BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di Jln. Simpang Tiga desa Mopuya Kecamatan Bulawa Kab. Bone Bolango. SMP Negeri 1 Bulawa ini didirikan pada tahun 2003. Nama sekolah dulunya SMP Negeri 5 Bonepantai sebelum menjadi SMP Negeri 1 Bulawa. SMP ini Terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Kelas VII terdiri atas 4 kelas yakni VIIA VIIB VIIC VIID, kelas VIII terdiri atas 3 kelas yakni VIIIA VIIIB VIIIC, dan kelas IX hanya terdiri dari 2 kelas yakni kelas IXA dan IXB. Jumlah seluruh siswa-siswi di SMP Negeri 1 Bulawa ini yaitu sebanyak 206 orang. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 96 orang dan siswi 110 orang. Berdasarkan kelas Jumlah siswa-siswi Kelas VII 86 orang, Kelas VIII berjumlah 71 orang dan kelas IX berjumlah 49 orang. Berdasarkan jenis kelamin untuk kelas VII jumlah siswa sebanyak 42 orang dan siswi 44 orang, untuk kelas VIII jumlah siswa sebanyak 32 orang dan siswi sebanyak 39 orang, untuk kelas IX jumlah siswa sebanyak 22 orang dan siswi sebanyak 27 orang.
37
38
Sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Bulawa berasal dari Kecamatan Bulawa itu sendiri yang terdiri dari beberapa desa diantaranya Desa Bukit Hijau, Kaidundu Barat, Kaidundu, Mopuya, Dunggilata, Pato’a, Mamunga’a dan Mamunga’a Timur. 4.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan umur siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden. Jumlah Karakteristik n % 13-15 thn 68 70,83% Umur 16-18 thn 28 29,17% Total 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling banyak berdasarkan karakteristik umur adalah umur 13-15 tahun sebanyak 68 responden (70,83%), sedangkan umur 16-18 tahun sebanyak 28 responden (29,17%).
39
4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kategori pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Bulawa Tahun 2013 Tentang Bahaya Merokok. JUMLAH PENGETAHUAN n % BAIK 42 43,75% CUKUP 30 31,25% KURANG 24 25% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Tabel 4.2 menunjukkan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa 42 responden (43,75%) memiliki kategori pengetahuan baik, sedangkan 30 responden (31,25%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 24 responden (25%).
40
4.1.4 Pengetahuan Responden Berdasarkan umur Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Jumlah Umur Baik % Cukup % Kurang % n % 13-15 32 33,33 22 22,92 14 14,58 68 70,83 thn 16-18 10 10,42 8 8,33 10 10, 42 28 29,17 thn Total 42 43,75 30 31,25 24 25 96 100 Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.3 menunjukkan pengetahuan responden tentang bahaya merokok berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 32 responden (33,33%) memiliki kategori pengetahuan baik, 22 responden (22,92%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 14 responden (14,58%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, 10 responden (10,42%) memiliki kategori pengetahuan baik, 8 responden (8,33%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 10 responden (10,42%).
41
4.1.5 Perilaku Merokok Responden Perilaku merokok di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu perokok, perokok berat, perokok sedang dan perokok ringan. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa JUMLAH PERILAKU MEROKOK n % PEROKOK RINGAN 65 67,71% PEROKOK SEDANG 30 31,25% PEROKOK BERAT 1 1,04% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai perilaku dengan kategori perokok berat sebanyak 1 responden (1,04%), perokok sedang sebanyak 30 responden (31,25%), dan untuk perokok ringan lebih banyak yakni sebanyak 65 responden (67,71%).
42
4.1.6 Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden. Perilaku Merokok Jumlah Umur Perokok Perokok Perokok % % % n % Berat Sedang Ringan 13-15 1 1,04 18 18,75 49 51,04 68 70,83 thn 16-18 0 0 12 12,5 16 16,67 28 29,17 thn Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100% Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.5 menunjukkan perilaku merokok responden berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang berumur 1315 tahun, 1 responden (1,04%) memiliki kategori perokok Berat, 18 responden (18,75%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 49 responden (51,04%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, tidak ada responden memiliki kategori perokok berat, 12 responden (12,5%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 16 responden (16,67%).
43
4.1.7 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.6 hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Perilaku Merokok Pengetahuan Tentang Perokok Perokok Perokok P Jumlah Bahaya Berat Sedang Ringan Value Merokok n % n % n % n % Baik 1 1.04 8 8,33 33 34,38 42 43,75 Cukup 0 0 7 7,29 23 23,96 30 31,25 0,003 Kurang 0 0 15 15,63 9 9,37 24 25 Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100 Sumber : Data primer Juni 2013 Chi Square Test p = 0,003 (p < 0,05) Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p=0,003 atau p<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.
44
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Bahaya Merokok Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sabri FP (2007) pada 293 orang siswa SMA laki-laki di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%. Hal ini dikarenakan saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
dan
gangguan
kehamilan.
Menurut
Notoatmodjo
(2005),
pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 4.2.2 Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dikategorikan perokok ringan 65 responden (67,71%). Hal ini dikarenakan pengetahuan yang cukup baik tentang bahaya merokok, sehingga mempengaruhi perilaku merokok responden. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Septhin E. Mukuan
45
(2012) pada 223 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Kawangkoan dimana didapatkan responden terbanyak adalah perokok ringan sebesar 78,4%. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi atau pun dari sumber-sumber yang lain. Pada usia ini dapat dikategorikan pada tahap belajar atau pada tahap ini sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasiinformasi yang diberikan. 4.2.3 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Responden Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05). Penelitian ini sama dengan Septhin E. Mukuan (2012) yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar SMK Kristen Kawangkoan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdol Rahmadi; Yuniar Lestari dan Yenita (2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang.
46
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok berada pada kategori baik dan perilaku merokok siswa masih tergolong perokok ringan. Artinya, Meski pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dikategorikan baik tetapi para siswa masih saja merokok. Hal ini dikarenakan para siswa hanya sekedar tahu saja tentang bahaya merokok, tetapi tidak memahami betul bahaya merokok. Menurut Bloom (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni : Tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Notoatmodjo (2005) “pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga”. Saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Peringatan tersebut bukan tidak disadari oleh para siswa. Mereka menyadarinya tapi tidak begitu mempedulikannya. Karena memang dampak bahaya merokok tersebut tidak dapat dirasakan sekarang, jadi seakan-akan peringatan tentang bahaya merokok hanya sebagai
47
cerita fiktif (bohong) yang belum tentu kebenarannya. Seperti yang dikatakan oleh Mu’tadin (2007) “Saat ini perilaku merokok merupakan suatu gejala yang dapat kita lihat setiap hari di segala tempat seperti di jalanan, tempat keramaian, bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain sebagainya. Semua orang mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat”. Selain itu, dilihat dari segi umur siswa SMP paling banyak 13–15 tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri khususnya laki-laki dimana pengaruh teman sebaya bisa mempengaruhi pola pikir mereka yang dalam hal ini tidak peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok.