BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. KH. Tb Ismail Kav Blok F Kota Cilegon. SMA Negeri 1 Cilegon pertama kali didirikan pada tahun 1982 dengan Nomor SK Pendirian 02980/O/1982 yang berlokasi di Jl. KH. Tb. Ismail Kav Blok F Cilegon Provinsi Banten. SMA Negeri 1 Cilegon merupakan salah satu SMA terbaik yang berada di kota Cilegon dengan akreditasi A dan termasuk ke dalam kategori SSN (Sekolah Standar Nasional). SMA Negeri 1 Cilegon adalah salah satu sekolah yang dibangun dengan mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan sekolah seluruhnya di mulai pagi hari, prestasi para siswanya cukup diperhitungkan oleh sekolah-sekolah lain dalam setiap kompetisi yang diikuti. Sekolah ini memiliki cukup banyak guru yaitu sebanyak 86 orang diantaranya 60 orang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 26 orang berstatus non PNS. SMA Negeri 1 Cilegon mempunyai 25 kelas dimana terdapat 9 kelas untuk kelas X, 5 kelas untuk kelas XI IPA, 3 kelas untuk kelas XI IPS. Sedangkan 5 kelas untuk kelas XII IPA, 3 kelas untuk kelas XII IPS. Sedangkan, untuk jumlah siswa terdapat 917 orang diantaranya 315 orang untuk kelas X, 309 orang untuk kelas XI, dan 293 orang untuk kelas XII.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
94
4.1.1.1 Visi Misi dari SMA Negeri 1 Cilegon adalah menjadi sekolah yang terdepan dalam prestasi, kreatif, inovatif dan agraris.
4.1.1.2 Misi 1. Mengoptimalkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif 2. Menumbuhkembangkan kesadaran belajar mandiri 3. Menumbuhkembangkan motivasi siswa untuk berkompetisi dalam IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) 4. Menggali dan menumbuhkembangkan potensi dan bakat personal sekolah 5. Memfasilitasi dan mengoptimalkan personal sekolah dalam menyikapi kemajuan IPTEK, seni dan olahraga 6. Meningkatkan dan mengoptimalkan pemahaman keagamaan serta menumbuhkembangkan budaya akhlaqul karimah dalam kehidupan seharihari.
4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMA Negeri 1 Cilegon. Dalam penelitian ini terdapat pengelompokan kelas yaitu satu kelas dikenakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement Division) dan satu kelas lainnya dikenakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.
Kelas STAD Jigsaw
Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Jumlah Laki-laki Perempuan Siswa 41 13 28 41 13 28
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
95
Kelas yang dikenakan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD adalah kelas X.7 dengan jumlah 41 siswa. Kelas tersebut terdiri dari 13 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 28 siswa berjenis kelamin perempuan. Sedangkan, kelas yang dikenakan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw adalah kelas X.8 dengan jumlah 41 siswa. Kelas tersebut terdiri dari 13 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 28 siswa berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa pada kelas yang dikenakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw sama atau seimbang. Baik di kelas STAD maupun kelas Jigsaw jumlah siswa yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada jumlah siswa yang berjenis kelamin lakilaki. Berikut grafik jumlah siswa kelas STAD dan Jigsaw :
30 25 20
Laki-laki
15
Perempuan 10 5 0
Kelas STAD Kelas Jigsaw
Gambar 4.1 Persentase Subjek Penelitian Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
96
4.1.3 Deskripsi Instrumen Penelitian 4.1.3.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan melalui bantuan Microsoft Office Exel 2007. a. Uji Validitas Instrumen Aktivitas Belajar Berikut hasil uji validitas instrumen aktivitas belajar secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Aktivitas Belajar Kelas STAD No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertemuan 1 0,41 0,64 0,48 0,33 0,61 0,49 0,41 0,52 0,72
Pertemuan 2 0,56 0,52 0,36 0,65 0,66 0,66 0,34 0,34 0,37
Pertemuan 3 0,39 0,51 0,38 0,66 0,72 0,37 0,40 0,37 0,55
rtabel 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa semua item yang digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini pada kelas STAD dinyatakan valid karena rhitung > rtabel. Dengan demikian Seluruh instrumen pernyataan mengenai aktivitas belajar menggambarkan aspek yang diukur.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
97
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
rtabel
Kriteria
0,48 0,83 0,37 0,56 0,56 0,35 0,48 0,54 0,47
0,41 0,37 0,84 0,70 0,80 0,40 0,37 0,68 0,94
0,38 0,34 0,44 0,32 0,32 0,42 0,57 0,57 0,72
0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa semua item yang digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini pada kelas Jigsaw dinyatakan valid karena rhitung > rtabel. Dengan demikian Seluruh instrumen pernyataan mengenai aktivitas belajar menggambarkan aspek yang diukur. b. Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Berikut ini hasil uji validitas instrumen hasil belajar secara keseluruhan : Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Kelas STAD No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Soal 1 0,35 0,33 0,41 0,33 0,40 0,34 0,50 0,34 0,38 0,35
Soal 2 0,39 0,35 0,36 0,40 0,37 0,33 0,33 0,39 0,35 0,41
Soal 3 0,32 0,35 0,45 0,36 0,34 0,35 0,32 0,44 0,37 0,35
rtabel 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
98
0,46 0,33 0,43 0,37 0,32 0,41 0,40 0,34 0,34 0,37
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0,41 0,34 0,35 0,37 0,39 0,39 0,50 0,34 0,41 0,42
0,45 0,37 0,47 0,37 0,64 0,37 0,42 0,39 0,41 0,42
0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui semua item dalam penelitian ini dikelas STAD dinyatakan valid karena rhitung > rtabel. Dengan demikian Seluruh instrumen tes hasil belajar menggambarkan aspek yang diukur. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Kelas Jigsaw No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal 1 0,38 0,33 0,43 0,52 0,33 0,34 0,65 0,33 0,41 0,35 0,42 0,33 0,35 0,39 0,37 0,35 0,35 0,37 0,41 0,39
Soal 2 0,47 0,34 0,36 0,37 0,31 0,38 0,40 0,33 0,70 0,56 0,35 0,33 0,48 0,68 0,36 0,32 0,41 0,35 0,71 0,43
Soal 3 0,36 0,34 0,37 0,34 0,32 0,42 0,34 0,42 0,50 0,37 0,42 0,39 0,42 0,35 0,38 0,34 0,35 0,57 0,47 0,33
rtabel 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
99
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa semua item dalam penelitian ini dikelas Jigsaw dinyatakan valid karena rhitung > rtabel. Dengan demikian Seluruh item soal menggambarkan aspek yang diukur. 4.1.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan suatu instrumen penelitian. Uji reliabilitas pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Alpha dari Cronbach untuk instrumen aktivitas belajar dan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap untuk instrumen hasil belajar, pengolahan data dilakukan melalui bantuan Microsoft Office Exel 2007. a. Uji Reliabilitas Instrumen Aktivitas Belajar Pengujian reliabilitas pada instrumen aktivitas belajar penelitian ini diperoleh hasil pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Aktivitas Belajar Kelas STAD
