BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bandung adalah salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi . Walaupun demikian kota Bandung terkenal dengan kulinernya yang khas. Kota Bandung tersendiri berpotensi untuk menyerap sumber daya manusia yang tidak kurang , serta didukung adanya pariwisata. Hal ini diharapkan menjadi salah satu aspek pembangunan perekonomian di Kota Bandung. Perekonomian di Kota Bandung ini dibangun oleh beberapa sektor usaha, mulai dari sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, jasa, dan lainlain sebagainya termasuk kedalam. Sembilan sektor ekonomi dari semua sektor tersebut yang tentunya memiliki kontribusi yang berbeda- beda terhadap perekonomian di Kota Bandung. Walaupun demikian diharapkan dapat mencapai keseimbangan yang tentunya dipengaruhi kebijakan dari pemerintah serta masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Berkaitan dengan perkembangan industri jasa boga / Katering tersendiri menginginkan bahwa Industri jasa Boga mempunyai peran penting bagi para pelaku bisnis,khususnya Katering. Oleh karena itu para pengusaha jasaboga membentuk suatu organisasi yang bernama Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia. APJI tidak hanya di Kota Bandung saja.APJI terdapat di seluruh nusantara. Dengan adanya organisasi seperti APJI ini , para pengusaha Katering dapat berkomunikasi dengan para pengusaha jasa boga lainnya.
80
81
Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) adalah sebuah organisasi yang merupakan suatu wadah bagi para perusahaan dan pengusaha katering yang bergerak di dalam usaha jasaboga dan usaha- usaha yang terkait dalam menunjang kegiatan jasa boga. Perusahaan jasaboga adalah Badan usaha yang bergerak dalam bidang proses atau pengolahan ,penjualan dan pelayanan jasaboga. Sedangkan yang dimaksud dengan perusahaan yang terkait yang menunjang kegiatan jasaboga adalah Badan Usaha yang menjalankan usahanya berupa penyediaan bahan pangan, akomodasi, gedung pertemuan, dan penyedia peralatan yang dibutuhkan oleh usaha jasaboga,industri ,perkantoran, seminar, Gedung Pertemuan , Rumah Sakit, Diklat,Sekolah , Biro Perjalanan baik darat, laut, maupun udara termasuk lepas pantai ,Hotel , Haji, Restoran, event- event Kenegaraan, wedding, exhibition, dan aneka delivery jasaboga yang terkait dengan jasaboga termasuk sewa peralatan dekorasi,Mobil, Suplier bahan baku, dan lainlain. Asosiasi Perusahaan
Jasaboga Indonesia ( APJI ) berperan sebagai
fasilitator bagi para anggotanya , seperti halnya pada kegiatan yang sering diikuti oleh para anggotanya . APJI Kota Bandung mempunyai anggota sebanyak lebih dari 100 orang , namun yang aktif hanya sebagian anggota. Anggota APJI Kota Bandung mayoritas diikuti oleh Perempuan sedangkan laki- laki sangat minim. Adapun program kerja dari APJI , diantaranya memfasilitasi para anggotanya dengan
mengadakan pelatihan- pelatihan , seminar, Pameran . Tidak hanya
program kerja saja , APJI Kota Bandung sering mengadakan silaturahmi di setiap rumah para anggotanya setiap tiga bulan sekali .
82
4.1.2 Struktur Organisasi Berikut adalah susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Kota Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesa Kota Bandung Masa Bakti 2006-2011 KETUA
: HJ. IMAS MOMON, SE
SEKRETARIS
: INDA HERLINDA
WAKIL SEKRETARIS : NANA RUSMAN BENDAHARA
: HJ. TITA NAZAMUDIN
WAKIL BENDAHARA : IR. MITA AMIR Bidang- bidang ; Bidang organisasi & Pembinaan Anggota
: Eddy Budhiaman
Wakil bidang Organisasi & Pembinaan Anggota : Dadang Iwan,SE Bidang pelayanan Industri
: Rochayati Imam
Wakil Bidang Pelayanan Industri
: Hendra Doni
Bidang Pelayanan Insidental
: Wati Herman
Wakil bidang pelayanan insidental
:
Bidang peningkatan kualitas usaha
: Iis Noor Habibah R
Wakil Bidang Peningkatan Kualitas Usaha : Susi Supriatim, S. Si Bidang Peningkatan Kualitas SDM
: H. Ade Sumpena
Wakil Bidang Peningkatan Kualitas SDM : Neni D Ratnaeni, S.Sos Bidang ekonomi dan kemitraan
: Hj Yulia Mahbubah Yadi
Wakil Bidang ekonomi dan Kemitraan
: Hj. Ella Syarief
83
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah para pengusaha Katering di Kota
Bandung .Yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia ( APJI) Kota Bandung , sebanyak 75 orang . Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa para pengusaha yang menjadi responden memiliki karakteristik yang sangat beraneka ragam. Karakteristik responden dalam penelitian ini , meliputi jenis kelamin,usia,tingkat pendidikan,dan jumlah tenaga kerja 4.2.1 Gambaran Responden Menurut Jenis Kelamin Dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin laki- laki perempuan jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009 1 2
F 5 70 75
% 6.67 93.33 100
Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden Pengusaha Jasa Boga / Katering berdasarkan jenis kelamin adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 70 orang atau 93,33% dan laki- laki berjumlah 5 orang atau 6.67%.
84
Data pada tabel 4.1 dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini : Jenis Kelamin
100
70
50
laki- laki
5
0
perempuan
F laki laki laki-
perempuan
Sumber: Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Hasil pengumpulan data melalui kuisioner berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia No 1 2 3 4
Usia F < 30 0 31-40 10 41-50 26 >50 39 jumlah 75 Sumber : Hasil Penelitian,2009
% 0 13.33 34.67 52.00 100
Dari hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh yang menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha Katering adalah usia lebih dari 50 tahun, yaitu sebesar 52,00% dan minoritas pengusaha Katering berusia 31-40 sebesar 13,33 13,33%.
85
Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia yang merupakan pengusaha Industri Katering dapat dilihat pada tabel tab diatas, dan juga dapat digambarkan dengan gambar 4.1 di bawah ini:
Usia
39
40 26 20
< 30
10
31-40
0 0
41-50 < 30
F 31-40
41-50
>50
>50
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik responden menurut jenjang pendidikan, persentase tertinggi sebesar 40 % atau 30 orang adalah Lulusan SMU/ sederajat,kemudian lulusan Sarjana sebesar 26,67 % atau 20 orang, dan lainnya seperti SMP, sebesar 30,67% atau 23 orang , sedangkan yang paling rendah responden yang berpendidikan diploma yaitu 2,67% % atau 2 orang, Hal ini dapat dilihat tabel 4.3 di bawah ini in
86
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan No 1 2 3 4
Pendidikan SMU Diploma Sarjana Lain- lain jumlah
F 30 2 20 23 75
% 40.00 2.67 26.67 30.67 100
Sumber : Hasil Penelitian 2009 Gambaran mengenai tingkat pendidikan responden yang merupakan pengusaha Jasaboga/ Katering di Kota Bandung dilihat dari tingkat pendidikannya dapat digambarkan pada table diatas, dan dapat digambarkan pada gambar 4.3 dibawah ini:
Pendidikan 30 30 20 10 0
20
23 SMU
2
Diploma F
Sarjana Lain- lain
Sumber : Hasil Penelitian2009
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Menurut Jenjang Pendidikan 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu aset perusahaan yang menentukan kelancaran usaha, maka tenga kerja merupakan aset yang harus dijaga oleh perusahaan. Jumlah tenaga kerja menurut hasil penel penelitian terhadap 755 responden
87
yang merupakan pengusaha jasaboga/ Katering di Kota Bandung, Hasil penelitian jumlah tenaga kerja dengan presentase tertinggi terbanyak adalah lebih dari 30 orang yaitu 60% atau sebanyak 45 responden , kemudian yang memiliki 11-20 orang tenaga kerja yaitu sebanyak 18,67% atau 14 responden ,selanjutnya yang memiliki tenaga kerja 21-30 orang tenaga kerja yaitu 12 % atau 9 responden,dan presentase paling rendah yang memiliki tenaga kerja 1-10 orang yaitu 9,33% atau 7 responden. Data tersebut dapat dilihat pada table 4.4 dibawah : Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja No 1 2 3 4
Tenaga kerja F 1-10 orang 7 11-20 orang 14 21-30 orang 9 > 30 orang 45 jumlah 75 Sumber : Hasil Penelitian 2009
