BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Deskripsi Singkat lokasi Penelitian SMK Negeri 1 Limboto sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) Negeri 1 Limboto yang berdiri pada tahun 1987 Filial dari SMEA Negeri 1 Gorontalo. dengan Kepala Sekolah adalah Bapak Jusuf Halalutu(Alm) dengan 2 jurusan yaitu (1) jurusan tata niaga dan (2) jurusan akuntansi dan pada tahun 1997 sekolah ini resmi berstatus Negeri dengan SK: 036/0/1997 Tanggal: 4 Maret 1997 oleh Ka. Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara dengan Kepala Sekolah Bapak Drs Dahlan Nadjamudin (Alm). SMEA Negeri 1 Limboto
berubah nama menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Limboto dan selanjutnya di nahkodai oleh Bapak Drs. Ismail Humolungo kemudian Bapak Drs. Herson Hasan kemudian Bapak Jusuf Ishak, kemudian Bapak Hardi Pomalingo,M.Pd kemudian Bapak Drs Marwan U Dalu,M.Pd. dan sekarang Dra.Ha. Rapia Bahoea, M.Pd. 4.1.2 Keadaan Sarana Dan Prasarana Data sarana prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Limboto tahun 2012/2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Keadaan Sarana dan Prasarana Daya No. Sarana/Prasarana
Jumlah Ket. dukung
Daya No. Sarana/Prasarana
Jumlah Ket. dukung
1.
Ruang Kepsek
Komputer, Telp, Fax, Meja
1
Kerja, Kursi Tamu, Lemari, AC. 2.
Ruang Wakasek
Komputer, Meja Kerja, Lemari
4
3.
Ruang TU
Komputer, Telp, Meja Kerja, dll
1
4.
Ruang Teori
Meja kursi, Papan tulis, Laptop,
36
LCD, dll
Normatif
& Alat Praktek
Adaptif 5.
Bengkel /Lab
Ruang Praktek/Kerja:
Administrasi
Lab. Adm. Perkantoran
1
Akuntansi
Lab. Akuntansi
1
Pemasaran
Toko
1
ICT
Lab. ICT
1
Teknik
Lab. Komputer
1
Lapangan Volly, Takraw, Tenis.
1
Komputer
&
Jaringan 6.
Sarana Olahraga
Daya No. Sarana/Prasarana
Jumlah Ket. dukung
4.1.3 Keadaan Sekolah (guru dan siswa) REKAPITULASI JUMLAH GURU DAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 1. NAMA SEKOLAH
: SMK NEGERI 1 LIMBOTO
2. PROVINSI
: GORONTALO
3. KABUPATEN
: GORONTALO
4. KECAMATAN
: LIMBOTO
5. KELURAHAN
: DUTULANAA
6. NO. TELPON
: (0435) 881174-881175
7. JUMLAH JAM PELAJARAN
: 1350 Jam
8. DISELENGGARAKAN WAKTU
: PAGI
9. JUMLAH GURU DAN PEGAWAI : GURU PNS/TENAGA EDUKATIF
: 57 orang
GURU TIDAK TETAP
: 17 orang
PEGAWAI TU TETAP
: 4 orang
PEGAWAI TU TIDAK TETAP
: 6 orang
JUMLAH SISWA
:1028 orang
JUMLAH JUMLAH KELAS
SISWA
PROGRAM KEAHLIAN KELAS L
P
JUMLAH
Teknik Komputer Jaringan X
X
33
5
38
X
31
6
37
X
32
5
37
X
7
14
21
X
23
9
32
Akuntansi 1
X
11
17
28
Akuntansi 2
X
13
17
30
Akuntansi 3
X
12
17
29
Administrasi Perkantoran 1
X
6
28
34
Administrasi Perkantoran 2
X
4
30
34
Administrasi Perkantoran 3
X
5
28
33
Pemasaran
X
21
7
28
198
183
381
XI
20
6
26
XI
21
5
26
Multimedia 1
XI
17
5
22
Multimedia 2
XI
18
3
21
Usaha Perjalanan
XI
1
16
17
1 Teknik Komputer Jaringan 2 Multimedia Usaha Perjalanan Pariwisata Tekhnologi pengelolahan hasil pertanian
J U M L A H Teknik Komputer Jaringan XI 1 Teknik Komputer Jaringan 2
Pariwisata Tekhnologi pengelolahan XI
13
12
25
Akuntansi 1
XI
10
18
28
Akuntansi 2
XI
8
21
29
Akuntansi 3
XI
10
19
29
Administrasi Perkantoran 1
XI
2
25
27
Administrasi Perkantoran 2
XI
5
19
24
Administrasi Perkantoran 3
XI
3
22
25
Pemasaran
XI
21
6
27
149
177
326
XII
15
4
19
XII
15
5
20
XII
27
7
34
XII
9
12
21
XII
11
15
26
Akuntansi 1
XII
12
22
33
Akuntansi 2
XII
10
22
32
Akuntansi 3
XII
11
22
33
Administrasi Perkantoran 1
XII
7
29
36
hasil pertanian
J U M L A H Teknik Komputer Jaringan XII 1 Teknik Komputer Jaringan 2 Multimedia Usaha Perjalanan Pariwisata Tekhnologi pengelolahan hasil pertanian
Administrasi Perkantoran 2
XII
7
26
33
Pemasaran
XII
17
20
37
J U M L A H
141
184
322
JUMLAH TOTAL
464
564
1028
4.1.4 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Limboto Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Limboto terlampir setelah halaman ini.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa
angket tentang Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan Hasil belajar siswa. Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik data berupa tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, modus, median dan standar deviasi. Deskripsi data masing-masing untuk variabel Kompetensi guru (X) dan Hasil belajar siswa (Y) adalah sebagai berikut: 4.2.1 Pengujian Validitas Dan Realibilitas Variabel X Uji validitas variabel ini menggunakan rumus Pearson Product Moment. Untuk soal nomor 1-30 diperoleh hasil sebagai berikut : Soal Nomor 1 = 0,315 (valid)
Soal Nomor 16 = 0,325 (valid)
Soal Nomor 2 = 0,797 (valid)
Soal Nomor 17 =0,465 (valid)
Soal Nomor 3 = 0,301 (valid)
Soal Nomor 18 =0,43 (valid)
Soal Nomor 4 = 0,3 (valid)
Soal Nomor 19 =0,303 (valid)
Soal Nomor 5 = 0,341 (valid)
Soal Nomor 20 =0,367 (valid)
Soal Nomor 6 =0,307 (valid)
Soal Nomor 21 =0,393 (valid)
Soal Nomor 7 = 0,31 (valid)
Soal Nomor 22 =0,319 (valid)
Soal Nomor 8 =0,435 (valid)
Soal Nomor 23 =0,313 (valid)
Soal Nomor 9 =0,311 (valid)
Soal Nomor 24 =0,371 (valid)
Soal Nomor 10 =0,473 (valid)
Soal Nomor 25 =0,302 (valid)
Soal Nomor 11 =0,429 (valid)
Soal Nomor 26 =0,312 (valid)
Soal Nomor 12 =0,877 (valid)
Soal Nomor 27 =0,336 (valid)
Soal Nomor 13 =0,314 (valid)
Soal Nomor 28 =0,319 (valid)
Soal Nomor 14 =0,322 (valid)
Soal Nomor 29 =0,376 (valid)
Soal Nomor 15 =0,383 (valid)
Soal Nomor 30 =0,378 (valid)
Untuk uji realibilitas variabel ini menggunakan rumus Alpha. Jumlah varians seluruh butir soal
σ
2 i
8.603 dan untuk varians total adalah t2 35.207 , maka
diperoleh : 8.603 30 r11 1 30 1 35.207
r11 0,79
Berdasarkan hasil perhitungan realibilitas instrument di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrument kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran memiliki realiabilitas tinggi dan layak digunakan sebagai instrument pengumpul data. 4.2.2 Deskripsi Variabel X (Kompetensi Guru) Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 43 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden untuk
variabel X Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran memperoleh skor sebagai berikut: median (Me) = 99,42 dan modus (Mo) = 98,68, rata-rata (X) = 99,89 dan simpangan baku (S) = 5,84 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 4). Dari data penelitian diperoleh data terbesar 112, data terkecil 89, sehingga rentang data (R) = 23, banyaknya kelas (K) = 6 dan panjang kelas (P) = 4, untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan variabel X (Kompetensi Guru dalam pengeloalaan pembelajaran) dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut: Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui histrogram sebagai berikut:
Frekuensi Frekuensi
15 10 5 0 88,5
92,5
96,5
100,5
104,5
108,5
Batas Kelas Gambar 3 Histogram distribusi frekuensi variabel x
4.2.3 Deskripsi Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 43 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden untuk variabel Y Hasil Belajar Siswa memperoleh skor sebagai berikut: median (Me) = 75,59 dan modus (Mo) = 74,9, rata-rata (X) = 75,80 dan simpangan baku (S) = 5,77 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 4). Dari data penelitian diperoleh data terbesar 88, data terkecil 65, sehingga rentang data (R) = 23, banyaknya kelas
(K) = 6 dan panjang kelas (P) = 4, untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan variabel Y (Hasil Belajar Siswa) dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut: Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui histrogram sebagai berikut:
Frekuensi Frekuensi
15 10 5 0 64,5
68,5
72,5
76,5
80,5
84,5
