BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Kota Gorontalo Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang
luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar 0,53% dari luas Propinsi Gorontalo. Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terlerak antara 000 28' 17" - 000 35' 56" lintang utara (LU) dan 1220 59' 44" -1230 05' 59" bujur timur (BT) dengan batas batas sebagai berikut : Batas utara
: Kecamatan Bolango Utara Kabupaten Bone Bolango.
Batas timur
: Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Batsa selatan : Teluk Tomini. Batas barat
: Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo.
Pada tahun 2011 Kota Gorontalo telah menambahkan 3 Kecamatan baru, dari 6 Kecamatan dan memiliki 50 Kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Kecamatan dan Kelurahan No
Nama Kecamatan
Kelurahan
1
Kecamatan Kota Selatan
5 Kelurahan
2
Kecamatan Kota Utara
6 Kelurahan
3
Kecamatan Kota Barat
7 Kelurahan
4
Kecamatan Kota Timur
6 Kelurahan
5
Kecamatan Kota Tengah
6 Kelurahan
6
Kecamatan Dungingi
5 Kelurahan
7
Kecamatan Dumbo Raya
5 Kelurahan
8
Kecamatan Hulonthalangi
5 Kelurahan
9
Kecamatan Sipatana
5 Kelurahan
(Sumber :website : gorontalokota.go.id). 2.
Alokasi Ruang Kota Gorontalo Dalam aspek penataan ruang ini, pada tahun 2008, Pemerintah Kota
Gorontalo melakukan revisi terhadap rencana tata ruang yang ada sebagaimana yang diatur memalui Perda Nomor 16 Tahun 2002. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan ketentuan baru yaitu Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Disamping itu juga, revisi tersebut dianggap perlu untuk dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dinamika yang terjadi di Kota Gorontalo, khususnya dibidang pemanfaatan ruang. Salah satu perkembangan fisik kota yang cukup pesat di Kota Gorontalo dalam beberapa tahun terakhir adalah pemanfaatan ruang untuk kepentingan perumahan pemukiman serta perdagangan dan jasa. Hal ini menginidikasikan bahwa memang dalam beberapa tahun terakhir ini, Kota Gorontalo menjadi tujuan berinvestasi bagi masyarakat, baik investor dibidang properti seperti para pengembang dengan puluhan kawasan perumahan yang berhasil dibangun, maupun investor dibidang perdagangan. Untuk itulah dalam revisi Rencana Tata Ruang Kota Gorontalo, asumsi asumsi ini menjadi bagian penting dari perencanaan ke depan untuk kepentingan investasi masyarakat khususnya dibidang perdagangan dan jasa sudah diakomodir
melalui peruntukan ruang bagi perdagangan dan jasa dengan luasan dan sebaran yang cukup memadai. (Sumber : website : gorontalokota.go.id).
3.
Demografis Jumlah penduduk Kota Gorontalo setiap tahun mengalami perubahan, dari
tahun 2004 sejumlah 148.080 jiwa dengan luas wilayah sebesar 64.79 Km2 sehingga kepadatan penduduk menjadi 2.286 jiwa/Km2. Pada tahun 2005 berjumlah 156.39 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.414 jiwa/Km2. Pada tahun 2006 jumlah penduduk berjumlah 158.36 dengan kepadatan penduduk sebesar 2.444 jiwa/Km2. Pada tahun 2007 jumlah penduduk di Kota Gorontalo sebesar 162.325 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.505 jiwa/Km2. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Gorontalo naik sebesar 165.175 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 2.549 jiwa/Km2. Untuk tahun 2009 jumlah penduduk Kota Gorontalo naik sebesar 181.102 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 2.759 jiwa/Km2, tahun 2010 jumlah penduduk Kota Gorontalo naik sebesar 184.185 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 2.842 jiwa/Km2. (Sumber : website : gorontalokota.go.id).
B. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian tentang pemetaan sarana dan prasarana di Kota Gorontalo menggunakan SIG didapatkan hasil sebagai berikut : 1.
Data hasil GPS (Global Position System) Mencari titik koordinat suatu wilayah menggunakan GPS. Hasil dari
pencarian titik-titik koordinat melalui GPS digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu objek. Objek yang dicari dalam penelitian ini yaitu objek Wisata, Hotel, Rumah Sakit dan Puskesmas, Kantor Pemerintahan (kantor Walikota, Kantor Camat, Kantor Lurah) dan sarana Transportasi (Darat dan Laut). Sehingga didapatkan 123 titik letak koordinat melalui GPS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembagian masing-masing objek sebagai berikut : a.
