1
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan dengan kemampuan yang heterogen. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan observasi awal sebagai pengambilan data awal yang dilakukan pada hari senin tanggal 7 November 2012. Dari hasil observasi awal ditemukan bahwa pada umumnya siswa belum memiliki kemampuan gerak dasar passing bawah dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari beberapa aspek penilaian yang ditentukan oleh peneliti, aspek tersebut antara lain; 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanan, 3) gerakan lanjutan. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mengambil salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat dalam mengatasi masalah tersebut yaitu metode berpasangan. Selama
proses
penelitian,
peneliti
melakukan
berbagai
persiapan
perencanaan yang maksimal agar hasil yang diperoleh benar-benar bersifat original dan representativ. Persiapan dan perencanaan tersebut harus disiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai. Adapun rangkaian perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, dan lembar observasi siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Prinsip dasar dari setiap siklus yaitu jika pada siklus 1 belum mencapai target yang diharapkan atau belum mencapai kriteria ketuntasan yang
2
ditetapkan oleh peneliti maka penelitian ini dapat dilanjutkan kesiklus berikutnya sampai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah tercapai. 4.1.1 Observasi Awal Kegiatan observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Pengambilan data pada observasi awal dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan guru mitra. Acuan yang di gunakan untuk mengamati kegiatan siswa adalah lembar pengamatan yang terdiri dari 3 aspek penilaian, dimana aspek (1) adalah tahap persiapan, aspek (2) tahap pelaksanaan dan aspek (3) yaitu tahap gerakan lanjutan. Aspek – aspek tersebut dinilai dengan beberapa kriteria yaitu Sangat Baik (SB) dengan rentang nilai 90-100, baik (B) 75-89, cukup (C) 60-74, dan kurang (K) 4059 dan Sangat Kurang (SK) 0-39. Data hasil pengamatan kegiatan siswa pada observasi awal seperti di tunjukan pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Pengamatan Kegiatan Observasi Awal Jumlah No Kriteria Penilaian Rentang Nilai siswa 1. Sangat Baik 90 – 100 2. Baik 75 – 89 2 3. Cukup 60 – 74 5 4. Kurang 40 – 59 10 5. Sangat Kurang 0 – 39 3 20 Jumlah
Persentase (%) 10% 25% 50% 15% 100%
Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa pada kegiatan observasi awal ditemukan pada kriteri Sangat Baik (SB) tidak ada siswa yang berada pada kriteria tersebut, untuk kriteria Baik (B) hanya 2 orang atau sekitar 10%. Sedangkan pada
3
kriteria Cukup (C) hanya sekitar 5 orang siswa dengan persentase 25%. Pada kriteria Kurang (K) ada 10 orang siswa yang berada pada kriteria ini dengan persentase 50% dan pada kriteria Sangat Kurang (SK) 3 orang siswa atau sekitar 15% siswa berada pada kriteria tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar passing bawah sehingga peneliti dan guru mitra berkesimpulan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam gerak dasar passing bawah yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar passing bawah salah satunya adalah metode berpasangan. Metode tersebut akan diterapkan pada penelitian selanjutnya yaitu pada siklus I dan siklus II dengan harapan metode ini dapat meningkatan kemampuan siswa. 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dimana setiap pertemuan disiapkan serangkaian perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai. Adapun rangkaian perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh
peneliti
dalam
proses
pembelajaran
adalah
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi, dan lembar observasi untuk guru dan siswa. 4.1.2.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pengambilan data pada siklus 1 dilakukan secara bersama – sama oleh peneliti dan guru mitra. Kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses
4
pembelajaran berlangsung di pantau dan di nilai dengan menggunakan lembar observasi. 1)
Hasil Pengamatan kegiatan guru Acuan yang di gunakan untuk mengamati kegiatan guru adalah lembar
pengamatan yang terdiri dari 16 aspek. Aspek – aspek yang dinilai dengan beberapa kriteria yaitu Sangat Baik (SB) bobot 4, Baik (B) bobot 3, Cukup (C) bobot 2, dan Kurang (K) bobot 1. Data hasil pengamatan kegiatan guru siklus 1 seperti di tunjukan pada Tabel berikut:
No
1.