Batas Kelas Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Y
4.2.4 Pengujian Persyaratan Analisis Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi-Kuadrat pada taraf nyata α = 0,01 dan = 0,05. Dengan hipotesis bahwa skor variabel X (Kompetensi Guru) dan Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) berdistribusi normal. 1)
Uji Normalitas Data Variabel X (Kompetensi Guru)
Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Kompetensi Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran) menunjukan skor X2hitung = 6,15 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2daftar (0,95)(3) = 7,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ X2 tabel (6,15 ≤ 7,81). Hal ini menunjukan bahwa data hasil
penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6). 2)
Uji Normalitas Data Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (Hasil Belajar Siswa) menunjukan skor X2hitung = 3,34 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2daftar (0,95)(3) = 7,81. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ X2 tabel (3,34
≤ 7,81). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y
berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6).
4.2.5 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, lineritas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. 1). Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi di gunakan rumus Yˆ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (terlampir pada lampiran 7) diperoleh persamaan regresi adalah Ŷ = 24.615 + 0.51x. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu unit pada variabel X, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0.51 unit yaitu hasil belajar siswa, maksudnya bahwa setiap unit variabel X akan mempengaruhi setiap indikator yang ada pada variabel Y sebesar 0.51, dan hal ini berarti setiap terjadi perubahan satu unit pada indikator kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator hasil belajar siswa. 2). Uji Keberartian Persamaan Regresi
Hasil
pengujian
linieritas
dan
keberartian
persamaan
regresi
yang
menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA,. Dan tabel ANAVA pada lampiran 7 diperoleh harga Fhitung sebesar 1.56 dan Harga Ftabel (0.95)(21,20) diperoleh 2.12. Karena harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1.56 ≤ 2.12), maka dapat disimpulkan bahwa data berpola linier. Sedangkan untuk pengujian keberartian regresi sebagaimana terlampir (Lampiran 7) diperoleh harga Fhitung = 16.05 sedangkan Ftabel (0.95)(1.41) = 4.08. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (16.05 ≥ 4.08), maka Ho ditolak dan diterima Ha. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara Kompetensi Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa. Analisis Korelasi (UJi Hubungan Dua Variabel). Dalam garis korelasional dapat diketahui jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linier, maka dapat kita tentukan sejauh mana derajat hubungan antara variabel X (Kompetensi Guru dalam Pengelolaan Pemmbelajaran) dan Y (Hasil Belajar Siswa) melalui koefisien korelasi (r). Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh harga r = 0,53 dan harga r2 = 0.2809 (28.09%). Hal ini berarti terdapat korelasi atau pengaruh positif antara kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI Ak SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo, dimana 28.09% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru. Untuk uji signifikan (corelation) diperoleh nilai thitung = 4.004 Pada taraf ά = 0,05 dan n = 43 uji satu pihak; dk = n - 2 = 43 – 2 = 41 sehingga diperoleh tdaftar = 2,70. Ternyata thitung ≥ tdaftar (4.004 ≥ 2.70), maka H0 ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara Kompetensi Guru dan Hasil Belajar Siswa serta berpengaruh positif.
Selanjutnya dapat diilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan Ha dan Ho berikut ini:
Ho
Ha
Ha -2.70
0
+2.70
4.004
Gambar 5. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ha dan Ho
4.5
Pembahasan Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
profesionalnya seorang guru. profesionalisme seorang guru merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang mampu memadukan kecakapan dan keterampilan dalam mengelola pembelajaran menggambarkan kualitas dari keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai mata pencaharian. Untuk itu guru yang profesional dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi guna menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai guru. Selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik. Guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, dengan adanya pengetahuan yang luas dimiliki oleh guru maka dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.
Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Perubahan pengetahuan yang dimaksud yaitu dari seseorang yang belum tahu kemudian menjadi tahu. Hasil belajar terbagi atas tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa di luar proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya dituntut untuk dapat belajar formal, tetapi dengan belajar di luar dapat membentuk setiap karakter yang berada dalam diri siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan siswa diberikan kesempatan untuk berkreasi sesuai yang dia inginkan. Oleh karena itu untuk mewujudkan ini semua diperlukan dorongan atau kompetensi guru. Untuk mendorong hasil belajar siswa diperlukan kompetensi guru dalam pembelajaran di sekolah. Kompetensi guru berkaitan dengan kemampuan guru dimana guru mempunyai pengetahuan yang luas serta terampil dalam mengajar, guru yang terampil yaitu guru yang dapat menguasai pembelajar dikelas dan membuat suasana kelas menjadi nyaman dimana siswa dapat meneriam atau merespon setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru tersebut, jika ini terjadi maka siswa giat untuk belajar dan guru sukses dalam melaksanakan tugasnya.
Kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di dalamnya mencakup kemampuan guru merencanakan proses belajar mengajar, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan mengevaluasi proses belajar mengajar. Dalam merencanakan proses belajar mengajar diperlukan seorang guru mampu mengorganisir materi, menentukan metode/strategi pembelajarn. Memilih metode pembelajaran yang baik yang selalu menyesuaikan dengan materi pembelajaran maupun kondisi siswa yang ada, serta dapat menentukan sumber belajar/ alat peraga pembelajaran. Alat peraga merupakan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga itu guru harus kreatif memilih alat peraga yang sesuai serta seorang guru harus mampu menciptakan alat peraga yang baru yang bisa menunjang pembelajaran. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dapat menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ada dan metode seta teknik mengajar guru harus beragam. guru tidak hanya monoton terhadap satu teknik dan metode saja melainkan mengusai beberapa metode. Guru yang monoton yaitu guru yang menyampaikan materi yang menggunakan satu metode seperti metode ceramah saja, metode ceramah merupakan metode yang hanya berpokus pada guru seorang dimana guru hanya menjelaskan secara terus menerus tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau sesuatu ide yang ada dalam diri siswa. Seandainya guru dan siswa saling bertukar pikiran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan idenya, maka suasana pembelajaran akan semakin harmonis serta siswa akan mencintai pelajaran tersebut dan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka serta hasil belajar yang bagus dan ditunjang dengan nilai-nilai yang memuaskan.
Secara nyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Dari perhitungan analisis regresi antara kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan hasil belajar siswa diperoleh persamaan regresi yaitu Ŷ = 24.615 + 0.51x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel kompetensi guru dapat diikuti rata-rata 0.51 untuk variabel hasil belajar siswa. Untuk linearitas dan keberartian koefisien korelasi ternyata keduanya menunjukan hasil yang benar-benar linear atau berarti. Selain itu pula dapat diketahui besarnya pengaruh antara kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI SMK I Limboto Kabupaten Gorontalo. Besarnya hubungan ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi r = 0,53 dan koefisien determinasi r2 = 0.2809 atau sebesar (28.09%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 28.09%. sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain.