18
BAB IV
KONSEP DESAIN
4.1. Landasan Teori 4.1.1. Brand Branding From Brief to Finished Solution, Collins English Dictionary The definition of a brand is perhaps elusive because of semantic generality, where a brand can be ‘a particular product or a characteristic that indentifies a particular producer’. Definisi Brand mungkin sukar dipahami, karena berkaitan secara umum dengan arti kata, dimana sebuah brand bisa menjadi keterangan dari produk atau karakteristik yang mengidentifikasikan sebuah keterangan dari produsen itu sendiri. Branding From Brief to finished solution Brand is an elusive concept, as to the fact that it is constantly developing and redefining its boundaries. Brand adalah konsep yang sulit dipahami, sama seperti faktanya bahwa brand selalu berkembang secara konstan dan membuat ulang batas-batas penegasan. Lanturan Tapi Relevan, Budiman Hakim Nama adalah cikal bakal sebuah brand dan harus menjadi personalitas. Brand adalah Identity, brand adalah bungkus (mendapatkan brand dengan segala value yang ada di dalamnya). Brand harus bisa mencuri hati konsumen. Sesuatu produk
19
atau perusahaan tanpa brand bisa disebut generik, dan orang-orang tidak menyukainya, mereka meninginkan sesuatu yang bisa dihargai dan bernilai.
4.1.1.1. Identitas Visual Periklanan, Frank Jefkins Corporate Identity adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Corporate Identity harus menciptakan suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal unik atau khas berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Desain itu memiliki wujud sedemikian rupa hingga mengingatkan khalayak akan perusahaan tertentu. Identitas meliputi elemen-elemen utama yang meliputi warna/bentuk bangunan atau pabrik, tipe logo, atribut sampai dengan seragam dan pakaian resmi. Corporate Identity Design, Veronica Napoles Corporations are like people, they have individual characteristics, cultural impressions, and philosophies. A trademark, the visible part of the corporate identity program, helps to “humanize” a company by presenting a face, a personality, in the form of a symbol. The symbol reflects the company’s identity and helps to mold its image in a positive way. Effective corporate identities, have certain common characteristics: - Symbolism tends to strenghten simple associations. Simplycity is fundamental to a good brand-package-symbol identification combination.
20
- A strong visual trigger. a substantial portion of a symbol’s power lies in its ability to trigger a response to a product or company. An entire program is built around the indentification symbol. Whenever a member of pulic encounters the company, it should be in the same symbolic terms. If a symbol is effective, a consumer need only think of industry, or product involved, and the company’s identitifier will come to mind. - Identity as a promotional tool. Corporate symbolism is almost exclusively a promotional tool, active rather than passive. Advertising campaigns usually last a season; identity is more permanent and should last twenty years or more. - The corporate identity must be memorable. The basic difference between a successful an unsuccsessful corporate identity program is that a succsesful identification has two important qualities: suggestive and recall. Korporasi sama seperti manusia, yang memiliki karakteristik individual, pandangan budaya, dan filosofi. Sebuah trademark, sesuatu yang dapat dilihat merupakan bagian dari program corporate identity, membantu untuk memanusiakan, dengan memperlihatkan sebuah wajah, personaliti ke dalam sebuah bentuk simbol. Simbol merefleksikan identitas perusahaan dan membentuk imej perusahaan ke jalan positif. Identitas Visual yang efektif, mengandung: - Simbolisme memberikan kekuatan asosiasi yang sederhana.