r11 Kriteria
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
0,56 Sedang
0,60 Kuat
0,53 Sedang
Sumber : data olah MS excel Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa instrumen penelitian aktivitas belajar memiliki reliabilitas yang kuat karena angka reliabilitas rata-rata yaitu sebesar 0,57 artinya semua item aktivitas belajar dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
100
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
0,82 Sangat Kuat
0,45 Sedang
r11 0,59 Sedang Kriteria Sumber : data olah MS excel
Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen penelitian aktivitas belajar memiliki reliabilitas yang kuat karena angka reliabilitas rata-rata yaitu sebesar 0,62 artinya semua item aktivitas belajar dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya. b. Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Kelas STAD Soal 1
Soal 2
Soal 3
r11 0,64 Tinggi Kriteria Sumber : data olah MS excel
0,78 Tinggi
0,84 Sangat Tinggi
Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi karena angka reliabilitasnya rata-rata yaitu sebesar 0,76 artinya semua soal dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Kelas Jigsaw Soal 1 r11 0,68 Tinggi Kriteria Sumber : data olah MS excel
Soal 2 0,78 Tinggi
Soal 3 0,79 Tinggi
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
101
Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi karena angka reliabilitas rata-rata yaitu sebesar 0,75 artinya semua soal dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.
4.1.3.3 Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Suharsimi Arikunto, 2006 : 128). Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran butir soal test untuk soal pilihan ganda lima option dapat menggunakan rumus dibawah ini : P =
π π½π
Semakin kecil nilai P, maka soal tersebut semakin sukar, dan sebaliknya semakin besar nilai P maka soal tersebut semakin mudah. a. Kelas STAD Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran dari instrumen tes dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 1 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6
Soal Set 1 Nilai 0,05 0,05 0,39 0,22 0,41 0,22
Keterangan Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
102
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0,22 0,44 0,10 0,29 0,34 0,44 0,27 0,37 0,12 0,17 0,44 0,44 0,32 0,29
Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar
Hasil uji tingkat kesukaran soal set 1 pada kelas STAD menunjukkan bahwa (55%) termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sukar dan (45%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang. Berbeda dengan hasil uji tingkat kesukaran pada kelas yang berbeda, kemampuan siswa di kelas yang dijadikan penelitian sebenarnya rendah dan belum terlalu banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar ekonomi. Tabel 4.11 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 2 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Soal Set 2 Nilai 0,13 0,20 0,37 0,27 0,37 0,35 0,37 0,05 0,37 0,35 0,08 0,35
Keterangan Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
103
13 14 15 16 17 18 19 20
0,35 0,35 0,32 0,37 0,13 0,37 0,10 0,15
Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar
Soal set 2 menunjukkan bahwa (45%) termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sukar dan (55%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sedang. Pada saat dilakukan penelitian pertemuan ke 2 masih banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan diskusi dengan baik sehingga pengetahuan dan kemampuannya tidak meningkat. Tabel 4.12 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 3 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 3 Nilai 0,35 0,44 0,37 0,24 0,46 0,39 0,15 0,46 0,46 0,44 0,37 0,46 0,32 0,05 0,05 0,12 0,49 0,46 0,37 0,34
Keterangan Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
104
Soal set 3 pada kelas STAD menunjukkan bahwa (75%) soal termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sedang dan (25%) soal termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar. Sebenarnya selama rentang waktu dilakukannya penelitian siswa telah memiliki pengalaman belajar yang mendorong meningkatnya pemahaman mengenai konsep-konsep tentang pelajaran ekonomi menjadi lebih lengkap. Akan tetapi, siswa tidak mengerjakan soal dengan serius.
b. Kelas Jigsaw Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran dari instrumen tes kelas Jigsaw dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.13 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 1 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Soal Set 1 Nilai 0,05 0,32 0,20 0,24 0,34 0,22 0,27 0,44 0,05 0,46 0,41 0,34 0,29 0,41 0,10 0,24 0,17 0,24
Keterangan Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
105
19 20
0,34 0,46
Sedang Sedang
Hasil uji tingkat kesukaran soal set 1 pada kelas Jigsaw menunjukkan bahwa memiliki tingkat kesukaran sedang dan sukar, yaitu (40%) termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sedang dan (60%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar. Pada pertemuan pertama dilakukan penelitian pengetahuan dan kemampuan siswa masih rendah apalagi pengalaman belajar ekonomi yang diperoleh belum terlalu lama sehingga pemahaman terhadap soal-soal yang diberikan masih kurang. Tabel 4.14 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 2 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 2 Nilai
Keterangan
0,07 0,46 0,07 0,17 0,39 0,46 0,34 0,07 0,15 0,05 0,07 0,46 0,46 0,15 0,44 0,44 0,02 0,44 0,02 0,07
Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
106
Soal set 2 menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan sukar, yaitu dapat diketahui (45%) soal termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sedang dan (55%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar. Pada saat dilakukan penelitian pertemuan ke 2 masih banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan diskusi dengan baik sehingga pengetahuan dan kemampuannya tidak meningkat. Pada kelas Jigsaw kemampuan siswanya masih sangat rendah. Tabel 4.15 Uji Tingkat Kesukaran Soal Set 3 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 3 Nilai 0,41 0,27 0,34 0,29 0,44 0,41 0,10 0,27 0,29 0,37 0,29 0,46 0,44 0,10 0,22 0,05 0,46 0,34 0,27 0,12
Keterangan Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar
Soal set 3 menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan sukar, yaitu dapat diketahui (45%) soal termasuk kedalam kriteria tingkat kesukaran sedang dan (55%) termasuk kedalam tingkat kesukaran sukar. Pada saat dilakukan Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
107
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa belum bisa mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya sehingga kemampuan untuk menjawab soal-soal yang diberikan masih sangat rendah.
