Bab IV Pengembangan Model
IV.1
Sistem Obyek Kajian
IV.1.1 Komoditas Obyek Kajian Komoditas dalam penelitian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Komoditas ini diasumsikan tidak dapat digantikan oleh produk substitusi tetapi dikonsumsi secara kontinyu sepanjang tahun (Sutopo, et al., 2008).
Kuantitas produksi gula pasir berfluktuatif sepanjang 4
perioda (awal musim panen, akhir musim panen, awal musim tanam, dan akhir musim tanam).
Kuantitas produksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perioda musim panen dan perioda musim tanam, faktor-faktor produksi, faktor-faktor distribusi, dan peraturan perdagangan (Sutopo, et al., 2008). Total pasokan domestik lebih rendah dari total permintaan nasional. Kekurangan pasokan ini dipenuhi dari impor. Kuantitas dan perioda impor diatur oleh pemerintah (Mardiyanto, et al., 2005 dalam Sutopo, et al., 2008).
Horizon waktu (perioda) satu tahun yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat: awal musim panen (perioda 1), akhir musim panen (perioda 2), awal musim tanam (perioda 3), dan akhir musim tanam (perioda 4).
Pada perioda 1,
kuantitas pasokan tinggi, dan mencapai puncak pada perioda 2. Pada perioda 3 terjadi hal yang sebaliknya. Kuantitas pasokan sedikit, dan mencapai kondisi langka pada perioda 4.
Dengan horizon waktu empat perioda, diharapkan dapat merepresentasikan kondisi nyata (satu siklus produksi gula dengan kuantitas pasokan yang relatif lebih berfluktuatif
karena musim giling dibandingkan dengan kuantitas permintaan
masyarakat yang relatif lebih stabil).
Secara umum fluktuasi kuantitas pasokan
selama empat perioda dan program intervensi pemerintah (dukungan harga dan stabilisasi harga) dapat dilihat pada Gambar IV.1.
25
Stok dari program dukunga n harga
Impor
Permintaa n Nasional
Stok pemerinta h
q max pf2
Stok untuk program stabilisa si harga
P Min
p3 p2
p f1
P Max
q min t0
t1
t2
t3
t4
Gambar IV.1 Fluktuasi Pasokan Gula Pasir dan Program Intervensi Pemerintah (Sutopo, et al., 2008) Konsumsi masyarakat direpresentasikan oleh kuantitas permintaan konsumen untuk setiap wilayah dan setiap perioda.
Kuantitas konsumsi masyarakat relatif stabil
dibandingkan dengan kuantitas produksi sepanjang asumsi perioda yang digunakan. Menurut Arifin (2008), tingkat produksi gula pasir Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan sebesar 2,8 juta ton, sedangkan tingkat konsumsinya sebesar 4,85 juta ton per tahun. Tabel IV.1 Gambaran Kondisi Pasokan-Permintaan Wilayah 1 dan 2 (Sutopo, et al., 2008) Wilayah
Kons/Prod
Wilayah 1
Produksi Konsumsi Produksi Konsumsi
Wilayah 2
Perioda 2 3 ++++ ++ +++++ +++++ +++++++ +++ +++++ +++++
1 +++ +++++ ++++ +++++
4 + +++++ ++ +++++
Catatan: + menyatakan adanya produksi dan konsumsi Dalam satu negara direpresentasikan oleh dua wilayah produksi dan konsumsi dengan kuantitas pasokan dan permintaannya. Wilayah 1 adalah wilayah defisit pasokan, dimana total kuantitas pasokan secara regional kurang dari total kuantitas permintaan
26
sepanjang horizon waktu satu tahun. Wilayah 2 adalah wilayah surplus pasokan, dimana secara keseluruhan total pasokan melebihi total permintaan secara regional. Kondisi kedua wilayah tersebut dapat digambarkan seperti pada Tabel IV.1. Representasi dua wilayah produksi dan konsumsi dalam penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi nyata kuantitas pasokan-permintaan secara nasional.
IV.1.2 Aliran Komoditas dan Keseimbangan Pasokan-Permintaan Surplus pasokan dalam suatu wilayah dan perbedaan harga antarwilayah (dalam perioda yang sama) akan menyebabkan terjadinya aliran komoditas sehingga mencapai kondisi keseimbangan pasokan-permintaan.
Komoditas mengalir dari
wilayah surplus pasokan dengan harga rendah ke wilayah defisit pasokan dengan harga tinggi.
Aliran komoditas juga terjadi dari pemerintah (sebagai bentuk
kebijakan intervensi) ke wilayah defisit pasokan (menjual komoditas) atau dari wilayah surplus pasokan ke pemerintah (membeli komoditas). Dengan total kuantitas pasokan (produksi) secara nasional kurang dari total kuantitas permintaan (konsumsi), maka akan terjadi juga aliran komoditas dalam bentuk impor pemerintah.
Berdasarkan Tabel IV.1, pada perioda 1 produksi gula rata-rata di kedua wilayah masih sedikit. Wilayah 1 dan 2 masih dalam kondisi defisit pasokan (produksi lebih kecil dari konsumsi). Aliran komoditas kemungkinan terjadi dari pemerintah ke wilayah 1 dan 2 dan atau aliran komoditas dalam bentuk impor pemerintah. Pada perioda 2, wilayah 1 masih defisit pasokan, wilayah 2 surplus pasokan. pasokan (dari wilayah 1 dan 2) melebihi total permintaan.
Total
Pada perioda ini
memungkinkan terjadinya aliran komoditas dari wilayah surplus pasokan ke wilayah defisit pasokan dan atau pemerintah, serta dari pemerintah ke wilayah 1. Pada perioda 3 dan 4 masih ada sisa pasokan di kedua wilayah, tetapi tidak mencukupi permintaan nasional. Aliran komoditas yang mungkin terjadi adalah dari pemerintah ke wilayah 1 dan 2, dan dimungkinkan terjadi impor komoditas pada perioda-perioda ini. Aliran komoditas dan keseimbangan pasokan-permintaan dapat dilihat pada Gambar IV.2
27
Awal Musim Panen (Perioda 1) Produsen Wilayah 1
Konsumen Wilayah 1
Produsen Wilayah 2
Konsumen Wilayah 2 Pemerintah
Akhir Musim Panen (Perioda 2) Produsen Wilayah 1
Awal Musim Tanam (Perioda 3)
Konsumen Wilayah 1
Produsen Wilayah 2
Produsen Wilayah 1
Konsumen Wilayah 2 Pemerintah
Impor
Konsumen Wilayah 1
Produsen Wilayah 2
Konsumen Wilayah 2
Akhir Musim Tanam (Perioda 4) Produsen Wilayah 1
Konsumen Wilayah 1
Produsen Wilayah 2
Konsumen Wilayah 2
Pemerintah
Pemerintah
Impor
Impor
Gambar IV.2 Aliran Komoditas dan Keseimbangan Pasokan-Permintaan IV.1.3 Harga Keseimbangan dan Kebijakan Harga Pemerintah Harga pasokan adalah harga yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat produksi tertentu. Harga permintaan adalah harga yang diminta oleh konsumen pada tingkat konsumsi tertentu. Kuantitas keseimbangan terbentuk akibat kuantitas pasokan sama dengan kuantitas permintaan. Harga yang dihasilkan dari keseimbangan pasokanpermintaan ini disebut harga keseimbangan (harga pasar). Keseimbangan ini tercapai karena terjadi aliran komoditas dari wilayah surplus pasokan ke wilayah defisit pasokan dan atau ke pemerintah (intervensi pembelian pemerintah), serta dari pemerintah ke wilayah defisit pasokan (intervensi panjualan pemerintah).
Dengan kondisi kuantitas permintaan yang relatif lebih stabil dari kuantitas pasokan, maka harga keseimbangan lebih dipengaruhi oleh kuantitas pasokan.
Dengan
karakteristik permintaan obyek kajian (makanan pokok) bersifat stabil, yaitu kuantitasnya tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan harga (inelastis), maka persamaan harga keseimbangan lebih ditentukan oleh persamaan harga pasokan.
Harga pasokan komoditas ditentukan oleh kuantitas pasokan dari produsen pada setiap wilayah dan setiap perioda tertentu.
