BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Profil SMP Negeri 12 Bandung 1. Sejarah Sekolah SMP Negeri 12 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di kota Bandung. Sekolah ini mulai didirikan pada tahun 1965/1966 oleh frof Engkoswara yang kemudian menjadi kepala sekolah pertama di SMPN 12. Pada awalnya SMP Negeri 12 Bandung merupakan sebuah panti jompo peninggalan Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1965 KAPPI/KAMI (Kesatuan Aksi Pemuda Pemudi Indonesia/ Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) merebut gedung tersebut dari tangan orangorang cina. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi politik Indonesia pada masa saat itu sangat dipengaruhi oleh isu anti Cina. Masyarakat pribumi menilai bahwa kesengsaraan yang dialami oleh bangsa Indonesia sedikit bayak dipengaruhi oleh orang-orang Cina yang tinggal di Indonesia. Pada masa itu perekonomian Indonesia sebagian besar dipegang oleh para pedagang cina. Masyarakat pribumi hanya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh. Mereka tidak dapat bersaing dengan para pedagang dan pengusaha Cina, khususnya yang berada di Bandung. Oleh karena itu, KAPPI/KAMI merebut sebuah panti jompo yang berada di kawasan jalan setiabudi yang notabene sebagian besar penghuninya adalah orang-orang Cina dan Belanda. Panti jompo yang berhasil direbut oleh KAPPI/KAMI ini diserahkan kepada PEMDA setempat. Pihak PEMDA kemudian mengeluarkan kebijakan untuk memindahkan SMP 12 Bandung yang berada di Gegerkalong Girang ke tempat tersebut. Pada masa itu yang menjabat sebagai kepala sekolah masih Prof. Engkoswara. Pada perkembangannya SMP Negeri 12 Bandung mengalami peningkatan baik dari jumlah siswa,
123
jumlah tenaga pengajar maupun jumlah ruangan-ruangan kelas. Hal ini seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Di bawah pimpinan Dra. Hj. Aas Hasanah, M.Pd, SMP Negeri 12 Bandung memantapkan diri menjadi salah satu sekolah unggulan di Kota Bandung. Visi yang diusung adalah Menciptakan SMP 12 Negeri Kota Bandung menjadi sekolah favorit Bandung dan menjadikan SMP Negeri 12 Kota Bandung sebagai sekolah yang berkualitas serta unggul dalam prestasi. Sedangkan misi yang diemban oleh SMP 12 Bandung adalah sebagai berikut: 1. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dasar 2. Mengantarkan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan menengah umum maupun kejuruan. 3. Mempersiapkan calon-calon pemimpin yang handal, tanggung jawab, tanggap, trengginas, berbudi luhur dan berahlak mulia. Visi dan Misi yang diusung oleh SMP Negeri 12 Bandung ini telah memberi arah dan motivasi bagi warga sekolah untuk senantiasa berkreasi dan berprestasi, sehingga bisa lebih memantapkan diri menjadi salah satu sekolah unggulan di Kota Bandung. Adapun strategi yang digunakan untuk suksesnya visi dan misi tersebut adalah membangun kampus yang layak untuk belajar siswa, meningkatkan kesejahteraan guru, karyawan dan siswa dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara instansi dengan masyarakat atau dengan instansi lain yang tidak mengikat. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, sekolah ini memiliki 27 kelas deengan waktu kegiatan belajar mengajar di mulai dari pukul 07.00 sampai dengtan pukul 12.40 WIB. 2. Sarana dan Prasarana
124
Luas tanah 3.920m2 berlokasi di Jalan Setiabudhi No.195 Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Status tanah: Hak Milik, Pemegang hak Depdikbud, Berbagai Perlengkapan yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana diantaranya adalah: Ruang perpustakaan, BK, PMR, Mesjid, Pos jaga, WC, Ruang Koperasi, Kantin, meja dan kursi berikut perlengkapan lainnya. Keadaan siswa di kelas VII berjumlah 355 orang, sedang di kelas VIII berjumlah 357 lebih sedikit dibandingkan dengan kelas IX yang berjumlah 368 siswa, bila dijumlahkan keseluruhannya menjadi 1080 siswa. Keadaan Guru dan Pelaksana Tata Usaha semuanya berjumlah 74 orang yang meliputi Kepala sekolah, Guru tetap, Kaur tata usaha, Pelaksana TU, Pembantu pelaksana TU tetap dan pelaksana TU tetap, Guru tidak tetap, Penjaga sekolah dan juga Keamanan. Kepala sekolah serta Guru guru yang mengajar di SMP N 12 Bandung berjumlah 61 orang yang meliputi Guru Pendidikan Agama Islam 3 orang, PPKn 4 orang, Bahasa Indonesia 10 orang, Bahasa Inggris 4 orang, Matematika 8 orang, IPA 9 orang, IPS 5 orang, Bahasa Sunda 2 orang, TIK 3 orang, Penjaskes 3 orang, Seni budaya 3 orang, BK 6 orang serta Kepala Sekolah 1 orang. B. Profil SMP N 16 Bandung SMP Negeri 16 Bandung yang terletak di jalan Penghulu KH. Hasan Mustofa No. 53 (Kecamatan) Cibeunying Kaler Kota Bandung ini berstatus sekolah Negeri dengan Nilai Akreditasi Sekolah A ( Amat baik ), dibangun di atas luas lahan/tanah 2844 m2, tercatat jumlah siswa dari kelas VII, VIII, dan IX berjumlah 1077 pada tahun 2005-2006, 1008 siswa pada tahun ajaran 2006-2007, 964 orang pendaftar pada tahun ajaran 2007-2008, dan pada tahun ajaran 2008-2009 berjumlah 1039 siswa.
125
Pada saat ini SMP Negeri 16 Bandung sedang direnovasi yaitu ada penambahan bangunan kelas bagi siswa karena selama ini kurangnya fasilitas untuk proses belajar mengajar dikarenakan terbatasnya sarana dan pra sarana yang ada di sekolah ini. Sehingga tidak hanya pagi saja akan tetapi ada sekolah siang karena terbatasnya ruangan. Guru yang terdaftar mengajar di SMP N 16 berjumlah 54 orang yang terdiri dari guru tetap dan guru tudak tetap. Guru tetap sebanyak 50 orang, Guru Bantu sebanyak 4 orang, dengan strata pendidikan yang cukup beragam dari mulai D1-S1. SMP N 16 Bandung yang terletak di jalan Penghulu KH. Hasan Mustofa No.53 Bandung terletak di pinggir jalan besar dan dilalui oleh akses sarana angkutan yang baik. Guru-guru yang terdaftar di SMP N 16 Bandung ini telah mengikuti berbagai Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru seperti : Penataran KBK/KTSP, Penataran Metode Pembelajaran, Penataran PTK, Karya tulis ilmiah, Sertifikasi Profesi dan Penataran PTBK. Tenaga pendukung di SMP N 16 ini meliputi: Tata usaha, Perpustakaan, Laboratorium IPA, Teknisi laboratorium computer, Laboratorium bahasa, PTD, Kantin, Penjaga sekolah, Tukang kebun, dan Keamanan. Data Ruang belajar lainnya yang mangalami kerusakan yaitu : Perpustakaan, Laboratorium IPA, dan Laboratorium computer. Ditambah dengan ruangan kelas yang sedang dibangun. Data Ruang kantor meliputi jenis ruangan Kepala Sekolah yang berjumlah 1 ruang, Ruang Wakasek 1 buah, Guru 1 buah, dan Tata usaha 1 buah, serta saran penunjang lainnya yang meliputi gudang, dapur, reproduksi, WC Guru dan Siswa, BK, UKS, PMR/Pramuka dan OSIS. ada pula lapangan olahraga dan upacara.