% 9.33 18.67 12.00 60.00 100
Gambaran jumlah tenaga kerja pengusaha jasaboga / Katering di Kota Bandung dapat dilihat dari hasil penelitian pada gambar 4.5 dibawah ini:
88
Jumlah Tenaga Kerja
45
50 7
14
1-10 orang 9
11-20 orang
0 F 1-10 10 11-20 21-30 > 30 orang orang orang orang
21-30 orang > 30 orang
Sumber: Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
4.3
Deskripsi Variabel Penelitian Di bawah ini akan dipaparkan mengenai variabel- variabel apa saja yang
mempengaruhi Laba Usaha. Yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu tentang pengalaman usaha, kemampuan manajerial , dan laba perusahaan. 4.3.1 Pengalaman Usaha Berdasarkan dari data yang diperoleh para pengusaha mempun mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam menjalankan usaha dapat dilihat hat pada tabel 4.5 di bawah ini:
89
Tabel 4.5 Karakteristik Pengalaman Usaha Industri Katering/ Jasaboga Kota Bandung berdasarkan Lama Usaha No 1 2 3 4 5
Pengalaman <5 5-10 thn 11-15 thn 16-20 thn >20 thn jumlah
F 0 6 10 19 40 75
% 0 8.00 13.33 25.33 53.33 100
Sumber: Instrumen Penelitian Dari tabel diatas terlihat bahwa yang menjadi responden penelitian ini mempunyai masa kerja atau lama usaha 5 tahun sampai 20 tahun . Pada penelitian ini prosentase tertinggi pada responden sebesar 53,33% atau 40 pengusaha yang mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun, sedangkan prosentase terendah sebesar 8,00% atau 6 pengusaha yang mempunyai pengalaman antara 5-10 tahun. Gambaran responden berdasarkan pengalaman usaha responden yang merupakan pengusaha jasaboga/ katering di Kota Bandung dilihat dari pengalaman usaha dapat digambarkan pada gambar berikut:
90
Pengalaman
40
40 30
<5 19
20 10
0
6
5-10 thn
10
11-15 15 thn
0 <5
F 5-10 11-15 thn thn 16-20 thn
16-20 20 thn >20 thn
>20 thn
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.5 Karaktersitik Responden Menurut Lama Usaha Disamping itu dari jumlah tahun atau lamanya usaha, pengalaman juga dapat dilihat dari jenis aktivitas atau kegiatan yang pernah diikuti oleh para pengusaha Industri Katering Kota Bandung seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.6 Gambaran aran Pengalaman Usaha Industri Jasaboga berdasarkan Jenis pengalaman no 1 2 3 4
Jenis Pengalaman mengikuti Diklat mengikuti Seminar mengikuti workshop dan lain lain- lain Jumlah
Pernah 20 4 15 13 52
% 38.5 7.69 28.8 25 100
Tidak 5 7 9 2 23
% 21.74 30.43 39.13 8.696 100
Sumber : hasil Penelitian 2009 Dari tabel diatas terlihat bahwa para pengusaha Jasaboga yang mengikuti Diklat sebesar 38,5 % atau 20 orang ,yang tidak pernah mengikuti Diklat
91
sebanyak 5 orang atau 21,74%. Selain Diklat ( Pendidikan dan Pelatihan ) para pengusaha Jasaboga juga mengikuti Seminar yang berhubungan dengan jasaboga sebanyak 4 orang atau 7,69%, sedangkan yang tidak pernah mengikuti seminar sebanyak 7 orang atau 30,43% 30,43% , dan yang sering mengikuti workshop sebanyak 15 orang atau 28,8% , dan yang tidak pernah mengikuti workshop sebanyak 9 orang atau 39,13 % .dari serangkaian kegiatan tersebut masih banyak kegiatan – kegiatan yang diikuti oleh para pengusaha Jasaboga seba sebanyak nyak 13 orang atau 25 % dan 2 orang atau 8,69 tidak pernah mengikuti kegiatan apapun. Gambaran responden berdasarkan
pengalaman usaha responden yang
merupakan pengusaha jasaboga/ katering di Kota Bandung dilihat dari jenis pengalaman usaha dapat pat digambarkan digambar pada gambar berikut:
Jenis Pengalaman 20 20 15
15 10 5
7
5
9
13
4
2
Pernah Tidak
0 mengikuti mengikuti Diklat Seminar
mengikuti workshop
dan lainlain
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.6 Gambaran Pengalaman Usaha Industri Jasaboga Berdasarkan Jenis Pengalaman
92
Para pengusaha jasaboga tidak hanya mengikuti kegiatan- kegiatan yang memberikan materi- materi mengenai marketing, jasaboga , tata hidang, kesehatan ,dan lain- lain . Selain katering , para pengusaha Jasaboga juga mempunyai usaha lain seperti usaha kue kering , anggrek , usaha menyewakan peralatan pesta,dan lain- lain. 4.3.2
Kemampuan Manajerial Berdasarkan data yang diperoleh secara keseluruhan kemampuan
manajerial dapat dikelompokkan ke dalam 3 kriteria , yaitu rendah , sedang , dan tinggi , berdasarkan rentang yang dapat diketahui skor dari variabel kemampuan manajerial terendah adalah sebesar 50 dan skor tertinggi adalah 75 . Berikut ini adalah gambaran hasil dari variabel kemampuan manajerial pengusaha Katering di Kota Bandung . Tabel 4.7 Gambaran Kemampuan Manajerial Secara Umum Kategori Rendah ( 50-65) Sedang ( 66- 70) Tinggi ( 71-80 ) Jumlah Sumber : hasil Penelitian 2009
F 19 21 35 75
% 25.33 28.00 46.667 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.6 memperlihatkan sebagian besar responden memiliki Kemampuan Manajerial tinggi. Dari tabel diatas ada 19 responden atau sekitar 25,33 % yang memiliki kemampuan manajerial rendah , 21 responden atau sekitar 28 % yang memiliki kemampuan manajerial sedang , dan 35 responden atau sekitar 46,67 % yang memiliki kemampuan manajerial tinggi.
93
Gambaran Kemampuan Manajerial Pengusaha Katering Di Kota Bandung dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambaran Kemampuan Manajerial 40
35
30
19
21
20
Rendah ( 50--65)
10
Sedang ( 66- 70)
0
Tinggi ( 71-80 80 )
F Rendah ( Sedang ( 50 50-65) 66- 70)
Tinggi ( 71-80 )
Sumber : Hasil Penelitian 2009 Gambar 4.7 Gambaran Kemampuan Manajerial Pengusaha Katering Kemampuan manajeial yang dimiliki oleh Pengusaha Katering di Kota Bandung disajikan dalam tabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan skala sikap dengan menggunakan 5 butir pertanyaan ddengan engan petunjuk sebagai berikut : Tabel 4.8 Petunjuk Jawaban Pernyataan Skala Kemampuan Manajerial No 1 2 3 4 5
Alternative jawaban Selalu ( S) Kadang-kadang (KK) Jarang ( J ) Pernah ( P ) Tidak Pernah ( TP )
Skor 5 4 3 2 1
Dibawah ini akan disajikan tabel gambaran kemampuan manajerial yang disajikan berdasarkan tahapan kemampuan manajerial yaitu diantaranya Kemampuan Membuat konsep ( Conceptual Skill), Kemampuan Manusiawi (
94
Human Skill ) , Kemampuan Teknis ( Technical Skill ) . Setiap Tahapan tersebut disajikan melalui beberapa item pertanyaan. 4.3.2.1 Kemampuan membuat Konsep ( Conceptual Skill ) Tanggapan para pengusaha katering terhadap kemampuan membuat konsep ( Conceptual Skill ) dapat dilihat dalam tabel 4.8 Tabel 4.9 Kemampuan Manajerial Perusahaan Katering Dalam Hal Conceptual Skill ( n=75) No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan merumuskan tujuan tidak menerima pandangan menetapkan sasaran merumuskan strategi tidak pernah merumuskan proses strategi merumuskan kebijakan menentukan anggaran Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009
5
4
3
Σ 56 42 36 39
% 74.67 56 48 52
Σ 15 27 26 26
% 20.00 36.00 34.67 34.67
Σ 3 3 10 7
% 4 4 13.3 9.33
46 38 45
61.33 50.67 60
24 23 22
32.00 30.67 29.33
5 14 7
6.67 18.7 9.33
2 Σ 1 3 3 3
% 1.33 4 4.00 4
1
0.00 1.33
1 Σ
%
341 324 336 2331
Berdasarkan tabel kemampuan manajerial dalam hal Conceptual Skill diatas , dapat dilihat bahwa sebagian responden memiliki kemampuan
yang
cukup tinggi . dalam hal conceptual skill mendapat skor 351 sebanyak 74,67 % atau 57 responden yang menyatakan selalu, para pengusaha katering yang mendapat skor 333 sebanyak 56% atau 42 responden menyatakan selalu , yang mendapat skor 320 sebanyak 48 % atau 36 responden menyatakan selalu , yang para pengusaha katering yang mendapat skor 326 sebanyak 52% atau 39 responden menyatakan selalu . Para pengusaha katering juga tidak pernah merumuskan proses strategi mendapat skor 341 sebanyak 61,33 %
Total skor 351 333 320 326
atau 46
responden. Para pengusaha katering juga selalu merumuskan kebijakan dalam
95
usaha yang ada mendapat skor 324 sebanyak 50,67 % atau 38 responden . Dan para pengusaha Katering selalu menentukan anggarannya mendapat skor 336 sebanyak 60% atau 45 responden .
Jadi para pengusaha katering memiliki
kemampuan manajerial yang cukup baik, hal ini karena para pengusaha masih banyak yang belum memahami dalam membuat konsep perusahaan, selain itu banyak pengusaha yang menjalankan usahnya dengan memegang prinsip asal jalan saja. 4.3.2.2 Kemampuan Kemanusiaan ( Human Skill ) Tanggapan para pengusaha terhadap Kemampuan Manajerial ( Human
Skill ) dalam usahanya dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.10 Kemampuan manajerial Perusahaan Katering dalam Hal
Human Skill ( N=75 ) No
Pertanyaan
5 Σ
memimpin,memerintah, dan menggerakkan 48 memotivasi kerja 56 berkomunikasi secara 3 efektif 45 4 kurang berkomunikasi 30 5 mengarahkan pekerja 44 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009 1 2
4
3
2
1
%
Σ
%
Σ
%
Σ
%
Σ
%
Total skor
64 74.67
19 13
25.333 17.333
4 4
5.33 5.33
4
5.33 2.67
2
2.667
336 346
60 40 58.67
24 17 7
32 22.667 9.3333
6 20 7
8 26.7 9.33
5
6.667
3 3
4 4
339 289 331 1641
Berdasarkan tabel 4.8 diatas pengusaha katering yang mendapat skor 336 sebesar 64 % atau 48 responden yang selalu memimpin, memerintah dan menggerakkan orang lain dalam perusahaannya , Para Pengusaha katering juga harus memotivasi para karyawannya agar lebih baik lagi dalam bekerja mendapat skor 346 sebanyak 74,67 % atau 56 responden . Para pengusaha Katering juga
96
harus berkomunikasi secara efektif dengan karyawannya mendapat skor 339 sebanyak 60 % atau 45 responden, Dan para pengusaha jarang berkomunikasi dengan karyawannya mendapat skor 289 sebanyak 40 % atau 30 responden . Dan selalu mengarahkan para pekerja dengan skor 331 sebanyak 58,67% atau 44 responden. Jadi dalam hal manusiawi para pengusaha sudah relatif baik, karena mereka dapat memimpin perusahaannya dengan baik, dengan member motivasi dan komunikasi antara pengusaha dan karyawannya sehingga terjalin hubungan yang harmonis , dan mengarahkan pekerja untuk bekerja lebih baik lagi . Terkadang pengusaha kurang berkomunikasi dengan pekerjanya. 4.3.2.3 Kemampuan Teknis ( Technical Skill ) Tanggapan pengusaha mengenai Technical Skill dapat diliuhat pada tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.11 Kemampuan Manajerial Dalam Hal Technical Skill ( Kemampuan Tehnik ) ( n= 75) No
Pertanyaan
1 2 3
menguasai prosedur dan tehnik menguasai peralatan menggunakan tehnik pemasaran belum memahami metode pengolahan Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009
4
5
4
3
1
2
Σ 57 48 50
% 76 64 66.67
Σ 12 21 14
% 16 28 18.667
Σ 5 5 9
% 6.67 6.67 12
Σ 1 1 2
% 1.33 1.33 2.67
38
50.67
22
29.333
12
16
3
4
Σ
%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengusaha yang memiliki kemampuan teknis mendapat skor 350 sebesar 76 % atau 57 orang menguasai prosedur dan tehnik dalam proses produksi . Para pengusaha Katering sebagian besar menguasai peralatan yang digunakan mendapat skor 341 sebesar 64% atau
Total skor 350 341 337 320 1348
97
48 orang. Hal ini pula para pengusaha dapat menggunakan tehnik dalam pemasaran dengan skor 337 sebesar 66,67% atau 50 responden . Dan Sebagian besar para pengusaha Katering belum memahami metode dalam pengolahan makanan dengan skor 320 sebesar 50,67% atau 38 orang . Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya kemampuan teknis
yang dimiliki
pengusaha katering sudah sangat baik atau tinggi . 4.3.3 Perilaku Kewirausahaan Berdasarkan
data
yang
diperoleh
secara
keseluruhan
perilaku
kewirausahaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan rentang yang diperoleh dari skor tertinggi dan skor terendah . Dari data yang dikumpulkan dapat diketahui skor perilaku kewirausahaan terendah adalah sebesar 56 dan skor tertinggi adalah 76. Berikut adalah gambaran hasil perilaku kewirausahaan pengusaha katering Kota Bandung Tabel 4.12 Gambaran Perilaku Kewirausahan secara Umum Kategori F Rendah ( 56- 64) 15 Sedang ( 65- 70) 20 Tinggi ( 71-76) 40 75 Total Sumber : Hasil Penelitian 2009
% 20.00 26.67 53.33 100.00
Gambaran Perilaku Kewirausahaan Pengusaha Katering Kota Bandung dapat dilihat pada gambar berikut :
98
Gambaran Perilaku Kewirausahaan 40
40 20
15
20 Rendah ( 56- 64) Sedang ( 65- 70)
0
F Rendah Sedang ( 56- 64) ( 65- 70) Tinggi ( 71-76)
Tinggi
( 71-76)
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.12 Gambaran Perilaku Kewirausahaan Pengusaha Katering Kota Bandung
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.8 memperlihatkan sebagian besar responden memiliki perilaku kewirausahaan tinggi. Dari tabel diatas dapat dilihat ada 15 responden atau sebesar 20 % yang memiliki perilaku laku kewirausahaan rendah , 20 responden ponden atau sebesar 26,67 % yang memiliki Perilaku Kewirausahaan sedang, dan 40 responden atau sebesar 53,33 % yang memiliki Perilaku Kewirausahaan tinggi. Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha Kater Katering ng di Kota Bandung ini disajikan dalam tabel yang disusun dalam bentuk pernyataan skala sikap dengan menggunakan 5 butir pernyataan de dengan ngan petunjuk sebagai berikut ;
99
Tabel 4.13 Skala Perilaku Kewirausahaan Petunjuk Jawaban Pernyataan Skala Perilaku Kewirausahaan No 1 2 3 4 5
Alternative jawaban Selalu ( S) Kadang-kadang (KK) Jarang ( J ) Pernah ( P ) Tidak Pernah ( TP )
Skor 5 4 3 2 1
Di bawah ini akan disajikan tabel gambaran perilaku kewirausahaan berdasarkan setiap aspek perilaku kewirausahaan yaitu diantaranya aspek kreativitas , aspek keinovasian , aspek Keberanian mengambil resiko.setiap aspek disajikan melalui beberapa item pertanyaan . 4.3.3.1 Kreativitas Tanggapan responden mengenai Perilaku Kewirausahaan para pengusaha Jasaboga/ Katering dalam hal kreativitas dapat dilihat dalam tabel 4.13 Tabel 4.14 Perilaku Kewirausahaan Berdasarkan Aspek Kreatifitas ( N=75) No 1 2 3 4 5 6
Pertanyaan menerima pendapat/ saran/ kritik mencari ide- ide baru membua menu yang berkualitas menu yang dibuat kurang bervariasi mencoba sesuatu yang baru belum puas dengan kondisi yang ada Jumlah
5 Σ 45 48 48 6 31 34
Sumber : Hasil Penelitian 2009
4 % 60 64 64 8 41.3 45.3
Σ 13 13 18 15 25 24
% 17.33 17.33 24.00 20.00 33.33 32.00
3 Σ 9 8 6 24 15 10
% 12 10.7 8 32 20 13.3
2 Σ 8 5 4 6 4 7
% 10.67 6.667 5.33 8 5.333 9.33
1 Σ
%
1 3 24
1.33 4.00 32
Total skor 337 327 336 198 308 310 1816
100
Berdasarkan tabel perilaku kewirausahaan dengan aspek kreativitas diatas , dapat dilihat bahwa sebagian responden memiliki kreativitas yang cukup tinggi . dalam aspek kreativitas mendapat skor 327 sebanyak 60 % atau 45 responden yang menyatakan selalu, para pengusaha katering yang mendapat skor 327 sebanyak 64 % atau 48 responden menyatakan selalu , yang mendapat skor 336 sebanyak 64% atau 48 responden menyatakan selalu , sedangkan yang para pengusaha katering yang mendapat skor 198 sebanyak 20% atau 15 responden menyatakan kadang-kadang . Para pengusaha katering juga selalu mencoba sesuatu yang baru mendapat skor 308 sebanyak 41,3 % atau 31 responden. Dan Para pengusaha katering juga merasa belum puas dengan kondisi yang ada mendapat skor 310 sebanyak 45,3% atau 34 responden . Jadi Para Pengusaha dalam perilaku kewirausahaan dalam hal kreativitas relative baik , namun para pengusaha katering juga dapat meningkatkan kreativitasnya dengan cara menerima pendapat/ saran dari orang lain , mencari ide- ide baru dalam membuat menu yang berkualitas, bahkan ada pula menu yang dibuat oleh pengusaha katering kurang bervariasi, Pengusaha katering juga selalu mencoba sesuatu yang baru , bahkan mereka merasa belum puas dengan melihat kondisi yang ada pada saat ini, dan selalu melihat adanya peluang baru bagi para pengusaha katering.