Perbedaan kuantitas pasokan akan
menyebabkan perbedaan dan fluktuasi harga pasokan antarwilayah dan atau antarperioda (volatilitas harga). Sesuai dengan hukum penawaran (pasokan), semakin banyak kuantitas pasokan yang ditawarkan, harga akan semakin jatuh. Wilayah 1 yang sepanjang empat perioda dalam kondisi defisit pasokan, akan mengalami harga tinggi.
Harga di wilayah 2 pada perioda 2 akan jatuh karena surplus pasokan,
sementara pada perioda 1, 3 dan 4 mengalami kenaikan harga karena defisit pasokan.
28
Jatuhnya harga akibat surplus pasokan akan merugikan produsen.
Sebaliknya
naiknya harga akibat defisit pasokan akan merugikan konsumen.
Pemerintah
menetapkan besarnya price band sebagai bentuk intervensi harga untuk melindungi produsen dan konsumen. Menurut Sutopo, et al. (2008), pemerintah memiliki dua instrumen dalam mengatasi masalah volatilitas harga dan ketidakseimbangan pasokan-permintaan, yaitu program dukungan harga (price support program) dan program stabilisasi harga (price stabilization program).
Program dukungan harga
dilakukan pemerintah pada saat terjadi surplus pasokan, dimana harga komoditas jatuh. Pemerintah mencegah terjadinya penjualan pada harga yang lebih rendah dengan menetapkan harga minimum (floor price).
Program ini dirancang untuk
menjaga harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga pasar. Harga minimum ini akan melindungi produsen/petani dari jatuhnya harga.
Program stabilisasi harga
dilakukan pemerintah pada saat terjadi defisit pasokan (kuantitas pasokan kurang dari kuantitas permintaan), dimana harga komoditas melonjak. meningkat untuk mencapai keseimbangan.
Harga pasar akan
Pemerintah mencegah terjadinya
penjualan dengan harga yang lebih tinggi dengan menetapkan harga maksimum (ceiling price). Program ini dirancang untuk menjaga harga pada tingkat yang lebih rendah dari harga pasar. Harga maksimum ini akan melindungi konsumen dari melonjaknya harga.
IV.1.4 Stakeholder dan Ukuran Kinerja Sesuai dengan aspek struktural, penelitian ini melibatkan 3 stakeholder: produsen (wilayah 1 dan 2), konsumen (wilayah 1 dan 2), dan pemerintah. Produsen menjual sejumlah komoditas (gula pasir) ke konsumen di masing-masing wilayah. Pemerintah membeli komoditas dari produsen di wilayah 2, dan menjual atau menyalurkannya ke wilayah 1 yang mengalami defisit pasokan. Pemerintah juga mengimpor komoditas untuk menutupi kekurangan pasokan nasional.
Ukuran
kinerja dari model adalah maksimisasi total benefit dari ketiga stakeholder. Total
29
benefit dihitung berdasarkan selisih antara pendapatan pada pasar bebas dan pasar intervensi masing-masing stakeholder.
Pada perioda 2 wilayah 2 mengalami surplus pasokan, sehingga harga pasar jatuh. Pemerintah mengintervensi dengan menetapkan harga minimum di wilayah tersebut. Produsen di wilayah dan pada perioda tersebut memperoleh benefit sebesar kuantitas komoditas yang dijualnya dikalikan dengan selisih harga intervensi (harga minimum) dengan harga pasokan.
Pada perioda 1 sampai 4 di wilayah 1, dan perioda 1, 3 dan 4 di wilayah 2, terjadi defisit pasokan. Pemerintah mengintervensi dengan menetapkan harga maksimum di kedua wilayah dan pada perioda-perioda tersebut. Konsumen memperoleh benefit sebesar kuantitas komoditas gula pasir yang dibelinya dikalikan dengan selisih harga pasar dengan dan tanpa intervensi pemerintah.
Pemerintah memperoleh pendapatan dari menjual komoditas (gula pasir) ke wilayah defisit pasokan.
Pemerintah mengeluarkan biaya dari pembelian komoditas dari
wilayah surplus pasokan dan impor. Pemerintah akan memperoleh benefit dari hasil penjualan komoditas (intervensi pasokan) ke wilayah defisit pasokan dikalikan dengan harga intervensi, dikurangi dengan kuantitas yang dibeli dari wilayah surplus pasokan dikalikan dengan harga intervensi, dikurangi dengan kuantitas yang diimpor dikalikan dengan harga impor.