126
Jika dilihat, keadaan fasilitas untuk murid ini secara umum dalam keadaan baik, tetapi juga ada beberapa fasilitas yang memang sudah tidak dalam keadaan baik walaupun masih layak pakai. Namun demikian, hal itu dapat dimaklumi menimbang sekolah ini tengah melaksanakan pembangunan sekolah Walaupun pembangunan yang sedang dilaksanakan belum sepenuhnya rampung, namun untuk proses belajar mengajar fasilitas yang diperlukan cukup memadai. Fasilitas yang memadai ini membuat kenyamanan dalam proses pembelajaran
C. Profil SMP Negeri 1 Bandung 1. Deskripsi SMP Negeri 1 Bandung a. Sejarah Perkembangan Sekolah SMP Negeri 1 Bandung merupakan sekolah menengah pertama favorit bagi masyarakat Kota Bandung khususnya
dan Jawa Barat umumnya. Sekolah ini telah mencatat berbagai
prestasi, baik di tingkat kota, provinsi, bahkan nasional. Sekolah ini pun telah berhasil mencetak alumninya melanjutkan studi ke sekolah menengah atas negeri favorit di Bandung. Seperti SMA 2, 3, dan 5. Sekarang alumninya telah banyak yang berhasil menduduki jabatan penting dalam bidang pemerintahan dan lainnya. SMP Negeri 1 Bandung dari sejak didirikan hingga kini masih menempati bangunan peninggalan Ksatrian Institut. Walaupun ada penambahan gedung baru, tetapi gedung lama peninggalan Ksatrian Institut masih dilestarikan dan tetap berdiri dengan kokoh. Oleh karena itu, SMP Negeri 1 Bandung dijadikan sebagai salah satu gedung cagar budaya jawa barat.
127
SMP Negeri 1 Bandung beralamat di Jln. Ksatrian Arjuna/Kecamatan Cicendo Kota Bandung ini didirikan pada 11 Oktober 1950, dari tahun ke tahun jumlah pendaftar mengalami peningkatan. data ruang kelas berjumlah 26 ruangan. 2. Sekolah Standar Nasional – Menuju Sekolah Bertaraf Internasional Suatu keberhasilan yang cukup berharga didapat oleh SMPN 1 Bandung pada masa kepemimpinan Drs. H. Lukman Hakim pada tahun 2004-2005 yaitu mendapatkan predikat sebagai “Sekolah Standar Nasional” Tidak heran jika sekolah yang pernah melibatkan Soekarno sebagai salah satu pengajar (1962) ini menjadi impian dan rebutan bagi siapa saja calon siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMP. Statusnya sebagai “SEKOLAH STANDAR NASIONAL” telah disandangnya hamper 4 tahun lamanya menjadikan sekolah ini menjadi salah satu sekolah favorit se-Kota Bandung sekolah jenjang SMP baik negeri dan swasta se-bandung raya. 3. Sejarah berdirinya SMP 1 Bandung SMP Negeri 1 Bandung merupakan sekolah yang didirikan Belanda dengan nama Ksatrian Institut. Sekolah tersebut didirikan oleh Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker. Sejarah SMP Negeri 1 Kota Bandung berawal pada tahun 1912, ketika itu di Bandung berdiri Organisasi kebangsaan pertama di Indonesia yakni Indische Partij ( Ki hajar Dewantara, Setiabudhi Danudirja, Cipto Mangunkusumo, dan Dr Suwardi Suryaningrat). Karena organisasi ini dianggap membahaykan bagi kolonialisme Belanda, pada tahun 1913 para tokoh Indishce Partij ditangkap dan dibuang ke negeri Belanda. Namun, pada tahun 1918, karena terjadi perang dunia 1, mereka bebas dan kembali ke Indonesia. Pada tanggal 12 November 1924, Dr. Setiabudhi mendirikan lembaga pendidikan berwawasan kebangsaan Indonesia di Bandung bernama de school vereeniging het ksatrian
128
institute, yang disingkat Ksatrian Institut, Sementara Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa. 4. Visi, Misi, Strategi, Tata Krama serta Tata tertib di SMP N 1 Bandung. “excellent”, SMPN 1 Bandung mantap dalam imtaq dan unggul dalam iptek, menuju masa depan yang excellent. Indikator
:
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berkembang secara inovatif b. Proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien; c. Lulusan yang handal, berdaya saing, dan patriotik; d. Tenaga pendidik dan kependidikan yang professional, inovatif, dan religius; e. Fasilitas yang lengkap, modern, dan fungsional; f. Lingkungan yang sehat dan kondusif; g. Manajemen kelembagaan yang demokratis, transfaran, dan akuntabel;
MISI
:
a. Mengimplementasikan KTSP Secara kreatif dan inovatif; b. Menumbuhkembangkan proses pembelajaran yang konstekstual dan efektif; c. Mengembangkan sumber daya lulusan yang handal dan patriotic; d. Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional, inovatif, dan religius; e. Mengembangkan fasilitas yang modern berbasis IT; f. Mengembangkan budaya lingkungan yang sehat dan kondusif; g. Mengembangkan manajemen yang dilandasi semangat pencitraan publik.
STRATEGI : a. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan pendidikan. b. Mengoptimalkan fungsi dan peran komite sekolah. c. Mengoptimalkan penataan lingkungan d. Meningkatkan kesejahteraan warga, menumbuhkkan kreativitas siswa.
129
D. Deskripsi Hasil Penelitian Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, kemudian data tersebut diolah untuk menjawab masalah penelitian. Data yang diolah adalah data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis. 1. Data Hasil Wawancara dengan Guru Pkn di SMP Negeri 12 Bandung (Rerponden 1 berinisial AI ) 1). Perlunya Mengembangkan Silabus Mengenai Silabus, responden mengemukakan bahwa Silabus merupakan acuan dasar untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), selain itu Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman dalam mengembangkan pembelajaran lebih lanjut, seperti halnya dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Lanjutnya Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar. Silabus pun bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Bahkan silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari dalam rangka pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar.
2). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
130
Mengenai Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), responden menjawab seorang guru harus bisa mengembangkan/menyusun RPP, karena Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijadikan sebagai dasar atau acuan, mengenai rencana apa yang akan dilakukan oleh seorang guru agar standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dapat sampai pada tujuannya dan juga dapat diterima serta dimiliki secara keilmuannya oleh siswa. Dimana pengembangan RPP harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, juga dijadikan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. 3). Perlunya mengembangkan Silabus dan Prosedur penyusunan silabus Sebagai seorang guru tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab atas profesi yang sedang dijalaninya, begitu pula ketika ditanya mengenai apakah anda mengembangkan silabus beliau menjawab ya, terlebih didalamnya terdapat langkah ataupun prosedur dalam penyusunan silabus. Diawali dengan mengisi kolom identitas, mengkaji dan mengananlisis standar kompetensi, mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi standar, mengembangkan pengalaman (standar proses), merumuskan indicator pencapaian kompetensi serta menentukan jenis penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Hal diatas merupakan langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyusunan silabus sehingga proses kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat berjalan lancar. 4). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
131
Ketika ditanyakan mengenai apakah ibu/bapak mengembangkan RPP, responden 1 menjawab bahwa “ya” mengembangkan RPP, Karena Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan dasar yang perlu untuk persiapan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai dan dianggap sebagai bekal untuk kegiatan pembelajaran ketika berada di kelas, tentunya mengacu pada RPP yang dibuat oleh guru tersebut. Mengenai Langkah-langkah dalam penyusunan RPP yaitu:
dengan
mengidentifikasi
melihat materi
SK-KD, standar,
Mengembangkan menentukan
indikator,
metode,
tujuan
merumuskan
pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, akhir, menentukan sumber belajar juga menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, dan teknik penskoran dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 5). Kesulitan dalam Mengembangkan Silabus dan RPP. Ketika ditanyakan mengenai sulit tidaknya dalam hal mengembangkan silabus dan RPP, responden menjawab memang terdapat kesulitan dalam mengembangkannya diantaranya: Terdapat kesulitan di dalam Mengembangkan Silabus dan RPP, yaitu: memilih kata-kata kerja operasional yang cocok untuk dikembangkan di kelas yakni dalam memilih kata-kata tersebut perlu disesuaikan dengan materi apa yang akan dipelajari juga berhubungan dengan metode. Selain itu kesulitannya dalam hal implementasi di kelas terkadang alokasi waktu tidak mencukupi/tidak sesuai dengan target yang diharapkan, terlebih mengkondisikan siswa berkaitan dengan kesesuaian materi yang diajarkan terkadang kendalanya terdapat pada ketidaksesuaian waktu dengan materi yang diajarkan. Karena setiap kesulitan itu pasti ada dalam pendidikan apalagi kalau kita dapat mengkoreksinya sehingga kesulitan itu dapat diatasi dengan bagaimana kita mengatasi kesulitan tersebut agar tidak menghambat proses kegiatan belajar mengajar. 6). Bila terdapat kesulitan, Kemana dikonsultasikan ?
132
Dalam mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat kendala, untuk mengkonsultasikan kendala tersebut responden 1 menjawab: bila terdapat kesulitan dapat dikonsultasikan melalui teman sejawat (Teman di sekolah seperti guru-guru lain yang dekat dengan responden/teman seprofesi), juga dapat dikonsultasikan melalui pertemuan rutin dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tingkat sekolah dan Dinas kota, atau bisa juga dikonsultasikan kepada narasumber melalui kegiatan IHT (in house training) sehingga masalah-masalah tersebut dapat didiskusikan dengan bertukar pikiran dan berbagi ilmu satu sama lain untuk memperoleh alternative pemecahan masalah. 7). Dukungan Pihak Sekolah dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Pihak sekolah tentunya mendukung dengan baik upaya guru dalam mengembangkan silabus dan Rencana pelaksanaan Pembelajaran, hal ini terbukti dengan diadakannya kegiatan IHT (in house training) setiap semester yaitu untuk program pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, upaya sekolah tersebut sangatlah mendukung guru-guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pendidikan dengan baik di sekolah. 2. Data Hasil wawancara dengan guru Pkn di SMP Negeri 12 Bandung (Responden 2 Berinisial JH ) 1). Perlunya Mengembangkan Silabus Ketika diwawancarai mengenai perlunya mengembangkan silabus, responden 2 menjawab bahwa: dalam kaitannya dengan pengembangan standar kompetensi, guru harus mampu mengembangkan silabus, karena silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Tentunya pengembangan silabus harus dikembangkan dengan memperhatikan prinsip ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual, konstektual,
133
fleksibel dan menyeluruh. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan. Guru harus mampu mengembangkan silabus supaya pada saat mengajar di kelas ada acuan untuk persiapan pembelajaran di kelas, guru sebagai pelaksana silabus tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi berbagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya. 2). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru diharapkan dapat menyusun, mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai persiapan awal sebelum pembelajaran berlangsung, di SMP Negeri 12 Bandung guru wajib memiliki persiapan seperti halnya dalam mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran, oleh karena itu setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan menurunkan wibawa guru secara keseluruhan. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Diharapkan kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu dengan strategi yang tepat dan mumpuni. 3). Perlunya mengembangkan Silabus dan Prosedur penyusunan silabus
134
Mengembangkan silabus itu perlu menurut responden 2, diyakini bahwa pengembangan silabus dapat dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Karena silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan
kegiatan
pembelajaran,
dan
pengembangan
sistem
penilaian.