Kriteria Aspek
Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Jumlah Rerata tiap pertemuan Nilai Rerata Keseluruhan Persentase %
Tabel 2 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Jumlah Skor Persentase Jumlah Skor Persentase Aspek Perolehan (%) Aspek Perolehan (%) 2 8 12,5 3 12 18,7 6 5 3 16
18 10 3 39 2,45
37,5 31,3 18,7 100 50,0
6 5 2 16
18 10 2 42 2,63
37,5 31,3 12,5 100 56,3
2,54 53,2%
Data pada Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa dari 16 aspek keseluruhan untuk hasil pengamatan guru pada pertemuan 1 terdapat 2 aspek yang memperoleh kriteria Sangat Baik (SB), 6 aspek baik (B), 5 aspek cukup (C) dan 3 aspek memperoleh kriteria kurang (K). sedangkan pada pertemuan 2 terdapat 3 aspek Sangat Baik (SB), 6 aspek memperoleh kriteria baik (B), 5 aspek dengan kriteria cukup (C) dan 2 aspek yang memperoleh kriteria kurang (K). Untuk hasil pengamatan kegiatan guru baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan
5
kedua pada siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan, hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata yang dicapai dari 16 aspek yang diamati yaitu 2,54 atau 53,2 % dengan kriteria cukup (C). Sehingga masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, uraian lengkap hasil pengamatan kegiatan guru siklus 1 dapat dilihat pada lampiran. 2) Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam waktu yang bersamaan, selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan oleh peneliti dan guru mitra melalui lembar observasi kegiatan siswa yang terdiri dari 3 aspek yang disajikan dalam lampiran. Acuan yang di gunakan untuk mengamati kegiatan siswa adalah lembar pengamatan yang terdiri dari 3 aspek penilaian, dimana aspek (1) adalah tahap persiapan, aspek (2) tahap pelaksanaan dan aspek (3) yaitu tahap gerakan lanjutan. Aspek – aspek tersebut dinilai dengan beberapa kriteria yaitu Sangat Baik (SB) dengan rentang nilai 90-100, baik (B) 75-89, cukup (C) 60-74, dan kurang (K) 4059 dan sangat kurang (SK) 0-39. Data hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 baik pertemuan 1 dan pertemuan 2 disajikan dalam tabel berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Persentase Rata-Rata (%)
Tabel 3 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Pertemua 1 Pertemuan 2 Rentang Jumlah Persentase Rentang Jumlah Persentase Nilai Siswa (%) Nilai Siswa (%) 90 – 100 2 10% 90 – 100 3 15% 75 – 89 4 20% 75 – 89 6 30% 60 – 74 6 30% 60 – 74 8 40% 40 – 59 6 30% 40 – 59 2 10% 0 - 39 2 10% 0 – 39 1 5% 20 30% 20 45% 37,5%
6
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I, 2 orang siswa atau sekitar 10% mendapat skor 90 ke atas, 4 orang siswa atau sekitar 20% mendapat nilai 75 – 89%, dan 6 orang siswa atau sekitar 30% mendapat nilai 60-74%, dan 6 orang siswa atau sekitar 30% mendapat nilai antara 40 – 59%, sedangkan 2 orang lagi mendapat nilai antara 0 – 39%. Hal ini dikarenakan bahwa siswa belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran berpasangan, selain itu juga keaktifan siswa belum secara maksimal terbentuk sehingga hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari Tabel 3 diatas dapat diperoleh analisisnya sebagai berikut: diketahui bahwa dari lima kriteria aspek penilaian hasil pengamatan kegiatan siswa pada pertemuan 1 menunjukan hanya sekitar
30% sedangkan pada pertemuan 2
kemampuan gerak dasar passing bawah siswa meningkat menjadi 45%. Sehingganya persentase rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 hanya sekitar 37,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak dasar passing bawah siswa SDN 1 Hunggaluwa-Limboto baik pada pertemuan satu maupun pada pertemuan kedua pada siklus I ini belum mencapai kriteria yang diharapkan atau dengan kata lain hanya memperoleh kriteria kurang (K). 4.1.2.2 Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan refleksi oleh guru mitra dan peneliti terhadap hasil belajar siswa pada siklus I dan observasi kegiatan pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilakukan belum terlaksana secara maksimal sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti dan guru mitra. Ini diakibatkan karena siswa belum terbiasa menggunakan metode berpasangan dalam proses
7