Tempat Wisata Tabel 4.2 Tempat Wisata No.
Nama Wisata
Kecamatan
Kategori
1
Rumah Adat Dulohupa Gorontalo
Kota Selatan
Wisata Buatan
2
Mesjid Baiturrahim
Hulonthalangi
Wisata Religius
3
Benteng Otanaha
Kota Barat
Wisata Religius
4
Pantai Karang Citra
Dumbo Raya
Wisata Alam
5
Pantai Indah Pohe
Hulonthalangi
Wisata Alam
6
Pasir Putih Leato
Dumbo Raya
Wisata Alam
7
Kolam Renang Lahilote
Kota Selatan
Wisata Hiburan
8
Pemandian Bak Air Potanga
Kota Barat
Wisata Hiburan
9
Tangga Dua Ribu
Hulonthalangi
Wisata Buatan
10
Patung Nani Wartabone
Hulonthalangi
Wisata Buatan
11
Mesjid Hunto
Kota Selatan
Wisata Sejarah
12
Tapak Kaki Lahilote
Hulonthalangi
Wisata Sejarah
13
Makam Keramat JU Panggola
Kota Barat
Wisata Religius
14
Makam Keramat Ta'Jailoyibuo
Hulonthalangi
Wisata Religius
15
Makam Kramat Ta'Ilayabe
Dumbo Raya
Wisata Religius
16
Makam Kramat Haji Buulu
Kota Selatan
Wisata Religius
17
Makam Kramat Pulubunga
Hulonthalangi
Wisata Religius
b. Tempat Hotel Tabel 4.3 Tempat Hotel No. 1 2
Nama Hotel Hotel Quality Hotel Wisata
Alamat Jln. Nani Wartabone No.25 Jln. 23 Januari, No. 19
3
Hotel Citra
Jln. Merdeka No. 36
4
Hotel New Melati
Jln. Gajah Mada
5
Hotel Tentram
Jln. Raya Andalas
6
Hotel New Rachmat Inn
Jln. Aloei Saboei, No.108
7
Hotel Mega Zanur
Jln. K. H. Agus Salim
8
Hotel Grand City
Jln. Nani Wartabone, No.109
9
Hotel OASIS
Jln. Agus Salim, No.29
10
Hotel Imam Bonjol
Jln. Imam Bonjol
11
Hotel Paradise
Jln. Pertiwi, No. 59
12
Hotel Karina
Jln. Ahmad Yani, No.28
13
Hotel Jambura Inn
Jln. HOS Cokroaminoto
14
Hotel Green
Jln. Gelatik, No.234
15
Hotel Ester
Jln. K. H. Agus Salim
16
Hotel Ceria
Jln. Tondano 1
17
Hotel Liberty
Jln. Kasuari, No.43
18
Hotel Horizon
Jln. Aloei Saboei, No.143
19
Hotel Yulia
Jln. Nani Wartabone , No.26
20
Hotel Eljie
Jln. Jendral Sudirman, No.99
21
Hotel Maqna
Jln. Sultan Botutihe
c.
Tempat Rumah Sakit dan Puskesmas Tabel 4.4 Tempat Rumah Sakit dan Puskesmas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Rumah Sakit dan Puskesmas Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadijah Puskesmas Pilolodaa Rumah Sakit Prof. Aloe Saboe Rumah Sakit Islam Gorontalo Puskesmas Dulalowo Puskesmas Buladu Puskesmas Wongkaditi Puskesmas Dungingi Puskesmas Limba Puskesmas Tamalate RSUD Otanaha Rumah Sakit Bersalin Bunda
Alamat Jln. Ahmad Yani Jln. Raya Batudaa Jln. Taman Pendidikan Jln. Agus Salim Jln. Agus Salim Jln. Raja Eyato Jln. Pangeran Hidayat Jln. Jeruk Jln. Agus Salim Jln. Sultan Botutihe Jln. Raja Eyato Jln. Agus Salim
d. Kantor Pemerintahan Tabel 4.5 Kantor Pemerintahan No.
Kantor Kecamatan
Kantor Lurah
1.
Kantor Camat Kota Selatan
2.
Kantor Camat Kota Utara
Kantor Lurah Biawao Kantor Lurah Biawu Kantor Lurah Limba B Kantor Lurah Limba U1 Kantor Lurah Limba U2 Kantor Lurah Dembe II Kantor Lurah Dembe Jaya Kantor Lurah Dulomo Kantor Lurah Dulomo Selatan Kantor Lurah Wongkaditi Kantor Lurah Wongkaditi Barat
3.