21
Kesederhanaan adalah pokok utama dari gabungan brand-package-symbol. - Sebuah pemicu visual yang kuat. Kekuatan simbol terletak pada kemampuannya sebagai pemicu sebuah respon kepada produk atau perusahaan. Seluruh program yang dibuat mengelilingi identifikasi simbol. Ketika anggota masyarakat bertemu dengan perusahaan, seharusnya berada pada masa simbol. Jika simbol efektif, konsumen hanya butuh berpikir industri atau produk yang terkait dan identitas perusahaan akan diingat. - Identitas sebagai alat promosi. Simbolisme identitas merupakan alat promosi yang ekslusif, aktif daripada pasif. Kampanye iklan biasa menggunakannya sebagai sesi akhir; identitas lebih permanen dan akan bertahan 20 tahun kemudian. - Identitas perusahaan harus mudah diingat. Dasar dari perbedaan program identitas perusahaan yang sukses dan tidak, mempunyai 2 kualitas penting: suggestive dan ingatan. Designing Corporate Identity, Pat Matson Knapp 4 general categories: - Identity for renewal (about face) For many business, staying fresh is the name of game and projecting a contemporary. Updated image is essential to staying competitive. For these companies, new identities are often more evolutionary than revolutionary: they want consumers to recognize an old friend, but plesantly surpriesed by a fresh virtual expression.
22
- Identity for repositioning (new horizon) When a company redirects its bussines or expands into new products or services, it needs a way to signal the change to its marketplace. For these companies, a new identity must subtly play on solidity and reliably of the original brand, but illuminate the new venture in a bold, visually arresting way. - Identity to signal change (sea change) Some companies outgrow their original missions or need overcome erroneus impressions about who they are and what they do. Others need to change their name to reflect new business directions. Here, a new identity should help the company maintain any positive brand equities that already exist, but alow its to reintroduce itself to the marketplace. - Identity for growth (fueling growth) Mergers and acquisitons, IPOs and Rollouts are now household words. But how do large coporation manage the changes brought by growth, consolidation and other market changes? Many use new brand identities to stay connect with their local and global audiences. 4 kategori umum: - Identitas sebagai pembaharuan (mengenai citra) Beberapa perusahaan, untuk tetap terlihat segar adalah bagian nama dari permainan, dan rencana untuk memperbaharui seperti masa kini adalah inti penting untuk tetap dapat berkompetisi. Untuk perusahaan tersebut, identitas
23
baru cenderung dinamakan evolusi daripada revolusi: mereka ingin konsumen mengenali kawan lama, tetapi dengan wajah baru yang segar. - Identitas sebagai repositioning (persepsi baru) Ketika sebuah perusahaan mengubah bisnis atau meluaskan produk baru atau jasa, hal tersebut membutuhkan sinyak perubahan pada pemasarannya. Untuk perusahaan itu, identitas baru harus solid dan konsisten dari brand asli, tetapi dapat mengakibatkan resiko besar. - Identitas untuk sinyal perubahan (transformasi tak terduga) Beberapa perusahaan bertumbuh cepat pada misi semula atau perlu mengatasi kesalahan pandangan tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Lainnya mengubah namanya untuk merefleksikan tujuan bisnis baru. Di sini, sebuah identitas baru seharusnya membantu ekuitas brand kearah positif yang telah ada, tetapi diperbolehkan untuk memperkenalkan kembali dirinya pada pasar luas. - Identitas untuk pertumbuhan Mergers and acquisitions, IPOs dan Rollouts adalah kata-kata peralatan rumah tangga. Tetapi bagaimana perusahaan besar mengurus perubahan yang membawa pertumbuhan, konsolidasi dan perubahan pasar lainnya? Beberapa meggunakan identitas brand baru untuk tetap berkoneksi dengan audience mereka baik lokal dan global.