pembelajaran selain itu keaktifan siswa dalam setiap pertemuan belum maksimal sehingga mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari hasil analisis hasil belajar pada siklus I ini kebanyakan siswa belum mampu melakukan gerakan lanjutan dalam melakukan gerak dasar passing bawah.. Hasil pengamatan guru mitra menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa aspek yang belum optimal berlangsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi di atas disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan karena belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga harus dilanjutkan pada siklus berikut yaitu pada siklus II. 4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan siklus II merupakan tindakan perbaikan dan pemantapan tindakan yang terlaksana pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru membuat perencanaan perbaikan pada aspek–aspek kegiatan proses pelaksanaan pembelajaran yang dinilai belum optimal, baik menyangkut kegiatan guru maupun kegiatan siswa. 4.1.3.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus II Pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada siklus II ini juga dilakukan pengambilan data pengamatan kegiatan guru dan siswa yang dilakukan bersama–sama oleh peneliti dan guru mitra dalam setiap pertemuan. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa, maka diperoleh data sebagai berikut:
8
1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Aspek yang dinilai pada siklus II ini sama dengan jumlah aspek pada siklus I dan acuan yang digunakan pun sama seperti pada hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I. Berikut data hasil pengamatan kegiatan guru pada pembelajaran siklus II seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II No
1.
Kriteria Aspek
Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Jumlah Rerata tiap pertemuan Nilai Rerata Keseluruhan Persentase %
Jumlah Aspek 4
Pertemuan 1 Skor Persentase Perolehan (%) 16 25
9 3 0 16
27 6 0 43 3,06
Jumlah Aspek 6
56,3 18,7 0 100 81,3
Pertemuan 2 Skor Persentase Perolehan (%) 24 37,5
8 2 16
24 6 0 54 3,37
50 12,5 0 100 87,5
3,22 84,4%
Dari data pada Tabel 4 tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II telah mencapai kriteria yang diharapkan, dalam hal ini diketahui dari nilai rerata yang dicapai dari 16 aspek yang diamati yaitu 3,22 (84,4%) dengan kriteria baik (SB). Uraian lengkap hasil pengamatan kegiatan guru siklus II dapat dilihat pada lampiran. 2) Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pada siklus II, proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Aspek-aspek yang diamati pada kegiatan siswa siklus II sama dengan
9
aspek pada siklus I. Adapun data hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II seperti ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil pengamatan kegiatan siswa Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Persentase Rata-Rata (%)
Pertemua 1 Rentang Jumlah Persentase Nilai Siswa (%) 90 – 100 6 30% 75 – 89 8 40% 60 – 74 5 25% 40 – 59 1 5% 0 - 39 0 0% 20 70%
Rentang Nilai 90 – 100 75 – 89 60 – 74 40 – 59 0 – 39
Pertemuan 2 Jumlah Persentase Siswa (%) 8 40% 9 45% 3 15% 0 0% 0 0% 20 85%
77,5%
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus II, untuk pertemuan 1: 6 orang siswa atau sekitar 30% mendapat skor 90 ke atas, 8 orang siswa atau sekitar 40% mendapat nilai 75 – 89%, dan 5 orang siswa atau sekitar 25% mendapat nilai 60-74%, dan 1 orang siswa atau sekitar 5% mendapat nilai antara 40 – 59%, sedangkan untuk nilai antara 0 – 39% tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dalam kisaran tersebut. Sementara pada pertemuan ke-2: 8 orang siswa atau sekitar 40% mendapat skor 90 ke atas, 9 orang siswa atau sekitar 45% mendapat nilai 75 – 89%, dan 3 orang siswa atau sekitar 15% mendapat nilai 60-74%, sedangkan untuk nilai antara 40 – 59%, dan nilai antara 0 – 39% tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dalam kisaran tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa siswa sudah mulai terbiasa menggunakan metode pembelajaran berpasangan, selain itu juga keaktifan siswa sudah secara maksimal terbentuk sehingga hal tersebut berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
10