Perbedaan benefit dan kerugian yang diperoleh produsen, konsumen, dan pemerintah dapat dilihat pada Tabel IV.2. Dari subsubbab IV.1.1 sampai IV.1.4, gambaran sistem obyek kajian yang akan diteliti dapat dilihat pada Gambar IV.3.
30
Tabel IV.2 Benefit dan Kerugian Produsen, Konsumen, dan Pemerintah Wilayah
Stakeholder
Wilayah 1
Produsen
Konsumen
Pemerintah
Wilayah 2
Produsen
Konsumen
Pemerintah
1 Menjual dengan harga lebih rendah dari harga pasokan (-) Mendapatkan harga lebih rendah dari harga pasokan (+) Penjualan komoditas gula pasir (+) Menjual dengan harga lebih rendah dari harga pasokan (-) Mendapatkan harga lebih rendah dari harga pasokan (+) Penjualan komoditas gula pasir (+)
Perioda 2 3 Menjual Menjual dengan harga dengan harga lebih rendah lebih rendah dari harga dari harga pasokan (-) pasokan (-) Mendapatkan Mendapatkan harga lebih harga lebih rendah dari rendah dari harga harga pasokan (+) pasokan (+) Penjualan Penjualan komoditas komoditas gula pasir (+) gula pasir (+) Menjual Menjual dengan harga dengan harga lebih tinggi lebih rendah dari harga dari harga pasokan (+) pasokan (-) Mendapatkan Mendapatkan harga lebih harga lebih tinggi dari rendah dari harga harga pasokan (-) pasokan (+) Pembelian Penjualan komoditas komoditas gula pasir (-) gula pasir (+)
Catatan: (+) menyatakan benefit, (-) menyatakan kerugian
31
4 Menjual dengan harga lebih rendah dari harga pasokan (-) Mendapatkan harga lebih rendah dari harga pasokan (+) Penjualan komoditas gula pasir (+) Menjual dengan harga lebih rendah dari harga pasokan (-) Mendapatkan harga lebih rendah dari harga pasokan (+) Penjualan komoditas gula pasir (+)
Awal Panen
Akhir Panen
Awal Tanam
Akhirl Tanam
NEGARA
Wilayah 1 (Pasokan < Permintaan)
Wilayah 2 (Pasokan > Permintaan) Aliran kelebihan pasokan dari wilayah 2
Produsen (pasokan)
Konsumen (permintaan)
Produsen (pasokan)
Kuantitas impor
Konsumen (permintaan)
Pemerintah –
IMPOR
Gambar IV.3 Gambaran Sistem Obyek Kajian IV.2
Influence Diagram
Berdasarkan sistem obyek kajian yang telah dijelaskan, dapat disusun influence diagram. Influence diagram menggambarkan hubungan-hubungan pengaruh antara: (a) input-input dalam sistem dan komponen-komponennya, (b) komponen-komponen dalam sistem, dan (c) komponen-komponen dengan output-output (ukuran kinerja) sistem (Daellenbach, 1994). Influence diagram ini digunakan untuk membantu dalam menyusun model matematik.
