BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Sekolah Dasar di Gugus Mina Kencana. Jumlah siswa yang terdapat di Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran mulai dari kelas I sampai kelas VI sebanyak 142 siswa. Walaupun Sekolah Dasar ini berada dalam naungan Yayasan Katolik, namun agama yang dianut oleh mayoritas siswa adalah Muslim. Jumlah tenaga pendidik di Sekolah Dasar ini sebanyak 9 orang dan 1 karyawan/penjaga Sekolah Dasar. 9 tenaga pendidik tersebut terdiri dari : 1 Kepala Sekolah, 5 orang guru kelas, 1 Bahasa Inggris, 1 guru Olahraga, dan 1 guru wiyata bhakti. Penelitian dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak yaitu siswa yang terdiri dari 15 anak lakilaki dan 12 anak perempuan. Posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa. Ruangan kelas cukup luas dan terang sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV khususnya pada mata pelajaran Matematika, karena guru belum memiliki variasi dalam memberikan metode pembelajaran khususnya belajar dalam bentuk kelompok. Oleh karena itu peneliti memilih kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran sebagai subjek penelitian
57
58
untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa. 4.2. Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini meliputi hasil analisis deskriptif pretest dan posttest, hasil uji normalitas dan uji hipotesis. Hasil analisis data
dalam penelitian ini digunakan untuk memperjelas data dalam penelitian. 4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Data 4.2.2.1. Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest
Hasil analisis deskriptif data pretest dalam penelitian ini diperoleh dari nilai pretest hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2012 pukul 07.00 WIB. Subjek penelitian sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan siswa perempuan. Jumlah soal pretest sebanyak 24 butir soal pilihan ganda yang diambil dari soal yang valid
setelah dilakukan analisis validitas instrumen tes. Pretest berfungsi untuk mengukur hasil belajar matematika sebelum diberi treatment atau perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Perolehan nilai pretest tersebut disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang dilakukan dengan cara :
59
1.
Mengurutkan nilai pretest dari yang terendah sampai tertinggi. Sehingga data tersebut berurutan menjadi 46, 46, 50, 50, 50, 50, 50, 54, 54, 54, 54, 58, 58, 58, 63, 63, 63, 63, 63, 67, 67, 67, 67, 71, 75, 79, 88 (Data nilai pretest siswa terdapat pada lampiran 9)
2.
Menghitung jarak atau rentangan (R) R = data tertinggi – data terendah R = 88-46 R = 42
3.
Menghitung jumlah kelas (K) dengan Sturges. K = 1 + 3,3 log 27 K = 1 + 3,3. 1,431 K = 1 + 4,7223 K = 5,7233 = 6
4.
Menghitung panjang kelas interval (P) Rentangan (R) P=
Jumlah Kelas (K) 42 P=
6 = 7 5.
Menentukan batas kelas interval dengan rumus : ( 46 + 7 ) = 53 – 1 = 52 ( 53 + 7 ) = 60 – 1 = 59 ( 60 + 7 ) = 67 – 1 = 66 ( 67 + 7 ) = 74 – 1 = 73
60
( 74 + 7 ) = 81 – 1 = 80 ( 81 + 7 ) = 88 – 1 = 87 Æ 88 (karena nilai tertinggi adalah 88). Data distribusi frekuensi nilai pretest pada siswa dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 No 1 2 3 4 5 6
Interval 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-88 Total
Frekuensi 7 7 5 5 2 1 27
Prosentase (%) 26 26 19 19 7 3 100%
Sumber:berdasarkan data yang telah diolah.
Tabel 4.1 menunjukan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 46 sampai dengan 52 terdiri dari 7 siswa dengan prosentase 26 %. Siswa yang mendapat nilai 53 sampai dengan 59 terdiri dari 7 siswa dengan prosentase 26 %. Siswa yang mendapat nilai 60 sampai dengan 66 terdiri dari 5 orang dengan prosentase 19 %. Siswa yang mendapat nilai 67 sampai dengan 73 terdiri 5 orang dengan prosentase 19 %. Siswa yang mendapat nilai 74 sampai dengan 80 terdiri dari 2 siswa dengan prosentase 7 %. Siswa yang mendapat nilai 81 sampai dengan 88 terdiri dari 1 siswa dengan prosentase 3 %. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar berikut :
61
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah
Gambar 4.1. Diagram Batang Skor Pretest Analisis deskriptif dilakukan setelah analisis distribusi frekuensi. Di bawah ini merangkum data empirik sebelum diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran yang telah diklasifikasikan pada tabel 4.2 Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral Range, Mean, Maximum, Minimum, Standard Deviation, dan Variance.