Dari Tabel 5 diatas dapat diperoleh analisisnya sebagai berikut: diketahui bahwa dari lima kriteria aspek penilaian hasil pengamatan kegiatan siswa pada pertemuan 1 menunjukan sekitar 70% sedangkan pada pertemuan 2 kemampuan gerak dasar passing bawah siswa meningkat menjadi 85%. Sehingganya persentase rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 sekitar 77,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak dasar passing bawah siswa SDN 1 Hunggaluwa-Limboto baik pada pertemuan satu maupun pada pertemuan kedua pada siklus II ini telah mencapai kriteria yang diharapkan atau dengan kata lain memperoleh kriteria baik (B). Ini berarti bahwa nilai tersebut sudah mencapai hasil yang diharapkan atau dengan kata lain sudah mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah (KKM = 75). 4.1.3.2 Refleksi Tindakan Siklus II Refleksi dilakukan pada akhir siklus dengan tujuan untuk melihat sejauh mana tindakan yang dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar passing bawah pada siswa SDN 1 Hunggaluwa-Limboto. Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh guru mitra dan peneliti menyatakan bahwa hasil yang diperoleh telah mencapai target yang diharapkan, dimana analisis hasil belajar siswa telah menunjukkan perubahan yang signifikan yakni: dari 20 orang siswa kelas IV terdapat 17 orang siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai klasikal sebesar 77,5% Sedangkan 3 orang lagi dinyatakan belum tuntas dengan nilai klasikal sebesar 22,5%. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa yang telah diuraikan diatas telah melebihi KKM yang ditetapkan sekolah, 77,5 ≥ 75% klasikal. Dari hasil diskusi
11
guru mitra dengan peneliti merekomendasikan peneliti tidak perlu lagi melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. 4.2 Pembahasan Dalam kerangka system pendidikn nasional (Depdiknas, 2003), pendidikan keolahragaan merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional. Untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
siswa
diharapkan
dapat
mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik dalam proses pembelajaran pendidikan keolahragaan. Guru harus memiliki dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran maupun pendekatan serta mampu menggunakan alat-alat pembelajaran yang tersedia, mampu menciptakan atau memodifikasi bentuk-bentuk permainan yang menarik siswa dalam pembelajaran. Pada penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Passing Bawah Pada Permainan Bola Voli Melalui Metode Berpasangan Siswa Kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto” dengan melihat judul penelitian tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah “Jika diterapkan metode pembelajaran berpasangan, kemampuan gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto akan meningkat ” dengan adanya hipotesis tersebut maka peneliti perlu mengadakan penelitian. Untuk memudahkan peneliti, maka ditetapkan indikator kinerja sebagai
12
tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini. Adapun indikator kinerja 75% keatas dari jumlah siswa yang diberi tindakan, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Berdasarkan hasil kegiatan observasi awal ditemukan bahwa kemampuan passing bawah siswa kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto sangat rendah, dimana persentase nilai yang diperoleh hanya sebesar 65% berada dalam kategori sangat kurang. Selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut digunakan salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar passing bawah siswa kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto yaitu metode berpasangan. Metode berpasangan ini diterapkan dalam pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I metode berpasangan ini memberikan pengaruh yang sangat signifikan meskipun belum mencapai kriteria yang diharapkan dimana pada siklus satu persentase rata-rata sebesar 42,5% yang termasuk dalam kategori kurang (K). Sehingga peneliti harus melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Pada siklus II kemampun passing bawah siswa kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto mengalami peningkatan sebesar 77,5% dimana nilai tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan (KKM=75). Dengan melihat nilai tersebut maka guru mitra merekomendasikan bahwa peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian tersebut ke siklus berikutnya sebab penelitian ini dianggap telah berhasil karena telah melebihi KKM. Dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa berarti hipotesis penelitian yakni “Jika diterapkan metode pembelajaran berpasangan, kemampuan
13
gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas IV SDN 1 Hunggaluwa-Limboto akan meningkat ”dapat diterima.