4.1.3.4 Uji Tingkat Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan siswasiswa yang termasuk kelompok atas (upper group) dengan siswa-siswa yang temasuk kelompok bawah (lower group). Daya pembeda suatu soal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: π·=
π΅π΄ π΅π΅ β = ππ΄ β ππ΅ π½π΄ π½π
a. Kelas STAD Dari hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes pada kelas STAD maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Tabel 4.16 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 1 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Soal Set 1 DP 0,33 0,14 0,20 0,31 0,10 0,22 0,41 0,10 0,42 0,35 0,25
Keterangan Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Baik Jelek Baik Cukup Cukup
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
108
12 13 14 15 16 17 18 19 20
0,00 0,07 0,25 0,23 0,13 0,05 0,10 0,35 0,40
Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup
Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal set 1 dapat diketahui bahwa (10%) termasuk kriteria daya pembeda baik, (45%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup dan (45%) termasuk kriteria daya pembeda jelek. Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat daya pembeda diantaranya adalah, meningkatnya pengetahuan siswa seiring dengan adanya proses pembelajaran. Siswa mampu mengingat kembali materi pelajaran karena adanya penguat ingatan atau tranformasi pengetahuan baik melalui pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Pemberian tugas mengharuskan siswa membaca kembali beberapa materi yang telah disampaikan. Tabel 4.17 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 2 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Soal Set 2 DP 0,18 0,36 0,11 0,12 0,20 0,20 0,25 0,23 0,25 0,25 0,09 0,11
Keterangan Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
109
13 14 15 16 17 18 19 20
0,20 0,20 0,30 0,20 0,08 0,20 0,23 0,22
Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup
Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal set 2 dapat diketahui bahwa (70%) termasuk kriteria daya pembeda cukup dan (30%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda jelek. Dapat disimpulkan secara keseluruhan item soal memiliki daya pembeda yang cukup sehingga siswa merasa terkecoh dengan jawaban-jawaban yang ada. Tabel 4.18 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 3 Kelas STAD No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 3 DP 0,20 0,16 0,25 0,36 0,00 0,15 0,22 0,06 0,05 0,15 0,20 0,00 0,25 0,14 0,76 0,13 0,00 0,00 0,25 0,30
Keterangan Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Baik sekali jelek Jelek Jelek Cukup Cukup
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
110
Dari hasil perhitungan soal set 3 dapat diketahui (5%) termasuk kriteria daya pembeda baik sekali, (40%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup, dan (55%) daya pembeda jelek. Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat daya pembeda diantaranya adalah, meningkatnya pengetahuan siswa seiring dengan adanya proses pembelajaran. Siswa mampu mengingat kembali materi pelajaran karena adanya penguat ingatan atau tranformasi pengetahuan baik melalui pemberian tugas atau pekerjaan rumah. b. Kelas Jigsaw Dari hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes pada kelas Jigsaw maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Tabel 4.19 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 1 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Soal Set 1 DP 0,28 0,25 0,41 0,40 0,20 0,26 0,35 0,00 0,19 0,00 0,10 0,20 0,21 0,05 0,42 0,17 0,46 0,40
Keterangan Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Baik Jelek Baik Baik
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
111
19 20
0,25 0,00
Cukup Jelek
Dari hasil perhitungan daya pembeda pada set 1 kelas Jigsaw dapat diketahui bahwa (10%) termasuk kriteria daya pembeda baik, (45%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup dan (45%) termasuk kriteria daya pembeda jelek. Faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda adalah pengetahuan yang dimiliki siswa dan pengalaman belajar telah mendorong siswa dalam merekonstruksi pengetahuannya tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran ekonomi menjadi lebih lengkap. Tabel 4.20 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 2 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 2 DP 0,09 0,05 0,47 0,08 0,10 0,00 0,25 0,52 0,32 0,28 0,28 0,00 0,00 0,32 0,00 0,00 0,09 0,05 0,24 0,23
Keterangan Jelek Jelek Baik Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
112
Soal set 2 pada kelas Jigsaw dapat diketahui bahwa (10%) termasuk kriteria daya pembeda baik, (35%) termasuk kriteria cukup dan (55%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda jelek. Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat daya pembeda diantaranya adalah peningkatan pengetahuan siswa seiring dengan adanya proses pembelajaran. Siswa mampu mengingat kembali materi pelajaran karena adanya penguat ingatan atau tranformasi pengetahuan baik melalui pemberian tugas atau pekerjaan rumah. pengetahuan yang dimiliki siswa dan pengalaman belajar telah mendorong siswa dalam merekonstruksi pengetahuannya tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran ekonomi menjadi lebih lengkap. Tabel 4.21 Uji Tingkat Daya Pembeda Soal Set 3 Kelas Jigsaw No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Soal Set 3 DP 0,15 0,16 0,01 0,21 0,10 0,15 0,37 0,35 0,35 0,11 0,21 0,05 0,10 0,28 0,22 0,04 0,05 0,30 0,35 0,23
Keterangan Jelek Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
113
Soal set 3 kelas Jigsaw dapat diketahui (5%) termasuk kriteria daya pembeda baik sekali, (50%) termasuk kedalam kriteria daya pembeda cukup, dan (50%) daya pembeda jelek. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda diantaranya adalah peningkatan pengetahuan siswa seiring dengan adanya proses pembelajaran. Pengalaman belajar telah mendorong siswa dalam merekonstruksi pengetahuannya tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran ekonomi menjadi lebih lengkap. 4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.4.1 Aktivitas Belajar Kelas STAD (Student Team Achievement Division) Data hasil penelitian yang digunakan pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa. Berikut di bawah ini tabel aktivitas belajar siswa kelas STAD : Tabel 4.22 Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas STAD No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pertemuan 1 27 26 29 29 25 25 25 26 28 26 26 25 26 27 26
