42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK Negeri 1 Limboto sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) Negeri 1 Limboto yang berdiri pada tahun 1987 Filial dari SMEA Negeri 1 Gorontalo. dengan Kepala Sekolah adalah Bapak Jusuf Halalutu(Alm) dengan 2 jurusan yaitu (1) jurusan tata niaga dan (2) jurusan akuntansi dan pada tahun 1997 sekolah ini resmi berstatus Negeri dengan SK: 036/0/1997 Tanggal: 4 Maret 1997 oleh Ka. Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara dengan Kepala Sekolah Bapak Drs Dahlan Nadjamudin (Alm). SMEA Negeri 1 Limboto
berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
Negeri 1 Limboto dan selanjutnya di nahkodai oleh Bapak Drs. Ismail Humolungo kemudian Bapak Drs. Herson Hasan kemudian Bapak Jusuf Ishak, kemudian Bapak Hardi Pomalingo,M.Pd
kemudian Bapak Drs
Marwan U Dalu,M.Pd. dan sekarang Dra.Ha. Rapia Bahoea, M.Pd. SMK Negeri 1 Limboto menempatkan sumber daya manusia sebagai manusia-manusia yang sangat berharga bagi Dunia Usaha dan Industri
(DU/DI)
serta
Instansi
Pemerintah
sehingga
selalu
mengupayakan pengembangannya melalui pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan
secara
internal
maupun
eksternal
Yaitu
Program
43
pembelajaran di Sekolah dan Program Praktik Industri di DU/DI dan Instansi Pemerintah yang terkait. Adapun dalam operasionalnnya SMK Negeri 1 Limboto telah mendapat
Berbagai
bantuan
dari
Pemerintah
khususnya
Dinas
Pendidikan Kabupaten Gorontalo, Dinas Pendidikan Propinsi Gorontalo, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, serta Orang Tua Siswa. 1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Mewujudkan SMK Negeri I Limboto yang berkualitas dan religius di bidang bisnis, pariwisata dan teknologi untuk menghadapi persaingan di era global. b. Misi 1. Membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermartabat serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Membangun institusi tangguh dan kondusif yang berbasis kerja sama dengan berbagai pihak. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri. 4. Menghasilkan lulusan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dan profesional mampu hidup mandiri serta dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
44
5. Menjadikan sekolah sebagai pusat uji
kompetensi dan sertifikasi
profesi 6. Menjadikan SMK NEGERI I Limboto sebagai sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) yang mampu bersaing dengan sekolah lain secara nasional maupun internasional . 1.1.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Data sarana prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Limboto tahun 2012/2013 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Daya
No. Sarana/Prasarana
1.
Ruang Kepsek
dukung Komputer, Telp, Fax, Meja
Jumlah Ket.
1
Kerja, Kursi Tamu, Lemari, AC. 2.
Ruang Wakasek
Komputer, Meja Kerja, Lemari
4
3.
Ruang TU
Komputer, Telp, Meja Kerja, dll
1
4.
Ruang Teori
Meja kursi, Papan tulis, Laptop,
36
LCD, dll
Normatif Adaptif
5.
Bengkel /Lab
Ruang Praktek/Kerja:
& Alat Praktek
45
Daya
No. Sarana/Prasarana
dukung
Jumlah Ket.
Administrasi
Lab. Adm. Perkantoran
1
Akuntansi
Lab. Akuntansi
1
Pemasaran
Toko
1
ICT
Lab. ICT
1
Teknik
Lab. Komputer
1
Lapangan Volly, Takraw, Tenis.
1
Komputer
&
Jaringan 6.
