BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Indosat, salah satu perusahaan yang memiliki nama lengkap PT. Indosat Tbk, yang sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. Indosat merupakan sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang lengkap dan terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler setelah Telkomsel. Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang,
Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi
internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting. PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikannya sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix. Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah
42
43
Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui
Indonesia
Communication
Limited
(ICLM)
dan
Indonesia
Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Pada tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan
44
24,19% saham seri B dari publik). Pada tanggal 25 mei 2011 di Ritz Carlton – Pacific Place, Jakarta, launching Indosat Mobile. 4.1.2 Produk-Produk Indosat Jasa Selular dan Broadband 3.5G : 1. IM3 Kebutuhan Pelanggan: Layanan selular pra-bayar yang terjangkau, dengan fleksibilitas isi ulang. Manfaat untuk Pelanggan: Waktu bicara lebih lama dan jumlah sms yang lebih banyak dengan harga yang terjangkau. 2. Mentari Kebutuhan Pelanggan: Layanan selular pra-bayar yang terjangkau untuk pengguna reguler. Manfaat untuk Pelanggan:
Biaya percakapan yang lebih hemat bagi
pelanggan yang sering melakukan panggilan (frequent caller) dengan perhitungan tarif yang sederhana. 3. Matrix Kebutuhan Pelanggan: Layanan selular pasca bayar. Manfaat untuk Pelanggan: Kebebasan melakukan komunikasi dengan tarif pasca bayar yang inovatif. 4. Matrix Auto Kebutuhan Pelanggan: Layanan selular pasca bayar yang dapat diisi ulang. Manfaat untuk Pelanggan: Fleksibilitas mengontrol pemakaian. Kombinasi dari manfaat layanan pasca bayar dan pra-bayar.
45
5. Blackberry Pasca bayar/Pra-bayar Kebutuhan Pelanggan: Layanan selular pasca bayar/prabayar dan push-mail global. Manfaat untuk Pelanggan: Layanan push-email dengan konektivitas tanpa batas. 6. Indosat Broadband 3.5G Kebutuhan Pelanggan: Akses internet mobile berkecepatan tinggi. Manfaat untuk Pelanggan: Layanan wireless broadband dengan kecepatan akses hingga14,4Mbps. 7. i Games, i Ring, i Go, i Menu Kebutuhan Pelanggan: Layanan nilai tambah untuk pengguna layanan selular dengan berbagai pilihan fitur. Manfaat untuk Pelanggan: Memberikan pilihan fitur, content, dan games. Jasa Telepon Tetap: 1. StarOne Pasca bayar/Pra-bayar Kebutuhan Pelanggan: Layanan telepon tetap nirkabel dengan tarif pasca bayar dan pra-bayar. Manfaat untuk Pelanggan: Melakukan komunikasi bergerak secara terbatas dengan tarif layanan telepon tetap. 2. Indosat 001, Indosat 008 Kebutuhan Pelanggan: Sambungan Langsung Internasional. Manfaat untuk Pelanggan: a) Untuk telepon SLI yang jernih dan berkualitas.
46
b) SLI yang ekonomis. c) Dapat digunakan untuk menjangkau mitra bicara yang luas. 3. Flat Call 01016, Global Save Kebutuhan Pelanggan: Layanan Voice over Internet Protocol (VoIP) domestik dan internasional. Manfaat untuk Pelanggan: a) Tarif internasional yang terjangkau. b) Kartu telepon VoIP untuk jarak jauh. c) Biaya telepon yang terkontrol. 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan : 1. Menjadi perusahaan penyedia solusi informasi dan komunikasi pilihan di Indonesia. 2. Menawarkan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi yang lengkap dan berkualitas. 3. Berada pada “Top-Of-Mind” pelanggan dalam menyediakan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi 4. Menyediakan produk dan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat yang dilayani. Misi Perusahaan : 1. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi inovatif dan berkualitas untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pelanggan.