101
4.3.3.2 Keinovasian Tanggapan responden mengenai Perilaku Kewirausahaan para pengusaha dalam hal keinovasian dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini: Tabel 4.15 Perilaku Kewirausahan Perusahaan Katering Dalam Hal Keinovasian (n=75) No
Pertanyaan
1
menemukan hal- hal baru menggunakan cara baru mengefektifkan biaya menu yang ditawarkan kurang menarik melakukan promosi produk yang dihasilkan belum memuaskan Jumlah
2 3 4 5
5
4
3
2
1
Σ 40
% 53.3
Σ 30
% 40
Σ 3
% 4
Σ 1
% 1.333
Σ 1
% 2.27
20 18 25
26.7 24 33.3
13 16 24
17.33 21.33 32
20 22 16
26.7 29.3 21.3
1 5 7
1.333 6.667 9.333
14
31.8
14
18.7
18
24
19
25.3
11
14.67
13
13.8
Sumber: Instrumen Penelitian
Berdasarkan tabel perilaku kewirausahaan dengan aspek keinovasian diatas , dapat dilihat bahwa sebagian responden memiliki keinovasian yang cukup tinggi .Dalam aspek keinovasian mendapat skor 332 sebanyak 53,3 % atau 40 responden yang menyatakan selalu, para pengusaha katering yang mendapat skor 326 sebanyak 26,7 % atau 20 responden menyatakan selalu dan jarang , yang mendapat skor 244 sebanyak 29,3% atau 22 responden menyatakan jarang , sedangkan yang para pengusaha katering yang mendapat skor 295 sebanyak 33,3% atau 25 reponden menyatakan kadang- kadang melakukan promosi . Dan produk yang dihasilkan oleh pengusaha katering belum memuaskan mendapat skor 234 sebanyak 24 % atau 18 responden yang menyatakan jarang.
Total skor 332 326 244 295 234 3013
102
4.3.3.3 Keberanian Mengambil Resiko Tanggapan responden mengenai Perilaku Kewirausahaan para pengusaha dalam hal meminimalkan resiko dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Perilaku Kewirausahaan Perusahaan Katering Dalam Hal Keberanian Mengambil Resiko ( n=75 ) No 1 2 3 4 5
5
Pertanyaan siap menghadapi kegagalan menemukan peluang menerima resiko memperhitungkan adanya kerugian berusaha untuk meminimalkan resiko Jumlah
4
3
1
2
Σ 41 33 41
% 54.7 44 54.7
Σ 19 23 22
% 25.33 30.67 29.33
Σ 10 11 10
% 13.3 14.7 13.3
Σ 4 7 1
% 5.333 9.333 1.333
Σ 1 1 1
% 1.33 1.33 1.33
Total skor 320 305 326
36
48
16
21.33
18
24
4
5.333
1
1.33
307
37
49.3
17
22.67
10
13.3
10
13.33
1
1.33
304 1562
Sumber : Instrumen Penelitian
Berdasarkan tabel perilaku kewirausahaan dengan aspek keberanian mengambil resiko
diatas , dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
mempunyai keberanian dalam mengambil resiko yang cukup tinggi. Dalam aspek keberanian mengambil resiko yang mendapat skor 320 sebesar 54,7 % atau 41 responden. Para pengusaha katering selalu menemukan peluang baru mendapat skor 305 sebanyak 44 % atau 33 responden . Para pengusaha Katering yang mendapat skor 326 sebanyak 54,7% atau 36 respeonden yang menyatakan selalu menerima resiko yang besar maupun kecil. Para pengusaha Katering juga selalu memperhitungkan adanya kerugian dengan mendapat skor 307 sebesar 48 % atau 36 responden . Para Pengusaha katering juga selalu berusaha untuk meminimalkan resiko mendapat skor 304 sebanyak 49,3% atau 37 responden . Oleh karena itu dengan keberanian mengambil resiko dapat membantu pengusaha dalam mencari suatu keputusan.
103
4.3.4 Laba Dari hasil penelitian merupakan laba yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi selama satu bulan terakhir, meskipun para pengusaha Katering di kota Bandung ini mempunyai keuntungan yang kadang besar maupun kecil. Sedangkan pendapatan yang mereka peroleh hanya sewaktuwaktu ketika ada yang memesan saja .Dari hasil penelitian besarnya laba yang dimiliki oleh para pengusaha Katering ini dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.17 Data Laba Perusahaan Katering di Kota Bandung No
Nama Perusahaan
( Laba )
(Biaya)
Rentabilitas
1
CV.Widuri Catering
860000
1640000
0.52
2
TS 90 Catering
550000
9200000
0.06
3
CV.Pradha Catering
750000
6900000
0.11
4
CV. Bayem Sebelas Trina Sari Catering
525000 1000000
9750000
0.05
5
40000000
0.03
6
Nikmat Catering
2500000
35000000
0.07
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Yufeto Catering RM& Catering ponyo Tiji catering CN Catering Pracasta Catering Adinda Catering Esthu Echo Catering CV. Putri Catering Service Mirta Catering Surya Catering CV Wikarta ( Pohon Mangga) Binangkit Catering Zulfa Catering SR Catering CV Pola catering & service Mirasa catering Melista catering Suryani catering Citra Boga Catering Tonny's Catering Ya & Yu catering
1500000 500000 2200000 1200000 2050000 750000 2250000 5400000 1500000 1050000 5500000 4000000 900000 4700000 7000000 3050000 62350000 22000000 46250000 1000000 4700000
35000000 40000000 88000000 18000000 38450000 14250000 20250000 30600000 60000000 1950000 22000000 56000000 81000000 6800000 28000000 14500000 10650000 7000000 8750000 7900000 5800000
0.04 0.01 0.03 0.07 0.05 0.05 0.11 0.18 0.03 0.54 0.25 0.07 0.01 0.69 0.25 0.21 5.85 3.14 5.29 0.13 0.81
104
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
CV Miranti Catering Uday Enterprise Haris Catering Dilla Catering Sussy Cookies Mega Catering CV. Wulandari Rengganis catering Bandung Catering Destiny Catering Ismi Catering CV. Ella Catering Service CV.Tricania Rasty Catering Yes Catering Herlyna Catering CV.Rinjani Jasa Prima RM Surabaya CV. Gandasari Putra Merkuri Catering Rosi Catering Celdi Katering Hotel Lingga Citra Rasa Catering CV.Anggarais Koperasi ATPUT Koperasi Puspa Nugraha BMC Hotel Melati Sabang PT Pusaka Nusantara PT Griya Nutrisi CV. Tiga Nur CV.Wisma Shakti taridi Utama PT Puri Cipaganti CV.Alida Riana Catering Winna Catering Ayam goreng& Catering Fatimah CV. Lasedap Hakiki Catering Nabila Catering Bumi Kitri Pramuka Griya saji Wiens Catering Mutiara Catering
