30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi SMK Negeri I Limboto SMK Negeri 1 Limboto sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) Negeri 1 Limboto yang berdiri pada tahun 1987 Filial dari SMEA Negeri 1 Limboto. dengan Kepala Sekolah adalah Bapak Jusuf Halalutu(Alm) dengan 2 jurusan yaitu (1) jurusan tata niaga dan (2) jurusan akuntansi dan pada tahun 1997 sekolah ini resmi berstatus Negeri dengan SK: 036/0/1997 Tanggal: 4 Maret 1997 oleh Ka. Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara dengan Kepala Sekolah Bapak Drs Dahlan Nadjamudin (Alm). SMEA Negeri 1 Limboto berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Limboto dan selanjutnya dinahkodai oleh Bapak Drs. Ismail Humolungo kemudian Bapak Drs. Herson Hasan kemudian Bapak Jusuf Ishak, kemudian bapak Hardi Pomalingo,M.Pd
kemudian Bapak Drs Marwan U Dalu,M.Pd. dan sekarang
Dra.Ha. Rapia Bahoea, M.Pd Adapun status lahan SMK N 1 Limboto adalah sebagai berikut: a. Luas Bangunan
: 5.173 m2
b. Luas Lahan Tanpa Bangunan
: 13.589 m2
c. Total Luas Lahan Seluruhnya
: 28.762 m2
30
31
Seiring perkembangannya, SMK Negeri 1 Limboto telah memiliki 7 Kompetensi Keahlian yaitu : a. Teknik Komputer Jaringan (TKJ) b. Multimedia (MM) c. Teknik Hasil Pertanian (THP) d. Administrasi Perkantoran (ADP) e. Akuntansi (Ak) f. Pemasaran (Tata Niaga) g. Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Adapun Data Pokok SMK Negeri 1 Limboto adalah sebagai berikut : NPSN
: 40500380
ID UN
: 301300201000
Status
: Negeri
No.SK Pendirian
: 036/0/1997
Tanggal SK
: 4 Maret 1997
Penandatangan SK
: Bupati /Walikota/ Dinas Pendidikan / Menteri Pendidikan
PBM
: Pagi
Sertifikat ISO
: 9001 : 2000 (Dalam Proses)
Jumlah Guru
: - PNS
: 59 Orang
- Non PNS : 17 Orang
32
Visi SMK Negeri I Limboto adalah ewujudkan SMK Negeri I Limboto yang berkualitas dan religius di bidang bisnis, pariwisata dan teknologi untuk menghadapi persaingan di era global. Sedangkan misi yang dilaksanakan yakni: a. Membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermartabat serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Membangun institusi tangguh dan kondusif yang berbasis kerja sama dengan berbagai pihak. c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri. d. Menghasilkan lulusan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dan profesional mampu hidup mandiri serta dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi . e. Menjadikan sekolah sebagai pusat uji kompetensi dan sertifikasi profesi f. Menjadikan SMK NEGERI I Limboto sebagai sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) yang mampu bersaing dengan sekolah lain secara nasional maupun internasional . 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang meliputi (a) tahap perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) evaluasi dan (e) refleksi.
33
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi untuk merancang pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matap pelajaran kewirausahaan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto. Hal-hal yang dilaksanakan bersama guru mitra adalah menyusun skenario pembelajaran, menyiapkan materi pelajaran dan menyusun skenario penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta tes unjuk kerja. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2013 dengan alokasi waktu masing-masing siklus 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 30 orang. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto. Adapun format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 langkah kegiatan, baik dari pra pembelajaran sampai dengan kegiatan penutup.
34
Memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I dapat dijelaskan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target indikator kinerja yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 12 langkah yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdapat 2 langkah yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentase 16.7%, 4 langkah yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan persentase 33.3%, terdapat 4 langkah yang hanya dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan persentase 33.3 dan masih terdapat 2 langkah yang dilaksanakan dengan kriteria kurang dengan persentase 16.7%. Langkahlangkah yang dapat terlaksana dengan kriteria kurang dan cukup merupakan kegiatan inti dalam pelaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga hal ini masih perlu dilanjutkan ke kegiatan tindakan kelas siklus II. Untuk lebih jelasnya data hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I No
Kriteria Aspek
Aspek yang diamati Jumlah Persentase (%) 2 16.7
1.