Dengan
memperhatikan hal-hal berikut: a). langkah pertama, mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengkaji standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan materi, keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. b). Langkah kedua, Mengidentifikasi materi pokok
yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, srtuktur keilmuan, kedalaman dan keluasan materi, relevansi dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan lingkungan dan alokasi waktu. c).Langkah ketiga, Mengembangkan Pengalaman belajar, pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. d). Langkah keempat, Merumuskan indicator keberhasilan belajar, indicator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan tanda-tanda perbuatan dan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, dimana indicator dikembangkan sesuai dengan
135
karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik yang dirumuskan dalam kata kerja operasional juga digunakan dalam menyusun alat penilaian. e). Langkah kelima, Menentukan jenis penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan indicator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, dan penilaian diri. f) Langkah keenam, mementukan alokasi waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. g). Langkah ketujuh, Menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya. 4). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ketika ditanya mengenai pentingnya seorang guru mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran responden 2 menjawab ya penting sekali bagi seorang guru mengembangkan RPP untuk pembelajaran di kelas, karena rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana yang akan diterapkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran yang applicable yang tinggi. Pada sisi lain, melalui rencana pelaksanaan pembelajaran ini diharapkan dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
136
Untuk dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu perlu memperhatikan langkah dalam pengembangannya diantaranya dengan mengisi kolom identitas, mementukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, menentukan SK dan KD, serta indikator yang digunakan terdapat pada silabus yang telah disusun, dengan merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK dan KD, dengan mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok setelah itu menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dimana terlebih dahulu menentukan sumber belajar yang digunakan melalui menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal dan teknik penskoran. 5). Kesulitan dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Berdasarkan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung, responden 2 mengemukakan bahwa tidak ada kesulitan yang begitu mendalam, namun disini yang perlu ditingkatkan yaitu eksistensi dan partisipasi guru dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik di institusi pendidikan untuk senantiasa berperan aktif di dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. JH menjelaskan lebih lanjut mengenai hal yang perlu dihindari yaitu kemalasan yang menjadi pemicu utama penghambat dalam pendidikan, hindari rasa malas dan tingkatkan lebih semangat untuk belajar lebih baik dari hari kemarin. Agar kemalasan itu dapat tertutup oleh semangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang tenaga pendidik. 6). Bila terdapat kesulitan, Kemana dikonsultasikan ? Ketika ditanya mengenai kesulitan yang dihadapi responden 2 (JH) menjawab bilamana di lapangan terdapat kesulitan dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
137
pembelajaran, hendaknya dapat dikonsultasikan kepada narasumber, yakni agar dapat menemukan titik terang dari permasalahan yang dihadapi dengan mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan untuk mencari jalan pemecahan, dan menyusun program-program pemecahan untuk masa yang akan datang, baik yang menyangkut peningkatan profesionalisme guru maupun yang menyangkut pembelajaran. 7). Dukungan Pihak Sekolah dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, tentunya pihak sekolah pun berupaya untuk memajukan sekolahnya dalam hal yang berhubungan dengan pendidikan. Dukungan dari pihak sekolah sangatlah penting karena sebagai pemicu dan pendorong untuk berkembangnya suatu sekolah, pihak sekolah mendukung dengan baik upaya guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, terbukti dengan diadakannya IHT (in house training) setiap semester, dimana merupakan suatu wadah dalam bertukar informasi. 3. Data Hasil wawancara dengan guru Pkn di SMP Negeri 16 Bandung (Responden 3 berinisial TS) 1). Perlunya Mengembangkan Silabus Wawancara yang dilakukan pada siang hari bersama responden 3 (TS) mengutarakan mengenai pentingnya silabus yang mana merupakan acuan bagi setiap guru, karena untuk mempermudah guru dalam mencapai tujuan yang dicapai, begitu pula di SMP Negeri 16 Bandung ini guru diharapkan tentunya dapat mengembangkan silabus dan rencana pelaksaaan pembelajaran dengan baik untuk menunjang proses belajar mengajar, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melaksanakannya, oleh karena itu setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing, agar
138
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu memperhatikan prinsipprinsip pengembangan silabus. 2). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ketika
ditanyakan
mengenai
perlunya
mengembangkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran responden 3 (TS) menjawab “iya” penting dan juga merupakan suatu kewajiban bagi guru bila akan melaksanakan pembelajaran di kelas diperlukan suatu rencana pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran di kelas dapat berjalan sebagaimana mestinya dan terstruktur, terpusat pada materi yang diajarkan. 3). Perlunya mengembangkan Silabus dan Prosedur penyusunan silabus Ketika ditanyakan apakah ibu/bapak mengembangkan silabus, responden 3 menjawab “iya” mengembangkan silabus, karena silabus itu menjabarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diaplikasikan di kelas, dalam mengembangkan silabus ada tahapantahapannya yaitu diawali dengan mengisi kolom identitas, menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan, menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang digunakan terdapat dalam silabus silabus yang telah disusun setelah itu merumuskan tujuan pembelajaran lalu mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok untuk selanjutnya menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dengan merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan kegiatan awal, inti dan akhir, selanjutnya menentukan sumber belajar yang digunakan setelah itu menyusun criteria penilaian melalui lembar pengamatan, contoh soal dan teknik penskoran. Agar dalam mengembangkan silabus lebih mudah mempelajarinya lalu mengapikasikannya kepada siswa.
139
4). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Prosedur Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Responden 3 berinisial (TS) menjawab “iya” ketika ditanyakan mengenai perihal apakah beliau mengembangkan rencana pelaksannan pembelajaran, penting sekali bagi seorang guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran karena RPP disusun dan dikembangkan oleh guru, tiap-tiap pertemuan bisa dicapai dengan 1 RPP bahkan dapat lebih dari 1 kali pertemuan penggunaannya, rencana pelaksanaan pembelajaran menurut “TS” adalah bagian terkecil dari tujuan yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan adanya RPP, karena RPP berguna sekali pada saat akan mengajar di kelas, jadi ada acuannya yang perlu dikembangkan guru malalui rencana pelaksanaan pembelajaran kepada peserta didik. 5). Kesulitan dalam Mengembangkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Ditanyakan mengenai apakah kesulitan itu ada, responden 3 “TS” menjawab bahwa kesulitan itu ada, disamping kemalasan yang sering menghantui juga dipengaruhi oleh kesejahteraan guru yang kurang mencukupi sehingga mencari kegiatan tambahan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup, selain itu juga “TS” mengemukakan bahwa ada hal lain yang dianggap sebagai sebuah kesulitan yaitu dalam hal memilih kata-kata kerja operasional bila dilihat secara toeritis, seperti: aspek apa yang akan diukur, terkadang dalam hal seperti contoh: menjelaskan, memberikan contoh, jadi hanya itu-itu saja tidak ada perkembangannya. Perlu diberikan masukan0masukan yang berarti dalam hal pengolahan kata-kata tetapi perlu diperhatikan juga situasi pembelajaran di kelas apakah sudah cocok dengan apa yang akan dikembangkan, ungkap “TS” kepada peneliti, dimana berhubungan dengan pemilihan metode yang tepat untuk pembelajaran.