Simbol-simbol yang digunakan dalam
pembuatan influence diagram dapat dilihat pada Gambar IV.4 (masukan yang tidak dapat dikendalikan)
(masukan yang dapat dikendalikan)
Proses dalam sistem
(keluaran sistem – ukuran kinerja sistem)
Gambar IV.4 Simbol-Simbol dalam Influence Diagram
32
Gambar IV.5 Influence Diagram Model Usulan Sistem obyek kajian dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk influence diagram seperti pada Gambar IV.5. IV.3
Formulasi Model Usulan
Notasi yang digunakan dalam penyusunan model matematik ini dapat dilihat pada Tabel IV.3. Tabel IV.3 Notasi Model Indeks: m n t
Parameter: a b
pmtfree pimpor qmts , q nts
Wilayah asal dimana m = 0 adalah pemerintah, m = 2 adalah wilayah 2 Wilayah tujuan dimana n = 0 adalah pemerintah, n = 1 adalah wilayah 1, n = 2 adalah wilayah 2 Perioda dimana t = 1 adalah perioda awal musim panen, t = 2 adalah perioda akhir musim panen, t = 3 adalah perioda awal musim tanam, dan t = 4 adalah perioda akhir musim tanam Konstanta harga pasokan komoditas Elastisitas harga pasokan Harga keseimbangan awal tanpa intervensi pemerintah komoditas wilayah m perioda t Biaya impor komoditas Kuantitas pasokan komoditas gula pasir wilayah m atau n perioda t
(Berlanjut )
33
Tabel IV.3 (Lanjutan) d , q ntd q mt
Kuantitas permintaan komoditas gula pasir wilayah m atau n perioda t
q 00
Stok awal pemerintah
Variabel Keputusan: Aliran komoditas dari wilayah m ke wilayah n pada perioda t, dimana: Qmnt a Untuk m = 2, n = 1 menyatakan aliran komoditas dari wilayah 2 ke wilayah 1. b Untuk m = 2, n = 0 menyatakan aliran komoditas dari wilayah 2 ke pemerintah (program dukungan harga pemerintah). c Untuk m = 0, n = 1 menyatakan aliran komoditas dari pemerintah ke wilayah 1 (program stabilisasi harga pemerintah). d Untuk m = 0, n = 2 menyatakan aliran komoditas dari pemerintah ke wilayah 2 (program stabilisasi harga pemerintah). impor Kuantitas impor komoditas perioda t Q t
Pmteq
P max P min TB prod TB kons TB gov
Harga keseimbangan akhir wilayah m perioda t setelah intervensi pemerintah Harga maksimum komoditas gula pasir Harga minimum komoditas gula pasir Total benefit produsen Total benefit konsumen Total benefit pemerintah
IV.3.1 Parameter Harga Pasokan, Keseimbangan, dan Penentuan Price Band a
Harga keseimbangan awal (harga pasar tanpa intervensi pemerintah) [harga keseimbangan awal wilayah m perioda t] = [konstanta harga] – [elastisitas harga pasokan X kuantitas pasokan wilayah m perioda t] s p mtfree a bq mt
b
…………………….…………………….……
(IV.1)
Harga keseimbangan akhir (harga pasar setelah intervensi pemerintah) Perubahan harga hanya ditentukan oleh fungsi harga pasokan karena permintaan relatif stabil selama empat perioda pengamatan.
Kuantitas
keseimbangan adalah kuantitas dimana besarnya pasokan sama dengan permintaan. [harga keseimbangan wilayah m perioda t] = [konstanta harga pasokan] – [elastisitas harga pasokan X kuantitas keseimbangan wilayah m perioda t]
34
s Pmteq a b qmt Qnmt Qmnt n n
(IV.2)
……………………..
Dari persamaan IV.1 dan IV.2, dapat diturunkan persamaan harga keseimbangan untuk wilayah 1 dan 2 sebagai berikut: c
Penentuan price band Price band ditentukan berdasarkan harga keseimbangan akhir (program dukungan dan stabilisasi harga pemerintah) di kedua wilayah (Gambar IV.6). Wilayah 1 (defisit) memiliki harga keseimbangan akhir yang lebih tinggi daripada wilayah 2 (surplus). Harga keseimbangan terendah di wilayah 1 dijadikan sebagai harga minimum (batas bawah) untuk kedua wilayah. Harga keseimbangan tertinggi di wilayah 2 dijadikan sebagai harga maksimum (batas atas) untuk kedua wilayah. Dengan demikian, harga keseimbangan akhir (setelah ada operasi pasar pemerintah) akan berada dalam range harga minimum dan harga maksimum. Persamaan (IV.3) dan (IV.4) menyatakan formula penentuan price band. S 14
P
p eq
P
S 13
S 14 S
P14eq
S 31
1 1
S11
S 12
P13eq
P
eq 24 eq 23
max
S 12
P P
P11eq P12eq
P21eq
P min
P22eq
D1 Q14eq
Q13eq
Q11eq
Q12eq
Q
t1
t2
t3
t4
t
D2 Q24eq
Q23eq
Q21eq
Q22eq
Gambar IV.6 Mekanisme Penentuan Price Band
Max p
P min Min p11eq , p12eq , p13eq , p14eq P max
eq 21
eq eq eq , p22 , p23 , p24
....................................................
(IV.3)
....................................................