Sarana Olahraga
Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Limboto 1.1.4 Keadaan Guru dan Siswa SMK Negeri 1 Limboto merupakan salah satu Sekolah yang sangat memperhatikan masalah symber daya manusia baik Guru maupaun siswanya. Sehingga sekolah ini menjadi salah sekolah faforit dikabupaten Gorontalo. Untuk lebih jelas dapat dilihat rekapitulasi jumlah guru dan siswa tahun pelajaran 2012/2013:
46
1. Nama Sekolah
: SMK Negeri 1 Limboto
2. Provinsi
: Gorontalo
3. Kabupaten
: Gorontalo
4. Kecamatan
: Limboto
5. Kelurahan
: Dutulanaa
6. No. Telpon
: (0435) 881174-881175
7. Jumlah Jam Pelajaran
: 1350 Jam
8. Diselenggarakan Waktu
: Pagi
9. Jumlah guru dan Pegawai : Guru PNS/Tenaga Edukatif
: 57 orang
Guru tidak tetap
: 17 orang
Pegawai TU tetap
: 4 orang
Pegawai TU tidak tetap
: 6 orang
Jumlah Siswa
:1028 orang Tabel 2
KELAS
X
PROGRAM KEAHLIAN
Teknik Komputer Jaringan 1 Teknik Komputer Jaringan 2
JUMLAH KELAS
JUMLAH SISWA
JMLH
L
P
X
33
5
38
X
31
6
37
47
Multimedia
X
32
5
37
X
7
14
21
X
23
9
32
Akuntansi 1
X
11
17
28
Akuntansi 2
X
13
17
30
Akuntansi 3
X
12
17
29
Administrasi Perkantoran 1
X
6
28
34
Administrasi Perkantoran 2
X
4
30
34
Administrasi Perkantoran 3
X
5
28
33
Pemasaran
X
21
7
28
198
183
381
XI
20
6
26
XI
21
5
26
Multimedia 1
XI
17
5
22
Multimedia 2
XI
18
3
21
XI
1
16
17
XI
13
12
25
Akuntansi 1
XI
10
18
28
Akuntansi 2
XI
8
21
29
Akuntansi 3
XI
10
19
29
Administrasi Perkantoran 1
XI
2
25
27
Administrasi Perkantoran 2
XI
5
19
24
Administrasi Perkantoran 3
XI
3
22
25
Pemasaran
XI
21
6
27
Usaha Perjalanan Pariwisata Tekhnologi pengelolahan hasil pertanian
J U M L A H XI
Teknik Komputer Jaringan 1 Teknik Komputer Jaringan 2
Usaha Perjalanan Pariwisata Tekhnologi pengelolahan hasil pertanian
48
J U M L A H
149
177
326
XII
15
4
19
XII
15
5
20
XII
27
7
34
XII
9
12
21
XII
11
15
26
Akuntansi 1
XII
12
22
33
Akuntansi 2
XII
10
22
32
Akuntansi 3
XII
11
22
33
Administrasi Perkantoran 1
XII
7
29
36
Administrasi Perkantoran 2
XII
7
26
33
Pemasaran
XII
17
20
37
J U M L A H
141
184
321
JUMLAH TOTAL
464
564
1028
XII
Teknik Komputer Jaringan 1 Teknik Komputer Jaringan 2 Multimedia Usaha Perjalanan Pariwisata Tekhnologi pengelolahan hasil pertanian
Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Limboto 1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 1.2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua (Variabel X) Sesuai dengan data hasil peneltitan yang diambil dari penyebaran angket kepada siswa, maka dapat dilihat bahwa pengaruh status sosial ekonomi orang terhadap motivasi belajar Siswa pada kelas XI SMK Negeri 1 Limboto, yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden yang berjumlah 43 orang, dengan demikian sesuai dengan pemberian skor dan penilaian dari data hasil penelitian diperoleh skor tertinggi 91,
49
dan skor terendah 52, sehingga rentang data (R) 39, banyaknya kelas (K) 6, dan panjang kelas (P) 7 (Lampiran 1 tabel 8), distribusi frekuensi pengamatan variabel x dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Daftar distribusi Frekuensi Variabel X No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 Jumlah
Frekuensi 3 3 12 9 10 6 43
Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui histriogram:
Frekuensi
Kelas Interval 14 12 10 8 6 4 2 0 51,5
58,5
65,5
72,5
79,5
86,5
Kelas Interval
Gambar 3 : Histrogram Distribusi Pengamatan Dengan adanya frekuensi diatas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab item pertanyaan antara 65,5 yaitu frekuensi
50
12. Dari hasil pengamatan data penelitian menunjukan bahwa nilai ratarata = 75,18 dan simpangan baku (S) 10,06, selanjutnya median atau nilai tengah atau perbatasan dari suatu distribusi frekuensi dengan kata lain nilai median membatasi 50% distribusi sebelah atas dan sebelah bawah dengan harga median = 55 sedangkan untuk nilai modus = 85. 1.2.2 Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Sesuai dengan data hasil peneltitan yang diambil dari penyebaran angket kepada siswa, maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar Siswa pada kelas XI SMK Negeri 1 Limboto, yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden yang berjumlah 43 orang, dengan demikian sesuai dengan pemberian skor dan penilaian dari data hasil penelitian diperoleh skor tertinggi 85, dan skor terendah 26, sehingga rentang data (R) 59, banyaknya kelas (K) 6, dan panjang kelas (P) 10 (lampira 1 tabel 10), distribusi frekuensi pengamatan variabel x dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Daftar distribusi Frekuensi Variabel Y No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 26-35 36-45 46-55 56-75 76-85 86-95 Jumlah
Frekuensi 1 6 24 11 1 0 43
51
Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui histrogram:
Kelas Interval 30
Frekuensi
25 20 15 10 5 0 25,5
35,5
45,5
55,5
75,5
85,5
Kelas Interval
Gambar 4: Histrogram Distribusi Pengamatan Dengan adanya frekuensi diatas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab item pertanyaan antara 45,5 yaitu frekuensi 10. Dari hasil pengamatan data penelitian menunjukan bahwa nilai ratarata = 53,17 dan simpangan baku (S) 10, selanjutnya median atau nilai tengah atau perbatasan dari suatu distribusi frekuensi dengan kata lain nilai median membatasi 50% distribusi sebelah atas dan sebelah bawah dengan harga median = 79 sedangkan untuk nilai modus = 93.