Kantor Camat Kota Barat
Kantor Lurah Buladu Kantor Lurah Buliide Kantor Lurah Dembe I Kantor Lurah Lekobalo Kantor Lurah Molosipat W Kantor Lurah Pilolodaa Kantor Lurah Tenilo
e.
4.
Kantor Camat Kota Timur
Kantor Lurah Heledulaa Utara Kantor Lurah Heledulaa Selatan Kantor Lurah Ipilo Kantor Lurah Moodu Kantor Lurah Padebuolo Kantor Lurah Tamalate
5.
Kantor Camat Kota Tengah
6.
Kantor Camat Dungingi
7.
Kantor Camat Dumbo Raya
8.
Kantor Camat Hulonthalangi
9.
Kantor Camat Sipatana
Kantor Lurah Dulalowo Kantor Lurah Dulalowo Timur Kantor Lurah Liluwo Kantor Lurah Paguyaman Kantor Lurah Pulubala Kantor Lurah Wumialo Kantor Lurah Huangobotu Kantor Lurah Libuo Kantor Lurah Tomulabutao Kantor Lurah Tomulabutao Selatan Kantor Lurah Tuladenggi Kantor Lurah Botu Kantor lurah Bugis Kantor Lurah Leato Selatan Kantor lurah Leato Utara Kantor lurah Talumolo Kantor Lurah Donggala Kantor lurah Pohe Kantor Lurah Siendeng Kantor lurah Tanjung Kramat Kantor lurah Tenda Kantor Lurah Bulotadaa Kantor lurah Bulotadaa Timur Kantor Lurah Molosipat U Kantor lurah Tangikiki Kantor lurah Tapa
Tempat sarana Transportasi (Darat dan Laut) Tabel 4.6 Sarana Transportasi No 1 2 3
Nama Tempat Transportasi Terminal Central Bus Terminal 42 Pelabuhan Laut
Lokasi Pasar Sentral Jln. Andalas Jln. RE. Martadinata
2.
Sarana dan Prasarana dalam ArcGis 9.3 Proses pengumpulan data seperti titik-titik koordinat digunakan untuk objek
pada peta. Semua titik-titik koordinat dimasukkan ke dalam pengolahan data yaitu aplikasi Microsoft Excel 2010. Maka semua objek dapat dengan mudah dipanggil melalui aplikasi ArcGis 9.3. Aplikasi ArcGis 9.3 memiliki tools untuk memanggil titik koordinat X dan Y, sehingga dapat ditampilkan ke dalam peta Kota Gorontalo yang didigatasi sebelumnya. Proses pemanggilan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Proses Pemanggilan titik koordinat X dan Y pada MS.Excel 2010 Setelah semua titik dimasukkan ke dalam aplikasi ArcGis 9.3 maka didapat hasil pemetaan sarana dan prasarana di Kota Gorontalo. Adapun hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y dapat dilihat pada gambar berikut :
a.
Sarana dan prasarana Wisata Pada objek wisata didapatkan 17 titik koordinat X dan Y yang akan
ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute wisata. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y wisata.
Gambar 4.2 Attribut X dan Y Wisata pada ArcGis 9.3 Pada proses pemetaan wilayah wisata dapat dilihat hasilnya pada pemetaan objek wisata di Kota Gorontalo sebagai berikut :
Gambar 4.3 Pemetaan Wisata Kota Gorontalo b. Sarana dan prasarana transportasi Pada objek transportasi didapatkan 3 titik koordinat X dan Y yang akan ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute transportasi. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y transportasi.
Gambar 4.4 Attribut X dan Y transportasi pada ArcGis 9.3
Pada proses pemetaan wilayah transportasi dapat dilihat hasilnya pada pemetaan objek transportasi di Kota Gorontalo sebagai berikut :
Gambar 4.5 Pemetaan transportasi Kota Gorontalo c.
Sarana dan prasarana Pemerintah Pada objek Pemerintah didapatkan 60 titik koordinat X dan Y yang akan
ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute Pemerintah. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y Pemerintah.
.
Gambar 4.6 Attribut X dan Y Pemerintah pada ArcGis 9.3
Pada proses pemetaan wilayah transportasi dapat dilihat hasilnya pada pemetaan objek transportasi di Kota Gorontalo sebagai berikut :
Gambar 4.7 Pemetaan Pemerintah Kota Gorontalo
d. Sarana dan prasarana kesehatan Pada objek kesehatan didapatkan 12 titik koordinat X dan Y yang akan ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute kesehatan. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y kesehatan.