1175000 1810000 11700000 13250000 24800000 44200000 2625000 1435000 22300000 7800000 13750000 12700000 58450000 10850000 24350000 30500000 5060000 1500000 7500000 2000000 700000 500000 2750000 2270000 2350000 11750000 42600000 10000000 6400000 4000000 100000 12600000 6250000 7000000 23750000 2000000 1020000
10250000 1940000 8300000 7750000 11450000 5800000 6250000 4150000 5200000 34700000 2250000 11300000 11550000 8650000 8150000 7000000 940000 3500000 2500000 1500000 2300000 4500000 150000 230000 250000 1250000 2400000 2500000 1100000 2500000 1400000 2400000 1250000 7000000 1250000 350000 230000
0.11 0.93 1.41 1.71 2.17 7.62 0.42 0.35 4.29 0.22 6.11 1.12 5.06 1.25 2.99 4.36 5.38 0.43 3.00 1.33 0.30 0.11 18.33 9.87 9.40 9.40 17.75 4.00 5.82 1.60 0.07 5.25 5.00 1.00 19.00 5.71 4.43
8250000 1950000 63750000 42700000 19600000 30000000 37500000 11000000
2500000 350000 1250000 2300000 3400000 15000000 12500000 1500000
3.30 5.57 51.00 18.57 5.76 2.00 3.00 7.33
105
73 74 75
Tiens Paket Pernikahan Kharisma catering D.N Catering Jumlah Rata- rata Sumber : Instrumen Penelitian
250000 1300000 4400000 840530000 11207066.67
1250000 1000000 2300000 924930000 12332400
0.20 1.30 1.91 285.93 3.81
Berdasarkan tabel laba diatas, terlihat bahwa laba perusahaan katering di kota Bandung berada di bawah 3,81%, hal ini menunjukkan laba yang semakin kecil. Selain itu terlihat dari jumlah 60 perusahaan Katering yang labanya berada di bawah 3,81%. Maka dari itu laba para pengusaha mendapatkan laba yang besar setiap bulannya , sehingga untuk meningkatkan laba para pengusaha harus dapat mengelola perusahaannya dengan baik. Laba adalah sisa pendapatan setelah total pendapatan dikurangi total biaya. Keuntungan maksimum merupakan motivasi dasar bagi para pengusaha untuk terus mengembangkan usahanya. Laba = Penerimaan Total – Biaya Total
Jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh para pengusaha Katering di Kota Bandung . Tabel 4.18 Gambaran Total Biaya produksi Perusahaan Katering di Kota Bandung Total biaya ( Rp Juta ) 60.000.000 - 88.000.000 40.000.000 - 60.000.000 20.250.000 - 40.000.000 10.650.000 - 20.250.000 1.000.000 - 10.650.000 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009
F 10 5 7 15 38 75
persentase (%) 13.33 6.67 9.33 20 50.67 100
106
Dari tabel diatas terlihat bahwa total biaya produksi terbanyak yang dikeluarkan oleh Pengusaha Katering sebesar kurang dari 10.650.000 dik dikeluarkan oleh 38 orang pengusaha atau 50,67 50 % Pengusaha. Dari tabel diatas dapat kita lihat pada gambar berikut :
Total Biaya
40 30 20 10 0
38 10 5
7
15 60.000.000 - 88.000.000 40.000.000 - 60.000.000 20.250.000 - 40.000.000 10.650.000 - 20.250.000 1.000.000 - 10.650.000
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Gambar 4.18 Gambaran Total Biaya Produksi Yang Dikeluarkan Pengusaha Katering
Dalam penelitian ini laba diperoleh dengan menghitung selisih antara total penerimaan dengan biaya produksi, berikut ini penulis sajikan perolehan laba pada tebel dibawah ini :
107
Tabel 4.19 Gambaran Laba Perusahaan Katering di Kota Bandung Kategori Rendah Sedang Tinggi
Total laba ( Rp ) 550.000 - 44.200.000 44.200.000 -58.450.000 58.450.000 - 67.100.000 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2009
F 15 25 35 75
% 20 33.33 46.67 100
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa laba / keuntungan dari pengusaha Industri Katering Di Kota Bandung yang memiliki keuntungan diantara 50.000 – 44.200.000 adalah sebanyak 15 orang atau 20 %. Pengusaha yang memiliki keuntungan 44.200.000 – 58.450.000 sebanyak 25 orang atau 33,33 % . Dan yang terakhir adalah pengusaha yang memiliki keuntungan diantara 58.450.000 – 67.100.000 adalah sebanyak 35 orang atau sekitar 46,67 %. Gambaran Laba Pengusaha Industri Katering
di Kota Bandung dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini :
Total Laba 40 30 20 10 0
35 25 15
550.000 44.200.000 Rendah
Rendah 550.000 44.200.000 Sedang 44.200.000 58.450.000 44.200.000 58.450.000 Sedang
58.450.000 67.100.000
Tinggi 58.450.000 67.100.000
Tinggi
Sumber : Hasil Penelitian , 2009
Gambar 4.19 Gambaran Laba Pengusaha Katering di Kota Bandung
108
4.4 Penyebaran Variabel Penelitian Terhadap Karakteristik Responden 4.4.1 Variabel Laba Terhadap Karakteristik Responden Penyebaran variabel penelitian terhadap karakteristi responden menjadi 3 Kriteria , yaitu :
• • •
Rendah Sedang Tinggi
( 550.000 – 44.200.000) ( 44.200.000 – 58.450.000) ( 58.450.000 – 67.100.000) Tabel 4.20
Penyebaran Variabel Laba berdasarkan Karakteristik Responden Kriteria Laba Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Tenaga kerja
Laki- Laki Perempuan < 30 31-40 41-50 >50 SMU Diploma Sarjana Lain- lain 1-10 orang 11-20 orang 21-30 orang > 30 orang
Tinggi orang
Sedang
Rendah
Jumlah
%
Orang
%
orang
%
orang
1
1.33
2 4
2.67 5.33
3 69
6.82 92
5 70
% 6.67 93.3
3 3 3 1
4 4 4 1.33
4 3 2 1 1 5
5.33 4 4.55 1.33 1.33 6.67
6.82 26.7 90.9 37.3 1.33 13.3 4 4 9.09 8 41.3
10 26 39 30 2 20 23 7 14 9 45
13.3 34.7 52 40 2.67 26.7 30.7 9.33 31.8 12 60
5 20 2 3 2 8
3 20 40 28 1 6.67 10 26.7 3 2.67 2 2.67 3 6.82 7 15.9 4 2.67 1 1.33 6 10.7 6 8 31 Jumlah Responden 75 orang
Sumber : Angket Penelitian Diolah Kembali Dari tabel diatas . dapat kita lihat bahwa pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , yang memperoleh keuntungan / Laba paling tinggi yaitu responden jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 1 orang atau sekitar 1,33% dan sebagian besar responden memperoleh keuntungan / laba rendah sebanyak 40 orang atau 90,9% dengan jenis kelamin perempuan .