62
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Nilai Pretest Descriptive Statistics
N
Range
Pretest
27
42.00
Valid N (listwise)
27
Minimum Maximum 46.00
88.00
Mean
Std. Deviation
Variance
60.2963
10.33595
106.832
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 27 mempunyai rentangan (Range) sebesar 42 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam distribusi frekuensi. Skor minimum sebesar 46 dan skor maksimum 88 dengan rata-rata hitung (Mean) 60.29. Standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 10.33595 yang berfungsi untuk menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Nilai varians (Variance) sebesar 106.832 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data. 4.2.1.2. Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest
Hasil analisis deskriptif data posttest dalam penelitian ini diperoleh dari nilai posttest hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 pukul 08.30 WIB. Subjek penelitian sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Jumlah soal posttest sebanyak 25 butir soal pilihan ganda yang diambil dari soal yang valid setelah dilakukan analisis validitas instrumen tes. Posttest berfungsi untuk mengukur hasil belajar matematika setelah diberi treatment atau perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
63
(NHT). Perolehan nilai posttest tersebut disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang dilakukan dengan cara : 1.
Mengurutkan nilai post-test dari yang terendah sampai tertinggi. Sehingga data tersebut berurutan menjadi 64, 68, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 80, 80, 80, 80, 84, 84, 84, 84, 84, 88, 92, 92, 96, 96,100. (Data nilai posttest siswa terdapat pada lampiran 19)
2.
Menghitung jarak atau rentangan (R) R = data tertinggi – data terendah R = 100– 64 R = 36
3.
Menghitung jumlah kelas (K) dengan Sturges. K = 1 + 3,3 log 27 K = 1 + 3,3. 1,431 K = 1 + 4,7223 K = 5,7233 = 6
4.
Menghitung panjang kelas interval (P) Rentangan (R) P=
Jumlah Kelas (K) 36 P=
6 = 6 5.
Menentukan batas kelas interval dengan rumus : ( 64 + 6) = 70 – 1 = 69 ( 70 + 6 ) = 76 – 1 =75
64
( 76 + 6 ) = 82 – 1 = 81 ( 82 + 6 ) = 88 – 1 = 87 ( 88 + 6 ) = 94 – 1 = 93 ( 94 + 6 ) = 100 – 1 = 99Æ 100 (kerena nilai tertinggi 100). Data distribusi frekuensi nilai posttest pada siswa dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 No 1 2 3 4 5 6
Interval 64-69 70-75 76-81 82-87 88-93 94-100 Total
Frekuensi 5 4 7 5 3 3 27
Persentase (%) 19 14 26 19 11 11 100%
Sumber:berdasarkan data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 64 sampai dengan 69 terdiri dari 5 siswa dengan prosentase 19 %. Siswa yang mendapat nilai 70 sampai dengan 75 terdiri dari 4 siswa dengan prosentase 14 %. Siswa yang mendapat nilai 76 sampai dengan 81 terdiri dari 7 orang dengan prosentase 26 %. Siswa yang mendapat nilai 82 sampai dengan 87 terdiri 5 orang dengan prosentase 19 %. Siswa yang mendapat nilai 88 sampai dengan 93 terdiri dari 3 siswa dengan prosentase 11 %. Siswa yang mendapat nilai 94 sampai dengan 100 terdiri dari 3 siswa dengan prosentase 11 %.
65
Sumber :berdasarkan data yang telah diolah
Gambar 4.2 Diagram Batang Skor Posttest Analisis deskriptif dilakukan setelah analisis distribusi frekuensi. Di bawah ini merangkum data empirik setelah diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV yang telah diklasifikasikan pada tabel 4.4 Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral Range, Mean, Maxsimum, Minimum, Standard Deviation, dan Variance.
66
Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Nilai Posttest Std.
Post_Test Valid
N
Range Minimum Maximum Mean
27
36.00
64.00
100.00
Deviation Variance
79.8519 9.76534
95.362
N 27
(listwise) Sumber: berdasarkan data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 27 mempunyai rentangan (Range) sebesar 36 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam distribusi frekuensi. Skor maksimal 100 dan skor minimal sebesar 64 dengan ratarata hitung (Mean) 79.8519. Standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 9.76534 yang berfungsi untuk menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Nilai varians (Variance) sebesar 95.362 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data. 4.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan analisis data yang digunakan, yaitu menganalisis data nilai pretest dan posttest siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Apabila data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik. Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel (Santoso, 1993: 311). Dalam uji normalitas data ini bisa
67
menggunakan bantuan SPSS. Hasil analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest N Normal Parameters
27 a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Postest 27
60.2963 79.8519 1.03360E 9.76534 1
Absolute
.136
.123
Positive
.136
.123
Negative
-.086
-.078
Kolmogorov-Smirnov Z
.708
.637
Asymp. Sig. (2-tailed)
.698
.811
a. Test distribution is Normal. Sumber: berdasarkan data yang diolah
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji normalitas data pretest dan posttest dari Kolmogorof Smirnof. Data
pretest sebesar 0,708 dengan tingkat signifikansi
0,698. Data posttest sebesar 0,637 dengan tingkat signifikansi 0,811. Singnifikansi data pretest dan posttes semuanya > 0,05, oleh karena itu hasil pengukuran data pretest dan posttest berdistribusi normal. 4.2.3 Hasil Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang diperoleh melalui uji t dari rata-rata pretest dan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Numbered Head Together (NHT) yang
68
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS Window’s version 16. Hasil pengujian hipotesis terdapat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas V
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
27
60.2963
10.33595
1.98915
Posttest
27
79.8519
9.76534
1.87934
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah.