Pertemuan 2 32 29 36 29 30 27 27 27 27 26 27 27 27 27 27
Pertemuan 3 31 28 31 28 28 27 28 28 28 27 28 28 28 28 29
Jumlah 90 83 96 86 83 79 80 81 83 79 81 80 81 82 82
Rata-rata 30.00 27.67 32.00 28.67 27.67 26.33 26.67 27.00 27.67 26.33 27.00 26.67 27.00 27.33 27.33
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
114
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Jumlah Rata-rata
30 28 27 26 27 26 27 26 26 27 27 26 25 23 25 23 25 25 25 27 34 26 26 29 26 25 1083 26,41
32 27 27 27 26 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 26 26 26 25 24 31 32 29 27 28 29 1137 27,73
35 30 29 29 29 24 29 29 29 32 29 29 28 28 28 28 28 32 28 28 35 28 27 28 28 28 1180 28,79
97 85 83 82 82 77 83 82 82 86 83 82 80 78 80 77 79 83 78 79 100 86 82 84 82 82 3400 82,92
32.33 28.33 27.67 27.33 27.33 26.50 26.67 27.50 27.33 28.00 28.17 27.50 27.00 26.33 26.33 26.17 26.00 27.00 26.83 26.17 29.83 31.00 28.00 27.67 27.67 27.33 -
Dari data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor siswa dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-3. Perolehan skor rata-rata terendah terdapat pada pertemuan ke-1 yaitu sebesar 26,41. Perolehan skor rata-rata tertinggi terjadi pada pertemuan ke-3 yaitu sebesar 28,79. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ke-3 siswa sudah memahami bagaimana model pembelajaran yang
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
115
digunakan pada saat proses belajar mengajar. Berikut ini gambar grafik aktivitas belajar pertemuan 1 sampai pertemuan 3 : 1200 1180 1160 1140 1120 1100 1080 1060 1040 1020 Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Gambar 4.2 Peningkatan Aktivitas Belajar Kelas STAD Berikut tabel gambaran umum aktivitas belajar siswa kelas STAD : 1. SMI 2. Rata-rata ideal 3. Standar deviasi
= 45 = 22,5 = 7,5
Tabel 4.23 Gambaran Umum Aktivitas Belajar Kelas STAD Skala
Keterangan
Kriteria
Jumlah
Persentase
M+1,5 (SD) M+0,5 (SD) M-0,5 (SD) M-1,5 (SD)
>35 34-28 27-20 19-13 <12
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
2 26 13 0 0
4.9 63.4 31.7 0.0 0.0
Dari tabel 4.23 diatas dapat dilihat aktivitas belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi (4,9%), tinggi (63,4%) dan sedang (31,7%). Secara keseluruhan dapat di ambil kesimpulan aktivitas belajar paling banyak berada pada kategori tinggi. Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
116
Tabel 4.24 Statistik Data Gain Aktivitas Belajar Kelas STAD
Pertemuan 1 Pertemuan 3 Gain Ternormalisasi (N-Gain)
N 41 41
Nilai ideal Skorminimal Skormaksimal 45 23 34 45 24 35 0,04 0,09
Rata-rata 26,41 28,79 0,12
Dari tabel diatas dapat dilihat perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) aktivitas belajar siswa untuk kelas STAD sebesar 0,12. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun, peningkatannya termasuk dalam kategori rendah. 4.1.4.2 Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw Data hasil penelitian yang digunakan pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa. Berikut di bawah ini tabel aktivitas belajar siswa kelas Jigsaw : Tabel 4.25 Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas Jigsaw No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertemuan 1 25 29 24 28 25 25 25 25 24 25 25
Pertemuan 2 30 38 28 29 29 26 30 30 36 29 33
Pertemuan 3 28 31 28 33 28 25 28 28 28 28 28
Jumlah 83 98 80 90 82 76 83 83 88 82 86
Rata-rata 27.67 32.67 26.67 30.00 27.33 25.33 27.67 27.67 29.33 27.33 28.67
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
117
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Jumlah Rata-rata
25 25 23 25 25 25 25 25 26 25 25 23 24 25 25 26 26 25 31 26 25 25 25 23 25 20 23 24 25 27 1027 25,04
28 29 35 26 30 33 30 30 30 38 25 33 30 30 39 30 30 30 30 33 31 33 29 25 38 30 30 31 31 31 1266 30,88
28 28 25 28 29 29 29 29 29 29 29 29 31 31 29 33 33 31 31 29 28 29 31 29 30 28 32 30 31 33 1203 29,34
81 82 83 79 84 87 84 84 85 92 79 85 85 86 93 89 89 86 92 88 84 87 85 77 93 78 85 85 87 91 3496 85,26
27.00 27.33 27.67 26.33 28.00 29.00 28.00 28.00 28.33 30.67 26.33 28.33 28.33 28.67 31.00 29.67 29.67 28.67 30.67 29.33 28.00 29.00 28.33 25.67 31.00 26.00 28.33 28.33 29.00 30.33 -
Dari data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata siswa dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-3. Perolehan skor rata-rata terendah terdapat pada pertemuan ke-1 yaitu sebesar 25,04. Akan tetapi,
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
118
pada pertemuan ke-3 terjadi peningkatan yaitu 29,34. Berikut gambar grafik aktivitas belajar pertemuan 1 sampai pertemuan 3 :
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Gambar 4.3 Peningkatan Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw
Berikut tabel gambaran umum aktivitas belajar siswa kelas Jigsaw : 1. SMI 2. Rata-rata ideal 3. Standar deviasi
Skala M+1,5 (SD) M+0,5 (SD) M-0,5 (SD) M-1,5 (SD)
= 45 = 22,5 = 7,5
Tabel 4.26 Gambaran Umum Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw Keterangan Kriteria Jumlah Persentase >35 34-28 27-20 19-13 <12
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
0 37 4 0 0
0.0 90.2 9.8 0.0 0.0
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
119
Dari tabel 4.26 dapat dilihat aktivitas belajar siswa berada pada kategori tinggi (90,2%) dan sedang (9,8%). Secara keseluruhan dapat di ambil kesimpulan aktivitas belajar paling banyak berada pada kategori tinggi. Tabel 4.27 Statistik Data Gain Aktivitas Belajar Kelas Jigsaw N Nilai ideal Skorminimal Skormaksimal Rata-rata Pertemuan 1 41 45 23 31 25,04 Pertemuan 3 41 45 25 33 29,34 Gain Ternormalisasi 0,09 0,14 0,21 (N-Gain) Dari tabel diatas terlihat perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) aktivitas belajar siswa untuk kelas Jigsaw sebesar 0,21. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun, peningkatannya termasuk dalam kategori rendah.
