BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah video audio visual modalitas belajar untuk siswa kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga. Model yang dikembangkan dalam membuat media video audio visual ini merupakan inovasi dari pemberian materi yang biasanya menggunakan metode ceramah saja. Namun seiring berkembangnya teknologi media video audio visual sekarang menjadi media yang serbaguna dan dapat digunakan di smartphone, komputer, handphone dan laptop sebagai media informasi bagi konselor di sekolah. Berdasarkan model tersebut, maka yang perlu dikembangkan adalah media video audio visual. Pengembangan media video ini terdapat pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar, dan cara mengolah informasinya. 4.2. Pra Pengembangan Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan pengamatan penulis terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling di kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga pada Agustus 2013, banyak siswa yang tidak mempunyai semangat dalam pemberian layanan bimbingan konseling dengan metode ceramah saja. Akibatnya, mereka mungkin tidak dapat
37
menyerap atau mencerna dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru bimbingan dan koseling pada saat pemberian layanan karena mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Mereka sudah mengerti arti dari gaya belajar itu seperti apa tetapi mereka belum mengerti gaya belajar mereka masing-masing. Sebagian dari mereka dapat menyerap pelajaran yang disampaikan guru hanya dengan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan cara ceramah, tetapi sebagian lagi tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru tersebut. 4.3. Pengembangan 1. Melakukan Perencanaan Dari kasus di atas penulis mempunyai gagasan untuk perlu mengembangkan dan membuat sebuah media untuk “Pengembangan Media Video Audio Visual Modalitas Belajar untuk Siswa Kelas VIII C SMP N 9 Salatiga”, yang nantinya melalui pengujian di SMP N 9 Salatiga diharapkan masyarakat luas pada umumnya dapat mengakses secara cepat dan terjangkau oleh semua kalangan dan dimanapun melalui media elektronik seperti Handphone, Smartphone, I-phone, gadget lain maupun komputer dan laptop.
38
Tujuan pengembangan media video audio visual ini adalah untuk memberi terobosan baru dalam penyampaian materi gaya belajar dengan pemanfaatan tekhnologi dan informasi yang sudah ada. Penyampaian materi dengan metode ceramah saja sudah tidak efektif lagi dan tidak semua siswa dapat menerima informasi yang disampaikan dengan cara ceramah saja. Maka dengan media video ini pengguna tertarik untuk memperhatikan gambar, tulisan dan suara serta pengguna nantinya akan mengetahui gaya belajarnya masingmasing. Rasional media video audio visual merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Di dalam video audio visual ini terdapat pesan-pesan atau informasi tentang modalitas belajar, yang di pertajam dengan suara dan tulisan dengan warna dan kemasan yang menarik sehingga para pengguna dapat lebih tertarik untuk mendengarkan dan melihat video ini. Dengan video audio visual ini siswa akan lebih memperhatikan tentang pengertian modalitas velajar, berbagai macam ciri-ciri modalitas belajar dan cara mengolah informasinya sehingga media video audio visual merupakan terobosan baru dalam penyampaian materi tentang modalitas belajar
39
2. Mengembangkan bentuk awal produk Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah media video audio visual modalitas belajar dalam DePorter. Media video audio visual dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang modalitas belajar siswa sehingga siswa dapat memahami modalitas belajar yang dimilikinya dan bisa belajar dengan gaya belajarnya masing-masing ataupun menggunakan modalitas belajar yang lain. Video audio visual modalitas belajar berisi tentang macammacam modalitas belajar beserta ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar tersebut dan cara dari modalitas belajar tersebut mengolah informasi yang diterimanya. Pengembangan media video audio visual ini dilaksanakan melalui layanan informasi bidang bimbingan belajar yang disajikan dengan satuan layanan bimbingan dan konseling (Satlan) beserta materi, petunjuk penggunaan media video, dan naskah video modalitas belajar. Dengan media video audio visual ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa pada khususnya dan kalangan masyarakat pada umumnya. Langkah penggunaan media video audio visual sangatlah sederhana, dengan mengcopy video melalui Bluetooth, mengunduh di internet seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain ataupun mengcopy secara manual melalui komputer. Dengan gambar tersebut pengguna dapat memilih penggunaan media video audio visual sesuai kemauan
40
dan kebutuhan, Adapun cara pengoperasian video audio visual sangatlah sederhana, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Media Video
Mengcopy File dengan Cara 1. Bluetooth 2. Copy file dengan manual melalui komputer 3. Mengunduh melalui internet
Cara Pengoperasian Menampilkan video pada komputer, LCD/proyektor, handphone dan alat komunikasi yang lain Gambar 4.1. Cara penyebaran dan pengoprasian media video audio visual
Dalam pembelajaran media video audio visual juga bisa digunakan.
