketahui number matrialnya
3
2
3
18
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
73
4.6 Jenis Cacat Pada Mudguard Berikut ini penjelasan mengenai jenis cacat pada musguard :
4.6.1 Jenis Cacat Pin Ball
Gambar 4.10 jenis cacat pin ball
Dari gambar 4.10 untuk jenis cacat pin ball terlihat jelas adanya gelembung yang muncul pada mudguard hal ini terjadi karna adanya udara yang masuk pada saat proses rolling moulding. dimana dalam tahap ini operator terlalu cepat memutar mould.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
74
4.6.2 Blemished
Gambar 4.11 Jenis cacat blemished Pada gambar 4.11 terlihat untuk jenis cacat blemished muncul warna yang tidak seragam pada permukaan mudguard. Hal ini disebabkan oleh proses mixing yang kurang baik sehingga ARCOL PLYOL3533 dan DESMODUR 44 P 90. Tidak tercampur sempurna.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
75
4.6.3 Sobek
Gambar 4.12 Jenis cacat sobek Pada gambar 4.12 terlihat untuk jenis cacat sobek yang disebabkan karena tidak menggunakan mould release agent sehingga ketika mudguard hendak di keluarkan dari mould mudguard menempel di permukaan mould.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z