52
1.3 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data digunakan uji chi kuadrat (X2). Pengujian ini dilakukan terhadap skor variabel X (status sosial ekonomi orang tua) serta skor data variabel Y (Motivasi belajar Siswa) 1.3.1 Uji Normalitas Data Variabel X Dari data ditribusi chi kuadrat di peroleh 𝑋 2 1 − 𝛼 𝑘 − 3 = 𝑋 2 1 − 01 6 − 3 = 𝑋 2 = 0,99 3 = 11,3 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑋 2 lebih kecil dari 𝑋 2 daftar =(11,36 ≤ 11,3) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian tersebut pada penelitian variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 1.3.2 Uji Normalitas Data Variabel Y Dari data ditribusi chi kuadrat di peroleh 𝑋 2 1 − 𝛼 𝑘 − 3 = 𝑋 2 1 − 01 6 − 3 = 𝑋 2 = 0,99 3 = 11,3 ternyata harga 𝑋 2 lebih kecil dari 𝑋 2 daftar =(35,94 > 11,3) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian tersebut pada penelitian variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 1.4 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, dan uji linear persamaan regresi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
53
1.4.1 Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi maka digunakan rumus Ỳ = a + bX sesuai dengan analisis data maka diperoleh persamaan regresi Ỳ = 43,17 + 0,41X hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 43,17 variabel x (status sosial ekonomi orang tua), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (motivasi belajar siswa) sebesar 0,41 dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator status sosial ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas dan jenis pekerjaan), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator motivasi belajar siswa (intrinsik dan ekstrinsik) pada kelas XI di SMK Negeri 1 Limboto. 1.4.2 Pengujian Keberartian Persamaan Regresi Dari hasil perhitungan diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,40 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08 pada 0, 05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 41 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Ini berarti koefisien arah regresi signifikan
(berarti). Dengan kata lain bahwa terdapat hubungan yang berarti antara status sosial ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa melalui persamaan regresi sederhana Ỳ = 43,17 + 0,41X 1.4.3 Pengujian Koefesien Regresi Dari hasil pengujian diperoleh harga thitung (2,562) dan t tabel (1,684). Sesuai dengan kriteria yang diajukan t
hitung
>t
table
atau -t
hitung
< -t
tabel
=
Ho ditolak, Ha diterima. Dari kriteria tersebut ternyata thitung lebih besar dar
54
ttabel, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar Siswa. 1.4.4 Perhitungan Kooefisien Korelasi dan Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan terlampir untuk uji kooefisien korelasi (r) variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap variabel motivasi belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,4259 dan kooefesien determinasi menunjukan nilai r2 sebesar 0,1814. hal ini berarti bahwa sebesar 18,14% perubahan yang terjadi pada motivasi belajar siswa (variabel Y) dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua (variabel X), sedangkan sisanya sebesar 81,86% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti atau tidak termasuk dalam cakupan penelitian ini. 1.5 Pembahasan Dalam pengujian hipotesis, uji kooefisien regresi maka diperoleh hasi bawa status sosial ekonomi orang tua dengan indikator tingkat pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas dan jenis pekerjaan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dengan indikator faktor intrinsik (dari dalam) dan faktor ekstrinsik. Dorongan yang datang dari dalam diri siwa terutama faktor berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik serta sosial ekonomi.
55
Dari hasil analisis data yang diperoleh maka dapat dibuktikan bahwa variabel bebas (staus sosial ekonomi orang tua) yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Artinya bahwa pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa cukup besar. Walaupun ada faktor-faktor lain yang ikut berpengaru terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Olvan Manginsihi yang menarik kesimpulan bahwa: “ terdapat pengaruh yang signifikan dari status sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai prestasi belajar siswa yang tinggi harus didukung oleh status sosial ekonomi yang tinggi”. Melihat pernyataan diatas maka dapat dikemukakan bahwa faktor status sosial merupakan bagian penting yang akan menentukan motivasi belajar siswa
disekolah.
Kerena
semua
kebutuhan
siswa
cukup
tergantung pada keadaan ekonomi orang tuanya. Apabila latar belakang ekonomi orang tuanya baik/tinggi maka dapat dijamin kebutuhan anak akan pendidikannyapun dapat terpenuhi. Begitu juga sebaliknya apabila kondisi ekonomi orang tuanya rendah maka dapat dipastikan kebutuhan siswa akan pendidikan pun sulit untuk dipenuhi. SMK Negeri 1 Limboto merupakan sekolah yang meiliki siswa dengan latar belakang ekonomi yang berbeda. Sehingga sangat berpengaruh terhadap Motivasi belajar siswa.
Dari realitas tersebut
menjadi acuan bagi orang tua untuk dapat memanfaatkan kondisi ekonomi
56
untuk dapat menunjang kebutuhan anak dalam pendidikannya. Karena keberhasilan siswa sangat bergantung pada kondisi atau latar belakang sosial ekonomi keluarga. Slameto (2010:65) menjelaskan bahwa: keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan hasil belajar anak. Kebutuhan-kebutuhan anak harus terpenuhi adalah : makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku. Fasilitas belajar ini hanya dapat terpenuhi jika orang tuanya mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak kurang terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain adalah anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, ini pasti mengganggu prestasi belajar anak.