Dalam
menyampaikan
layanan
informasi
guru
pembimbing harus menyediakan alat yang bisa mendukung jalannya media video audio visual seperti ; Laptop, LCD, dan materi yang harus disiapkan. Guru pembimbing juga harus menyiapkan beberapa materi dan persiapan untuk mengajar, seperti Need Assesment untuk siswa, Satlan, Materi pembelajaran dan juga alat evaluasi untuk menilai keberhasilan dalam mengajar.
41
4.4. Uji Coba 1. Melakukan Uji Ahli Untuk memastikan bahwa media yang dibuat telah memenuhi syarat kegunaan, kelayakan dan ketepatan, maka media tersebut harus diuji terlebih dahulu. Pengujian media ini diuji oleh dua orang ahli dari bidang bimbingan dan konseling serta ahli dalam bidang video. Uji ahli ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Mei 2014 bersama Bapak Michael B Wenas sebagai ahli dari bidang video dan pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2014 bersama Bapak Windrawanto sebagai ahli dari bidang bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil dari skala penilaian akseptabilitas (by the joint committee on standards for educational evaluation dalam Handarini, 2000) yang disertakan, diperoleh hasil sebagai berikut : a. Penilaian ahli terhadap aspek kegunaan Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini terdiri dari dua aspek yaitu: 1) pemakaian produk dan 2) dampak media video. Data-data hasil penilaian ahli terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut
42
Tabel 4.1. Penilaian Ahli Tentang Kegunaan Media Video
No 1 2 3
4 5 6 7 8
Aspek Penilaian Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi konselor? Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi siswa? Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam layanan belajar? Bagaimana kemanfaatan media video dalam membantu konselor memberikan materi? Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi konselor? Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi siswa? Apakah media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII? Seberapa besar media video ini dapat membantu mengoptimalkan gaya belajar siswa? Jumlah
Ahli 1 4
Ahli 2 3
4
3
4
2
4
3
4
3
4
3
3
2
3
2
30
21
Keterangan : Skor 4 berarti sangat (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu) Skor 3 berarti bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu Skor 2 berarti kurang (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu) Skor 1 berarti tidak (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item mengenai aspek kegunaan, dapat disumpulkan bahwa dari aspek kegunaan media video audio visual modalitas belajar
43
ini berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Akan tetapi masih perlu direvisi karena menurut ahli 2 pada item seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam layanan belajar menyatakan kurang bermanfaat, item apakah media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII menyatakan kurang cocok. b. Penilaian ahli terhadap aspek kelayakan Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1) kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga. Datadata hasil penilaian ahli terhadap aspek kelayakan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.2. Penilaian Ahli Tentang Kelayakan Media Video
No 1 2 3
Aspek Penilaian Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan langkah instruksi media video? Apakah cukup waktu yang dibutuuhkan untuk menyampaikan materi menggunakan media video? Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi dengan media video? Jumlah
Ahli 1 4
Ahli 2 3
4
3
2
2
10
8
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item mengenai aspek kelayakan, dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan dan dikembangkan.