Gambar 4.8 Attribut X dan Y kesehatan pada ArcGis 9.3
Pada proses pemetaan wilayah kesehatan dapat dilihat hasilnya pada pemetaan objek kesehatan di Kota Gorontalo sebagai berikut :
Gambar 4.9 Pemetaan kesehatan Kota Gorontalo
e.
Sarana dan prasarana hotel Pada objek hotel didapatkan 21 titik koordinat X dan Y yang akan
ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute hotel. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y hotel.
Gambar 4.10 Attribut X dan Y hotel pada ArcGis 9.3
Pada proses pemetaan wilayah kesehatan dapat dilihat hasilnya pada pemetaan objek kesehatan di Kota Gorontalo sebagai berikut :
Gambar 4.11 Pemetaan hotel Kota Gorontalo
Setelah semua proses objek dimasukkan ke dalam ArcGis, maka semua objek tersebut tinggal dipanggil atau di Overlay. Sehingga tampilan peta ke 5 (lima) objek akan ditampilkan ke dalam 1 (satu) peta yang utuh. Adapun gambar peta keseluruhan objek adalah sebagai berikut.
Gambar 4.12 Peta sebaran sarana dan prasarana Kota Gorontalo
3.
Peta SIG Sarana dan Prasarana Hasil perancangan peta SIG ke dalam aplikasi ArcGis 9.3 akan di tampilkan
ke dalam peta SIG. Peta SIG ini merupakan hasil akhir dari perancangan peta sarana dan prasarana di Kota Gorontalo. Sehingga dengan adanya peta SIG ini dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi dan khususnya Pemerintah Kota Gorontalo dalam pengambilan kebijakan. Peta SIG ini memiliki banyak fitur yang digunakan seperti menentukan antar satu objek ke objek lainnya. Sehingga dengan adanya ini dapat mempermudah wisata yang berkunjung ke Kota Gorontalo. Sementara itu di peta SIG ini telah ada beberapa objek yang telah dipetakan yaitu wisata, pemerintah, transportasi, kesehatan dan hotel yang dapat memberikan informasi berupa lokasi suatu tempat. Selain beberapa fitur yang telah dijelaskan, masih banyak lagi fitur-fitur yang bisa digunakan seperti pencarian suatu tempat (search for) dan pencarian skala suatu peta. Peta SIG ini masih berjalan di localhost karena masih merupakan aplikasi perancangan peta SIG. Untuk penjelasan proses perancangan peta ArcGis 9.3 dan peta SIG ini dapat dilihat pada point pembahasan. Mengenai peta SIG ini dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.13 Peta SIG sebaran sarana dan prasarana Kota Gorontalo Peta SIG di atas merupakan tampilan utama. Di dalamnya terdapat berbagai macam menu yang bisa digunakan seperti menu utama untuk menampilkan peta, menu pencarian dan menu untuk Tools peta.
C. Pembahasan Pembahasan perancangan peta ini meliputi beberapa tahapan-tahapan yaitu analisis sistem SIG, proses digitasi peta, perancangan database SIG dan perancangan desain sistem peta SIG berbasis adalah sebagai berikut :
1.
Analisis Sistem SIG Analisis sistem digunakan untuk mengetahui alur kerja pada sistem ini.
Sehingga dapat diketahui cara kerja dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Di bawah ini merupakan diagram sistem perencanaan pembuatan dari aplikasi Peta SIG yang akan dibuat dalam bentuk peta SIG.
Data Hasil Survey
Digitasi Peta
Aplikasi ArcGis 9.3
File .shp
Import Data .shp Database PostGreSql
Merubah file .shp Quantum Gis Mapserver WEB GIS
Gambar 4.14 Alur kerja sistem SIG
Proses kerja pada sistem perencanaan SIG ini meliputi beberapa tahapan yaitu melakukan survey lapangan untuk mengambil titik-titik koordinat menggunakan GPS (Global Position System), kemudian melakukan penginputan dari data yang telah diambil untuk didigitasi menggunakan aplikasi ArcGis 9.3, sehinga data hasil digitasi akan berbentuk data shapefile (.shp) berupa peta. Setelah data hasil digitasi berbentuk .shp kemudian dimasukkan ke dalam database postgreSQL menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS. Setelah tersimpan ke dalam database postgreSQL, maka akan ditampilkan kedalam bentuk dengan menggunakan MapServer dan pMapper. Sehingga aplikasi yang berbentuk peta SIG ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari pengguna.
2.