(IV.4)
IV.3.2 Formulasi Fungsi Obyektif Fungsi obyektif penelitian ini adalah maksimisasi total benefit stakeholder (produsen, konsumen, dan pemerintah) untuk seluruh wilayah (wilayah 1 dan wilayah 2) dan
35
Q
selama 4 perioda perhitungan (awal panen, akhir panen, awal tanam, dan akhir tanam) pada komoditas gula pasir. a
Total benefit produsen Produsen mendapatkan benefit dari program dukungan harga pemerintah pada saat surplus pasokan.
Besarnya total benefit yang diperoleh produsen dapat
dinyatakan dalam persamaan (IV.5).
s TB prod max P min Pmtfree ,0 qmt m
t
....................................................
(IV.5)
b Total benefit konsumen Konsumen mendapatkan benefit dari program stabilisasi harga pemerintah pada saat terjadi defisit pasokan. Besarnya total benefit yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan dalam persamaan (IV.6).
d TB kons max p mtfree P max , 0 q mt m
c
.......................
(IV.6)
t
Total benefit pemerintah Dari program dukungan dan stabilisasi harga, pemerintah mendapatkan total benefit yang besarnya dapat dinyatakan dalam persamaan (IV.7).
s d TB gov P max Q0 mt p imporQtimpor P min qmt qmt m
t
t
m
......................
(IV.7)
t
d Total benefit Total benefit diperoleh dari penjumlahan persamaan IV.5 sampai dengan IV.7 dinyatakan dalam persamaan (IV.8).
TB TB prod TB kons TB gov e
(IV.8)
..............
(IV.9)
Formulasi fungsi obyektif
Max TB
IV.3.3 Formulasi Fungsi Pembatas a
...........................
Pembatas inter regional trade flows i
Aliran komoditas keluar wilayah (IV.10):
36
Q
mnt
.......................
s d Max 0, qmt qmt ; t
(IV.10)
n
ii Aliran komoditas masuk wilayah (IV.11) dan (IV.12): 1) Wilayah 1 Q01t Q21t q1dt q1st ; t 1, 2, 3, 4
.......................
(IV.11)
.......................
(IV.12)
2) Wilayah 2
d s Q02t Max 0, qmt qmt ; t 1, 2, 3, 4
c
Pembatas harga Harga keseimbangan setelah program dukungan dan stabilisasi harga pemerintah berada pada kisaran harga batas minimum dan harga batas maksimum (IV.13) eq P min p mt P max
………………..
(IV.13)
d Pembatas stok pemerintah Stok pemerintah perioda t ( Qt0 ) diperoleh dari kuantitas stok perioda sebelumnya, ( Qt01 ) dikurangi dengan kuantitas yang dijual (program stabilisasi harga), ditambah kuantitas pasokan yang dibeli (program dukungan harga), Qm 0t ditambah dengan kuantitas yang diimpor pada perioda yang sama, QtI (IV.14). Qt0 Qt01 Q 01t Q02 t Q 20t Qtimpor
e
.......................
(IV.14)
Pembatas nonnegatif Semua variabel keputusan harus bernilai positif (IV.15). P min , P max , Pmteq , Qmnt , Qtimpor 0
IV.4
............................................
(IV.15)
Contoh Numerik
Nilai parameter-parameter dan indeks yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.2. Kuantitas pasokan dan permintaan dalam penurunan model matematik dapat dilihat pada Tabel IV.3. Indeks dan parameter yang digunakan dalam penelitian ini dapata dilihat pada Tabel IV.4.
37
Tabel IV.4 Parameter dan Indeks Model Indeks t m n Parameter: a b pimpor
Nilai 1, ..., 4 0, 1, 2 0, 1, 2 10 (dalam IDR / unit) 0,20 ; 0,25; 0,30 5,75 (dalam IDR / unit)
Tabel IV.5 Kuantitas Pasokan dan Permintaan Selama 4 Perioda (dalam unit) t3 Total t1 t2 t4 d qmt
qmts
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 1 Wilayah 2
11 12 10 11
12 14 11 25
13 15 9 10
11 12 4 5
100 85
Dari parameter-parameter yang digunakan dan data pasokan-permintaan (Tabel IV.2 dan Tabel IV.3), dan berdasarkan pada langkah-langkah pemodelan matematik di atas, maka pengolahan data dapat dilakukan.
38