Sangat Baik
2.
Baik
4
33.3
3.
Cukup
4
33.3
4.
Kurang
2
16.7
12
100%
Jumlah
35
2) Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Peningkatan kemampuan siswa diukur dengan melakukan observasi pada proses kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah hasil pengamatan kegiatan siswa pada tindakan kelas siklus I. Dari hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa pada proses kegiatan belajar mengajar tindakan kelas siklus I yang meliputi 8 aspek terdapat 2 aspek atau 25% dapat dilaksanakan dengan kriteria sangat baik dan aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik yakni 3 aspek atau 37.5%. Aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup baik berjumlah 2 aspek atau 25% dan masih terdapat 1 aspek atau 12.5% yang terlaksana dengan kriteria kurang baik. Aspek-aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria sangat baik yakni meningkatnya motivasi siswa untuk belajar yang dapat dilihat dari respon terhadap pertanyaan guru dan mampu memahami materi pelajaran. Sedangkan aspek yang dapat dilaksanakan dengan baik adalah mampu berinteraksi dengan guru, memperhatikan penjelasan guru, dan mampu bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan kuis. Aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup baik adalah kemampuan mendiskusikan hasil pekerjaan dengan teman satu kelompok. Aspek yang masih kurang dilakukan adalah memberikan tanggapan terhadap pertanyaan kelompok lain.
36
3) Hasil Belajar Siswa Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil belajar siswa kelas X ADP 2 pada mata pelajaran kewirausahaan SMK Negeri I Limboto. Pada siklus I peneliti memperoleh data hasil belajar siswa yang masih berbedabeda. Dari hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto pada siklus I yakni terdapat 12 orang (40%) yang memperoleh nilai 80-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 75-79 dengan kriteria cukup berjumlah 8 orang (27%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang 10 orang (33%). Dari hasil tersebut maka penelitian akan dilanjutkan ke kegiatan tindakan kelas siklus II karena siswa yang mendapat nilai di atas indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75 berjumlah 20 orang (67%) dan yang belum mencapai nilai maksimal 75 berjumlah 10 orang (33%). Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni hasil belajar siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto dapat meningkat menjadi 24 orang (80%). d. Refleksi Dari
hasil
pengamatan kegiatan guru
menunjukan
bahwa
proses
pembelajaran belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih terdapat 4 aspek atau 33.3% kegiatan belajar mengajar yang terlaksana
37
dengan kriteria cukup dan terdapat 2 aspek atau 16.7% yang hanya dapat dilaksanakan dengan kriteria kurang sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Sehubungan dengan hasil belajar siswa maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi dengan merekomendasikan beberapa hal untuk dilaksanakan pada kegiatan tindakan kelas siklus II yakni meningkatkan kemampuan siswa untuk memberikan pertanyaan dan kemampuan untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain tentang materi pelajaran yang didiskusikan dengan cara memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada siswa yang belum mampu untuk bertanya agar dapat memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang didiskusikan. Selain itu peneliti juga harus dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok berupa kemampuan memberikan pendapat tentang materi yang dibahas dengan cara memberikan penjelasan dan pemahaman tentang materi yang dibahas dalam kelompok dan menentukan siswa yang belum memberikan pendapat agar dapat menanggapi pertanyaan siswa dari kelompok lain. Dari hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa menunjukan bahwa dari 30 siswa kelas X AD2 SMK Negeri 1 Limboto yang mencapai hasil belajar dengan kategori tuntas masih berjumlah 20 orang (67%). Hasil capaian ini belum sesuai dengan indikator kinerja yang ditatapkan yakni siswa yang memperoleh nilai minimal 75 mencapai 80% dari 24 orang siswa.