4.1.4.3 Hasil Belajar Kelas STAD (Student Team Achievement Division) Data hasil belajar pada kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Berikut di bawah ini tabel nilai siswa kelas STAD : Tabel 4.28 Hasil Belajar Kelas STAD No. 1 2 3 4 5 6
Pertemuan 1 80 85 50 85 75 50
Pertemuan 2 70 70 85 70 75 45
Pertemuan 3 85 80 85 85 85 60
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
120
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Total Nilai Max Nilai Min Nilai Rata-rata
85 80 50 85 50 85 90 50 50 90 85 70 80 50 65 60 55 85 80 85 55 55 55 75 55 80 80 75 75 55 75 80 80 95 55 2900 95 50 70,73
45 85 50 45 70 70 85 45 95 50 50 40 50 85 45 45 45 85 45 85 45 90 50 45 40 70 50 45 65 65 50 70 50 50 45 2460 90 40 60
85 85 85 85 85 85 85 65 85 55 55 90 85 50 85 50 85 55 50 85 50 85 50 55 90 90 90 65 90 90 50 55 55 55 75 3015 90 50 73,54
Sumber : data olah MS excel
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
121
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan perolehan hasil belajar siswa. Pada pertemuan pertama perolehan total siswa sebesar 2515 dan pada pertemuan ke-3 naik hingga 3015. Hal ini dikarenakan pada pertemuan pertama pembelajaran masih menggunakan model konvensional dengan metode ceramah, sedangkan pada pertemuan ke-3 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada pertemuan ke-2 terjadi penurunan dikarenakan model baru diterapkan sehingga siswa belum memahami betul model yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Berikut gambar grafik rata-rata nilai post test pertemuan 1 sampai pertemuan 3 :
3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Gambar 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas STAD Berikut ini tabel gambaran umum hasil belajar siswa kelas STAD : a. SMI b. Rata-rata ideal c. Standar Deviasi
Skala
= 100 = 50 = 17
Tabel 4.29 Gambaran Umum Hasil Belajar Kelas STAD Keterangan Kriteria Jumlah Persentase
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
122
M+1,5 (SD) M+0,5 (SD) M-0,5 (SD) M-1,5 (SD)
>76 76-60 59-43 42-26 <25
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
24 4 13 0 0
58.5 9.8 31.7 0.0 0.0
Dari tabel 4.29 dapat dilihat hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi (58,5%), tinggi (9,8%) dan sedang (31,7%). Hasil belajar siswa secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 24 siswa. Tabel 4.30 Statistik Data Gain Hasil Belajar Kelas STAD N Nilai ideal Skorminimal Skormaksimal Rata-rata Pertemuan 1 41 100 50 95 70,73 Pertemuan 3 41 100 50 90 73,54 Gain Ternormalisasi -0,5 0,09 (N-Gain) Dari tabel diatas terlihat perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) hasil belajar siswa untuk kelas STAD sebesar 0,09. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, peningkatannya termasuk dalam kategori rendah.
4.1.4.4 Hasil Belajar Kelas Jigsaw Data hasil penelitian yang digunakan pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Berikut di bawah ini tabel nilai post test siswa kelas Jigsaw : Tabel 4.31 Hasil Belajar Kelas Jigsaw Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
123
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Total Nilai Max
Pertemuan 1 80 75 65 80 85 75 70 75 75 70 75 70 80 80 75 40 45 85 80 70 90 65 80 85 75 85 80 35 35 55 80 45 65 75 80 35 90 40 75 65 75 2860 90
Pertemuan 2 45 30 35 35 50 35 35 80 65 30 35 60 75 30 80 35 80 75 75 35 35 35 30 30 30 65 30 35 45 30 45 55 45 35 40 35 55 75 45 70 70 1955 80
Pertemuan 3 80 85 80 85 80 85 85 45 85 90 85 85 45 75 45 70 65 50 60 85 85 70 70 60 85 50 75 90 90 45 85 80 60 85 85 55 50 50 65 65 50 2915 90
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
124
Nilai Min Nilai Rata-rata
35 69,76
30 47,68
50 71,10
Sumber : data olah MS excel Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan perolehan hasil belajar siswa. Pada pertemuan pertama perolehan total siswa sebesar 2860 dan pada pertemuan ke-3 naik hingga 2915. Hal ini dikarenakan pada pertemuan pertama pembelajaran masih menggunakan model konvensional dengan metode ceramah, sedangkan pada pertemuan ke-3 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada pertemuan ke-2 terjadi penurunan dikarenakan model baru diterapkan sehingga siswa belum memahami betul model yang diterapkan dalam proses pembelajaran.
3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Gambar 4.5 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Jigsaw Berikut ini tabel gambaran umum hasil belajar siswa kelas Jigsaw : a. SMI b. Rata-rata ideal c. Standar Deviasi
= 100 = 50 = 17
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
125
Tabel 4.32 Gambaran Umum Hasil Belajar Kelas Jigsaw Skala
Keterangan
Kriteria
Jumlah
Persentase
M+1,5 (SD) M+0,5 (SD) M-0,5 (SD) M-1,5 (SD)
>76 76-60 59-43 42-26 <25
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
20 11 10 0 0
48.8 26.8 24.4 0.0 0.0
Berdasarkan tabel 4.32 dapat dilihat hasil belajar siswa kelas Jigsaw berada pada kategori sangat tinggi (48,8%), tinggi (26,8%) dan sedang (24,4%). Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar paling banyak berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 20 siswa.