Proses Digitasi Peta Proses digitasi peta adalah proses awal untuk mengelola data sebelum
proses pembangunan data yang dilakukan pada sistem SIG. Proses ini bertujuan agar data pada peta yang didapatkan dari hasil survey lapangan dapat dimanipulasi, sehingga dapat dipakai pada proses di dalam perancangan SIG, dalam hal ini adalah software ArcGis 9.3. Sehingga hasil dari digitasi akan berbentuk file .shp yang akan membentuk layer peta. Proses digitasi ini dibagi menjadi 3 macam, antara lain digitasi terhadap point, digitasi terhadap line dan digitasi terhadap polygon. Adapun cara kerja digitasi ini dapat digambarkan melalui flowchart.
1)
Digitasi terhadap point. Proses digitasi terhadap point dapat dilihat pada Gambar 4.15 dibawah ini.
START
Layer Dapat Di Edit
Tidak
Ya
Tool Digitizer Point Aktif
Tool Digitizer Tidak Aktif
Tambah Point Pada Grafis
Isikan Data
End Gambar 4.15 Flowchart Digitasi Point (Sumber : digilib.its.ac.id) Proses digitasi terhadap point dapat dilakukan pada saat membuat Point pembagian sarana dan prasarana.
2)
Digitasi terhadap polygon. Proses digitasi terhadap polygon dapat dilihat pada Gambar 4.16 dibawah
ini. START
Layer Dapat Di Edit
Tidak
Ya
Tool Digitizer Polygon Aktif
Tool Digitizer Tidak Aktif
Tambah Polygon Pada Grafis
Isikan Data
End Gambar 4.16 Flowchart Digitasi polygon (Sumber : digilib.its.ac.id) Proses digitasi terhadap polygon dapat dilakukan pada saat membuat polygon sarana dan prasarana seperti kesehatan, kantor pemerintahan, pariwisata dan transportasi di Kota Gorontalo.
3).
Digitasi terhadap line. Proses digitasi terhadap line dapat dilihat pada Gambar 4.17 dibawah ini. START
Layer Dapat Di Edit
Tidak
Ya
Tool Digitizer Polyline Aktif
Tool Digitizer Tidak Aktif
Tambah Polyline Pada Grafis
Isikan Data
End Gambar 4.17 Proses Digitasi line (Sumber : digilib.its.ac.id) Proses digitasi terhadap line dilakukan pada saat membuat line suatu jalan, sungai, laut, dan batas-batas kecamatan. Data yang telah didigitasi akan diproses pada ArcGis 9.3 sehingga menghasilkan tampilan peta. Proses digitasi ini akan menghasilkan data spasial
yang terinput ke dalam aplikasi ArcGis 9.3. Jadi dapat digambarkan pada Gambar 4.18 sebagai berikut: Start Argis (Arcmap)
Arc katalog Membuat shapfile baru Menentukan feature
Point/Titik
Line/Garis
Polygon/Area
Digitasi
Data spasial
Gambar 4.18 Pembentukan Data Spasial
Setelah terbentuk data spatial dari hasil digitasi, maka proses selanjutnya adalah melakukan pemodelan digitasi untuk membangun data spatial. Berikut ini adalah tampilan peta Kota Gorontalo yang telah didigitasi kedalam aplikasi ArcGis 9.3.
Gambar 4.19 Hasil digitasi ke ArcGis 9.3
Data digitasi yang telah dimasukkan kedalam aplikasi ArcGis akan diolah menjadi layer-layer yang akan dipanggil untuk proses pembentukan peta SIG. semua objek sarana dan prasarana seperti wisata, transportasi, kantor pemerintahan, hotel dan kesehatan akan dibentuk model type digitasi point. Setelah semua objek didigitasi berdasarkan kategori, maka tinggal di overlay masing-masing digitasi. Untuk mendesain hasil seperti gambar diatas, dibutuhkan pembentukan layer-layer pada peta Kota Gorontalo yang dilakukan secara manual dengan menggunakan Software ArcGis 9.3, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Buka ArcCatalog Klik kanan, pilih - new shapefile kemudian beri nama filenya dan pilih feature type-nya
Gambar 4.20 Tampilan untuk membuat shapefile baru Lalu drag file yang bertipe shapefile dari ArcCatalog ke ArcMap, setelah itu klik start editing pada Editor (untuk mulai men-digitasi), tampilannya seperti di bawah ini :
Gambar 4.21 Tampilan untuk memulai editing Setelah di klik start editing, maka akan tampil dialog editing sebagai berikut :
Gambar 4.22 Tampilan Box Editing
Lalu klik OK, dan untuk memulai melakukan digitasi, aktifkan juga gambar pensil, seperti yang terlihat di bawah ini :
Gambar 4.23 Tampilan untuk mengaktifkan tool sketch Kemudian setelah diaktifkan, mulailah digitasi.