38
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas siklus II merupakan tindak lanjut dari tinakan kelas siklus I yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2013. Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan kegiatan siklus II. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra menyusun rancangan kegiatan perbaikan yang ditemui baik kekurangan pada diri peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. b. Tahap Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas siklus II sama seperti pelaksanaan tindakan kelas siklus I namun lebih menitikberatkan pada aspek-aspek yang mengalami kendala dan belum terlaksana dengan baik pada kegiatan tindakan kelas siklus I terutama dari kemampuan guru untuk merangsang siswa aktif dalam kegiatan kelompok seperti memberikan pendapat dan pertanyaan atas hasil kerja kelompok lain melalui pembelajaran model STAD. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pada aspek ini guru mitra melakukan pengamatan kembali terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X ADP 2
39
SMK Negeri I Limboto yang berjumlah 30 orang dengan materi lanjutan pada mata pelajaran kewirausahaan seperti yang dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar siklus I. Sebelum peneliti melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan perbaikan dan penyempurnaan rencana pembelajaran bersama guru mitra. Berdasarkan data hasil kegiatan belajar mengajar (KBM) siklus II pada tabel di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang peneliti laksanakan telah memenuhi target yang diharapkan. Dari 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdapat 4 aspek yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentase 33.3%, 7 aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan persentase 58.4%, dan masih terdapat 1 aspek yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan persentase 8.3%. Untuk lebih jelasnya data hasil pengamatan kegiatan guru dalam proses pelaksanaan kegiatan tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II Aspek yang diamati No Kriteria Aspek Jumlah Persentase (%) 1. Sangat Baik 4 33.3 2.
Baik
7
58.4
3.
Cukup
1
8.3
4.
Kurang
-
-
12
100%
Jumlah
40
2) Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Peningkatan kemampuan siswa diukur dengan melakukan observasi pada proses kegiatan belajar mengajar. Dari hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa pada kegiatan belajar mengajar tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan yakni terdapat 3 aspek atau 37.5% yang bisa terlaksana dengan kriteria sangat baik, terdapat 4 aspek atau 50% yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik. Pada kegiatan tindakan kelas siklus II ini masih terdapat 1 aspek atau 12.5% yang dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup. Dari 8 aspek kegiatan siswa yang terlaksana dengan kriteria sangat baik adalah motivasi siswa untuk belajar, aktivitas siswa dalam merespon pertanyaan guru serta kemampuan memahami materi pelajaran. Adapun aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik adalah kemampuan memberikan pertanyaan dan memberikan respon terhadap pertanyaan kelompok lain, kemampuan mendiskusikan hasil pekerjaan dan mampu menjelaskan materi pelajaran sedangkan aspek yang masih terlaksana dengan kriteria cukup baik adalah kemampuan siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. 3)
Hasil Belajar Siswa Pada kegiatan tindakan kelas siklus II, siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal kegiatan tindakan kelas siklus I namun materi adalah materi lanjutan mata pelajaran kewirausahaan. Aspek penilaian lebih ditekankan pada kemampuan
41
siswa untuk aktif bekerja sama dalam kelompok dan kemampuan memecahkan masalah dengan menjawab pertanyaan dalam tes tulis. Berdasarkan data hasil belajar siklus II diketahui hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas ADP 2 SMK Negeri I Limboto terdapat 15 orang (50%) yang memperoleh nilai 80-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 75-79 dengan kriteria cukup berjumlah 13 orang (43%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang masih berjumlah 2 orang (7%). Dari hasil tersebut maka penelitian ini dinyatakan selesai karena siswa yang mendapat nilai di atas indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75 telah mencapai 28 orang (93%) sedangkan yang mendapat nilai di bawah 75 masih berjumlah 2 orang (7%). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kewirausahaan siswa kelas ADP 2 SMK Negeri I Limboto pada tindakan kelas siklus II tetap dilakukan perhitungan persentase. d. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan tindakan kelas siklus II yang meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar siswa sebagaimana telah diuraikan pada tahap pemantauan dan evaluasi telah terjadi peningkatan yang signifikan. Dari setiap indikator penentu keberhasilan penelitian berupa peningkatan hasil belajar kewirausahaan telah menunjukan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari capaian siklus II terdapat 28 orang (93%) yang mendapatkan