Tabel 4.33 Statistik Data Gain Hasil Belajar Kelas Jigsaw
Pertemuan 1 Pertemuan 3 Gain Ternormalisasi (N-Gain)
N 41 41
Nilai ideal Skorminimal Skormaksimal 100 35 90 100 50 90 0,23 0
Rata-rata 67,76 71,10 0,04
Dari tabel diatas terlihat perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) hasil belajar siswa untuk kelas Jigsaw adalah sebesar 0,04. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, peningkatannya termasuk dalam kategori rendah.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
126
4.1.5 Hasil Uji Hipotesis Sebelum uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut : 4.1.5.1 Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor pretest dan post-test dari kelas STAD dan kelas Jigsaw berdistribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang diolah mengunakan SPSS 19.0. Kriteria pengujian adalah jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas Hasil Belajar Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk instrumen hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kolmogorov-Smirnov Test
N-Gain Stad 1
Normal a,b Parameters Most Extreme Differences Std. KolmogorovN Mean Deviation Absolute Positive Negative Smirnov Z 41 .2491 .15961 .088 .063 -.088 .560
N-Gain Stad 2
41
.2474
.16472
.137
.104
-.137
Asymp. Sig. (2tailed) .912
.880
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
127
.421
N-Gain Stad 3
41
.4697
.17132
.137
.137
-.093
.878
.423
N-Gain Jigsaw 1
41
.1699
.26052
.149
.109
-.149
.957
.319
N-Gain Jigsaw 2
41
.0144
.16395
.197
.107
-.197
1.259
.084
N-Gain Jigsaw 3
41
.1541
.21768
.142
.126
-.142
.909
.381
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari hasil uji normalitas menunjukkan semua gain atau selisih skor hasil belajar berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikasi >0,05.
b. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk instrumen aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.35 Hasil Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kolmogorov-Smirnov Test
Metode Stad Pertemuan 1 Metode Stad Pertemuan 2 Metode Stad Pertemuan 3 Metode Jigsaw Pertemuan 1 Metode Jigsaw Pertemuan 2 Metode Jigsaw Pertemuan 3
Normal a,b Parameters Most Extreme Differences Kolmogoro Asymp. Std. v-Smirnov Sig. (2N Mean Deviation Absolute Positive Negative Z tailed) 41 26.2927 2.05236 .170 .170 -.102 1.089 .187 41 28.0244 2.19645
.187
.187
-.130
1.200
.112
41 28.5366 2.45049
.129
.129
-.096
.825
.504
41 25.2439 1.81357
.168
.168
-.154
1.073
.199
41 30.9268 3.43795
.143
.143
-.092
.915
.373
41 29.4146 1.96183
.145
.145
-.138
.926
.357
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
128
Dari hasil uji normalitas menunjukkan semua skor aktivitas belajar berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikasi >0,05. 4.1.5.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor yang diperoleh dalam penelitian mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah jika level signifikasi > 0,05 maka data tersebut homogen. a. Uji Homogenitas Hasil Belajar Berikut ini hasil uji homogenitas dengan uji levence statistic : Tabel 4.36 Hasil Uji Homogenitas Hasil belajar
N-Gain Pertemuan 1 N-Gain Pertemuan 2 N-Gain Pertemuan 3
Levene Statistic 12.318 .290 1.911
df1
df2 1 1 1
Sig. 80 80 80
.001 .592 .171
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas diperoleh nilai levene statistic gain hasil belajar sebesar 12,318 untuk pertemuan 1, sebesar 0,290 untuk pertemuan 2, dan 1,911 untuk pertemuan ke 3 dan keseluruhan nilai levence statistic lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua skor gain hasil belajar homogen. b. Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Berikut ini hasil uji homogenitas dengan uji levence statistic dengan menggunakan SPSS 19 : Tabel 4.37 Hasil Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
129
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1.691 4.177 .382
1 1 1
80 80 80
.197 .044 .539
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas diperoleh nilai levene statistic skor aktivitas belajar pertemuan ke-1 sebesar 1,691, pertemuan ke-2 sebesar 4,177 dan pertemuan ke-3 sebesar 0,382, keseluruhan nilai levence statistic lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua skor aktivitas belajar homogen pada tingkat kepercayaan 95%.
4.1.5.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima. Dalam penelitian ini terdapat delapan hipotesis yaitu :
1. Uji Hipotesis Pertama Hipotesis yang pertama yaitu terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw sebelum perlakuan. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.38 : Tabel 4.38 Hasil hipotesis aktivitas belajar pertemuan 1
Pertemuan 1
kelas Stad Jigsaw
N 41 41
Mean 26.4146 25.0488
Std. Deviation Std. Error Mean 1.89705 .29627 1.68747 .26354 Pertemuan 1
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
130
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
Equal Equal variances variances not assumed assumed 1.691
F Sig.
.197
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval Lower of the Difference Upper
3.445 80 .001 1.36585 .39652 .57675 2.15495
3.445 78.928 .001 1.36585 .39652 .57659 2.15512
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 3.445 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung >
ttabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat
perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw sebelum perlakuan.
2. Uji Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw sebelum perlakuan. Tabel 4.39 Hipotesis hasil belajar pertemuan 1
N-Gain Pertemuan 1
Kelas 1.00 2.00
N 41 41
Mean .2491 .1699
Std. Deviation .15964 .26054
Std. Error Mean .02493 .04069
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
131
N-Gain Pertemuan 1
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
Equal variances not Equal variances assumed assumed 12.318
F Sig.
.001
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Lower Difference Upper
1.662 80 .101 .07929 .04772 -.01567 .17426
1.662 66.324 .101 .07929 .04772 -.01598 .17456
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 1.662 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung < ttabel, maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw sebelum perlakuan.