44
c. Penilaian ahli terhadap aspek ketepatan Indikator dari aspek ketepatan terdiri dari dua aspek yaitu: 1) ketepatan objek dan 2) ketepatan materi. Data-data hasil penilaian ahli terhadap aspek ketepatan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.3. Penilaian Ahli Tentang Ketepatan Media Video
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aspek Penilaian Bagaimana ketepatan media video ini? Bagaimana ketepatan masing-masing tujuan dengan materi? Bagaimana ketepatan strategi pengajaran yang digunakan dalam penyampaian materi? Bagaimana tingkat ketepatan langkah pelaksanaan media video? Bagaimana tingkat ketepatan waktu pelaksanaan media video? Bagaimana ketepatan penggunaan alat untuk menganalisis gaya belajar? Bagaimana kejelasan materi dalam video? Bagaimana kesesuaian antara judul dengan topik dalam media video yang diberikan? Seberapa tepatkah langkah-langkah penyajian materi? Apakah langkah-langkah pelaksanaan media video mudah diterapkan oleh konselor? Bagaimana kemudahan penerapan media video bagi siswa SMP? Seberapa lengkap materi yang diberikan? Bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar dengan materi yang diberikan? Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah dipahami oleh konselor? Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah dipahami oleh siswa SMP? Jumlah
Ahli 1 4 4
Ahli 2 3 2
3
2
3
3
3
3
3
2
4 4
3 3
3
2
4
3
4
3
4 3
2 2
4
3
4
3
54
39
:
45
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item tentang aspek ketepatan, media video audio visual modalitas belajar ini masih kurang tepat karena menurut ahli 2 pada item ketepatan masing-masing tujuan dengan materi menyatakan kurang tepat, item seberapa tepatkah langkahlangkah penyajian materi menyatakan kurang tepat, item seberapa lengkap materi yang diberikan menyatakan kurang lengkap, item bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar dengan materi yang diberikan menyatakan kurang sesuai, sehingga perlu ada perbaikan agar media video audio visual sesuai dengan yang diharapkan. Perbaikan dilakukan sesuai dengan saran dari ahli saat diskusi. 2. Melakukan revisi terhadap produk utama Dalam hasil diskusi dengan ahli diperoleh kekurangan yang harus di evaluasi oleh penulis, diperoleh juga saran-saran yang di berikan yaitu: 1) Ahli 1 Saran dan masukan dari ahli 1 adalah sudah baik dengan penambahan narasi. Visual juga sudah lebih baik. Ada perubahan/perkembangan dalam pemanfaatan elemen
46
audio dan visual. Kedepannya dapat dikembangkan menjadi bentuk infografis. 2) Ahli 2 Saran dan masukan dari ahli 2 adalah tulisan per sheet terlalu banyak dan pemilihan lagu kurang tepat jadi lebih terkesan berisik. Tabel 4.4. Saran dan Revisi
No 1
Saran
Revisi
Tulisan pada video terlalu Tulisan pada video dikurangi banyak per sheetnya
per sheetnya
2
Lagu tidak sesuai
Memilih lagu yang sesuai
3
Seberapa besar manfaat media Merevisi video sesuai dengan video
dalam
kebutuhan
siswa
memenuhi kebutuhan siswa. dalam
layanan belajar menyatakan kurang bermanfaat 4
Apakah media video ini cocok Membuat video yang cocok untuk siswa SMP kelas VIII untuk siswa SMP kelas VIII menyatakan kurang cocok
5
Ketepatan tujuan
masing-masing Memasukkan dengan
materi
yang
materi sesuai dengan tujuan
47
menyatakan kurang tepat 6
Seberapa tepatkah langkah- Membuat petunjuk penggunaan langkah
penyajian
materi media yang lebih baik.