Gambar 4.24 Tampilan untuk digitasi
3.
Perancangan Basisdata SIG Perancangan basisdata SIG merupakan bagian dari pembuatan SIG.
Perancangan basisdata pada sistem ini dibuat pertama kali pada ArcGis yaitu pembentukan output data, pembentukan data atribut dan Memasukkan Data pada Lingkungan PostGreSQL. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a.
Pembentukan output data Data hasil survey yang akan diolah kembali adalah data dengan format shp
(shapefile). Pengolahan data dilakukan dengan proses digitasi dan penambahan atribut menggunakan perangkat lunak ArcGis 9.3. Wilayah yang menjadi objek dalam sistem ini adalah Kota Gorontalo. Data yang diperoleh dari hasil survey akan dirinci sebagai berikut : Tabel 4.7 Data-data yang digunakan sebagai dasar peta No 1 2 3 4 5
Tabel Wisata Transportasi Pemerintah Kesehatan Hotel
Tipe Peta Point Point Point Point Point
6
Jalan
line
7
Batas Kecamatan
line
8
Peta Kota Gorontalo
Polygon
9
Batas Kabupaten
Polygon
10
Batas Administrasi
line
11
Laut
Polygon
Sumber Data GPS Survey Lapangan Data GPS Survey Lapangan Data GPS Survey Lapangan Data GPS Survey Lapangan Data GPS Survey Lapangan Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo Bakosurtanal dan Bappeda Kota Gorontalo
b. Pembentukan Data Atribut ke dalam Basisdata Dalam hasil skripsi ini peta Kota Gorontalo terdiri dari beberapa informasi yaitu sarana dan prasarana wisata, transportasi, pemerintahan, kesehatan, hotel, jalan, batas kecamatan, administrasi kota, peta Kota Gorontalo, Laut dan batas Kabupaten Gorontalo. Masing-masing informasi tersebut dibuat dalam layer yang berbeda dan disimpan dalam tabel yang terpisah.
1) Tabel Wisata Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai wisata Kota Gorontalo ke dalam peta. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Struktur Tabel Wisata Nama Kolom GID ID Wisata Alamat Kelurahan Kecamatan Kategori
Tipe Data ObjectID Geometry Text Text Text Text Text
Length
50 30 30 20 20
2) Tabel Transportasi. Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai lokasi dari terminal dan pelabuhan laut yang ada di Kota Gorontalo ke dalam peta. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Struktur Tabel Transportasi Nama Kolom Tipe Data GID ObjectID ID Geometry transporta Text Lokasi Text Kelurahan Text Kecamatan Text
Length
50 30 30 20
3) Tabel Kantor Pemerintahan. Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk menentukan letak kantor-kantor lurah, Kecamatan dan Kantor Walikota, ke dalam peta. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Struktur Tabel Kantor Pemerintahan Nama Kolom GID ID Kantor_Pem
Tipe Data ObjectID Geometry Text
Length
50
4) Tabel Kesehatan. Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk menentukan letak tempat-tempat kesehatan berupa Rumah Sakit dan Puskesmas. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Struktur Tabel kesehatan Nama Kolom GID ID Alamat Kelurahan Kecamatan
Tipe Data ObjectID Geometry Text Text Text
Length
30 30 20
5) Tabel Hotel Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk menentukan letak tempat-tempat Hotel. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.12 Struktur Tabel Hotel Nama Kolom GID ID Hotel Alamat Jumlah_kamar
Tipe Data ObjectID Geometry Text Text Integer
Length
50 30 9
6) Tabel Jalan Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk menentukan jalur-jalur transportasi di Kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13 Struktur Tabel Jalan Nama Kolom GID Shape Shape_Leng Jl_ID JL_Deskrp
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Text
Length
10 4 20
7) Tabel Batas Kecamatan. Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk memetakan wilayah-wilayah yang ada di Kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14 Struktur Tabel Kecamatan Nama Kolom GID Shape_Leng UPDATE_ Pelaksana ADML_DESKRIP
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Double
Length
5 5 10
8) Tabel Batas Kabupaten. Tabel ini memiliki objek yang berupa line, yang digunakan untuk memetakan batas-batas antar kota Gorontalo dengan Kabupaten. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15 Struktur Tabel batas Kabupaten Nama Kolom GID ID AREA BSUTENG_ID CDBASE KETERANGAN
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Double Test
Length
5 5 10 20
9) Tabel Batas Administrasi Kota Gorontalo. Tabel ini memiliki objek yang berupa line, yang digunakan untuk memetakan batas-batas antar kelurahan di kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Struktur Tabel batas administrasi Nama Kolom GID Shape_Leng ADML_ID UPDATE_ Pelaksana ADML_DESKRIP
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Double Test
Length
5 5 10 20
10) Tabel Kota Gorontalo. Tabel ini memiliki objek yang berupa polygon, yang digunakan untuk peta kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.17 Struktur Tabel Kota Gorontalo Nama Kolom GID PROVINSI KABUPATEN UPDATE_ Pelaksana Shape_Leng Shape_Area
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Double Test Text
Length
5 5 10 20 50
11) Tabel Laut Tabel ini memiliki objek yang berupa polygon, yang digunakan untuk laut pada peta kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.18 Struktur Tabel laut pada Kota Gorontalo Nama Kolom GID Shape Shape_Leng Shape_Area Luas Pelaksana Kec_Id
Tipe Data ObjectID Geometry Double Double Double Test Text
Length
5 5 10 20 50
c.