109
Karakteristik responden berdasarkan usia, yang memperoleh keuntungan / laba tinggi yaitu responden masing- masing pada rentang usia 41-50 tahun sebanyak 3 orang atau 4 % . dan sebagian besar responden memiliki keuntungan / laba rendah sebanyak 40 orang atau 90,9 % yaitu pada rentang usia > 50 tahun . Karakteristik responden berdasarkan pendidikan , yang memperoleh keuntungan /laba tinggi yaitu responden pada tingkat pendidikan SMU sebanyak 1 orang atau 1,33 % .Dan sebagian besar responden yang memiliki keuntungan / laba rendah sebanyak 28 orang atau 37,9% yaitu terdapat pada jenjang pendidikan SMU. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tenaga kerja , yang memperoleh keuntungan / laba tinggi yaitu responden dengan jumlah tenaga kerja >30 orang sebanyak 8 orang atau 10,7 % . dan sebagian besar responden yang memiliki keuntungan / laba terendah sebanyak 31 orang atau 41,3% yaitu dengan jumlah tenaga kerja >30 orang . 4.4.2 Variabel Pengalaman Usaha Terhadap Karakteristik Responden Penyebaran variabel pengalaman usaha terhadap karakteristik responden dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu :
• • •
Rendah Sedang Tinggi
( 5-15 tahun ) (16-20 tahun ) ( > 20 tahun )
110
Tabel 4.21 Penyebaran Variabel Pengalaman Usaha terhadap Karakteristik Responden Kriteria Pengalaman Usaha Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Tenaga kerja
Laki- Laki Perempuan < 30 31-40 41-50 >50 SMU Diploma Sarjana Lain- lain 1-10 orang 11-20 orang 21-30 orang > 30 orang
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
orang
%
Orang
%
orang
%
orang
4 2
5.33 2.67
1 65
1.33 86.7
1 2
1.33 2.67
6 69
5
6.67
1
1.33
6
9 9 20
12 12 26.7
1 10 5
1.33 13.3 6.67
6.67 33.3 33.3 2.67 5.33 4 4 13.3 4 18.7
15 44 50 2 12 11 7 15 9 44
3 5 2 1 2 24
5 25 25 2 0.63 5 6.67 4 6.67 3 4 3 2.67 2 2.67 3 1.33 4 5.33 10 2.67 4 5.33 3 32 6 8 14 Jumlah Responden 75 orang
% 8 92 8 34.1 58.7 66.7 2.67 16 14.7 9.33 20 12 58.7
Sumber : Data diolah dari angket Dari tabel diatas , dapat kita lihat bahwa pada karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin Perempuan yaitu sebanyak 4 orang atau sekitar 5,33 % dan sebagian besar responden yang mempunyai pengalaman usaha sedang sebanyak 65 orang atau 86,7% dengan jenis kelamin perempuan . Karakteristik responden berdasarkan usia, yang mempunyai pengalaman usaha tinggi yaitu responden masing-masing pada rentang 41-50 tahun dan > 50 tahun sebanyak 9 orang atau 12 %. Dan sebagian besar responden mempunyai pengalaman usaha rendah sebanyak 25 orang atau 50% rentang usia 41-50 dan > 50 tahun.
yaitu terdapat pada
111
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan , yang mempunyai pengalaman usaha tinggi yaitu responden pada jenjang SMU sebanyak 20 orang atau sekitar 26,7 % . Sebagian besar responden mempunyai pengalaman usaha rendah sebanyak 25 orang atau 33,33 % yaitu terdapat pada jenjang pendidikan SMU. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan jumlah tenaga kerja , yang mempunyai pengalaman usaha tinggi yaitu responden dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 30 tahun sebanyak 24 orang atau 32 % . dan sebagian besar responden mempunyai pengalaman usaha rendah sebanyak 14 orang atau 18,7 % yaitu dengan jumlah tenaga kerja > 30 orang . 4.4.3 Variabel Kemampuan Manajerial terhadap Karakteristi Responden Penyebaran variabel kemampuan manajerial terhadap karakteristik responden dibagi 3 kriteria , yaitu
• • •
Rendah ( skor antara 50-65) Sedang (skor antara 66- 70 ) Tinggi ( skor antara 71-75 ) Tabel 4.22
Penyebaran Variabel Kemampuan Manajerial Terhadap Karakteristik Responden Tinggi
Kriteria Kemampuan Manajerial Karakteristik Responden
orang
Sedang %
Orang
Rendah %
orang
%
Jumlah orang %
Jenis Kelamin
Laki- Laki
2
2.67
2
2.67
1
1.33
5
6.67
Perempuan
5
11.36
3
4.00
61
81.33
69
92
2
2.67
2
2.67
6
8.00
10
13.3
< 30 31-40
Usia
Pendidikan
SMU
41-50
10
13.33
4
12
16
26
34.7
>50
15
20.00
5
6.67
5.33
19
25.33
39
52
6
8.00
7
9.33
17
22.67
30
40
112
Tenaga kerja
Diploma
1
1.33
1
1.33
2
Sarjana
13
17.33
3
4
4
5.333
20
26.7
Lain- lain
17
22.67
3
4
3
4
23
30.7
1-10 orang
2 6
2.67 8.00
2 1
2.67 1.33
3 7
4 9.333
7 14
18.7
11-20 orang
2.67
9.33
21-30 orang
3
4.00
3
4
3
4
9
12
> 30 orang
8
10.67
20
26.67
17
22.67
45
60
Jumlah Responden 75 orang
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Dari tabel diatas , dapat kita lihat bahwa pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , yang memperoleh skor kemampuan manajerial tinggi yaitu responden dengan jenis kelamin Perempuan dan laki- laki yaitu masingmasing sebanyak 2 dan 5 orang atau sekitar 2,667 % dan 11,36 % dan sebagian besar responden didominasi oleh responden jenis kelamin Perempuan sebanyak 61 orang sebesar 81,33%. Karakteristik responden berdasarkan usia, yang memperoleh skor kemampuan manajerial tinggi yaitu pada rentang usia > 50 tahun masing- masing sebanyak 15 orang atau 20% . Sedangkan responden memiliki skor kemampuan manajerial sedang sebanyak 5 orang atau 6,67% yaitu terdapat pada rentang usia >50 tahun . Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang memperoleh skor kemampuan manajerial tinggi yaitu responden pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 13 orang atau 17,33 %. Sedangkan responden memiliki skor kemampuan manajerial rendah sebanyak 4 orang atau sekitar 5,33 % terdapat pada jenjang pendidikan Sarjana ( S1 )
113
Karakteristik responden berdasarkan
jumlah tenaga kerja , yang
memperoeh skor kemampuan manajerial tinggi yaitu responden dengan jumlah tenaga kerja antara 11-20 orang sebanyak 6 orang atau 8% . Sedangkan yang memiliki skor kemampuan manajerial rendah sebanyak 17 orang atau 22,67% yaitu dengan jumlah tenaga kerja >30 orang . 4.4.4 Variabel Perilaku Responden
Kewirausahaan
Terhadap
Karakteristik
Penyebaran variabel perilaku kewirausahaan terhadap karakteristik responden dibagi kedalam 3 kriteria , yaitu
• • •
Rendah ( 56- 64 ) Sedang ( 65 – 70 ) Tinggi ( 71- 75) Tabel 4.23
Penyebaran variabel Perilaku kewirausahaan terhadap Perilaku Kewirausahaan Kriteria Perilaku Kewirausahaan Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Tenaga kerja
Laki- Laki Perempuan < 30 31-40 41-50 >50 SMU Diploma Sarjana Lain- lain 1-10 orang 11-20 orang 21-30 orang > 30 orang
Sumber : Hasil Penelitian 2009
Tinggi
Sedang
orang
%
Orang
%
5 64
6.667 85.33
1 1
1.333 1.333
3 2 30 10
4 2.667 40 13.33
3 3 5 15
4 4 6.667 20
5 20 2 4 7 20
Rendah orang
6.667 10 13.33 26.67 3 4 2.667 2 4.545 5.333 5 6.667 9.333 1 1.333 26.67 20 26.67 Jumlah Responden 75 orang
4
Jumlah
%
orang
5.333
6 69
% 8 92
6 25 44 30 2 20 23 7 14 9 45
8 56.8 58.7 40 2.67 26.7 30.7 15.9 18.7 12 60
20 9 5 2 5
45.45 12 6.667 2.667 6.667
3 5 1 5
6.818 6.667 1.333 6.667
114
Berdasarkan tabel diatas , dapat kita lihat bahwa pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , yang memperoleh skor perilaku kewirausahaan paling tinggi yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 64 orang atau 85,33% . Sedangkan responden memperoleh skor perilaku kewirausahaan rendah dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang atau sekitar 5,333 %. Karakteristik responden berdasarkan usia, yang memperoleh skor perilaku kewirausahaan tinggi yaitu responden pada rentang usia > 50 tahun sebanyak 30 orang atau 40%. Sedangkan responden yang memiliki skor perilaku sedang masing- masing sebanyak 3 orang sebanyak 4% yaitu pada rentang usia 31-40 dan 41-50 tahun . Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan , yang memperoleh skor perilaku kewirausahan tinggi yaitu responden pada tingkat pendidikan SMU / sarjana sebanyak 10 orang atau 13,33 % . Sedangkan responden yang memiliki skor perilaku kewirausahaan rendah masing- masing sebanyak 5 orang atau 6,667 yaitu terdapat pada tingkat pendidikan SMU dan S1 . Sedangkan Karakteristik responden berdasarkan jumlah tenaga kerja yang memiliki skor perilaku kewirausahan tinggi yaitu responden dengan jumlah tenaga kerja >30 orang sebanyak 20 orang atau 26,67% . Sedangkan responden yang memiliki skor perilaku kewirausahaan rendah sebanyak 3 orang atau sekitar 4 % yaitu dengan jumlah tenaga kerja antara 1-10 orang .