47
2. Meningkatkan shareholder value secara terus menerus. 3. Mewujudkan kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik. 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antara fungsifungsi serta penerapan wewenang dan tanggung jawab. Dengan demikian suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan sifat-sifat unit organisasi satuan usaha, termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dan pelaporan selain itu struktur organisasi harus menetapkan wewenang dan tanggung jawab dalam satuan usaha dengan cara yang semestinya. Struktur organisasi ini mempunyai mempunyai kepentingan, diantaranya adalah: 1) Struktur organisasi suatu satuan usaha memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasi. 2) Struktur organisasi diperlukan untuk menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab. 4.1.5 Job Description 1.
Direktur Utama (Dirut), memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain: Memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan di PT. Indosat, Tbk.
2.
Wakil Direktur Utama, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab anatara lain: Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan direktur utama.
48
3.
Direktur Jabodetabek dan Corporate Sales, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab anatara lain: Mengkoordinasikan perusahaan-perusahaan penjualan di bawah naungan PT. Indosat, Tbk di wilayah Jabodetabek.
4. Direktur Regional Sales, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain: Memimpin dan mengawasi daerah-daerah penjualan produkproduk PT. Indosat, Tbk. 5.
Direktur Marketing, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain: Merencanakan, mengontrol, dan mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran bersama Supervisor untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien.
6.
Direktur Information Technology, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain: Menyelenggarakan Perumusan kebijakan teknologi informasi dan melaksanakan pengelolaan Infrastruktur hardware, meliputi server, komputer, dan perangkat pendukungnya.
7.
Direktur Network, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab anatara lain: Memetakan kebutuhan sekarang dan akan datang, terutama hubungan dengan Matreial Management proses sehingga hubungan ini akan mempengaruhi jaringan terutama pada permasalahan stock barang pada saat terjadi kerusakan.
8.
Direktur Finance, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab anatara lain: Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan serta mengendalikan program dan pendapatan pengeluaran keuangan perusahaan.
49
9.
Direktur Corporate Service, memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab anatara lain: Penanggung jawab dalam memberikan informasi kepada masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
4.2
Deskripsi Trend
4.2.1 Perputaran Modal Kerja (Variabel X) Perputaran modal kerja merupakan penjualan dibagi dengan rata-rata modal kerja, perbandingan ini menunjukan efektivitas badan usaha dalam menggunakan modal kerja untuk memperoleh penerimaan. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Indosat, Tbk, didapatkan informasi Perputaran Modal Kerja Tahun 2007 – 2010 sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Perputaran Modal Kerja PT. Indosat, Tbk Tahun 2007 – 2010 Perputaran Modal Kerja Tahun
PT. Indosat, Tbk
2007
99,66%
2008
107,18%
2009
102,42%
2010
25,96%
(Sumber : Data Olahan)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1 sebagai berikut :
50
Perputaran Modal Kerja 120.00 100.00 80.00 60.00
Perputaran Modal Kerja
40.00 20.00 2007
2008
2009
2010
(Sumber : Data Olahan) Grafik 4.1 Perkembangan Perputaran Modal Kerja PT. Indosat, Tbk Tahun 2007 – 2010 Dari perkembangan Perputaran Modal Kerja PT. Indosat, Tbk selama empat tahun, terlihat erlihat bahwa pada tahun 2007 Perputaran Modal Kerja sebesar 99,66% kemudian terjadi peningkatan sebesar 0,93% di tahun 2008 menjadi 107,18%. 10 Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,05% menjadi 102,42%, terus mengalami penurunan sampai pada tahun 2010 sebesar 3,95% menjadi 25,96%. Penurunan ini disebabkan terjadi penurunan penjualan yang signifikan di tahun 2010 sebesar Rp. 4,7 triliun triliun dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp. 18,4 triliun dan peningkatan modal kerja di tahun 2010 menjadi Rp. 18,2 triliun dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp. 17,9 triliun. (Annual (Annual Report PT. Indosat, Tbk).