140
6). Bila terdapat kesulitan, Kemana dikonsultasikan ? Bilamana terdapat kesulitan, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di sekolah siap membantu dan akan berusaha untuk mencari tahu seperti apa solusi yang tepat agar bilamana terjadi kesulitan dapat dipecahkan secara bersama-sama dengan mencari tahu solusinya, selain MGMP dapat juga dikonsultasikan kepada teman sejawat. Responden 3 “TS” kebetulan beliau adalah ketua MGMP di SMP Negeri 16 Bandung yang ada di sekolah tempat peneliti mengadakan penelitian. 7). Dukungan Pihak Sekolah dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Melihat kenyataan yang ada, “TS” selaku guru yang merangkap sebagai ketua MGMP di SMP Negeri 16 Bandung ini mengatakan bahwa dukungan dari pihak sekolah bagus, dan sangat terbuka bahkan tiap-tiap sekolah pun sepertinya mengharapkan guru membuat sendiri Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri, jangan hanya COPY PASTE saja, ungkap “TS” sehingga guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan ide dan gagasan yang ada. 4. Data Hasil wawancara dengan guru Pkn di SMP Negeri 16 Bandung (Responden 4 berinisial JT) 1). Perlunya Mengembangkan Silabus Saat peneliti mengadakan penelitian ke SMP Negeri 16 Bandung, peneliti menemui responden 4 yang berinisial “JT” ditemui di sela-sela kesibukannya peneliti mengajukan pertanyaan pertama yaitu mengenai perihal guru perlu mengembangkan silabus, hal tersebut menurut “JT” diyakini betapa penting bagi seorang guru yang dapat mengembangkan silabus, karena silabus merupakan acuan, arahan dan juga pedoman untuk mengajar, supaya dalam mengajar dapat berjalan secara sistematis. 2). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
141
Dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran guru dapat dengan mudah mengelola kegiatan belajar mengajar, karena rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta dijadikan sebagai pegangan untuk mempermudah proses pembelajaran, dengan mempersiapkan rancangan pembelajaran terlebih dahulu sebelum pembelajaran di kelas berlangsung diyakini dapat membantu guru serta memudahkan guru mengaplikasikannya ketika berada di ruang kelas. 3). Perlunya mengembangkan Silabus dan Prosedur penyusunan silabus Responden (TJ) menjawab “iya” mengembangkan silabus dengan memperhatikan langkah-langkahnya: diawali dengan menentukan standar kompetensi, menentukan KD (kompetensi dasar), menentukan materi pembelajaran, menentukan kegiatan pembelajaran, tujuan pembelajaran, indicator, penilaian, mementukan waktu dan sumber belajar. 4). Perlunya Mengembangkan RPP & Prosedur RPP Ditanyakan mengenai apakah bapak/ibu mengembangkan RPP, responden 4 menjawab “iya” karena rencana pelaksanaan pembelajaran sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar, begitu pula responden 4 (TJ) mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah tempatnya mengabdi serta mengamalkan ilmu, selain itu (TJ) sebagai anggota dari MGMP begitu menanggapi akan hal ini, beliau mengatakan bahwa RPP itu penting sekali dan merupakan kunci terlaksananya sistem pembelajaran di sekolah. 5). Kesulitan dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Menurut responden 4 (TJ) mengemukakan bahwa hal yang dianggapnya sulit yaitu didalam menentukan metoda yang digunakan dalam pembelajaran, berkaitan dengan waktu dan materi yang diajarkan di kelas, hal tersebut yang dianggap sulit oleh (TJ), selain itu berbenturan
142
dengan masalah waktu yang ditetapkan terkadang materi begitu luas tetapi waktunya tidak mencukupi, diperlukan srtategi yang tepat agar dapat mengatasi kesulitan tersebut 6). Bila terdapat kesulitan, Kemana dikonsultasikan ? Menurut (TJ) Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang ada pada saat ini dapat dikonsultasikan, (TJ) memilih dengan mengkonsultasikannya kepada narasumber yang dianggap dapat membantu dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. 7). Dukungan Pihak Sekolah dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang, oleh karena itu untuk pendidikan sangatlah penting terutama yang berkaitan dengan pembelajaran, tentunya pihak sekolah pun mendukung dengan adanya salah satu kegiatan seperti IHT (in house training) yang ada di SMP Negeri 16 Bandung sebagai implementasi dari pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 5. Data Hasil wawancara dengan guru Pkn di SMP Negeri 1 Bandung
(Responden 5
berinisial SE) 1). Perlunya Mengembangkan Silabus Menurut responden 5 “SE” silabus merupakan bagian yang terpenting sebagai pedoman dan tindak lanjut untuk menjabarkan rencana pelaksanaan pembelajaran, karena silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, silabus juga
143
menurut “SE” digunakan sebagai acuan sebelum dilaksanakannya proses kegiatan belajar mengajar. 2). Perlunya Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai acuan dasar, karena menurut “SE” rencana pelaksanaan pembelajaran sifatnya lebih teknis dan penggunaannya digunakan sekali ataupun beberapa kali disesuaikan dengan kebutuhan. Guru membutuhkan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai persiapan awal sebelum memulai mengajar untuk memperoleh hasil yang maksimal. 3). Perlunya mengembangkan Silabus dan Prosedur penyusunan silabus Menurut (SE) jawabnya “iya” sebenarnya silabus sudah ada disediakan oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tingkat kota Bandung, guna menyesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah, guru hanya mengembangkannya dengan pemikiran serta kemampuan yang dimilikinya. Menurutnya perlu ditempuh langkah-langkahnya: langkah pertama yaitu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok, mengembangkan pengalaman belajar, merumuskan indikator keberhasilan belajar, penentuan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu juga menentukan sumber belajar. Langkah tersebut merupakan langkah yang sering dijumpai dalam kerangka urutan yang terdapat dalam silabus. 4). Perlunya Mengembangkan RPP & Prosedur RPP Responden 5 berinisial (SE) menjawab “iya” ketika ditanyakan mengenai pentingnya mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirasakan begitu penting untuk pembelajaran. Selain itu rencana pelaksanaan pembelajaran dijadikan sebagai bekal bagi guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui rancangan yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, jadi apa yang akan diterangkan kepada siswa itu dapat tersusun
144
secara sistematis melalui rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, sehingga guru pun dapat dengan mudah menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas. 5). Kesulitan dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Kesulitan yang dihadapi menurut (SE) yaitu mengenai alokasi waktu dan beban belajar dalam praktiknya tidak sesuai/tidak sama dikarenakan materi yang terdapat dalam PKn terlalu luas, selain itu dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat kesulitan dalam memilih metode yang tepat mengingat perlu menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, juga mengalami kesulitan dalam menjabarkan SK-KD ke indikator. D. Analisis Hasil Penelitian Pemberlakuan UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menuntut cara pandang yang berbeda dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Pasal 1 ayat 19). Pada tahun 2005 telah dikeluarkannya Permendiknas Nomor 22 tentang standar isi dan Nomor 23 tentang standar kompetensi lulusan. Selain itu dikeluarkan pula Permendiknas Nomor 24 yang mengatur tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan Nomor 23 berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut maka mulai diterapkanlah standar isi dan standar kompetensi
145
lulusan pada beberapa sekolah di seluruh Indonesia, khususnya pada sekolah-sekolah yang telah memiliki kesiapan untuk melaksanakannya. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yaitu mengenai proses pembelajaran di dalam mengembangkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hendaknya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
146
pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun dibawah supervise dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departeman yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan
sistematis
agar
pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan, Dalam praktiknya, pengembangan kurikulum telah dilakukan oleh sebagian satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan mengacu pada standar isi, pengembangan kurikulum tersebut perlu ditelaah untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pelaksanaan standar isi tersebut. Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya
147
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam dunia pendidikan tidak lepas karena adanya ketidakpuasan kepada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2004 atau sering kita sebut dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang merupakan
148