24
4.1.1.2. Logo, Ikon dan Sign Sistem Periklanan, Frank Jefkins Logo harus menunjukkan lembaga yang diwakilinya, jika logo mewajibkan khalayak untuk menduga-duga artinya, maka logo itu gagal menjadi instrumen komunikasi. Logo juga berfungsi melambangkan nilai-nilai tertentu, tingkatan kebudayaan, serta sikap atau perilaku dari sebuah organisasi/perusahaan. Logo mempersonafikasikan bentuk-bentuk sosok tertentu atas suatu lembaga atau perusahaan dimata khalayak. John Murphy, Logoresource.com Sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya (elemen-elemen estetika desain) seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi. Corporate Identity Design, Veronica Napoles The power of symbol lies in the effect it can have on subconscious. A symbol may have positive or negative association, and these associations operate on a deep subconcious level. Kekuatan dari simbol terletak di dalam efek bawahsadar. Sebuah simbol bisa saja mengandung gabungan positif atau negatif, dan gabungan itu dapat mengaktifkan level alam bawah sadar. Universal Principles of Design, William L., Kristina H., Jill B. Icons use images of things that exemplify or are commonly associated with an action, object or concepts. They are particulary effective at reperesenting complex design, object or concepts, generally, arbitrary icons should only be
25
used when develop cross cultural or industry standarts that will be use for long periods of time. Ikon menggunakan sesuatu gambar yang diilustrasikan atau biasanya berhubungan dengan aksi, benda atau konsep-konsep. Ikon sangat efektif untuk merepresentasikan desain yang rumit, benda atau konsep-konsep, secara umum, ikon sewenang-wenang dipakai ketika mengembangkan persilangan budaya atau standar industri yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Architecture-Information-Graphic, Philipp M., Daniela P. Clear pictures and plain format designs make it easy to convey messages. Any unnecessary graphs might spoil this image. Words on light walls only adopt a single typeface and the system doesn’t use signs consciously, which make different messages equal in importance. Shape and color design of guidance system seems very important, visitors can get the first-hand information about exibition theme and postion form the diagram at the hall entrance, they can take brochures or use hand touched screen terminal equipment. Gambar yang bersih dan format yang simple membuat pesan mudah dimengerti. Segala grafik yang tidak diperlukan mungkin akan menganggu imej. Kata-kata pada dinding yang diberi cahaya hanya mengadopsi typeface dan sistem tidak memerlukan penanda, yang membuat pesan sama yang berbeda dalam keperluannya. Bentuk dan warna dari sistem pedoman terlihat amat penting, pengunjung mendapatkan informasi pertama tentang tema eksibisi dan posisi dari diagram pada lorong masuk, mereka dapat mengambil brosur atau menggunakan fasilitas layar sentuh.
26
Shadow Theatre in Java, Alit Djajasoebrata Gunungan (mountain) or kayon (forest), is a representation of the ancient tree motif originating from India. This consists of two parts, a mountain and tree. The tree motif is rendered as a combination of two different trees, the fig tree rooted in heaven, and the (earthbound) lotus tree rising from the waters. The celestial fig tree reperesents ‘creative breath’ or fire, which is as essential in creating life as the water’s essence. In the Javanese gunungan, the lotus part can assume an hourglass form, with a small building with pair of closed doors, or that of a lake or pot filled with water. Guadians stand on both sides of stronghold. Their task is to guard treasures, particulary the Meru (heavenly mountain), and the liqud elixir of life. A pair of huge wings flank the upper half. These wing shapes may actually be derived from lotus leaves or other vegetation. The tall gate building with closed doors can be understood as female, whereas the tree represents the male. Together and united they form life. The banteng (wild buffalo) here symbolize earth, matter and fertility. The tiger represents fire, sky and spirit. Gunungan atau kayon merepresentasikan motif pohon kuno berasal dari India. Memiliki 2 bagian, gunung dan pohon. Motif pohon dibuat dari gabungan 2 pohon yang berbeda jenis, pohon ara berakar di surga, dan tumbuhan teratai muncul dari air. Pohon ara surga memiliki arti ‘hembusan kreatif’ atau api, dimana sebagai inti dalam menciptakan kehidupan seperti inti dari air. Di Jawa, bagian teratai bisa diasumsikan sebagai jam pasir, dengan bangunan kecil yang memiliki pintu tertutup, danau atau gentong yang terisi air. Penjaga berdiri