42
nilai 75 ke atas walaupun masih terdapat 2 orang (7%) yang mendapat nilai di bawah 75. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas ADP 2 SMK Negeri I Limboto telah menunjukan hasil yang memuaskan. Setelah dilakukan analisis terhadap data hasil pelaksanaan tindakan kelas dan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai sebagai berikut. a. Dari 12 langkah kegiatan belajar mengajar terdapat 4 langkah yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentase 33.3%, terdapat 7 langkah yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan persentase 58.4%, dan masih terdapat 1 langkah yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan persentase 8.3%. b. Hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto pada siklus I menunjukan bahwa siswa yang mendapat nilai di atas indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75 masih berjumlah 20 orang (67%) dan yang belum mencapai nilai di atas 75 berjumlah 10 orang (33%). c. Dari 30 siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai hasil belajar dengan kategori tuntas melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berjumlah 20 orang (67%) dan mengalami
43
peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pengamatan observasi awal yakni siswa yang mencapai nilai tuntas berjumlah 10 orang (33%). Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut ini. a. Peneliti
melakukan
pemantapan
pembelajaran
materi
melalui
metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. c. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponenkomponen kegiatan belajar mengajar yang masih memerlukan perbaikan. Langkah-langkah di atas dilakukan peneliti untuk dapat mengatasi kendala atau kelemahan-kelemahan pada siklus berikutnya. Pada siklus II hasil dari penelitian tindakan kelas menunjukan adanya peningkatan baik dari kegiatan belajar mengajar maupun hasil belajar siswa yang diuji melalui tes unjuk kerja. Hal ini terlihat pada data berikut ini. a. Dari 12 langkah kegiatan belajar mengajar terdapat 4 langkah yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentase 33.3%, terdapat 7 langkah yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan persentase 58.4%, dan masih terdapat 1 langkah yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan persentase 8.3%. b. Hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto pada siklus II diketahui bahwa terdapat 15 orang (50%) yang memperoleh nilai 80-100 dengan kriteria baik,
44
siswa yang memperoleh nilai 75-79 dengan kriteria cukup berjumlah 13 orang (43%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang masih berjumlah 2 orang (7%). c. Pada kegiatan tindakan kelas siklus II diketahui bahwa terdapat 28 (93%) orang yang mendapatkan nilai >75 sedangkan yang mendapat nilai di bawah 75 masih berjumlah 2 orang (7%). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto yang mengalami peningkatan hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD setelah dilaksanakan siklus II mengalami peningkatan yakni 28 orang (93%) dibandingkan kegiatan siklus I yakni 20 orang (67%). Hasil belajar siswa ini telah melebihi target capaian indikator kinerja yakni 80% dari 30 siswa mendapat nilai rata-rata nilai minimal 75. Untuk lebih jelasnya perkembangan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas ADP 2 SMK Negeri I Limboto pada observasi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.
Rekapitulasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas ADP 2 SMK Negeri I Limboto
Hasil Belajar Observasi Awal
Tuntas 10 Siswa
Tidak Tuntas 20 Siswa
Jumlah 30 Siswa
Siklus I
20 Siswa
10 Siswa
30 Siswa
Siklus II
28 Siswa
2 Siswa
30 Siswa
45
Mencermati tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan kelas siklus I dan siklus II diperoleh peningkatan hasil belajar kewirausahaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto yang mendapat nilai minimal 75 mencapai 28 orang (93%) sedangkan yang mendapat nilai di bawah 75 berjumlah 20 orang (67%). Berdasarkan data tentang hasil belajar siswa siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kewirausahaan pada siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang mengatakan bahwa “Jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka hasil belajar siswa kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto dalam mata pelajaran kewirausahaan dapat ditingkatkan” dapat diterima. Siswa yang belum mendapatkan nilai tuntas masih berjumlah 2 orang (7%) diberikan bimbingan khusus dengan cara menanyakan kendala-kendala yang dihadapi sehingga siswa belum mampu untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu dilakukan remedial dengan memberikan tugas pada siswa yang berhubungan dengan materi pelajaran mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha pada mata pelajaran kewirausahaan.