kurikulum pertama yang berlaku pada masa otonomi sekarang yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Perubahan kurikulum dari kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi sampai dengan yang ada sekarang yaitu KTSP belum sepenuhnya dilaksanakan oleh persekolahan, karena tingkat pergeserannya relatif singkat. Implementasi KBK tahun 2004 belum sepenuhnya terlaksana, sudah muncul KTSP yang menekankan pada kompetensi siswa dalam memahami mata pelajaran. KTSP ini sangat relevan dengan konsep mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sedang penulis teliti. Dengan demikian sekolah diberikan otonomi dan keleluasaan untuk menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Karena yang paling mengetahui akan kebutuhan dan kemampuan suatu sekolah hanyalah sekolah itu sendiri. Jadi dengan diterapkannya KTSP, maka sekolah akan lebih leluasa dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah tersebut. Untuk menerapkan KTSP dalam upaya mengembangkan silabus dan Rpp di setiap satuan pendidikan, maka dibutuhkan kerja sama dari setiap elemen yang terdapat dalam satuan pendidikan, Supaya sumber daya yang ada bisa teroptimalkan dengan baik dan segala kekurangan yang ada pada satuan pendidikan tersebut bisa diperbaiki dan cepat tertangani. Pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak mengalami perubahan. Seperti dari materi pembelajaran, metodologi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan sumber belajar. Dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdapat
149
dalam KTSP pemerintah hanya menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar ssedangkan indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi dasar ditentukan oleh guru di lapangan. Hal ini membuktikan bahwa KTSP dalam mengembangkan silabus dan RPP telah memberikan kebebasan kepada guru mata pelajaran untuk memntukan indikator sehingga guru dapat menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Seperti kita ketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan standar kompetensi yang
berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang ingin di capai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian standar kompetensi yang telah ditentukan. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan, pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Selain itu, silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi, hasil belajar, evaluasi proses, dan evaluasi rencana pembelajaran. Silabus erat kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, dimana RPP merupakan rancangan pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) dan diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Hal di atas mengukuhkan begitu pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran bagi suksesnya implementasi dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
150
dalam pembelajaran secara lebih terarah. Hal tersebut diperkuat oleh sumantri (1998:108) bahwa: perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan saat ini menuntut perubahan dalam pembelajaran PKn dan persekolahan, karena dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan atau dikenal dengan KTSP ini tidak hanya menyebabkan perubahan konsep, metode, dan strategi guru PKn sebagai penerjemah kurikulum. Sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung oleh mutu guru yang memenuhi syarat maka semuanya sia-sia. Guru PKn di lapangan melihat siswa sebagai manusia yang mesti diperlakukan secara manusiawi, oleh karena itu kurikulum atau materi PKn yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pada dasarnya Guru perlu mengembangkan Silabus dan RPP yaitu sebagai acuan dasar, arahan, dan pedoman sebagai persiapan mengajar juga mengembangkan RPP, Silabus merupakan uraian yang lebih rinci mengenai kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran. Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis penyusunan silabus dilayani oleh Badan Standar Nasional (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak, seperti Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Depdiknas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Pusat Kurikulum, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten, serta satuan Pendidikan Kota dan Kabupaten, serta satuan yang akan mengimplementasikan kurikulum, sesuai dengan kapasitas dan proporsinya masing-masing.
151
Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannnya dengan pembentukkan kompetensi. dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Di SMP tempat dilakukannya observasi yaitu SMP Negeri 12, 16 dan 1 Kota Bandung dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat mengembangkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran itu menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, dan pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual,
152
pengetahuan teoritik, pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti meramalkan, mempertimbangkan, menata, dan memvisualkan. Guru professional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan sistematis; karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban “professional accountability”, sehingga guru dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administrative, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan professional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. Setiap guru harus memiliki Silabus dan RPP yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis agar mempunyai persiapan sebelum memulai proses belajar mengajar, Sebaliknya, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Cyntia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah dididentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisaikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Dengan Silabus dan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan materi standar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara terarah. Melalui perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena
baik guru maupun peserta didik mengetahui
dengan pasti tujuan yang ingi dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, sangat jelas bahwa pengembangan silabus dan
153
rencana pelaksanaan pembelajaran meiliki dampak nyata dalam menghadapi kesulitan yang ada di SMP tempat dilakukannya penelitian.
1. Persepsi Guru PKn dalam Mengembangkan Silabus dan RPP. Persepsi Guru Pkn dalam mengembangkan Silabus dan RPP dinilai cukup baik karena pada dasarnya dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 12, 16, dan 1 sudah berjalan cukup baik. Guru sangat antusias sekali di dalam mengembangkan silabus dan RPP. ketika ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
dikatakan bahwa guru perlu
mengembangkan silabus dan RPP untuk persiapan pembelajaran, jadi tidak hanya mengcopy paste saja, memang sekarang ini silabus sudah disediakan akan tetapi guru pun tidak hanya mencontoh dari yang sudah ada perlunya dijabarkan dan dikembangkan agar guru tidak terpaku pada silabus yang sudah ada sehingga kreativitas guru dapat dituangkan ke dalam silabus dan RPP hasil dari pengembangan. Sekolah sangat mendukung sekali dalam mengembangkan silabus dan RPP, salah satunya dengan adanya program IHT atu dikenal dengan in house training, dengan mengikuti seminar, lokakarya atau pelatihan-pelatihan lain yang berhubungan dengan sosialisasi silabus dan RPP, setelah berjalan pun kepala sekolah tetap memantau dan mengikuti perkembangan dari program tersebut,.salah satunya adalah memantau kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah tersebut, juga ikut aktif dalam in house training melalui pemaparan diskusi. Peranan guru disini sangatlah dibutuhkan untuk menentukan dalam pencapaian hasil belajar atau harapan yang diinginkan. Karena guru merupakan pelaksana kurikulum di lapangan. Selain itu guru dalam melaksanakan atau mengembangkan silabus dan RPP dengan melihat keterkaitan antara kurikulum yang ada dengan tuntutan kebutuhan pada siswa, masyarakat serta
154
kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, salah satunya dalam hal penggunaan media pembelajaran di sekolah tersebut, guru sudah mulai mengggunakan laptop dan menggunakan internet untuk mencari sumber belajar atau melengkapi materi yang akan diajarakan pada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP N 1 sudah cukup baik, salah satunya bisa dilihat dari segi penguasaan materi khususnya PKn, siswa tidak mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan guru tersebut memiliki inovasi yang baik dalam mengkondisikan lingkungan belajarnya agar menunjang terjadinya perubahan perilaku para siswa kearah lebih baik. Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 12, dan 16 yang dilihat bukan hanya tes tulis atau ulangannya saja tetapi produk atau hasil karya siswa, performance atau penampilan atau cara siswa mempresentasikan hasil karya siswa, kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas, bahkan absensi pun masuk dalam aspek penilaian guru. Uraian di atas berdasar kepada pendapat hamalik (2007: 238) yang menyatakan bahwa implementasi kurikulum yang ada itu mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi proses. Di antara guru PKn di SMP Negeri 1, 12, dan 16 pun terdapat visi, misi, hal lain bisa disebabkan latar belakang pendidikan yangt berbeda, dan kemampuan yang berbeda. Kemampuan guru tersebut dinataranya kemampuan dalam menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Hal ini bisa dilihat karena guru tersebut mempunyai kesiapan yang matang sebelum mengajar di dalam kelas. Sehingga dapat dijawab dengan baik oleh guru tersebut.