27
didua sisi bangunan. Tugas mereka untuk menjaga harta karun, yang merupakan bagian dari Meru, dan inti air kehidupan. Sebuah bagian dari sayap yang besar disisi separuh atas. Bentuk sayap ini sebenarnya diperoleh dari daun teratai atau tumbuhan lainnya. Sebuah bangunan dengan pintu tertutup diyakini sebagai simbol wanita, dan pohon direpresentasikan sebagai pria. Bersama-sama dan bersatu membangun kehidupan. Banteng bersimbol bumi, benda dan kesuburan, harimau merepresentasikan api, langit dan roh. Ringkasan Pengetahuan Wayang, P. Dwijo Carita Gunungan atau kayon dilambangkan sebagai lingkungan hidup atau yang disebut Kalpataru. Melambangkan seluruh alam raya beserta isinya. Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia, Heinz Frick Sumbu Kosmis (elemen-elemen keseimbangan kehidupan) yang terdiri dari: - Simbol Matahari (kuning) memiliki makna sumber kehidupan duniawi, diwakilkan dengan Dewa Wisnu, arah mata angin: Utara (Lor). - Simbol Air (biru) memiliki makna keseragaman dan rasa kebersamaan, diwakilkan dengan Dewa Mahadewa, arah mata angin: Timur (Wetan). - Simbol Tanah (hitam) memiliki makna kesabaran dan kasih, diwakilkan dengan Anantaboga, arah mata angin: Selatan (Kidul). - Simbol Api (merah) memiliki makna kebinasaan dan kematian, diwakilkan dengan Dewa Yamadipati, arah mata angin: barat (Kulon). Ke 4 elemen diatas dipakai sebagai penghayatan terhadap kehidupan masyarakat Jawa. Mulai dari pedoman terhadap tingkah laku, pedoman hidup, hingga konsep ruang pada arsitektur Jawa (Bangunan Candi, tata kota, tempat tinggal).
28
4.1.1.3. Tipografi Tipografi dalam Design Grafis, Danton Sihombing Tipografi bisa saja menjadi inti dari gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya ‘visualisasi’ yang efektif. Segala macam kekeliruan atau ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima. Melihat dari pertimbangan fungsional, huruf san serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena lebih mudah dibaca. Selain itu san serif menimbulkan efek modern dan simpel.
4.1.1.4. Warna Henry Dreyfuss, logoresource.com Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo tersebut. Diperencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek
identitas.
warna
digunakan
dalam simbol-simbol
grafis
untuk
mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Universal Principles of Design, William L., Kristina H., Jill B. Use saturated color (pure hues) when attracting attention is priority. Bright color are perceives as friendly and profesional. Desature or dark color perceived serious and profesional.
29
Gunakan warna saturasi (hue murni) ketika ingin menarik perhatian. Warna cerah berhubungan dengan pertemanan dan profesionalitas. Warna pucat mencerminkan keseriusan dan personalitas.
4.2. Strategi Kreatif 4.2.1. Strategi Komunikasi 4.2.1.1. Fakta Kunci Wayang adalah karya agung dari Indonesia, Museum sebagai tempat untuk menyimpan wayang tersebut dapat menjaring lebih banyak pengunjung. Potensi dari Museum Wayang Jakarta sebagai tempat kunjungan wisata dapat ditunjang melalui Identitas Visual yang kental akan budaya Indonesia.
4.2.1.2. Masalah yang akan dikomunikasikan Wayang
yang
merupakan
warisan
intelektual
seni
manusia
kurang
diapresiasikan dengan baik oleh banyak kalangan masyarakat. Akhirnya masalah yang akan dikomunikasikan adalah, bahwa kita semua sebagai pemilik dari kebudayaan harus lebih menghargai wayang secara keseluruhan (mulai dari gedung museum, kualitas pelayanan sampai kepada inti formalitas identitas visual). Melalui sebuah penanguhan dari keunikan Identitas Museum Wayang Jakarta, kita dapat mengatasi permasalahan akan ketidaktertarikan khalayak umum untuk datang ke Museum.
30
4.2.1.3. Tujuan Komunikasi/AIDCA - Attention Melalui Identitas Visual dan promosi - Interest Perhatian target audience (umum) terhadap Museum Wayang menuju kearah yang positif (mendapat tanggapan baik melalui citra baru). - Desire Ada keinginan untuk mendatangi Museum Wayang Jakarta, karena ingin melihat sesuatu yang seharusnya diapresiasikan. - Conviction Museum Wayang Jakarta yang telah berubah citra ini diyakini akan menambah pengetahuan serta ada unsur keunikan yang nanti akan didapat. - Action Pergi ke Museum Wayang Jakarta.