menyatakan kurang tepat 7
Bagaimana kesesuaian pilihan Memilih gambar yang sesuai gambar-gambar dengan materi dengan materi. yang diberikan menyatakan kurang sesuai
Dari saran-saran tersebut bisa menjadi bahan evaluasi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. 3. Melakukan uji konselor sekolah Dari berbagai tahapan uji coba, dalam uji konselor sekolah ini dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga, terdapat 3 ahli guru BK. Dalam pengujian ini menggunakan teknik FGD (Focus Group Discution) dan dengan mengisi skala penilaian akseptabilitas (by the joint committee on standards for educational evaluation dalam Handarini, 2000) yang disertakan, pengujian yang dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi program. Video ini dijalankan menggunakan laptop dan dilihat oleh ketiga guru BK. Video ini digunakan untuk menyampaikan pesan bagi guru BK dalam memberikan materi. Keuntungan dari pengembangan video audio
48
visual ini sangat banyak. Dengan media ini pengguna dapat secara mudah mengakses video lewat berbagai media internet seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain. Dengan berbagai variasi gambar yang lebih menarik maka pengguna dapat mengetahui pengertian modalitas belajar, ciri-ciri modalitas belajar dan cara mengolah informasinya. Validasi ini dilaksanakan pada Hari Jum’at tanggal 16 Mei 2014 dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga, terdapat 3 ahli guru BK yaitu Padminingsih, Susi Wahyuningrum, dan Sri Lastuti.
a. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini adalah pemakaian produk. Data-data hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kegunaan Media Video
No 1 2
Aspek Penilaian Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi siswa? Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa akan bimbingan belajar?
Guru BK 1 3
Guru BK 2 4
Guru BK 3 3
4
3
3
49
3
Bagaimana kemanfaatan media video dalam membantu konselor memberikan layanan? Apakah media video cocok untuk siswa SMP kelas VIII? Jumlah
4
4
4
3
4
4
3
15
14
12
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah di atas dapat disumpulkan bahwa dari aspek kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini berguna bila diterapkan untuk siswa SMP.
b. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1) kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga. Data-data hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.6. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kelayakan Media Video
No 1 2
3
4
Aspek Penilaian Bagaimana tingkat kemudahan penggunaan media video? Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan tahap pemberian media video? Seberapa besar jumlah biaya yang diperlukan untuk memberikan materi menggunakan media video? Apakah cukup waktu yang
Guru BK 1 3
Guru BK 2 3
Guru BK 3 3
4
3
3
3
1
3
3
3
3
50
dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video? Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video? Jumlah
5
1
1
2
14
11
14
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah mengenai aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan kepada siswa SMP. c. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek ketepatan Indikator dari ketepatan media video audio visual modalitas belajar ini adalah ketepatan rumusan tujuan dan prosedur. Datadata hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.7. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Ketepatan Media Video
No 1 2
Aspek Penilaian Bagaimana kejelasan rumusan tujuan khusus untuk media video? Bagaimana kejelasan rumusan tujuan
Guru BK 1 3
Guru BK 2 3
Guru BK 3 3
3
3
3
51
3
4 5 6 7 8 9 10 11
umum untuk media video? Bagaimana kesesuaian antara judul dan topik dengan materi yang diberikan? Seberapa tepatkah langkah-langkah dalam penyajian materi? Seberapa jelaskah materi yang diberikan? Bagaimana kemudahan penerapan media video bagi siswa SMP? Seberapa lengkap materi dalam media video yang diberikan? Kesesuaian gambar-gambar dengan materi yang diberikan? Bagaimana kesesuaian bahasa yang dipergunakan dalam media video? Bagaimana kesesuaian huruf yang dipergunakan dalam media video? Bagaimana kesesuaian penulisan yang dipergunakan dalam media video? Jumlah
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
35
35
33