3. Uji Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yaitu terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw setelah perlakuan. Tabel 4.40 Hipotesis aktivitas belajar pertemuan 3 Pertemuan 3
kelas Stad
N 41
Mean 28.7805
Std. Deviation 1.96866
Std. Error Mean .30745
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
132
Tabel 4.40 Hipotesis aktivitas belajar pertemuan 3 Pertemuan 3
kelas Stad Jigsaw
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
N 41 41
Mean 28.7805 29.3415
Std. Deviation 1.96866 1.89222
Std. Error Mean .30745 .29551
Pertemuan 3 Equal Equal variances variances not assumed assumed .382 .539
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval Lower of the Difference Upper
1.315 80 .192 -.56098 .42645 -1.40963 .28768
1.315 79.875 .192 -.56098 .42645 -1.40965 .28770
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 1.315 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung < ttabel, maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw setelah perlakuan.
4. Uji Hipotesis Keempat
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
133
Hipotesis keempat yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw setelah perlakuan. Tabel 4.41 Hasil hipotesis hasil belajar pertemuan ke 3
N-Gain Pertemuan 3
Kelas 1.00 2.00
N 41 41
Mean .4698 .1541
Levene's Test for Equality of F Variances Sig. t-test for Equality of Means
Std. Deviation Std. Error Mean .17134 .02676 .21770 .03400 N-Gain Pertemuan 3 Equal variances Equal variances assumed not assumed 1.911 .171
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
7.295 80 .000 .31563 .04327 .22953 .40174
7.295 75.813 .000 .31563 .04327 .22946 .40181
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 7.295 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe jigsaw setelah perlakuan.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
134
5. Uji Hipotesis Kelima Hipotesis kelima yaitu terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebelum dan setelah perlakuan. Tabel 4.42 Hasil hipotesis aktivitas belajar pertemuan 1 dan 3 Metode Stad P1-P3
kelas Stad
Levene's Test for F Equality of Sig. Variances t-test for Equality t of Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
N 41
Mean 26.4146
Std. Deviation 1.89705
Std. Error Mean .29627
Metode Stad P1-P3 Equal variances Equal variances assumed not assumed .002 .967 5.541 80 .000 -2.36585 .42697 -3.21555 -1.51616
5.541 79.890 .000 -2.36585 .42697 -3.21557 -1.51614
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 5.541 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebelum dan setelah perlakuan.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
135
6. Uji Hipotesis Keenam Hipotesis keenam yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebelum dan setelah perlakuan. Tabel 4.43 Hasil hipotesis hasil belajar pertemuan 1 dan 3 N-Gain Metode Stad P1-P3
Kelas 1.00 2.00
Levene's Test for F Equality of Sig. Variances t-test for Equality t of Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
N 41 41
Mean .0410 .4698
Std. Deviation Std. Error Mean .05986 .00935 .17134 .02676
N-Gain Metode Stad P1-P3 Equal variances Equal variances assumed not assumed 23.128 .000 15.128 80 .000 -.42880 .02834 -.48521 -.37240
15.128 49.621 .000 -.42880 .02834 -.48575 -.37186
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 15.128 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebelum dan setelah perlakuan.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
136
7. Uji Hipotesis Ketujuh Hipotesis ketujuh yaitu terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw sebelum dan setelah perlakuan. Tabel 4.44 Hasil hipotesis aktivitas belajar pertemuan 1 dan 3 kelas jigsaw
Metode Jigsaw P1-P3
kelas Stad Jigsaw
Levene's Test for F Equality of Sig. Variances t-test for Equality t of Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
N 41 41
Mean 25.0488 29.3415
Std. Deviation 1.68747 1.89222
Std. Error Mean .26354 .29551
Metode Jigsaw P1-P3 Equal variances Equal variances assumed not assumed 3.918 .051 10.841 80 .000 -4.29268 .39596 -5.08066 -3.50470
10.841 78.973 .000 -4.29268 .39596 -5.08082 -3.50455
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 10.841 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw sebelum dan setelah perlakuan.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
137
8. Uji Hipotesis Kedelapan Hipotesis kedelapan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw sebelum dan setelah perlakuan. Tabel 4.45 Hasil uji hipotesis hasil belajar pertemuan 1 dan 3 kelas jigsaw N-Gain Metode Jigsaw P1-P3
Kelas 1.00 2.00
Levene's Test for F Equality of Sig. Variances t-test for Equality t of Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
N 41 41
Mean .1699 .1541
Std. Deviation Std. Error Mean .26054 .04069 .21770 .03400
N-Gain Metode Jigsaw P1-P3 Equal Equal variances variances not assumed assumed 2.655 .107 .297 80 .767 .01573 .05302 -.08979 .12125
.297 77.549 .767 .01573 .05302 -.08984 .12130
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil uji t sebesar 0,297 untuk dk = 80, diperoleh ttabel = 1,99. Karena thitung < ttabel, maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw sebelum dan setelah perlakuan.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
138
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cilegon kelas X semester 1 pada tahun ajaran 2012/2013, dengan menggunakan dua kelas penelitian dan keduanya diberikan perlakuan. Kelas pertama diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), sedangkan kelas kedua diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Pada kelas pertama yang dikenakan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, pertemuan pertama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Selanjutnya, pada pertemuan kedua dan ketiga pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Siswa dibagi ke dalam kelompok, dimana setiap kelompok berjumlah 56 orang. Kemudian, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan media karton dan siswa dari kelompok lain menanggapi kelompok yang presentasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan berani mengemukakan hasil diskusinya di depan siswa lainnya, serta meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar dengan memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik. Begitu pula, pada kelas kedua yang dikenakan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw, pertemuan pertama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Selanjutnya, pada pertemuan kedua dan ketiga pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
139
pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Siswa dibagi ke dalam kelompok dan masingmasing kelompok beranggotakan 7 orang. Dimana masing-masing siswa diberi tugas yang berbeda untuk kemudian bergabung dengan kelompok yang membahas materi yang sama (kelompok ahli). Setelah selesai diskusi dengan kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal dimana masing-masing siswa harus menjelaskan kepada anggota kelompoknya (kelompok asal) mengenai tugas atau materi yang dipelajari. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing anggota kelompok karena mereka harus bisa menjelaskan pada anggota kelompoknya mengenai materi yang dipelajari. Keterlibatan siswa dalam belajar akan meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap isi atau materi pelajaran. Selain itu, membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk melibatkan siswa dalam aktivitas belajar, maka penting menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. 4.2.1 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa antara Kelas STAD dan Jigsaw Sebelum Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai thitung (3.445) > ttabel (1,99) dengan nilai signifikasi 0,001 atau kurang dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw. Namun, perbedaannya rendah yaitu sebesar 0,07. Hal tersebut dikarenakan pada kedua kelas masih diberikan
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
140
metode pembelajaran yang sama pada saat proses pembelajaran yaitu menggunakan metode ceramah.