115
4.5 Uji Instrumen Penelitian 4.5.1 Uji Validitas Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Tes validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrument . Hasil pengujian validitas pada variabel kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha Industri Katering di Kota Bandung disajikan pada tabel 4.23 sebagai berikut : Tabel 4.24 Uji Validitas Kemampuan Manajerial no item t hitung t tabel 1 2.61 1.67 2 3.80 1.67 3 3.64 1.67 4 2.98 1.67 5 6.29 1.67 6 4.41 1.67 7 3.98 1.67 8 3.82 1.67 9 3.45 1.67 10 5.16 1.67 11 3.19 1.67 12 4.95 1.67 13 5.64 1.67 14 5.83 1.67 15 4.82 1.67 16 3.29 1.67 Sumber : Data diolah dari Angket
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Tabel 4.25 Uji Variabel Perilaku Kewirausahaan No Item 1 2 3 4 5 6
t hitung 2.99627425 2.24349394 4.14436354 2.78231876 4.32458201 3.43975866
t tabel 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67
keterangan Valid Valid Valid Valid Valid valid
116
7 4.15342162 1.67 8 3.10022422 1.67 9 4.83136909 1.67 10 4.50021339 1.67 11 4.8102012 1.67 12 4.2014629 1.67 13 4.927048 1.67 14 4.08733086 1.67 15 4.32523301 1.67 16 5.52413234 1.67 Sumber : data diolah dari angket
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 4.24 dan 4.25 diatas maka dapat dilihat bahwa semua butir soal yang berjumlah masing- masing 16 item memiliki validitas yang baik, dengan kata lain semua item dalam penelitian dalam kategori valid atau memenuhi kesahihan. 4.5.2 Uji Reliabilitas Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrument sudah baik. Hasil reliabilitas pada variabel perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha Jasaboga/ katering di Kota Bandung disajikan pada tabel 4.26 dan 4.27 sebagai berikut : Tabel 4.26 Uji Reliabilitas Kemampuan Manajerial No Item
varian item
Σ varian item
Σ varian total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.3827027 0.5740541 0.7117117 0.661982 0.3863063 0.5989189 0.5232432 0.6854054 0.6727928 0.4151351
10.0479
15.2793
keterangan reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel
117
11 12 13 14 15 16
1.4241441 0.6781982 0.4414414 0.4673874 0.6587387 0.7657658 Sumber : data diolah dari angket
reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel
Tabel 4.27 Uji reliabilitas Perilaku Kewirausahaan No Item
varian item
Σ varian item
Σ varian total
1 0.2512 12.5928 20.3719 2 0.2998 3 0.4533 4 0.6984 5 0.6577 6 0.6368 7 0.7052 8 0.4422 9 1.8714 10 0.8155 11 2.0173 12 0.6295 13 0.8468 14 0.6587 15 0.7092 16 0.8998 Sumber : data diolah dari angket
keterangan reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel
Dari tabel 4.26 dan 4.27 diatas maka dapat dilihat bahwa instrument penelitian memiliki reliabilitas yang baik karena reliabilitasnya menunjukkan bahwa 0,3652 > dari 0,30 dan 0,4073 > 0,30 dengan kata lain semua item dalam penelitian ini merupakan instrument yang dapat dipercaya .
118
4.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.6.1 Pengujian Hipotesis Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui multiple regression dan parsial dengan menggunakan SPSS 12,0 for window. Hasil analisis masingmasing hipotesis diuji tersendiri sebagaimana diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.28 Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Variabel Y Model Summary(b) Model 1
R
R Square
.384(a)
.147
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.111
1.43959
a Predictors: (Constant), perilaku kewirausahaan, kemampuan manajerial , pemgalaman usaha b Dependent Variable: laba usaha
Berdasarkan data diatas pengalaman usaha , kemampuan manajeral , dan perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap laba usaha . Koefisien Determinasi Pengalaman Usaha , Kemampuan Manajerial, Perilaku Kewirausahaan memiliki pengaruh sebesar 0,147 atau 14,7% berpengaruh terhadap laba usaha.Menurut rumus koefisien Determinasi diketahui bahwa : KD = R²x100% = ( 0,384²)x100% = 14,7% Maka,
pengalaman
usaha,
kemampuan
manajerial,
dan
perilaku
kewirausahaan, memiliki pengaruh positif terhadap laba usaha sebesar 14,74 % sehingga sisanya 85,26% diduga dipengaruhi oleh faktor lain.
119
Tabel 4.29 ANOVA(b) Model
Sum of Mean Squares df Square F Sig. 1 Regression 25.456 3 8.485 4.094 .010(a) Residual 147.143 71 2.072 Total 172.598 74 a Predictors: (Constant), perilaku kewirausahaan, kemampuan manajerial , pemgalaman usaha b Dependent Variable: laba usaha
4.6.2 Regresi Linier Berganda ( Multiple ) Tabel 4.30 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Coefficients(a) Model 1
(Constant) pemgalaman usaha kemampuan manajerial perilaku kewirausahaan a Dependent Variable: laba usaha
Unstandardized Coefficients B Std. Error 32.818 11.092 .912 .399
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
.261
2.959 2.287
.004 .025
-4.147
2.031
-.230
2.041
.045
-.997
2.096
-.053
0.476
.636
Dari hasil Perhitungan
diatas, maka model persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut : Model peresamaan regresi yang diperoleh antara variabel bebas ( X1), (X2) , (X3) terhadap variabel terikat ( Y ) adalah : Model Persamaan Regresi Metode Enter : Y
=
Y
= 32,818 + 0,912 X1+ (-4,147) X2 + (-0,997) X3+ e
Se
= (11.092) + (0,399) + (2.031) + (2.096)
R
= (2,959) (2,287) ( 2.041) ( 0,476)
= 0,384
R square = 0,147 R² Adjusted = 0,111
120
= 4,094 Dimana :
• • • • • •
Y = Laba X1= Pengalaman Usaha X2= Kemampuan Manajerial X3 = Perilaku Kewirausahaan Se = standar error t = t hitung
Dari data tersebut , regresi menggunakan metode enter ( lihat tabel 4.25 diatas ) sehingga diperoleh koefisien korelasi atau keeratan hubungan antara variabel pengalaman usaha, kemampuan manajerial,dan perilaku kewirausahaan dengan laba usaha yaitu sebesar 14,7 % kemampuan manajerial, dan Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap laba usaha sehingga sisanya 85,26 dipengaruhi oleh faktor lain . 4.6.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) Untuk mengetahui signifikansi model regresi diatas secara simultan dilakukan dengan Uji F dengan hipotesis sebagai berikut : Ho diterima dan Ha ditolak jika
< , df ( k; ( n-k-1)) Ho ditolak dan Ha diterima jika
, df ( k; ( n-k-1 )) Dari hasil perhitungan antara variabel X dan variabel Y diperoleh
sebesar 4,094 dengan taraf signifikansi 0,10. Untuk dengan derajat kebebasan ( dk ) = n-k-1 =75-3-1=71. , maka untuk mencari interpolasi pada tabel F adalah menggunakan rumus sebagai berikut: 0
!
. # $ # ( Riduwan & Sunarto , 2009:92)
121
Dimana : B #0 #1 C 0 1
= nilai dk yang dicari = nilai dk pada awal nilai yang sudah ada = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada = nilai F tabel yang dicari = nilai F tabel pada awal nilai yang sudah ada = nilai F tabel pada akhir nilai yang sudah ada
Maka dari tabel F diperoleh : B #0 #1 C 0 1
= 71 ( dk= n-k-1 = 75-3-1= 71) = 70 = 80 = nilai F tabel yang dicari melalui interpolasi = 2,54 = 2,74 = 2,71 !
= 2,74
!