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah tentang aspek ketepatan, media video audio visual modalitas belajar ini sudah tepat sehingga sudah bisa digunakan oleh guru BK maupun siswa-siswi. 5. Melakukan revisi terhadap produk operasional Setelah melakukan pengujian dan didapatkan saran–saran dari uji konselor sekolah, maka penulis mempertimbangkan saran-saran tersebut dan memperbaiki kekurangan–kekurangan yang ada agar produk yang dikembangkan bisa dioperasikan dan layak digunakan. Berikut ini saran dan revisi:
52
1) Guru BK 2 Saran dan masukan dari guru BK 2 adalah pembuatan video sudah baik dari segi visual maupun auditorinya tapi lebih baik lagi kalau video lebih dibuat variasi dalam hal visual. 2) Guru BK 3 Saran dan masukan dari guru BK 3 adalah tingkatkan kemampuan untuk membuat media belajar melalui audio visual. Dari masukan guru BK diatas, tidak ada yang perlu untuk direvisi karena media video audio visual modalitas belajar menurut ketiga guru BK sudah bisa digunakan oleh guru BK. 4.5. Pembahasan Produk Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan media video audio visual modalitas belajar, media ini terdapat pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar dan cara mengolah informasinya. Selain itu juga dapat menjadi terobosan untuk menginformasikan tentang modalitas belajar dan diharapkan setiap siswa yang melihat video audio visual ini dapat memahami modalitas belajar yang dimilikinya dan dapat menerapkan cara belajar 53
yang sesuai dengan modalitas belajarnya. Dengan demikian fihakfihak
terkait
menginformasikan
khususnya
guru
materi
tentang
BK
dimudahkan
modalitas
belajar.
dalam Untuk
mengembangkan media ini, dilakukan langkah-langkah berikut: (1) Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data yang pertama menggunakan wawancara dan observasi (2) Menyusun desain produk sesuai kebutuhan (3) Melakukan validasi dengan ahli dan guru Bimbingan dan Konseling (4) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi. Bagian pembahasan ini mengkaji proses pengembangan produk. Pengkajian ini bertujuan untuk menjelaskan temuan-temuan yang diperoleh selama proses pengembangan produk dengan teori yang ada sehingga produk ini memiliki kekuatan ilmiah. Aspek yang akan dikaji adalah: 1) pengembangan dan 2) uji coba produk. Pertama adalah produk pengembangan. Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media video audio visual belajar yang berupa satlan berserta materi modalitas belajar, petunjuk penggunaan media video audio visual, naskah video audi visual, dan video audio visual modalitas belajar yang berisi tentang pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar dan cara modalitas belajar mengolah informasi.
54
Teori mengenai modalitas belajar yang dijadikan dasar dalam pengembangan produk ada teori dalam DePorter (2000). Menurut DePorter (2000), modalitas belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Selanjutnya, secara umum ada dua kategori tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dan kedua, cara seseorang mengatur dan mengolah informasi tersebut. Kedua adalah hasil uji coba produk. Uji coba produk terdiri dari dua tahapa yaitu uji ahli dan uji konselor sekolah. Hasil uji ahli terhadap produk yang dikembangkan menunjukkan bahwa media video audio visual modalitas belajar ditinjau dari aspek kegunaan, kelayakan dan ketepatan dapat dikembangkan lebih lanjut. Dari aspek kegunaan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Dari aspek kelayakan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan dan dikembangkan. Dan dari aspek ketepatan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar masih kurang tepat sehingga perlu ada perbaikan agar media video audio visual sesuai dengan yang diharapkan. Hasil penilaian konselor sekolah bahwa media video audio visual modalitas belajar yang telah dikembangkan ditinjau dari aspek kegunaan, kelayakan dan ketepatan sudah dapat digunakan dan 55
diterapkan untuk siswa SMP. Ditinjau dari aspek kegunaan, hasil penilaian konselor sekolah dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Dari aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan kepada siswa SMP. Dari aspek ketepatan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar sudah tepat sehingga sudah bisa digunakan oleh guru BK maupun siswa-siswi. Setelah melakukan pengujian terhadap media video audio visual ini, penulis menghasilkan sebuah video audio visual modalitas belajar yang dapat dijadikan sebagai media dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di bidang bimbingan belajar. Sajian berupa video audio visual modalitas belajar serta petunjuk penggunaan media video audio visual, naskah video, satuan layanan bimbingan dan konseling, dan lembar tugas siswa. .
56