4.2.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Kelas STAD dan Jigsaw Sebelum Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai thitung (1,662) < ttabel (1.99) dengan nilai signifikasi 0,101 atau lebih dari 0,05. Artinya, tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw. Hal tersebut dikarenakan pada kedua kelas masih diberikan metode pembelajaran yang sama pada saat pembelajaran yaitu menggunakan metode ceramah. 4.2.3 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa antara Kelas STAD dan Jigsaw Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai thitung (1.315) < ttabel (1.99) dengan nilai signifikasi 0,192 lebih dari 0,05. Artinya, tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw. Hal tersebut dikarenakan pada kedua kelas saat proses pembelajaran sama-sama diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, akan tetapi berbeda tipe.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
141
4.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Kelas STAD dan Jigsaw Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai thitung (7.295) > ttabel (1,99) dengan nilai signifikasi 0,000. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw. Namun, perbedannya rendah yaitu sebesar 0,08. Hal tersebut dikarenakan pada kedua kelas saat proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, akan tetapi berbeda tipe. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw mengalami perbedaan hasil belajar. Selain itu, dapat dilihat juga dari perolehan nilai rata-rata di kedua kelas tersebut, untuk kelas STAD perolehan nilai rata-rata nya adalah sebesar 73,54 dan kelas Jigsaw sebesar 71,10. Perolehan nilai rata-rata tertinggi adalah kelas STAD. 4.2.5 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Kelas STAD Sebelum dan Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai thitung (5.541) > ttabel (1.99), dengan nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, pada kelas yang dikenakan perlakuan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran menggunakan
metode
ceramah
dengan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Hal ini menunjukkan, terdapat peningkatan Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
142
aktivitas belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Dengan perolehan skor gain ternormalisasi (N-Gain) sebesar 0,12. Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe STAD mengalami peningkatan. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD bisa meningkatkan aktivitas belajar siswa. 4.2.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kelas STAD Sebelum dan Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai thitung (15.128) > ttabel (1.99) dengan nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, pada kelas yang dikenakan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada saat pembelajaran
masih
menggunakan
metode
ceramah
dengan
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Hal ini menunjukkan, terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Dengan perolehan skor gain ternormalisasi (NGain) sebesar 0,09.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
143
4.2.7 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Kelas Jigsaw Sebelum dan Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai thitung (10.841) > ttabel (1.99) dengan nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, pada kelas yang dikenakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw, terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran masih menggunakan
metode
ceramah
dengan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Dengan perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) sebesar 0,21 dan termasuk ke dalam kategori rendah. Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw mengalami peningkatan. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw bisa meningkatkan aktivitas belajar siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 4.2.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Jigsaw Sebelum dan Setelah Perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai thitung (0,297) < ttabel (1.99) dengan nilai signifikasi 0,767 lebih dari 0,05. Artinya, pada kelas yang dikenakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw, tidak terdapat perbedaan hasil belajar Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
144
siswa pada saat pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Dengan perolehan gain ternormalisasi (N-Gain) sebesar 0,04.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas mengenai aktivitas belajar siswa, dapat disimpukan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Budiwati dan Permana (2010:87) cooperative learning memungkinkan siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak yang positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi siswa. Menurut Purwanto (2004:107) Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa terdiri dari faktor internal dan eksternal, faktor eksternal salah satunya adalah lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan segala unsur yang terlibat di dalamnya, seperti bagaimana guru menyampaikan materi, model pembelajaran, pergaulan dengan temannya. Ini dapat diartikan, salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah penggunaan model pembelajaran. Dari beberapa penjelasan diatas, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa melalui (N-Gain) siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
145
tipe Jigsaw. Pada kelas pertama yang diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan perolehan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kedua yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Jadi, penerapan model pembelajaran yang tepat untuk materi kebutuhan manusia dan kelangkaan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Menurut MD Dahlan dalam Budiwati dan Permana (2010:73) pemilihan model pembelajaran oleh guru dapat didasarkan atas bidang studi atau sejumlah model berdasarkan bidang studi masih dibenarkan, model pembelajaran yang dipilih seyogyanya
relevan dan mendukung tercapainya
tujuan pengajaran. Jadi,
pertimbangan utama pemilihan model ialah tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Dalam mempelajari ekonomi tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep ekonomi tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan ekonomi. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dan memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan berbagi pengalaman sehingga dapat juga meningkatkan hasil belajar. Selain itu, siswa di kelas yang dikenakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD lebih termotivasi dengan adanya penghargaan, sehingga dari hasil penelitian perolehan nilai rata-rata kelas STAD lebih baik dibandingkan dengan kelas Jigsaw.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
146
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe STAD berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi, perbedaan antara kedua kelas tersebut tidak terlalu mencolok. Peningkatan hasil belajar tersebut sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah (2005:106) yang mengatakan βFakor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya yaitu faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran serta materi-materi pelajaranβ. Artinya, salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah model pembelajaran. Dengan demikian peningkatan hasil belajar pada kedua kelas dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang sesuai. Dalam penelitian Yani Wiartiningsih (2012) peningkatan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang baik dan dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa, sehingga siswa lebih berperan aktif dan guru memiliki peran sebagai fasilitator yang baik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
147
Sedangkan, dalam penelitian Eva Oktavia Ratnaningsih (2007), dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa kelompok eksperimen setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sumarni Ni Ketut (2011), yang menjelaskan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar IPS. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Unsur-unsur dasar pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa
dalam
kelompoknya
haruslah
beranggapan
bahwa
mereka
sehidup
sepenanggungan bersama, siswa harus bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya dan siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Wahyuni Yulianti, 2012 Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
148