51
4.2.2 Return On Equity (Variabel Y) Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE (Return On Equity) merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak dengan ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Indosat, Tbk, didapatkan informasi Return On Equity Tahun 2007 – 2010 sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Return On Equity PT. Indosat, Tbk Tahun 2007 – 2010 Tahun
Return On Equity PT. Indosat, Tbk
2007
11,35%
2008
16,62%
2009
11,37%
2010
8,22%
(Sumber : Data Olahan)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.2 sebagai berikut :
52
Return On Equity 20.00 15.00 10.00
Return On Equity
5.00 2007
2008
2009
2010
(Sumber : Data Olahan) Grafik 4.2 Perkembangan Return On Equity PT. Indosat, Tbk Tahun 2007 - 2010 Dari data pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa, pada tahun 2007 Return On Equity sebesar 11,35%. Mengalami peningkatan sebesar 0,68% pada tahun 2008 menjadi 16,62%. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan yang terjadi pada perputaran modal kerja tahun tahun 2008. Kemudian pada tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami penurunan, seiring dengan penurunan yang terjadi pada perputaran modal kerja tahun 2009 dan 2010. Dimana penurunan sebesar 1,46% pada tahun 2009, sehingga menjadi 11,37%. Dan terus mengalami penurunan runan sebesar 1,38% di tahun 2010 menjadi 8,22%. Hal ini disebabkan laba bersih mengalami penurunan, sementara modal kerja mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.(Sumber sebelumnya.(Sumber : Annual Report PT. Indosat, Tbk).
53
4.3
Deskripsi Hasil Penelitian
a. Analisis Regresi Linier Sederhana Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana melalui program SPSS (Statistical Product Service Solution). Dimana persamaan regresinya adalah : ŷ = a + bx
Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) Versi 16, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh perputaran modal kerja terhadap Return On Equity : Tabel 4.3 Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B (Constant) PMK
Std. Error
17.699
2.653
.170
.029
Beta
t
.860
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
6.670
.022
6.282
29.116
3.821
.000
196
.057
a. Dependent Variable : ROE
Berdasarkan tabel 4.3 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
ŷ = 17,699 + 170 X
54
b. Koefisien Determinasi ( R Square ) Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan.Untuk mengetahui pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity berikut adalah hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya pengaruh antara variabel x dan variabel y : Tabel 4.4 b
Model Summary
Change Statistics
Model 1
R .860
a
R
Adjusted Std. Error of R Square
F
Square
R Square the Estimate Change
Change
.739
.609
1.97009
.739
5.668
Sig. F df1
df2 1
Change 2
.140
a. Predictors: (Constant), PMK b. Dependent Variable: ROE
Mencermati tabel 4.4 pada halaman sebelumnya, diketahui bahwa pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada kolom R
Square
menunjukkan bahwa pengaruh
yakni sebesar 0,739 atau 73,9%.
Hal ini
Perputaran Modal Kerja terhadap Return On
Equity PT. Indosat, Tbk sebesar 73,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent positif signifikan. Dan sisanya 26,1% merupakan faktor lain yang mempengaruhi Return On Equity
55
diluar penelitian. Faktor lain tersebut bisa berupa net income dan hutang perusahaan. a.
Pengujian Keberartian ( Uji t ) Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya
yakni untuk mengetahui pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan (α) = 5% (0,05), berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut : Ha = Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk. Ho = Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk. Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka disajikan data hasil olahan SPSS (Statistical Product Service Solution) seperti yang tertera pada tabel 4.3 Coefficiensts di atas, yang menyatakan besarnya t hitung pada penelitian pengaruh perputaran modal kerja terhadap Return On Equity. Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (Ha) yang menyatakan perputaran modal kerja berpengaruh pada Return On Equity PT. Indosat, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel.
56
Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 3 = 3.182. Perbandingan antara t tabel dari
hitung
dan t
koefisien regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk Tahun 2007 -2010
Koefisien Regresi
t hitung
t tabel
Variabel X
3,821
3,182
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa nilai t
hitung
variabel X lebih besar dari
nilai ttabel yaitu 3,821 > 3,182. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indonesia, Tbk.