. # $ #
),*+),*) *, )
. 71 $ 70
2,74 - . 1 2,74 $ 0,2 2,54 Berdasarkan tabel 4.28 Anova diatas dan hasil pengolahan data diperoleh nilai
sebesar 4.094 sedangkan (α=0,05 ) sebesar 2,54. Karena
/ , maka Ho ditolak atau Ha diterima . Artinya secara bersamasama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat dapat diterima . Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman usaha , kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan secara simultan berpengaruh positif terhadap laba pada derajat kepercayaan 95%. 4.6.4 Pengujian Hipotesis secara Parsial ( Uji t ) Sedangkan untuk menguji hipotesis secaraparsial dilakukan melalui uji t dengan cara membandingkan
dengan
. Ho diterima dan Ha ditolak ,jika
.< 01234 , df 56; $ 68 Ho ditolak dan Ha diterima , jika
, df 56; $ 68
122
Untuk
dengan dk= n-k= 75-3 = 72 . Dalam
untuk α = 5% nilai 1,6663. Sehingga
nya diperoleh sebesar 1,6663, berikut adalah penjelasan untuk
dapat dilihat pada tabel 4.26 sebagai berikut: Tabel 4.31 Hasil Pengujian Hipotesis 9:;9<=> 99 ? Keterangan Variabel yang diteliti No 2.287 @ ke Y 1,6663 Ha diterima 1 1 2.041 @2 ke Y 1,6663 Ha diterima 2 0.476 @3 ke Y 1,6663 Ho diterima 3 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari perhitungan regresi dengan metode enter diperoleh hasil pengujian hipotesis secara parsial atau sebagian bahwa pengalaman usaha, kemampuan manajerial , dan perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Laba pengusaha Katering Kota Bandung . a. Uji t untuk variabel Pengalaman Usaha (X1) Dilihat dari persamaan regresi dengan metode enter , untuk koefisien X₁ diperoleh
sebesar 2,287 dengan signifikansi 0,025 , karena sedangkan
dengan derajat kebebasan n-k = 75-3= 72 dan taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,6663 , karena
/
(2,287 >1,6663), maka Ha diterima Dan Ho ditolak . Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dirumuskan sebelumnya , yaitu “ pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap Laba usaha” dapat diterima.Sedangkan besarnya pengaruh pengalaman usaha terhadap laba adalah 0,261²=0,0068121 atau sebesar 68,121%.
123
b. Uji t untuk variabel Kemampuan Manjerial (X2) Dilihat dari persamaan regresi dengan metode enter , untuk koefisien X₂ diperoleh
sebesar 2,041 dengan signifikansi 0,045, sedangkan
dengan derajat kebebasan n-k = 75-3 = 72 dan taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,6663 , karena t hitung > t tabel ( 2,041 > 1,6663), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dirumuskan sebelumnya , yaitu “ kemampuan manajerial
berpengaruh positif
terhadap Laba usaha”
diterima. Sedangkan besarnya pengaruh kemampuan manajerial terhadap laba sebesar 0,230²= 0.0529atau sebesar 52.9 % c. Uji t untuk variabel Perilaku Kewirausahan ( X3) Dilihat dari persamaan regresi dengan metode enter, untuk koefisien X3 diperoleh nilai
sebesar 0,476 dengan signifikansi 0,636, sedangkan
dengan derajat kebebasan n-k = 75-3 = 72 dan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,16663 karena
B
, Ha ditolak dan Ho diterima . Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu : “Perilaku Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap laba usaha” ditolak . Sedangkan besarnya pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba sebesar 0.053² = 0,002809 atau sebesar 28,09 % 4.7
Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian pembahasan ini akan dijelaksan mengenai analisis data yang
telah dilakukan melalui teknis analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for windows . Pembahasan ini akan
124
menunjukkan apakah hasil penelitian sesuai dengan teori yang digunakan atau bertentangan dengan teori . Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Dan secara parsial ( sebagian ) variabel pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap variabel terikat ( laba ) . Variabel Kemampuan manajerial berpengaruh negatif terhadap laba , dan variabel perilaku kewirausahaan berpengaruh negative terhadap variabel laba. 4.7.1 Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Laba Pengusaha Katering Dari hasil uji t atau uji parsial yang telah dilakukan menyatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap laba , hal ini terbukti karena
/ 01234 . Hal ini karena pengalaman sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari , dan menjadi salah satu bagian terpenting dalam menalankan usaha. Orang yang mempunyai pengalaman usaha akan banyak dicari daripada orang yang tidak memiliki pengalaman usaha sama sekali. Karena pengalaman usaha yang dimiliki seseorang akan membuat seseorang lebih siap dan lebih hati- hati dalam mengerjakan sesuatu karena ia sudah mengetahui baik buruknya akibat yang akan ditimbulkan. Dari uraian tersebut menggambarkan betapa pentingnya pengalaman usaha yang dimiliki oleh seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Wasty Soemanto ( 1993 : 23 ) mengungkapkan pentingnya pengalaman bahwa “ Pelaksanaan
125
keterampilan- keterampilan , serta sikap yang memadai sebagai bekal untuk menghadapi serta mengatasi berbagai permasalahan hidup di masyarakat”. Pentingnya pengalaman usaha memberikan dampak pada usaha yang dilakukan khususnya dalam pencapaian keberhasilan dalam usaha. Setiap orang yang memiliki pengalaman usaha akan lebih mudah untuk mencapai pengalaman usaha dari pada orang yang tidak memiliki pengalaman usaha. Begitu pula dengan para pengusaha pada Industri jasaboga/ Katering, yang memiliki pengalaman usaha yang tinggi akan lebih mudah untuk mencapai keberhasilan usaha. 4.7.2 Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Laba Usaha Hasil pengujian secara empiris menunjukkan bahwa kemampuan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap laba dan mempunyai hubungan yang positif terhadap laba . Kemampuan Manajerial mempunyai korelasi yang tinggi terhadap laba. Artinya semakin tinggi tingkat kemampuan manajerial yang dimiliki oleh setiap perusahaan maka laba yang diperoleh akan tinggi pula. Kemampuan manajerial seorang manajer dapat dilihat melalui tingkat
conceptual skill, Human Skill, dan Technical skill yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan usahanya seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan dengan mengkombinasikan seluruh aspek yang ada diwujudkan dalam fungsi manajemen. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Winardi ( 1990;4 ), bahwa Kemampuan Manajerial adalah kesangggupan mengambl tindakan- tindakan
126
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pendapat diatas , kemampuan manajerial sebaiknya lebih baik lagi oleh semua pengusaha katering agar dapat mengelola perusahaan lebih baik lagi sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan , salah satunya adalah peningkatan laba yang tinggi. 4.7.3 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Hasil pengujian secara empiris metode enter menunjukkan bahwa variabel perilaku kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba pengusaha katering . Menurut teori , perusahaan yang berada di pasar monopolistic menjual barang yang sama sehingga harus ada inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan hasil penjualan yang nantinya akan meningkatkan laba yang diperoleh pengusaha Industri. Namun dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang digunakan. Penulis
mengemukakan
beberapa
alasan
yang
mengakibatkan
perilaku
kewirausahaan tidak signifikan terhadap laba diantaranya : 1. Pengusaha yang melakukan inovasi dan kreativitas sebagai bentuk dari perilaku kewirausahaan justru menambah biaya dalam produksi usaha nya. Misalnya dalam pengolahan makanan yang menarik , harga pengolahannya lebih mahal sehingga biaya yang harus dikeluarkanpun menjadi besar dan akhirnya laba dapat diperoleh bagi pengusaha masih berkurang.
127
2. Inovasi dan kreativitas dalam membuat menu baru tidak memberikan dampak yang positif bagi laba mereka usaha katering merupakan usaha yang bersifat musiman . 3. Adanya faktor- faktor lain yang mempengaruhi seperti harga . Karena Industri Katering bersifat musiman , maka untuk mengungguli para pesaing pengusaha Katering
harus menciptakan menu baru yang lebih menarik
konsumen . Dilihat dari alasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan laba . Dilihat dari hubungan antara kewirausahaan yang dikemukakan oleh Suryana ( 2003 : 71 ) bahwa tahapan- tahapan dari kewirausahaan sampai laba sangatlah panjang sehingga jika ada kekeliruan pada tahapan tersebut maka akan berdampak langsung pada laba. Untuk melihat lebih jelas bahwa perilaku kewirausahaan berhubungan negatif dengan laba usaha dengan kata lain jika perilaku kewirausahaan tinggi maka laba usaha yang diperoleh akan disajikan tabel cross tabel yang berhubungan antara laba dengan perilaku kewirausahaan sebagai berikut : Tabel 4.32 Penyebaran Perilaku Kewirausahaan berdasarkan Laba kriteria laba rendah sedang tinggi Jumlah
tinggi % Σ 10 13.3 6 8 25 33.3 41 54.7
sedang Σ 4 5 5 14
rendah % 5.3 6.7 6.7 19
Σ 1 14 5 20
% 1.333 18.67 6.667 26.67
jumlah % Σ 15 20 25 33.3 35 46.7 75 100
128
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa respon yang memiliki perilaku kewiraushaaan yang tinggi justru laba yang diperolehnya sangat rendah sebaiknya responden
yang
memiliki
perilaku
kewirausahaan
yang
rendah
justru
mendapatkan laba usahanya yang tinggi . Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini memiliki hubungan yang bertolak belakang dengan laba atau hubungannya negatif.