Memasukkan Data pada Lingkungan PostGreSQL Pada tahap yang ketiga ini yaitu memasukkan semua data spatial dan atribut
yang telah dibuat dari ArcGis kedalam database. Hal ini dilakukan dengan mengimport atau mentransformasikan format DBase file (*.dbf) yang telah kita isikan pada masing-masing shapefile dengan menggunakan software Quantum GIS. Adapun langkah-langkah untuk proses memasukkan data adalah sebagai berikut :
1) Pembuatan Database PostgreSQL dan Convert ke Quantum GIS Buka pgAdmin III pada PostgreSQL, kemudian klik dua kali untuk connect database server. Untuk membuat database baru klik kanan pada Database kemudian memilih New
Database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.25 Membuat Database baru
Setelah itu memasukkan nama database yang akan dibuat misalnya adalah peta_gtlo, pilih postgres untuk Owner, dan berikan comment pembuatan database baru. Hal ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.26 Pengisian Nama untuk database baru Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel yang telah dirancang dari ArcGis. Untuk merancang databasenya kita dapat langsung membuat tabel dari file dengan format shapefile (*.SHP) dengan cara import data shapefile ke database PostgreSQL dengan bantuan QuantumGIS. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari memasukkan data satu persatu kedalam database yang dapat memakan waktu cukup lama. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tabel baru sekaligus dengan memindahkan datanya: a)
Mengaktifkan QuantumGIS kemudian memilih Database
Spit
Import Shapefile to PostgreSQL, seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Gambar 4.27 Import Shapefile ke PostgresSQL b)
Masuk pada halaman SPIT, kemudian memilih koneksi database yang diinginkan, jika belum tersedia maka membuat koneksi baru dengan menekan New. Proses ini ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 4.28 Membuat koneksi ke database c)
Kemudian mengisi nama koneksi, sebaiknya nama koneksi sama dengan
nama database untuk memudahkan dalam memilih database mana yang akan dihubungkan. Kemudian menuliskan nama Host dengan localhost, nama
Database, Port berapa, User Name dan Passsword dan melakukan tes koneksi. Berikut adalah tampilannya :
Gambar 4.29 Membuat koneksi Postgis d) Setelah dibuat koneksinya, dan test koneksi berhasil, maka kita akan menambahkan data-data dengan format SHP yang akan dibuat tabelnya pada database PostGIS dengan menekan Add dan memilih file mana yang digunakan, seperti gambar berikut :
Gambar 4.30 Menambahkan data Shapefiles e)
Setelah ditambahkan, kemudian pilih Ok, maka tabel baru sudah dibuat pada database peta_gtlo di PostGIS dengan nama tabel sesuai dengan nama pada file SHP. Langkah-langkah ini diulangi sehingga membuat tabel-tabel baru pada database peta_gtlo beserta datanya dengan melakukan import data ke PostGIS. Seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.31 Export to Mapserver f)
Tabel-tabel telah di impor ke database, maka database akan terisi data-data dari file shp tadi .
Gambar 4.32 File yang telah di impor ke database
4.
Perancangan Peta SIG Setelah semua data-data peta tersimpan ke dalam database postgreSql, maka
langkah selanjutnya adalah memanggil data itu ke dalam aplikasi . Adapun langkah-langkah dalam merancang peta SIG ini adalah sebagai berikut :
a.
Penggunaan Mapserver (ms4w). Mapserver merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (GIS) yang
dikembangkan atas kerjasama antara Universitas Minnesota, NASA, dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota. Mapserver digunakan sebagai pengolahan . Aplikasi ini berbentuk opensource yang didapatkan pada maptools yaitu layanan internet penyedia jasa pengolahan SIG. Dalam menjalankan MapServer, maka dibutuhkan file berupa pmapper dan PHTML. Dimana pmapper berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka informasi inilah yang nantinya di tampilkan oleh MapServer. Di sisi lain, file PHTML dipergunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta). Dalam menggunakan aplikasi ini, terlebih dahulu kita mengextrack semua file ke dalam root (file system C:). Setelah semua file terextrack maka ketika membuka browser pada Mozilla atau internet explorer, semua instalasi ms4w akan terlihat pada tampilan browser. Untuk memahami penggunaan mapserver ini dalam proses penyajian data, maka dapat dilihat pada gambar berikut ini :
MAP FILE
PHTML FILE/TEMPLATE/PHP /MapScript
Gambar 4.33 Proses penyajian peta menggunakan MapServer Arsitektur penyimpanan file MapServer dan data SIG merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam membuat aplikasi peta SIG. Adapun arsitektur tersebut, terbagi dalam tiga kategori yaitu: 1) File MapServer, yang termasuk di dalamnya adalah pmapper dan PHP/MapScript. 2) File PHTML dan gambar/grafis, yang termasuk didalamnya adalah file . 3) Data SIG, yang meliputi data spatial dan data attribute yang digunakan.
Alur proses penyediaan informasi peta menggunakan Mapserver digunakan untuk mengetahui bagaiamana proses request informasi oleh pengunjung, kemudian dikelola oleh server, dan kemudian informasi tersebut disajikan dalam peta. Untuk memahami lebih jauh tentang bagaimana alur proses penyediaan informasi tersebut, maka dapat dilihat dalam Gambar berikut ini :
request WEB SERVER APACHE / LocalHost respon
Menjalan MapServer CGI
Browser MAPSERVER CGI Eksekusi File .Map MAPFILE. (map) Load File .shp File Peta (.shp) Peta
Gambar 4.34 Proses Penyediaan Informasi Gis (Sumber :Tanaamah, Wardoyo) Pada gambar diatas terlihat bahwa proses penyediaan informasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Pengunjung melakukan request pada server apache. 2) Server apache menjalankan MapServer cgi dalam melakukan load data spasial. 3) MapServer CGI melakukan eksekusi file.map, dimana Mapfile (.map) melakukan load file peta dalam bentuk .shp . 4) Load File peta dalam bentuk .shp ini akan diberikan dalam bentuk peta. 5) Peta kemudian dikirimkan kembali pada server apache 6) Server apache merespon dan mengirimkan peta tersebut kepada pengunjung (user).
b. Penggunaan pmapper 4.0 Pmapper merupakan aplikasi bawahan dari maptools yang berbasis opensource. Untuk pengolahan aplikasi dibutuhkan ms4w sebagai pengolah . Pmapper digunakan untuk membangun peta berbasis . Rancangan dari pengolahan pmapper ini adalah mengedit file yang berbentuk .map yang digunakan sebagai pemanggilan peta pada browser. Fungsi file ini adalah menampilkan semua data-data yang berbentuk .shp dari Quantum Gis.
c.
Data Flow Diagram peta SIG Dalam melakukan perancangan SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo,
pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi tentang kebutuhan fungsi SIG dan kebutuhan data geografis. Berdasarkan perancangan ini, maka akan dirancang pembuatan Diagram Konteks. Data diagram konteks berisi penjelasan umum atau global tentang proses yang terjadi dalam sistem yang menggambarkan interaksi antara sistem dan entity luar. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka data diagram konteks untuk SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 4.35.
REQUEST
WEB SIG
USER INFORMASI
Gambar 4.35 Diagram Konteks
d. Visualisasi Tampilan Informasi Peta SIG sarana dan prasarana Tampilan informasi merupakan tahap akhir dari perancangan peta SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo. Di dalam tampilan ini akan memberikan informasi kepada pengguna akan informasi-informasi sarana dan prasarana di Kota Gorontalo. Pada gambar 4.36 menampilkan informasi peta
SIG sarana dan
prasarana Kota Gorontalo. Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan berdasarkan objek-objek dalam sarana dan prasarana Kota Gorontalo sebagai berikut.
1). Tempat visualisasi peta SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo
Gambar 4.36 Tampilan peta SIG Kota Gorontalo
2). Visualisasi Legenda Peta
Gambar 4.37 Tampilan Legenda Peta 3). Visualisasi Search Peta
Gambar 4.38 Tampilan Search Peta
4). Visualisasi tools box Peta
Gambar 4.39 Tampilan tool box Peta 4). Visualisasi references Peta
Gambar 4.40 Tampilan references Peta