Tabel 4.6 menunjukan bahwa jumlah subjek (N) sebanyak 27 siswa, nilai rata-rata hitung (mean) untuk pretest adalah 60.29 sedangkan posttest adalah 79.85. Simpangan baku (Std. Deviation) pada pretest sebesar 10.33, sedangkan posttest sebesar 9.76. Selanjutnya, untuk membuktikan uji hipotesis secara lebih
rinci lihat tabel 4.7 dan lebih lengkapnya tersaji pada lampiran 23. Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Hipotesis Kelas V
T
Sig. (2-tailed)
16.015
0,000
Pretest Posttest
Sumber: Berdasarkaan data yang telah diolah
Tabel 4.7 menunjukan hasil uji hipotesis perbedaan rata-rata. Hasil uji hipotesis didasarkan pada hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Ho =
Tidak ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) tidak efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran
69
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012). Ha
= Ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012).
Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan 2 cara: Cara pertama dengan melihat nilai [Sig.(2-tailed)] dengan α = 0, 05 Kaidah keputusan: 1. Jika α = 0, 05 ≤ Sig.(2-tailed), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti tidak tidak ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) tidak efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012). 2. Jika α = 0,05 ≥ Sig.(2-tailed), maka Ha diterima Ho ditolak. Ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV
Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012). Berdasarkan kaidah keputusan tersebut, ternyata α = 0,05 lebih besar dari nilai sig (2-tailed) atau 0,05 ≥ 0.000. Maka Ho ditolak.
70
Cara kedua ada hubungannya dengan t
hitung
pada tabel Paired Sample Test yang
lebih jelasnya tersaji pada lampiran 23. Kaidah keputusan sebagai berikut: 1. Jika t
hitung
≥t
tabel,
maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti ada perbedaan rata-
rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV
Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012). 2. Jika t
hitung
≤ t
tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti tidak ada
perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) tidak efektif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012). Berdasarkan tabel 4.7 tampak bahwa t hitung adalah 16.015. Cara menentukan t tabel dicari dengan menggunakan Tabel t, dengan rumus: df = N-1= 27-1=26. Dengan melihat Tabel t dapat diketahui ttabel = 2.052. Ternyata hasil dari t hitung > t tabel atau 16.015 > 2.052. Maka Ho ditolak. Keputusannya berarti Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan “ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah
Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012).” Diterima.
71
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan hasil pembahasan dari hasil penelitian. Hasil perhitungan yang didapat dari nilai signifikansi 0,05 > 0,000 dan t hitung (16.015) > t tabel (2.052). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan “ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012)”. Diterima. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Terjadinya perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest disebabkan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada subjek penelitian. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mengajarkan siswa untuk saling membantu, dapat memberikan
penjelasan kepada teman kelompoknya yang membutuhkan, saling menghargai dan peduli antara siswa yang satu dengan siswa lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) juga mendorong siswa untuk belajar secara aktif, memiliki semangat kerjasama, memiliki tanggung jawab individual terhadap diskusi kelompok,
mampu berekspresi/mengeluarkan
pendapat, memiliki jiwa kompetisi yang sehat dan terlibat total dalam
72
pembelajaran. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa dalam kelompok, tentunya akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Slavin (Slavin,2005) bahwa “cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Ini terjadi dikarenakan siswa dari kelompok kurang pandai akan mendapat transfer pengetahuan dari kelompok siswa pandai. Melalui teman sendiri, siswa tidak merasa malu dan segan untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan
siswa
dari
kelompok
pandai
akan
meningkat
kemampuan
akademiknya, karena sebagai tutor yang memberikan pelayanan kepada temannya, tentunya membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang materi yang dijelaskan. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswi lain, seperti yang dikemukakan Johnson dan Jhonson (Huda, 2011: 31) bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif terhadap hasil belajar matematika karena siswa yang belajar dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi khususnya berlaku bagi siwasiswa SD untuk mata pelajaran matematika, Sadker dan Sadker dalam Huda (2011).