4.2.1.4. Profil Target Pengunjung Lokal - Demografi - Umur: 5 tahun keatas. - Gender: Pria dan Wanita. - Status: Kelas Middle to up. - Domisili: kota-kota di Pulau Jawa. DKI Jakarta Bogor, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Semarang.
31
- Geografi DKI Jakarta Bogor, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Semarang. - Psikografi - Aktivitas: Belajar, bekerja, berbelanja. - Minat: Jalan-jalan, browsing internet, membaca. - Pendapat: Kita sebagai tuan rumah harusnya lebih tahu soal wayang. Pengunjung Internasional - Demografi - Umur: 17 tahun keatas. - Gender: Pria dan Wanita. - Status: Middle up. - Domisili: - Eropa (Belanda, Inggris, Jerman, Switzerland, Perancis, Rusia). - Amerika (New York, California, Chicago). - Asia (Jepang, Singapore, Hongkong, Thailand, Malaysia). - Australia. - Geografi Internasional (benua Eropa, Asia, Amerika, Australia). - Psikografi - Aktivitas: Bekerja, Jalan-jalan mengisi liburan, belajar. - Minat: Membaca, browsing internet, koleksi benda-benda antik. - Pendapat: Budaya Indonesia amat kaya, termasuk wayang.
32
4.2.1.5. Keyword - Budaya/Jawa/tradisional/wayang. - Modern.
4.2.1.6. Unique Selling Proposition Keunikan yang membedakan satu sama lain: - Hanya di sini anda bisa menemukan koleksi wayang dari penjuru dunia. - Nilai historis yang tinggi, sarat akan budaya Indonesia. - Karya agung manusia Indonesia. - Bagaikan kembali kemasa lalu dengan melihat wayang. - Moralitas dari cerita wayang yang universal harus dipelajari oleh manusia.
4.2.1.7. Positioning Citra yang ingin ditumbuhkan dibenak target audience: Sebagai tempat bersejarah, dimana gedung Museum Wayang beserta isinya merupakan tempat tujuan alternatif, dan di tempat lain tidak ditemukan hal yang seperti ini, karena letaknya ada di Jakarta yang memiliki sejarah panjang menjadi Ibukota. Museum Wayang menjadi tempat untuk bernostalgia.
4.2.1.8. Tagline Elements of Life. Elemen-elemen kehidupan.
33
4.2.1.9. Pendekatan Emosional dan Moral Edukasi Identitas visual museum yang kental akan nilai historis memberikan emosional terhadap target audience, karena identitas visual museum ada untuk membedakan satu sama lain. Selain itu ada juga sebuah moral edukasi yang diajarkan melalui museum wayang ini, melalui 4 elemen kehidupan yang menjadi latar belakang identitas visual.
4.2.2. Strategi Desain 4.2.2.1. Tone and Manner Menciptakan nuansa nyaman, modern, elegan, ekslusif, kental akan budaya.
4.2.2.2. Strategi Verbal Gaya bahasa yang formal dan global (bahasa Inggris).
4.2.2.3. Strategi Visual - Warna utama yang digunakan Putih, Abu-abu, Kuning, Biru, Hitam, Merah. - Tipografi san serif untuk menciptakan modern dan simpel elegan. - Layout: Seni hias titik-titik (yang khusus ada pada wayang kulit) dijadikan sebagai dinding pemisah antar kotak-kotak pada layout. - Fotografi untuk mendapatkan bentuk detail wayang dan arsitektur bangunan.
34
4.2.3. Pemilihan Item - Logo - Identitas Visual (Graphic Standard Manuals). - Stationery: Kop surat, Amplop, Kartu Nama, Folder Folio. - Kalender meja. - Id. - Brosur - Flyer - Shopping bag large - Shopping bag small - Guest book - Tiket. - Poster keterangan koleksi. - Kartu undangan. - Daftar acara museum. - Sign sistem. - Keterangan koleksi. - Planner book.