155
Kemampuan guru di sekolah tersebut dalam mengelola program belajar sudah cukup baik meskipun masih ada kendala-kendala lain, Hal ini dapat dilihat dengan guru tersebut dapat mengkondisikan kelas dan dapat menguasai jalannya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa menjadi dominant. Guru PKn di SMP Negeri 1, 12, dan 16 Mempunyai kemampuan yang baik dalam menggunakan media atau sumber belajar. Guru tersebut bisa menggunakan media atau sumbr belajar yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti laptop dan internet. Kurikulum yang digunakannya pun sudah KTSP, Kelebihan KTSP ini bila dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yaitu dari
berbagai aspek seperti aspek materi, metode
pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan sumber pembelajaran. Dari semua aspek tersebut, yang menjadi kelebihan dalam KTSP dalam mengembangkan silabus dan RPP Yaitu guru dapat menambah wawsannya dan dapat meningkatkan kemampuan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, sehingga wawasan mereka menjadi bertambah luas. Siswa bisa mencari sendiri dan tidak terpaku pada teks book atau pada materi yang diberikan guru. Dalam mengembangkan silabus dan RPP menggunakan kurikulum KTSP, meskipun KTSP dianggap lebih baik dari kurikulum sebelumnya, tetapi dalam segi materi tidak jauh berbeda atau hampir sama antar materi yang terdapat pada KTSP dan KBK. Hanya perbedaannya terletak pada pergeseran bab, sehingga guru harus bisa menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan baik supaya dapat menyerap atau menangkap materi yang diberikan oleh guru.
156
Di dalam mengembangkan Silabus dan RPP, hampir semua kurikulum yang pernah berlaku di Negara kita tentu memiliki karakteristik masing-masing, hal ini juga terdapat dalam KTSP. Dalam mengembangkan silabus dan RPP seorang guru dalam menyampaikan materi tidak hanya menggunakan metode ceramah murni tetapi juga menggunakan metode yang bervariasi sedangkan dalam kurikulum yang sebelumnya hanya menggunakan ceramah murni, sehingga proses belajar menjadi monoton dan menjenuhkan. 2. Prosedur yang dilakukan guru PKn dalam mengembangkan silabus dan RPP Mengembangkan Silabus, pengembangan Silabus dapat dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Karena Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Adapun Langkah-langkah nya sebagai berikut: Langkah pertama, Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran, Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/tingkat kesulitan materi, keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. Langkah kedua, Mengidentifikasi Materi Pokok, Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan, Tingkat perkembangan Fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik,
157
Kebermanfaatan bagi peserta didik, Struktur keilmuan, Kedalaman dan keluasan materi, Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, Alokasi waktu. Langkah ketiga, Mengembangkan Pengalaman belajar, penting sekali, Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Langkah keempat, Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda- tanda, perbuatan dan/atau respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Langkah kelima, Penentuan jenis Penilaian, Penilaian dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, dan penilaian diri, Langkah keenam, Menentukan Alokasi Waktu, dimana alokasi waktu: Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Langkah keenam, Menentukan Sumber belajar, Sumber belajar adalah rujukan, atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
158
Menyusun dan mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena RPP merupakan rencana yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Mengingat penting sekali kegunaan silabus dan RPP untuk proses pembelajaran, Prosedur mengenai silabus dan RPP yang penulis teliti dari berbagai sekolah hampir sama konten nya, namun yang membedakannya hanya susunannya yang kurang teratur. Langkah - langkah pengembangan RPP: mengisi kolom identitas, Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, kemudian menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang digunakan terdapat pada silabus yang telah disusun, Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indiktor yang telah ditentukan, mengidentifikasi materi
standar
berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi standar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir, Menentukan sumber belajar yang digunakan, Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran. Perlu diketahui bahwa prosedur atau langkah-langkah tersebut sangat penting Untuk memperjelas arah kemana nantinya pembelajaran tersebut berlangsung mengingat terdapat pointpoint penting yang perlu dirumuskan dan dikembangkan lebih lanjut, agar guru dapat lebih memahami isi dari prosedur silabus dan RPP.
159
Dengan melihat materi PKn yang lebih padat karena terjadi penggabungan antara mata pelajaran PPKN dengan Tata Negara, tidak membuat siswa merasa kesulitan untuk mempelajarinya. Karena siswa bisa belajar teorinya dan juga belajar mengimplementasikan teori tersebut dalam perilaku sehari-hari sehingga bisa lebih aplikatif lagi. Selain itu, menurut hasil penelitian di lapangan bahwa hal tersebut tergantung dari cara guru dalam mengemas materi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar di kelas. Di sekolah yang penulis teliti dari dalam diri siswanya juga terdapat kemauan untuk belajar lebih baik lagi. Dari segi metode pengajaran yang digunakan dalam mengembangkan silabus dan RPP dengan KTSP kini lebih bervariasi. Kalau dalam kurikulum sebelumnya guru hanya sebatas menggunakan metode ceramah saja, kemudian diberi tugas oleh guru, setelah itu materi yang disampaikan oleh guru diulangankan. Sedangkan dalam KTSP ini siswa dituntut lebih rajin mencari pengetahuan dari luar dengan cara guru memberi tugas dari internet. Meskipun sekarang metode ceramah masih digunakan, tetapi diterapkan hanya dalam pengenalan awal materi yang akan di bahas. Guru hanya memberi inti dari materinya saja. Kemudian siswa yang mencari di internet untuk ditelaah sendiri. Lalu guru meluruskan kembali materi tersebut. Jadi ceramah hanya dipakai di awal dan di akhir kegiatan pembelajaran. Tugas yang diberikan kepada siswa bukan hanya tugas tertulis tetapi juga presentasi di kelas atau diskusi kelas. Media yang digunakan sekarang
menggunakan teknologi yang lebih canggih. Guru
memakai laptop dan LCD untuk menyampaikan materi kepada siswa berupa powerpoint. Dalam kegiatan tatap muka atau ekspository atau memperhatikan pemaparan dari guru. Karena dianggap lebih menarik dengan gambar yang lebih hidup. Berdasarkan hasil observasi di
160
lapangan bahwa dalam evaluasi pembelajaran terdapat perubahan yaitu kompetensi siswa dijadikan aspek penilaian oleh guru. Ada penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa. Dalam penialain proses guru menilai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, seperti dalam diskusi kelas yaitu bagaimana siswa dalam mengeluarkan pendapat. Sedangkan penilaian hasil didapat dari hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dari guru, seperti ulangan harian. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dinilai oleh guru. Sehingga ketiga aspek tersebut bisa saling melengkapi nilai siswa. Dalam penilaian terdapat perubahan yaitu jadi semakin bertambah banyak dengan adanya penilaian terhadap produk atau hasil karya siswa, portofolio, perilaku siswa sehari-hari, kedisiplinan siswa dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.yaitu dengan adanya tugas mandiri dan terstruktur. Perubahan yang terjadi pada aspek penilaian ini merupakan implikasi dari adanya implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanan dan proses program pembelajaran. Siswa dibebaskan untuk mencari bahan atau sumber belajar agar dapat memperoleh wawasan yang luas. 3. Kendala yang dihadapi dalam Mengembangkan Silabus dan RPP. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, yang menjadi kendala dalam mengembangkan silabus dan RPP yaitu: 1. Faktor Guru Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan
161
langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Apalagi dalam perubahan kurikulum yang menekankan kompetensi, guru memegang peranan penting. Di masa lalu dan mungkin sekarang, suasana belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga siswa belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Di lain pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan seringkali terjebak dalam ritinitas sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan beberapa paradigma (Pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir professional. Apalagi lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen menuntut sosok guru yang berkualifikasi, berkompetensi, dan bersertifikasi. Kendala lain yaitu buku sumber yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran kadang berbeda dengan kurikulum yang sedang dipakai. Sehingga guru perlu banyak meluruskan atau menjelaskan kepada siswa mengenai informasi tersebut, Selain itu kurangnya penguasaan guru terhadap penggunaan teknologi canggih, terkadang tidak semua guru bisa mengoperasikan alat teknologi tersebut. Apalagi guru yang usianya sudah senja. Sarana dan Prasarana yang kurang memadai pun menjadi kendala guru dalam mengembangkan silabus dan RPP, seperti buku paket yang kurang menunjang kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kurangnya waktu untuk mengajar, sehingga materi tidak tersampaikan dengan baik kepad siswa. Selain itu tidak terlaksananya praktek lapangan. Padahal dalam pelajaran PKn, teori harus diimbangi dengan pengetahuan terhadap praktek lapangan. Guru terkadang mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran, dikarenakan mengkondisikan suasana di kelas atau lingkungan tempat belajar dalam
162
implementasi di kelas, menyesuaikan antara materi dengan kondisi suasana kelas, Kesulitan pun terjadi dalam memilih kata-kata kerja operasional, yang terdapat dalam SK,KD dan indicator serta tujuan pembelajaran, berkaitan dengan buku pegangan yang digunakan.
2. Faktor Siswa Siswa merupakan suatu komponen input dalam proses pendidikan. Berhasil atau tidak proses pendidikan banyak tergantung pada keadaan, kemampuan, dan tingkat perkembangan siswa itu sendiri. Peresapan bahan pelajaran yang disampaikan guru bergantung pada sambutan siswa. Kemampuan yang dimilki oleh siswa berbeda-beda dalam menangkap suatu pelajaran, Terkadang ada siswa yang tidak mengerti maksud dari instruksi yang diberikan oleh guru ketika proses belajar mengajar di dalam kelas berlangsung. Tetapi siswa enggan bertanya kepada guru. Misalkan saja dalam hal pengumpulan tugas, sering terjadi kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hal lain yang dirasakan siswa yaitu adanya keterbatasan minat atau ketertarikan terhadap mata pelajaran yang diajarkan, sehingga menyebabkan motivasi belajar siswa menjadi berkurang dan siswa jadi tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Karena menurut Oemar hamalik (2007:122) munculnya minat pada diri seseorang dapat pula disebabkan oleh pengaruh lingkungan atau lembaga sosial, seperti keluarga, kelompok bermain, sekolah, dan sebagainya. 4.
Upaya yang dilakukan oleh Guru PKn untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam mengembangkan silabus dan RPP. Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan berbagai faktor yang menjadi kendala dalam mengembangkan silabus dan RPP. Pada bagian ini akan dibahas mengenai upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan silabus & RPP.
163
1. Faktor Guru Berdasarkan hasil penelitian di lapangan upaya yang dilakukan oleh guru PKn di SMP tempat penulis melakukan observasi yaitu guru memilih buku sumber yang tepat yang sesuai dengan kurikulum yang sedang dipakai sekarang. Selain itu, guru memakai sumber belajar yang bervariasi. Salah satunya dengan menguasai alat teknologi yang semakin canggih seperti internet. Supaya wawasan guru menjadi bertambah luas, sehingga apabila ada siswa yang bertanya kepada guru tersebut dapat menjawab dan menjelaskannya kepada siswa karena guru sudah mengetahui perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan adanya kendala dari segi penggunaan media teknologi yang canggih seperti laptop dan internet. Maka guru berusaha untuk belajar menggunakan laptop tersebut supaya tidak ketinggalan dan proses belajar mengajar menjadi lancar. Selain itu, dengan adanya kendala yang dialami oleh guru seperti buku paket yang masih kurang untuk menunjang proses belajar mengajar, maka pihak sekolah melalui koperasi sekolah menyediakan cicilan atau kredit laptop khusus guru, Supaya wawasan guru bertambah untuk mengajar, maka diadakan suatu penyegaran untuk guru bisa lebih bergairah lagi dalam mengajar. IHT tersebut seperti Pelatihan guru di dalam sekolah atau seminar-seminar di luar. Untuk mengembangkan karakter guru yang siap menjadi fasilitator pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, maka diadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, dan komite sekolah untuk membina karakter guru. Mempelajari mengenai metode metode seperti apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran agar guru tidak kebingungan dalam menentukan metode yang akan digunakan. Diupayakan rajin membaca buku-buku agar di dalam mengembangkan kata-kata kerja operasional lebih mudah dan tidak kebingungan.
164
2. Faktor Siswa Berdasarkan hasil penelitian di lapangan upaya-upaya yang akan dilakukan oleh Guru PKn untuk mengatasi kendala-kendala yang ditimbulkan dari siswa dalam mengembangkan silabus dan RPP di SMP Negeri 12, 16, dan I Kota Bandung, diantaranya siswa mempunyai perbedaan kemampuan dalam menagkap atau meresap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, untuk siswa yang masih belum menguasai materi atau yang nilaianya kurang dari KKM maka guru mengadakan remedial. Selain itu guru mangadakan tutor sebagai upaya bagi semua siswa supaya lebih menguasai materi. Program pengayaan dan remedial merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Melalui program ini dapat diidentifikasi modul yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial, dan yang mengikuti program pengayaan. Upaya yang dilakukan oleh Guru PKn di SMP Negeri 12,16, dan 1 Kota Bandung supaya siswa bisa aktif di dalam kelas yaitu guru berusaha memacu keaktifan siswa dan menambah motivasi belajar siswa dengan cara banyak membaca. Karena dengan membaca maka wawasan siswa menjadi bertambah. Selain itu mereka akan mempunyai rasa percaya diri untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan yang didapat. Guru perlu menggunakan strategi belajar mengajar yang lebih inovatif lagi salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar pembelajaran dapat berjalan lancar.
165