4.4
Pembahasan Hubungan antara modal kerja dengan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dikemukakan oleh Sutarno (2000 : 214) menurutnya modal kerja sangat penting untuk beberapa alasan. Satu hal yang penting, aktiva lancar dari perusahaan manufaktur jumlahnya lebih dari setengah jumlah total aktiva. Untuk perusahaan distribusi, jumlahnya lebih besar lagi. Untuk menjalankan perusahaan secara efisien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikembalikan secara sesama. Hal ini penting untuk perusahaan yang berkembang
57
cepat, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan,
kelebihan
jumlah
aktiva
lancar
bisa
berakibat
realisasi
pengembalian investasi. Namun perusahaan dengan aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam kelancaran operasi. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, modal kerja ini penentu dari tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Keputusankeputusan tersebut mempengaruhi hasil yang diharapkan yaitu laba dalam hal ini disebut Return On Equity. Menurut Agus Sartono (2008 : 495) Modal Kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan. Modal kerja kotor didefinisikan sebagai total aktiva lancar perusahaan. Modal kerja bersih adalah merupakan kelebihan total aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja ( working capital turnover period ) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya, atau makin tinggi perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut.
58
Modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai dan
surat
berharga
dapat
merugikan
perusahaan
karena menyebabkan
berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Kelebihan modal kerja juga akan menimbulkan tidak efektif dalam operasi perusahaan. Sebaliknya adanya ketidak- cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Komarudin (2005 : 62) menyebutkan lama periode perputaran modal kerjanya tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turn over). Rasio ini menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan akan menunjukan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Ardiyos (2003 : 995) mengemukakan pengertian perputaran modal kerja (working capital turn over) “Penjualan dibagi dengan rata-rata modal kerja. Perbandingan ini menunjukan efektivitas badan usaha dalam menggunakan modal kerja untuk memperoleh penerimaan” jadi dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja menunjukan hubungan antara penjualan dengan modal kerja yang digunakan untuk menilai keefisienan modal kerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penerimaan atau penjualan. Perputaran modal kerja dapat dilihat dari perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaaan (inventory turnover).
59
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut Return On Equity merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak dengan ekuitas yang diinvestasikan
pemegang
saham
pada
perusahaan.
Dimana
laba
yang
diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih berkaitan dengan pembayaran deviden. Rasio ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri. Dari beberapa teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap Return On Equity. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat pengembalian dalam bentuk penerimaan (laba) yang disebut Return On Equity. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak dan sebaliknya penelitian HA yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil t
hitung
yang lebih besar dari t
tabel
pada taraf signifikan α = 5%. Adapun
hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk. Berdasarkan data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel 4.3 Coefficient di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh
60
perputaran modal kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk, maka hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = 17,699 + 170 X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan α = 5%. Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 17,699 merupakan nilai dari variabel Perputaran Modal Kerja. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 170 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Perputaran Modal Kerja dapat mempengaruhi Return On Equity dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan. Memperhatikan pula hasil olahan SPSS di atas, maka untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan perputaran modal kerja berpengaruh pada Return On Equity PT. Indosat, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 3 = 3.182. Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa nilai t
hitung
variabel X lebih
besar dari nilai ttabel yaitu 3,821 > 3,182. Dengan demikian Ho ditolak dan HA diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,739. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity PT. Indosat, Tbk sebesar 73,9%. Hasil ini menunjukkan pengaruh signifikan antara perputaran modal kerja terhadap return on equity. Dan sisanya 26,1% merupakan faktor lain yang mempengaruhi Return On Equity diluar
61
penelitian. Faktor lain tersebut bisa berupa net income dan hutang perusahaan serta faktor-faktor eksternal perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan teori yang dikemukakan oleh Sutarno (2000) dan Martono (2002) yang menyatakan pengaruh antara modal kerja dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat ada dua keputusan yang menyatakan persoalan dasar perusahaan, yaitu sebagai berikut : Tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi pada aktiva lancar. Untuk menilai koefisiensinya modal kerja dari operasional perusahaan dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja yang disebut dengan perputaran modal kerja (working capital turn over). Perbandingan ini menunjukan efektivitas perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk memperoleh penerimaan dalam hal ini Return On Equity (ROE). Apabila modal kerja yang terdapat dalam perusahaan digunakan dengan efektif dan efisien (modal kerja tidak ada yang menganggur dan perputarannya cepat) maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan laba pun akan semakin besar.